makalah kewira klpk6

download makalah kewira klpk6

of 22

description

cumates

Transcript of makalah kewira klpk6

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul. Pada makalah ini dijelaskan tentang faktor-faktor dalam kewirausahaan.

B. Rumusan MasalahApa saja faktor-faktor dari Kewirausahaan?

C. TujuanPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor kewirausahaan?

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. PengertianWirausahadari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. SedangkanWirausahawanmenurut Joseph Schumpeter (1934) adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk : (1) memperkenalkan produk baru, (2) memperkenalkan metode produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri.Dari arti wirausaha dan wirausahawan tersebut, makapengertian kewirausahaandapat diartikan sebagai berikut :1. Kewirausahaanadalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994).2. Kewirausahaanadalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). (Drucker, 1959).3. Kewirausahaanadalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. (Zimmerer, 1996).4. Kewirausahaanadalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (star-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth). (Soeharto Prawiro, 1997).5. Kewirausahaanadalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. (Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995).6. Kewirausahaanadalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. (Soeparman Spemahamidjaja, 1977).7. Kewirausahaanadalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. (S. Wijandi, 1988).8. Kewirausahaandidefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). (Richard Cantillon, 1973).Selanjutnyapengertian kewirausahaanmenurut Norman M. Scarborough danThomas W. Zimmerer (1993:5) adalah: An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk anduncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying opportunitiesand asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunuties. Jadi entrepreneur atau kewirausahaan adalah merupakan proses menciptakansesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertaidengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasadalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.Selain itu,pengertian kewirausahanadalahkemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untukmencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuanuntuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melauiberpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapitantangan hidup.Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watakseseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalamdunia nyata secara kreatif.Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwapengertian kewirausahaanadalahsebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.

B. Faktor-faktor KewirausahaanMenurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor pendorong proses kewirausahaan sebagai berikut:1. digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.2. digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.3. hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.4. sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.5. terintegrasi dan holistik.Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang dapat diukur, dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri pada faktor ini saat melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya perubahan untuk meningkatkan peluang sukses ventura.Menurut Saifudin (2002), faktor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh property light, competency incentives, dan environment. Sedangkan menurut Kuncara (2008:1) faktor pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:1. Faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. (2) Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.2. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2) Keterampilan sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang (persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.

Menurut Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan yang disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan modal untuk berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di mana wirausahawan yang telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai tambah untuk menjadi invenstor terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah satu kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua hal berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait dengan pilihan gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa hidup sesuai dengan keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan ventura baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim. Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana diilustrasikan pada bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang usaha (bukan uang), strategi, jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha terjadi dengan sendirinya di luar kontrol siapa pun. Tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada tiga buah bola agar tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline. Seperti itulah kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan kode untuk mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk mencapai kesesuaian dan keseimbangan. Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya peluang usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim. Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali. Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal dan memanfaatkannya dengan cerdik.Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat, menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal. Menerapkan standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep kesesuaian dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia harus bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal ventura banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan investor. Tidak ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses kewirausahaan. Oleh karena itu, kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan untuk meraihnya memiliki nilai tersendiri dalam proses kewirausahaan.

Menurut Kuncara (2008:3-4) kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan pasar adalah kekuatan peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam menembusmarket share. Inovasi bukanlah berarti menciptakan sebuah produk baru. Inovasi dapat berwujud apa saja, mulai dari, baik dalam bentuk jasa maupaun produk. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari modifikasi tersebut akan melahirkan sebuah produk baru lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu dengan prinsip ATM; Amati Tiru Modifikasi.Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus menerapkan beberapa hal berikut:1. Seorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.2. Seorang wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha. Misalnya, saat ini sedang maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia bisnis.3. Seorang wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang dimilikinya, agar konsumen tidak merasa produk yang ditawarkan terlalu mahal.4. Seorang wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership, kebersamaan dan membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.5. Seorang wirausaha harus mampu membangunpersonal approachyang baik dengan lingkungan sekitarnya dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraihnya.6. Seorang wirausaha harus selalu meng-upgradeilmu yang dimilikinya untuk meningkatkan hasil usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya dengan cara membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun bertanya pada yang ahlinya.7. Seorang wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu menjalankan konsep manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk mempelajari segala situasi bisnis atau usaha yang cepat berkembang dan berubah sangat cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi, analisis yang baik, intuisi yang tajam, kemampuannetworkingyang mendukung, serta strategi jitu dalam memasarkan produk atau jasa yang dimilikinya.

Saifudin (2008:3) mengemukakan beberapa faktor penyebab kegagalan kewirausahaan, sebagai berikut:1. Tidak kompeten dalam manajerial,2. Kurang berpengalaman dalam operasi dan menghasilkan produk3. Lemah dalam pengendalian keuangan4. Gagal dalam perencanaan program bisnis5. Lokasi yang kurang memadai6. Kurangnya pengawasan peralatan7. Sikap yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha9. Keadaan yang menjadikan pesimistik dalam usaha:a. Pendapatan yang tak menentub. Kerugian akibat hilangnya modal investasic. Butuh waktu lama untuk recoveryd. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meski usahanya mantapBeberapa keuntungan yang dapat diperoleh seseorang ketika terlibat dalam wirausahawan dikemukakan oleh Saifudin (2008:3), sebagai berikut:a. Otonomi, pengelolaan yang merdeka membuat wirausahawan menjadi seorang boss yang penuh kepuasan.b. Tantangan awal dan motif berprestasi, merupakan pendorong yang baik dan berpeluang untuk mengembangkan konsep usaha yang menghasilkan keuntungan.c. Kontrol Finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan miliki sendiri yang dapat diaturnya.Sedangkan kerugian yang mungkin dapat dirasakan oleh seorang wirausahawan juga dikemukakan oleh Saifudin (2008:3) sebagai berikut:a. Pengorbanan personal, pada awalnya wirausaha harus bekerja dalam waktu lama dan sibuk, sedikit waktu untuk keluarganya dan relaksasi.b. Beban tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.c. Margin keuntungan yang kecil dan kemungkinan gagal. Wirausaha yang menggunakan modal sendiri, maka profit margin yang diperoleh relative kecil dan ada kemungkinan gagal.Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for enterpreneural Research berhasil mengidentifikasi 26 perilaku perusahan-perusahaan potensial yang berkembang di dunia yang menunjang kesuksesannya. Perilaku-perlaku tersebut, dikelompokkan dalam empat area utama yaitu perilaku pemasaran, perilaku keuangan, perilaku manajemen, dan perilaku perencanaan.Dalam hal pelaksanaan kewirausahaan, hasil penelitian menemukan menemukan tiga faktor yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:a. Kepribadian. Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi dia harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan bisnis, dan relasi yang baik.b. Pengalaman. Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.c. Pembimbing, separuh wirausahawan sukses memiliki orang tua yang juga wirausahawan atau panutan.Dengan semakin berkembangnya dunia kewirausahaan, maka muncul persepsi umum bahkan steroetipe tentang wirausahawan sukses seperti mitos-mitos. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pendiri perusahaan terkemuka yang menjadi sukses karena menolak menjadi seperti wirausahawan pada umumnya. Salah satu contoh mitos dalam kewirausahaan adalah modal merupakan keharusan untuk perusahaan pemula.Namun realitasnya, modal akan datang dengan sendirinya bila wirausahawan memiliki pengalaman dan keterampilan. Oleh karena itu, kewirusahaan bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi suatu jalan untuk bisa melihat dan meraih peluang usaha yang ada, sekaligus menjadi sarana bagi kaum muda untuk meraih cita-cita mereka. Dinamika dan kompleksitas proses kewirausahaan memerlukan suatu kecerdasan tersendiri. Sehingga seorang jenius belum tentu bisa menjadi wirausahawan sukses, kecerdasan membutuhkan keterampilan dan sifat-sifat lain yang dibutuhkan dalam berwirausaha.Factor-faktor yang mempengaruhi kewirausahaan adalah karakteristik bisnis wirausaha ( usia, gender, dan tingkat pendidikan; legalitas usaha; permodalan; tujuan pemasaran; dan tenaga kerja ); serta budaya. Dan ada beberapafactor-faktor lain yang mempengaruhi kewirausahaan yaitu;1. Factor keberhasilanUntuk menjadi seorang wirausahawan, diperlukan dukungan dari orang lain yang berhubungan dengan bisnis yang kita kelola. Seorang wirausaha harus maumenghadapi tantangan dan resiko yang ada. Resiko dijadikan sebagai pemacu untuk maju, dengan adanya resiko, seorang wirausaha akan semakin maju. Menurut Murphy dan Peek yang diterjemahkan dalam bukunya oleh Bukhari Alam, ada delapan anak tangga yang meliputi keberhasilan seorang wirausaha dalam mengembangkan profesinya, yaitu:a. Kerja kerasKerja keras merupakan modal keberhasilan seorang wirausaha. Setiap pengusaha yang sukses menempuh kerja keras yang sungguh sungguh dalam usahanya.b. Kerjasama dengan orang lainKerjasama dengan orang lain dapat diwujudkan dalam lingkungan pergaulan sebagai langkah pertama untuk mengembangkan usaha. Seorang wirausaha harus murah hati, mudah bergaul, ramah dan disenangi masyarakat dan menghindari perbuatan yang merugikan orang lain.c. Penampilan yang baikPenampilan yang baik ditekankan pada penampilan perilaku yang jujur dan disiplind. YakinSeorang wirausaha harus dapat yakin kepada diri sendiri, yaitu keyakinan untuk maju dan dilandasi ketekunan serta kesabarane. Pandai membuat keputusanSeorang wirausaha harus dapat membuat keputusan. Jika dihadapkan pada alternative sulit, dengan cara pertimbangan yang matang, jangan ragu ragu dalam mengambil keputusan yang baik sesuai dengan keyakinan.f. Mau menambah Ilmu pengetahuanDengan menambah ilmu pengetahuan, terutama di bidang usaha, diharapkan seorang wirausaha dapat mendukung kemampuan dan kemajuan dalam usahag. Ambisi untuk majuTanpa ambisi yang kuat, seorang wirausaha tidak akan dapat mencapai keberhasilan. Ambisi yang kuat, harus diimbangi dengan usaha yang keras dan disiplin diri yang baikh. Pandai berkomunikasiSeorang wirausaha harus dapat menarik orang lain dengan tutur kata yang baik, sopan, jujur dan percaya diri. Dengan demikian akan memberi kesan kepada orang lain menjadi tertarik daan orang akan percaya dengan apa yang disampaikan.2. Factor kegagalanPenyebab kegagalan dalam usaha pada umumnya disebabkan oleh 4 faktor utama, antara lain:a. Kurangnya dana untuk modalb. Kurangnya pengalaman dalam bidang bisnisc. Tidak adanya perencanaan yang tepat dan matangd. Tidak cocoknya minat terhadap bidang usaha yang sedang digeluitinya.Kegagalan wirausahawan dalam menjalankan bisnisnya terbagi menjadi dua, yaitu :a. Kegagalan yang dapat dihindarkanHal ini sebenarnya tidak perlu terjadi, karena pengusaha dapat menghindari dan dapat diantisipasi sebelumnya.Misal: salah mengelola perusahaan, tidak ada rencana yang matang, pelayanan yang kurang baik, dllb. Kegagalan yang tidak dapat dihindarkanYaitu kegagalan yang sulit atau hamper tidak dapat dihindari seperti bencana alam, peperangan, kebakaran, kecelakaan.Sebab sebab kegagalan dalam menjalankan usaha:1) Kurang ulet dan cepat putus asa2) Kurang tekun dan kurang teliti3) Tidak jujur dan kurang cekatan4) Kekeliruan dalam memilih lapangan usaha5) Kurang inisiatif dan kurang kreatif6) Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman7) Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang8) Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen9) Pelayanan yang kurang baik10) Banyaknya piutang ragu ragu11) Banyaknya pemborosan dan penyimpangan12) Kekeliruan menghitung harga pokok13) Menyamakan perusahaan sebagai badan social14) Sulit memisahkan antara harta pribadi dengan harta perusahaan15) Kemacetan yang sering terjadi16) Kurangnya pengawasan

BAB IIIPEMBAHASANBelum ada kesepakatan yang jelas mengapa seseorang memilih untuk berwirausaha daripada bekerja pada orang lain. Dalam suatu studi yang dilakukan baru baru ini, ada empat faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang untuk menjadi pengusaha.Empat faktor itu adalah: Individu, kultural, masyarakat, dan gabungan dari ketiga faktor tadi.

A. Faktor IndividualBanyak ahli yang berpendapat bahwa studi mereka akan membuahkan hasil apabila sifat wirausahawan dapat diungkap lebih jauh, meskipun faktanya, sifat tersebut tidak bisa dijadikan indikator dalam mengukur perilaku wirausahawan. Peter Drucker, adalah salah satu dari sekian banyak orang yang tidak percaya bahwa sifat adalah tolak ukurnya, dan sebaliknya berpendapat bahwa kewirausahaan dapat diajarkan. Seorang profesor dalam bidang kewirausahaan sependapat dengan hal ini: Kepada semua yang tidak takut mengambil risiko, Akan kutunjukkan kepadamu bagaimana seseorang dapat membenci risiko. Untuk setiap orang yang terlahir sebagai anak pertama yang sukses dalam wirausaha, akan ada satu satu orang yang terlahir sebagai anak tunggal atau anak bungsu yang sukses. Dan setiap wirausaha yang tumbuh dengan mendengarkan pembicaraan orangtuanya yang menjadi pengusaha, akan ada pengusaha yang tumbuh karena didikan keras orangtuanya, atau karena tidak mempunyai orangtua.Namun, banyak yang percaya bahwa para pengusaha memiliki sifat khusus, dimana sifat ini tidak dapat diajarkan. Seorang enulis dari majalah Business Week tidak setuju dengan pendapatnya Peter Drucker, Mungkin Drucker benar, bahwa sifat sifat wirausaha dapat dipelajari, namun tidak demikian dengan jiwa wirausahawan. Seorang wirausahawan bisa juga adalah seorang manajer, tetapi tidak semua manajer dapat menjadi wirausahawan. Ada pengusaha yang berpendapat,

Anda tidak bisa mengajarkan dorongan, initiative, ingenuity, atau individuality. Anda juga tidak akan bisa mengajarkan pola pikir ataupun sifat. Anda juga tidak bisa mengajarkan pelajaran memulai sebuah usaha hanya dengan harapan dan kemampuan berbicara kepada seseorang untuk meminjam uang (berhutang).Sedangkan seorang yang lain menyatakan, Ide ide yang brilian itu sudah biasa, namun orang yang bisa menjalankannya sangat jarang.Apakah wirausahawan muncul semenjak seseorang lahir ataukah di saat seseorang tumbuh dewasa, ada beberapa sifat yang memang muncul ketika seseorang merasakan sukses. Sifat ini, kerap ditemukan dalam beberapa manajer dan pengusaha yang sukses. Berikut sifat sifat yang dimaksud:1. Rasa antusias dalam berbisnisPara pengusaha harus lebih bersemangat dalam menjalankan usahanya karena akan ada banyak rintangan yang harus dilalui. Mereka yang kehilangan semangat dalam bekerja tidak akan sukses. Steven Jobs, pendiri komputer Apple, mengatakan kalau Apple sukses bukan karena konsep dari Apple adalah sebuah ide yang brilian, namun karena Apple dibangun dengan hati. Komitmen inilah yang mendorong seseorang untuk bekerja lebih, hingga akan mengatakan, Aku tidak akan menyerah sebelum sukses!2. Tidak putus asa meskipun gagalKarena akan ada banyak rintangan yang harus dilalui, seorang pengusaha tidak boleh menyerah begitu saja. Banyak cerita sukses dari para pengusaha dimana mereka terus bangkit meskipun kegagalan yang diraih sudah tak dapat dihitung lagi. Wirausahawan tidak dapat gagal, mereka hanya mendapatkan pengalaman pahit. Mereka paham, bahwa kesukaran akan menjadi peluang baru yang belum terlihat.Paul Goldin, CEO dari perusahaan Score Board, mengatakan, Jangan takut gagal. Cobalah sampai tujuh, delapan kali. Walt Disney pernah bangkrut tiga kali sebelum sukses membuat film pertamanya. Henry Ford gagal dua kali, dan tidak mungkin bisa sukses apabila tidak bangkit dari kegagalannya. Joe Namath, pemain sepakbola, menyikapi kegagalan secara positif, Aku tidak pernah kalah dalam pertandingan. Aku cuma kadang kadang kehabisan waktu saja.3. Percaya DiriParapengusaha percaya dengan kemampuan dan konsep bisnis mereka. Mereka percaya bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai. Rasa percaya diri ini, bukan hanya omong kosong belaka. Banyak dari mereka yang memiliki pengetahuan tentang pasar dan industri.Tak jarang dari mereka yang melakukan berbagai investigasi untuk mencari informasi. Bukanlah hal yang aneh apabila seorang pengusaha belajar dari usaha orang lain. Mereka pun mengembangkan usahanya sembari bekerja dari orang lain. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk belajar dari kesalahan orang lain pula. Seorang pengusaha yang sukses mengatakan, Lebih baik saya belajar mengendarai motor dengan menggunakan motor orang lain daripada milik saya sendiri.4. Tekad yang kuatHampir setiap pengusaha mempunyai motivasi dan tekad yang kuat untuk mencapai sukses. Jon. P.Goodman, direktur Universitas Kewirausahaan California Selatan, berpendapat bahwa tekad merupakan kunci penting untuk meraih kesuksesan karena pengusaha yang sukses tidak terbelenggu oleh takdir. Para pengusaha percaya bahwa kesuksesan dan kegagalan mereka disebabkan oleh diri sendiri. Kualitas diri ini juga disebut sebagai internal locus of control. Seseorang yang percaya bahwa takdir, ekonomi, dan faktor faktor eksternal lainnya merupakan kunci kesuksesan tidak cocok menjadi pengusaha.5. Pengolahan RisikoDalam kacamata orang awam, para pengusaha umumnya adalah orang orang yang mudah mengambil risiko, itupun dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini tidak selamanya benar. Pertama, seperti yang dikatakan diatas, mereka bekerja terlebih dahulu secara penuh, atau paruh waktu. Lalu kemudian memulai bisnisnya secara perlahan, hingga akhirnya sampai pada puncak kesuksesan. Para pengusaha juga memandang risiko secara berbeda dari yang lain. Seorang penulis majalah Business Week menggunakan contoh Chuck Yeager, seorang pilot dan Scott Schmidt, penemu ski ekstrim. Kemampuan Yeager untuk mengemudikan kokpit selama bertahun tahun membuatnya melihat risiko dalam sudut pandang yang berbeda. Ski ekstrim Scott Schmidt terbang dengan ketinggian lebih dari 60 kaki. Publik menilai dia sangat ceroboh dari video video loncatan hebatnya. Dalam setiap loncatan, dia mengukur secara teliti bagaimana saat loncat dan saat mendaratnya. Oleh karenanya, Schmidt tidak menganggap dirinya seorang maniak loncat yang ceroboh, namun seorang pemain ski yang handal.Lane Nemeth, penemu Discovery Toys, mengatakan bahwa para pengusaha melihat risiko dalam sudut pandang yang berbeda. Ketika dia memulai perusahaannya dengan uang $50.000, dia melihat uang itu dan menanyakan pada dirinya sendiri, Bagaimana kalau aku gagal? Namun, saat itulah terakhir kalinya dia berpikir kalau dia akan gagal.6. Melihat perubahan sebagai peluangOleh orang awam, perubahan merupakan sesuatu yang mengerikan dan harus dihindari. Para pengusaha melihatnya sebagai sesuatu yang normal dan perlu. Mereka mencari perubahan, dan menjawab perubaan itu, kemudian mencari peluang, dan akhirnya menciptakan inovasi.7. Toleransi akan AmbiguitasHidup seorang pengusaha sangatlah tidak terstruktur. Tidak ada yang menetapkan jadwal dan proses langkah demi langkah. Tidak ada yang menentukan berapa persentase kesuksesan. Banyak faktor faktor yang tidak bisa diukur seperti ekonomi, cuaca, dan perubahan keiingan konsumen yang seringkali membawa dampak yang drastis dalam usaha. Hidup seorang pengusaha bisa dikatakan hidup yang penuh dengan ambiguitas, tidak jelas. Namun, pengusaha yang sukses merasa nyaman dengan semua itu.8. Perlunya Inisiatif dan PencapaianHampir setiap orang percaya bahwa pengusaha yang sukses mengambil inisiatif penuh dalam situasi dimana yang lain tidak akan maju. Keinginan para pengusaha untuk bertindak sesuai dengan ide mereka terkadang sering mengaburkan pandangan mereka yang bukan pengusaha. Banyak orang yang mempunyai ide brilian, namun ide ide ini tidak pernah direalisasikan. Para pengusaha bertindak berdasarkan idealis mereka untuk mencapai sebuah hasil, sebuah pencapaian. Pencapaian itu kemudian diubah menjadi dorongan dan inisiatif.9. Detil, dan perfeksionismeSebagian besar para pengusaha perfeksionis. Segala sesuatunya dilakukan dengan sempurna, baik produk maupun servis. Namun, hal ini kerap kali menjadi sumber frustasi pekerja yang bukan perfeksionis. Oleh karenanya, para pekerja kerap melihat para pengusaha sebagai orang yang sulit.10. Persepsi akan Menghabiskan WaktuPara pengusaha sadar bahwa waktu bergulir secara cepat dan, mereka pun menjadi orang yang tidak sabaran. Karena hal inilah, segala sesuatunya tidak pernah selesai dengan cepat dan mulailah masuk ke dalam krisis. Orang orang yang tidak terbiasa akan merasa risih dengan hal ini.11. KreativitasSalah satu alasan para pengusaha sukses adalah karena mereka mempunyai imajinasi dan rencana rencana lain. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat peluang lebih dari apa yang orang awam lihat. Nolan Bushnell membuat video game konsol rumahan dan Chuck E, percaya bahwa kreasi hanyalah sesuatu yang standar dalam sebuah bisnis. Sebagai contoh, Bushnell pernah bekerja di taman bermain saat masih kuliah. Di sinilah dia mendapatkan ide untuk membuat video game rumahan. Dia percaya, para pengusaha harus tahu apa yang konsumen inginkan, bahkan sebelum mereka sadar bahwa mereka menginginkannya, dan secepat mungkin.12. Kemampuan untuk melihat secara garis besarPara pengusaha seringkali melihat sesuatu secara holistik, mereka dapat melihat garis besar ketika yang lain hanya melihat bagian dari garis tersebut. Berdasarkan sebuah studi, seorang pengusaha menjalankan usahanya dengan mencari informasi yang lebih banyak tentang lingkungan kerjanya dibanding mereka yang tidak sukses. Dengan proses ini, pengusaha melihat lingkungan kerja secara keseluruhan, dan membuat rancangan kerja untuk memperbesar aktivitas usahanya.13. Faktor Faktor yang MemotivasiMeskipun banyak orang yang percaya bahwa para pengusaha termotivasi oleh uang, banyak faktor yang sebenarnya lebih penting, seperti perlunya mencapai sebuah hasil yang maksimal (pencapaian) seperti yang telah ditunjukkan diatas. Sebuah keinginan untuk mandiri lebih penting dibandingkan motivasi akan uang itu sendiri. Para pengusaha pada awalnya memulai usahanya karena tidak ingin memiliki bos / atasan. Setidaknya, 3.000 pengusaha mengidentifikasi beberapa faktor dibawah ini sebagai alasan mengapa mereka berwirausaha:a) Menggunakan ketrampilan dan kemampuan diri sendirib) Mendapatkan kontrol dalam hidup merekac) Ingin menghadiahkan sesuatu bagi keluarganyad) Karena dia suka akan tantangane) Untuk hidup bebas dimana diri sendirilah yang menentukanSedangkan faktor yang lainnya adalah: ingin diakui, ingin mendapatkan hadiah dan penghargaan, dan ingin memuaskan hasrat dan ekspektasi diri.14. Kepercayaan DiriKonsep kepercayaan diri mempengaruhi keinginan seseorang. Kepercayaan diri didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kepercayaan diri yang kuat dan akurat sangat diperlukan untuk mengembangkan seluruh aspek kemanusiaan, termasuk inisiatif dan ketekunan. Oleh karenanya, seseorang yang percaya bahwa dia akan sukses sebagai pengusaha akan meraih impiannya.

B. Faktor KulturalSebuah penemuan yang sangat umum apabila kebudayaan dan etnik dapat merepresentasikan sebuah jaringan usaha, yang tentunya, orang orang yang tergabung didalamnya merupakan pengusaha. Namun, kecenderungan kultur ini masih belum jelas, karena setiap individu dalam suatu kelompok budaya tidak semuanya menjadi pengusaha dengan alasan yang sama.Efek dari kultur dan sifat etnis ini mungkin terangkai, karena menurut berbagai studi, kebudayaan yang berbeda memiliki nilai dan kepercayaan yang berbeda pula. Sebagai contoh, di Jepang dikenal ada sebuah pencapaian kultur dimana seseorang harus terus berusaha sampai mereka sukses. Faktur lain yang penting adalah bagaimana kultur tersebut memiliki internal locus of control atau tidak. Sebagai contoh, kultur di Amerika mendukung adanya internal locus, sedangkan di Rusia tidak.Kultur juga mempengaruhi status kewirausahaan. Sebuah studi di Kanada, menyatakan bahwa orang India melihat kewirausahaan sebagai sesuatu yang positif, sedangkan orang orang Haiti melihatnya sebagai kerjaan rendahan. Ekspektasi kultural merupakan penghalang untuk seorang Wanita bernama Puerto Rican di Washington, D.C. Ketika dia ingin memulai usahanya, kakaknya menyuruhnya untuk segera menikah saja.

C. Faktor MasyarakatDalam semua lingkungan sosial, ada orang yang tidak ingin menjadi pengusaha, tetapi karena situasi dan kondisi, mereka terpaksa menjadi pengusaha. Para pekerja di Amerika dapat dikategorikan dalam grup ini. Hal ini disebabkan karena perubahan pangsa pasar. Para imigran di berbagai negara mencoba jalan ini apabila kemampuan berbahasa dan ketrampilan mereka tidak sesuai. Ini disebut sebagai adaptasi. Sebuah studi faktor faktor etnokultural menyatakan bahwa tidak semua pengusaha muncul lewat kelompok masyarakat yang menghargai kewirausahaan.Mereka memilih untuk berwirausaha karena ada tekanan, dan juga merupakan asimilasi sosial.

D. Kombinasi dari Ketiga FaktorKarena ketekunan sangatlah sulit untuk diraih pada usia yang dewasa, sebaiknya jiwa kewirausahaan ditanamkan pada anak anak. Sebuah studi di sebuah TK mengindikasikan bahwa setiap satu dari empat anak yang ada menunjukkan sifat kewirausahaan. Setelah beranjak ke usia remaja, hanya 3 persen dari mereka yang masih mempertahankan sifat tersebut. Pelajaran di sekolah tidak mengajarkan sifat kewirausahaan, dan pada nyatanya lebih ke pengajaran teori dan individu. Kreativitas dan kemampuan anak anak pun menjadi berkurang, padahal kreativitas itulah yang menjadi senjata utama dari pengusaha.Wilson Harrell, seorang konsultan bisnis, merekomendasikan para orang tua untuk tidak memberikan uang saku kepada anaknya secara cuma cuma. Contohnya, di umur 6 tahun, Harrell memiliki stan lemon. Stan lemon itu disuplai oleh ayahnya, mulai dari lemon, gla, dsb. sedangkan Harrell yang bekerja. Di akhir bulan, semua profit dibagi rata. Dia percaya, bahwa pelajaran ini akan mengajarkan anak untuk bertanggungjawab dan menunjukkan kepada mereka tentang pentingnya berusaha. Sebagai hasilnya, anak belajar bagaimana integritas bukanlah sebuah putih di atas kertas, melainkan sebuah jalan hidup.

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanFactor penentu keberhasilan dalam kewirausahaan adalah : Kerja keras, Kerjasama dengan orang lain, Penampilan yang baik, Yakin, Pandai membuat keputusan, Mau menambah Ilmu pengetahuan, Ambisi untuk maju, Pandai berkomunikasiMenurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi, dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses kewirausahaan yang dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor pendorong proses kewirausahaan sebagai berikut:1. digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.2. digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.3. hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.4. sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.5. terintegrasi dan holistik.

B. SaranSeorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Hisrich Robert D, 2009, Kewirausahaan, Salemba Empat, JakartaAnsyari Isya, 2014, Kewirausahaan, Available from : http://learnmine.blogspot.co.id/2013/05/makalah-kewirausahaan.htmlAccesed 22 Oktober 2015Lina Maya, 2011, Faktor-faktor Kewirausahaan, Available from : http://daysgreen-days.blogspot.co.id/2011/12/faktor-faktor-kewirausahaan.htmlAccesed 22 Oktober 2015Fauzul Ridwan, 2011, Faktor yang sering mempengaruhi Kewirausahaan, Available from : http://fauzulfzul.blogspot.co.id/2011/11/faktor-faktor-yang-sering-mempengaruhi.htmlAccesed 22 Oktober 2015Mahmuddin, 2010, Faktor-faktor Pendorong Kewirausahaan, Available from : https://mahmuddin.wordpress.com/2010/12/15/faktor-faktor-pendorong-kewirausahawan/Accesed 22 Oktober 2015

8