makalah kanker payudara
-
Upload
putripramita -
Category
Documents
-
view
80 -
download
0
description
Transcript of makalah kanker payudara
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ca mamae sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidens relative tinggi, yaitu
20% dari seluruh keganasan. Dari 600.000 kasus ca mamae baru yang didiagnosis setiap
tahunnya sebanyak 350.000 diantaranya ditemukan di Negara maju, sedangkan 250.000
di Negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000). Ca mamae merupakan jenis
kanker yang mayoritas terjadi pada wanita, dengan perbandingan laki-laki dan wanita
1:100. Di Amerika lebih dari 212.000 wanita didiagnosis kanker payudara setiap tahun,
dan sekitar 41.000 dari kasus tersebut meninggal setiap tahunnya (Lemon&Burke, 2008).
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diterbitkan pada 2007 menyebutkan
bahwa sebanyak 7,6 juta jiwa meninggal pada tahun 2005 akibat kanker dan 84 juta
lainnya akan meninggal dalam jangka waktu 10 tahun ke depan. Menurut WHO, setiap
tahun jumlah penderita ca mamae bertambah sekitar 7 juta. Survey terakhir di dunia
menunjukkan setiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara dan setiap 11 menit
ditemukan seorang perempuan meninggal akibat ca mamae.
Insiden ca mamae relative cukup tinggi, menempati urutan kedua setelah keganasan
mulut Rahim dalam deretan 10 keganasan terbanyak di Indonesia, rata-rata penderita
kanker payudara adalah 10 jiwa dari 100.000 perempuan, dan terdapat kesan terjadi
peningkatan insiden sebagai refleksi perubahan pola hidup dan makanan masyarakat
Indonesia. Jumlah penderita kanker payudara tertinggi ada di DKI Jakarta berjumlah 1200
lebih, disusul Jawa Tengah dan provinsi-provinsi lain di pulau Jawa. (Depkes RI, 2007)
Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-
89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yaitu 130 kasus (Prawirohardjo, 2008).
Secara epidemiologi, orang melihat tendensi penyakit ini familial, artinya seorang
wanita dengan ibu penderita kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih banyak
mendapat kanker payudara daripada wanita-wanita dari ibu yang tidak menderita penyakit
tersebut. Wanita yang infertil juga lebih tinggi kemungkinan mendapat kanker
payudara daripada wanita yang fertil (Prawirohardjo, 2008).
Berdasarkan data di atas, maka makalah ini akan membahas mengenai kanker
payudara dimulai dari definisi hingga pemeriksaan dini kanker payudara.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1) Apa definisi kanker payudara?
2) Bagaimana etiologi kanker payudara?
3) Bagaimana tanda dan gejala kanker payudara?
4) Bagaimana pencegahan kanker payudara?
5) Bagaimana pemeriksaan dini kanker payudara?
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang hendak dicapai, yaitu
mahasiswa dapat mengetahui:
1) Definisi kanker payudara.
2) Etiologi kanker payudara.
3) Tanda dan gejala kanker payudara.
4) Pencegahan kanker payudara.
5) Pemeriksaan dini kanker payudara.
4. Manfaat
Sebagai bahan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan
mengenai kanker payudara.
BAB II
KONSEP DASAR
1. Pengertian
Kanker adalah suatu kondisi ketika sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya sehingga menjadi pertumbuhannya tidak normal. Kanker
payudara (Carcinoma Mammae) ini merupakan salah satu jenis tumor ganas yang telah
tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di kelenjar susu, saluran
susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Smart, 2010).
Menurut Ramli (1994) Kanker payudara adalah neoplasma ganas, suatu pertumbuhan
jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltratif
dan destruktif, serta dapat bermetastase. Tumor ini tumbuh progresif, dan relatif cepat
membesar. Pada stadium awal tidak terdapat keluhan sama sekali, hanya berupa
fibroadenoma atau fibrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas,
permukaan tidak rata, dan konsistensi padat dan keras (Ramli,1994).
2. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya serangkaian
faktor genetik, hormonal, dan, kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang
terjadinya kanker payudara. Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara
yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasikan sekelompok faktor risiko. Hal
yang harus selalu diingat adalah, bahwa hampir 60% wanita yang didiagnosa kanker
payudara tidak mempunyai faktor risiko yang teridentifikasi kecuali hanya lingkungan
hormonal mereka. Dengan demikian, semua wanita dianggap berisiko untuk mengalami
kanker payudara selama masa kehidupan mereka. Faktor-faktor risiko kanker payudara
mencakup : (Brunner & Suddarth, 2002)
a. Genetik. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Risiko mengalami kanker
payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun.
b. Kelamin. Hanya 1% angka kejadian kanker payudara pada laki-laki
c. Menarke dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi sebelum usia 12 tahun.
d. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang
mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali lipat untuk
mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama
mereka pada usia sebelum 20 tahun.
e. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan risiko
untuk mengalami kanker payudara.
f. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun
berisiko hampir dua kali lipat.
g. Trauma. Penggunaan BH yang terbuat dari bahan kawat, akibat terjadi benturan dari
bahan tumpul, penggunaan zat karsinogenik
h. Obesitas. Risiko terendah diantara wanita pascamenopause. Bagaimanapun, wanita
gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi, yang
paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.
i. Mangonsumsi alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang
mengkonsumsi alkohol bahkan hanya dengan sekali minum dalam sehari. Risikonya
dua kali lipat di antara wanita yang minum alkohol tiga kali sehari. Beberapa temuan
riset menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan untuk
mengalami kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya
3. Manifestasi Klinis
Kanker payudara dapat terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas
terjadi pada kuadran atas. Kanker payudara umum terjadi pada payudara sebelah kiri.
Umumnya, lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas tidak teratur. Keluhan
nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya
berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun, nyeri yang jelas pada bagian yang
ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus yang lebih lanjut
(Brunner & Suddarth, 2002).
Sedangkan menurut Smart (2010) untuk mendeteksi gejala dan tanda-tanda kanker
payudara, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
Terdapat sebuah benjolan yang biasanya diarasakan berbeda dari jaringan yang ada
pada payudara dan sekitarnya. Benjolan ini tidak menimbulkan rasa nyeri dan
biasanya juga memiliki bentuk pinggiran yang tidak teratur.
Pada penderita kanker payudara yang masih pada tahap awal, benjolan yang ada bisa
digerakan dan juga dapat didorong dengan jari tangan. Namun, pada stadium lanjut,
biasanya melekat pada dinding dada atau pada kulit sekitarnya. Untuk stadium lanjut
ini, benjolan yang ada bisa membengkak dan juga terdapat borok pada kulit.
Gejala lain yang mungkin dapat ditemukan adalah adanya benjolan atau massa di
ketiak penderita, perubahan bentuk dan ukuran penderita, serta keluarnya cairan yang
abnormal dari puting susu (berdarah, atau berwarna kuning, hijau atau mungkin
bernanah).
Perubahan pada tekstur dan warna pada kulit di sekitar payudara.
Payudara tampak berwarna kemerahan.
Kulit disekitar payudara bersisik.
Puting susu tertarik kedalam dan terasa gatal.
Nyeri pada payudara atau pembengkakkan pada salah satu payudara.
Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri pada tulang, penderita mengalami penurunan
berat badan, dan pembengkakkan lengan, ulsurasi kulit.
4. Komplikasi
Menurut Carpenito (1999) dalam R. Sjamsuhidayat (2004). Komplikasi kanker payudara:
1. Gangguan neuromuscular
2. Metastasis otak, paru, hati, vertebra, iga
3. Fibrosis payudara
4. Kematian
5. Pengobatan
Menurut Smart (2010) penanganan dan pengobatan kanker payudara tergantung pada
tipe dan stadium dari kanker tersebut. Umumnya, seseorang akan diketahui jika dirinya
telah terkena kanker payudara setelah menginjak stadium lanjut dan sudah cukup parah.
Ada beberapa cara untuk mengatasi dan mengobati diri dari kanker payudara, antara lain :
1) Pemeriksaan Mamograf
Pemeriksaan mamograf adalah suatu pemeriksaan payudara dengan menggunakan alat
rongten dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan
hanya memerlukan waktu sekitar 5-10 menit saja. Saat yang dianjurkan untuk
melakukan tes mamograf ini adalah saat sesudah anda mengalami menstruasi, yaitu
sekitar seminggu setelah anda mengalami menstruasi. Wanita yang wajib melakukan
tes mamograf adalah :
a. Wanita yang telah berumur lebih dari 50 tahun.
b. Wanita yang ibu atau saudara perempuanya pernah menderita kanker payudara.
c. Wanita yang pernah menjalani pengangkatan pada salah satu payudaranya. Wanita
yang dalam golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat dari dokter.
d. Wanita yang belum pernah mengalami anak. Ternyata, pada golongan ini sering
dijuimpai serangan kanker payudara.
2) Operasi (Lumpectomy)
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengobati atau menangani kanker payudara ini
adalah dengan melakukan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi)
dari benjolan tersebut. Jaringan tersebut kemudian akan diperiksa melalui mikroskop
di laboratorium patologi anatomi. Bila sudah diketahui dan dipastikan bahwa benjolan
tersebut adalah kanker payudara, payudara anda harus diangkat seluruhnya untuk
menghindari penyebaran kebagian tubuh yang lain. Istilah lain dari ini
adalah Lumpectomy atau pengangkatan benjolan. Biasanya, pengangkatan ini disertai
dengan sedikit (sangat minimal) jaringan yang sehat. Dengan cara ini, diharapkan
jaringan yang tersisa dan masih sehat akan dapat membentuk kembali payudara secara
alami.
3) Masektomi Radikal
Masektomi radikal adalah operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara
di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan yang berada pada sekitar
ketiak. Pengangkatan ini dilakukan pada sebagian atau seluruh payudara, termasuk
otot dada dibawah payudara untuk mencegah penyebaran kanker payudara ini agar
tidak menjalar ke organ yang lainnya.
4) Kemoterapi
Kemoterapi adalah suatu terapi yang diberikan dengan obat-obatan tertentu yang
sangat kuat efeknya (antikanker).terapi ini bisa diberikan melalui mulut atau berupa
suntikan pada pembuluh darah. Pengobatan ini harus diberikan secara berulang-ulang
dengan siklus yang berlangsung antara tiga sampai enam bulan. Sistem ini diharapkan
mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke tubuh
lainnya. Dampak kemoterapi ini pasien akan mengalami mual dan muntah serta akan
mengalami kerontokan pada rambut karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.
5) Terapi Hormon
Terapi hormon, juga bisa disebut dengan “theraphy anti-estrogen” adalah suatu
sistem yang fungsinya memblok kemampuan hormon estrogen dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara. Metode ini juga berfungsi untuk menghambat laju
perkembangan sel kanker pada payudara.
6) Terapi Radiasi (penyinaran atau radiasi)
Terapi radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma. Pengobatan ini biasanya diberikan kepada
pasien bersamaan dengan lumpectomy dan masektomi. Fungsi terapi ini adalah untuk
menghancurkan sel-sel kanker agar tidak merambat ke bagian tubuh yang tidak
terinfeksi. Proses penyinaran atau radioterapi memiliki efek yang tidak baik untuk
tubuh, seperti nafsu makan yang berkurang, badan menjadi lemah, warna sekitar
payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari
radiasi.
7) Pengobatan Herciptin
Pengobatan ini adalah terapi biologis yang dikenal efektif melawan HR2-positif pada
wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III, dan IV dengan
penyebarannya.
8) Masektomi total
Masektomi total adalah operasi dengan mengangkat seluruh payudara saja dan bukan
kelenjar ketiak.
6. Cara pencegahan kanker payudara
Beberapa cara pencegahan kanker payudara:
Berolahraga
Berjalan kaki 30 menit, lima kali seminggu dapat menurunkan risiko kanker payudara
hingga 18 persen menurut studi (yang melibatkan 74 ribu wanita berumur 50 sampai
79 tahun)
Menjaga berat badan
Semakin banyak kenaikan berat badan sejak wanita berumur 18 tahun, semakin besar
risiko mengidap kanker payudara di masa menopause. Mereka yang bertambah berat
badan sampai 30 kilogram meningkatkan risikonya dua kali lipat. Kelebihan berat
badan tampaknya meningkatkan estrogen, yang mendukung pembentukan kanker.
American Cancer Society pernah melakukan studi yang melibatkan 62 ribu wanita.
Para peneliti menemukan bahwa semakin banyak kenaikan berat badan sejak wanita
berumur 18 tahun, semakin besar risiko mengidap kanker payudara di masa
menopause. Mereka yang bertambah berat badan sampai 30 kilogram meningkatkan
risikonya dua kali lipat. Kelebihan berat badan tampaknya meningkatkan estrogen,
yang mendukung pembentukan kanker.
Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
Pigmen karotenoid yang terdapat pada buah dan sayuran dipercaya melindungi kanker
payudara. Para peneliti Universitas New York membandingkan sampel darah 270
wanita penderita kanker payudara dengan sampel darah 270 wanita sehat. Wanita
yang memiliki karotenoid terendah memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena
kanker payudara dibandingkan yang berkarotenoid tertinggi. Usahakan selalu
menyertakan sayur dan buah-buahan dalam menu harian Anda, terutama wortel,
tomat, semangka dan bayam.
Banyak mengkonsumsi kedelai
Kedelai mengandung fitoestrogen yang mencegah kanker payudara dengan
membatasi efek karsinogenik dari estrogen. Meminum segelas susu kedelai atau tiga
potong tahu/tempe setiap hari dapat melindungi Anda dari kanker payudara.
Tidak merokok
Semakin muda wanita merokok, semakin besar peluangnya terkena kanker payudara
sebelum menopause. California Environmental Protection Agency melaporkan bahwa
merokok pasif, terutama di kalangan wanita muda, adalah salah satu penyebab kanker
payudara. Bagi para suami atau ayah, berhentilah merokok agar istri atau anak
perempuan Anda tidak terkena kanker payudara.
7. Pemeriksaan SADARI
Menurut Brunner & Suddarth (2002) pencegahan kanker payudara dapat dilakukan
dengan sadari :
1. Langkah I
Berdirilah didepan cermin.
Periksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim.
Perhatikan adanya rabas dari puting susu, keriput, dimpling, atau kulit
mengelupas.
Dua tahap berikut ini dilakukan untuk memeriksa segala perubahan dalam kontur
payudara anda. Ketika anda melakukannya, anda harus mampu untuk merasakan
otot-otot anda yang menegang.
2. Langkah II
Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika anda melipat tangan anda di
belakang kepala anda menekan dan tangan anda kearah depan.
Perhatikan setiap perubahan kontur dari payudara anda.
3. Langkah III
Selanjutnya tekan tangan anda dengan kuat pada pinggang anda dan agak
membungkuk kearah cermin sambil menarik bahu anda dan siku anda kearah
depan.
Perhatikan setiap perubahan kontur payudara anda.
Beberapa wanita melakukan bagian pemeriksaan berikut ketika sedang mandi
dengan shower. Jari-jari anda akan meluncur dengan mudah diatas kulit yang
bersabun, sehingga anda dapat berkonsentrasi dan merasakan terhadap setiap
perubahan di dalam payudara.
4. Langkah IV
Angkat lengan kiri anda.
Gunakan 3 atau 4 jari tangan kanan anda untuk meraba payudara kiri anda dengan
kuat, hati-hati dan menyeluruh.
Mulailah pada tepi terluar, tekan bagian datar dari jari tangan anda dalam
lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat sekitar payudara.
Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.
Pastikan untuk melakukannya pada seluruh payudara.
Beri perhatihan khusus pada area diantara payudara dan dibawah lengan, termasuk
bagian bawah lengan itu sendiri.
Rasakan adanya benjolan atau masa yang tidak lazim dibawah kulit.
5. Langkah V
Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan terhadap adanya rabas.
Jika anda mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan yang terjadi ketika
anda sedang atau tidak melakukan SADARI temuilah dokter anda.
Ulangi pemeriksaan pada payudara kanan anda.
6. Langkah VI
Langkah 4 dan 5 harus diulangi dengan posisi berbaring.
Berbaringlah mendatar telentang dengan tangan kiri anda dibawah kepala anda
dan sebuah batal atau handuk yang dilipat dibawah bahu kiri anda (posisi ini akan
mendatarkan payudara anda dan memudahkan anda untuk memeriksanya).
Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan diatas.
Ulangi pada payudara kanan anda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai kanker payudara, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk
saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya
2. Etiologi kanker payudara tidak diketahui tetapi ada faktor predisposisi yang
menyertainya yaitu keturunan, usia yang makin bertambah, tidak memiliki anak,
kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun, periode menstruasi yang lebih lama dan
faktor hormonal.
4. Tanda dan gejala kanker payudara adalah terdapatnya benjolan dan kulit berubah
warna, nyeri hilang timbul.
6. Pencegahan kanker payudara terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
7. Penanganan kanker payudara diantaranya adalah mastektomi, radiasi, dan kemoterapi
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka kami sarankan bahwa sebaiknya
para wanita Indonesia melakukan pencegahan dengan cara pendeteksian dini agar
mengurangi risiko terkena kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner&Suddarth. 2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2007. Petunjuk teknis pencegahan – Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara.
Jakarta: Direktorat pengendalian penyakit tidak menular Direktorat Jenderal PP & PL, Depkes RI.
Prawirohardjo Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Edisi 2. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Sjamsuhidajat, R., & Wim, D, J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC
Smart, A. 2010. Kanker Organ Reproduksi. Yogyakarta : A. Plus Books.