makalah ikk dr amir.doc
-
Upload
windi-pertiwi -
Category
Documents
-
view
50 -
download
6
description
Transcript of makalah ikk dr amir.doc
TAHAP I
KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. MK
Alamat lengkap : Bangun Rejo
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No. Nama Status L/P UmurPendidikan
TerakhirPekerjaan
1. Tn. MK KK L 35 th STM Tukang Pijat
2. Ny. M Istri P 30 th SMPIbu rumah
tangga
3. An. P Anak P 10 th SD Pelajar
4. An. A Anak L 5 th TK Pelajar
Sumber : Data Primer, April 2013
Kesimpulan :
Tn. Mk, dalam nuclear family yang terdiri atas 4 orang, dengan masalah
kesehatan yaitu diabetes melitus tipe II denganpenurunan penglihatan suspect
retinopati diabetikum.
1
TAHAP II
STATUS PENDERITA
A. Identitas Penderita
Nama : Tn. MK
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Tukang Pijat
Pendidikan : STM
Agama : Islam
Alamat : Bnagun Rejo Yogyakarta
Status Perkawinan : Kawin
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 20 April 2012
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Penglihatan kabur
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang dengan keluhan penglihatan kabur sejak 1 minggu yang
lalu. Os mengatakan keluhan datang tiba-tiba. Pandangan dobel (-), silau
saat terkena cahaya (-), mata sakit (-),mata merah (-), pusing (-). Jika
pasien membaca dan buku dujauhkan, penglihatan tetap tidak menjadi
jelas. Os mengatakan karena keluhan penglihatan nya yang kabur belum
sampai menggangu pekerjaan nya, namun saat membaca sulit karena
terlihat kabur, terutama saat memimpin membaca Yasin. Os mengatakan
sering buang air kecil terutama terbangun pada malam hari 4-5 kali 1
malam, sering haus, sering lapar, dengan penurunan berat badan kira-kira
5 kg. Os mengatakan jika 1 bulan yang lalu setelah pergi berobat ke
puskesmas jetis dan di periksa gula darah nya yaitu 436 mg/dl , kemudian
saat 1 minggu kemudian pasien kontrol di puskesmas jetis gula darah
puasanya 302 mg/dl, dan saat periksa ke puskesmas Tegal Rejo gula darah
2
sewaktunya 137,5 mg/dl. Os kemudian dirujuk ke RS Jogja dan menurut
dokter spesialis mata keluhan pada penglihatan matanya dikarenakan
karena efek penyakit gua yang diderita. Os saat ini mengkonsumsi obat
yang diberikan dari dokter di puskesmas jetis yaitu metformin 2 x 500 mg
dan glimepirid 1mg pada pagi hari. Dan juga mengkonsumsi obat harbel
yakni teh dain insulin setiap pagi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat sakit gula : (+) diketahui sejak 1 bulan yang lalu
riwayat tensi tinggi : (-)
Riwayat asma : (-)
Riwayat alergi obat/makanan : (-)
Riwayat mondok : (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga tidak ada yang menderita penyakit gula,
tekanan darah tinggi, atau penyakit yang lain.
5. Riwayat psikososial
Os megatakan saat ini tidak terganggu dengan penyakitnya dikarenakan belum mengganggu pada pekerjaannya. Os juga mengatakan bahwa banyak orang yang mendukungnya saat tahu os menderita penyakit gula, terutama istri, keluarga dan teman-temnanya. Sehingga merasa dapat melalui dengan baik. Hubungan os dengan keluarga nya baik-baik saja, juga dengan tetangga di lingkungan sekitarnya.
6. Riwayat pekerjaanOs mengatakan saat ini bekerja sebagai tukang pijat dan pekerjaan sapingan lain, seperti menerima undangan rukiyah atau memimpin membaca Yasinan. Os mengatakan penghasilannya sekitar Rp.100.000, dan merasa telah cukup untuk kebutuhan keluarganya. Os tidak merasa kekurangan dengan keadaan perekonomiannya saat ini.
7. Riwayat perkawinanOs saat ini sudah menikah dan memiliki 2 oarang anak. Os merasa hubungannya dengan istrinya baik-baik saja dan bahagia.
8. Riwayat gaya hidupOs mengatakan bahwa os berolahraga sehari-hari karena os jika pergi kemana-mana dia pergi dengan bersepeda. Namun untuk hal makanan os memang sulit untuk mengontrol makanan nya, karena ketika os diundang untuk memimpin membaca Yasinan os tidak dapat menontrol makan nya.
3
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan baik
2. Tanda Vital
BB : 70 kg
TB : 1680 cm
BMI : BB/TB2 = 70/(1,68)2 = 24,80 normoweight
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler, simetris
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5 oC
1. Pemeriksaan Neurologis
Fungsi Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik :
+ +
+ +
Fungsi Motorik :
K 5 5 T N N RF 2/2 2/2 RP - -
5 5 N N 2/2 2/2 - -
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu :
23 April 2013 : 137, 5 mg dl, cholesterol 160, mg/dl, Trigliserida 149
mg/dl, asam urat 5,9 mg/dl.
E. Diagnosis Kerja
Diabetes melitus tipe II normoweight gula darah terkontrol buruk dengan
Suspect Retinopati diabetikum
4
F. Penatalaksanaan
1. Non medikamentosa
Membatasi konsumsi gula dan makanan berlemak
Olahraga ringan 3 kali seminggu selama 30 menit
Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya
Selalu menggunakan alas kaki untuk menghindari komplikasi DM
yang lain, misalnya ulkus
Meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari
Makan dengan porsi kecil namun sering (4-5x sehari)
Edukasi terhadap pasien dan keluarga mengenai:
a. Pemahaman tentang penyakit Diabetes Mellitus tipe II serta
komplikasinya.
b. Pentingnya perubahan gaya hidup (life style modification) meliputi
pengaturan diet, olahraga dan meningkatkan aktivitas fisik.
c. Edukasi untuk pemeriksaan rutin kadar gula darah dan pemeriksaan
anggota gerak, serta rutin meminum obat.
d. Memberikan motivasi kepada penderita dan keluarga untuk dapat
melaksanakan saran terapi untuk drujuk ke pusat kesehatan yang
lebih tinggi, misalnya RSUD Sragen untuk dilakukan funduskopi
dan pemeriksaan lebih lanjut.
e. Memberdayakan peran serta masyarakat sekitar untuk hidup sehat
dan bersih sebagai upaya promotif kesehatan masyarakat, misalnya
pentingnya jamban dan sarana MCK di tiap rumah sebagai langkah
pertama pencegahan penyakit menular di masyarakat.
2. Medikamentosa
Glibenclamid 3x5 mg
Vitamin B Complex 3x1
G. Follow up
Tanggal 6 Juli 2012
5
S : pandangan kabur
O : KU baik, compos mentis, gizi kesan baik.
Tanda vital : T : 120/70 mmHg RR : 18 x/menit
N : 86 x/menit S : 36,4 ºC
Status Lokalis
Ocular Dextra
Look : oedem (-), hiperemi sekitar mata (-), luka (-), massa dan katarak
di sekitar pupil (-), refleks cahaya (+), pupil 3mm, visus 1/300 (pasien
hanya dapat membedakan lambaian tangan tanpa dapat melihat objek
dengan jelas), jaringan sekitar mata dalam batas normal.
Feel : nyeri (-), tekanan bola mata dalam batas normal
Ocular Sinistra
Look : oedem (-), hiperemi sekitar mata (-), luka (-), massa dan katarak
di sekitar pupil (-), refleks cahaya (+), pupil 3mm, visus 1/300 (pasien
hanya dapat membedakan lambaian tangan tanpa dapat melihat objek
dengan jelas)oedem (+), jaringan sekitar mata dalam batas normal.
Feel : nyeri (-), tekanan bola mata dalam batas normal
A : Diabetes melitus tipe II normoweight gula darah terkontrol buruk
dengan suspect komplikasi retinopati diabetikum
P : Terapi medikamentosa dilanjutkan dan diberikan edukasi tentang
menjaga pola makan dan aktivitas fisik serta edukasi tentang kesehatan
promotif
Tanggal 10 Juli 2012
S : pandangan kabur
O : KU baik, compos mentis, gizi kesan baik.
Tanda vital : T : 120/70 mmHg RR : 18 x/menit
N : 82 x/menit S : 36 ºC
Status Lokalis
Ocular Dextra
6
Look : oedem (-), hiperemi sekitar mata (-), luka (-), massa dan katarak
di sekitar pupil (-), refleks cahaya (+), pupil 3mm, visus 1/300 (pasien
hanya dapat membedakan lambaian tangan tanpa dapat melihat objek
dengan jelas), jaringan sekitar mata dalam batas normal.
Feel : nyeri (-), tekanan bola mata dalam batas normal
Ocular Sinistra
Look : oedem (-), hiperemi sekitar mata (-), luka (-), massa dan katarak
di sekitar pupil (-), refleks cahaya (+), pupil 3mm, visus 1/300 (pasien
hanya dapat membedakan lambaian tangan tanpa dapat melihat objek
dengan jelas)oedem (+), jaringan sekitar mata dalam batas normal.
Feel : nyeri (-), tekanan bola mata dalam batas normal
A : Diabetes melitus tipe II normoweight gula darah terkontrol buruk
dengan suspect komplikasi retinopati diabetikum
P : Terapi medikamentosa dilanjutkan dan diberikan edukasi tentang
menjaga pola makan dan aktivitas fisik serta edukasi tentang kesehatan
promotif
H. Flowsheet
Nama : Ny. T
Diagnosis : Diabetes melitus tipe II gula darah terkontrol buruk dengan
suspect retinopati diabetikum
7
Tabel 2. Flow Sheet Ny.T
8
No Tgl TD Nadi RR T Terapi Target Planning
1 3/7/2012
130/ 80
80 18 36,5 - Glibenclamid
- Vit B plex
Mengontrol kadar gula darah diabetikum.
Mencegah terjadinya komplikasi yang lain dari DM
Pemahaman mengenai penyakit penderita dan kesehatan secara umum
Mengontrol konsumsi gula dan makanan berlemak
Olah raga rutin setiap hari seperti jalan kaki pagi
Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitarnya
Pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif di masyarakat.
2 6/7/
2012
120
/ 70
86 16 36,4
3 10/0
7/12
120
/70
82 18 36
TAHAP III
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Holistik
1. Fungsi Biologis
Keluarga ini terdiri atas Tn. Y (55 tahun) sebagai kepala keluarga dan
istrinya yaitu Ny. T (50 tahun) yang menderita penyakit Diabetes Mellitus
tipe II, dan Ny. S yaitu ibu dari Tn.Y. Dalam satu rumah terdiri dari 3
orang anggota keluarga.
2. Fungsi Psikologis
Hubungan antaranggota keluarga tampak baik dan harmonis. Hal ini
ditunjukkan dengan sikap saling mendukung satu sama lain. Permasalahan
yang ada dapat diatasi dengan baik dalam keluarga ini. Tn. Y selalu
mengantarkan Ny. T ke sarana kesehatan untuk mendapat perawatan atas
penyakitnya. Sebaliknya, Ny. T juga ikut mendukung pekerjaan Tn.Y
dalam bentuk dukungan moril. Ny. S yang merupakan ibu dari Tn. Y pun
turut membantu pekerjaan rumah tangga, terlebih sejak menantunya
penglihatannya mulai kabur sehingga membatasi aktivitas sehari-harinya.
3. Fungsi Sosio-Ekonomis
Hubungan penderita dan suaminya terhadap masyarakat sekitar cukup
baik. Penderita adalah seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun yang
tinggal bersama suaminya yang bekerja sebagai seorang petani dengan
penghasilan rata-rata Rp 2.000.000,- per bulan. Pasien dan suaminya
memiliki keturunan 2 orang anak laki-laki yang telah berkeluarga dan
tinggal terpisah di kota lain. Tn Y dan Ny. T tinggal satu rumah dengan
ibu dari Tn. Y. Hubungan penderita dan suaminya terhadap masyarakat
sekitar cukup baik. Lingkungan rumah dan sekitarnya tidak terjaga
kebersihannya dan tidak tertata dengan baik karena di dalam rumah
9
terdapat ruangan yang berisi kandang ayam, pasien sudah sulit melalukan
aktivitas sehari-hari sehubungan dengan menata dan membersihkan rumah
dikarenakan keluhan pada matanya yang penglihatannya kabur.
Pencahayaan dan ventilasi di dalam rumah pun dinilai kurang memadai
untuk rumah yang sehat Sarana kebersihan lainnya seperti MCK, keluarga
ini telah memilikinya yang letaknya terpisah dari rumah induk yaitu di
bagian belakang, sumber air yang dipakai berasal dari sumur. Cara
mengelola sampah rumah tangga sehari-hari dengan cara dibakar.
B. Fungsi Fisiologis
Tabel 3. APGAR Tn. D dan Ny. L terhadap Keluarga
A.P.G.A.R. Ny. S terhadap keluargaSering /Selalu
Tn.Y Ny.T Ny. S
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah
2 2 2
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
2 2 2
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru
2 2 2
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll
2 2 2
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
2 2 2
Total Scoring APGAR 10 10 10
Rekomendasi nilai APGAR Tn. Y, Ny.T dan Ny.S = 10, fungsi keluarga
dalam keadaan baik
10
C. Fungsi Patologis
Untuk menilai fungsi patologis digunakan SCREEM, antara lain :
Tabel 5. SCREEM
SUMBER PATOLOGI KETHubungan keluarga dengan masyarakat sekitar cukup baik, pasien
dan keluarga sering menghadiri acara serta hajatan di lingkungannya-
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya cukup baik. Menerapkan adat,budaya jawa dalam kehidupan sehari-hari. _
Religius Pemahaman agama cukup baik, sering solat berjamaah di mushola dekat rumah bersama tetangga. -
Ekonomi Ekonomi keluarga ini terbilang cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari
-
Edukasi Tingkat pendidikan penderita dan istrinya tergolong rendah. Namun, semua anaknya tuntas sekolah hingga SMK. -
Medical Bila mengalami masalah kesehatan, keluarga tanpa ragu mendatangi sarana kesehatan, baik itu bidan , PKD ataupun puskesmas.
_
Kesimpulan :
Tidak terdapat fungsi patologis dalam keluarga Ny. T
D. Genogram
Alamat lengkap : Karang Malang RT 13 RW 14 Masaran Sragen
Bentuk Keluarga : Extended Family
Diagram 1. Genogram Keluarga
Sumber : Data Primer, Juli 2012
Keterangan :
11
Ny. T, 50 thTn. Y, 55 th
Tn.JS Tn.BS
Ny. S, 75 th
Kesimpulan :
Penyakit yang diderita pasien tidak diderita oleh anggota keluarga
lainnya. Tidak didapatkan hubungan familial (menurun) dari penyakit
penderita, orangtua penderita tidak menderita DM. Suami dan kedua orang
tuanya tidak menderita DM. Penyakit tersebut juga belum diketahui menurun
terhadap anak penderita.
EE Pola Interaksi Keluarga
Diagram 2 . Pola interaksi keluarga
Tn. Y : Kepala keluarga
Ny. T : Istri/penderita
Ny. S : Ibu Tn. Y
Kesimpulan :
Dari diagram di atas pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan
baik dan harmonis yaitu antara penderita dengan suaminya serta ibu
mertuanya. Tidak sampai terjadi konflik atau hubungan buruk antar anggota
keluarga.
12
Keterangan :
: Hubungan kurang baik
: Hubungan baikTn. Y55 th
Ny. T50 th
Ny. S75 th
EF Faktor Perilaku dan Non-Perilaku
Faktor perilaku Faktor non perilaku
Kesimpulan :
Faktor perilaku dan non-perilaku keluarga berpengaruh terhadap kesehatan Ny. T
EG Identifikasi Lingkungan Rumah
Lingkungan indoor:
1. Luas rumah: ±10 x 5 m2
2. Memiliki 2 kamar tidur pribadi
3. Memiliki kamar mandi, jamban dan sumur
4. Memiliki 1 ruang keluarga sekaligus ruang
tamu.
5. Memiliki dapur.
6. Berdinding tembok pada bagian dalam dan
luar.
7. Berlantai ubin dengan atap genteng tanpa
langit-langit.
8. Ventilasi kurang, pencahayaan kurang
13
PENGETAHUANPengetahuan dan kesadaran penderita mengenai penyakitnya cukup baik.
SIKAPKontrol gula dan asupan makanan burukKurang melakukan aktivitas fisik
TINDAKANSuami penderita selalu mengantarkan penderita berobat dan kontrol ke bidan, PKD, Puskesmas
LINGKUNGANRumah belum memenuhi syarat kesehatan (kebersihan, ventilasi, dan cahaya kurang memadai)
KETURUNANTidak memiliki riwayat penyakit DM tipe II di keluarganya/keturunan-nya.
PELAYANAN KESEHATANRutin kontrol ke puskesmas, PKD, bidan untuk kontrol dan berobat.
Keluarga Ny. T
: pintu
Gambar. 2. Denah Indoor Rumah Keluarga Ny.T
Lingkungan outdoor:
1. Teras dan halaman rumah tidak begitu luas, terdapat pada bagian
depan dan belakang rumah
2. Jarak rumah dengan jalan sekitar ± 4 m.
3. Jarak rumah dengan tetangga ± 2 m
4. Eliminasi sampah dengan cara dibakar
14
WC
Sumur
Kamar tidur Kamar tidur
Kandang Ayam
Dapur
Ruang Tamu
7. TAHAP IV
8. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Holistik
Ny. T, 50 tahun dalam extended family, menderita Diabetes Melitus tipe II
dengan retinopati diabetikum, hidup dalam keluarga yang harmonis dan
hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekitar.
2. Biologi
Diabetes melitus tipe II normoweight gula darah terkontrol buruk dengan
suspect retinopati diabetikum.
3. Psikologis
Hubungan antaranggota keluarga terjalin baik dan saling mendukung.
4. Sosial dan ekonomi
Interaksi keluarga penderita dengan lingkungan sekitarnya berlangsung baik.
Kondisi ekonomi keluarga termasuk cukup mampu untuk membiayai kontrol
kesehatan, pengobatan dan kehidupan sehari-hari.
15
TAHAP V
PEMBAHASAN DAN SARAN KOMPREHENSIF
A. Pembahasan
Diabetes Mellitus tipe II (DM tipe II) adalah suatu kelompok kelainan
metabolisme yang ditandai oleh hiperglikemia kronis sebagai akibat adanya
defek sekresi insulin, kinerja insulin, atau kombinasi keduanya.
Hiperglikemia kronis pada DM tipe II dihubungkan dengan terjadinya
kerusakan jangka panjang, disfungsi, kegagalan berbagai organ tubuh,
terutama pada syaraf, ginjal, jantung, dan pembuluh darah.
Penyakit DM tipe II ini dalam perjalanannya merupakan penyakit
degeneratif menahun yang progresif, merupakan penyakit yang hanya dapat
dikontrol, tetapi belum bisa sembuh secara total. Sehingga, apabila kadar gula
darah tidak terkontrol dengan baik, dapat terjadi berbagai komplikasi lainnya,
baik dalam jangka waktu pendek (akut) ataupun panjang (kronis).
Salah satu diantaranya adalah adanya komplikasi yang melibatkan sel-
sel syaraf, yaitu retinopati diabetik yang merupakan komplikasi diabetes pada
retina. Penderita akan mengalami penurunan penglihatan yang progresif. Hal
ini sering terjadi pada penderia DM dengan gula darah tak terkontrol atau
terkontrol buruk dan mengakibatkan penderita terganggu aktivitas sehari-
harinya karena pandangan semakin kabur. Hal ini juga yang kemungkinan
terjadi pada penderita Ny. T.
Ada beberapa point yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan
penderita, antara lain pengetahuan penderita dan keluarganya tentang
penyakit DM yang kurang memadai, gaya hidup penderita yang kurang aktif
serta kondisi tempat tinggal dan lingkungan penderita yang kurang
mendukung bagi kesehatan penderita.
16
Pengetahuan penderita dan keluarganya tentang penyakit DM yang
kurang memadai, termasuk tentang berbagai komplikasi yang dapat terjadi.
Hal ini menyebabkan penderita kurang memperhatikan perawatan terhadap
kebersihan diri dan lingkungannya. Selain itu pula ketidaktahuan penderita
dan keluarga mengenai faktor keturunan DM dalam keluarga sehingga tidak
dapat diketahui apakah faktor keturunan berperan dalam kasus ini.
Gaya hidup penderita yang cenderung kurang aktif juga berpengaruh
terhadap kesehatan penderita. Di samping diet makanan yang rendah gula dan
lemak, serta diet tinggi serat dan peningkatan aktivitas fisik juga penting bagi
para penderita DM. Penderita diketahui sangat jarang melakukan aktivitas
fisik, bahkan untuk sekedar senam ringan dan jalan di pagi hari. Padahal, hal
ini cukup penting untuk membantu regulasi metabolisme tubuh.
Kondisi rumah dan lingkungan penderita yang kurang tertata dan
terawat serta kebersihan yang kurang akan dapat menimbulkan risiko
kesehatan yang baru, misalnya risiko komplikasi ulkus DM bila pasien
tersandung barang-barang yang tergeletak di lantai rumah dan risiko efek
psikologis yang kurang baik karena dirasakan ruangan kurang nyaman.
B. Saran Komprehensif
1. Promotif
a. Edukasi untuk keluarga yang bertujuan pada perubahan perilaku
menuju pola hidup bersih, sehat dan teratur. Edukasi kepada pasien dan
keluarganya untuk membersihkan dan menata rumah, terutama kamar
penderita serta ruang keluarga/tamudan pemisahan area kandang
ternak dan rumah.
b. Perlu diberikan pengetahuan yang benar tentang penyakit DM
terhadap penderita dan keluarganya, termasuk komplikasi dan
pengobatannya
c. Pemberdayaan masyarakat untuk ikut serta dalam upaya promotif
kesehatan, misalnya dengan menjaga kebersihan diri dan
17
lingkungannya sebagai langkah awal pencegahan penyakit menular di
masyarakat
2. Preventif
a. Batasi konsumsi gula, lemak dan kolesterol, tingkatkan makan
makanan berserat misalnya sayur dan buah, serta rutin memeriksakan
diri ke sarana kesehatan agar kadar glukosa darah terkontrol baik.
b. Berolahraga ringan secara rutin 3 kali seminggu selama 30 menit
seperti senam ringan, jalan santai, dll.
c. Edukasi pada anggota keluarga (terutama anak penderita) untuk
melakukan screening kadar gula darah dan profil lipid pada usia 30-40
tahun karena terdapat faktor risiko genetik pada penyakit diabetes
melitus.
3. Kuratif
a. Tujuan terapi pada penderita DM adalah
untuk mempertahankan kadar gula darah dan profil lipid dalam batas
normal. Ini dicapai dengan kontrol rutin kadar gula darah dan profil
lipid dan melanjutkan pengobatan yang telah dijalani oleh penderita.
b. Keluarga harus berperan serta dalam
pengobatan serta perawatan diri penderita.
4. Rehabilitatif
a. Penderita dianjurkan untuk tetap aktif dalam kegiatan masyarakat
(misalnya dalam kegiatan kerja bakti atau perkumpulan musyawarah di
kampungnya) untuk mengurangi stres.
b. Cukup berolahraga ringan
secara teratur dan cukup beristirahat untuk mengembalikan kebugaran
tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Guntur. 2006. Bed Side Teaching Ilmu Penyakit Dalam. Editor Arifin, dkk. Sebelas Maret Univercity Press. Surakarta
Ganiswarna, S. G. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: FKUI.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. PERKENI. Jakarta.
Prasetyawati A.E. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
19