Makalah Landreform

download Makalah Landreform

of 14

Transcript of Makalah Landreform

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    1/14

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Banyaknya konflik-konflik pertanian yang seringkali merugikan masyarakat, mendorong

    perlunya dilakukan pembaruan agrarian dinegeri ini. Pembaruan Agraria akan berhasil jika

    pembaruan hukum agraria itu mengutamakan petani sebagai pilar utama pembangunan

    ekonomi nasional, dengan tidak mengabaikan kepentingan investor-investor dan pemodal-

    pemodal besar sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan.

    Mengapa harus petani?, sebab sebgaiamana dikatakan oleh Samuel Huntington,

    jika syarat-syarat penguasaan tanah itu adil, hingga memungkinkan petani hidup layak,

    kecil kemungkinannya akan terjadi revolusi. Sebaliknya, apabila tidak demikian dimana

    petani hidup miskin dan menderita, revolusi mungkin akan terjadi, kecuali jika

    pemerintah mengambil tindakan untuk memperbaiki keadaan itu. Tidak ada kelompok

    masyarakat yang lebih konservatif dari pada para petani pemilik tanah dan tidak ada pula

    kelompok yang lebih revolusioner dari pada mereka.

    Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan

    adalah dengan program landreform. Landreform dapat dipergunakan sebagai konsep

    dasar, baik untuk memenuhi beberapa langkah menuju kearah keadilan sosial maupun

    untuk mengatasi rintangan dalam rangka pembangunan ekonomi.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian Landreform?

    2.

    Apa prinsip dasar Landreform?3. Apa tujuan Landreform?

    4. Apa dasar hukum Landrefom?

    5. Apa saja program Landreform?

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    2/14

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Landreform

    Landrefom menurut Boedi Harsono meliputi perombakan mengenai pemilikan dan

    penguasaan tanah serta hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan dengan penguasaan

    tanah. Dalam literature lainLandreform berasal dari kata-kata dalam bahasa inggris, yaitu

    land dan reform. land artinya tanah, sedangkan reform artinya perubahan dasar.

    JadiLandreformadalah perombakan struktur pertanian lama dan membangun struktur

    pertanian yang baru. Selain landreform istilah lain yang digunakan adalahAgrarian Reform

    atau Reforma Agraria. Landreform menurut definisinya ada dua pengertian yakni dalam arti

    sempit dan arti luas, menurut Suardi Landreform dalam arti sempit adalah, menyangkut

    perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan-hubungan hukum

    yang bersangkutan dengan pengusahaan tanah. Selanjutnya ketentuan ini akan digunakan

    dalam cara yang lebih terbatas yang mengarah pada program pemerintah menuju pemerataan

    kembali pemilikan tanah. SedangkanLandreform dalam arti luas, yang dikenal dengan

    istilahAgrarian Reform atau panca program, terdiri dari:

    1.

    Perombakan hukum agrarian

    2. Penghapusan hak-hak asing dan konsesi-konsesi colonial atas tanah

    3.

    Mengakhiri penghisapan feodel

    4. Perubahan pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan hukum yang berkaitan dengan

    penguasaan tanah (Landreform dalam arti sempit)

    5.

    Perencanaan persediaan peruntukan dan pengunaan bumi, air dan kekayaan alam yang

    terkandung di dalamnya.

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    3/14

    B. Prinsip Dasar Landreform

    Sementara pemerintah melalui Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN)

    Kepala BPN RI juga menekankan empat prinsip di dalam menjalankankebijakan,

    program dan proses pengelolaan pertanahan di masa depan, (yaitu(Winoto dalam Napiri M

    et.al., 2006b):

    1. Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk meningkatkan kesejahteraanrakyat,

    penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangankemiskinan dan

    kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.( Pro sperity) .

    2. Pertanahan berkontribusi secara nyata dalam peningkatan tatanan kehidupan bersama

    yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,

    penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T). ( E quity).

    3. Pertanahan berkontribusi secara nyata untuk mewujudkan tatanan kepastianyang harus

    dijaga kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik

    dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem

    pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara di

    kemudian hari. ( Social Welfare).

    4. Pertanahan berkontribusi secara nyata bagi terciptanya keberlanjutan system

    kemsyarakatan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-

    luasnya pada generasi yang akan dating terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan

    masyarakat.

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    4/14

    C. Tujuan Landreform

    Tujuan Sosial Ekonomi:

    1. Mempertinggi keadaan sosial ekonomi rakyat dengan memperkuat hak milik serta memberi isi

    dan fungsi sosial pada hak milik.2. Mempertinggi produksi nasional khususnya sektor pertanian guna mempertinggi penghasilan

    dan taraf hidup rakyat.

    3. Mengakhiri system tuan tanah dan menghapuskan pemilikan tanah yang luas.

    4. Mengadakan pembagian yang adil atas sumber-sumber penghidupan rakyat tani berupa tanah

    dengan maksud agar ada pembagian hasil yang adil pula.

    Tujuan Sosial Politik:

    1. Tujuan Mental Psikologis :

    a. Meningkatkan kegairahan kerja bagi para petani penggarap dengan jalan

    memberikan kepastian hak mengenai pemilikan tanah

    b. .Memperbaiki hubungan kerja antara pemilik tanah dengan penggarapnya.

    Atas dasar tujuan itu maka sasaran yang akan dicapai adalah memberikan pengayoman kepada

    para petani penggarap dalam usaha memberikan kepastian hak dengan cara memberikan hak

    milik atas tanah yang telah digarapnya.

    D. Dasar Hukum Landreform

    Dasar Hukum yang menjadi landasan Land Reform adalah sebagai berikut:

    1. Pancasila

    Ketika kita berbicara tentang pancasila dan hubungannya dengan Land Reform maka

    sila yang paling dekat hubungannya adalah sila ke -5. Dimana Sila Ke-5 berbunyi :

    Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam sila tersebut yang harus digaris

    bawahi adalah Keadilan, dimana Bangsa Indonesia adalah penganut Falsafah pancasila maka

    tepat kiranya jika kita menerapkan asas Keadilan,dan keadilan sendiri bersifat Universal.

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    5/14

    2. Undang-Undang Dasar 1945

    Pada pembahasan khusus untuk hukum agraria disebutkan pada UUD 1945 pada

    pasal 33 ayat (3) yang berbunyi Bumi, Air dan kekayaan yang terkandung ddalamnya

    dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

    3. UUPA

    Ps 7, Ps 10, Ps 17.

    4. Beberapa ketentuan dalam pelaksanaan Land Reform, yaitu:

    a. Undang-undang No. 56 PP. Tahun 1960 tentang penerapan batas luas Tanah pertanian.

    b. Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 yang telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah

    No. 41 Tahun 1964 tentang pelaksanaan pembagian tanah dan pemberian Ganti Rugi.

    c.

    Undang-Undang No.2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil.d. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1960 yang diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 24

    Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

    Secara khusus tujuan LandReform diindonesia adalah sebagai berikut:

    E. Program Landreform

    Program-program landreformyang dilaksanakan meliputi

    Larangan Penguasan Tanah Melampaui Batas

    a. Penetapan Batas Maksimum dan Minimum

    Program pertama dari seperangkat programlandreform di Indonesia adalah larangan memiliki

    dan menguasai tanah pertanian yang malampaui batas. Dalam konseplandreform di Indonesia,

    larangan itu merupakan salah satu asas sebagaimana ketentuan yang tercantum dalam Pasal 7

    UUPA : untuk tidak merugikan kepentingan umum, maka pemilikan dan penguasan tana h

    yang melampaui batas tidak diperkenankan. Karena ketentuannya demikian, Pasal ini

    dinamakan Pasal anti tuan tanah.

    Substansi ketentuan Pasal 7 UUPA dirinci dan diatur lebih lanjut dalam ketentuan Pasal 17

    UUPA sebagai berikut :

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    6/14

    1) Dengan mengingat ketentuan dalam pasal 7 maka untuk mencapai tujuan yang dimaksud

    dalam pasal 2 ayat (3) diatur luas maksimum dan/atau minimum tanah yang boleh dipunyai

    dengan sesuatu hak tersebut dalam pasal 16 oleh satu keluarga atau badan hukum.

    2) Penetapan batas maksimum termaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan dengan peraturan

    perundangan didalam waktu yang singkat.

    3) Tanah-tanah yang merupakan kelebihan dari batas maksimum termaksud dalam ayat (2)

    pasal ini diambil oleh Pemerintah dengan ganti kerugian, untuk selanjutnya dibagikan kepada

    rakyat yang membutuhkan menurut ketentuanketentuan dalam Peraturan Pemerintah.

    4) Tercapainya batas minimum termaksud dalam ayat (1) pasal ini, yang akan ditetapkan

    dengan peraturan perundangan, dilaksanakan secara berangsur-angsur.

    Untuk melaksanakan penetapan batas maksimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

    UUPA, maka dikeluarkanlah UU No. 56 Tahun 1960 yang selanjutnya dikenal dengan sebutan

    Undang-undangLandreform Indonesia. Pada mulanya undang-undang ini berbentuk Peraturan

    Pemerintah (Perpu) pengganti Undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah pada tanggal

    29 Desember 1960, yang mulai berlaku pada tanggal 1 januari 1961. Undang-undang ini

    memuat tiga hal, yaitu :

    1.

    Penetapan luas maksimum pemiilikan dan penguasaan tanah pertanian.2. Penetapan luas maksimum pemiilikan tanah pertanian dan larangan melakukan perbuatan

    yang mengakibatkan pemecahan pemilikan tanah itu menjadi bagian-bagian yang terlampau

    kecil.

    3. Pengembalian dan penebusan tanah-tanah pertanian yang digadaikan.

    b. Rincian Isi Pembatasan Tanah

    Dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 7 dan Pasl 17 UUPA, Undang-undang No. 56

    Tahun 1960, maka dapat ditarik beberapa point sebagai berikut :

    a) Agar tidak merugikan kepentingan umum

    b) Larangan melampaui batas untuk semua hak

    c) Ukuran batas maksimum adalah keluarga atau badan hukum

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    7/14

    d) Pengambilan tanah kelebihan dengan ganti kerugian.

    e) Tanah kelebihan dibagikan kepada petani

    f) Pembatasan tanah pertanian dan tanah bangunan

    c. Pembedaan Tanah Pertanian dan Tanah Bangunan

    Batas maksimum pemilikan dan penggunaan tanah untuk membedakan antara tanah pertanian

    dan tanah bangunan (perumahan) biasanya tidak sulit. Tanah pertanian adalah semua tanah

    yang dimiliki orang selain untuk bangunan (perumahan). Termasuk tanah pertanian adalah

    tanah perkebunan, tambak untuk perikanan, tanah pengembalaan ternak, tanah belukar ladang

    dan hutan. Di samping itu, sering dibedakan pula antara tanah pertanian basah (sawah) dan

    tanah pertanian kering (lading).

    Berikut ini disajikan tabel batas maksimum pemilikan dan penguasaan tanah pertanian menurut

    kepadatan penduduk dan jenis tanah pertanian.

    Kepadatan

    Penduduk/km2 Kategori Kepadatan

    Luas Maksimum

    Tanah Basah Tanah Kering

    0 s.d 5051 s.d 250

    251 s.d 400

    400 s.d dst

    Tidak padatkurang padat

    cukup padat

    sangat padat

    15 hektar10 hektar

    7,5 hektar

    5 hektar

    20 hektar12 hektar

    9 hektar

    6 hektar

    Batas Minimum Pemilikan Tanah Pertaniana. Maksud Pembatasan

    Dalam Pasal 17 UUPA ditentukan bahwa dalam rangka mewujudkan cita-cita

    sebagaimanatercantum dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA, selain ditentukan penetapan luas

    maksimum pemilikan dan penguasaan tanah pertanian, juga dikehendaki agar ada pengaturan

    minimum penguasaan tanah pertanian oleh seseorang atau keluarga.

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    8/14

    b. Batas Minimum yang Ditetapkan

    Berdasarkan ketentuan Pasal 8 UU No. 56 Tahun 1960, penetapan batas minimum pemilikan

    dan penguasaan tanah pertanian seluas 2 (dua) hektar untuk tanah sawah atau tanah pertanian

    kering.

    c. Konsekuensi Pembatasan

    1) Ketentuan Pasal 9 Ayat (1) UU No. 56 Tahun 1960 mengatur bahwa seseorang atau

    keluarga yang memiliki tanah pertanian seluas 2 (dua) hektar atau kurang, tidak boleh

    mengalihkan tanahnya sebagian karena dengan demikian timbul pemilikan tanah pertanian

    yang luasnya kurang dari 2 (dua) hektar.

    2) Pasal 9 Ayat (2) UU No. 56 Tahun 1960 diatur apabila setelah berlakunya UU No. 56

    Tahun 1960 ada tanah yang dimiliki oleh dua orang atau lebih, maka dalam waktu satu tahun

    wajib menunjuk salah seorang diantaranya yang selanjutnya akan memiliki tanah itu, atau

    memindahkannya kepada pihak lain yang telah mempunyai tanah pertanian seluas 2 (dua)

    hektar, atau dengan menerima tanah itu, dia jadi mempunyai minimum 2 (dua) hektar.

    Redistribusi Tanah Pertanian

    a. Pengertian Redistribusi

    Menurut Erich Jacoby redistribusi tanah lebih dikenal dengan landreform. Redistribusi tanah

    adalah pembagian tanah-tanah yang dikuasai oleh negara dan telah ditegaskan menjadiobjek landreform yang diberikan kepada para petani penggarap yang telah memenuhi syarat

    dan ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961.

    b. Tahap Pelaksanaan Redistribusi

    Tahap kegiatan redistribusi meliputi :

    1) Persiapan

    2) Penyuluhan kepada calon penerima redistribusi

    3) Identifikasi objek (lokasi) dan subjek (peserta penerima redistribusi)

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    9/14

    4) Seleksi calon penerima redistribusi

    5) Pengukuran bidang-bidang tanah

    6) Membuat tugu poligon

    7) Pemetaan topografi dan penggunaan tanah

    8) Checking realokasi

    c. Organisasi pelaksanaan

    1) Panitia PertimbanganLandreform

    Panitia ini dibentuk di tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota. Tugas dari panitia ini adalah

    memberi saran dan pertimbangan mengenai segala yang ada kaitannya dengan

    pelaksanaan landreform. Anggota panitia ini terdiri dari unsure/wakil instansi pemerintah yang

    ada kitannya dengan pelaksanaan landreform di tambah wakil dari Himpunan Kerukunan Tani

    Indonesia (HKTI).

    2) PengadilanLandreform

    Untuk menyelesaikan perkara-perkara yang timbul sebagai akibat

    pelaksanaanlandreform maka dibentuklah PengadilanLandreformberdasarkan UU No 1

    Tahun 1964. Tetapi dalam perjalanannya, pengadilan ini tidak efektif. Berdasarkan UU No 7Tahun 1970 PengadilanLandreform resmi dihapuskan. Apabila terjadi sengketa yang

    berkenaan denganLandreform, maka penyelesaiannya dilakukan melalui :

    (a) Pengadilan Umum, berdasarkan UU No 14 Tahun 1970 apabila sengketa itu bersifat

    perdata atau pidana.

    (b) Aparat PelaksanaLandreform, apabila berkenaan dengan hal-hal administrasi.

    (c) Yayasan DanaLandreform

    Yayasan dana landreform merupakan badan otonom yang bertujuan untuk memperlancar

    pengurusan keuangan dalam rangka pelaksanaan landreform. Yayasan ini dibentuk

    berdasarkan Pasal 16 Peraturan Pemerintah No 224 tahun 1961 dan telah diambil alih oleh

    Departemen Keuangan sejak tahun 1984. Selanjutnya sumber keuangan

    yayasan landreform ini adalah :

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    10/14

    (a) Dana pemerintah

    (b) Pungutan 10% biaya administrasi dari harga tanah yang harus dibayar oleh petani yang

    menerima hak milik atas tanah redistribusi

    (c) Hasil sewa dan penjualan tanah dalam rangka pelaksanaan landreform.

    (d) Sumber lain yang sah yang menjadi wewenang Direktorat Agraria (sekarang kantor BPN).

    Tanah Absentee

    a. Pengertian Asentee

    Tanah absentee disebut juga dengan istilah tanah guntai, yaitu tanah pertanian yang terletak di

    luar kecamatan tempat tinggal pemiliknya. Pemilikan tanah secara absenteeini dilarang.

    Larangan tersebut berkaitan dengan berlakunya asas tanah pertanian harus dikerjakan sendiri

    secara aktif oleh pemiliknya. Asas ini dimuat dalam Pasal 10 UUPA.

    Pengertian mengerjakan sendiri secara aktif adalah bahwa mereka yang memiliki atau

    menguasai tanah pertanian tidak harus mengerjakan atau mengusahakan tanahnya dengan

    tenaganya sendiri, melainkan dapat meminta bantuan kepada buruh tani dengan memberi upah

    yang layak. mekanisme yang lain adalah dengan sewa-menyewa, gadai atau bagi hasil dengan

    pihak lain.

    b. Pengaturan Tanah Absentee

    Ketentuan-ketentuan yang mengatur tanahabsentee dapat dijumpai dalam Pasal 10 UUPA, PP

    No. 41 Tahun 1964, PP No. 4 Tahun 1977, Pertffaturan Menteri Dalam Negeri No. 15 Tahun

    1974. Tanah absentee dapat terjadi karena 2 (dua) hal, yaitu :

    1) Apabila seorang pemilik tanah pertanian meninggalkan kecamatan tempat tinggalnya di

    mana tanah pertaniannya itu terletak.

    2) Apabila pemilik tanah pertaniannya itu meninggal dunia, sedangkan ahli warisnya

    berdomisili di kecamatan lain.

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    11/14

    c. Kewajiban Pemilik Tanah Absentee

    1) Memindahkan kepemilikan tanah

    2) Pengajuan hak baru

    Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Ayat (5) dan (6) PP No. 224 Tahun 1961, tanah-

    tanahabsentee itu diambil oleh pemerintah untuk selanjutnya dibagikan (diredistribusikan)

    kepada para petani, dan kepada pemiliknya diberikan ganti kerugian.

    Konsolidasi Tanah

    a. Pengertian Konsolidasi Tanah

    Konsolidasi tanah adalah kebijaksanaan pertanahan mengenai penataan kembali penguasaan

    dan pengguunaan tanah serta usaha pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan yang

    bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup/pemeliharaan sumber daya alam, dengan

    melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung.

    Ada 3 (tiga) hal yang yang perlu penekanan dalam pelaksanaan konsolidasi tanah :

    1) Objek, yakni terutama mengenai pemilihan lokasi

    2) Subjek, yaitu para pemilik tanah yang perlu di ajak bicara dan musyawarah.

    3) Pengaturan yang tepat mengenai STUP (Sumbangan Tanah untuk Pembangunan) secara

    proposional.

    b. Dasar Hukum Pelaksanaan Konsolidasi Tanah

    1) UUPA Pasal 2 Ayat (2)

    2) UU No 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.

    3) Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 Pelaksanaan Pembagian Tanah dan

    Pemberian Ganti Rugi

    4) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 4 Tahun 1992 tentang Konsolidasi

    Tanah.

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    12/14

    c. Jenis Konsolidasi Tanah

    1) Konsolidasi Tanah Perkotaan adalah penataan kembali bidang-bidang tanah dalam

    kawasan pemukiman atau yang direncanakan untuk pemukiman sehingga menjadi teratur dan

    tertib.

    2) Konsolidasi Tanah Pedesaan adalah penataan kembali tanah pertanian menjadi teratur

    sehingga dapat meningkatkan efisiensi dalam penguasaan dan penggunaan tanahnya.

    d. Fungsi Konsolidasi Tanah

    1) Membantu Kepala Daerah dalam rangka pembangunan daerah sesuai Rencana Umum

    Tata Ruang.

    2) Mengatur penguasaan atas tanah, baik bentuk, letak dan ukuran bidang-bidang tanah

    maupun struktur hubungan hukum antara pemilik dan tanahnya.

    3) Menyerasikan penggunaan tanah dengan Rencana Tata Ruang/Tata Guna Tanah.

    4) Menyediakan tanah untuk kepentingan pembangunan pada umumnya.

    5) Aspek peningkatan kualitas lingkungan hidup atau konservasi SD.

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    13/14

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Setelah penjelasan diatas dapat disumpalkan bahwa Indonesia

    membutuhkan Landreform sebagai salah satu upaya untuk mensejahterakan

    masyarakat Indonesia pada umumnya dan petani pada khususnya.

  • 8/10/2019 Makalah Landreform

    14/14

    MAKALAH HUKUM AGRARIA

    PENJELASAN MENGENAI LANDREFORM DI INDONESIA

    NAMA ANGGOTA :

    1.Annisa Nur Rahmati 14/364972/TK/41876

    2.Aris Makasau 14/364069/TK/41874

    3.Diah Pratiwi 14/364074/TK/41878

    4.Ema Trisna Dani 14/364065/TK/41870

    5.Fajar Andi Sugianto 14/364043/TK/41860

    6.Luthfia Rachmatika Noeris 14/364067/TK/41872

    7.Nur Khalis Rahili 14/364045/TK/41862

    8.Regina Egar F. S. 14/364047/TK/41864

    9.Wiby Setya Permana 14/364076/TK/41880