MAKALAH KLIRING

13
MAKALAH “WARKAT KLIRING” Nama : Neni Wijayanti Kelas : X Perbankan SMK PI S!P"TIH MATARAM LAMP"NG T!NGAH TP# $%&$'$%&( i

description

bebas

Transcript of MAKALAH KLIRING

MAKALAHWARKAT KLIRING

Nama : Neni WijayantiKelas : X Perbankan

SMK YPI SEPUTIH MATARAMLAMPUNG TENGAHTP. 2012/2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul WRKAT KLIRING, yang bisa selesai tepat pada waktunya.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya sema pihak yang ikut membantu dan khususnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.Wassalamualaikum Wr.Wb.

Seputih Mataram, Januari 2013

Penulis,DAFTAR ISI

JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang11.2. Rumusan Masalah11.3. Tujuan Penulisan21.4. Metode Penulisan2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kliring dan Wakat Kliring3

2.2. Jenis-Jenis Warkat Kliring52.3. Warkat yang Bukan Kliring6

BAB III PENUT3.1. Simpulanaran7

DAFTAR PUSTAKABAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangKebutuhan masyarakat akan kecepatan, kehandalan, dan keamanan dalam bertransaksi semakin meningkat seiring dengan globalisasi perekonomian dunia. Para pelaku usaha tentunya menginginkan agar kegiatan usahanya dapat terus berputar dan kecepatan pembayaran atau transaksi dapat menunjang kegiatan usaha tersebut. Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran, menyadari keperluan masyarakat sehingga Bank Indonesia berusaha untuk memperlancar kegiatan sistem pembayaran di Indonesia. Salah satu mekanisme dalam sistem pembayaran adalah kliring, yaitu pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

a. Pengertian Kliring dan Warkat Kliring

b. Jenis-jenis Warkat Kliring

c. Mengetahui warkat yang bukan Kliring1.3. Tujuan PenulisanBerdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah mengemukakan pengertian, jenis, syarat, dan mekanisme warkat kliring sebagai salah satu fasilitas perbankan.1.4. Metode PenulisanDalam proses pembuatan penulisan ini kami menggunakan metode pencarian melalui internet.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kliring dan Warkat Kliring2.1.1 Pengertian Kliring

Kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank baik atas nama Bank maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Peserta kliring ada 2 macam yaitu peserta langsung dan peserta tidak langsung.

1) Peserta langsungyaitu bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan warkat atau notanya secara langsung dengan BI atau melalui PT Trans Warkat sebagai perangkat dengan BI. Contoh: Bank Retail, Bank Devisa.

2) Peserta tidak langsungyaitu bank-bank yang belum terdaftar sebagai peserta kliring akan tetapi mengikuti kegiatan kliring melalui bank yang telah terdaftar sebagai peserta kliring. Contoh BPR.

2.1.2 Pengertian Warkat KliringWarkat kliring adalah alat atau sarana yang dipakai dalam lalu lintas pembayaran giral yang diperhitungkan dalam kliring dan biasanya terdiri atas cek, biyet giro, surat bukti penerimaan transfer dari luar kota (kiriman uang), wesel bank untuk transfer atau wesel unjuk, nota debet atau kredit dan jenis-jenis warkat lain yang telah disetujui penyelenggara.Adalah alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti:a. CekCek adalah surat yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) meliputi cek dividen, cek perjalanan, cek cinderamata, dan jenis cek lainnya yang penggunaannya dalam kliring disetujui oleh Bank Indonesia.

b. Bilyet GiroBilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya termasuk Bilyet Giro Bank Indonesia.

c. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT) adalah wesel sebagaimana diatur dalam KUHD yang diterbitkan oleh bank khusus untuk sarana transfer.

d. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT) adalah surat bukti penerimaan transfer dari luar kota yang dapat ditagihkan kepada bank peserta penerima dana transfer melalui kliring lokal.

e. Warkat DebetWarkat Debet adalah warkat yang digunakan untuk menagih dana pada bank lain untuk untung bank atau nasabah bank yang menyampaikan warkat tersebut. Warkat debet yang dikliringkan hendaknya telah diperjanjikan dan dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh bank yang menyampaikan warkat debet kepada bank yang akan menerima warkat debet tersebut.

f. Warkat KreditWarkat Kredit adalah warkat yang digunakan untuk menyampaikan dana pada bank lain untuk untung bank ata nasabah bank yang menerima warkat tersebut.Syarat-syarat warkat yang dapat dikliringkan: Ber valuta Rupiah Bernilai nominal penuh Telah jatuh tempo pada saat dikliringkan dan Telah dibubuhi cap kliring2.2. Jenis Jenis Warkat Kliringa. Warkat debet keluarWarkat bank lain yang disetorkan oleh nasabah sendiri untuk keuntungan rekening nasabah yang bersangkutan.Contoh:Ndari nasabah bank Permata Semarang menerima pembayaran dari Sigit nasasbah bank Niaga Semarang berupa cek. Cek tersebut disetorkan oleh Ndari ke bank Permata, maka cek tersebut dapat dikatakan sebagai warkat debet keluar.b. Warkat debet masukWarkat yang diterima oleh suatu bank dari bank lain melalui B I atas warkat atau cek bank sendiri yang ditarik oleh nasabah sendiri dan atas beban nasabah yang bersangkutan.Contoh:

Bila bank Permata Semarang menerima cek dari bank Niaga Semarang atas cek yang telah ditarik Andi nasabah sendiri, maka cek tersebut merupakan warkat debet masuk bagi bank Permata.c. Warkat kredit keluarWarkat dari nasabah sendiri untuk disetorkan kepada nasabah bank lain pada bank lain. Bank yang menyerahkan warkat tersebut akan mengkreditkan rekening giro BI dan mendebet giro nasabah.

d. Warkat kredit masukWarkat yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan rekening nasabah bank tersebut. Bank yang menerima warkat tersebut akan mendebit rekening giro B I dan mengkredit giro nasabah.

2.3. Warkat yang Bukan KliringWarkat yang bukan kliring antara lain adalah: Warkat-warkat yang belum memenuhi syarat-syarat warkat kliring. Penyetor warkat kepada penyelenggara untuk keperluan penyelesaian saldo negatif atau saldo debet. Penyetoran warkat kepada penyelenggara untuk pelaksanaan transfer dalam rangka pelimpahan likuidasi dari suatu peserta kepada kantor-kantor cabangnya yang lain. Penyetoran-penyetoran lain yang ditetapkan B I berdasarkan kebutuhanBAB IIIPENUTUP3.1. SimpulanSimpulan yang dapat diambil dari makalah seputar kliring ini adalah sebagai berikut:a. Kliring merupakan perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan memperlancar lalulintas pembayaran giral.

b. Proses penyelesaian warkat-warkat kliring di lembaga kliring diantaranya kliring keluar, kliring masuk, dan pengembalian kliring. Dari kliring keluar, kliring masuk, dan pengembalian kliring maka akan mucul istilah-istilah seperti postdated cheque, cross clearing, call money, dan tolakan kliring. c. Jenis-jenis warkat kliring yaitu warkat debet keluar,warkat debet masuk, warkat kredit keluar, dan warkat kredit masuk3.2. SaranSaran yang dapat diberikan dari makalah seputar kliring ini adalah untuk menjaga timbulnya negative mismatch maka setiap bank sebaiknya mencadangkan dana lebih dari Giro Wajib Minimum yaitu lebih besar dari 8%. Hal itu dilakukan agar jika bank mengalami kalah kliring, maka bank masih dapat melakukan kegiatan kliring. Sesuai dengan konsekuensi jika bank mengalami kekalahan kliring terus menerus, maka bank terancam dilikuidasi oleh Bank Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Hermana, Budi dan Margianti, E.S. 2011. Manajemen Dana Bank Prinsip dan Regulasi di Indonesia. Diakses melalui www.google.com http://http://www.bi.go.id http://www.wikipedia.org http://oniiomad.wordpress.com/2010/12/21/akuntansi-kliring/iii