Makalah Luka Bakar

29
Learning Progress Report Problem Tuan burhanudin, 51 tahun KU: Sekujur tubuh tampak luka terbakar dan pasien tampak lemah 1. Apa pengaruh luka bakar terhadap keadaan pasien yang tampak lemah? 2. Apa penyebabnya pasien dengan luka bakar tampak lemah dan pucat? 3. Bagaimana cara menilai luka bakar yang diderita oleh tuan Burhanudin? 4. Bagaimana gambar kelainan luka nakar secara umum RPS: - Satu jam yang lalu terjadi kebakaran di ruang tempat tidur pasien - Pasien tampak lemah dan pucat, akral teraba dingin - Tuan burhanudin punya riwayat hipertensi 5. Apa yang menyebabkan akral dingin? 6. Bagaimana keadaan umum dari tubuh orang yang mengalami luka bakar? 7. Bagaimana respon tubuh pasien yang mengalami luka bakar? 8. Apakah ada pengaruh yang berhubungan antara riwayat hipertensi dengan luka bakar yang diderita? 9. Apakah bisa pembuluh darah menyebabkan rupturnya atau rusaknya pembuluh darah? 10. Apa saja yang dapat menyebabkan luka bakar? Page 2 11. Bagaimana mekanisme terjadinya sesak nafas pada pasien dengan luka bakar?

Transcript of Makalah Luka Bakar

Page 1: Makalah Luka Bakar

Learning Progress Report

Problem

Tuan burhanudin, 51 tahun

KU: Sekujur tubuh tampak luka terbakar dan pasien tampak lemah

1. Apa pengaruh luka bakar terhadap keadaan pasien yang tampak lemah?2. Apa penyebabnya pasien dengan luka bakar tampak lemah dan pucat?3. Bagaimana cara menilai luka bakar yang diderita oleh tuan Burhanudin?4. Bagaimana gambar kelainan luka nakar secara umum

RPS:

- Satu jam yang lalu terjadi kebakaran di ruang tempat tidur pasien- Pasien tampak lemah dan pucat, akral teraba dingin- Tuan burhanudin punya riwayat hipertensi

5. Apa yang menyebabkan akral dingin?6. Bagaimana keadaan umum dari tubuh orang yang mengalami luka bakar?7. Bagaimana respon tubuh pasien yang mengalami luka bakar?8. Apakah ada pengaruh yang berhubungan antara riwayat hipertensi dengan luka bakar

yang diderita?9. Apakah bisa pembuluh darah menyebabkan rupturnya atau rusaknya pembuluh darah?10. Apa saja yang dapat menyebabkan luka bakar?

Page 2

11. Bagaimana mekanisme terjadinya sesak nafas pada pasien dengan luka bakar?12. Kenapa pada pasien luka bakar bisa terjadi kegagalan sirkulasi?

Hipotesis

1. Shock hipovolemik, dehidrasi, ganguan pernafasan karena keracunan CO atau trauma inhalasi

2. Dehidrasi3. Berdasarkan umur dan sesuai dengan rumus 9, 10, 204. Makula eritema, vesikel/bula, erosi, edema, krusta5. Thermoregulasi yang terganggu, shock, vaskularisasi yang terganggu6. Bergantung dari luasnya permukaan yang terbakar7. Dijabarkan dalam mekanisme

Page 2: Makalah Luka Bakar

8. Mungkin iya karena dapat memperparah hipertensi9. Bergantung kedalamannya luka bakar mengenai lapisan dermis10. Suhu tinggi (api, benda panas, matahari), zat kimia (air keras) dan listrik

Hipotesis

- Luka bakar dengan dehidrasi dan trauma inhalasi- Dehidrasi- Inhalasi- Syok hipovolemik

Mekanisme

Nomor 7.

Kulit terkena luka bakar

Kerusakan jaringan kulit

Fungsi ekskresi terganggu

Penguapan cairan berlebih

Dehidrasi

Nomor 5.

Shock

Vasokonstriksi pembuluh darah perifer

Darah terfokus pada vital

Akral dingin

Page 3: Makalah Luka Bakar

More Info

1. Luka bakar berapa persen (%)2. Lokasi3. Kedalaman4. Px. Fisik

- Vital sign- Tampak umum- Tingkat kesadaran

5. Px. Laboratorium- Hb- Ht- Leukosit- Trombosit- AGD : Ph- PCO2

- PO2

- GDS

I don’t know and Learning Issues

1. Luka bakar- Definisi- Etiologi- Klasifikasi- Patofisiologi- Kriteria luka bakar dan rawat inap (mayor dan minor)- Bentuk-bentuk luka bakar- Komplikasi

2. Derajat penilaian luka bakar- Luas- Kedalaman zona luka bakar- TBSA

3. Kulit- Fisiologi dan hubungannya dengan luka bakar

Page 4: Makalah Luka Bakar

4. Histopatologi luka bakar5. Penyembuhan luka bakar6. Jenis-jenis luka

- Sirkumferensial7. Penatalaksanaan

- ATLS- Resusitasi cairan- Rehabilitasi- Tindakan bedah- Posisi perawatan luka

Page 5: Makalah Luka Bakar

Luka bakar

A.Definisi

merupakan ruda paksa yang disebakan oleh tehnis. Kerusakan yang terjadi pada penderita tidak

hanya mengenai kulit saja, tetapi juga organ lain. Penyebab ruda paksa tehnis ini berupa api, air,

panas, listrik, bahkan kimia radiasi, dll.

Luka bakar adalah suatu keadaan dimana integritas kulit atau mukosa terputus akibat trauma api,

air panas, uap metal, panas, zat kimia dan listrik atau radiasi.

Luka bakar adalah luka yang disebabkan kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, bahkan

kimia dan radiasi, juga sebab kontak dengan suhu rendah (frosh bite). (Mansjoer 2000 : 365)

B. Jenis – jenis lukaBerdasarkan tingkat kontaminasi luka

a. Luka Bersih (clean wound)

Luka bedah tak terinfeksi dimana luka tersebut tidak mengalami proses inflamasi. Luka

bersifat tertutup dengan persentasi kurang dari 1-5% terjadinya infeksi

b. Luka bersih terkontaminasi (clean-contaminated wound)

Luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan, genital dan perkemihan dalam

kondisis terkontrol. Kontaminasi tidak selalu terjadi hanya sekitar 3-11% dari luka.

c. Luka terkontaminasi (contaminated wound)

Jenis luka terbuka yang segar biasanya akibat kecelakaan dan operasi dengan luka besar.

Biasanya terdapat inflamasi nonpurulen. Persentasi kontaminasi sekitar 10-17%

d. Luka kotor atau terinfeksi (infected wound)

Terdapat mikroorganisme pada luka dan menyebabkan semakin besar terinfeksi

Page 6: Makalah Luka Bakar

Berdasarkan kedalaman dan luas luka

Stadium I : merupakan luka superfisial ( non-blanching erithema). Luka yang terjadi pada

lapisan epidermis kulit.

Stadium II : disebut juga luka “partial thickness”, hilangnya lapisan kulit pada lapisan

epidermis dan bagian atas dari dermis. Termasuk ke dalam luka superfisial yang

gejala klinisnya menunjukan adanya abrasi, lubang yang dangkal.

Stadium III : disebut juga luka “full thickness”, hilangnya lapisan kulit keseluruhan meliputi

kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah

tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Luka terjadi di sekitar lapisan

epidermis, dermis, fasia tetapi tidak mengenai otot.

Stadium IV : luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya

destruksi atau kerusakan yang luas.

Berdasarkan waktu penyembuhan luka

1. Luka akut

adalah jenis luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep fisiologi proses

penyembuhan

2. Luka kronis

Jenis luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan karena adanya faktor

eksogen dan endogen yang berpengaruh

Berdasarkan penyebab dari luka

a. Luka insisi (insed wound)

Luka yang terbentuk karena teriris oleh instrumen yang tajam. Contohnya adalah luka

akibat dari proses pembedahan

b. Luka memar (contusion wound)

Luka yang terbentuk akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikan oleh cedera

pada jaringan lunak dan pendarahan

c. Luka lecet (abroded wound)

Page 7: Makalah Luka Bakar

Luka yang terbentuk akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya bukan

merupakan benda tajam

d. Luka tusuk (puncture wound)

Luka yang terbentuk akibat adanya benda tajam yang masuk kedalam kulit dengan

diameter yang kecil

e. Luka gores (lacerated wound)

Luka yang terbentuk akibat tergores benda tajam seperto kawat atau kaca

f. Luka tembus ( penetrating wound)

Luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk dengan

diameter kecil tetapi pada bagian ujung biasanya luka akan melebar

g. Luka bakar (combusio)

Luka akibat paparan suhu tinggi yang extrem seperti matahari, api, listrik maupun bahan

kimia

C. Etiologi Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ketubuh. Panas tersebut

mungkin dipindankan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Berbagai faktor dapat

menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar juga dipengaruhi oleh cara dan lamanya

kontak dengan sumber panas (misal suhu benda yang membakar, jenis pakaian yang terbakar,

sumber panas : api, air panas dan minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi ruangan saat

terjadi kebakaran dan ruangan yang tertutup.

Faktor yang menjadi penyebab beratnya luka bakar antara lain :

1.    Keluasan luka bakar

2.    Kedalaman luka bakar

3.     Umur pasien

4.     Agen penyebab

5.    Fraktur atau luka – luka lain yang menyertai

6.    Penyakit yang dialami terdahulu seperti diabetes, jantung, ginjal, dll

7.     Obesitas

8.    Adanya trauma inhalasi

Page 8: Makalah Luka Bakar

D.Patofosiologi Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang

terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas tinggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak

sehingga dapat menjadi anemia. Mengingat permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan

bula dengan serta elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.

Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebakan kehilangan cairan tambahan karena penguapan

yang berlebihan, cairan masuk kebula yang terbentuk pada luka bakar derajat III dan pengeluaran

cairan dari keropeng luka bakar derajat III.

Akibat luka bakar, fungsi kulit yang hilang berakibat terjadi perubahan fisiologi. Diantaranya

adalah :

1.    Hilang daya lindung terhadap infeksi

2.    Cairan tubuh terbuang

3.    Hilang kemampuan mengendalikan suhu

4.     Kelenjat keringat dan uap

5.    Banyak kehilangan reseptor sensori

Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air, natrium,

klorida dan protein akan keluar dari sel dan menyebabkan terjadinya edema yang dapat berlanjut

pada keadaan hipovolemia dan hemo konsentrasi. Donna (1991) menyatakan bahwa kehilangan

cairan tubuh pada pasien luka bakar dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1.    Peningkatan mineralo kortikoid

a.    Retensi air, natrium dan klorida

b.    Ekskresi kalium

2.    Peningkatan permeabilitas pembuluh darah ; keluarnya elektrolit dan protein dari pembuluh

darah.

3.    Perbedaan tekan osmotik intra dan ekstrasel.

Kehilangan volume cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan elektolit tubuh yang

selanjutnya akan terlihat dari hasil laboratorium.

Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit tetapi juga mempengaruhi sistem

tubuh pasien. Seluruh sistem tubuh menunjukkan perubahan reaksi fisiologis sebagai respon

Page 9: Makalah Luka Bakar

kompensasi terhadap luka bakar, yang luas (mayor) tubuh tidak mampu lagi untuk

mengkompensasi sehingga timbul berbagai macam komplikasi

Burn shock (syok hipovolemik)

Burn shock atau shock luka bakar merupakan komplikasi yang sering dialami pasien dengan luka

bakar luas karena hipovolemik yang tidak segera diatasi.

Manifestasi sistemik tubuh terhadap kondisi ini (Burgess 1991) adalah berupa :

1.    Respon kardiovaskuler

Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler yang

mengakibatkan kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan yang diikuti dengan

penurunan curah jantung, hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan perfusi pada organ

mayor dan edema menyeluruh.

2.    Respon renalis

Dengan menurunnya volume intravaskuler, maka aliran plasma ke ginjal dan GFR (laju filtrasi

glomelular) mengakibatkan haluaran urine akan menurun. Jika resusitasi cairan untuk kebutuhan

intravaskuler tidak adekuat atau terlambat diberikan, maka akan memungkinkan terjadinnya

gagal ginjal akut. Dengan resusitasi cairan yang adekuat, maka cairan interstitial dapat ditarik

kembali ke intravaskuler dan akan terjadi fase diuresis.

3.    Respon gastro intestinal

Respon umum yang biasa terjadi pada pasien luka bakar >20% adalah penurunan aktifitas

gastrointestinal. Hal ini disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolenik dan neurologik serta

respon endokrin terhadap adanya perlukaan luas. Pemasangan NGT akan mencegah distensi

abdomen, muntah dan potensi aspirasi. Dengan resusitasi yang adekuat, aktifitas gastrointestinal

akan kembali normal pada 24 – 48 jam setelah luka bakar.

4.    Respon imunologi

a.    Respon barier mekanik

Kulit berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri yang penting dari organisme yang mungkin

masuk. Terjadi gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam

tubuh.

b.    Respon imun seluler

Page 10: Makalah Luka Bakar

E. Manisfestasi Klinis

Penilaian luka bakar dapat berdasarkan kedalaman luka bakar, luas luka bakar dan berdasarkan tingkat

keseriusan luka.

1. Berdasarkan kedalaman luka bakar

a. Derajat 1

Mengenai Epidermis

Gambaran : eritema, kulit kering

Gejala penyerta : Keluhan nyeri dan hipersensitivitas setempat.

Biasanya sembuh dlm wktu 5-7 hari / 5-10 hari

Contoh kasus : Tersengat matahari

b. Derajat 2

Kedalaman epidermis dan sebagian dermis tetapi masih ada elemen sehat yang tersisa

Gambaran : Terdapat gelembung atau bula berisi cairan atau eksudat yang keluar dari

pembuluh darah karena permeabilitas dindingnya meninggi.

Gejala penyerta : Nyeri

Dapat sembuh sendiri 2-3 minggu

c. Derajat 3

Meliputi seluruh kedalaman kulit dermis dan mungkin subkutis atau organ yang lebih

dalam.

Tidak ada lagi elemen epitel hidup yang tersisa, tidak memungkinkan penyembuhan

dari dasar luka

Gambaran : kulit tampak pucat abu-abu, gelap dan hitam, permukaan lebih rendah

dari jaringan sekitarnya yang masih sehat dan tidak ada bula

Gejala penyerta : tidak terasa nyeri

Page 11: Makalah Luka Bakar

**Derajat 2 dan 3 sedikit sulit dibedakan, sehingga perlu dilakukan uji tusuk jarum. Jika terasa sakit

berarti sensorisnya masih berfungsi mencoret derajat 3

KARAKTERISTIK DAN VARIASI DARI KEDALAMAN LUKA BAKAR

2. Penilaian berdasarkan luas luka bakar

Biasanya dinyatakan dalam persen (%) terhadap luas seluruh tubuh.

a. Untuk Dewasa

Berdasarkan rule of nine dari Wallace, yaitu :

Kepala dan leher 9 %

Ekstremitas atas 2x9% kiri dan kanan

Paha dan betis-kaki : 4x9 % kiri dan kanan

Dada, perut, punggung, bokong : 4x9%

Perineum dan genitalia : 1%

Rumus tersebut tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas relatif permukaan

kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Oleh karena

itu digunakan rumus lain.

Page 12: Makalah Luka Bakar

b. Untuk anak-anak

Menggunakan rumus 10-15-20 dari Lund dan Browder

Kepala dan leher 15 %, badan depan dan belakang masing-masing 20%, ekstremitas

kiri dan kanan masing-masing 20%, ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing

15%.

c. Untuk bayi

Rumus 10 untuk bayi

3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka

a. Luka bakar mayor

Luas luka bakar lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-

anak.

Luka bakar fullthickness lebih dari 20%

Page 13: Makalah Luka Bakar

Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki dan perineum.

Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan

luasnya luka.

Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.

b. Luka bakar moderat

Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.

Luka bakar fullthickness kurang dari 10%

Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki dan perineum.

c. Luka bakar minor

Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10%

pada anak-anak.

Luka bakar fullthickness kurang dari 2%

Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.

Luka tidak sirkumfer

Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik dan fraktur.

F. Penatalaksanaan I.    Penanganan keperawatan

a.    Penanganan awal ditempat kejadian

Tindakan yang dilakukan terhadap luka bakar :

Page 14: Makalah Luka Bakar

1.    Jauhkan korban dari sumber panas, jika penyebabnya api, jangan biarkan korban berlari,

anjurkan korban untuk berguling – guling atau bungkus tubuh korban dengan kain basah dan

pindahkan segera korban ke ruangan yang cukup berventilasi jika kejadian luka bakar berada

diruangan tertutup

2.    Buka pakaian dan perhiasan yang dikenakan korban

3.    Kaji kelancaran jalan nafas korban, beri bantuan pernafasan korbam dan oksigen bila

diperlukan

4.    Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih yang bersuhu 200C selama 15

– 20 menit segera setelah terjadinya luka bakar

5.    Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram korban dengan air sebanyak – banyaknya

untuk menghilangkan zat kimia dari tubuhnya

6.    Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman luka bakar serta cedera lain yang

menyertai luka bakar

7.    Segera bawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut

b.    Penanganan luka bakar di unit gawat darurat

Tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien pada 24 jam pettama yaitu :

1.    Penilaian keadaan umum pasien. Perhatikan A : Airway (jalan nafas), B : Breathing

(pernafasan), C : Circulation (sirkulasi)

2.    Penilaian luas dan kedalaman luka bakar

3.    Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara dan edema saluran pernafasan

4.    Kaji adanya faktor – faktor lain yang memperberat luka bakar seperti adanya fraktur, riwayat

penyakit sebelumnya (seperti diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dll)

5.    Pasang infus (IV line), jika luka bakar >20% derajat II / III biasanya dipasang CVP

(kolaborasi dengan dokter)

6.    Pasang kateter urin

7.    Pasang NGT jika diperlukan

8.    Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan

9.    Berikan suntikan ATS / toxoid

10.    Perawatan luka :

•    Cuci luka dengan cairan savlon 1% (savlon : NaCl = 1 : 100)

•    Biarkan lepuh utuh (jangan dipecah kecuali terdapat pada sendi yang mengganggu

Page 15: Makalah Luka Bakar

pergerakan

•    Selimuti pasien dengan selimut steril

11.    Pemberian obat – obatan (kolaborasi dokter)

•    Antasida H2 antagonis

•    Roborantia (vitamin C dan A)

•    Analgetik

•    Antibiotik

12.    Mobilisasi secara dini

13.    Pengaturan posisi

Keterangan :

•    Pada 8 jam I diberikan ½ dari kebutuhan cairan

•    Pada 8 jam II diberikan ¼ dari kebutuhan cairan

•    Pada 8 jam III diberikan sisanya

c.    Penanganan luka bakar di unit perawatan intensif

Hal yang perlu diperhatikan selama pasien dirawat di unit ini meliputi :

1.    Pantau keadaan pasien dan setting ventilator. Kaji apakah pasien mengadakan perlawanan

terhadap ventilator

2.    Observasi tanda – tanda vital; tekanan darah, nadi, pernafasan, setiap jam dan suhu setiap 4

jam

3.    Pantau nilai CVP

4.    Amati neurologis pasien (GCS)

5.    Pantau status hemodinamik

6.    Pantau haluaran urin (minimal 1ml/kg BB/jam)

7.    Auskultasi suara paru setiap pertukaran jaga

8.    Cek asalisa gas darah setipa hari atau bila diperlukan

9.    Pantau status oksigen

10.    Penghisapan lendir (suction) minimal setiap 2jam dan jika perlu

11.    Perawatan tiap 2jam (beri boraq gliserin)

12.    Perawatan mata dengan memberi salep atau tetes mata setiap 2jam

13.    Ganti posisi pasien setiap 3jam (perhatikan posisi yang benar bagi pasien)

14.    Fisoterapi dada

Page 16: Makalah Luka Bakar

15.    Perawatan daerah invasif seperti daerah pemasangan CVP, kateter dan tube setiap hari

16.    Ganti kateter dan NGT setiap minggu

17.    Observasi letak tube (ETT) setiap shift

18.    Observasi setiap aspirasi cairan lambung

19.    Periksa laboratorium darah : elektrolit, ureum/kreatinin, AGD, proteim (albumin), dan gula

darah (kolaborasi dokter)

20.    Perawatan luka bakar sesuai protokol rumah sakit

21.    Pemberian medikasi sesuai dengan petunjuk dokter

d.    Perawatan luka bakar di unit perawatan luka bakar

Terdapat dua jenis perawatan luka selama dirawat di bangsal yaitu :

1.    Perawatan terbuka

Yakni luka yang telah diberi obat topical dibiarkan terbuka tanpa balutan dan diberi pelindung

cradle bed. Biasanya juga dilakukan untuk daerah yang sulit dibalut seperti wajah, perineum, dan

lipat paha

Keuntungan :

•    Waktu yang dibutuhkan lebih singkat

•    Lebih praktis dan efisien

•    Bila terjadi infeksi mudah terdeteksi

Kerugian :

•    Pasien merasa kurang nyaman

•    Dari segi etika kurang

2.    Perawatan tertutup

Yakni penutupan luka dengan balutan kasa steril setelah dibeikan obat topical.

Keuntungan :

•    Luka tidak langsung berhubungan dengan udara ruangan (mengurangi kontaminasi)

•    Pasien merasa lebih nyaman

Kerugian :

•    Balutan sering membatasi gerakan pasien

•    Biaya perawatan bertambah

•    Butuh waktu perawatan lebih lama

•    Pasien merasa nyeri saat balutan dibuka

Page 17: Makalah Luka Bakar

Urutan prosedur tindakan perawatan luka pada pasien luka bakar antara lain :

1.    Cuci / bersihkan luka dengan cairan savlon 1% dan cukur rambut yang tumbuh pada daerah

luka bakar sperti pada wajah, aksila, pubis, dll

2.    Lakukan nekrotomi jaringan nekrosis

3.    Lakukan escharotomy jika luka bakar melingkar (circumferential) dan eschar menekan

pembuluh darah. Eskartomi dilakukan oleh dokter

4.    Bullae (lepuh) dibiarkan utuh sampai hari ke 5 post luka bakar, kecuali jika di daerah sendi /

pergerakan boleh dipecahkan dengan menggunakan spuit steril dan kemudian lakukan nekrotomi

5.    Mandikan pasien tiap hari jika mungkin

6.    Jika banyak pus, bersihkan dengan betadin sol 2%

7.    Perhatikan ekspresi wajah dan keadaan umum pasien selama merawat luka

8.    Bilas savlon 1% dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%

9.    Keringkan menggunakan kasa steril

10.    Beri salep silver sulfadiazine (SSD) setebal 0,5cm pada seluruh daerah luka bakar (kecuali

wajah hanya jika luka bakar dalam [derajat III] dan jika luka bakar pada wajah derajat I/II, beri

salep antibiotika)

11.    Tutup dengan kasa steril (perawatan tertutup atau biarkan terbuka (gunakan cradle bed)

e.    Terapi psikiater

Mengingat pasien dengan luka bakar mengalami masalah psikis maka perawat perlu bekerja

sama dengan psikiatri untuk membantu pasien mengatasi masalah psikisnya, namun bukan

berarti menggantikan peran perawat dalam memberikan support dan empati, sehingga

diharapkan pasien dapat dapat menerima keadaan dirinya dan dapat kembali kemasyarakat tanpa

perasaan terisolasi.

Hal lain yang perlu diingat bahwa sering kali pasien mengalami luka bakar karena upaya bunuh

diri atau mencelakakan dirinya sendiri dengan latar belakang gangguan mental atau depresi yang

dialaminya sehingga perlu terapi lebih lanjut oleh psikiatris.

f.    Terapi fisioterapis

Pasien luka bakar mengalami trauma bukan hanya secara fisik namun secara psikis juga. Pasien

juga mengalami nyeri yang hebat sehingga pasien tidak berani untuk menggerakkan anggota

tubuhnya terutama ynag mengalami luka bakar. Hal ini akan mengakibatkan berbagai komplikasi

terhadap pasien diantaranya yaitu terjadi kontraktur dan defisit fungsi tubuh.

Page 18: Makalah Luka Bakar

Untuk mencegah terjadinya kontraktur, deformitas dan kemunduran fungsi tubuh, perawat

memerlukan kerjasama dengan anggota tim kesehatan lain yaitu fisioterapis. Pasien luka bakar

akan mendapatkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan fisiknya. Dengan pemberian latihan

sedini mungkin dan pengaturan posisi yang sesuai dengan keadaan luka bakar, diharapkan

terjadinya kecacatan dapat dicegah atau dinminimalkan. Rehabilitasi dini dapat dilakukan sejak

pasien mengalami luka bakar. Hal yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan memberi

posisi.

g.    Terapi nutrisi

Ahli gizi diharapkan dapat membantu pasien dalam pemenuhan nutrisi yang tidak hanya

memenuhi kecukupan jumlah kalori, protein, lemak, dll tapi terutama juga dalam hal pemenuhan

makanan dan cara penyajian yang menarik karena hal ini akan sangat mempengaruhi nafsu

makan pasien. Dengan pemberian nutrisi yang kuat serta menu yang variatif, diharapkan pasien

dapat mengalami proses penyembuhan luka secara optimal.

Ahli gizi bertugas memberikan penyuluhan tentang gizi pada pasien dan dengan dukungan

perawat dan keluarga dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan intake nutrisinya maka

diharapkan kebutuhan nutrisi yang adekuat bagi pasien terpenuhi.

i.

3.    Penanganan medis

Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan pasien luka bakar antara lain terapi cairan dan

terapi obat – obatan topical.

a.    Pemberian cairan intravena

Tiga macam cairan diperlukan dalam kalkulasi kebutuhan pasien :

1.    Koloid termasuk plasma dan plasma expander seperti dextran

2.    Elektolit seperti NaCl, larutan ringer, larutan Hartman atau larutan tirode

3.    Larutan non elektrolit seperti glukosa 5%

Sebelum infus diberikan, luas dan dalamnya luka bakar harus ditentukan secara teliti. Kemudian

jumlah cairan infus yang akan diberikan dihitung. Ada beberapa cara untuk menghitung

kebutuhan cairan ini.

Pemberian cairan ada beberapa formula :

1.    Formula Baxter

Hanya memakai cairan RL dengan jumlah : % luas luka bakar x BB (kg) x 4cc diberikan ½ 8 jam

Page 19: Makalah Luka Bakar

I dan ½ nya 16 jam berikut untuk hari ke 2 tergantung keadaan.

2.    Formula Evans

•    Cairan yang diberikan adalah saline

•    Elektrolit dosis : 1cc x BB kg x % luka bakar

•    Koloid dosis : 1cc x Bb kg x % luka bakar

•    Glukosa :

-    Dewasa : 2000cc

-    Anak : 1000cc

3.    Formula Brook

•    Cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat

•    Elektrolit : 1,5cc x BB kg x % luka bakar

•    Koloid : 0,5cc x Bb kg x % luka bakar

•    Dektros :

-    Dewasa : 2000cc

-    Anak : 1000cc

4.    Formula farkland

•    Cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat

•    Elektrolit : 4cc x BB kg x % luka bakar

b.    Terapi obat – obatan topical

Ada berbagai jenis obat topical yang dapat digunakan pada pasien luka bakar antara lain :

1.    Mafenamid Acetate (sulfamylon)

Indikasi : Luka dengan kuman pathogen gram positif dan negatif, terapi pilihan untuk luka bakar

listrik dan pada telinga.

Keterangan : Berikan 1 – 2 kali per hari dengan sarung tangan steril, menimbulkan nyeri partial

thickness burn selama 30 menit, jangan dibalut karena dapat merngurangi efektifitas dan

menyebabkan macerasi.

2.    Silver Nitrat

Indikasi : Efektif sebagai spectrum luas pada luka pathogen dan infeksi candida, digunakan pada

pasien yang alergi sulfa atau tosix epidermal nekrolisis.

Keterangan : Berikan 0,5% balutan basah 2 – 3 kali per hari, yakinkan balutan tetap lembab

dengan membasahi setiap 2 jam.

Page 20: Makalah Luka Bakar

3.    Silver Sulfadiazine

Indikasi : Spektrum luas untukmicrobial pathogen ; gunakan dengan hati – hati pada pasien

dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.

Keterangan : Berikan 1 – 2 kali per hari dengan sarung steril, biarkan luka terbuka atau tertutup

dengan kasa steril.

4.    Povidone Iodine (Betadine)

Indikasi : Efektif terhadap kuman gram positif dan negatif, candida albican dan jamur.

Keterangan : Tersedia dalam bentuk solution, sabun dan salep, mudah digunakan dengan sarung

tangan steril, mempunyai kecenderungan untuk menjadi kerak dan menimbulkan nyeri, iritasi,

mengganggu pergerakan dan dapat menyebabkan asidosis metabolik.

Dengan pemberian obat – obatan topical secara tepat dan efektif, diharapkan dapat mengurangi

terjadinya infeksi luka dan mencegah sepsis yang seringkali masih menjadi penyebab kematian

pasien.

Histopatologi Luka Bakar

Pada luka bakar derajat pertama, Ciri dominan paling penting ialah terdapat vasodilatasi.

Edema pada lapisan epidermis dan lapisan dibawah epidermis mungkin progresif menjadi luka

bakar derajat kedua (luka bakar parsial superficial). Pada luka bakar derajat dua membentuk ciri

Page 21: Makalah Luka Bakar

lepuh berupa bula atau vesikel hal ini dikarenakan nekrosis epidermis dan pemisahan zona

lapisan epidermis dan dermis. Walaupun awalnya terjadi vasokontriksi biopsi menunjukan

vasodilatasi dan edema di dermis. Pada luka bakar derajat tiga, terjadi koagulasi jaringan

nekrosis pada epidermis dan dermis. Biasanya terbentuk bekas luka yang memiliki ciri adanya

kolagen hialinisasi dan ketidakberadaan struktur adnexal.