Makalah Keanekaragaman Tumbuhan Endemik Myrmecodia Pendens

download Makalah Keanekaragaman Tumbuhan Endemik Myrmecodia Pendens

of 10

Transcript of Makalah Keanekaragaman Tumbuhan Endemik Myrmecodia Pendens

MAKALAH KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN ENDEMIKMyrmecodia pendens

Disusun oleh:Nama : Nia Rakhmayanti NurdinNIM: M0411045

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA2014

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................1BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG .............................................................................................2B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................3C. TUJUAN PENULISAN ...........................................................................................3D. MANFAAT PENULISAN .......................................................................................3BAB II PEMBAHASANA. Definisi Sarang Semut .............................................................................................4B. Ekologis Sarang Semut ...........................................................................................6C. Habitat Sarang Semut ..............................................................................................6BAB III PENUTUPA. KESIMPULAN ........................................................................................................ 8B. SARAN .................................................................................................................... 8DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGMenyelamatkan keanekaragaman hayati berarti mengambil langkah untuk melindungi gen, species, habitat atau ekosistem. Oleh sebab itu menyelamatkan keanekaragaman hayati berarti pula mencegah merosotnya ekosistem alam yang utama dan mengelola serta melindunginya secara efektif. Disadari atau tidak bahwa keanekaragaman hayati (flora, fauna, jasad renik/mikroorganisme) adalah pusat dari semua sektor yang penting bagi kehidupan manusia (bioprospecting). Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki cakupan luas yang bervariasi, dari yang sempit hingga yang luas, dari yang datar, berbukit serta bergunung tinggi, dimana di dalamnya hidup flora, fauna dan mikroba yang sangat beranekaragam. Berdasarkan pembagian kawasan biogeografi Indonesia memiliki posisi sangat penting dan strategis dari sisi kekayaan dan keanekaragaman jenis tumbuhan beserta ekosistemnya. Data IBSAP (2003) memperkirakan terdapat 38.000 jenis tumbuhan (55% endemik) di Indonesia, sedangkan untuk keanekaragaman hewan bertulang belakang, di antaranya 515 jenis hewan menyusui (39% endemik), 511 jenis reptilia (30% endemik), 1531 jenis burung (20% endemik), dan 270 jenis amphibi (40% endemik). Tingginya keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme itu tadi menempatkan Indonesia sebagai laboratorium alam yang sangat unik untuk tumbuhan tropik dengan berbagai fenomenanya.Dari beberapa penelitian yg dilakukan dalam bidang endemisme, tumbuhan endemik di Indonesia masih banyak yang belum teridentifikasi. Kebanyakan masyarakat cenderung lebih banyak mengamati persebaran flora seperti daerah Jawa. Sebenarnya tidak hanya di daerah Jawa kita dapat menemukan tumbuhan endemik, tetapi juga dapat ditemukan di berbagai daerah contohnya Papua. Contoh dari tumbuhan endemik Papua adalah tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens). Tidak teridentifikasinya tumbuhan sarang semut tersebut karena disebabkan keberadaan tumbuhan sarang semut belum banyak diketahui oleh kalangan peneliti kehutanan.Sarang semut merupakan anggota marga Psychotriacecae terdiri dari 26 spesies tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Papua, Siberut, Mentawai, Jawa dan Kalimantan. Sampai saat ini belum ada data base yang menginformasikan komposisi jenis dan potensi sarang semut beradasarkan karakteristik ekologis habitatnya: Berapa jumlah jenis atau spesies sarang semut yang ada dan bagaimana potensinya di alam.

B. RUMUSAN MASALAH1. Apa definisi dari tumbuhan sarang semut Myrmecodia pendens?2. Bagaimana karakteristik ekologis habitat yang menjadikan komunitas tumbuhan sarang semut dapat hidup dan berkembangbiak?3. Bagaimana status kepunahan dari tumbuhan sarang semut?4. Dimanakah tempat yang dapat dijadikan konservasi tumbuhan sarang semut?

C. TUJUAN PENULISAN1. Memahami definisi dari tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens)2. Mengetahui karakteristik ekologis habitat yang menjadikan komunitas tumbuhan sarang semut dapat hidup dan berkembangbiak3. Mengetahui bagaimana status kepunahan dari tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens)4. Mengetahui tempat yang dapat dijadikan konservasi tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendens).

D. MANFAAT PENULISAN1. Dapat menambah pengetahuan tentang keanekaragaman tumbuhan endemik khususnya pada bidang konservasi, status, profil, habitat, dan ekologi dari suatu tumbuhan endemik.2. Dapat menambah wawasan tentang keanekaragaman tumbuhan endemik untuk menambah rasa peduli terhadap status kepunahan dari suatu tumbuhan endemik.

BAB IIPEMBAHASANA. Deskripsi Tumbuhan Sarang SemutSarang semut merupakan salah satu epifit dari Rubiaceae yang dapat berasosiasi dengan semut. Epifit berarti tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tetapi tidak hidup secara parasit pada inangnya, hanya sebagai tempat menempel. Myrmecodia menggantung di batang-batang pohon tertentu. Bentuknya mirip umbi, di bawah batang tanaman yang menggelembung, yang di dalamnya dihuni oleh semut. Semut merasa nyaman tinggal di caudex, bagian yang menggelembung lantaran tanaman inang memproduksi gula. Zat itu dimanfaatkan semut sebagai sumber pakan, sebagai balas jasa, semut melindungi tanaman dari pemangsa herbivora (Gunawan dkk, 2009).

Gambar 1. Sarang semut sebagai tumbuhan epifit (menempel pada pohon inang)Tumbuhan sarang semut ini secara morfologi terbagi atas umbi, batang, daun dan bunga.Umbi batang sarang semut yang ditemukan ada yang bulat dan ada yang bulat memanjang (lonjong). Bentuk lonjong ini yang paling banyak ditemukan. Demikian pula bentuk daunnya bulat. memanjang (lonjong). Permukaan umbi batang berwarna cokelat keabuabuan dan diselimuti oleh duri-duri kecil. Ketika umbi batang tersebut dibelah, akan nampak lapisan dalam yang berongga-rongga dan di dalamnya banyak dihuni oleh semut (Gunawan dkk, 2009).Secara umum klasifikasi ilmiah dari tumbuhan sarang semut (Myrmecodia pendans) adalah:Kingdom: PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo: RubialesFamili: RubiaceaeGenus: MyrmecodiaSpesies: Myrmecodia pendans (Jones dan Luchsinger, 1987).Sarang semut (Myrmecodia pendens) memiliki keunikan dengan adanya semut yang bersarang pada umbi yang terdapat pada lorong-lorong didalamnya. Suhu yang stabil di dalamnya membuat koloni semut dapat hidup dan bersarang di dalam umbi tersebut (Subroto dan Saputro, 2008).Dari hasil uji penapisan kimia, diketahui tanaman sarang semut mengandung senyawa kimia golongan flavonoid dan tanin. Flavonoid merupakan antioksidan alam yang mampu bertindak sebagai pereduksi radikal hidroksil, superoksida dan radikal peroksil. Selain itu juga mengandung 313 ppm tokoferol yang meredam 96% radikal bebas pada konsentrasi 12 ppm. Persentase inhibisi ini tetap konstan hingga konsentrasi yang lebih tinggi (Subroto & Saputro 2006).Kandungan flavonoid menjadikan tumbuhan sarang semut mempunyai khasiat dalam mengobati berbagai penyakit seperti kanker, tumor, asma, TBC, rematik, kataraks, diabetes, migren, wasir, dan periodontitis. Sedangkan tanin berkhasiat untuk diare, hemostatik (menghentikan perdarahan), dan wasir.Keunikan sarang semut terletak pada interaksi semut yang bersarang pada umbi yang terdapat lorong-lorong di dalamnya. Kestabilan suhu di dalamnya membuat koloni semut betah berlama-lama bersarang di dalam tanaman ini. Dalam jangka waktu yang lama terjadilah reaksi kimiawi secara alami antara senyawa yang di keluarkan semut dengan zat yang terkandung di dalam tanaman dan beberapa mikroba lainnya, perpaduan inilah yang membuat sarang semut ampuh mengatasi berbagai penyakit. Ahli serangga menyebutkan bahwa anti-oksidan dan asam formiat dalam kelenjar air liur semut berfungsi sebagai penjaga telur pada sarang semut. Bila di lihat kondisi ini hampir mirip dengan madu yang di keluarkan lebah untuk melindungi telurnya.Faktor utama yang mempengaruhi potensi tumbuhan sarang semut di suatu pohon inang adalah umur pohon atau diameternya. Makin tua pohonnya atau makin besar diameter pohonnya semakin banyak sarang semutnya dan semakin besar pula ukuran sarangnya. Jika ada pohon inang dihuni sarang semut dan sudah berkembang lama, maka ada kecenderungan pohon disekitarnya tumbuh sarang-sarang semut yang baru (Gunawan dkk, 2009).Serangkaian simbiosis yang terjadi memang unik. Pohon inang memberikan tempat bagi tumbuhan sarang semut untuk tumbuh. Kemudian sarang semut membuatkan tempat tinggal dan makanan bagi koloni semut. Dan semut pun meninggalkan kotoran sebagai makanan (nutrisi) bagi tumbuhan sarang semut. Selain nutrisi, koloni semut juga memberikan pertahan dan perlindungan bagi tumbuhan empifit ini.B. Ekologis Sarang SemutSecara ekologi, sarang semut tersebar dari hutan bakau dan pohon-pohon di pinggir pantai hingga ketinggian 2400 m. Sarang semut jarang ditemukan di hutan tropis dataran rendah, namun lebih banyak ditemukan di hutan dan daerah pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600 m. Sarang semut banyak ditemukan menempel pada beberapa pohon, umumnya di pohon kayu putih, cemara gunung, kaha, dan pohon beech, tetapi jarang pada pohon-pohon dengan batang halus dan rapuh seperti Eucalyptus. Sarang semut juga tumbuh pada dataran tanpa pohon dengan nutrisi rendah dan di atas ketinggian pohon. Di habitat liarnya sarang semut dihuni oleh beragam jenis semut dan seringkali oleh tiga spesies dari genus Iridomyrmex. Identifikasi terhadap sarang semut (Myrmecodia pendens) menunjukkan bahwa tumbuhan ini dihuni oleh koloni semut dari jenis Ochetellus sp (Subroto dan Saputro, 2006).Terjaganya kondisi ekologis habitat sarang semut, akan menentukan keberhasilan pelestarian sarang semut dari hutan alam, dan untuk usaha budidaya faktor ekologis tersebut juga harus diperhatikan (kondisi ekologis mendekati habitat aslinya).

C. Habitat Sarang SemutPenyebaran sarang semut selain berada pada wilayah topografi lereng bawah dan dekat sungai, untuk saat ini keberadaannya meliputi penutupan vegetasi berupa hutan, perkebunan (kebun campuran), belukar dan kawasan pemukiman.Tumbuh di wilayah Asia Tenggara hingga kawasan Pasifik seperti Kepulauan Solomon, tumbuhan sarang semut memiliki puluhan spesies. Sarang semut dari genus Hydnophytum saja memiliki sekitar 55 spesies, sedangkan dari genus Myrmecodia terdiri atas sekitar 26 spesies. Indonesia, terutama pulau Papua, menjadi daerah dengan jumlah spesies sarang semut terbanyak. Habitat tanaman sarang semut mulai dataran rendah di tepi pantai hingga pada ketinggian 2.400 meter dpl. Di Indonesia sendiri dapat ditemukan mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, hingga Papua.Dari 26 spesies sarang semut alias myrmecodia yang teridentifikasi, 90% di antaranya dijumpai hidup di di daerah rawa hingga hutan belantara di negara beribukota di Port Moresby itu. Keragaman itu pula mendorong para peneliti sarang semut dunia menjadikan Papua Nugini sebagai salah satu rujukan penting penelitian sarang semut. Tumbuhan sarang semut dapat ditemukan juga di Pulau Siberut, Pulau Batu, dan Pulau Pageh di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.Selain Papua (Indonesia) dan Papua Nugini, negara-negara lain seperti Australia, Vietnam, Malaysia, Philipina, dan kepulauan Fiji, merupakan habitat beberapa jenis sarang semut. Negara-negara itu umumnya beriklim tropis. Australia misalnya terkenal memiliki jenis endemik M. beccarii. Jenis itu hanya ditemukan di utara Australia seperti daerah Cooktown, Endeavour, dan East of Ingham.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANSarang semut merupakan salah satu tumbuhan epifit yang tergolong dalam family Rubiaceae yang berasosiasi dengan semut. Sarang semut tersebar dari hutan bakau dan pohon-pohon di pinggir pantai hingga ketinggian 2400 mdpl. Di Indonesia sendiri dapat ditemukan mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, hingga Papua.

B. SARANPerlu penelitian lanjutan tentang karakteristik dari tanaman yang dijadikan pohon inang oleh sarang semut. Mengingat pada kenyataannya, pada habitat atau tempat yang sama, ternyata tidak semua pohon menjadi inang tanaman sarang semut. Penelitian dapat dilakukan pada kayu maupun kulitnya terutama yang berhubungan dengan kondisi ultrastruktur dan komposisi kimianya. Sehingga mampu mengolah khasiat tumbuhan ini secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Suyanto, H., dan Hamidah. 2009. INVENTARISASI KOMPOSISI JENIS DAN POTENSI TUMBUHAN SARANG SEMUT (MYRMECODIA SP) BERDASARKAN KARAKTERISTIK EKOLOGIS HABITATNYA DI KAWASAN HUTAN PEGUNUNGAN MERATUS KALIMANTAN SELATAN. Jurnal Hutan Tropis Borneo 1(5): 71-89.Jones, S. B, and Luchsinger, A.B. 1987. Plant Systematics. Singapore: Mc-Graw-Hill Book Co.Subroto, M.A. & Saputro, H. 2006. Gempur penyakit dengan sarang semut. Bandung: Penebar Swadaya Trubus.