MAKALAH LARANGAN MEROKOK

14
MAKALAH PERATURAN DAERAH TENTANG LARANGAN MEROKOK Disusun oleh: Muhammad Padli Nim: 3143111031 JURUSAN PPKN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

description

tugas khusus untuk matakuliah umum universitas negeri medan.

Transcript of MAKALAH LARANGAN MEROKOK

Page 1: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

MAKALAH

PERATURAN DAERAH TENTANG LARANGAN

MEROKOK

Disusun oleh:

Muhammad Padli

Nim: 3143111031

JURUSAN PPKN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015

Page 2: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

DAFTAR ISIHalaman judul…………………………………………………………………………………......Kata pengantar…………………………………………………………………………………….

Daftar isiBABI:PENDAHULUAN………………………………………………………………………….BABII:ANALISIS DAN PEMBAHASAN………………………………………………………

BABIII:KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula shalawat dan salam terus mengalir kepada baginda Muhammad SAW, yang telah membawa alam ini dari kegelapan menuju kea lam yang terang benderang seperti sekarang ini. Dan dari zaman kebodohan hingga zaman modern.Makalah yang berjudulkan Pajak Pertambahan nilai, akhirnya terselesaikan dengan tepat waktu dan semoga dapat memberi manfaat bagi teman-teman sekalian. Saya menyadarai bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, saya berharap kritikan yang membangun untuk kemajuan makalah ini. Saya juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dam makhluk social yang tak dapat hidup sendiri tanpa masukan dari teman-teman.

Page 4: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

BAB I:

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Manusia  memiliki  berbagai  macam  kebiasaan.  Mulai  dari berolahraga, membaca,

menulis, mengarang,  dan  sebagainya. Diantara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu

kebiasaan manusia yang sangat  merugikan  bagi  kesehatan  mereka.Anehnya, kebiasaan yang

tidak baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok. Merokok

sendiri  bukanlah  hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita,meskipun yang melakukannya

adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah. Hal ini sangat memprihatinkan, karena

sebagaimana  kita ketahui bahwa di dalam rokok terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan

mengganggu kesehatan tubuh kita.

Merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing bagi bangsa ini.

Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain

pihak merokok jugadapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang

disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi

tubuh penghisapnya. Sebuah laporan yang dirilis World Health Organization (WHO) pada awal tahun

2008 memperkirakan bahwa 1 miliar orang di seluruh dunia akan meninggal akibat rokok apabila

pemerintah di berbagai negara tidak serius dalam mengatasi kondisi epidemik terhadap penggunaan

tembakau. Dalam kesempatan itu WHO juga merekomendasikan agar setiap negara melakukan enam

tindakan guna menekan angka perokok dan tindakan merokok di masing-masing

wilayahnya. Pertama, memperbaiki kualitas data penggunaan tembakau di wilayahnya. Kedua, meniru

pelarangan keberadaan tembakau seperti di Irlandia. Dimana mereka melarang seluruh keberadaan

tembakau ditempat kerja. Ketiga, mengintensifkan upaya untuk membujuk dan membimbing para

perokok untuk meninggalkan kebiasaan merokok. Sedangkan tiga tindakan lainnya mengenai upaya agar

para perokok tidak merokok di tempat umum. Namun rekomendasi yang paling ampuh yang ditawarkan

oleh WHO ialah agar setiap negara memberlakukan pajak yang sangat tinggi untuk tembakau hingga

sepuluh kali lipat.[1]

Menghirup asap rokok orang lain lebih berbahaya dibandingkan menghisap rokok sendiri.

Bahkan bahaya yang harus ditanggung perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif.

Setyo Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengatakan,

sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok,

sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di

Page 5: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

sekelilingnya. Tidak ada batas aman terhadap Asap Rokok Orang Lain sehingga sangat penting

untuk menerapkan 100% Kawasan Tanpa Asap Rokok untuk dapat menyelamatkan

kehidupan. [2]

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang, Sumatera Barat, menyepakati

pengesahan Rancangan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) menjadi

peraturan daerah pada hari Selasa 20 Desember 2011. Dalam peraturan ini Pemerintah ingin

melindungi masyarakat yang tidak merokok dari bahaya asap rokok. Peraturan Daerah KTR

yang telah disahkan harus disosialisasikan oleh Pemerintah Kota Padang selama satu tahun pada

masyarakat.

Ada tujuh kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan Tanpa Rokok di antaranya fasilitas

pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah,

angkutan umum, tempat kerja serta tempat umum lain Peraturan Daerah  KTR juga mengatur

sanksi administratif dan ketentuan pidana bagi yang melanggar. Denda yang dikenakan kepada

masyarakat yang merokok di KTR paling rendah Rp50 ribu setiap kali pelanggaran. Sedangkan

bagi pimpinan SKPD yang tidak melakukan pengawasan di daerah KTR dikenakan denda Rp10

juta.[3]

Peraturan Daerah tentang kawasan tanpa rokok merupakan langkah untuk melindungi

masyarakat dari ancaman perokok aktif sehingga budaya dan kebiasaan masyarakat tersebut

dalam hal ini kebiasaan merokok mempengaruhi terciptanya aturan tentang larangan merokok di

tempat umum dengan dibuatnya kawasan tanpa rokok

Page 6: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

BAB II:

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1.      Peraturan Yang Mengatur Tentang Larangan Merokok Ditempat Umum.

Sejak tahun 1999, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang

Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Indonesia telah memiliki peraturan untuk melarang orang

merokok di tempat-tempat yang ditetapkan. Peraturan Pemerintah tersebut, memasukkan

peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada bagian enam Pasal 22 – 25. Pasal 25 memberikan

kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok. Namun

peraturan tersebut belum menerapkan 100% Kawasan Bebas Asap Rokok karena masih

dibolehkan membuat ruang khusus untuk merokok dengan ventilasi udara di tempat umum dan

tempat kerja. Dengan adanya ruang untuk merokok, kebijakan kawasan tanpa rokok nyaris tanpa

resistensi. Pada kenyataannya, ruang merokok dan ventilasi udara kecuali mahal, kedua hal

tersebut secara ilmiah terbukti tidak efektif untuk melindungi perokok pasif, disamping rawan

manipulasi dengan dalih ”hak azasi bagi perokok”. [4]

Selanjutnya Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, juga

mencantumkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada Bagian Ketujuh Belas, Pengamanan Zat

Adiktif, Pasal 115 ayat ( 1 ) Kawasan tanpa rokok antara lain:

a. Fasilitas pelayanan kesehatan;

b. Tempat proses belajar mengajar;

c. Tempat anak bermain;

d. Tempat ibadah;

e. Angkutan umum; 

f. Tempat kerja; dan

g. Tempat umum dan tempat lain yang ditetapkan.

Lalu pada ayat ( 2 ) Pemerintah daerah wajib menetapkan kawasan tanpa  rokok di

wilayahnya. Sehingga menindak lanjuti pasal 25 Peraturan Pemerintah

Nomor19 Tahun 2003 tersebut beberapa pemerintah daerah telah mengeluarkan kebijakan

Kawasan Tanpa Rokok antara lain yaitu[5] :

1.      DKI Jakarta

Page 7: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

DKI Jakarta tidak mempunyai Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif.

Peraturan Kawasan Dilarang Merokok hanya tercantum dalam Peraturan Daerah (PERDA) No. 2

Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara untuk Udara Luar Ruangan. Yang ada

hanya Peraturan Gubernur (Per-Gub) Nomor 75 Tahun 2005 tentang Kawasan Dilarang

Merokok. DKI Jakarta belum menerapkan 100% Kawasan Tanpa Rokok karena dalam peraturan

tersebut masih menyediakan ruang untuk merokok.

2.      Kota Bogor          

Kota Bogor belum menerbitkan Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok secara

eksklusif. Pengaturan tertib Kawasan Tanpa Rokok tertuang dalam Peraturan Daerah No 8

Tahun 2006 tentang Ketertiban Umum, pasal 14 – 16. Kota Bogor juga belum menerapkan 100%

Kawasan Tanpa Rokok karena masih mencantumkan ruang untuk merokok.Kota Bogor

merencanakan akan menyusun Perda Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif.

3.      Kota Cirebon       

Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Cirebon berbentuk Surat Keputusan Walikota

No 27A/2006 tentang  Perlindungan Terhadap Masyarakat Bukan Perokok di Kota Cirebon.

Kota Cirebon merupakan kota pertama yang menerapkan 100% Kawasan Tanpa Rokok

yaitu tidak menyediakan ruang untuk merokok. Sayangnya peraturan tersebut belum berbentuk

Peraturan Daerah sehingga tidak ada sanksi dan tidak mengikat masyarakat.

4.      Kota Surabaya

Kota Surabaya merupakan kota pertama yang mempunyai Peraturan Daerah Kawasan

Tanpa Rokok secara ekskusif, yaitu Peraturan Daerah Kota Surabaya No. 5 Tahun 2008 tentang

Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok. Perda ini membagi 2 kawasan yaitu

Kawasan Tanpa Rokok yang menerapkan 100% Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas

Merokok yang menyediakan ruang khusus untuk merokok.

Untuk melaksanakan Perda No 5 Tahun 2008, Kota Surabaya juga telah membuat

Peraturan Walikota Surabaya No 25 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Perda Kota surabaya

Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok. Kawasan

Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok yang tercantum dalam Perda 5/2009 dirinci dan

dipertegas pada Perwali tersebut.

5.      Kota Palembang

Page 8: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

Kota Palembang merupakan Kota pertama di Indonesia yang memiliki Peraturan Daerah

Kawasan Tanpa Rokok secara eksklusif dan menerapkan 100% Kawasan Tanpa Rokok yaitu

tanpa menyediakan ruang merokok. Peraturan Daerah No. 07/2009 Tentang Kawasan Tanpa

Rokok Kota Palembang merupakan satu-satunya Perda Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia yang

sesuai dengan standard internasional yaitu 100% Kawasan Tanpa Rokok dengan tidak

menyediakan ruang untuk merokok.

6.      Kota Padang  Panjang

Kota Padang Panjang memiliki Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok yaitu  Peraturan

Daerah Kota Padang Panjang No 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan

Kawasan Tertib Rokok. Peraturan Daerah ini dirinci dan dipertegas dengan Peraturan Walikota

Padang Panjang No.10 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Padang

Panjang No. 8 Tahun 2009 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok dan Kawasan Tertib Rokok.

2.      Pengaruh Peraturan Larangan Merokok Ditempat Umum Terhadap Kebiasan Merokok.

Salah satu perilaku yang semakin hari semakin berdampak negatif bagi lingkungan

adalah merokok. Merokok merupakan sebuah perilaku yang tidak sehat, selain berbahaya bagi

diri sendiri terlebih lagi pada orang lain yang memiliki hak untuk menghirup udara yang bersih

dan terhindar dari segala bahan cemaran yang dikeluarkan oleh asap rokok orang lain.Dengan

arti kata setiap orang berhak mendapatkan hak untuk sehat dalam kehidupan.

Merokok di tempat umum, yang disini bermakna sebagai tempat atau sarana yang

diselenggarakan oleh pemerintah, swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi

masyarakat adalah melanggar hak orang lain untuk menikmati udara bersih dan menyebabkan

gangguan kesehatan pada orang yang tidak merokok.

Dalam membicarakan setiap masalah, misalnya mengenai masalah kesehatan, tidak akan

pernah lepas dari berbagai sistem hukum, yang dalam struktur hukumnya berarti menyangkut

tentang aparat atau kelembagaan yang bertanggungjawab atas terlaksananya berbagai kebijakan

tentang kesehatan, dalam substansi hukumnya berarti membicarakan tentang keberadaan aturan

hukum formil dan perundang-undangan yang mengatur tentang kebijakan tersebut, dan dalam

budaya hukumnya berarti bagaimana masyarakat memandang dan menjalani peraturan yang

telah ada tersebut. Jadi ketiga hal tersebut yang menjadi kerangka dan mendasari terlaksananya

berbagai sistem dalam tatanan berbangsa dan bermasyarakat, dalam berbagai masalah dan

rutinitas, termasuk pula pada berbagai hal yang menyangkut pada masalah kesehatan.[6]

Page 9: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

Dalam UUD 1945 hal tentang kesehatan diatur dalam Pasal 34 ayat (3) yaitu Negara

bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum

yang layak serta Pasal 28H ayat (1) yaitu Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan.

Namun dalam pelaksanaannya larangan merokok ditempat umum belumlah

memberikan  pengaruh yang besar kepada perokok yang masih senantiasa melakukan aktivitas

merokok ditempat umum atau tempat-tempat yang menurut aturan dilarang merokok, ini terjadi

karna berbagai faktor antara lain kurangnya sosialisasi dari pemerintah terhadap aturan larangan

merokok ditempat umum, sehingga pemerintah seolah-olah setengah hati dalam penerapan

aturan tersebut.

Selanjutnya kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk untuk tidak merokok    ditempat

umum atau kawasan tanpa rokok, ini disebabkan kebanyakan perokok tidak mempedulikan

resiko yang ditimbulkan oleh rokok, mereka menganggap bahwa merokok hanya merupakan

suatu kebiasaan sesaat untuk memperoleh kesenangan, ketenangan, bahkan meningkatkan

kreativitas. Perokok juga beranggapan bahwa merokok dapat dihentikan dengan segera sewaktu-

waktu kapanpun mereka ingin, meski dalam kenyataannya, ketergantungan terhadap kandungan

nikotin yang terdapat dalam sebatang rokok teramat sulit untuk dipulihkan. [7]

Hal ini semakin diperburuk oleh perilaku aparat yang belum bisa menjadikan dirinya

sebagai contoh, seperti misalnya pada Pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang sejak

diberlakukannya kawasan dilarang merokok di tujuh tempat, justru para aparat yang masih

banyak merokok di tempat kerja dan mempertontonkannya pada masyarakat. Dalam sebuah

survei yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Forum Warga Kota

Jakarta (Fakta) di 110 kantor pemerintahan baik pusat maupun daerah di Ibukota, didapati

sebanyak 36,9 persen pegawai di kantor pemerintahan itu melanggar kawasan dilarang merokok,

dan 32,1 persen petugas keamanan dan 31 persen pengunjung juga turut melanggar. Survey

tersebut juga mendapati pengunjung yang melanggar dengan alasan tidak ada sanksi mencapai

31 persen, sementara pegawai 49,2 persen, dan petugas keamanan 36 persen [8]

Page 10: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

BABIII:

KESIMPULAN DAN SARAN

C.    PENUTUP

1.      Kesimpulan

Pemberlakuan kawasan dilarang merokok hanyalah salah satu instrumen dalam

mengupayakan hak atas derajat kesehatan optimal dapat dirasakan oleh setiap orang kerena

perokok memiliki hak untuk merokok namun disisi lain masyarakat yang tidak merokok juga

tidak boleh terlanggar haknya untuk mendapatkan kesehatan yang dijamin oleh undang-undang.

Selain peraturan yang harus senantiasa ditinjau pelaksanaannya oleh setiap pihak yang

terkait, yang tidak kalah penting adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman akan dampak

merokok yang sesungguhnya, sehingga setiap orang dapat melindungi haknya sendiri dan hak

orang lain dari bahaya laten yang ditimbulkan oleh rokok atas kesadarannya sendiri, bukan hanya

karena adanya sanksi atau hukuman belaka.

Kebiasan merokok yang dilakukan oleh masyarakat merupakan fenomena yang berdampak

secara luas baik dari segi kesehatan maupun dari segi hukum yaitu terciptanya aturan-aturan

yang mengatur kebiasaan merokok tersebut, ini terlihat dengan adanya aturan mengenai larangan

merokok ditempat umum dan diciptakannya kawasan tanpa rokok sehingga secara sosiologi

hukum kebiasaan masyarakat mempengaruhi terciptanya aturan hukum yang berlaku ditengah-

tengah masyarakat.

2.      Saran

Besarnya dampak buruk yang ditimbulkan oleh tembakau, maka diharapkan seluruh daerah

dapat pula membuat peraturan dan kebijakan yang mengatur tentang tembakau dan produk-

produknya baik di tingkat propinsi maupun kabupaten / kota. Lalu hendaknya aparat pemerintah

sebagai pelaksana aturan larangan merokok ditempat umum dapat menjadi contoh dan suri

teladan yang baik dalam meerapkan aturan tersebut.

Page 11: MAKALAH LARANGAN MEROKOK

DAFTAR PUSTAKA

http://mandorkawat2009.wordpress.com/2009/09/22/merokok-salah-satu-unsur-pencemar-

lingkungan-membahayakan-kesehatan-manusia-2/).

http://magfirahamir.blogspot.com/2013/09/kawasan-tanpa-asap-rokok.html

http://eksposnews.com/view/2/29921/DPRD-Padang-Sahkan-Perda-Larangan-

Merokok.html#.Um6G_XCnrww diambil tanggal 28 Oktober 2013

        http://sanitationhealth.blogspot.com/2012/01/stake-holder-terhadap-area-bebas-asap.html

http://evenalexchandra.webs.com/apps/blog/categories/show/1552239-sosiologi-hukum

http://hendry-poetra.blogspot.com/2012/09/contoh-makalah-tentang-pengaruh-rokok.html