Makalah Instrumentasi Dan Pengendalian Proses 2

download Makalah Instrumentasi Dan Pengendalian Proses 2

of 14

description

:)

Transcript of Makalah Instrumentasi Dan Pengendalian Proses 2

MAKALAH INSTRUMENTASI DAN PENGENDALIAN PROSES

Signal Conditioning (Pengkondisi Sinyal)

OLEH :

KELOMPOK VII

Debora fitriyana Sitorus (1207021327)

Jenita Maya Sari (1207021299)

Khairunnisa (1207021228)

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur diucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia, rahmat, serta kemampuan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk tanggung jawab dari dosen atas tugas yang telah diberikan kepada penulis.

Dalam penyusunan maupun penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki. Namun,berkat bimbingan dari beberapa pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Instrumentasi dan Pengendalian Proses. Makalah ini berisi tentang materi yang berhubungan dengan Indtrumentasi dan Pengendalian Proses yang membahas tentang signal conditioning. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembacanya.

Penulis menyadari bahwa sebagai mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar,penyusunan maupun penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya umpan berupa kritik, saran, atau apapun bentuknya yang bersifat membangun dan positif demi perbaikan makalah ini dan agar makalah ini lebih berdaya guna di masa yang akan datang.

Pekanbaru, 29 Maret 2014

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis.

Sensor digunakan untuk mengubah variabel fisik menjadi bentuk energi terukur. Bentuk energi ini digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk memberikan indikasi visual, sebagai sinyal kontrol aktuator atau sebagai sinyal untuk controller . Pengkondisian sinyal mengacu pada modifikasi atau perubahan yang diperlukan untuk mengoreksi variasi dalam sensor. Karakteristik input / output sehingga output-nya memiliki hubungan linear dengan variabel proses yang akan diukur, dan sinyal kemudian akan cocok digunakan olehunsur-unsur lain dalam loop kontrol proses .

Kebanyakan sensor tidak memberikan output yang dapat langsung digunakan untuk tampilan visual atau kontrol. Salah satu contohnya ialah sensor tekanan, misalnya mengubah bentuk variabel fisik ketika tekanan diterapkan memberikan gerak linear yang kemudian harus diubah menjadi tampilan dial-type untuk indikasi langsung atau sinyal listrik untuk tampilan alpha numerik . Bab ini berkaitan dengan pengkondisian sinyal sensor sehingga akan cocok untuk digunakan oleh elemen linear lainnya dalam sistem.

1.2 Rumusan masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan signal conditioning (pengondisi sinyal) ?

2. Apa saja jenis-jenis teknik pengkondisi sinyal ?

3. Bagaimana prinsip pengkondisi sinyal ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang signal conditioning (pengkondisi sinyal).

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sinyal

Sinyal adalah suatu besaran fisis yang berubah terhadap waktu, ruang, ataupun dapat berubah terhadap variabel bebas lainnya, yang dimaksud dengan variabel bebas disini adalah sinyal dapat dikatakan sebagai sinyal kontinyu (dinyatakan dengan x(n)), sinyal diskrit (dinyatakan dengan x(t)), dan lain-lain. Sinyal terbagi dua jenis yaitu sinyal analog dan sinyal digital. Sinyal analog / Isyarat Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog.

Gelombang pada Sinyal Analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase.

Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.

Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.

Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1.Teknologi Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau/noise, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Sinyal Digital juga biasanya disebut juga Sinyal Diskret.Sistem Sinyal Digital merupakan bentuk sampling dari sytem analog. digital pada dasarnya di code-kan dalam bentuk biner (atau Hexa). besarnya nhlai suatu system digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit (bandwidth). jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai akurasi system digital.

Teknologi Sinyal Digital ini juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki olehTeknologi Sinyal Analog. Diantaranya adalah dibawah ini :

Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.

Penggunaan yang berulang ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informsi itu sendiri.

Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.

Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.

Pada saat ini banyak teknologi-teknologi yang memakai Teknologi Sinyal Digital. Karena kelebihan kelebihannya, antara lain:

1. untuk menyimpan hasil pengolahan, sinyal digital lebih mudah dibandingkan sinyal analog. Untuk menyimpan sinyal digital dapat menggunakan media digital seperti CD, DVD, Flash Disk, Hardisk. Sedangkan media penyimpanan sinyal analog adalah pita tape magnetik.

2. lebih kebal terhadap noise karena bekerja pada level 0 dan 1.

3. lebih kebal terhadap perubahan temperatur.

4. lebih mudah pemrosesannya.

2.2 Signal Conditioning (Pengkondisi Sinyal)

Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses. Dalam hal ini dibedakan menjadi 2 (dua) teknik, yaitu pengkondisi sinyal analog dan pengkondisi sinyal digital.

2.2.1 Pengkondisi Sinyal AnalogA. Prinsip Pengkondisi Sinyal AnalogPrinsip kerja sensor ialah mengubah suatu besaran non elektris yang terukur menjadi suatu besaran elektris. Untuk membentuk sensor tersebut kita memanfaatkan variabel dinamik yang mempengaruhi karakteristik suatu bahan. Pengkondisi sinyal analog berperan penting sebagai pengubah keluaran sensor ke suatu bentuk yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain pada suatu kontrol proses.Terkadang kita menggambarkan efek pengkondisi sinyal sebagai persamaan fungsi transfer. Melalui persamaan tersebut kita mengartikan efek suatu pengkondisi sinyal pada sinyal masukan. Jadi sebuah penguat tegangan sederhana mempunyai fungsi transfer dan suatu konstanta yang ketika dikalikan terhadap masukan tegangan akan memberikan keluaran tegangan.

1. Level Sinyal dan Perubahan Bias

Satu dan sebagian besar tipe pengondisi sinyal melibatkan menyesuaian level (magnitido) dan bias (nilai nol) dan suatu tegangan yang mewakili sebuah variabel proses. Contohnya suatu keluaran tegangan sensor bervariasi antara 0,2 V sampai 0,6 V sebagai perubahan vaniabel proses terhadap kisaran pengukuran. Bagaimanapun, suatu alat dengan sensor ini harus mempunyai keluaran tegangan bervariasi dan 0 volt sampai 5 volt untuk variasi yang sama pada variabel proses.Kita melakukan pengkondisi sinyal yang diperlukan dengan pertama mengubah menjadi nol ketika keluaran sensor adalah 0,2 V. Ini dapat dilakukan dengan mengurangi 0,2 dan keluaran sensor, yang disebut pergeseran nol atau penyesuaian bias.Sekarang kita mempunyai tegangan antara 0 V sampai 0,4 V, sehingga kita perlu tegangan yang lebih besar. Jika kita kalikan tegangan dengan 12,5, tegangan keluaran yang baru akan bervariasi antara 0 V sampai 5 V seperti yang diperlukan. Hal ini disebut penguatan (amplification) dan 12,5 disebut perbesaran (gain). Dalam kasus lain kita perlu membuat keluaran sensor menjadi lebih kecil yang disebut dengan pelemahan (attenuation).Dalam mendesain bias dan rangkaian penguat kita harus memperhatikan beberapa faktor antara lain tanggap frekuensi, impedansi keluaran, dan impedansi masukan.2. LinierisasiSeperti yang ditekankan diawal, suatu perancangan kontrol proses mempunyai sejumlah pilihan karakteristik keluaran sensor terhadap variabel proses. Sering kali hubungan yang terjadi antara masukan dan keluaran adalah tidak linier.

Menurut sejarah, sirkuit analog dikhususkan untuk melinierkan sinyal. Sebagai contoh, keluaran sensor bervariasi dengan tidak linier terhadap variabel proses, suatu sirkuit penglinier, idealnya ada!ah sebagai pengkondisi keluaran sensor sehingga tegangan yang dihasilkan menjadi linier terhadap variabel proses. Sirkuit demikian sulit untuk dirancang dan biasanya beroperasi dengan suatu batas.

Pendekatan modem terhadap masalah ini adalah memberikan sinyal nonlinier sebagai input pada komputer dan melinierkannya menggunakan software.

3. KonversiTerkadang pengkondisi sinyal digunakan untuk mengkonversi satu tipe variasi listrik menjadi yang lain. Sejumlah sensor mempunyai prinsip kerja sebagai perubahan resistansi terhadap variabel dinamik. Pada kasus ini, diperlukan suatu sirkuit untuk mengonversi perubahan resistansi ini menjadi tegangan atau sinyal tertentu.

Transmisi sinyal merupakan tipe konversi yang penting yang berkaitan dengan control proses standar dan pentransmisian sinyal sebagai level arus 4-20 mA dalam kabel. Ini memberikan peningkatan kebutuhan untuk mengkonversi resistansi dan level tegangan; pada level arus yang sesuai pada akhir pentransmisian dan untuk konversi arus kembali ke tegangan pada akhir penerimaan. Sehingga, konversi tegangan ke arus, arus ke tegangan seringkali digunakan.Antarmuka digital, penggunaan computer pada control proses memerlukan konversi format analLog ke format digital, menggunakan IC yang disebut analog to digital converter (ADC) konversi sinyal analog biasanya memerlukan penyesuaian pengukuran sinyal analog agar sepadan terhadap input yang diperlukan untuk ADC.

4. Penyaringan dan Penyepadanan ImpedansiDua pengkondisi sinyal yang lain ialah penyaringan dan penyepadanan impedansi. Seringkali sinyal-sinyal palsu dengan tingkat yang patut diperhitungkan nampak dalam lingkungan industri, seperti sinyal frekuensi 60 Hz. Dalam banyak kasus hal ini memerlukan high-pass, low-pass atau penyaring takik untuk menghilangkan sinyal-sinyal yang tak diinginkan. Penyaringan semacam itu dapat dilakukan filter pasif dengan hanya menggunakan resistor, kapasitor, dan induktor atau filter aktif, menggunakan gain dan feedback.Penyepadanan impedansi merupakan elemen penting dan suatu pengkondisi sinyal ketika impedansi internal transduser atau impedansi garis dapat menyebabkan eror pada pengukuran dinamik variabel. Kedua jaringan pasif dan aktif itu diterapkan untuk memberikan penyepadanan tersebut.

5. Konsep PembebananSatu dari yang paling penting berkaitan dengan pengkondisi sinyal analog adalah pembebanan dan satu sirkuit pada sirkuit yang lain.

Secara kuantitatif pembebanan dapat dilukiskan sebagai berikut. Suatu keluaran sirkuit terbuka pada sebuah elemen adalah berupa tegangan Vs, ketika masukan suatu elemen adalah x. Elemen ini dapat berupa sensor atau bagian lain dan sirkuit pengkondisi sinyal seperti sirkuit jembatan atau penguat. Sirkuit terbuka artinya bahwa tidak ada yang terhubung dengan keluaran. Pembebanan terjadi ketika kita menghubungkan dengan sesuatu, suatu beban terhadap keluaran dan tegangan keluaran dan suatu elemen jatuh pda suatu harga, Vy < Vx. pembebanan yang berbeda akan menghasilkan jatuh tegangan yang berbeda pula.

Secara kuantitatif, kita dapat mengevaluasi pembebanan sebagai berikut. Teorema thevenin mengatakan bahwa terminal keluaran dari dua buah terminal elemen yang dapat didefinisikan sebagai sebuah sumber tegangan yang sen dengan impedansi keluaran. Asumsikan ini adalah resistansi (resistansi keluaran) untuk membuat penggambaran menjadi lebih mudah diikuti. Ini disebut model rangkaian persamaan thevenin dan suatu elemen.A. Sirkuit PasifSirkuit jembatan dan pembagi adalah dua teknik pasif yang telah digunakan untuk pengkondisian sinyal selama bertahun-tahun. Meski sirkuit aktif modem seringkali menggantikan teknik ini, namun masih banyak penerapan yang memberikan keuntungan sehingga metode ini masih berguna.

B. Sirkuit PembagiPrinsip rangkaian ini adalah perubahan nilai tegangan yang diakibatkan perubahan hambatan. Gambar 1. Rangkaian Pembagi Tegangan

C. Sirkuit JembatanPrinsip rangkaian ini adalah perubahan tegangan yang diakibatkan perubahan impedansi. Salahsatu keuntungan rangkaian jembatan ini adalah bahwa rangkaian ini dapat didesaian sedemikian rupa sehingga memberikan tegangan keluaran sekitar nol. Hal ini berarti bahwa penguatan dapat digunakan untuk meningkatkan level tegangan untuk meningkatkan sensitivitas terhadap perubahan impedansi. Salah satu rangkaian jembatan adalah Jembatan Wheatstone tampak pada Gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone (DC)

Rangkaian pada Gambar 2. adalah rangkaian jembatan tegangan DC, sedangkan rangkaian jembatan untuk tegangan AC tampak pada Gambar 3.

Gambar 3 Rangkaian Jembatan Wheatstone (AC)

D. RC FilterFilter adalah suatu rangkaian yang berfuingsi untuk menyaring sinyal noise (derau) dan suatu pengukuran. Secara sederhana, filter dapat disusun atas sebuah resistor dan sebuah kapasitor.

2.2.2. Pengkondisi Sinyal DigitalA. Karakteristik ADC maupun DAC.Operasi penting yang berhubungan dengan sinyal analog dan digital adalah konversi digital ke analog yang dilakukan oleh pengubah digital ke analog (DAC) dan konversi analog ke digital yang dilakukan oleh pengubah analog ke digital (ADC).

Apabila yang akan kita proses besaran analog balk sebagai masukan ataupun keluaran analog sedang unit prosesing yang kita pakai berbasis digital, maka harus dipakai converter analog ke digital apabila masukan adalah analog dan dibutuhkan converter digital - ke- . analog jika keluaran yang dikehendaki adalah analog.

Contoh besaran analog adalah temperatur, tekanan, kecepatan, suara dan lain sebagainya dimana besaran tersebut tidak dapat dinyatakan dengan nilai logika 1 ataupun logika 0, maka dibutuhkan perubah / converter. Tentunya besaran-besaran temperatur, tekanan adalah berasal dan fenomena alam yang harus dirubah kebesaran listrik dengan suatu peralatan yang disebut transducer.

B. Analog to Digital Converter (ADC)Sistem mikroprosesor hanya dapat mengolah (memproses) data dalam bentuk biner saja, atau lebih sering disebut besaran digital, oleh sebab itu setiap data analog yang akan diproses oleh mikrokomputer harus diubah terlebih dahulu kedalam bentuk kode biner (digital).

Tegangan analog yang merupakan masukan dan ADC berasal dan transducer. Tranducer inilah yang mengubah besaran kontinue seperti temperatur, tekanan, kecepatan, ataupun putaran motor menjadi tegangan listrik. Tegangan listnik yang dihasilkan oleh transducer yang berubah secara kontinyu pada suatu range tertentu disebut tegangan analog, dan tegangan analog ini diubah oleh ADC menjadi bentuk digital yang sebanding dengan tegangan analognya. Ada 3 karakteristik yang perlu diperhatikan dalam pemilihan komponen ADC, antara lain:

Resolusi.Merupakan spesifikasi terpenting untuk ADC, yaitu jumlah langkah dan sinyal skala penuh yang dapat dibagi, dan juga ukuran dan langkah-langkah. Boleh juga dinyatakan dalam jumlah bit yang ada dalam satu kata (digital word), ukuran LSB (langkah terkecil) sebagai persen dan skala penuh atau dapat juga LSB dalam mV (untuk skala penuh yang diberikan).

Akurasi.Adalah jumlah dan semua kesalahan, misalnya kesalahan non linieritas, skala penuh, skala nol dli. Dapat juga menyatakan perbedaan antara tegangan input analog secara teoritis yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu kode biner tertentu terhadap tegangan input nyata yang menghasilkan tegangan kode biner tersebut. Waktu konversi.Waktu yang dibutuhkan untuk mendigitalkan setiap sampel atau yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu konversi

C. Digital to Analog ConverterAda tiga karakteristik yang penting dan DAC adalah : Resolusi, Kecermatan (akurasi) dan Settling time.

Resolusi.Adalah perubahan terkecil pada output analog. Resolusi selalu sama dengan bobot dan LSB yang disebut besar langkah (step size). Harganya akan lebih kecil bila digunakan jumlah bit yang lebih banyak. Dengan menambah jumlah bit maka akan menambah jumlah step untuk skala penuh, karena hanya jumlah bit yang menentukan prosentase resolusi.

Kecermatan (akurasi).Kecermatan, menghubungkan keluaran analog yang diperoleh sebenarnya dengan keluaran yang diharapkan, biasanya dinyatakan dalam prosentase dan skala pentth keluaran. Makin kecil prosentase harga kecermatan, akan semakin akurat dan tentu saja semakin mahal harganya. Kadang-kadang kecermatan DAC dilihat dan linieritasnya. Kecermatan dan resolusi dan DAC haruslah sebanding.

Setting time.Apabila input-input digital suatu DAC berubah, bagi level amplifier dan rangkaian internal lainnya memerlukan waktu untuk memberikan respon menghasilkan suatu harga keluaran analog yang baru. Waktu yang diperlukan keluaran tersebut untuk menstabilkan sampai 99,95 % dan harga barunya disebut setting time.

BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Sinyal adalah suatu besaran fisis yang berubah terhadap waktu, ruang, ataupun dapat berubah terhadap variabel bebas lainnya. Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses. Dalam hal ini dibedakan menjadi 2 (dua) teknik, yaitu pengkondisi sinyal analog dan pengkondisi sinyal digital. Operasi penting yang berhubungan dengan sinyal analog dan digital adalah konversi digital ke analog yang dilakukan oleh pengubah digital ke analog (DAC) dan konversi analog ke digital yang dilakukan oleh pengubah analog ke digital (ADC).DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2007. Pengkondisi Sinyal (http://www.elisa.ugm.ac.id/user /Pengkondisi-sinyal.pdf, Diakses 29 Maret 2014)Anonim, 2005. Fundamental of Industrial Instrumentation and Process Control (http://labvolt.com/instrumentation-of-industrial-and-process-control.pdf,diakses 29 Maret 2014)Anonim, 2012. Pengertian Sinyal (http://fullsearching.blogspot.com/2012/02/ pengertian-sinyal-analog-dan-digital.html/ diakses 11 April 2014