makalah kependudukan

10
1 BAB I PENDAHULUAN 1.LATAR BELAKANG Analisis demografi memberi sumbangan yang sangat besar, baik kualitatif maupun kuantitatif pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk. Perubahan-perubahan unsur demografi tersebut pada gilirannya mempengaruhi perubahan dalam berbagai bidang pembangunan secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang pembangunan akan mempengaruhi dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Khususnya untuk migrasi, Tjiptoherijanto (2000) menyatakan bahwa migrasi penduduk merupakan kejadian yang mudah dijelaskan dan tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari, namun pada prakteknya sangat sulit untuk mengukur dan menentukan ukuran bagi migrasi itu sendiri. Hal itu disebabkan karena hubungan antara migrasi dan proses pembangunan yang terjadi dalam suatu negara/daerah saling mengkait. Umumnya migrasi penduduk mengarah pada wilayah yang “subur” pembangunan ekonominya, karena faktor ekonomi sangat kental mempengaruhi orang untuk pindah. 1.2.RUMUSAN MASALAH Seiring dengan terbatasnya waktu dan sumber daya yang dimiliki maka penulisan mengenai Implementasi Administrasi kepen-dudukan ini mengambil lokus pada Pemerintah Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Salah satu alasan yang melandasi pemilihan wilayah ini sebagai lokasi penelitian adalah bahwa Kota Banda Aceh Provinsi

description

makalah kependudukan

Transcript of makalah kependudukan

Page 1: makalah kependudukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Analisis demografi memberi sumbangan yang sangat besar, baik kualitatif maupun

kuantitatif pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

dinamika kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi)

terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk.

Perubahan-perubahan unsur demografi tersebut pada gilirannya mempengaruhi perubahan

dalam berbagai bidang pembangunan secara langsung maupun tidak langsung. Selanjutnya

perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang pembangunan akan mempengaruhi

dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Khususnya untuk migrasi,

Tjiptoherijanto (2000) menyatakan bahwa migrasi penduduk merupakan kejadian yang mudah

dijelaskan dan tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari, namun pada prakteknya sangat sulit

untuk mengukur dan menentukan ukuran bagi migrasi itu sendiri. Hal itu disebabkan karena

hubungan antara migrasi dan proses pembangunan yang terjadi dalam suatu negara/daerah

saling mengkait. Umumnya migrasi penduduk mengarah pada wilayah yang “subur”

pembangunan ekonominya, karena faktor ekonomi sangat kental mempengaruhi orang untuk

pindah.

1.2.RUMUSAN MASALAH

Seiring dengan terbatasnya waktu dan sumber daya yang dimiliki maka penulisan

mengenai Implementasi Administrasi kepen-dudukan ini mengambil lokus pada Pemerintah

Kota Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Salah satu alasan yang melandasi

pemilihan wilayah ini sebagai lokasi penelitian adalah bahwa Kota Banda Aceh Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam memiliki permasalahan penduduk yang kompleks pasca bencana

Tsunami tahun 2004 disamping bekas daerah konflik.Bagaimana implementasi kebijakan

administrasi kependudukan berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006 di Kota Banda

Aceh? Fokus permasalahan ini dirumuskan dalam permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimanapotensi permasalahan yang muncul dari ketentuan-ketentuan yang ada

dalam UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kepen-dudukan?;

Page 2: makalah kependudukan

2

2. Bagaimana perma- salahan yang timbul dalam praktek pelaksanaan UU No. 23 Tahun

2006 tentangAdministrasi Kependudukan?;

3. Bagaimanasolusi mengatasi permasalahan yang timbul dari ketentuan-ketentuan dan

praktek pelaksa-naan dari UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependu-

dukan?

Page 3: makalah kependudukan

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh

Setelah musibah gempa dan tsunami menjadi berkurang bila dibandingkan kondisi

kepadatan penduduk sebelum peristiwa tersebut. Bencana tsunami merenggut korban jiwa

sekitar 50 ribu jiwa, banyak menelan korban jiwa terutama di daerah-daerah yang terkena

dampak langsung tsunami.Tahun 2007 jumlah penduduk Kota Banda Aceh sebesar 219.659

jiwa berdasarkan hasil proyeksi penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

Tabel Jumlah Penduduk,Rata-Rata Kepadatan Penduduk Per Desa dan

Rata-Rata Kepadatan Penduduk Per Km2 Kota Banda Aceh Tahun 2007

( Diurutkan berdasarkan jumlah penduduk per kecamatan )

No.

KecamatanJumlah

Penduduk

Rata-Rata Kepadatan Penduduk

Per Desa Per Km2

1.  Meuraxa  3.719   232 0,51

2.  Jaya Baru 15.317 1.701 4,05

3.  Banda Raya 29.363 2.936 6,13

4.  Baiturrahman  4.989 1.098 9,03

5.  Lueng Bata 23.083 2.564 4,32

6.  Kuta Alam 43.746 3.976 4,35

7.  Kuta Raja  4.639   773 0,89

8.  Syiah Kuala 30.867 3.086 2,17

9.  Ulee Kareng 27.936 3.104 4,54

Jumlah 219.659 2.440 3,58

Kepadatan penduduk di Kota Banda Aceh

setelah musibah gempa dan tsunami menjadi berkurang bila dibandingkan kondisi kepadatan

penduduk sebelum peristiwa tersebut. Bencana tsunami merenggut korban jiwa sekitar 50 ribu

jiwa, banyak menelan korban jiwa terutama di daerah-daerah yang terkena dampak langsung

tsunami.Tahun 2007 jumlah penduduk Kota Banda Aceh sebesar 219.659 jiwa berdasarkan

hasil proyeksi penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

Tabel Jumlah Penduduk, Rata-Rata Kepadatan Penduduk Per Desa dan

Page 4: makalah kependudukan

4

ata-RaRta Kepadatan Penduduk Per Km2 Kota Banda Aceh Tahun 2007( Diurutkan berdasarkan jumlah penduduk per kecamatan )

No.

KecamatanJumlah

Penduduk

Rata-Rata Kepadatan Penduduk

Per Desa Per Km2

1.  Meuraxa  3.719   232 0,51

2.  Jaya Baru 15.317 1.701 4,05

3.  Banda Raya 29.363 2.936 6,13

4.  Baiturrahman  4.989 1.098 9,03

5.  Lueng Bata 23.083 2.564 4,32

6.  Kuta Alam 43.746 3.976 4,35

7.  Kuta Raja  4.639   773 0,89

8.  Syiah Kuala 30.867 3.086 2,17

9.  Ulee Kareng 27.936 3.104 4,54

Jumlah 219.659 2.440 3,58Pada tahun 2006 dan 2007 rasio jenis kelamin penduduk Kota Banda Aceh sudah diatas 100,

hal ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk

perempuan.

Tabel Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Sex Rasio pada Tahun 2007

( Diurutkan berdasarkan rasio sex jumlah penduduk per kecamatan )

No.

KecamatanJenis Kelamin Sex

Rasio

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

1.  Meuraxa 1.966 1.753 3.719112,

2

2.  Jaya Baru  8.097 7.220 15.317112,

1

3. Banda Raya

15.522 13.841 29.363119,

1

4. Baiturrahman

21.668 19.321  40.98

9112,

1

5.  Lueng Bata 12.202 10.881 23.083112,

0

6.  Kuta Alam 23.088 20.621 43.746111,

9

7.  Kuta Raja   3.013 2.187   4.639137,

8

8. Syiah Kuala

15.473 14.550 30.867175,

1

Page 5: makalah kependudukan

5

9. Ulee Kareng

14.767 13.169 27.936112,

1

Jumlah 116.11

6103.543

219.659

112,4

Sumber : Banda Aceh Dalam Angka Tahun 2008 (BPS Kota Banda Aceh)

Kota Banda Aceh adalah ibukota provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dahulu kota ini bernama

Kutaraja, kemudian sejak 28 Desember 1962 namanya diganti menjadi Banda Aceh. Sebagai

pusat pemerintahan, Banda Aceh menjadi pusat segala kegiatan ekonomi, politik, sosial, dan

budaya. Kota yang telah berumur 796 tahun ini - berdasarkan Perda Aceh No.5/1988, tanggal

22 April 1205 ditetapkan sebagai tanggal keberadaan kota tersebut. Pada tanggal 26 Desember

2004, kota ini dilanda gelombang pasang tsunami yang menelan ratusan ribu jiwa penduduk

dan menghancurkan lebih dari 60% bangunan kota ini. Hingga kini belum diketahui berapa

jumlah pasti penduduk Banda Aceh pasca tsunami

JUMLAH PENDUDUK KOTA BANDA ACEH

Jumlah penduduk terbanyak di Kota Banda Aceh terdapat di Kecamatan Meuraxa, yaitu

sejumlah 66.108jiwa, sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Baiturrahman, yaitu

sebanyak 52.486 jiwa. Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh, 2000 Jumlah

penduduk di Kota Banda Aceh dari data terbaru yang didapat adalah sejumlah 264.091 jiwa

(BPS Kota Banda Aceh). Sebaran dan Kepadatan Penduduk

2.2. Jumlah Angka Kematian Bayi Di Aceh Di Atas Rata-rata Nasional

Banda Aceh: Angka kematian bayi di Aceh masih cukup tinggi dan berada di atas rata-

rata nasional. Jika di tingkat nasional angka rata-rata kematian bayi 35/1000 kelahiran hidup,

maka di Aceh angkanya mencapai 40/1000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi ini

di sebabkan karena berat bayi yang rendah, gangguan pernafasan dan masih kurangnya

pengetahuan kaum ibu, terutama terhadap pentingnya pemberian ASI sebagai asupan

makanan utama dan terbaik bagi bayi yang baru dilahirkan,", berdasarkan hasil penelitian

lembaga kesehatan Amerika Serikat, Pediatrics tahun 2006, ditemukan bahwa praktik inisiasi

menyusui dini dapat menurunkan angka kematian bayi yang baru di lahirkan hingga 22%. Hasil

penelitian tersebut juga menyebutkan, bahwa inisiasi menyusui dini dapat melindungi bayi dari

infeksi, diare, gangguan pernafasan dan Hipothermia. Terkait itu, Diskes Aceh bekerjasama

Page 6: makalah kependudukan

6

dengan Health Dervices Programe (HSP)-USAID akan menggelar sejumlah kegiatan yang

diharapkan dapat membantu para ibu hamil dalam merawat bayi mereka yang baru dilahirkan,

dalam acara Program Inisiasi Menyusui Dini dan Pemberian Air Susu Ibu (ASI), Minggu (20/4)

mendatang di Taman Sari, Banda Aceh."Acara yang akan diikuti seribuan ibu hamil se Kota

Banda Aceh dan Aceh Besar ini, diharapkan dapat mendapat pengetahuan mengenai

pentingnya pemberian ASI ekslusif bagi bayi yang baru dilahirkan guna menurunkan agka

kematian pada bayi di Aceh. Dalam acara ini, Dinas Kesehatan Aceh juga akan menghadirkan

Dr. Utami Roesli, sebagai pemateri utama dalam mensosialisasikan program menyusu dini,

kepada para dokter spesialis anak terkemuka dan salah satu pelaku advokasi utama di

Indonesia untuk Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif itu, juga telah berpengalaman dalam

memberikan materi bagi para ibu hamil dalam memberikan perawatan terbaik bagi buah

hatinya. (b07) (ags)

Masalah Akibat Angka Kelahiran

Hasil perkiraan tingkat fertilitas (metode anak kandung) menunjukan bahwa penurunan

tingkat fertilitas Indonesia tetap berlangsung dengan kecepatan yang bertambah seperti

nampak pada tabel di bawah ini Periode (tahun) Tingkat fertilitas secara keseluruhan dari

periode 1981- 1984 ke periode 1986-1989 turun sebesar 18 % atau sekitar 3,9% pertahun.

Namun tingkat penurunan fertilitas mulai melambat atara periode 1986-1989 dan 1987-1990

yaitu menjadi 2,1% rata-rata pertahun. Hasil SP71 dan SP80 masih menunjukan bahwa tingkat

kelahiran untuk kelompok umur wanita 20-24 tahun adalah yang tertinggi. Namun demikian

terjadi pergeseran ke kelompok umur (25 -29) tahun pada hasil SP80 dan ini akan memberikan

dampak terhadap penurunan tingkat gfertilitas secara keseluruhan

Masalah akibat Angka Kematian

Selama hampir 20 tahun terakhir, Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan

sebesar 51,0 pada periode 1967-1986. Tahun 1967 AKB adalah 145 per 1000 kelahiran,

kemudian turun menjadi 109 per 1000 kelahiran pada tahun 1976. Selama 9 tahun terjadi

penurunan sebesar 24,8 persen atau rata-rata 2,8 persen per tahun. Berdasarkan SP90, AKB

tahun 1986 diperkirakan sebesar 71 per 1000 kelahiran yang menunjukan penurunan sebesar

34,9 persen selama 10 tahun terakhir atau 3,5 persen pertahun (Trend Mortalitas, 66).

Page 7: makalah kependudukan

7

BAB III

PENUTUP

3.1.kesimpulan

Berdasarkan dua kondisi di atas dapatlah disebutkan beberapa masalah (terkait

dengan SDM) sebagai berikut :

Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal

penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatanketimbang aspek intelektual.

Fertilitas meningkat maka pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi

akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukan korelasi negative dengan

tingkat kesejahteraan penduduknya.

Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah :

Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran

pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.

Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai

bagi anak-anak (Balita).

.Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian :

a) Kelahiran

Angka kelahiran perlu ditekan melalui :

Page 8: makalah kependudukan

8

Partisipasi wanita dalam program KB.

Tingkat pendidikan wan ita wanita mempengaruhi umur kawin pertama dan penggunaan

kontrasepsi.

Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dengan

b) Kematian

Angka kematian perlu ditekan :

Pelayanan kesehatan yang lebih baik

Peningkatan gizi keluarga

Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)