MAKALAH KEBUDAYAAN KABUPATEN MALUKU … KONSELING LINTAS BUDAYA KEBUDAYAAN KABUPATEN MALUKU TENGAH...
Transcript of MAKALAH KEBUDAYAAN KABUPATEN MALUKU … KONSELING LINTAS BUDAYA KEBUDAYAAN KABUPATEN MALUKU TENGAH...
MAKALAH
KONSELING LINTAS BUDAYA
KEBUDAYAAN KABUPATEN MALUKU TENGAH
Disusun Oleh
M. DAUD LATUCONSINA 2013-39-020
HETTY B SAGANDJ 2013-39-039
ISKANDAR A TUASIKAL 2012-39-094
MERLIN SOUHOKA 2013-39-040
ASTRID OHELLO 2013-39-076
RACHEL MATULESSY 2013-39-045
MEISYA LATUPUTTY 2013-39-086
ROSIDA KELIAN 2013-39-058
JESIKA NIRAHUA 2013-39-046
ARAFA A LATUCONSINA 2011-39-044
DEVITS TEHUSALAWANE 2013-39-001
ESTER RISAMENA 2013-39-072
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PATIMURA AMBON
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT bahwa dengan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Konseling Lintas Budaya
yang berjudul “Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah” tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademis
guna memenuhi nilai mata kuliah Konseling Lintas Budaya. Selain itu penulisan ini juga
dimaksudkan untuk membantu memperdalam pemahaman penulis pada mata kuliah tersebut.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna dan demi kemajuan ilmu
pengetahuan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga apa yang
telah penulis sajikan dalam tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Ambon, 18 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kabupaten Maluku Tenggah…………………..………………………..……1
B. Daerah Kabupaten Maluku Tenggah....……………………….…………………...…1
C. Lambang dan arti Lambang Kabupaten Maluku Tengah..……...…………………...9
D. Visi dan Misi Kabupaten Maluku Tengah…..…………………………………..….10
E. Seni dan Budaya Kabupaten Maluku Tengah..….……………………………........11
F. Jenis Pariwisata di Kabupaten Maluku Tengah..………………………………..….15
G. Jenis Makanan tradisional di Kabupaten Maluku Tengah….……………………...17
H. Adat Kelahiran pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah....………………….18
I. Adat Pernikahan pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah.…….…….………18
J. Adat Kematian pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah...….…………….....18
K. Petatah petitih Kabupaten Maluku Tengah.………...………………………………20
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan...................................................................................................................21
b. Kritik dan Saran............................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus mengetahui berbagai macam kebudayaan
yang ada di negara kita. Indonesia terdiri dari banyak suku dan budaya, dengan mengenal dan
mengetahui hal itu, masyarakat Indonesia akan lebih mengerti kepribadian suku lain,
sehingga tidak menimbulkan perpecahan maupun perseteruan. Pengetahuan tentang
kebudayaan itu juga akan memperkuat rasa nasionalisme kita sebagai warga negara Indonesia
yang baik.
Selain hal-hal di atas, kita juga dapat mengetahui berbagai kebudaya di Indonesia
yang mengalami akulturasi. Karena proses akulturasi yang terjadi tampak simpang siur dan
setengah-setengah. Contoh, perubahan gaya hidup pada masyarakat Indonesia yang kebarat-
baratan yang seolah-olah sedikit demi sedikit mulai mengikis budaya dan adat ketimurannya.
Namun, masih ada beberapa masyarakat yang masih sangat kolot dan hampir tidak
mempedulikan perkembangan dan kemajuan dunia luar dan mereka tetap menjaga
kebudayaan asli mereka.
Karena latar belakang di atas kita menyusun makalah tentang salah satu kebudayaan
masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat Melanesia. Makalah ini akan memberikan wawasan
tentang masyarakat Melanesia terkhusus Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki
keragaman suku dan budaya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sejarah Kabupaten MalukuTengah?
2. Bagaimana daerah Kabupaten Maluku Tengah?
3. Apa Lambang dan Arti Lambang Kabupaten Maluku Tengah?
4. Apa Visi dan Misi Kabupaten Maluku Tengah?
5. Bagaimana Seni dan Budaya di Kabupaten Maluku Tengah?
6. Apa saja jenis Pariwisata di Kabupaten Maluku Tengah?
7. Apa saja jenis Makanan Tradisional di daerah Kabupaten Maluku Tengah?
8. Bagaimana Adat Kelahiran pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah?
9. Bagaimana Adat Pernikahan pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah?
10. Bagaimana Adat Kematian pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah?
11. Apa saja Petatah petitih di Kabupaten Maluku Tengah?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Sejarah Kabupaten Maluku Tengah.
2. Untuk mengetahui Daerah Kabupaten Maluku Tengah.
3. Untuk mengetahui Lambang dan Arti Lambang kabupaten Maluku Tengah.
4. Untuk mengetahui Visi dan Misi Kabupaten Maluku Tengah.
5. Untuk mengetahui Seni dan Budaya di Kabupaten Maluku Tengah.
6. Untuk mengetahui tempat Pariwisata di Kabupaten Maluku Tengah.
7. Untuk mengetahui jenis Makanan Tradisional di daerah Kabupaten
MalukuTengah.
8. Untuk mengetahui Adat Kelahiran pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah.
9. Untuk mengetahui Adat Pernikahan pada masyarakat Kabupaten Maluku
Tengah.
10. Untuk mengetahui Adat Kematian pada masyarakat Kabupaten Maluku Tengah.
11. Untuk mengetahui Petatah petitih di Kabupaten Maluku Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SEJARAH KABUPATEN MALUKU TENGAH
Kabupaten Daerah Tingkat II Maluku Tengah sebagai salah satu kabupaten di Maluku
yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1952 (L.N. No. 49/1952)
tentang pembubaran daerah Maluku Selatan dan pembentukan Maluku Tengah dan Maluku
Tenggara. Setelah berlakunya Undang-Undang no. 1 Tahun 1957 tanggal 18 Januari 1957,
tentang pokok-pokok pemerintah untuk seluruh wilayah Republik Indonesia, maka dibentuk
daerah-daerah “Swatantra” diantaranya daerah Swantantra Tingkat I Maluku dengan undang-
undang No. 20 Tahun 1958 (L.N. No. 60/1958).
Selanjutnya sesuai pasal 73 ayat 4 undang-undang darurat No. 22 Tahun 1957 maka
dibentuk pula daerah-daerah Swatantra Tingkat II, sehingga dubentuklah daerah Swatantra
Tingkat II di Maluku dengan undang-undang darurat No. 23 tahun 1957 (L.N. No. 80/1957),
yang kemudian ditetapkan dengan undang-undang No. 60 Tahun 1958 (L.N. No. 111/1958)
yang meliputi daerah-daerah Swatantra Tingkat II Maluku Tengah, Maluku Utara, Maluku
Tenggara dan Kota Ambin. Wilayah-wilayah yang termasuk dalam daerah Swatantra Tingkat
II Maluku Tengah adalah: Pulau Ambon, Pulau-pulau Lease, Pulau-pulau Banda, Seram
Timur, Seram Utara, Seram Selatan, Seram Barat, dan Pulau Buru Sebagaimana yang
tercantum dalam PP. No. 35 Tahun 1952 tersebut.
B. DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH
Kabupaten Maluku Tengah memiliki kandungan potensi alam yang cukup besar dan
memberi peluang bagi dunia usaha untuk penanaman dan pengembangan investasi. Luas
wilayah Kabupaten Maluku Tengah 275.907 km2, berupa perairan laut 264.311,43 km dan
daratan 11.595,57 km2. Secara administrasi, kabupaten ini terdiri dari 11 kecamatan dan 161
negeri/anak negeri. Letak geografis Kabupaten Maluku Tengah terletak pada posisi 127,25o-
132,5o Bujur Timur dan 2,5–7,5
o Lintang Selatan dengan batas-batas :
Utara : Laut Seram
Selatan : Laut Banda
Timur : Kabupaten Seram Bagian Timur
Barat : Kabupaten Seram Bagian Barat
Kabupaten Maluku Tengah pada umumnya beriklim tropis dan musim terjadi iklim
tersebut karena Kabupaten Maluku Tengah dikelilingi oleh laut yang luas, maka iklim daerah
ini sangat dipengaruhi oleh laut yang berlangsung seirama dengan musim yang ada.
Berdasarkan pada asumsi yang mengklasifikasikan data klimologi spasial oleh Oldeman,
maka pengelompokkan wilayah curah hujan dalam bentuk Zona Agraklimat untuk
Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai berikut :
Zone III.1. : Curah hujan tahunan 2000-2500 mm pada wilayah Kecamatan
Tehoru, Amahai, PP Banda, dan PP TNS.
Zone III.3. : Curah hujan tahunan 3000-4500 mm pada Kecamatan Amahai dan
PP Lease. Temperatur rata-rata untuk Kabupaten Maluku Tengah berkisar 22o–30
o
Berdasarkan kondisi fisik, wilayah Kabupaten Maluku Tengah terdiri dari dataran
rendah dan dataran tinggi yang didominasi oleh tanah podsolik merah dan kuning, alluvial,
litosol dan kompleks podsolik merah dan kuning. Rata-rata wilayah memiliki ketinggian dari
permukaan laut mencapai 50m–300m.
Berikut ini adalah peta Kabupaten Maluku Tengah
Wilayah Pemerintahan
Berikut akan di bahas daftar nama kecamatan/Distrik serta Desa/Kelurahan yang
berada di Teritori Kabupaten Maluku Tengah,Provinsi Maluku, Dan ditambah dengan
beberapa sumber lain sebagai pelengkap. serta di lengkapi dengan kode pos baru untuk tiap-
tiap kecamatan /distrik. Adapun Kabupaten Maluku Tengah terdiri dari 17 Kecamatan.
Berikut akan dirincikan beserta desa yang berada di tiap-tiap distrik/kecamatan di maksud,
silahkan di simak !!!
Secara garis besar, pembagian wilayah pemerintahan kabupaten Maluku Tengah
adalah sebagai berikut :
Wilayah Kecamatan Nagari
I Kec. Teluk Elpaputih 1. Desa Waraka
2. Desa Tananahu
3. Desa Liang
4. Desa Sahulauw
5. Desa Sapalon
6. Desa Wasia
7. Desa Sanahu
II Kec. Leihitu Barat 1. Desa Larike
2. Desa Wakasihu
3. Desa Allang
4. Desa Liliboy
5. Desa Hatu
III Kec. Leihitu 1. Desa Asilulu
2. Desa Ureng
3. Desa Negeri Lima
4. Desa Seith
5. Desa Kaitetu
6. Desa Hila
7. Desa Waka
8. Desa Hitu Lama
9. Desa Hitumessing
10. Desa Mamala
11. Desa Morella
IV
Kec. Salahutu 1. Desa Liang
2. Desa Waai
3. Desa Tulehu
4. Desa Tial
5. Desa Tengah-tengah
6. Desa Suli
V
Kec. Pulau Haruku 1. Desa Aboru
2. Desa Wassu
3. Desa Oma
4. Desa Haruku
5. Desa Sameth
6. Desa Naira
7. Desa Rohomoni
8. Desa Kabauw
9. Desa Kailolo
10. Desa Pelauw
11. Desa Kariu
12. Desa Hulaliu
VI Kec. Saparua 1. Desa Boi
2. Desa Paperu
3. Desa Tiouw
4. Desa Haria
5. Desa Porto
6. Desa Kulur
7. Desa Itawaka
8. Desa Nolloth
9. Desa Iha
10. Desa Ihamahu
11. Desa Tuhaha
12. Desa Saparua
13. Desa Siri Sori Amalatu
14. Desa Siri Sori
15. Desa Ullath
16. Desa Ouw
17. Desa Mahu
VII Kec. Nusa Laut 1. Desa Ameth
2. Desa Titawaai
3. Desa Abubu
4. Desa Akoon
5. Desa Nalahia
6. Desa Sila
7. Desa Lainitu
VIII Kec. Banda 1. Desa Nusantara
2. Desa Dwiwarna
3. Desa Merdeka
4. Desa Rajawali
5. Desa Kampung Baru
6. Desa Pulau Hatta
7. Desa Selamon
8. Desa Lonthoir
9. Desa Pulau Ay
10. Desa Pulau Rhur
11. Desa Tanah Rata
12. Desa Waer
IX Kota Masohi 1. Kelurahan Namaelo
2. Kelurahan Namasina
3. Kelurahan Ampera
4. Kelurahan Lasane
5. Kelurahan Letwaru
X Kec. Amahai 1. Desa Haruru
2. Desa Hollo
3. Desa Tamilouw
4. Desa Sepa
5. Desa Rutah
6. Desa Soahuku
7. Desa Amahai
8. Desa Sehat
9. Desa Makariki
10. Desa Yafila
11. Desa Banda Baru
XI Kec. Tehoru 1. Desa Telutih Baru
2. Desa Mosso
3. Desa Hatumete
4. Desa Hatu
5. Desa Pilana
6. Desa Yaputih
7. Desa Saunulu
8. Desa Tehoru
9. Desa Haya
10. Desa Salamahu
XII Kec. Teluti 1. Desa Ulahahan
2. Desa Kaba Laha
3. Desa Lafa
4. Desa Yamalatu
5. Desa Hunis
6. Desa Laimu
7. Desa Tehua
8. Desa Laha
9. Desa Wolu
XIII Kec. Seram Utara
Timur Kobi
1. Desa Kobi
2. Desa Maneo Rendah
3. Desa Samal
4. Desa Kobimukti
5. Desa Moroka
6. Desa Waitonipa
7. Desa Marasahua
8. Desa Sariputih
9. Desa Waimusi
10. Desa Way Asih
11. Desa Leaway
XIV Kec. Seram Utara
Timur Seti
1. Desa Kobi Sonta
2. Desa kampung Seti
3. Desa Aketernate
4. Desa Wailoping
5. Desa Waitila
6. Desa Waiputih
7. Desa Tihuana
8. Desa Waimusal
9. Desa Namto
10. Desa Tanah Merah
XV Kec. Seram Utara 1. Desa Wahai
2. Desa Air Besar
3. Desa Pasahari
4. Desa Kobi Sonta
5. Desa Seti
6. Desa Aketernate
7. Desa Manusela
8. Desa Maneo Rendah
9. Desa Kaloa
10. Desa Kanikeh
11. Desa Roho
12. Desa Huaulu
13. Desa Rumahsokat
14. Desa Sawai
15. Desa Kobisonta
16. Desa Wailoping
17. Desa Waitila
18. Desa Samal
19. Desa Morokai
20. Desa Waitonipa
21. Desa Marasahua
22. Desa Waimusi
23. Desa Way Asih
24. Desa Leaway
25. Desa Kobimukti
26. Desa Tihuana
27. Desa Waimusal
28. Desa Namto
29. Desa Tanah Merah
30. Desa Sariputih
XVI Kec. Teon Nila Serua 1. Desa Waipia
2. Desa Usliapan
3. Desa Kuralele
4. Desa Kokroman
5. Desa Messa
6. Desa Ameth
7. Desa Waru
8. Desa Bumey
9. Desa Sifluru
10. Desa Layeni
11. Desa Wotay
12. Desa Issu
13. Desa Lesluru
14. Desa Watludan
15. Desa Trana
16. Desa Jerili
- Desa Nakupia
XVII Kec. Seram Utara Barat 1. Desa Saleman
2. Desa Horale
3. Desa Wailulu
4. Desa Paa
5. Desa Karlutu Kara
6. Desa Pasanea
7. Desa Labuan
8. Desa Gale-gale
9. Desa Latea
10. Desa Lisabata Timur
11. Desa Rumahwey
12. Desa Warasiwa
C. LAMBANG DAN ARTI LAMBANG KABUPATEN MALUKU
TENGAH
MAKNA LAMBANG
1. Lambang berbentuk perisai : Penangkis segala serangan dari manapun datangnya.
2. Tulisan KABUPATEN MALUKU TENGAH : Menggambarkan Daerah Kabupaten
Maluku Tengah.
3. Benteng : Kekokohan
4. Pohon Sagu : Sifat Rakyat Maluku Tengah
5. Parang dan Tombak : Kebesaran dan Kekuatan
6. Pitalan daun kelapa muda : Persatuan dan Kesatuan
7. " PAMAHANUNUSA" : “MEMBANGUN NUSA DAN BANGSA”
PENJELASAN ARTI WARNA
Putih artinya suci, melambangkan kesucian didalam menunaikan tugas.
Kuning artinya cahaya, melambangkan ketuguhan iman dan kebijaksanaan yang bercahaya
yang gilang gemilang untuk suatu tujuan.
Merah artinya berani, melambangkan gagah berani dalam menunaikan tugas.
Hitam artinya tenang, melambangkan ketenangan dalam menghadapi sesuatu apapun juga.
Hijau artinya harapan, melambangkan penuh harapan dalam melaksanakan tugas.
Biru artinya tulus dan setia, melambangan mengabdi kepada cita-cita Negara, Nusa dan
Bangsadengan tulus dan setia
Cokelat artinya dasar, melambangkan memiliki dasar yang kuat guna melaksanakan tugas.
D. VISI DAN MISI KABUPATEN MALUKU TENGAH
a. Visi
Terwujudnya stabilitas sosial politik yang mantap di maluku Tengah dalam suasana
perikehidupan masyarakat yang aman, rukun, bersatu, maju, adil dan sejahtera didukung oleh
warga masyarakat yang menguasai IPTEK, mempunyai IMTAQ, sadar hukum, ramah
lingkungan serta memiliki budaya produktif, menuju kemandirian otonomi daerah.
b. Misi
1. Penciptaan kondisi aman, damai, tertib dan tentram yang memberi peluang makin
berkembang relasi sosial yang berbasis kultur keotong-royongan (masohi).
2. Penegakan nilai-nilai keadilan dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, adil antar warga, antar golongan, baik di bidang ekonomi,
politik, hukum maupun bidang-bidang lainnya.
3. Penegakan dan penciptaan perikehidupan yang beretika dan bermoral dengan fokus
orientasi pada pengamalan fungsi agama untuk mewujudkan kualitas keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang maha Esa.
4. Penciptaan pengembangan pendidikan yang relevan, dan merata disertai dengan
penataan sistem pendidikan yang luwes, terbuka, serta demokratis pada seluruh
tataran pendidikan terutama pendidikan tinggi.
5. Penciptaan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan meningkatnya kualitas
kehidupan masyarakat yang lebih baik (layak) yaitu terpenuhinya berbagai kebutuhan
sehingga masyarakat semakin mandiri.
6. Penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia demi terwujudnya tatanan
kehidupan masyarakat berlandaskan keadilan dan kebenaran.
7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh potensi pelaku ekonomi serta secara bersama
mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis pada mekanisme pasar
terkelola. Koordinasi pengembangan melibatkan peran lembaga-lembaga keuangan
dalam rangka mendorong investor guna memanfaatkan berbagai potensi sumberdaya
alam spesifik daerah seoptimal mungkin dengan tetap memperhatikan klingkungan.
8. Pemanfaatan pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk memacu laju percepatan penbangunan daerah dan menyelesaikan
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan dampak konflik sosial di daerah ini.
9. Pemanfaatan laut dengan segala potensinya sebagai anugerah Tuhan untuk menangga
kebutuhan hidup bahkan menjadi tumpuan harapan di masa depan secara rasional dan
tertanggung jawab guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
10. Peningkatan kualitas Aparatur Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara optimal, professional, berdayaguna, produktif, transparan,
demokratis serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
E. SENI DAN BUDAYA
1. Pakaian Adat
2. Piti Ismailah
Piti Ismailah adalah sebuah tradisi
yang dilaksanakan setiap hari raya Idul
Ad’ha, tradisi ini di lakukan selesai shalat
Id.
3. Abdau
Tradisi abdau adalah bagian dari
parade budaya lokal di Negeri Tulehu, yang
terletak di sebelah timur kota Ambon ,
Maluku atau sekitar 25 kilometer dari
Ambon. Parade budaya ini dirayakan setiap
tahun pada Hari Raya Idul Kurban. Atraksi
abdau dilakukan dengan cara, ratusan
pemuda dengan sekuat tenaga
memperebutkan sebuah bendera bertuliskan
huruf arab warna putih “Lailaha ilallah
muhammadarrasulullah” (Kami bersaksi
tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad
adalah utusan Allah). Bedera hijau berenda benang kuning emas itu diikatkan ke
tongkat bambu sepanjang 2 meter. Warna hijau melambangkan kesuburan, warna
kuning emas melambangkan kemakmuran.
4. Pukul Sapu
Pukul Manyapu atau Baku Pukul Manyapu merupakan atraksi unik dari Maluku
Tengah yang biasanya dipentaskan di Desa
Mamala dan Desa Morella, Kecamatan
Leihitu, Maluku Tengah. Berlangsung setiap
7 syawal (penanggalan Islam) dimana telah
berlangsung dari abad XVII yang diciptakan
seorang tokoh agama Islam dari Maluku
bernama Imam Tuni. Tradisi ini
dipertunjukkan sebagai perayaan
keberhasilan pembangunan masjid yang selesai dibagun pada 7 syawal setelah Idul Fitri.
5. Panas Pela
Panas Pela merupakan sebuah tradisi
turuntemurun yang masih di jaga hingga
saat ini, tradisi ini adalah acara kumpul
bersama antara dua negeri yang berbeda
agama atau keyakinan tetapi masih
hubungan saudara. Acara ini juga disebut
kumpul sudara atau pela gandong.
Tradisi ini masih dapat kita jumpai di
daerah-daerah Kab. Maluku Tengah.
6. Masulio
Sekumpulan pria atau wanita santap
bersama di meja makan dalam acara adat
Masulio yang hingga saat ini masih
diberlakukan di Negeri Ullath (Pulau
Saparua), Kabupaten Maluku Tengah. Acara
ini diselenggarakan oleh keluarga dari warga
yang meninggal dunia untuk orang-orang
yang membantu mulai dari proses
memandikan hingga pemakaman
7. Buka Sasi
Buka sasi di Negeri Haruku dilaksanakan,
ribuan warga adat Negeri Haruku dan para tamu
berkumpul di sekitar pinggiran Sungai Learisa
Kayelly. Ada warga yang membawa jala, ember
dan perahu untuk menangkap dan sekaligus
sebagai wadah ikan lompa hasil tangkapan.
Pukul 10.00 WIT pemimpin kewang
memukul gendang mengiringi raja Negeri
Haruku menabur jala pertama ke sungai sebagai
tanda sasi dibuka. Ribuan Masyarakat Negeri Haruku kemudian bersuka cita baik anak-anak,
pemuda/i dan orang-orang tua menyambut (ritus buka sasi) menangkap ikan lompa, tidak
ketinggalan para tamu, media serta utusan pemerintah turun ke sungai bergabung dengan
warga masyarakat adat Negeri Haruku.
8. Perahu Belang
Perahu Belang menjadi ikon Festival
Budaya Banda Naira di Kabupaten Maluku
Tengah.
Belang merupakan ikon Festival, karena
memiliki ikatan historis. Perahu itu adalah kapal
yang didayung oleh 30-40 orang.
Belang merupakan perahu tradisional
kepulauan Maluku, biasa disebut kora-kora yang bisa mencapai Skandinavia. Kapal ini
identik dengan bangsa Swedia, Norwegia, Firlandia dan Demark yang memakai rumbai
kepala dan ekor naga di belakang peraahu, serta memakai seram.
9. Tari Ma’atenu
Ma’atenu adalah sebuah tarian yang
melambangkan keperkasaan atau heroiknya
perjuangan masyarakat Hatuhaha dalam melawan
Kolonialisme penjajah. Tarian ini
diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun sekali, para
peserta Ma’atenu ini adalah para kaum Adam
Hatuhaha dan yang memiliki darah keturunan dari
jazirah hatuhaha.
10. Hadrat
Tradisi ini merupakan warisan nenek
moyang mereka dan kerap mereka praktikkan
saat berada di Ambon sebelum kerusahan
melanda. Hadrat merupakan budaya islam yang
dibawa oleh Syekh Abdul Qodir Jaelani.
Pukulan hadrat ini di mana-mana ada tapi bagi
warga Kab. Maluku Tengah mempunyai cara
tersendiri untuk melakukannya. Seusai diarak,
hewan itu disembelih. Daging hewan kurban dibagikan kepada masyarakat setempat
yang tidak mampu.
11. Cakalele
Cakalele merupakan tarian tradisional khas
Maluku. Tari Cakalele dimainkan oleh sekitar 30
laki-laki dan perempuan. Para penari laki-laki
mengenakan pakaian perang yang didominasi oleh
warna merah dan kuning tua. Di kedua tangan
penari menggenggam senjata pedang (parang) di
sisi kanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri,
mengenakan topi terbuat dari alumunium yang
diselipkan bulu ayam berwarna putih. Sedangkan penari perempuan mengenakan pakaian
warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya.
F. JENIS PARIWISATA DI KABUPATEN MALUKU TENGAH
1. Pantai Ora
Ora beach atau pantai Ora terletak di Pulau
Seram, Maluku Tengah. Inilah surga dunia. Tak
perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan
suasana yang damai dengan pemandangan alam
(khususnya pantai) yang sangat indah.
Pantai Ora memang sangat menawarkan
keindahan alam yang tiada duanya, satu lagi bukti untuk para wisatawan diluar sana bahwa
indonesia mempunyai pantai yang indah.
2. Pulau Pombo
Pulau Pombo, satu lagi destinasi bahari
yang memukau dari Indonesia Timur. Pasir
putih yang menyatu dengan laut nan biru
menjadi latar belakang yang sangat memukau.
Di sini, pelancong juga bisa bertemu hewan
khas Maluku, Burung Pombo.
Pulau Pombo yang berada di lepas timur
laut Kota Ambon, menjadi salah satu destinasi yang menggoda untuk para pecinta bahari.
Perairannya yang jernih membuat mata ini bisa menatap langsung ke dasar laut. Tidak hanya
itu, suasana hijau nan segar juga menjadi panorama cantik di pulau ini.
3. Pulau Molana
Pulau Molana adalah sebuah pulau kecil di
wilayah kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku
Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Pulau ini
merupakan gugusan karang yang mencuat ke
permukaan laut dan menjadi daratan. Pulau ini
berbatasan dengan Pulau Ambon di sebelah barat,
dengan Pulau Haruku dan Saparua di sebelah utara
dan Pulau Nusa Laut di sebelah Tenggara.
Masih banyak lagi destinasi wisata yang terdapat di kabupaten Maluku tengah,
diantaranya;
Pantai Waisisil Pantai Yanian Pantai Waiselano
Pantai Waihenania Pantai Umeputih Pantai Sarimata
Pantai Laiino Pantai Motoni Pantai Lonthoir
Pantai Nuwakoni Pantai Sirsaoni Pantai Wairiang
Pantai Wallo Pantai Kailolo Pantai Waihatu
Pantai Namaseru Pantai Kaca Pantai Mahu
Pantai Soplesy Pantai Ume Pantai Malole
Pantai Sawai Pantai Rutha Pantai Natsepa
Pantai Ora Pantai Kwako Pantai Hatuhuran
Pantai Hope Goa Laino Goa Akohi
Pantau Manuala Pantai Hunimua Goa Tujuh Putri
Pantai Kulur Goa Haya Palm Tanese
Goa Hao Pinalo Cagar Alam Laut Banda
Wisata bahari Haruku Wisata Bahari Kulor
Wisata Bahari Noloth Suaka Margasatwa P Manuk
Wisata Bahari Pulau Molana Taman Wisata Alam P.Gunung Api Banda
4. JENIS MAKANAN TRADISIONAL DI KABUPATEN MALUKU TENGAH
1. Nasi Bambu
Nasi Bambu adalah makanan tradisional di
Makanan khas yang biasanya di jumpai di Kec.
Pulau Haruku pada acara-acara besar. Makanan ini
terbuat dari beras biasa dan beras pulo (ketan)
dengan santan kelapa dengan berukuran 30-50 cm.
Bahkan ada yang mencapai 1 meter, semuanya
dilihat dari panjang bulu (bambu) yang dipakai
sebagai perlengkapan pembuatan makanan ini
2. Colo-colo
Sambal colo-colo ini merupakan sambal khas
yang terkenal sangat pedas rasanya. Sambal ini
merupakan sajian wajib bagi masyarakat Maluku.
Sambal ini terbuat dari tomat muda, bawang merah,
dan cabe rawit yang diiris tipis lalu diberi taburan
garam dan disiram jeruk nipis. Tanpa diulek.
Sambal colo-colo ini juga dapat ditambahkan
dengan daun kemangi, irisan kenari mentah, atau
rarobang. biasanya juga di tambahkan kecap manis.
3. Kopi Sibu-sibu
Kopi sibu-sibu ini adalah kopi yang berasal
dari kopi jenis robusta yang dihaluskan dengan cara
tradisional. kopi dengan campuran bubuk cengkeh
halus dan ditaburi dengan biji ketapang muda.
sehingga kpi ini terasa sangat khas.
4. Ikan Komu Asar
Makanan ini adalah ikan cakalang yang dimasak
dengan cara ditusuk dengan bamboo lalu diasap selama
kira-kira satu jam. umumnya ikan asar dibuat dari ikan
tongkol atau ikan tuna. Ikan komu asar ini cocok
disantap dengan nasi dan sambal colo-colo.
5. KELAHIRAN PADA MASYARAKAT KABUPATEN MALUKU TENGAH
Adat kelahiran di Kabupaten Maluku Tengah berbeda dari satu negeri dengan negeri
lain, itu semua tergantung dengan status social dan budaya masing-masing daerah. Sementara
yang di lakukan dengan prosesi Agama, semuanya sama tidak ada bedanya seperti;
v Aqiqah
Dalam acara aqiqah tidak terlalu banyak acara adat yang terselenggara, karena acara
ini termasuk pada Sunah Rasul, dan hanya sedikit dari proses ada yang diselenggarakan.
Biasanya dalam acara ini juga dilakukan acara “mendo’a”. Tujuan dari penyelenggaraan ini
adalah bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas anugerah keturunan yang diberikan.
6. PERNIKAHAN PADA MASYARAKAT KABUPATEN MALUKU TENGAH
Secara umum posesi pernikahan dalam adat masyarakat Maluku Tengah berbeda satu
sama lain, ini tergantung dengan letak daerah masing-masing desa/negeri. Prosesi yang di
lakukan dengan cara Agama, semuanya sama dengan posesi pernikahan pada daerah
Melanesia lainnya.
7. KEMATIAN PADA MASYARAKAT KABUPATEN MALUKU TENGAH
Adat kematian di kabupaten Maluku Tengah semuanya sama dengan adat kematian
yang ada di kebupaten-kabupaten pada provinsi Maluku. Apabila seseorang sedang
menghadapi saat kematian, maka seluruh keluarga dan kerabatnya berkumpul untuk
menemani saat terakhir, dan saling memaafkan agar semua kesalahan yang dibuat orang yang
akan meninggal tidak akan memberatkannya di alam kubur. Mereka yang hadir
membimbingnya membaca ayat-ayat Al-Qur’an, atau jika dia sudah tidak mampu lagi
seseorang akan membisikkannya. Maksud dari pembacaan ayat suci tersebut agar nyawa
orang yang bersangkutan dapat pergi dengan baik tanpa merasa kesakitan dan penderitaan
berkepanjangan. Pada saat nyawa lepas meninggalkan tubuh, mereka yang hadir bersama-
sama mendo’akan kepergian kerabatnya agar dapat diterima dengan baik di sisi Tuhan Yang
Maha Esa.Kemudian jenazah di selimuti dengan kain-kain yang halus sebagai tanda
kehormatan terakhir kepada yang meninggal. Berita tentang kematian biasanya cepat tersebar
ke seluruh kampung, dan para wanita datang menjenguk untuk menghibur keluarga yang
ditinggalkan.
Memandikan jenazah dilakukan oleh sekelompok orang yang telah ditunjuk.Kalau
yang meninggal seorang laki-laki, maka yang memandikan adalah kaum pria ditambah ibu,
istri dan anak-anaknya yang sudah berkeluarga, sedangkan jiwa yang meninggal seorang
wanita, maka yang memandikan adalah kaum wanita, ayah, ibu, suami dan anak-
anaknya.Mereka mengenakan selembar kain sarung agar pakaian yang dikenakan tidak basah
saat memandikan jenazah. Tujuan memandikan jenazah adalah untuk membersihkan segala
kotoran yang melekat di tubuh, agar yang bersangkutan dalam keadaan bersih menghadap
Tuhan Yang Maha Esa. Setelah jenazah dimandikan, kemudian diwudhukan untuk
disholatkan.Kemudian jenazah dikhafani oleh mereka yang ahli dalam hal itu. Sebelum
dikenakan kepada jenazah, kain kafan dipotong dan disobek tepinya terlebih dahulu.
Mengkafani jenazah adalah dengan cara dibungkus. Keluarga dan kerabat dekat
jenazah diminta datang ke tempat untuk melihat wajahnya terakhir kalinya sebelum
dikuburkan. Kemudian jenazah diikat dengan tali pengikat sebanyak liam buah ikatan, yaitu
pada bagian kepala, bahu, pinggang, paha, dan kaki. Sebelum dikuburkan jenazah di
sholatkan di dalam rumah atau masjid.
Selain di sholatkan jenazah dimasukkan ke dalam tandu dan ditutup dengan
beberapa lapis kain, sebagai lapisan terakhir berupa kain berwarna hitam.Sebelum dibawa ke
kuburan seorang kerabat almarhum mengucapkan kata perpisahan dan permintaan maaf
kepada para pelayat yang datang.Ketika tandu jenazah diangkat, anak-anak almarhum
melintas sebanyak 3 x di bawah tandu jenazah. Hal ini dilakukan supaya mereka jangan
selalu berhenti dan teringat kepada almarhum ayah atau ibu mereka.
Menyelenggarakan tadarus dan takziyah pada malam hari selama 3 hari berturut-
turut. Adanya acara mendoa “manujuah hari” dan “14 hari” ,”40 hari” dan “manyaratuih
hari” yang dilakukan oleh pihak keluarga setelah beberapa waktu meninggalnya seseorang.
Membaca Al quran sampai malam yang ke tujuh yang dilakukan oleh pihak keluarga dan
orang yang berkaitan dengan almarhum. Pada saat hari yang ketujuh orang-orang yang ada
kaitannya dengan yang meninggal membawa makanan maupun bahan makanan yang disebut
dengan acara “manamat”.
8. PETATAH PETITIH
v Potong di Kuku Rasa Di Daging. Susah Senang di Tanggung Sama-sama
v Sagu Salempeng Pata Dua. Kehidupan yang Saling Peduli dan Berbagi dalam
Segala Hal.
v Lawamena Haulala. Maju Terus Pantang Mundur.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Daerah Maluku terbagi dari banyak daerah. Setiap daerah memiki budaya masing-
masing. Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing di setiap daerah. Namun pada
umumnya adat istiadat di daerah Maluku hampir sama. Pada daerah Kabupaten Maluku
Tengah juga memiliki perbedaan dengan daerah lain baik itu pada adat kelahiran, pernikahn
maupun kematian. Pada adat kelahiran di Kabupaten Maluku Tengah juga tidak jauh berbeda
dengan orang lain. Misalnya Aqiqah, pada daerah lain juga ada. Pada adat pernikah pada
umumnya juga sama namun ada beberapa kegiatan yang berbeda dengan daerah lain.
B. SARAN
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya.