MAKALaH IKLAN
-
Upload
eti-nurfitasari -
Category
Documents
-
view
555 -
download
26
Transcript of MAKALaH IKLAN
A. JUDUL
BERBAGAI MODEL IKLAN PANGAN DAN REGULASINYA
B. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar di
berbagai media, baik media elektronik maupun media cetak. Iklan dapat dilukiskan
sebagai komunikasi antara produsen dan pasaran, antara penjual dan calon pembeli.
Dalam proses komunikasi itu iklan menyampaikan sebuah “pesan”. Dengan demikian
menimbulkan kesan bahwa periklanan terutama bermaksud memberi informasi yang
tujuan terpenting nya adalah memperkenalkan sebuah produk atau jasa. Meski banyak
orang tidak begitu menyukai selingan iklan namun iklan dapat menarik perhatian dan
cukup berpengaruh bagi perilaku konsumen sehingga berpengaruh pula terhadap
keputusan pembeli. Masyarakat cenderung merasa bangga memakai produk – produk
yang diiklankan dibandingkan produk yang tidak pernah dilihat dalam iklan.
Iklan adalah “segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang
disampaikan lewat suatu media, baik cetak maupun elektronik yang ditujukan kepada
sebagian atau seluruh masyarakat”. Dengan demikian, iklan merupakan suatu alat
komunikasi antara produsen / penjual dan para konsumen/ pembeli. Sebelum
menyampaikan iklan kepada masyarakat, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan,
pertama perlu mengenal dan menentukan sasaran khalayaknya. Setelah itu, dapat
ditentukan media yang akan digunakan lalu merancang pesan iklan yang sesuai
dengan kebutuhan.
Pangan sebagai sumber makanan bagi manusia memiliki peran besar dalam
dunia iklan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan semakin
meningkatnya jumlah konsumsi pangan yang dibutuhkan. Hal tersebut membawa
tuntutan sekaligus keuntungan tersendiri bagi industri pangan agar dapat
menghasilkan produk pangan yang beraneka ragam dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya persaingan antar
industri pangan dalam menghasilkan produk pangan yang dapat disukai dan diterima
oleh konsumen.
1
C. STUDI PUSTAKA
Salah satu hak konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk pangan adalah
memperoleh informasi yang benar dan tidak menyesatkan. Terkait hal tersebut, maka
iklan produk pangan dituntut untuk dapat memberikan informasi tentang suatu produk
pangan secara benar dan tidak menyesatkan. Iklan produk sangat penting untuk
keberhasilan produk di pasaran, sehingga produsen pangan selalu berkompetisi dalam
meningkatkan brand awareness produk pangannya melalui iklan. Iklan adalah salah
satu strategi pemasaran setiap perusahaan agar produk dapat cepat dikenal dan
diterima masyarakat.
Persaingan yang ketat dalam menampilkan produk pangan agar terlihat
sempurna dalam pandangan konsumen sering mengakibatkan pesan atau informasi
tentang produk disampaikan secara berlebihan, melanggar etika periklanan,
menyesatkan konsumen, atau bahkan mengelabui konsumen dengan klaim-klaim
iklan yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah. Hal-hal inilah yang mengakibatkan
terjadinya persaingan tidak sehat dalam industri pangan Indonesia. Menyadari hal
tersebut, maka pengawasan terhadap iklan sangat diperlukan, baik oleh instansi
pemerintah yang berwenang dalam penegakan hukum, kredibel dan profesional
maupun secara swadaya oleh kelompok masyarakat (Lembaga Swadaya Masyarakat)
atau individu sebagai salah satu bentuk pencerdasan konsumen.
Pemerintah telah membuat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
iklan pangan antara lain Peraturan Menteri Kesehatan No. 386/MenKes/ SK/IV/1994
Tahun 1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat
Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Rumah Tangga dan Makanan – Minuman,
Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, Undang-Undang No. 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen, Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999
tentang Label dan Iklan Pangan, serta Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.52.1831 tentang Pedoman Periklanan
Pangan.
Peraturan-peraturan tersebut di atas belum sepenuhnya ditaati oleh produsen
pangan dalam membuat iklan produknya. Berdasarkan hasil evaluasi pengawasan
iklan produk pangan yang dilakukan di Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan
pada tahun 2008, dari iklan pangan yang diamati 691 iklan, 57% yang memenuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan dan 43% yang tidak memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan. Data pelanggaran iklan tersebut belum
2
mengelompokkan jenis-jenis pelanggaran yang terjadi, sehingga diperlukan penelitian
untuk mengevaluasi kesesuaian iklan dengan peraturan yang berlaku, mengevaluasi
jenis-jenis pelanggarannya berdasarkan kategori produk pangan.
REGULASI IKLAN
Periklanan sebagai salah satu sarana penerangan dan sarana pemasaran,
memeganng peranan penting di dsalam pembangunan yang dilaksanakan bangsa
Indonesia. Sebagai sarana penerangan dan pemasaran, periklanan merupakan bagian
dari kehidupan media komunikasi yang vital perkembangan dunia usaha serta harus
berfungsi menunjang pembangunan. Demi tanggung jawab sosial dan melindungi
nilai-nilai budaya bangsa yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, perlu dibentuk
pola pengarahan periklanan nasional yang konsepsional. Pola pengarahan periklanan
itu harus menunjang asas trilogi pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat
yang adil dan makmur, termasuk kemajuan dunia usaha, periklanan nasional, dan
media komunikasi massa.
TATA KRAMA
A. Asas-asas Umum
Iklan harus jujur, bertanggung jawab, dan tidak bertentangan dengan
hukum yang berlaku.
Iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan atau merendahakan martabat
agama, adat budaya, suku dan golongan.
Iklan harus dijiwai oleh asas persaingan sehat.
B. Penerapan Umum
Jujur
Iklan tidak boleh menyesatkan, antara lain dengan memberikan keterangan
yang tidak benar, mengelabuhi, dasn memberikan janji yang berlebihan.
Bertanggungjawab
Iklan tidak boleh menyalahgunakan kepercayaan dan merugikan
masyarakat.
Tidak bertentangan dengan hukum
Iklan harus mematuhi UU dan peranturan pemerintah yang berlaku.
3
Isi iklan
Pernyataan dan janji mengenai produk dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
Kesaksian konsumen
Harus dilengkapi dengan pernyataan tertulis berdasarkan pengalaman yang
sebenarnya. Nama dan alamat pemberi kesaksian harus dinyatakan dengan
jelas dan sebenarnya.
Pencantuman harga
Bilamana harga suatu produk dicantumkan dalam iklan, maka harus jelas
sehingga konsumen mengetahui barang apa yang akan diperoleh dengan
harga tersebut.
Perbandingan harga
Bila dilakukan suatu perbandingan harga atas suatu produk dengan produk
lainnya, maka dasar perbandingan harus sama dan jelas.
Kata “Cuma-Cuma atau sejenisnya tidak boleh dicantumkan dalam iklan,
bila tenyata konsumen harus membayar sejumlah uang di luar biaya
pengiriman sebenarnya. Bila biaya pengiriman ini akan dibebankan kepada
konsumen, maka harus dicantumkan dengan jelas.
Janji pengambilan uang :
Bila suatu iklan menjanjikan pengembalian uang ganti rugi (warranty)
untuk pembelian suatu produk yang ternyata mengecewakan konsumen,
maka :
Syarat-syarat pengembalian uang tersebut harus jelas dan lengkap
dicantumkan, antara lain batas-batas resiko iklan, jenis-jenis
kerusakan/kekurangan yang dijamin, dan jangka waktu berlakunya
pengembalian uang.
Pengiklan wajib mengembalikan uang konsumen sesuai dengan syarat-
syarat yang tercantum.
Janji jaminan mutu atau garansi :
Bila sautu iklan menjamin mutu suatu poroduk, maka dasar-dasar jaminan
harus dapat di pertanggungjawabkan.
Rasa takut / takhayul :
Iklan tidak boleh mempermainkan rasa takut dan kepercayaan orang
terhadap takhayul tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
4
Kekerasan :
Iklan tidak boleh merangsang atau memberikan tindakan-tindakan
kekerasan.
Keselamatan
Iklan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan tidak boleh
menampilkan adegan yang berbahaya atau membenarkan pengabaian segi-
segi keselamatan, terutama yang tidak ada hubungannya denag produk
yang diiklankan.
Perlindungan hak-hak pribadi :
Iklan tidak boleh menampilkan melibatkan seseorang tanpa ada
persetujuan terlebih dahulu. Ketentuan ini tidak berlaku untuk penampilan
masal atau sebagai latar belakang dimana seseorang dapat dikenal, kecuali
jika penampilan tersebut dapat dianggap merugikan.
Anak-anak
Iklan yang ditujukan atau yang mungkin melibatkan anak-anak tidak boleh
menampilakan dalam bentuk apapun hal-hal yang dianggap dapat
mengganggu atau merusak jasmani dan rohani mereka, mengambil
manfaat atas kemudahan percayaan, kekurangan pengalaman, atau
kepolosan hati mereka.
Istilah ilmiah dan statistik
Iklan tidak boleh menyalah gunaklan istilah-istilah ilmiah dan statistik
untuk menciptakan kesan yang berlebihan.
Ketiadaan produk
Iklan hanya boleh dipasang bila telah ada kepastian tentang tersedianya
produk yang diklankan dipasar.
Penggunaan kata berlebih-lebihan:
Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata “ter”,”paling”,”nomor satu” dan
sejenisnya tanpa menjelaskan dalam bidang apa keunggulan itu.
Perbandingan langsung
Iklan yang baik tidak mengadakan perbandingan langsung dengan produk-
produk saingannya. Apalagi perbandingan semacam ini diperlukan, maka
dasar perbandingan harus sama dsan jelas. Konsumen tidsak disesatkan
oleh perbandingan tersebut.
5
Merendahkan
Iklan tidak boleh secara langsung ataupun tidak langsung merendahkan
produk lain.
Peniruan
Iklan tidak boleh meniru iklan lain sedemikian rupa sehingga
menimbulkan penyesatan. Hal ini meliputi merek dagang, logo, komposisi
huruf dan gambar, slogan, posisioning, cara penampilan dan jingle.
Rujukan : Buku Studi Periklanan Dalam Perspektif Komunikasi
Pemasaran
Sedangkan menurut Regulasi Pemerintahan :
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139)
Siaran Iklan
Pasal 25
Materi siaran iklan harus sesuai kode etik periklanan, persyaratan yang dikeluarkan
oleh KPI, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Siaran iklan niaga yang disiarkan pada mata acara siaran untuk anak-anak wajib
mengikuti standar siaran untuk anak-anak.
Iklan rokok pada lembaga penyelenggara penyiaran radio dan televisi hanya dapat
disiarkan pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat.
RRI, TVRI, dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal wajib menyediakan waktu untuk
siaran iklan layanan masyarakat yang dilakukan dalam waktu yang tersebar mulai dari
pukul 05.00 sampai dengan pukul 22.00 waktu setempat dengan harga khusus, atau
jika dalam keadaan darurat ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan keperluan.
Waktu siaran iklan niaga RRI, TVRI, dan Lembaga Penyiaran Publik Lokal paling
banyak 15% (lima belas perseratus) dari seluruh waktu siaran setiap hari.
Waktu siaran iklan layanan masyarakat paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) dari
siaran iklannya setiap hari.
Materi siaran iklan wajib menggunakan sumber daya dalam negeri dan ditayangkan di
televisi adalah buatan dalam negeri, lokasi di Indonesia, bintangnya orang Indonesia,
dan sutradaranya orang Indonesia.
6
D. TUJUAN SURVEI
Tujuan survei ini adalah:
1. Memenuhi tugas legislasi pangan.
2. Mengetahui kesesuaian iklan pangan dengan peraturan perundang-undangan.
3. Mengetahui variasi dan karakteristik berbagai jenis iklan tentang pangan.
4. Mengetahui jenis pelanggaran yang terjadi dalam berbagai jenis iklan pangan.
E. METODE SURVEI
Metode survei yang yang dilakukan yaitu dengan cara mencari informasi
tentang iklan pangan dan regulasinya melalui media internet.
F. HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN
Dari hasil survei dan pengamatan yang kami lakukan, kami telah memilih
beberapa jenis iklan pada media elektronik yang menarik untuk dibahas, utamanya
dari segi kekurangan dan kelebihan iklan ditinjau dari segi perlindungan konsumen.
Sampel iklan tersebut antara lain :
1. Larutan penyegar cap “KAKI TIGA”
2. Laruran penyegar cap “BADAK”
3. NUTRISARI
4. Adem Sari
5. Kratingdaeng
6. Bebelac
7. Minuman energi “PROMAN”
8. Bumbu “RACIK” Indofood
9. Luwak white coffe
10. Sosis “SO NICE”
PEMBAHASAN
1. Larutan Penyegar cap “KAKI TIGA”
Larutan penyegar cap “KAKI TIGA” adalah produk minuman penyegar atau
pereda panas dalam. Merupakan produk dari WEN KEN DRUG, perusahan yg
bertempat di Singapura. Produk larutan cap kaki tiga sudah di produksi oleh wen ken
sejak tahun 1937 dengan logo kaki tiga, gambar dan lukisan badak. Tahun 1978 WEN
KEN ingin memasarkan produk di indonesia maka dia menunjuk PT. SINDE. karena
ada permasalahan antara wen ken sama pt sinde yang tidak dapat di selesaikan, maka
7
WEN KEN memutuskan kerja sama dengan SINDE. WEN KEN menunjuk PT.
KINOCARE ERA KOSMETINDO untuk memproduksi, memasarkan, menjual
produk larutan penyegar cap “KAKI TIGA” di Indonesia.
Permasalahan yang timbul pada iklan adalah ketidak jelasan dan kesimpang-
siuran informasi tentang kebenaran produk yang ada karena ada dualisme antara merk
dagang dan produsen utama. Situasi menyebabkan ketidak percayaan konsumen dan
keraguan akan pemilihan produk.
Untuk itu BP.POM melakukan penarikan terhadap produk larutan penyegar
cap “KAKI TIGA” tersebut dikarenakan menimbulkan keraguan dan keresahan pada
konsumen. Utamanya ditujukan untuk pengiklanannya terlebih dahulu.
2. Larutan penyegar cap “BADAK”
Permasalahannya sama dengan produk sebelumnya. Pihak dari PT. SINDE
memiliki hak paten atas resep tersebut, namun hanya tidak memiliki hak atas merk
dagang yang selama ini telah beredar di masyarakat. Kemudian PT. SINDE
mengeluarkan produk dengan merk yang berbeda namun dengan ramuan yang sama
seperti produk terdahulunya, yaitu larutan penyegar cap “BADAK”
3. NUTRISARI
Dalam iklan terbarunya NUTRISARI menyebutkan bahwa produk ini
memiliki kandungan vitamin C 100% AKG. Kandungan jeruk nutrisari diperoleh
langsung dari perkebunan jeruk terbaik, jeruk-jeruk dipetik setelah memiliki tingkat
kematangan yang tepat. Jeruk-jeruk tersebut melalui proses pencucian dan pemilihan
dengan standar kualitas yang tinggi. Kemudian, proses ekstraksi dilakukan untuk
mendapatkan minyak jeruk, jus, dan bulir jeruk. Setelah melalui proses pengolahan
termasuk di dalamnya pengolahan menggunakan teknologi enkapsulasi dan granulasi.
Dalam kemasan disebutkan kandungan vitamin C adalah sebanyak 90 mg (per 11
gram takaran saji). Dalam rekomendasi untuk Angka Kecukupan Gizi, jumlah tersebut
dapat memenuhi 100% yang direkomendasikan. Iklan memberikan informasi tentang
kebenaran kuantitas kandungan zat yang ada dalam produk dan prosentase dalam
AKG serta memberikan pengetahuan lebih kepada konsumen.
8
4. ADEM SARI
Dalam iklan minuman serbuk Adem sari versi yang terbaru, secara langsung
menyebutkan kekurangan yang ada dalam produk pesaingnya. Dalam iklan
menyebutkan tentang kebenaran kandungan madu “10 mg”, dan secara tidak langsung
menyebutkan merek dagang lain. Dalam PP No. 69 Tahun 1999 tentang label dan
iklan pangan juga disebutkan bahwa iklan pangan dilarang dalam bentuk apapun
untuk diedarkan dan/atau disebarluaskan dalam masyarakat dengan cara
mendiskreditkan produk pangan lain. Walaupun tidak secara langsung menyebutan
nama produk, iklan tersebut dapat menimbulkan kondisi persaingan yang tidak sehat
dan etika periklanan yang kurang baik di kemudian hari.
5. KRATINGDAENG
Dalam salah satu iklan minuman energi Kratingdaeng disebutkan bahwa
“aman diminum 3 kali sehari”. Padahal dalam beberapa penelitian banyak
menyebutkan tentang kandungan kafein yang tinggi pada Kratingdaeng. Apalagi
masih ada zat yang disinyalir dan pernah di isukan berbahaya yaitu glucuronolactone.
Penelitian masih belum menemukan tentang kepastian tentang zat ini, pada 1 botol
Kratingdaeng mengandung 600 mg glucuronolactone yang seharusnya 250 kali dari
yang dianjurkan dari konsumsi normal per hari.
Selain itu, minuman ini juga mengandung taurine, yaitu zat sintetis tiruan asam
amino sulfur, cysteine. Taurine sering ditemukan sebagai bahan yang terkandung
dalam susu formula bayi. Kritik utama dari minuman ini adalah pada jumlah kafein
yang tinggi (sebanding dengan apa yang ditemukan di secangkir kopi) dan kandungan
gula (sekitar 5 sendok teh per 250ml). Kafein memang dapat mematikan dalam dosis
yang besar.
Tetapi jumlah yang diperkirakan mampu berakibat fatal adalah 10 gr dan
untuk itu dibutuhkan 125 botol kemasan Kratingdaeng. Dengan mengabaikan
kampanye marketing dari minuman ini, gula sendiri bukanlah sumber energi yang
lebih baik dibandingkan makanan atau minuman lainnya. Cairan yang terbaik untuk
memulihkan dari dehidrasi hanya mengandung sejumlah garam dan gula. Hal ini yang
membuat Kratingdaeng menjadi minuman yang berbeda bagi kaum olahragawan.
9
6. BEBELAC
Iklan susu formula BEBELAC dalam berbagai versi selalu hanya
menampilkan sisi tingkah kelucuan bocah kecil dan tanpa menjelaskan berbagai
macam kandungan yang ada didalam tiap kemasannya. Hal ini tentunya
mempengaruhi respon konsumen yang tentunya akan cenderung bertanya-tanya atau
lebih memilih ke produk yang sudah jelas komposisinya yang tertera dalam iklan
media masa. Tentunya kondisi ini membuat masyarakat kurang mendapatkan
informasi yang jelas.
7. PROMAN
Minuman suplemen energi “PROMAN” termasuk merk baru yang masuk ke
Indonesia. Iklan minuman tersebut banyak menampilkan sisi maskulin dan sensualitas
wanita. Tentunya iklan semacam itu seharusnya mendapatkan porsi jam tayang malam
hari, bukan di siang hari. Kondisi tersebut sepertinya dapat menimbulkan kontroversi
dikalangan masyarakat tentang etika iklan dan komunikasi media elaktronik. Terlebih
lagi disebutkan dalam iklan “energi lima jam”, statement itu terdengar setengah-
setengah ditelinga konsumen, karena dalam iklan tersebut konsumen tidak
mendapatkan informasi yang jelas tentang yang dimaksudkan dengan energi lima jam
tersebut.
8. Bumbu “RACIK” Indofood
Dalam salah satu iklan bumbu instant “RACIK” yang dikeluarkan oleh PT.
INDOFOOD terdapat statement tentang penggunaan produk setiap hari. Kalimat ini
secara tidak langsung menyiratkan keamanan dan kelayakan produk untuk digunakan
setiap harinya dalam penyajian. Hal ini tentunya sudah mengundang polemik terhadap
masalah bahan tambahan makanan kimia. Sudah banyak diketahui dimasyarakat
tentang bahaya akumulasi penggunaan Mono Sodium Glutamate, yaitu peningkatan
potensi kanker pada tubuh. Dan tentunya masih banyak bahan kimia lain yang
terkandung dalam produk yang tentunya tidak lebih baik dari pada bahan masak
alami.
Seharusnya dalam iklan produk-produk semi kimia semacam itu dapat
diatampilkan atau diberikan informasi tentang anjuran batas penggunaan. Hal ini
selain memberikan kenyamanan bagi konsumen juga dapat memberikan perlindungan
secara tidak langsung pada konsumen.
10
9. LUWAK WHITE KOFFIE
Iklan produk minuman LUWAK WHITE KOFFIE, pernah menyebutkan
bahwa konsumsi minuman tersebut aman bagi penderita maag, namun faktanya
sedikit berbeda. Salah satu penyebab gastritis adalah meningkatnya asam lambung.
Hal ini bisa disebabkan karena mengkonsumsi makanan dan minuman yang bisa
memicu terjadinya peningkatan asam lambung. Salah satu minuman yang bisa
memicu terjadinya peningkatan asam lambung adalah kopi, karena zat kafein yang
ada didalamnya. Bagi penderita maag tentu akan sangat baik jika mengurangi atau
bahkan menghilangkan kebiasaan mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein
dan menggantinya dengan minuman lain yang lebih aman.
Kopi luwak dalam beberapa informasi yang saya dapatkan, memang memiliki
kadar kafein yang lebih rendah dibandingkan kopi-kopi yang lain. Tetapi tetap saja
serendah apapun kadar kafein yang ada didalam kopi luwak akan memberikan potensi
untuk meningkatnya asam lambung yang bisa menyebabkan iritasi lambung. Bila
kemudian ada iklan yang mengatakan bahwa kopi luwak aman bagi penderita maag,
maka perlu kehati-hatian bagi para konsumen yang menderita sakit maag agar tidak
segera percaya dengan iklan tersebut.
Iklan ini semakin menjadi perdebatan akan hal tersebut karena disinyalir
adanya pembohongan publik tentang komposisi. Kopi luwak merupakan salah satu
kopi paling mahal di dunia, namun harga pasaran produk tersebut jauh lebih murah
pertakaran sajinya. Mungkin ini yang menjadi faktor utama penyebab masih tingginya
kadar kafein dalam luwak white koffie.
10. Sossis SO NICE
Iklan sossis siap makan SO NICE yang kerap ditayangkan di media elektronik
menurut kami adalah salah satu iklan yang kurang efektif. Didalam iklan hanya
menampilkan beberapa bintang iklan berpose memakan produk dan dinyanyikan satu
bait lagu yang berulang-ulang. Iklan semacam itu sangat membosankan dimata
pemirsa, kurang kreatifnya dalam konsep iklan menyebabkan kurang diminatinya
produk tersebut, informasi tentang manfaat dan keamanan pangan juga tidak
didapatkan dari iklan tersebut.
11
G. KESIMPULAN
Regulasi tentang periklanan dan komunikasi media elektronik sudah banyak jenis
yang diberlakukan, namun regulasi tersebut kurang bisa mengontrol kualitas dari
iklan yang ada
Informasi yang didapat dari iklan kebanyakan hanya mengutamakan pengenalan
dan pemasaran produk, kurang mempertimbangkan informasi keamanan konsumsi
produk
Pengaturan jam tayang iklan dewasa dan seleksi kualitas iklan perlu diperketat
guna memberi kenyamanan konsumen dalam menyaksikan tayangan iklan dan
memilih produk konsumsi.
12