Makalah Keperawatan Medikal Bedah

download Makalah Keperawatan Medikal Bedah

of 13

description

xxxxxxxxxxxxx

Transcript of Makalah Keperawatan Medikal Bedah

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALA Di susun oleh Kelompok XI HUSNUL UMAM NIM. 1311166500 WIDYA ANGGRAINI NIM. 1311166344 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2014

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHASUHAN KEPERAWATAN CEDERA KEPALADi susun oleh Kelompok XI

HUSNUL UMAMNIM. 1311166500WIDYA ANGGRAININIM. 1311166344PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS RIAU2014A. Konsep Dasar Medis

1. PengertianBentuk cedera/trauma adalah keadaan yang dapat mengubah kemampuan otakdalam menghasilkan keseimbangan fisik, intelektual, emosional, social dan pekerjaan atau dapat dikatakan sebagai bagian dari gangguan traumatic yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan fungsi otak (Smeltzer & Bare. 2002).Cedera kepala Meliputi trauma kepala, tengkorak dan otak. Secara anatomis otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit kepala serta tulang dan tentorium yang membungkusnya (Muttaqin, 2008).2. Etiologi Penyebab utama cedera kepala meliputi : Kecelakaan lalu lintas >50 % kasus, Jatuh, Pukulan, Kejatuhan benda, Kecelakaan kerja/industri, Cedera lahir, Luka tembak (Harun & Nurhidayat, 2009)3. Klasifikasi

Cedera kepala dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme, keparahan dan morfologi cedera:Mekanisme:Cedera kepala tumpul, dapat disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh atau pukulan benda tumpul.Cedera kepala tembus (penetrasi), disebabkan luka tembak atau pukulan benda tumpul.

Berdasarkan beratnya:Ringan (GCS 14-15)Sedang (GCS (9-13)Berat (GCS 3-8)Berdasarkan morfologi:Fraktur tengkorakKalvaria: Linear atau stelata, depressed atau nondepressed, terbuka atau tertutupDasar tengkorak: dengan atau tanpa kebocoran CNS, dengan atau tanpa paresis/kelumpuhan nervus VII (fasial)Lesi intracranialFokal: Epidural, subdural, intraserebralDifusa: Komosio ringan, komosio klasik, Cedera aksonal difusa

4. Perdarahan yang sering ditemukan

Epidural HematomaSubdural HematomaPerdarah an Subarachnoid

5. Pemeriksaan Diagnostik

CT-Scan (dengan atau tanpa kontras): mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri.MRI : Digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras radioaktif.Cerebral Angiography: Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti: perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma.Serial EEG: Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologisX-Ray: Mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis(perdarahan/edema), fragmen tulang.BAER: Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecilPET: Mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otakLumbal Pungsi : Dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid.ABGs: Mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenisasi) jika terjadi peningkatan tekanan intracranialKadar Elektrolit: Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan intrkranialScreen Toxicologi: Untuk mendeteksi pengaruh obat sehingga menyebabkan penurunan kesadaran.

6. penatalaksanaana. Penatalaksanaan konservatif meliputi:Bedrest totalObservasi tanda-tanda vital (GCS dan tingkat kesadaran)Pemberian obat-obatanDexamethason/Kalmethason sebagai pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai dengan berat ringannya trauma.Terapi hiperventilasi (trauma kepala berat), untuk mengurangi vasodilatasi.Pengobatan anti edema dengan larutan hipertonis yaitu manitol 20% atau glukosa 40 % atau gliserol 10 %.Antibiotika yang mengandung barrier darah otak (penisilin) atau untuk infeksi anaerob diberikan metronidazole

b.Makanan atau cairan pada trauma ringan bila muntah-muntah tidak dapat diberika, hanya cairan infus Dextrosa 5%, aminofusin, aminofel (18 jam pertama dari terjadinya kecelakaan), 23 hari kemudian diberikan makanan lunak.

c. Pada trauma berat hari pertama didapat klien mengalami penurunan kesadaran dan cenderung terjadi retensi natrium dan elektrolit maka hari pertama (23 hari) tidak terlalu banyak cairan. Dextrosa 5% 8 jam pertama, ringer dextrosa 8 jam kedua, dan dextrosa 5% 8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya bila kesadaran rendah maka makanan diberikan melalui nasogatric tube (25003000 TKTP). Pemberian protein tergantung dari nilai urenitrogennya. (Arif Muttaqin, 2008).

B. ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIANIdentitas klien dan keluarga (penanggung jawab): nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan, alamat, golongan darah, pengahasilan, hubungan klien dengan penanggung jawab.Pemeriksaan fisikSystem pernafasanPerubahan pola nafas (apnoe yang diselingi oleh hiperventilasi). Nafas berbunyi stridor , tersedak. Ronkhi positif kemungkianan karena aspirasi. Adanya liquor dari hidung dan mulut.

2. Sistem neurologisPerubahan kesadaran bisa sampai koma. Perubahan status mental (orientasi, kewaspadaan, konsentrasi, pengaruh emosi/tingkah laku dan memori). Perubahan pupil, deviasi pada mata.Kehilangan penginderaan seperti: pengecapan, penciuman dan pendengaran. Tingkat kesadaran/GCS. Reflek babinski positif, kaku kuduk dan hemiparese.3. Sistem kardiovaskulerPerubahan tekanan darah (hipertensi). Perubahan frekuensi jantung (bradikardi, takhicardi yang diselingi bardicardi, disritmia).4. System musculoskeletal Gangguan rentang gerak,tonus otot hilang. Kekuatan secara umum mengalami paralisis.5. System pencernaanGangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia). Muntah (mungkin proyektil). Mual dan mengalami perubahan selera. Usus mengalami gangguan fungsi.6. System perkemihanInkontinensia kandung kemih

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang biasanya muncul adalah:Tidak efektifnya kebersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret.Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berehubungan dengan penurunan tingkat kesadaranKerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan persepsi atau kognitif, penurunan ketahananPerubahan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan persepsi sensori, transmisi, trauma/deficit neurologis.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kerusakan kulit post operasi.