MAKALAH JANGKA SORONG

14
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya. Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong. Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = x ± ∆x, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0 sedangkan ∆x

Transcript of MAKALAH JANGKA SORONG

Page 1: MAKALAH JANGKA SORONG

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur

panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat

ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka

pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga

memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur memiliki

bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya

untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur

yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur menuntut

ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun

merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil.

Contoh untuk mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter

dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua

kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.

Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua gores

yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur

panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut

dinyatakan sebagai x = x ± ∆x, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0

sedangkan ∆x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah

nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, ∆x = 1/2 skala terkecil

instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang

terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang geser

bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas).

lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala nonius (dalam

mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.

Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara detail

meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong, prinsip kerja jangka sorong, pembacaan

kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.

Page 2: MAKALAH JANGKA SORONG

I.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong ini

adalah sebagai berikut :

1. Apa itu jangka sorong ?

2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?

3. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?

4. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?

5. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?

6. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?

7. Apa saja jenis jangka sorong?

I.3. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.

2. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.

3. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi

jangka sorong.

4. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.

5. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.

6. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong?

I.4. Manfaat

Adapun manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai alat ukur panjang jangka sorong, baik

dari bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip kerja,

kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga pembacaan hasil pengukurannya.

Page 3: MAKALAH JANGKA SORONG

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Jangka Sorong

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk

mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula

untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong

adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah

tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

II.2. Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser.

Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan

skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta bagian-

bagiannya ditunjukkan pada gambar berikut ini :

II.3. Prinsip Kerja Jangka Sorong

Page 4: MAKALAH JANGKA SORONG

Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam

milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama yang

saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm,

dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala

utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala

terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Gambar skala utama (atas) dan skala nonius (bawah)

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm =

0,005 cm. Denganketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong

dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti

(akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan

untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin

maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.

Gambar jangka sorong analog

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka

sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam

kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan

dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan

secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian

menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).

II.4. Kalibrasi Jangka Sorong

Page 5: MAKALAH JANGKA SORONG

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang

tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada

skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka

jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti ditunjukkan pada gambar

dibawah ini.

II.5. Prosedur Pengukuran Jangka Sorong

Mengukur diameter luar suatu benda

a. Membuka rahang jangka dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser rahang

geser jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang

(antara rahang geser dan rahang tetap).

b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

c. Menggeser rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua

rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.

d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.

Mengukur diameter dalam suatu benda

Page 6: MAKALAH JANGKA SORONG

a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.

b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang (atas)

jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.

d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong

menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup

pengunci

e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran

Mengukur kedalaman suatu benda/tabung

a. Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak

b. Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan

tabung yang akan diukur dalamnya.

c. Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh

dasar tabung.

d. Mengunci sekrup pengunci

e. Membaca dan mencatat hasil pengukuran

II.6. Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong

Page 7: MAKALAH JANGKA SORONG

Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala nonius.

Dari gambar ditunjukkan bahwa skala utama berhimpit diantara angka 4,7 cm dengan 4,8 cm.

Selanjutnya perhatikan skala nonius yang segaris dengan skala utama. Dari gambar ditunjukkan

pada angka 4.

Perhatikan pembagian skala pada skala nonius, apabila skalanya dibagi menjadi 10 bagian

yang sama maka hasil pengukuran skala nonius dikali dengan 1/10mm. Apabila dibagi menjadi

20 bagian maka dikali dengan 1/20mm, dan apabila dibagi menjadi 50 bagian maka dikalikan

dengan 1/50 mm.

Setelah diketahui skala utama serta skala noniusnya maka hasil pengukurannya adalah

jumlah keduanya. Dari contoh dapat dibaca hasil pengukuranya sebesar:

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala

Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuranKarena (xo) harus juga

dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala

nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan

nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda

laporkan sebagai :

Panjang L = xo ¬+ x

Maka, hasil pengukurannya menjadi :

4,7 cm + (0,4 x 0,01) cm = 4,7 cm + 0,004 cm = 4,704 cm

Jadi, L = (4,704 + 0,005) cm

II.7. Macam-Macam Jangka Sorong

Page 8: MAKALAH JANGKA SORONG

Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah seperti

ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Jangka sorong analog

Jangka sorong arloji

Jangka sorong digital

BAB III

Page 9: MAKALAH JANGKA SORONG

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Ada begitu banyak alat ukur panjang, diantaranya mistar, rol meter, jangka sorong dan

mikrometer sekrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki spesifikasi yang

berbeda dan digunakan untuk kepentingan pengukuran yang berbeda pula. Setiap alat ukur

panjang juga memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Tingkat ketelitian suatu alat ukur

dapat dilihat dari skala terkecil yang mampu dibaca oleh alat ukur. Dalam hal ini, alat ukur jika

diurutkan menurut skala terkecilnya berturut-turut dari besar ke kecil, yaitu rol meter, mistar,

jangka sorong, dan mikrometer sekrup.

Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan

untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. jangka sorong dapat

digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau

cincin, maupun kedalam sebuah tabung. Jangka sorong memiliki bentuk yang unik, yang

bagian-bagiannya terdiri atas rahang tetap, rahang geser, akala utama, akala nonius, lidah

pengukur kedalaman, dan kunci peluncur.

Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh

rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol

pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus,

maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.

Hasil pengukuran panjang dengan menggunakan jangka sorong, mengikuti rumus Hasil

= Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama +

(skala nonius yang berimpit x 0,01 x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaancm).

Karena pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada

jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal

ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran

menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai : Panjang L = xo ¬+ x

Jangka sorong juga memiliki berbagai jenis, yaitu jangka sorong analog, jangka sorong arloji,

dan jangka sorong digital.

III.2. Saran

Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong

dan spesifikasi jangkasorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran MIPA terutama fisika

tidak lepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur,

terutama alat ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.

Penulis berharap agar siswa-siswi di segala tingkatan tidak asing lagi dengan alat ukur panjang

jangka sorong dan mampu menggunakan jangka sorong untuk berbagai keperluan pengukuran

panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: MAKALAH JANGKA SORONG

http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong

http://pdfdatabase.com/teori-dasar-pengukuran-fisika.htm

http://pdfsatabase.com/Uraian Materi Pembelajaran ”Pengukuran Fisika”.htm

http://www.doc-search-engine.com/search-pengukuran-fisika-doc.html

http://www.edukasi-net.com

http://www.find-pdf.com/cari-pengukuran+fisika.htm

http://www.mustofaabihamid.blogspot.com

http://technoku.blogspot.com/2008/10/jangka-sorong.html

Zaelani, Ahmad dan Cucun Cunayah. 2006. Fisika. Bandung: Yrama Widya.