Makalah Keperawatan Jiwa 2

download Makalah Keperawatan Jiwa 2

of 17

description

asasa

Transcript of Makalah Keperawatan Jiwa 2

KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA

1. Pengertian Kesehatan JiwaKesehatan jiwa ialah pengetahuan dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan memanfaatkan kreativitas, energi, dan dorongan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa kebahagian diri dan orang lain dan bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa.1. Kriteria Kesehatan JiwaAlexander A. Schneiders dalam bukunya yang berjudul Personality Dynamics and Mental Health, mengemukakan beberapa kriteria yang sangat penting dan dapat digunakan untuk menilai kesehatan jiwa. Kriteria tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Schneiders, 1965) :1. Efisiensi JiwaEfisiensi dapat digunakan untuk menilai kesehatan jiwa. Kepribadian yang mengalami gangguan emosional neurotik, atau tidak adekuat sama sekali tidak memiliki kualitas ini.1. Pengendalian Pikiran dan IntegrasiPengendalian yang efektif merupakan salah satu tanda yang sangat pasti dari kepribadian yang sehat. Ini berlaku terutama bagi proses-proses jiwa. Berkhayal secara berlebihan, misalnya, merusak kesehatan jiwa karena melemahkan hubungan antara pikiran dan kenyataan. Tanpa pengendalian ini, maka obsesi, ide yang melekat (pikiran yang tidak hilang-hilang), fobia, delusi dan symptom-symptom lainnya mungkin berkembang.1. Integrasi Motif-Motif dan Pengendalian Konflik /FrustasiKemampuan untuk mengintegarsikan motivasi-motivasi pribadi dan tetap mengendalikan konflik-konflik dan frustasi-frustasi dan konflik-konflik sama pentingnya dengan integrasi pikiran dan tingkah laku.1. Perasaan dan Emosi yang Positif dan SehatKesehatan jiwa dapat ditunjang oleh perasaan positif dan perasaan negative yang dapat mengganggu dan merusak kestabilan emosi.Perasaan tidak aman, rasa bersalah, rendah diri, bermusuhan, benci, cemburu, dan iri hati adalah tanda-tanda gangguan emosi dan dapat menyebabkan jiwa tidak sehat.Sebaliknya, perasaan diterima, cinta, memiliki, aman, dan harga diri merupakan tanda kesehatan jiwa.1. Ketenangan atau Kedamaian PikiranApabila ada keharmonisan emosi, perasaan positi, pengendalian pikiran dan tingkah laku, akan muncul ketenangan jiwa. Ini berarti kesehatan jiwa merupakan penyesuaian diri terhadap suatu keadaan.1. Sikap-sikap yang SehatSikap memiliki kesamaan dengan perasaan dalam hubungannya dengan kesehatan jiwa.Kesehatan jiwa terjadi dalam konteks kegembiraan, optimis, dan pantang menyerah.1. Konsep Diri yang SehatPerasaan diri yang tidak adekuat, tidak berdaya, rendah diri, tidak aman, atau tidak berharga akan mengurangi konsep diri yang sehat. Kondisi ini akan sulit menemukan kriteria lain dalam kesehatan jiwa. Ide ini dapat disamakan dengan penerimaan diri.1. Identitas Ego yang AdekuatMenurut White, Identitas ego adalah diri atau orang di mana ia merasa menjadi dirinya sendiri(White, 1952). Kita harus mengetahui kita ini siapa dan apa.Apabila identitas ego tumbuh menjadi stabil dan otonom, maka orang tersebut akan mampu bertingkah laku lebih konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Semakin ia yakin akan kodrat dan sifat-sifat yang khas dari dirinya sendiri, maka semakin kuat juga inti yang menjadi sumber kegiatannya.1. Hubungan yang Adekuat dengan KenyataanDalam menilai kesehatan jiwa, kita menemukan sesuatu yang sangat serupa dengan orintasi, yakni konsep kontak, meskipun kedua istilah tersebut tidak memiliki arti yang persis sama. Orientasi mengacu secara khusus pada sikap seseorang terhadap kenyataan, sedangkan kontak mengacu pada cara bagaimana atau sejauh mana seseorang menerima kenyataan atau menolak bahkan melarikan diri. Dapat dikatakan bahwa orang yang dapat menerima kenyataan memiliki kesehatan jiwa.

1. Pengertian Keperawatan JiwaKeperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. Menurut American Nurses Associations (ANA)Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa klien dan kesehatan jiwa masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations). Menurut WHOKesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan. Menurut UU Kes. Jiwa No 03 Tahun 1966Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ). 1. Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa Di Dunia Dan Di IndonesiaSejarah perkembangan dan upaya kesehatan jiwa di indonesia Dahulu kala Gangguan jiwa dianggap kemasukan oleh roh-roh jahat dimana terapi pengobatan dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan roh jahat semata Masa pertengahan Rumah sakit jiwa pertama dibangun yaitu bethelehem royal hospital di Inggris Di negara arab, perawatan gangguan jiwa dilakukan dengan tempat pemandian, obat, wangian, musik halus dalam suasana yang santai Pada masa ini perawatan jiwa masih sangat tradisional Abad 18 & 19 Bejamin Rush, disebut bapak psikiatrik amerika, menulis buku psikiatrik Amerika Sekolah didirikan Metode tindakan baru: non restrain Abad 20 Pada masa ini, keperawatan jiwa mengalami perubahan besar. Dimana banyak dilakukannya penelitian-penelitian dalam bidang keperwatan jiwa. Clifford Beers membentuk national society for jiwa hygiene yang menekankan pada pencegahan dan tindkan yg lebih manusiawi Adolph Meyer : teori psikobiologi, Emil Kraepelin : mengkalsifikasikn gangguan jiwa, Eugen Bleuler : menemukan istilah skizofrenia, Sigmund Freud : teori psikoanalisis, psikoseksual, neurosis,Jung & Sullivan ; teori interpersonal Pendidikan perawatan psikiatri berkembang, RSJ banyak didirikan Focus pada preventif, community based service, primary preventive using various approaches, such as jiwa health center, hospital service, day care center, home health and hospice care Sejarah perkembangan dan upaya kesehatan jiwa di Indonesia Zaman kolonial Sebelum ada RSJ, pasien ditampung di RSU dimana yang ditampung hanya pasien yang mengalami gangguan jiwa berat Tahun 1862 hasil sensus didapatkan: 600 penderita gangguann jiwa di pulau jawa & madura, 200 penderita didaerah lain Tahun 1882 : RSJ bogor, pertama di Indonesia Tahun 1902 : RSJ lawang Tahun 1923 : RSJ magelang Tahun 1927 : RSJ sabang dirs ini jauh dari perkotaan Perawat pasien bersifat isolasi & penjagaan (custodial care) stigma keluarga menjauhkan diri dari pasien Sejak tahun 1910 mulai dicoba hindari costodial care (penjagaan ketat) & restraints (pengikatan). Mulai tahun 1930 dimulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian Selama perang dunia II & pendudukan jepang upaya kesehatan jiwa tak berkembang Proklamasi perkembangan baru oktober 1947 pemerintah membentuk jawatan urusan penyakit jiwa ( belum bekerja dengan baik) tahun 1950 pemerintah memperingatkan jawatan urusan penyakit jiwa meningkatkan penyelenggaraan pelayanan, dibawah depkes Tahun 1966 PUPJ direktorat kesehatan jiwa UU kesehatan jiwa no.3 thn 1966 ditetapkan oleh pemerintah adanya badan koordinasi rehabilitasi penderita penyakit jiwa ( BKR-PPJ) dgn instansi diluar bidang kesehatan Tahun 1973 PPDGJ I yg diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dengan puskesmas Sejak tahun 1970 an : pihak swasta pun mulai memikirkan masalah kesehatan Jiwa 1. Tanda Dan Gejala Gangguan Jiwa1. Gangguan kognisi (Keadaan Siaga/State of a awareness)Kognisi adalah suatu proses jiwa dimana seseorang menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya, baik lingkungan luar maupun lingkungan dalam (fungsi mengenal).Proses kognisi tersebut dibagi menjadi dua yaitu:1. Gangguan sensasiSeseorang yang mengalami gangguan kesadaran akan suatu rangsangan.1. Gangguan pesepsiSensasi yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi macam-macam rangsang yang masuk.Contoh gangguan kesadaran: Kesadaran Menurun (Somnolen-Coma) Kesadaran Berkabut Delirium Twilight State Sundowing Syndrome Confusion1. Gangguan perhatianDibawah ini adalah beberapa bentuk gangguan perhatian:1. Distrakbiliti: yaitu perhatian yang mudah dialihkan oleh rangsang yang tidak berarti.1. Aproseksia: yaitu suatu keadaan dimana terdapat ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun terhadap situasi atau keadaan tanpa memandang pentingnya masalah 1. Hiperproseksia: yaitu suatu keadaan dimana terjadi pemusatan atau konsentrasi perlebihan sehingga sangan mempersempitpersepsi yang ada1. Gangguan IngatanIngatan adalah kemampuan untuk mencatat, menyimpan, serta memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran. Contoh beberapa gangguan ingatan yaitu amnesia, hipernemsia, paramnesia (pemalsuan atau penyimpangan ingatan)1. Gangguan asosiasiAsosiasi adalah proses jiwa dimana perasaan, kesan, atau gambaran ingatan cenderung menimbulkan kesan atau gambaran ingatan, respon/konsep lain, yang sebalumnya berkaitan dengannya. 1. Gangguan pertimbangan Proses menal yang membandingkan/menilai beberapa pilihan dalam suatu kerja atau tindakan dengan memberikan nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut.1. Gangguan pikiranPikiran adalah meletakkan hubungan antara berbagai bagian dari pengetahuan seseorang. Proses berpikir ini meliputi proses pertimbangan, pemahaman, ingatan, serta penalaran. Gangguan Bentuk Pikir :Ketidak mampuan mengorganisasikan proses pikir membentuk ide bertujuanJenis-2 Gangguan Bentuk / Arus Pikir : Inkoherensi: gagasan satu dengan lain tidak berhubungan, tidak logis, secara keseluruhan tidak dapat dimengerti. Asosiasi longgar: bentuk lebih ringan dari inkoherensi. Asosiasi bunyi: gagasan satu dengan yang lain dirangkaikan oleh kesamaan bunyi Neologisme: membentuk logika baru yang hanya dimengerti oleh pasien 1. Gangguan kesadaranKesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan serta dirinya sendiri melalui panca indera dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungan serta lingkungnnya sendiri.Bentuk-bentuk gangguan kesadaran adalah sebagai berikut:1. Kesadaran kuantitatif 1. Kesadaran kualitatif 1. Gangguan OrientasiOrientasi adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serat hubungannya dengan waktu, ruang, dan terhadap dirinya serta orang lain.Disorientasi adalah gangguan orientasi dapat timbul sebagai gangguan dari kesadaran waktu, tempat, dan orang.1. Gangguan KemauanKemauan adalah proses dimana keinginan-keinginan dipertimbangkan lalu diputuskan untuk dilaksanakan sampai mencapai tujuan.1. Gangguan Emosi dan Afek Mood = suasana perasaan Emosi yang bersifat pervasif dan bertahan lama, mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupan. Deskripsi moodEuthym: normalHypothym: murung-putus asa-depresif Hyperthym: elasi-ekspansif-euforik-manik Empty: kosong-hambar Irritable: mudah tersinggung Alexithymia: sulit mengungkapkan perasaan Afek : Ekspresi emosi sesaat, dapat diamati dari ekspresi wajah, gerak tubuh, irama suara.

1. Gangguan PsikomotorPsikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa meliputi kondisi perilaku motorik atau aspek dari suatu perilaku.Bentuk gangguan psikomotor adalah sebagai berikut :1. Aktifitas yang meningkat1. Aktifitas yang menurun1. Aktifitas yang terganggu/tidak sesuai1. Aktifitas yang berulang-ulang1. Otomatisme perintah tanpa disadari1. Negativisme1. Aversi1. Prinsip Keperawatan Jiwa Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.1. Manusia1. Lingkungan1. Kesehatan Keperawatan

1. Tujuan dan Peran Perawat Dalam Keperawatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991). Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving).Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehaan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung, saperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi.Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Sedankan tujuan pelayanan keperawatan jiwa adalah meningkatkan kesehatan jiwa, mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam memelihara kesehatan jiwa.Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien berubah.Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung.Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia untuk mendapatkan suatu kerangka berpikir teoritis yang mendasari praktik keperawatan.Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah diidentifikasi. 1. Psychiatric-jiwa health registered nurse (RN) adalah perawat terdaftar berlisensi yang menunjukkan keterampilan klinis dalam keperawatan kesehatan jiwa melebihi keterampilan perawat baru di lapangan. Sertifikasi adalah proses formal untuk mengakui bidang keahlian klinis perawat.1. Advanced practice registered nurse ini psychiatric-jiwa health (APRN-PMH)adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal berpendidikan tingkat master, memiliki pengetahuan mendalam tentang teori keperawatan jiwa, membimbing praktik klinis, dan memiliki kompetensi keterampilan keperawatan jiwa lanjutan. Perawat kesehatan jiwa pada praktik lanjutan dipersiapkan untuk memiliki gelar master dan doktor dalam bidang keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.Peran Perawat Kesehatan Jiwa1. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya1. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan1. Berperan serta dlm pengelolaan kasus1. Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa, mengatasi pengaruh penyakit jiwa - penyuluhan dan konseling1. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasi-kan kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan1. Memberikan pedoman pelayana kesehatan

Selain itu, perawat jiwa mampu melakukan hal-hal berikut ini: 1. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap budaya.1. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan keluarga yang mengalami masalah kesehatan kompleks dan kondisi yang dapat menimbulkan sakit.1. Berperan serta dalam aktivitas manajemen kasus, seperti mengorganisasi, mengakses, menegosiasi, mengordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan perbaikan bagi individu dan keluarga.1. Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu, keluarga,dan kelompok untuk menggunakan sumber kesehatan jiwa yang tersedia di komunitas termasuk pemberian perawatan, lembaga,teknologi,dan sistem sosial yang paling tepat.1. Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi pengaruh gangguan jiwa melalui penyuluhan dan konseling.1. Memberikan asuhan kepada pasien penyakit fisik yang mengalami masalah psiokologis dan pasien gangguan jiwa yang mengalami masalah fisik.1. Mengelola dan mengordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga,staf, dan pembuat kebijakan.1. Tren dan Issue Dalam Keperawatan Jiwaa. Trend curent issue dan kecenderungan dalam keperawatan jiwa Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.

1. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsiDi Indonesia banyak gangguan jiwa terjadi mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalah kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi atau bahkan harus dimulai dari masa pranikah. Banyak penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalam kandungan dengan kesehatan fisik dan mental seseorang di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi. Diantara hasil penelitian: Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik, getaran, sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental dan emosional yg lebih baik. Mednick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan. Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang berada pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan penting ini menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita skizofrenia. Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan perkembangan neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan neurokognitif seperti berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan perhatian, membedakan suara rangsang yang berurutan, working memory, dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai pada penderita skizofrenia. Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan dan dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya, tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.2. Trend Peningkatan Masalah Kesehatan JiwaMasalah kesehatan jiwa akan meningkat di era globalisasi, sudah terbukti dua tahun terakhir, hal ini dikarenakan beban hidup yang semakin berat. Klien gangguan jiwa tidak lagi didominasi kalangan bawah tetapi kalangan mahasiswa, PNS, pegawai swasta, kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke atas juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif. Penyebab dikalangan menengah ke atas sebagian besar akibat tidak mampu mengelola stress dan ada juga akibat post power syndrome atau mutasi jabatan. Kasus-kasus gangguan kejiwaan yang ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJ menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak mengenal baik strata sosial maupun usia. Ada orang kaya yang mengalami tekanan hebat, setelah kehilangan semua harta bendanya akibat kebakaran. Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan, gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya. Neurosis menyebabkan merosotnya kinerja individu. Mereka yang sebelumnya rajin bekerja, rajin belajar menjadi lesu, dan sifatnya menjadi emosional. Melihat kecenderungan penyakit jiwa pada anak dan remaja kebanyakan adalah kasus trauma fisik dan nonfisik. Trauma nonfisik bisa berbentuk musibah, kehilangan orang tua, atau masalah keluarga.Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.3. Kecenderungan Faktor Penyebab Gangguan JiwaTerjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001) menyataan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.Bukti lainnya, berdasarkan data statistik, angka penderita gangguan kesehatan jiwa memang mengkhawatirkan. Secara global, dari sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan mental, sekitar satu juta orang diantaranya meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya. Angka ini lumayan kecil jika dibandingkan dengan upaya bunuh diri dari para penderita kejiwaan yang mencapai 20 juta jiwa setiap tahunnya.Adanya gangguan kesehatan jiwa ini sebenarnya disebabkan banyak hal. Namun, menurut Aris Sudiyanto, (Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa (psikiatri) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, ada tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik, biologis atau organic. Penyebabnya antara lain berasal dari faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain. Kedua, gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah dalam pola pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di antara anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis. Ketiga, gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor psikososial (perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup, dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan lain-lain).4. Kecenderungan Situasi di Era GlobalisasiPerkembangan IPTEK yg begitu cepat dan perdagangan bebas sebagai ciri globalisasi, akan berdampak pada semua faktor termasuk kesehatan. Perawat dituntut mampu mberikan askep yg profesional dan dpt mpertanggung jawabkan secara ilmiah. Perawat dituntut senantiasa mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Perawat jiwa dalam era global harus membekali diri dgn bahasa internasional, kemampuan komunikasi dan pemanfaatan teknologi komunikasi, skill yang tinggi dan jiwa entrepreneurship.5. Perubahan Orientasi SehatPengaruh globalisasi thd perkembangan yankes termasuk keperawatan adalah tersedianya alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan. (persaingan kualitas). Tenaga kesehatan (perawat jiwa ) hrs mempunyai standar global dalam memberikan pelayanan kesehatan, jika tdk ingin ketinggalan. Fenomena masalah kesehatan jiwa, indicator keswa di masa mendatang bukan lagi masalah klinis spt prevalensi gangguan jiwa, melainkan berorientasi pd konteks kehidupan sosial. Fokus kesehatan jiwa bukan hanya menangani orang sakit, melainkan pada peningkatan kualitas hidup. Jadi konsep kesehatan jiwa buka lagi sehat atau sakit, tetapi kondisi optimal yang ideal dalam perilaku dan kemampuan fungsi social Paradigma sehat Depkes, lbh menekankan upaya proaktif untuk pencegahan daripada menunggu di RS, orientasi upaya kesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif. Penangan kesehatan jiwa bergeser dari hospital base mjd community base.6. Trend Bunuh Diri pada Anak dan RemajaBunuh diri merupakan masalah psikologis dunia yang sangat mengancam, angka kejadian terus meningkat dan sangat mengancam Sejak tahun 1958, dari 100.000 penduduk Jepang 25 orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk negara Austria, Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan pertama diduduki Jerman dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk. Di Amerika tiap 24 menit seorang meninggal akibat bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang sebenarnya 10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong. Kini yang mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat terjadi pada anak-anak dan remaja. Di Benua Asia, Jepang dan Korea termasuk Negara yang sering diberitakan bahwa warganya melakukan bunuh diri. Di Jepang, harakiri (menikam atau merobek perut sendiri) sering dilakukan bawahan untuk melindungi nama baik atasannya.

1. Istilah-istilah Dalam Keperawatan Jiwaa. Fobia: ketakutan yang patologis/tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.b. Waham: klien yang memiliki keyakinan terhadap sesuatu secara berlebihan yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan keyakinan.c. Alienasi: perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda, asing.d. Logorea: pembicaraan cepat tidak terkontrole. Tangensial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai tujuanf. Afasi: membuat sajak secara tidak wajarg. Perseverasi: berulang-ulang menceritakan suatu ide, tema secara berlebihanh. Ekstasi: kegembiraan yang luar biasai. Fantasi: isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diinginkanj. Preokupasi: pikiran yang terpaku pada satu idek. Nihilistik: klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

BAB IIIPENUTUP

0. KesimpulanKesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, dan sosial individu secara optimal, dan selaras dengan perkembangan dengan orang lain.Sedangkan pengertian keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia. Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa.Hal ini penting karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

0. SaranPerawat jiwa harus mampu menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia untuk mendapatkan suatu kerangka berpikir teoritis yang mendasari praktik keperawatan dalam upaya meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).