Makalah Kim-Or Kelompok 4

download Makalah Kim-Or Kelompok 4

of 8

Transcript of Makalah Kim-Or Kelompok 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iodium adalah salah satu zat bakterisit terkuat (sudah efektif pada kadar 2- 4 mcg/ml air = 2- 4 ppm), dengan daya kerja cepat. Hampir semua kuman patogen, termasuk fungi dan virus, dimatikan olehnya. Begitu pula spora, walaupun diperlukan waktu lebih lama : larutan 2% memerlukan waktu 2-3 jam. Iod merupakan antiseptikum yang sangat efektif untuk kulit utuh, maka sebagai tingtur iod banyak digunakan untuk desinfeksi kulit sebelum injeksi atau pembedahan, juga untuk mengobati infeksi karena fungi (derato mikosis) (Tjay & Kirana, 2007). Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida menghasilkan (NaOH dan KOH) sehingga Iodoform Iodoform. Pembuatan

serupa dengan pembuatan kloroform, karena merupakan analog iodinnya. Akan tetapi berbeda dengan pembuatan kloroform, pada pembuatan iodoform pereaksi yang digunakan adalah natrium hipoiodit. Reaksinya terjadi antara senyawa karbonil yang memiliki gugus asetil (CH3CO-) dan natrium hipoidoit (NaOI). Iodoform yang diperoleh berupa kristal berwarna kuning, dengan titik leleh 1200o C dan mempunyai bau yang khas. Iodoform dapat digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik luar (Firdaus, 2011). Alkali hipoklorit dan kalsium hipoklorit merupakan desinfektansia tertua yang dikenal. Bahkan larutan natrium hipolorit yang didapat dengan boraks digunakan dalam perang dunia pertama sebagai antesiptika pada luka. Senyawa organic yang dengan mudah memutuskan halogen aktif adalah Nklorsulfonamida. Disini perlu pula dikemukakan iod, yang dalam bentuk larutan iod sangat luas pemakaiannya sebagai antiseptika dan disinfektansia luka.

Sebagai organic adalah iodoform yang dalam bidang kedokteran gigi masih kadang-kadang digunakan sebagai antiseptika dan disinfektansia (Ebel, 1992). Efek samping keberatan adalah sifatnya yang merangsang (nyeri bila digunakan pada luka terbuka), warnanya coklat kadang-kadang terjadi dermatitis (alergi kulit). Keberatan ini menyebabkan dikembangkannya zat-zat iodofor yang tidak atau jauh lebih sedikit memiliki efekefek samping tersebut diatas. Yang dinamakan iodoform adalah senyawa kompleks dari iodium dengan polimer yang melarut didalam air, misalnya povidon-iod (Tjay & Kirana, 2007). A. Sifat Kimia Iodoforma.

Kondensasi

lipidine

ethiodide

dari

alkil

menghasilkan

cis(1-

ethylguinoline-4-) trimetinaiomine. b. c. d. e.f.

Iodoform dan kalium poidat membentuk CL4 (tetraidometane) Iodoform dapat di hidrogenasi di itomenasi (metilan iodida) Iodoform bila dipanaskan dengan campuran anilin dan larutan NOH alkoholat karbilamine membentuk isosianida. Iodoform dapat di hidrolisis dengan kuat. Iodoform bila direduksi dengan Na2As2O4 akan membentuk metilen iodida. Iodoform bila direaksikan dengan dan NaOH akan menghasilkan warna merah ungu pada lapisan piridin, setelah di panaskan sebentar. Jika iodoform di panaskan dalam satu tabung kering, akan timbul uap yang berwarna violet dari iodium. Test larutan AgHO3 reaksi dengan larutan AgHO3 (argentum nitrat) tidak memberikan endapan kuning perak iodida (Agl). Tidak bereaksi dengan kolomel, HgO. Bentuk berupa kristal kuning berkilauan Bentuk bangun merupakan heksagonal dengan I sebagai pusatnya Titik lebur 119-1230C Berat jenis 4,00 gr/mil

g. h.i.

j. a. b. c. d.

B. Sifat Fisika Iodoform

e.f.

Berat molekul 393,73 Komposisi C=3,05 g; H=6,266; I=96,496 Mudah menguap (meyublim) pada suhu kamar H2O

g.

h. Terurai oleh pengaruh panas cahaya dan udara membentuk CO2, CO, I2,

i. j. k. l.

Memiliki bau yang khas Sukar larut dalam air tapi mudah laut dalam akohol Berguna dan acetor Perlahan-lahan larut dalam petaoida atom

(Firdaus, 2011).

BAB II

ISI

Halogenasi alfa merupakan dasar suatu uji kimia yang disebut uji iodoform, untuk metil keton. Gugus metil dari suatu metil keton di iodinsi bertahap sampai terbentuk iodoform ( CHI3). Padat berwarna kuning (Fessenden, 1982). Reaksi ini telah digunakan dalam analisis kualitatif untuk menunjukkan adanya keton metil. Para iodoform produk berwarna kuning dan memiliki bau yang khas. Reaksi memiliki beberapa utilitas sintetis dalam demethylation oksidatif keton metil jika substituen lain pada gugus karbonil tidak menanggung enolizable -proton (Cao, at all, 2009). Metil keton dapat dibedakan dari keton lainnya dengan reaksi menggunakan iodin yang pada dasarnya akan menghasilkan iodoform (CHI3) dengan endapan berwarna kuning. Namun, asetal aldehida (CH3CHO) dan alkohol dengan gugus hidroksilnya pada posisi rangkap rantai 2 juga akan membntuk iodoform dengan kondisi yang sama. Alkohol dari tipe yang diuraikan adalah alkohol yang mudah teroksidasi menjadi metil keton dengan reaksi iodoform (I2) adaah suatu agen oksidasi produk lain dari iodoform adalah natrium atau garam kalium dari asam karboksilat (Williamson, 2007). A. Penggunaan larutan iodin hidroksida dan natrium hidroksida Ini merupakan metode yang lebih jelas secara kimiawi. Larutan iodin dimasukkan ke dalam sedikit aldehid atau keton, diikuti dengan larutan natrium hidroksida secukupnya untuk menghilangkan warna iodin. Jika tidak ada yang terjadi pada suhu biasa, mungkin diperlukan untuk memanaskan campuran dengan sangat perlahan. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya endapan kuning pucat-pasi dari triiodometana (yang dulunya disebut iodoform) CHI3. Selain dapat dikenali dari warnanya, triiodometana juga dapat dikenali dari aromanya yang mirip aroma "obat". Senyawa ini digunakan sebagai sebuah antiseptik pada berbagai plaster tempel, misalnya untuk luka-luka kecil (Clark, 2007). B. Penggunaan larutan kalium iodida dan natrium klorat (I)

Natrium klorat (I) juga dikenal sebagai natrium hipoklorit. Larutan kalium iodida ditambahkan ke dalam sedikit aldehid atau keton, diikuti dengan larutan natrium klorat (I). Lagi-lagi, jika tidak ada endapan yang terbentuk pada suhu biasa, maka campuran mungkin perlu dipanaskan dengan sangat perlahan.

Reaksi suatu metilketon dengan basa kuat akan membentuk enolat yang akan bereaksi dengan I2 membentuk -iodometilketon. Pada adisi 2 basa dengan kekuatan yang sama dan I2 akan membentuk -triiodoketon. Ion hidroksida kemudian akan bereaksi dengan gugus karbonil keton dengan reaksi substitusi nukleofilik sehingga melepaskan iodoform (CHI3) dalam larutan. Iodoform tidak larut dalam larutan dan memberikan warna kuning sebagai tanda berlangsungnya reaksi. Hanya metilketon, alkohol sekunder yang membentuk metil keton, serta asetaldehid yang memberikan reaksi positif pada uji

iodoform karena memiliki 3 atom H yang digunakan untuk membentuk iodoform. Berikut reaksi yang terjadi pada uji Iodoform (Clark, 2007).

BAB III KESIMPULAN

1. Iodoform adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi antara iodin dengan

etanol / aseton dan asetaldehida dalam suasana basa. Reaksi Iodoform adalah reaksi haloform dimana dalam reaksi tersebut digunakan iodida dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH) sehingga menghasilkan Iodoform.2. Iodoform digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik luar.

3. Prinsip pembuatan iodoform berdasarkan reaksi halogenasi

DAFTAR PUSTAKA Clark, Jim. 2012. Halogenasi alkena. http://www.chem-istry.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/alkena/halogenasi_alkena/

Diakses tanggal 28 Februari 2012 Ebel, Siegfried. 1992. Obat Sintetik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Fessenden & Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Firdaus, M. 2011. Sintesis Iodoform. http://www.ziddu.com/download/18722549/SINTESISIODOFORM.docx.ht ml Diakses tanggal 28 Februari 2012 L. Cao, J. Ding, M. Gao, Z. Wang, J. Li, A. Wu. Haloform Reaction. http://www.organic-chemistry.org/namedreactions/haloform-reaction.shtm Diakses tanggal 28 Februari 2012. Tjay, T. H & Kirana R. 2007. Obat-Obat Penting Edisi Keenam. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Williamson, K. L & Kathren M. M. 2007. Macroscale and Microscale Organic Experiment 6e. Brookscole. USA.