makalah kelapa sawit

4
 Perusahaan Kelapa Sawit Perusahaan Kelap a Sawi t atau yang bi asanya di sebut se bagai PKS merupakan perusahaan yang mengelola atau mengolah kelapa sawit mulai dari  perk ebuna n hingga menja di CPO. Biasanya tiap PKS sudah memil iki sendiri area per keb una n sawit yan g aka n dik elolanya ata u mer eka sud ah men jal in kerjas ama denga n petani kelapa sawit untuk menye torka n komo ditas tersebut kepada perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar luas lahan kelapa sawit yang dimiliki perusahaan, belum tentu paso kan CPO yang dihasilk an berjumlah  besar. Semua tergantung pada jumlah kelapa sawit yang dihasilkan tiap lahan  perkebunan. Berikut ini adalah beberapa Perusahaan Kelapa Sawit pemasok CPO untuk minyak goreng  Nama Perusahaan Pasokan CPO (ton) Total luas Lahan di Indonesia Lu as La ha n yang Ditanami(ha) Si na r Mas Gro up /P T Ag ri Go ld en Resources 15.000 320.463 113.562 Wilmar internasional Group 7.500 210.000 64.700 Astra Agro Lestari group/PT Astra Agro Lestari Tbk 6.000 192.375 125.461 Asian Agri group/Raja Garuda Mas 5.000 259.075 96.330 Duta Palma group 5.000 65.800 25.450 Salim group/PT Salim Plantations/Indofood group/PT IndoAgri 5.000 1.155.745 95.310 LONSUM group(PT PP London Sumatera Indonesia)/Napan Group 4.000 245.629 78.944 Ba kr ie Pl anta ti on gr ou p/ PT Ba kr ie Sumatra Plantations 1.200 49.283 23.392 Dari dat a ter sebut dapat dil iha t bah wa Per usa haa n Kelapa Sawit yan g memasok CPO paling besar adalah Sinar Mas Group yaitu mencapai 15.000 ton dengan area penanaman lahan 113.562 ha. Padahal luas lahan yang ditanami Astra Agro Lestari group lebih besar dari pada Sinar Mas. Berart i kuali tas perkebuna n

Transcript of makalah kelapa sawit

Page 1: makalah kelapa sawit

5/8/2018 makalah kelapa sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelapa-sawit 1/4

 

Perusahaan Kelapa Sawit

Perusahaan Kelapa Sawit atau yang biasanya disebut sebagai PKS

merupakan perusahaan yang mengelola atau mengolah kelapa sawit mulai dari

  perkebunan hingga menjadi CPO. Biasanya tiap PKS sudah memiliki sendiri

area perkebunan sawit yang akan dikelolanya atau mereka sudah menjalin

kerjasama dengan petani kelapa sawit untuk menyetorkan komoditas tersebut

kepada perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar luas lahan kelapa sawit

yang dimiliki perusahaan, belum tentu pasokan CPO yang dihasilkan berjumlah

 besar. Semua tergantung pada jumlah kelapa sawit yang dihasilkan tiap lahan

 perkebunan.

Berikut ini adalah beberapa Perusahaan Kelapa Sawit pemasok CPO untuk 

minyak goreng

 Nama Perusahaan Pasokan

CPO

(ton)

Total luas

Lahan di

Indonesia

Luas Lahan

yang

Ditanami(ha)

Sinar Mas Group /PT Agri Golden

Resources

15.000 320.463 113.562

Wilmar internasional Group 7.500 210.000 64.700

Astra Agro Lestari group/PT Astra Agro

Lestari Tbk 

6.000 192.375 125.461

Asian Agri group/Raja Garuda Mas 5.000 259.075 96.330

Duta Palma group 5.000 65.800 25.450

Salim group/PT Salim

Plantations/Indofood group/PT IndoAgri

5.000 1.155.745 95.310

LONSUM group(PT PP London

Sumatera Indonesia)/Napan Group

4.000 245.629 78.944

Bakrie Plantation group/PT Bakrie

Sumatra Plantations

1.200 49.283 23.392

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa Perusahaan Kelapa Sawit yang

memasok CPO paling besar adalah Sinar Mas Group yaitu mencapai 15.000 ton

dengan area penanaman lahan 113.562 ha. Padahal luas lahan yang ditanami Astra

Agro Lestari group lebih besar dari pada Sinar Mas. Berarti kualitas perkebunan

Page 2: makalah kelapa sawit

5/8/2018 makalah kelapa sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelapa-sawit 2/4

 

kelapa sawit milik Sinar Mas lebih baik dari pada yang dimiliki oleh Agro Lestari

Group.

Harga komoditas kelapa sawit sangat ditentukan oleh kebutuhan pasar 

kebijakan pemerintah. Perusahaan sama sekali tidak dapat mengontrol harga,

demikian pula dengan suplai kelapa sawit karena hasilnya sangat bergantung pada

kondisi alam yang sulit untuk diprediksi. Dengan kata lain, terdapat beberapa

faktor dalam proses produksi dan penentuan harga yang tidak bisa dikontrol

sepenuhnya oleh perusahaan. Saat ini harga kelapa sawit sedang tinggi karena

selain dibutuhkan untuk industri pangan dan kimia, CPO juga digunakan untuk 

  bahan bakar penganti minyak bumi, khususnya di negara-negara Eropa.

Sedangkan suplai CPO dunia ditentukan oleh Indonesia, sebagai produsen CPO

terbesar di dunia. Tingginya permintaan CPO dunia belum mendapat respon yang

seimbang. Industri CPO di Indonesia masih bertumbuh secara horizontal. Artinya,

 perusahaan masih memperbanyak lahan, memeperluas dan mengakuisisi kebun,

 bukannya berusaha untuk meningkatkan produksi CPO dengan jumlah komoditas

yang tetap.

Selain harga yang ditentukan sepenuhnya oleh pasar serta kebijakan

  pemerintah, karakteristik lainnya dari industri CPO adalah padat modal.

Perusahaan harus mempersiapkan investasi untuk tiga tahun pertama, ketika

 perkebunan belum berproduksi. Jika produksi terhenti di tahun kedua, misalnya,

maka semua modal yang ditanamkan akan hilang.

Di luar faktor-faktor tersebut, terdapat beberapa faktor yang dapat

dikontrol oleh perusahaan, yaitu biaya langsung dan tidak langsung, efisiensi, dan

 produktivitas. Aliran kas Perusahaan Kelapa Sawit terdiri dari aliran pengeluaran

(outflow), yaitu semua biaya per tahun, dalam nilai unag yang dikeluarkan oleh perusahaan selama pelaksanaan kegiatan, dan aliran penerimaan (inflow), yaitu

semua penerimaan per tahun, dalam nilai uang yang diterima perusahaan dari

 pelaksanaan kegiatan perkebunan kelapa sawit.

Total biaya per tahun untuk melaksanakan perkebunan kelapa sawit

merupakan penjumlahan dari semua pengeluaran dalam kurun waktu satu tahun

tertentu, untuk melaksanakan kegiatan tertentu, sesuai dengan jadwal pelaksanaan

Page 3: makalah kelapa sawit

5/8/2018 makalah kelapa sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelapa-sawit 3/4

 

kegiatan. Biaya-biaya yang arus dikeluarkan oleh perusahaan dalam pelaksanaa

kegiatan proyek diantaranya adalah biaya untuk:

1) Mendapatkan Hak Guna Usaha (HGU) lahan perkebunan kelapa sawit.

2) Investasi tanaman kelapa sawit.

3) Pemeliharaan tanaman.

4) Pemanenan TBS (Tandan Buah Sawit).

5) Pemupukan.

6) Pengangkutan TBS ke pabrik pengolahan.

7) Invstasi pembangunan pabrik.

8) Biaya pengolahan TBS menjadi CPO dan KPO.

9) Biaya pengangkutan CPO dan KPO dari lokasi PKS ke pelabuhan ekspor.

10)Biaya overhead dan biaya depresiasi.

Penerimaan dalam nilai uang diperoleh dari hasil penjualan CPO dan KPO yang

dijiual di pasar domestik maupun yang diekspor.

Untuk meningkatkan Perusahaan Kelapa Sawit, akan lebh baik jika

 perusahaan memanfaatkan IT untuk mengintegrasikan proses bisnis mereka dari

hulu ke hilir. Dengan ini, perusahaan dapat mengintegrasikan dan mengontrol

setiap proses bisnis yang berlangsung, mulai dari perkebunan, pabrik, pengolahan

kantor cabang, dan kantor pusat. Perusahaan juga dapat menghitung setiap

aktivitas yang dilakukan, membandingkan kondisi sebelum dan keadaan sesudah

sebuah aktvitas dilaksanakan.

Dari sisi logistik, untuk menekan biaya, perusahaan dapat melakukan

sentralisasi pembelian bibit, pupuk, pestisida, dan sebagainya, serta mengatur 

keluar masuk barang sesuai dengan wilayah yang membutuhkannya. Perusahaan

 juga mampu menghitung setiap biaya dan anggaran yang dibutuhkan dalam setiapaktivitas, mengontrol transaksi dari beberapa perkebunan dan perusahaan,

mempersingkat financial close-cycle, serta pajak.

Untuk melaksanakan semua itu, perusahaan harus mempersiapkan

 perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk menunjang aplikasi yang digunakan.

Perangkat yang paling kritikal, yaitu SDM yang tahu dan mengerti tentang IT dan

  jaringan komunikasi data bagi lokasi perkebunan dan kantor cabang yang

  biasanya terletak jauh dari kota dan belum terjangkau jaringan komunikasi

Page 4: makalah kelapa sawit

5/8/2018 makalah kelapa sawit - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kelapa-sawit 4/4

 

terrestrial . Memang hal ini akan membutuhkan biaya yang besar pada saat

  pertama kali melaksanakannya. Selain itu, pelaksanaan sistem ini tidak dapat

langsung berjalan lancar karena baru diterapkan. Pasti akan ada kesalahan,

kelalaian dalam penggunannya. Tetapi lama-kelamaan perusahaan dan SDM nya

akan terbiasa dengan sistem baru itu dan hal ini akan sangat bermanfaat bagi

 perusahaan.