BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Anak Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih

popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Masa balita merupakan

periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan

pertumbuhan dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan

perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu

sering disebut Golden Age atau masa emas pertumbuhan.

Balita memerlukan asupan zat gizi yang tepat dan sesuai kebutuhan pada masa-masa

emas tersebut emas pertumbuhan tersebut. Makanan yang dibutuhkan balita pada usia

ini tidak hanya harus sesuai kebutuhan, tetapi juga harus beragam dan terjaga

kebersihannya sehingga balita dapat terhindar dari penyakit-penyakit infeksi yang dapat

menghambat pertumbuhan itu sendiri.

Makanan beragam atau diversifikasi pangan merupakan salah satu cara agar balita

mendapatkan bragam zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mereka.

Diverdifikasi pangan memiliki beberapa keuntungan, selain kebutuhan akan zat gizikita

terpenuhi, kita juga dapat mendukung gerakan swasambada beras di Indonesia.

Masalah yang masih kendala dalam mengembangkan diversifikasi pangan terletak

pada kurangnya pemahaman masyarakat mengenai gizi, dan status ekonomi, serta tidak

tersedia aneka pangan yang tersedia di suatu wilayah. Desa Slamparejo merupakan

daerah yang cukup tersedia aneka ragam bahan makanan. Status ekonomi pun tidak

terlalu menjadi masalah jika dilihat dari kebiasaan makan dan jajan para keluarga dan

balita.

Saat usia 1-2 tahun, anak memang merupakan konsumen pasif yang hanya mengikuti

dan memakan makanan yang diberikan ibunya. Tetapi, saat anak menginjak usia 3-5

tahun yang biasa kita sebut balita, mereka berkembang menjadi konsumen aktif yang

akan meminta suatu makanan yang dia suka dan akan menolak makanan yang mereka

tidak suka.

Hasil yang tunjukkan dari observasi dan pengumpulan data saya selama 2 minggu

kemarin adalah masih banyak balita yang masih mengkonsumsi makanan tidak sesuai

dengan kebutuhan dan tidak beragam. Tidak hanya dirumah, tetapi jajanan yang dibeli

oleh balita disekolah pun tidak beragam. Sebagai contoh, beberapa balita hanya

mengkonsumsi nasi dan kuah sayur saja.

Karena adanya masalah tersebut, maka saya terpikir suatu cara untuk

menanggulangi masalah tersebut. Yaitu dengan mencanangkan kebijakan BEKAL SEHAT

SEHARI seminggu di sekolah, Dimana 1 hari satu minggu, orang tua murid diwajibkan

membawakan bekal untuk anaknya. Dengan membawa bekal, balita dapat makan yang

berbeda dari jajanan yang biasa mereka beli, serta kebersihan makanan mereka pun

akan lebih terjaga .

1.2 Tujuan Kegiatan

- Meningkatkan keberagaman pangan anak di sekolah

- Menghindari anak dari paparan jajanan yang tidak baik

1.3 Manfaat Kegiatan

Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan status gizi balita membaik, mengurangi

penyakit infeksi, nafsu makan balita meningkat Karena orang tua pasti tahu apa yang

disukai oleh anaknya. Selain manfaat di atas, kebijakan ini pun dapat mengurangi pola

jajan dan sikap konsumtif anak disekolah sehingga dapat mengurangi pengeluran jajan

orang tua.

BAB II

Deskripsi Kegiatan

2.1 Nama Kegiatan

Bekal Sehat Sehari (Berseri)

2.2 Sasaran Kegiatan

- Kegiatan ini diperuntukkan balita di taman kanak-kanak Slamparejo .

- Orangtua murid taman kanak-kanak Dharma Wanita Slamparejo.

2.3 Pelaksanaan

Kegiatan ini akan dilaksanakan satu kali dalam sehari setiap hari Sabtu

BAB III

PENUTUP

Demikian proposal kegiatan Bekal Sehat Sehari ini kami buat. Segala bantuan dan

dukungan sangat kami harapkan demi kesuksesan gerakan Berseri ini.

Kami mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan kerjasama semua pihak yang

terkait dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan ini mampu memberikan manfaat bagi semua

pihak.

USULAN KEBIJAKAN (ADVOKASI) SEKOLAH

Intermonev Community II

BEKAL SEHAT SEHARI (BERSERI)

Oleh:

Mahasiswa Gizi kesehatan Universitas Brawijaya 2009

Jurusan Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang

2012