Makalah kap

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mendengarkan merupakan salah satu unsur penting dalam tercapainya tujuan komunikasi antar pribadi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa kemampuan mendebgarkan dari komunikan sangat mempengaruhi apakah pesan yang disampaikan komunikator sepenuhnya dapat diterima atau tidak. Mendengar adalah proses aktif dari menerima, memproses dan terkait dengan perangsangan, hal-hal yang berhubungan dengan pendengaran. Anggapan popular secara umum, mendengarkan adalah agak lebih aktif dari proses pasif. Mendengarkan tidak terjadi begitu saja. kita harus membuatnya terjadi. Mendengarkan memerlukan energy dan komitmen untuk terlibat pada kebanyakan waktu yang sulit. Mendengarkan terikat erat dengan penerimaan rangsangan dan dengan demikian dibedakan dari mendengar sebagai sebuah proses psikologis. Kata menerima digunakan disini untuk menyatakan bahwa rangsangan dapat diterima oleh penerima dan yang akan dipakai untuk sejumlah waktu tanda penerimaan tanda-tanda dan keterikatan. 1

description

 

Transcript of Makalah kap

Page 1: Makalah kap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mendengarkan merupakan salah satu unsur  penting dalam tercapainya tujuan

komunikasi antar pribadi. Hal ini dapat dinyatakan bahwa kemampuan mendebgarkan

dari komunikan sangat mempengaruhi apakah pesan yang disampaikan komunikator

sepenuhnya dapat diterima atau tidak. Mendengar adalah proses aktif dari menerima,

memproses dan terkait dengan perangsangan, hal-hal yang berhubungan dengan

pendengaran. Anggapan popular secara umum, mendengarkan adalah agak lebih aktif

dari proses pasif. Mendengarkan tidak terjadi begitu saja. kita harus membuatnya

terjadi. Mendengarkan memerlukan energy dan komitmen untuk terlibat pada

kebanyakan waktu yang sulit.

Mendengarkan terikat erat dengan penerimaan rangsangan dan dengan demikian

dibedakan dari mendengar sebagai sebuah proses psikologis. Kata menerima

digunakan disini untuk menyatakan bahwa rangsangan dapat diterima oleh penerima

dan yang akan dipakai untuk sejumlah waktu tanda penerimaan tanda-tanda dan

keterikatan.

Dalam komunikasi antarpribadi, kita diharapkan mampu mendengar, memahami

dan merespon informasi yang diberikan, mampu menjadi pendengar yang baik serta

menjadi pendengar yang kritis.

1

Page 2: Makalah kap

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa itu mendengarkan, memahami dan merespon dalam komunikasi,

2. Bagaimana menjadi pendengar yang baik,

3. Bagaimana menjadi pendengar yang kritis,

4. Apa penyebab kegagalan mendengar.

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu mendengarkan, memahami dan merespon dalam

komunikasi antarpribadi,

2. Untuk mengatahui cara menjadi pendengar yang baik,

3. Untuk mengetahui cara menjadi pendengar yang kritis,

4. Untuk mengetahui penyebab kegagakan mendengar.

2

Page 3: Makalah kap

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Mendengarkan, memahami dan merespon

Mendengarkan bukan hanya secara harfiah menggunakan telinga, namun lebih

luas, yaitu memberikan perhatian terhadap sesuatu, bukan hanya terhadap suara

semata. Pentingnya mendengar dinyatakan dalam berbagai penelitian, salah satunya

menyatakan bahwa kemampuan mendengarkan jauh lebih penting daripada

kemampuan berbicara, kemampuan mendengarkan harus dimiliki oleh semua orang,

dalam diri pekerja, manajer, eksekutif, atau hubungan personal.

Alasan untuk mendengarkan adalah:

a. Untuk memahami dan memperoleh informasi. Orang yang menguasai

informasi akan memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses.

b. Analisis terhadap kualitas informasi. Kemampuan ini dibutuhkan agar dapat

bertindak lebih tepat. Mendengarkan dan mendapatkan informasi lebih banyak

akan meningkatkan kualitas pesan yang diterima, kelengkapan data, dan

kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan atau analisis terhadap

suatu kondisi atau keadaan dapat diambil.

c. Membangun dan memelihara hubungan. Orang yang memiliki kemampuan

mendengarkan dengan baik akan memiliki hubungan lebih baik dengan

sesamanya, dan juga sebaliknya.

d. Menolong orang lain, kemampuan mendengarkan dimiliki agar dapat

memahami orang lain dan pada akhirnya dapat menolong orang lain.

Beberapa profesi mewajibkan kompetensi mendengarkan untuk dimiliki

dengan baik, contohnya dokter, pengacara, psikolog, guru, atau lainnya.

Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan adalah dengan cara: membuat

kontak mata dengan pembicara, hindari gerakan atau komunikasi nonverbal yang

justru mengganggu atau tidak sesuai dengan maksud kita untuk mendengarkan,

3

Page 4: Makalah kap

mengajukan pertanyaan, mengungkapkan kembali/konfirmasi, hindari interupsi,

jangan berbicara terlalu banyak, membuat transisi yang baik antara menjadi

pendengar yang baik dengan pembicara yang baik, empatik.

Memahami pesan menjadi isi komunikasi akan menjadikan proses komunikasi

yang lancar dan tujuan akhir dari komunikasi antar individu dapat tercapai, baik itu

dari pihak komunikan maupun dari pihak komunikator dan respon-respon yang

datang dari komunikan dapat menjadi standar keefektifan komunikasi karena semakin

baik respon yang diberikan komunikan terhadap pesan yang disampaikan

komunikator berarti semakin baik dan efektif pula proses komunikasi yang terjadi

antar individu tersebut.

Respon terdiri dari dua fase, yaitu respon yang diberikan saat komunikator

berbicara, biasanya merupakan back-channeling cues seperti kata “ya”, atau

anggukan kepala, dan lain-lain. Fase yang kedua yaitu respon ini lebih terperinci dan

ekspresif. Agar tahapan ini berlangsung baik, cobalah untuk :

a. Memberikan respon yang bervariasi.

b. Ekspresikan dan tekankan dukungan pada komunikator pada bagian akhir dari

respon.

c. Jujur dan terbuka, sekalipunmenyatakan ketidaksetujuan pada komunikator.

d. Komunikan menempatkan dirinya sebagai subjek dari respon, sehingga tidak

menyerang atau menilai komunikator sebagai pihak diluar komunikan.

2.2. Menjadi pendengar yang baik

Menjadi pendengar yang baik bukanlah usaha yang mudah. Seseorang harus dapat

bersikap obyektif dan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh lawan

berkomunikasinya. Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi,

pengalaman dan keterampilan. Manfaat dari menjadi pendengar yang baik di

antaranya:

4

Page 5: Makalah kap

1. Lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi.

2. Hubungan kerja akan semakin baik.

3. Mendorong pembicara untuk tetap berkomunikasi.

4. Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan lainnya akan lebih jelas

diterima.

Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang teratur.

Langkah terpenting pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa

mendengarkan seseorang berbicara adalah suatu kebutuhan yang sama pentingnya

dengan keterampilan berkomunikasi yang lain seperti: berbicara, menulis dan

membaca.

Berikut ini disampaikan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai panduan pada

saat kita mendengarkan seseorang berbicara.

1. Perlu diingat bahwa kita tidak dapat mendengarkan dan berbicara pada saat

bersamaan. Hal ini merupakan prinsip dasar dari mendengarkan efektif.

Seseorang cenderung untuk selalu menambahkan pendapatnya pada saat ia

berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini menjadi persoalan jika lawan bicara

kita belum selesai berbicara. Ia bisa saja merasa terganggu. Dari pihak

pendengar jelas konsentrasi akan terpecah.

2. Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara. Seorang

pendengar yang baik selalu mencoba untuk memahami intisari dari suatu

pesan.

3. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar. Pendengar yang baik selalu

mencoba untuk memfokuskan diri pada pembicara. Mencoba mendengarkan

keluhan karyawan sebagai contoh, tanpa terpengaruh oleh dering telepon,

orang yang berlalu lalang, dan sebagainya. Oleh karena itu dianjurkan untuk

pembicaraan yang serius, faktor lingkungan perlu diperhatikan.

5

Page 6: Makalah kap

4. Mencoba untuk mengendalikan emosi. Pendengar yang baik selalu mencoba

untuk mengesampingkan emosi, sehingga ia dapat menerima pembicaraan

dengan jernih. Selalu mencoba untuk memahami pembicara tanpa membuat

penilaian pribadi atas pembicara.

5. Membuat catatan jelas dan singkat. Buatlah catatan kecil tanpa mengurangi

konsentrasi kita pada saat mendengarkan. Harap diingat kita tidak dapat

mengerjakan dua tugas sekaligus tanpa mengurangi keefektifan salah satu di

antaranya.

6. Mencoba untuk bersikap empati. Mencoba untuk menghargai posisi

pembicara, sehingga kita terhindar dari mendengar apa yang hanya mau kita

dengar saja.

7. Memperhatikan komunikasi nonverbal. Tataplah lawan bicara, dan perhatikan

bahasa tubuh mereka. Seringkali terjadi pemahaman akan suatu informasi

lebih bisa kita pahami dengan memperhatikan raut muka dan gerak tubuh

lawan bicara. Dan sebagai pendengar, kita pun harus memperhatikan bahasa

tubuh yang kita tampilkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukan kepala

dan sebagainya.

8. Mendengarkan dengan selektif. Seringkali dalam suatu pembicaraan,

pembicara memberikan informasi-informasi yang penting. Kadang informasi

tersebut tersembunyi di dalam konteks pembicaraan. Kita diharapkan dapat

memilah-milah informasi tersebut untuk mendapatkan yang kita butuhkan.

9. Bertanya pada tempatnya. Tunda dahulu pertanyaan dan gagasan yang ingin

disampaikan sampai pembicara selesai. Ajukan pertanyaan untuk memperjelas

maksud pembicara.

10. Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan. Dengan

mencoba menangkap intisari pembicaraan diharapkan kita dapat memahami

permasalahan dengan kata kita sendiri.

11. Memberikan umpan balik. Memberikan umpan balik kepada pembicara

sehingga ia mengetahui sejauh mana kita sudah memahami pembicaraan.

6

Page 7: Makalah kap

Dengan memperhatikan hal-hal di atas diharapkan kita dapat menjadi pendengar

yang baik dan memperlancar proses komunikasi yang sedang berlangsung.

2.3. Menjadi pendengar yang kritis

Karakter mendengarkan secara efektif adalah memberikan tanggapan tanpa sikap

kritis dan acuh. Makna dari pernyataan ini adalah mendengarkan yang efektif berarti

kita dengan pikiran terbuka mencoba untuk mengerti dan mengkritisi informasi yang

diperoleh. Mendengarkan dengan pikiran terbuka akan menolong kita untuk

memahami pesan yang diterima dengan baik. Sedangkan mendengarkan dengan

pikiran kritis akan membantu kita untuk menganalisis pemahaman dan mengevaluasi

pesan yang mencurigakan. Untuk dapat melaksanakan kegiatan mendengarkan secara

acuh dan kritis maka pusatkanlah aktivitas anda sesuai dengan petunjuk berikut :

a. Biarkan tetap terbuka dan hindari kecurigaan awal, tundalah pendapat sampai

memahami semua maksud dan isi dari pesan yang disampaikan.

b. Hindari membuang pesan yang dirasa sulit dan hindari pula kecenderungan

menghilangkan informasi yang lebih rinci serta menyederhanakan pesan yang

kompleks sehingga lebih mudah untuk diingat.

c. Hindari menghilangkan pesan yang tidak diinginkan, maksudnya bahwa

apapun pesan yang disampaikan harus didengarkan secara serius atau

seksama.

d. Akuilah bahwa sering membuat kesimpulan dengan mendengarkan secara

berat sebelah.

e. Pertimbangkan isi yang disampaikan dan jangan menilai komunikator yang

menyampaikan.

f. Hindari mendengarkan tanpa kekritisan ketika melakukan evaluasi dan

analisis.

7

Page 8: Makalah kap

2.4. Penyebab kegagalan mendengar

Dalam praktek berkomunikasi biasanya seseorang akan menemui berbagai

macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi dan disikapi secara tepat akan

membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia-sia atau mengalami kegagalan

karena pesan tidak tersampaikan atau yang sering terjadi adalah terjadinya

penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah karena ketidakmampuan

seorang penyampai pesan dalam:

Berkomunikasi sesuai tingkatan bahasa para pendengarnya. Seorang pedagang

makanan yang hanya lulusan SMP tentunya akan kesulitan mengerti

pembicaraan seorang sarjana teknik yang berbicara menggunakan istilah-

istilah tekniknya.

Mengerti keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya. Sekelompok

remaja SMA tentunya wajar jika tidak tertarik pada pembicaraan mengenai

permasalahan bagaimana merawat dan mendidik balita yang disampaikan

seorang ibu rumah tangga. Mengerti kelas sosial para pendengarnya.

Memahami latar belakang serta nilai-nilai yang dipegang teguh para

pendengarnya.

Selain hambatan dari sisi konselornya, secara umum hambatan yang sering terjadi

dalam proses KAP adalah :

1. Hambatan dari Proses  Komunikasi

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan

disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini

dipengaruhi  oleh perasaan atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena

bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih

dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima

tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

8

Page 9: Makalah kap

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan

media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik

sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan

sandi oleh si penerima.

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian

pada  saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan

yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan  balikan. Balikan yang diberikan tidak

menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif,

tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca

gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan,

gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

Contoh : bunyi pengeras suara yang gaung, gambar televisj yang tidak

jelas, salah cetak pada surat kabar atau majalah.

3. Hambatan Semantik

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi  kadang-kadang

mempunyai  arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara

pemberi pesan dan penerima.

Contoh : seorang waiter kesulitan menangkap maksud pembicaraan tamu

restaurant karena bahasa yang tidak mengerti.

4. Hambatan Psikologis  

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu

komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara

pengirim  dan penerima pesan.

9

Page 10: Makalah kap

Contoh : Jika komunikan sedang sedih, marah atau berprasangka buruk

pada komunikator maka akan terjadi miss communicant, salah sasaran

komunikasi.

5. Hambatan Antropologis

Hambatan Antropologis adalah hambatan yang disebabkan oleh

perbedaan pada diri manusia.

Contoh : Berupa perbedan budaya, adapt, norma yang berlaku.

6. Hambatan Ekologis

Hambatan Ekologis adalah hambatan yang disebabkan oleh

lingkungan sekitar proses komunikasi tersebut.

10

Page 11: Makalah kap

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan kegiatan atau aktivitas komunikasi antar pribadi

keterampilan mendengarkan juga sangat penting dibutuhkan untuk mengoptimalkan

penerimaan pesan dari komunikator dengan baik tanpa kesalahan yang dapat

menyebabkab terjadinya salah informasi atau kesalahpahaman. Untuk lebih

meningkatkan kegiatan komunikasi antar pribadi upaya-upaya juga perlu dilakukan

agar prosesi mendengarkan lebih efektif.

Mendengar sungguh-sungguh berarti menerima dan mencerna berita ketika

kata-kata itu diucapkan dengan adanya perasaan ingin mengerti, memahami apa yang

sesungguhnya dimaksud orang lain.

3.2. Saran

Berdasarkan makalah yang kami buat, mungkin ada tambahan-tambahan

untuk mengisi kekurangan-kekurangan dalam makalah ini. Saran dari semuanya akan

kami kumpulkan untuk memberi semangat dan acuan dalam penulisan makalah

selanjutnya.

11

Page 12: Makalah kap

DAFTAR PUSTAKA

Ayouk. 2011. http://ayouk91.blogspot.com. Pentingnya Interpersonal Skill

dalam Komunikasi. sabtu, 21 Mei 2011. 21:51 .

IKKI. 2010. http://komunikan.wordpress.com. 10 Kiat Menjadi Pendengar

yang Baik.01 November 2010.

Animenekoi. 2011. http://animenekoi.blogspot.com. Meningkatkan

Komunikasi Antar Pribadi Melalui Keterampilan Mendengarkan. Senin, 06 Juni 2011

12