makalah k3
-
Upload
mega-shinthia -
Category
Documents
-
view
101 -
download
2
description
Transcript of makalah k3
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
Penggunaan Alat Pelindung Diri dan pertolongan pertama”.
Penulis menyadari bahwa tidak mungkin tugas ini dapat selesai bila dilakukan tanpa bantuan,
bimbigan, dorongan dan nasihat dari berbagai pihak yang telah membantu kami. Karena itu
kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang
bersangkutan dalam pembuatan tugas ini .
Dengan segala keterbatasan dan kekurangan kami sehingga tugas ini tidak sesempurna yang
Ibu kira karena masih banyak kekurangannya . terlepas dari itu , kami berharap agar tugas ini
dapat bermanfaat dikemudian hari untuk segala pihak yang membutuhkan .
Sekian yang dapat kami sampaikan semoga tugas ini dapat bermanfaat. Akhir kata.
‘Wasalamualaikum Wr.Wb.’
Palembang, September 2013
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang tingkat peridustrianya. Alat perindustrian
yang biasanya dilakukan secara manual , sudah mulai ditinggalkan dengan beralih ke teknik
yang lebih cepat dan efisien. Akan tetapi, disamping cepat dan efisien, masih ada efek
pengikut lainnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti misalnya peluang kecelakan
kerja yang meningkat dan juga penyakit yang bisa ditimbulkan baik pada pekerja maupun
lingkungan sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah perusahaan. Kerugian yang
diderita tidak hanya berupa kerugian materi namun timbulnya korban jiwa pekerjap.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian bagi perusahaan karena diperlukan
waktu untuk mencari atau mendidik sumber daya manusia yang sesuai perusahaan. Kerugian
yang langsung yang nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan
kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan
alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat
produksi, dan hilangnya waktu kerja.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi resiko kecelakaan
dalam pekerjaan terutama di industry. Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah seperangkat alat
yang digunakan oleh tenaga kerjauntuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.APD dipakai sebagai upaya terakhir
dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif
tidak dapat dilakukan dengan baik.
Selain alat pelindung diri (APD), kita juga harus mengetahui bagaimana cara melakukan
pertolongan pertama di laboratorium saat percobaan, karena percobaan yang dilakukan
menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan
itu dapat juga terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang
tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Walaupun petunjuk keselamatan kerja
sudah tertulis dalam setiap penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-
ulang agar setiap individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium.
Keselamatan kerja di laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar
akan kepentingan kesehatan, keamanan dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat dan
aman berarti menurunkan resiko kecelakaan. Jika telah terjadi kecelakaan maka segera
diperlukan petolongan untuk menyelamatkan korban dan memperkecil risiko terjainya
kerusakan yang lebih parah.
Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan kerja
di laboratorium dimana lebih menekankan pada pertolongan pertama pada terjadinya
keracunan, luka, percikan zat, tumpahan zat dan kebakaran.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini :
1.2.1 Seberapa pentingkah Alat Pelindung Diri (APD) dalam pekerjaan ?
1.2.2 Apa sajakah tujuan dan jenis APD ?
1.2.3. Apa itu pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) kerja?
1.2.4. Apa saja tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium?
1.2.5. Apa saja jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di laboratorium?
1.2.6. Bagaimanakah pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium?
1.2.7. Bagaimanakah upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di
laboratorium?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1 untuk memperdalam pemahaman mahasiswa tentang pentingnya APD dalam
bekerja di laboratorium
1.3.2 untuk mengetahui fungsi dari APD
1.3.3 untuk menambah wawasan pada mahasiswa luas mengenai APD, agar
kecelakaan kerja dapat berkurang
1.3.1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) kerja
1.3.2. Untuk mengetahui tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di
laboratorium
1.3.3. Untuk mengetahui jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di laboratorium
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di
laboratorium.
1.3.5. Untuk mengetahui upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di
laboratorium
1.4. Manfaat
1.4.1. Agar mahasiswa mampu memahami pentingnya APD dalam bekerja di
laboratorium
1.4.2. Agar mahasiswa mengetahui fungsi APD
1.4.3. Agar mahasiswa memiliki pemahaman yang luas mengenai APD, agar
kecelakaan kerja dapat berkurang
1.4.4. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K) kerja
1.4.5. Agar mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari pertolongan pertama pada
kecelakaan kerja di laboratorium
1.4.6. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis kecelakaan kerja yang ada di
laboratorium
1.4.7. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada
kecelakaan kerja di laboratorium.
1.4.8. Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja di laboratorium
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap bahaya-
bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib
digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha
rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
pemakaian APD bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya kecelakaan
yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat
memenuhibeberapaketentuan
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya yang spesifik
atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan rasa
ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang dikarenakan
bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam menggunakannya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya.
2.2. Tujuan, Manfaat, dan Jenis dari Alat Pelindung Diri
1. Tujuan
Melindungi diri dari kecelakaan – kecelakaan yang terjadi di dalam laboratorium
Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
2. Manfaat
Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
Mengurangi resiko akibat kecelakaan.
3. Jenis
1. Perlindungan Mata
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung mata. Hal ini dimaksud
untuk melindungi mata dari kecelakaan sebagai akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan
radiasi. Secara umum perlindungan mata terdiri dari:
Kacamata pelindung
Googgles
Pelindung mata special (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi mata
dan wajah dari radiasi dan bahaya laser). Perlindungan dengan goggles lebih aman daripada
kaca mata karena goggles lebih kuat terikat dan lebih banyak bagian muka yang terlindung
daripada kacamata. Tetapi kacamata lebih enak dipakai daripada goggles. Oleh karena itu
dibanyak laboratorium, pemakaian kacamata diwajibkan bagi para pekerjaatau mahasiswa
sebagai persyaratan minimal pelindung mata. Goggles dipakai untuk percobaan yang
mungkin amat berbahaya bagi mata. Lensa pada kacamata atau goggles terbuat dari plastic
atau kaca yang anti pecah.
Faceshield ( perisai Muka)
Perisai muka dipakai untuk melindungi muka secara sempurna termasuk mata, alat tersebut tahan
terhadap benturan mekanik atau bahan kimia. Amat baik dipakai pada waktu menangani asam, basa
atau percobaan eksploratif.
2. Perlindungan Kepala
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung kepala. Hal ini
dimaksud untuk melindungi kepala dari kecelakaan laboratorium seperti terbentur oleh
benda-benda yang terjatuh atau terlempar, resiko kepala kejeduk, rambut terlilit, dan lain-
lain. Contoh alat pelindung kepala adalah helem pengaman.
3. Perlindungan Wajah
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung wajah.Hal ini
dimaksud untuk melindungi wajah dari kecelakaan kerja seperti terkena percikan bahan-
bahan kimia atau kecelakaan lainnya. Pelindung wajah ini merupakan pelindung yang
berbeda dari yang lain karena pelindung ini hampir sama dengan pelindung mata tetapi lebih
spesial (goggle yang menyatu dengan masker khusus untuk melindungi mata dan wajah dari
radiasi dan bahaya laser). Selain itu pelindung mata ini juga ada yang berbentuk seperti
tameng yang biasa dipakai para pekerja di bengkel ketika sedang mengelas.
4. Perlindungan Tubuh
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung tubuh. Hal ini
dimaksud untuk melindungi tubuh dari tumpahan bahan kimia atau api sebelum mengenai
kulit pemakainya. Selain itu, pelindung tubuh ini juga melindungi tubuh dari temperatur yang
ekstrim, cuaca buruk, bahan kimia atau serpihan metal, semprotan dari tekanan yang bocor,
tabrakan atau tertusuk, kontaminasi debu, dan lain-lain.
5. Perlindungan Kaki
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung kaki. Hal ini
dimaksud untuk melindungi kaki dari basah, electrostatic build-up, terpeleset, terpotong dan
tertusuk, benda berjatuhan, percikan zat kimia dan besi, abrasi. Secara umum alat
perlindungan pada kaki terdiri dari :
o Sepatu dan bot safety dengan pelindung jari kaki dan telapak sepatu yang anti
tusuk
o Celana panjang
6. Perlindungan Tangan
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung tangan. Hal ini
dimaksud untuk melindungi tangandari memar, temperatur yang ekstrim, terpotong dan
tertusuk, terbentur atau terpukul, zat kimia, tersetrum, infeksi kulit, sakit atau kontaminasi.
Secara umum pelindung tangan terdiri dari :
• Gloves
• Gauntlets
• Mitts
• Wristcuffs
• Armlets
7. Perlindungan Pernafasan
Ketika bekerja di dalam laboratorium, diharapkan menggunakan pelindung hidung atau
pernafasan.Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia
adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus
memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang
sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan
batas paparan. Beberapa jenis perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan
yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut memiliki masa
pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang terkontaminasi lagi, maka filter tersebut
harus diganti. Secara umum alat perlindungan pada hidung atau pernafasan adalah :
• Masker atau respirator pakai buang
• Full atau half respirator
• Breathing apparatus
8. Respirator
Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh manusia adalah
lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel udara, debu, uap dan gas yang dapat
membahayakan pernafasan. Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan
kimia yang memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya harus
memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan sebutan masker, yang
sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan pada jenis kontaminasi, kosentrasi, dan
batas paparan. Alat PelindungPernafasan Berguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas,
uap, debu, atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi
ataupunrangsangan.
Masker untuk melindungi debu / partikel-partikel yang lebih besar yang masuk kedalam
pernafasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Bergantung pada jenis
dan kadar pencemar, ada beberapa jenis respirator, yaitu :
Respirator pemurni udara
Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap kontaminan dengan toksinitas
rendah sebelum memasuki sistim pernafasan, alat pembersihnya terdiri dari filter untuk
menangkap debu dari udara atau tabung kimia yang dapat menyerap gas, uap dan kabut.
Jenis fiter atau kanister yang dipakai bergantung pada jenis kontaminan yang ada.
Kontaminan debu dapat disaring dengan fiter mekanik. Semakin halus filter, semakin kecil
ukuran debu yang dapat diambil. Kain verban yang biasa dipakai para pekerja, hanya efektif
untuk partikel debu yang besar, dan tentu saja tidak bermanfaat untuk kontaminasigas atau
uap beracun. Untuk as dan uap beracun dipakai kanister yang dapat menyerapgas-gas tersebut
secara kimia atau fisika. Dengan sendirinya kanister kan berbeda untuk gas atau uap yang
berlainan pula.
Respirator dengan pemasok udara
Peralatan ini mirip peralatan pernapasan untuk para penyelam, dimana disediakan
udara/oksigen untuk pernapasan. Alat pelindung demikian diperlukan untuk bekerja dalam
ruang yang mungkin berkadar oksigen rendah seperti ruang tertutup atau ruang terpolusi
berat, seperti adanya gas aspiksian (N2 metan CO2) atau aspiksian kimia (NH3, CO, HCN)
pada kosentrasi tinggi. Pemasok udara pernapasan berupa udara tekan, dapat dipakai selama
30 menit sampai 1 jam dan udara atau oksigen cair untuk perlindungan antara 1-2 jam.
2.3. Pengertian pertolongan pertama
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha pertolongan
atau perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan kepada seseorang yg
mengalami sakit atau kecelakaan yg mendadak. (Buku P3K Kerja, Mukono.H.J. dan Penta
B.W.(2002)
Pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang mendapat
kecelakaan dengan cepat dan tepat sebelum dibawa ke tempat pelayanan kesehatan
(presentasi Theni Aryasih).
P3K tidak menggantikan usaha pertolongan medis oleh yang berwewenang, akan
tetapi hanya secara sementara (darurat) membantu penanganan korban sampai tenaga medis
diperlukan, didapatkan atau sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan sebagian besar
kecelakaan atau kesakitan hanya memerlukan pertolongan pertama saja.
2.4. Tujuan dari P3K Kerja
2.4.1. Menyelamatkan jiwa
2.4.2. Menciptakan lingkungan yg aman
2.4.3. Mencegah yg terluka atau sakit menjadi lebih buruk
2.4.4. Mencegah kecacatan
2.4.5. Mempercepat kesembuhan atau perawatan penderita setelah dirujuk ke rumah sakit
2.4.6. Melindungi korban yg tidak sadar
2.4.7. Menenangkan penderita atau korban yg terluka.
2.4.8. Mencarikan pertolongan lebih lanjut.
2.5. Jenis kecelakaan yang mungkin terjadi di laboratorium.
2.5.1. Keracunan
Bahan-Bahan Beracun
Racun adalah setiap bahan yg bila masuk ke dalam tubuh dlm jumlah tertentu dapat
membahayakan fungsi normal tubuh shg mengganggu kesehatan bahkan mengakibatkan
kematian.
Jalan Masuk Racun :
MULUT à TERTELAN----->
PARU à TERHISAP --------> TUBUH MANUSIA
KULIT à TERESAP------>
Gejala Umum Keracunan :
Rasa sakit perut
Mual dan atau muntah
Diare
Rasa terbakar dari mulut sampai lambung
Sulit bernafas
Dada rasa terjepit
Telinga mendengung
Pandangan kabur
Bau asap/gas
Pernafasan bau
Kulit berubah warna atau gatal
Bibir dan kulit kebiruan
Kesadaran menurun atau tidak sadar
Sakit kepala
2.5.2. Luka
Luka dapat terjadi akibat terbakar, tersentuh bahan yang sangat panas, terkena bahan
kimia atau tertusuk benda tajam (misalnya potongan seng, besi, pecahan gelas) pada badan
terutama kaki dan tangan serta mata.
ila masuk ke dalam tubuh dlm jumlah tertentu dapat membahayakan fungsi normal tubuh shg
mengganggu kesehatan bahkan mengakibatkan kematian.
2.5.3. Percikan Zat
Percikan zat dapat berupa percikan dari asam, basa, maupun zat infeksius lainya.
2.5.4. Tumpahan zat
Tumpahan zat dapat menyebabkan keracunan jika terserap kulit, iritasi maupun luka.
2.6. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Kerja di Laboratorium
2.6.1. Pertolongan pertama pada keracunan
Penanganan Umum
Bila tidak sadar : Resusitasi à ABC; pemanggilan petugas pemadam
kebakaran bila ada udara yang tercemar dgn asap/gas dll. ; segera cari
pertolongan medis.
Bila korban sadar: tanyakan pada korban apa yg terjadi; tentukan jenis racun;
atasi sesuai dengan jenis racun.
Penanganan Khusus Sesuai Jenis Racun
Keracunan zat korosif : minyak tanah, bubuk/cairan pembersih lantai, bensin dll.:
Korban jangan dibuat muntah, bahaya bila masuk paru2
Cuci zat yg melekat di mulut dan wajah dgn air bersih
Jangan beri apapun lewat mulut
Cari pertolongan medis.
Tertelan obat2an atau bahan umum lain mis. Deterjen, jamur, makanan
beracun .
Sebelum memanggil pertolongan medis, kurangilah kekuatan racun dengan cara :
Bila mungkin buatlah penderita muntah pada kasus racun yg tertelan
Encerkan racunà korban diberi air minum atau larutan penyelamat (air
bersih, susu, larutan putih telur), lakukan ini sebelum mendapatkan alat
penawar khusus racun.
Jangan sekali-kali memberi minum pada korban yg setengah sadar, tidak sadar
saat kejang.
zat penawar yg umum: larutan sirup Ipecac, larutan hangat garam dapur à
menyebabkan muntah2,
Cegah muntah masuk paru2: dgn cara letakkan korban dipangkuan tengkurap.
Pada korban dewasa letakan kepala dan perut lebih rendah dari panggul, posisi
kepala miring ke satu sisi.
Cara lain membuat korban muntah: dgn cara menyentuh dinding belakang
tenggorokan dgn jari atau pegangan sendok. Kemudian beri larutan garam
dapur.à beri larutan sampai cairan muntah bening
Dilarang membuat korban muntah bila:
Sudah muntah sendiri
Ada luka bakar mulut/tenggorokan: keracunan basa/asam kuat
Korban setengah sadar, tidak sadar atau kejang.
Keracunan Bahan-Bahan yang tidak Diketahui
Jangan merangsang muntah
Segera cari pertolongan medis
Keracunan sianida (singkong, peralatan fotografi, pada proses fumigasi)
Gejala keracunan: lidah pahit, rasa terbakar, rasa tercekik dari mulut/ hidung korban
Segera cari bantuan medis
Menghirup gas beracun: Segera angkat atau seret korban (jangan biarkan korban berjalan) ke tempat
udara segar. Bukalah semua pintu dan jendela Bila ada henti nafas lakukan resusitasi jantung paru. Hati2 bila membuat
resusitasi pernafasan buatan, udara dari mulut/hidung korban jangan sampai terisap penolong
Panggil pertolongan medis Bila korban kejang, taruhlah di ruang yang agak gelap dan tidak bising. Lindungi diri sendiri dari kemungkinan bahaya keracunan.
Keracunan gas CO
Sifat gas CO: tdak tampak, tidak berbau.
Tanda-tanda keracunan CO:
- Sakit kepala
- Pening
- Badan lemah
- Kulit, bibir, kuku mungkin tampak merah terang
- Sesak nafas
- Mungkin diikuti dgn muntah dan tidak sadar
Bahan-bahan yang terserap kulit
Lepaskan seluruh pakaian korban, bersihkan seluruh kulit, bila bahan
berminyak pakai sabun, mis. Obat pembasmi serangga.
Segera cari bantuan medis
Jangan lupa bekas tempat racun, muntahan dan semua catatan dikirim bersama
ke RS
Keracunan Melalui Mulut (Tertelan)
Jika ada zat tertelan segera panggil dokter dan informasikan zat yang tertelan
oleh penderita. Jika penderita muntah-muntah, beri minum air hangat agar
muntah terus dan mengencerkan racun dalam perut. Jika korban tidak berhasil
masukkan jari ke dalam tenggorokan korban agar muntah. Jika korban
pingsan, pemberian sesuatu lewat mulut dihindarkan.
Segera bawa korban ke dokter/rumah sakit.
Jika zat beracun masuk ke mulut dan tidak sampai tertelan, beberapa tindakan
dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama.
Jika mulut terkena asam, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya
kemudian si penderita diberi minum air kapur atau susu untuk melindungi
saluran penapasan.
Jika mulut terkena basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyak-banyaknya
kemudian minum sebanyak-banyaknya, selanjutnya beri minum susu atau dua
sendok teh asam cuka dalam 1/2 liter air.
Jika mulut terkena zat kimia lain yang beracun, si penderita diberi 2-4 gelas air
atau susu dan diberi antidot yang umum dipakai dalam 1/2 gelas air hangat.
Zat Penawar Racun (Antidotum)
Keracunan zat alkalis (bersifat basa, kaustik): mis. Amoniak, soda pembersih, larutan kapur.
Jangan dibuat muntah
Beri antidotum larutan jeruk asam atau cuka diikuti dengan larutan putih telur 3 atau 4 butir
atau minyak tumbuh2an (minyak zaitun), minyak goreng, larutan mentega atau 1 atau 2 gelas
susu.
Keracunan zat asam (asam kuat) mis. Sulfat, nitrit, HCL, bateri asam
Korban jangan dibuat muntah
Beri secangkir susu, atau larutan 2 sendok teh soda kue. Kemudian beri larutan putih telur
atau minyak sayur + ¼ gelas
Keracunan minyak tanah termasuk bensin, naphtha, cairan pembakar atau larutan yg
mudah terbakar:
Korban jangan dibuat muntah, bahaya masuk paru2.
Beri ½ cangkir minyak mineral. Beri stimulan: kopi pekat atau teh, selimuti korban agar
tetap hangat utk mencegah syok. Bila perlu beri pernafasan buatan
Keracunan asam karbonat (fenol, kreosol)
Segera berikan larutan sabun atau 2 sendok larutan garam epson. Kemudian berikan minum
air hangat atau bisa diberikan larutan putih telur
Keracunan alkohol (etil), metanol (spiritus).
Buat korban muntah
Berikan larutan hangat soda kue. Diikuti dgn pemberian larutan 1 sendok teh soda kue
dalam susu.
2.6.2 PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA
.Luka Bakar
Kulit peka terhadap panas
Terkena suhu < 43,8oC à kulit tidak rusak
Suhu 43,8oC- 50,5oC à kerusakan kulit yg berarti
Suhu > 50,5oC à merusak seluruh bagian kulit.
Penyebab Luka Bakar
Akibat panas : api, uap panas, cairan panas
Akibat bahan kimia: larutan asam/basa kuat
Akibat listrik
Akibat radiasi, sinar matahari
Penilaian Luka Bakar
1. Berapa % luas luka bakar : dengan Rumus “ Rule of Nine”
Rumus “Rule of Nine”
Cocok utk orang dewasa,utk anak2 perlu penyesuaian khusus.
Pada orang dewasa rumus tersebut menyatakan:
- Kedua lengan dan tangan = 9% luas tbh
- Kedua tungkai dan kaki = 18% luas tbh
- Dada dan perut masing2 = 18% luas tbh
- Punggung atas bawah = 18% luas tbh
- Kepala = 9% luas tbh
- Daerah kelamin = 1% luas tbh
- Satu telapak tangan + 1% luas tbh (ini biasa dipakai utk memperkirakan jml luas
luka bakar secara praktis
2. Berapa dalam luka bakar : derajat luka bakar.
Derajat 1 : hanya mengenai lapisan luar epidermis, kulit merah, sedikit edem dan nyeri.
Derajat 2: mengenai epidermis dan sebagian dermis, bula/lepuh, edem dan sangat nyeri.
Derajat 3: mengenai seluruh lapisan kulit, kadang mencapat jaringan dibawahnya, lesi pucat,
coklat sampai hitam, kering, tidak nyeri.
Berat luka bakar
A. Ringan : derajat 1, derajat 2 luas <15%, derajat 3 luas<2%
B. Sedang : derajat 2 luas 10-15%, derajat 3 luas 5-10%.
C. Berat :
- derajat 2 luas 20%
- derajat 2 pada tangan, kaki, alat kelamin atau ketiak
- derajat 3 luas > 10%
- luka bakar listrik > 1000 volt
-Combustio dengan fraktur, kerusakan jaringan lunak dan gangguan jalan nafas.
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar
Bila mungkin segera bawa korban ke rumah sakit
Bila tidak mungkin dilakukan: rendam bagian tubuh yg terbakar dalam wadah berisi air
dingin
Bila luka bakar luas atau derajat berat dilakukan:
Jangan tarik/menarik pakaian yang melekat di luka
Jangan memberi minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptik
Jangan memecah lepuh
Jangan menolong sendiri, kirim ke rumah sakit
Bila korban sadar berikan minum larutan garam (1/4 sendok teh tiap gelas 200cc),
berikan satu gelas tiap jam.
o Luka Bakar Kimia
Menyebabkan iritasi kulit à dapat menimbulkan kerusakan jaringan yg parah.mis, mata
(organ yg sangat rawan)
Bahan kimia dapt diserap kulit dan kadang2 mengakibatkan kerusakan tubuh yg fatal
Banyak bahan kimia bersifat korosif (asam/basa kuat) à mengakibatkan luka bakar.
Gejala dan Tanda :
Korban mungkin mengeluh kulitnya terasa nyeri
Kulit tampak bercak atau memerah, melepuh atau terkelupas
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia
• Bila bgn tbh yg terkena, bilas dengan air dingin yg mengalir selama se-kurang2 nya
10-20 menit utk mencegah kerusakan lebih jauh pad daerah yg terbakar.
Per-lahan2 tanggalkan pakaian korban yg terkontaminasi sambil membilas bagian yg
cedera; jaga agar penolong tdk terkontaminasi
Teruskan membilas bgn yg terkena dengan air dingin sampai rasa nyeri tidak terasa.
Rujuk ke RS, utk mengurangi penderitaan korban selama pengangkutan, kompreslah
luka dengan kain kasa yg dibasahi dgn air sesering mungkin.
Jangan melakukan usaha : “netralisasi” pada luka bakar kimia sebab panas yg
dikeluarkan akan mengakibatkan kerusakan yg lebih parah.
Cairan asam kuat à menyebabkan luka yg serius.
Segera dibawa korban ke kamar mandi dan guyurlah beberapa kali dengan air (baik
pakai shower) sampai lar. kimia bersih dari tubuh, lepaskanlah pakaian korban.
Segera periksakan ke dokter.
o Luka Bakar Kimia pada Mata
Gejala dan tanda2:
menunjukkan gejala rasa nyeri yg sangat.
tanda2:
- tidak akan tahan pada cahaya
- bisa tertutup rapat,
- membengkak atau berair secara berlebihan
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Kimia pada Mata.
Jangan biarkan korban menggosok matanya yg terkena
Letakan bagian wajah yg terkena dibawah aliran air dingin shg aliran membilas
wajahnya, dan tidak melewati mata yg sehat. Jika hal ini tidak memungkinkan à
dudukan atau baringkan korban dgn kepala mendongkrak dan miring ke arah bgn yg
terkena. Tutupi mata yg sehat, perlahan buka mata yg terkena dan tuangkan air yg
steril dari pembilas mata atau dari segelas air kran. Periksa kedua kelompak mata
setelah dibilas + 20 menit. Jika mata tertutup karena kejang akibat rasa nyeri yg hebat,
pegang kelopak mata dgn kuat, lalu dgn perlahan dibuka.
Tutup mata dengan kain kasa steril, atau jika tdk tersedia, dgn bahan lain yg bersih
tetapi tidak terlalu empuk.
Atur pengangkutan ke RS secepat mungkin.
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Benda Panas
Luka bakar karena panas dapat terjadi akibat kontak dengan gelas/logam panas. Jika
kulit hanya memerah, olesi dengan salep minyak ikan atau levertran. Jika luka bakar
diakibatkan terkena api dan si penderita merasa nyeri, tindakan yang dapat dilakukan
adalah mencelupkan bagian yang terbakar ke dalam air es secepat mungkin atau
dikompres agar rasa nyeri berkurang. Kemudian bawa si penderita ke dokter. Jika
luka terlalu besar, hindarkan kontaminasi terhadap luka dan jangan memberikan obat
apa-apa. Tutup luka dengan kain/steril yang bersih, kemudian bawa si penderita ke
dokter. .
.Pertolongan Pertama pada Luka Karena Asam
Asam yang mengenai kulit hendaknya segera dihapus dengan kapas atau lap halus,
kemudian dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya. Selanjutnya cuci dengan
larutan Na2CO3 1%, kemudian cuci lagi dengan air. Keringkan dan olesi dengan
salep levertran.
Pertolongan Pertama pada Luka Akibat Basa
Kulit hendaknya segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian bilas
dengan larutan asam asetat 1%, cuci dengan air, kemudian keringkan dan olesi dengan
salep boor
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Terkena Natrium/Kalium
Ambil logam yang menempel dengan pinset secara hati-hati, kemudian cuci kulit
yang terkena zat tersebut dengan air mengalir selama kira-kira 15-20 menit. Netralkan
dengan larutan asam asetat 1%, kemudian keringkan dan olesi dengan salep levertran
atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi dengan asam
pikrat
Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Percikan Bromin
Jika kulit terkena percikan atau tumpahan bromin, kulit yang terkena segera olesi
dengan larutan amoniak encer (1 bagian amoniak dalam 15 bagian air) kemudian luka
tersebut tutup dengan pasta Na2CO3.
. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Karena Fosfor
Jika terkena kulit, kulit yang terkena dicuci dengan air sebanyak-banyaknya kemudian
cuci dengan larutan CuS04 3%.
Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam
Cabut benda tersebut dengan hati-hati
Dekontaminasi luka
Desinfeksi luka
Beri obat pada luka
Beri pembalut pada luka agar tidak terkontaminasi
Laporkan pada petugas
Jika luka terlalu parah cari pertolongan medis
2.6.3 PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI PERCIKAN
Pertolongan Pertama Jika Tubuh Terkena Percikan Zat kimia
Jangan panik Mintalah bantuan rekan anda yang berada didekat anda Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung tersebut (cuci bagian yang mengalami kontak langsung tersebut dengan air apabila memungkinkan) Bila kulit terkena bahan kimia, janglan digaruk agar tidak tersebat Bawa ketempat yang cukup oksigen Hubungi paramedik secepatnya (dokter atau rumah sakit)
Pertolongan Pertama Jika Mata Terkena Percikan Asam
Jika terkena percikan asam encer, mata dapat dicuci dengan air bersih, baik dengan
air kran maupun penyemprotan air. Pencucian kira-kira 15 menit terus-menerus. Jika terkena
asam pekat tindakan yang dapat dilakukan sama jika terkena asam pekat pada umumnya.
Kemudian mata dicuci dengan larutan Na2CO3 1%. Jika si penderita masih kesakitan bawa
ke dokter.
Pertolongan Pertama Jika Mata Terkena Percikan Basa
Cucilah mata yang terkena percikan dengan air banyak-banyaknya, kemudian bilas
dengan larutan asam borat I %. Gunakan gelas pencuci mata
2.6.4. PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI TUMPAHAN ZAT
Jika terjadi tumpahan zat hal yang perlu dilakukan adalah :
Evakuasi area yang terkontaminasi
Dekontaminasi mata dan kulit orang yang terpajan dengan segera
Laporkan pada orang yang ditunjuk (biasanya Petugas Laboratorium) yang harus
mengoordinasi tindakan yang diperlukan
Tentukan jenis tumpahan
Evakuasi semua orang yang tidak terlibat jika tumpahan mengandung zat yang
berbahaya.
Amankan area yang yag terkontaminasi untuk mencegah pajanan terhadap individu lain
Sediakan pakaian pelindung yang sesuai bagi pekerja yang terlibat dalam proses
pembersihan
Batasi penyebaran tumpahan.
Netralisasi atau desinfeksi tumpahan yang terkontaminasi jika memang diperlukan.
Kumpulkan semua tumpahan dan materi yang terkontaminasi (benda tajam jangan
diambil dengan tangan telanjang gunakan sapu dan pengki atau peralatan lain yang sesuai).
Materi yang tumpah dan benda sekali pakai yang terkontaminasi yang digunakan untuk
membersihkan harus ditempatkan pada kantong atau container yang sesuai .
Dekotaminasi atau desinfeksi area.
Bilas area tersebut dan keringkan dengan kain pel kering
Dekontaminasi dan desinfeksi semua peralatan yang digunakan.
Lepaskan pakaian pelindung, kemudian dekontaminasi dan desinfeksi pakaian itu jika
perlu.
Cari pertolongan medis jika terjadi pajanan pada materi berbahaya selama proses
pembersihan.
2.7.Beberapa Upaya Pencegahan terhadap Kecelakaan Kerja di Laboratorium.
Beberapa Upaya Pencegahan Terhadap Keracunan Sebagai Akibat dari Kegiatan di
Laboratorium Kimia .
Pipet digunakan utk mengambil atau memindahkan bahan dengan jumlah tepat. Bahan2
yg tidak boleh dipipet dgn mulut ialah zat yang bersifat radioaktif, asam kuat dan pekat. Zat-
zat tersebut harus dipipet dgn cara khusus, yaitu dengan menggunakan karet filler.
Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa yg beracun dan harus diperhatikan bahwa
senyawa-senyawa beracun dpt memasuki tubuh lewat pernapasan, mulut, kulit, dan luka
Jika bekerja dgn senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan di lemari uap dan jika
perlu gunakanlah sarung tangan. Apabila lemari uap tidak berfungsi atau tidak ada,
bekerjalah di tempat terbuka atau di luar.
Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yg keluar jangan sampai terisap
karena dapat menyebabkan gangguan pemapasan dan paru-paru
Upaya Pencegahan Terjadinya Luka
Gunakan alat pelindung diri (APD) sebelum dan selam bekerja dengan baik dan benar.
Berhati-hati dalam mereaksikan zat kimia
Berhati-hati dalam mengambil dan menggunakan alat gelas
Berhati-hati saat mengambil maupun menyimpan zat kimia
Selalu menaati dan mematuhi prosedur kerja yang ada di laboratorium.
Upaya Pencegahan Percikan Zat
Sewaktu kita memasukkan suatu larutan dalam tabung reaksi, arahkan mulut tabung reaksi
tersebut ke arah yang tidak ada orang, dan jangan sekali-kali menengok dari mulut tabung
reaksi.
Pada saat mengisi buret, disamping harus menggunakan corong kecil, juga buret harus
diturunkan sehingga mulut buret berada setinggi mata.
Jika mengencerkan asam pekat, tambahkan sedikit demi sedikit asam pada air, jangan
sebaliknya dan lakukanlah dengan hali-hati, jika perlu gunakan kacamata laboratorium.
Asam-asam pekat dinetralkan dengan natrium bikarbonat padat (serbuk), kemudian
dengan air yang cukup banyak. Larutan NaOH harus dinetralkan dengan NH4CI serbuk,
kemudian dengan air yang cukup banyak. Larutan sublimat (HgCl2) dinetralkan dengan
serbuk belerang. Setelah didiamkan sebentar, supaya terjadi penetralan, baru zat-zat tersebut
dapat dibuang ke dalam air yang sedang mengalir. Selama membersihkan jangan lupa
mengenakan pelindung badan dan mata.
Upaya Pencegahan Tumpahan Zat.
Pastikan sebelum bekerja menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
Jangan meletakkan zat kimia di tepi meja
Bacalah dengan teliti label zat yang ada di botol
Jika akan mereakasikan ataupun mengambil bahan kima hendaknya memperhatikan
prosedur kerja
.
Upaya Pencegahan Kebakaran
Kecelakaan kebakaran dapat dihindari dengan cara,
Menyimpan bahan –bahan kimia secara benar,
Mengatur cahaya matahari yang masuk ke dalam gudang atau laboratorium, Mengatur
kabel-kabel listrik dengan teratur
Mengontrol pipa gas secara kontinyu
Berhati-hati dalam mereaksikan bahan kimia yang berbahay,
Melarang setiap orang merokok di laboratorium atau gudang kimia
Menyediakan alat pemadam kebakaran di laboratorium
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Alat Pelindung Diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh
pegawai,karyawan ,Enginering,administratif atau siapapun yang memiliki
resiko kecelakaan atauapun bahaya dalam bekerja.Oleh karena itu APD harus
benar-benar di pelajari dan di pahami baik dalam penggunaannya ataupun
pemeliharaannya agar APD bias berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan
mengenai Alat Pelindung diri :Alat Perlindungan Diri merupakan alat yang
digunakan untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan, bukan menghilangkan
kecelakaan itu sendiri.
1. Alat Perlindungan Diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
2. Alat Perlindungan Diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat
pekerjaan.
3. Alat Perlindungan Diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai
dengan ketentuan.
Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (FIRST AID) adalah usaha
pertolongan atau perawatan darurat pendahuluan di tempat kerja yg diberikan
kepada seseorang yg mengalami sakit atau kecelakaan yg mendadak. Tujuan
dari pertolongan pertama ini adalah menyelamatkan jiwa korban, menciptakan
lingkungan yang aman, mencegah terluka atauu sakit menjadi lebih buruk,
mencegah kecacatan, mempercepat kesembuhan atau perwatan penderita
setelah dirujuk ke rumah sakit, melindungi korban yang tidak sadar,
menenangkan penderita atau korban yang terluka, mencarikan pertolongan
lebih lanjut. Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium
biasanya sangat diperlukan pada saat terjadinya kecelakaan kerja ( keracunan,
luka, percikan zat, tumpahnya zat, dan kebakaran). Selain itu upaya-upaya
preventif sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan kerja
agar korban yang ditimbulkan tidak meluas.