makalah lnjut usia

9
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertianlansia (lanjut usia) Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua: Menurut Bernice Neugarten(1968)James C. Chalhoun(1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Badan kesehatan dunia (WHO)menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : a. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, b. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, c. Lanjut usia tua (old) 75 - 90 tahun dan d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni : a. Kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia. b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas). c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai

description

makalah lansia

Transcript of makalah lnjut usia

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertianlansia (lanjut usia)Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian masa tua:Menurut Bernice Neugarten(1968)James C. Chalhoun(1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.Badan kesehatan dunia (WHO)menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : a. Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, b. Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, c. Lanjut usia tua (old) 75 - 90 tahun dan d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994).Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok yakni :a. Kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.b. Kelompok lansia (65 tahun ke atas).c. Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.[footnoteRef:2][1] [2: ]

B. Ciri - ciri masa lansiaMenurut Hurlock terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia, yaitu :o Usia lanjut merupakan periode kemunduran.o Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.o Menua membutuhkan perubahan peran.o Penyesuaian yang buruk pada lansia.C. Faktor-faktor yang menyebabkan menjadi tuaMenurut USDHEW menyatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan orang menjadi tua, yaitu:a. Faktor genetika.Gen dapat menetukan kerentanan seseorang terhadap penyakit tertentu, serta kemampuan seseorang dalam melawan hausnya berbagai alat tubuh dan pertanggung jawaban dalam menjalani kehidupan lainnya. Begitu juga dalam perkembangan usia dewasa akhir juga dipengaruhi faktor genetik.b. Faktor lingkungan fisikYang termasuk lingkungan fisik ialah:1. Keadaan alamDapat berupa temperatur, pukulan-pukulan keras, radiasi, unsur-unsur toxic akan mempengaruhi kesehatan seseorang dalam jangka waktu yang lama dan juga akan memberikan pengaruh pada kepuasan atau kebutuhan psikologis dan sosial.2. GiziSeseorang yang kekurangan gizi akan kekurangan pasokan energi sehingga lebih cepat sakit dan mati, sedangkan yang gizinya berlebihan juga akan menimbulkan penyakit seperti lemak yang berlebih dan menimbulkan penyakit seperti jantung.3. Perawatan medisBila kesehatan terpelihara dengan baik maka akan dapat mencegah penyakit dan mempngaruhi usia seseorang, artinya orang yang memelihara kesehatan umumnya tercegah dari penyakit dibandingkan yang tidak memelihara kesehatannya.c. Faktor latihan dan aktifitas fisik dalam hidup.Orang yang umurnya panjang umumnya mempunyai latihan fisik yang tertatur, gizi yang cukup, dan aktifitas hidup yang seimbang dengan kebutuhan beristirahat.d. Terhindar dari stressKesehatan dan kestabilan emosi dapat memperlambat penuaan. Ketegangan emosi akan mempengaruhi sistem sirkulasi darah dan hormon sehingga jantung dan hati kurang bekerja secara normal sehingga efisiensi tubuh akan terganggu.[footnoteRef:3][2] [3: ]

D. Perkembangan moral pada lansiaIstilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata moral yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebisaaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata etika, maka secara etimologis, kata etika sama dengan kata moral karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebisaaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata moral sama dengan kata etika, maka rumusan arti kata moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu etika dari bahasa Yunani dan moral dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik.Moralitas (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang moralitas suatu perbuatan, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.[footnoteRef:4][3] [4: ]

Perkembangan moral pada lansia itu pada umumnya dikatakan sebagai manusia yang bermoral karena mereka sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang burutk namun pada batasan-batasan tertentu selama lansia tersebut masih memiliki akal fikiran yang masih normal.E. Perkembangan agama pada lansiaSeiring dengan meningkatnya usia, orang pada masa dewasa lanjut tidak sulit mengikuti dogma-dogma agama dan melakukan kunjungan ke tempat ibadah (untuk beribadah, seperti ke mesjid), mengunjungi para ulama, dan orang-orang yang berbeda kepecayaan dengan sikap yang lebih lunak.Ketertarikannya terhadap agama sering dipusatkan pada masalah kematian yang menjadi sesuatu yang bersifat pribadi. Dan menurunnya kehadiran dan partisipasi dalam kegiatan di mesjid pada usia lanjut tidak ada minat adalah lebih sedikit daripada faktor-faktor lain seperti kesehatan yang memburuk, tidak ada transportasi, malu karena tidak mempunyai pakaian yang sesuai atau tidak mampu menyumbang uang, dan perasaan tidak dibutuhkan oleh anggota organisasi masjid yang lebih muda.Pada masa ini, perempuan lebih banyak berpartisipasi dalam kegiatan masjid daripada laki-laki karena kesempatan yang mereka berikan untuk hubungan sosial. (Hurlock,1980:402,409).Menurut Jalaluddin (1996), pada lansia kehidupan keagamaan justru telah mencapai kemantapan. Lansia telah dapat menerima pendapat keagamaan, tampak pengakuan terhadap realitas kehidupan akhirat, kebutuhan keagamaan mengarah pada kebutuhan saling cinta antara sesama manusia dan sifat-sifat luhur. Sejalan dengan pertambahan usia, ketakutan akan kematian berdampak pada peningkatan pembentukan sikap keagamaan serta mendekatkan lansia pada kehidupan dan penghayatan keagamaan.[footnoteRef:5][4] [5: ]

F. Sikap keberagamaan pada lansiaAdapun sikap keberagamaan pada usia lanjut justru mengalami peningkatan dan untuk proses seksual justru mengalami penurunan.Berbagai latar belakang yang menjadi penyebab kecenderungan sikap keagamaan pada manusia usia lanjut ,secara garis besar ciri-ciri keberagamaan di usia lanjut adalah:1. Kehidupan keagamaan pada usia lanjut sudah mencapai tingkat kemantapan 2. Meningkatnya kecenderungan untuk menerima pendapat keagamaan.3. Mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat secara lebih sungguh-sungguh.[footnoteRef:6][5] [6: ]

Secara garis besarnya ciri-ciri keberagamaan di usia lanjut adalah:1. Meningkatnya kecenderungan untuk menerima pendapat keagamaan2. Mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat secara lebih sungguh-sungguh3. Sikap keagamaan cenderung mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar sesama manusia, serta sifat-sifat luhur4. Timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat sejalan dengan pertambahan usia lanjutnya5. Perasaan takut kepada kematian ini berdampak pada peningkatan pembentukan sikap keagamaan dan kepercayaan terhadap adanya akhirat.[footnoteRef:7][6] [7: ]

G. Kematangan beragama pada lansiaKematangan atau kedewasaan seseorang dalam beragama bisaanya ditunjukkan dengan kesadaran dan keyakinan yang teguh karena menganggap benar akan agama yang dianutnya dan ia memerlukan agama dalam hidupnya.Pada dasarnya terdapat dua faktor yang menyebabkan adanya hambatan:1. Faktor diri sendiriFaktor dari dalam diri sendiri terbagi menjadi dua: kapasitas diri dan pengalaman. Kapasitas ini berupa kemampuan ilmiah (rasio) dalam menerima ajaran- ajaran itu telihat perbedaanya antara seseorang yang berkemampuan dan kurang berkemampuan. Bagi mereka yang mampu menerima dengan rasionya, akan menghayati dan kemudian mengemalkan ajaran- ajaran agama tersebut dengan baik, penuh keyakinan dan argumentatif, walaupun apa yang harus ia lakukan itu berbeda dengan tradisi yang mungkin sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat.Sedangkan faktor pengalaman, semakin luas pengalaman seseorang dalam bidang keagamaan, maka akan semakin mantap dan stabil dalam melakukan aktivitas keagamaan. Namun, bagi mereeka yang mempunyai pengalaman sedikit dan sempit, ia akan mengalami berbagai macam kesulitan dan akan selalu dihadapkan pada hambatan- hambatan untuk dapat mengerjakan ajaran agama secara mantap.2. faktor luarYang dimaksud dengan faktor luar, yaitu beberapa kondisi dan situasi lingkungan yang tidak banyak memberikan kesempatan untuk berkembang. Faktor- faktor tersebut antara lain tradisi agama atau pendidikan yang diterima.Berkaitan dengan sikap keberagamaan, William Starbuck sebagaimana dipaparkan kembali oleh William James, mengemukakan dua buah faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan seseorang, yaitu:A. Faktor intern, terdiri dari:1. TemperamenTingkah laku yang didasarkan pada temperamen tertentu memegang peranan penting dalam sikap beragama seseorang.2. Gangguan jiwaOrang yang menderita gangguan jiwa menunjukkan kelainan dalam sikap dan tingkah lakunya.3. Konflik dan keraguanKonflik dan keraguan ini dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap agama, seperti taat, fanatic, agnotis maupun ateis.4. Jauh dari tuhanOrang yang hidupnya jauh dari tuhan akan merasa dirinya lemah dan kehilangan pegangan hidup, terutama saat menghadapi musibah.B. Faktor ekstern yang mempengaruhi sikap keagamaan secara mendadak adalah:a) MusibahSeringkali musibah yang sangat serius dapat mengguncangkan seseorang, dan kegoncangan tersebut seringkali memunculkan kesadaran keberagamaannya. Mereka merasa mendapatkan peringatan dari tuhan.b) KejahatanMereka yang hidup dalam lembah hitam umumnya mengalami guncangan batin dan rasa berdosa. Perasaan tersebut mereka tutupi dengan perbuatan yang bersifat kompensatif, seperti melupakan sejenak dengan berfoya- foya dan sebagainya. Tidak jarang pula melakukan pelampiasan dengan tindakan brutal, pemarah dan sebagainya.H. Permasalahan keberagamaan pada lansiaPermasalahan pertama adalah penurunan kemampuan fisik hingga kekuatan fisik berkurang, aktifitas menurun, sering mengalami gangguan kesehatan yang menyebabkan mereka kehilangan semangat. Pengaruh dari semua itu, mereka yang berada dalam usia lanjut merasa dirinya sudah tidak berharga lagi, karena dari fisik dan tenaganya sudah berkurang sehingga tidak mampu lagi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bisaa mereka lakukan sewaktu usia dewasa.[footnoteRef:8][7] [8: ]

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanMasa lansia merupakan masa dimana seorang yang sudah berumur lebih dari 60 tahun, ada beberapa faktor yang menyebabkan orang menjadi tua yaitu salah satunya faktor genetik dan faktor lingkungan fisik dimana ia berada.Dari segi moral tentu orang lansia akan bersikap baik karena mereka sudah bisa membedeakan mana yang baik dan mana yang buruk, berdasarkan sebab akibat pengalamannya dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa. Begitu sama halnya dalam proses keberagamaan orang lansia akan menjadi lebih baik karena disebabkan oleh beberapa hal salah satunya yaitu dimana orang yang lansia mereka mulai mengakui akan takut adanya kematian yang akan menjemputnya sesuai dengan semakin bertambahnya usia.B. SaranSemoga dengan adanya pembahasan makalah tentang perkembangan moral dan keberagamaan pada lansia ini kita bisa memahami dan mengerti akan keberadaan orang-orang lansia yang dimana mereka tentu sangat perlu membutuhkan peran dari kita selaku sorang anaknya yang akan menjaganya. Dan mungkin bisa jadi pelajaran bagi kita di kelak nanti ketika kita sudah memasuki masa lansia

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock Elizabeth B., 1992. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan SepanjangRentan Kehidupan, Erlangga, Jakarta, Jalaludin, 2008. Psikologi Agama, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Desmita,2006. Psikologi Perkembangan. Bandung, Remaja Rosdakarya, http://nursing46.blogspot.com/2010/11/perkembangan-dewasa-lansia.html http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika-moral-dan-etiket/ http://thegreatmemory.wordpress.com/2010/06/17/perkembangan-keagamaan/ http://kauhumairah.blogspot.com/2011/02/keberagamaan-pada-masa-dewasa-dan-usia.html http://agil-asshofie.blogspot.com/2011/06/perkembangan-usia-lanjut.html http://shulizwanto08.wordpress.com/2010/01/12/psikologi-perkembangan-lansia/

[footnoteRef:9][1]http://shulizwanto08.wordpress.com/2010/01/12/psikologi-perkembangan-lansia/ [9: ]

[footnoteRef:10][2]http://nursing46.blogspot.com/2010/11/perkembangan-dewasa-lansia.html [10: ]

[footnoteRef:11][3]http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika-moral-dan-etiket/ [11: ]

[footnoteRef:12][4]http://thegreatmemory.wordpress.com/2010/06/17/perkembangan-keagamaan/ [12: ]

[footnoteRef:13][5]http://kauhumairah.blogspot.com/2011/02/keberagamaan-pada-masa-dewasa-dan-usia.html [13: ]

[footnoteRef:14][6]http://agil-asshofie.blogspot.com/2011/06/perkembangan-usia-lanjut.html [14: ]

[footnoteRef:15][7]http://agil-asshofie.blogspot.com/2011/06/perkembangan-usia-lanjut.html [15: ]