Makalah Iipee Es
Transcript of Makalah Iipee Es
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 1/32
A. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :
Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
Sumber daya tersedia secara terbatas.
Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam
memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan menggunakan sumber
daya yang terbatas dan masing-masing sumber daya mempunyai alternatif
penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu ilmu
ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.
1. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat
(keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan nasional,
kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi,
pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai
berikut :
Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan
ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut
full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum
dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employment atauterdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh.
Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di
bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang
berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan
tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 2/32
trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung
memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam
lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan
sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum.
Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang
optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan
dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu
komoditas (barang tertentu saja)
Harga adalah nilai dari komoditas
secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan
ekonomi secara individual.
Contohnya permintaan dan danpenawaran, perilaku konsumen,
perilaku produsen, pasar,
penerimaan, biaya dan laba atau rugi
perusahaan
Pembahasan tentang kegiatan
ekonomisecara keseluruhan.
Contohnya pendapatan nasional,pertumbu8han ekonomi, inflasi,
pengangguran, investasi dan
kebijakan ekonomi.
Tujuan
analisis
Lebih memfokuskan pada analisis
tentang cara mengalokasikan sumber
daya agar dapat dicapai kombinasi
yang tepat.
Lebih memfokuskan pada analisis
tentang pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap perekonomian
secara keseluruhan
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
1. Masalah Kemiskinan
Upaua penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai
cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha
Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan
Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 3/32
2. Masalah Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya
fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat
keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal,
produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini
pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper
teknologi dari Negara maju.
3. Masalah Pengangguran dan Kesempatan Kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara
jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi
masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga
tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia,
pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian
informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
4. Masalah Kekurangan Modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang
memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat
pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat
pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas
SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi
1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan
ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa
public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas
penerangan, dan telepon.
3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi
pendapatan masyarakat.
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 4/32
Ekonomi mikro
Model permintaan dan penawaran menjelaskan bagaimana harga beragam
sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga
(penawaran) dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan
pembelian pada tiap harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah
pergeseran ke kanan dalam permintaan dari D1 ke D2 bersama dengan peningkatan
harga dan jumlah yang diperlukan untuk mencapai sebuah titik keseimbangan
(equibilirium) dalam kurva penawaran (S).
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari
ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan
harga-harga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan.
Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut
memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan
harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan
barang dan jasa selanjutnya.[1][2] Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau
produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk
suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap
sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas
aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi,
inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan[3], serta
dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat p Penerapan
ekonomi mikro.
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 5/32
Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak di
antaranya menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri
mempelajari topik seperti masuk dan keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang.
Hukum dan Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan
penguatan dari berkompetisi dengan rezim legal dan efisiensi relatifnya. Ekonomi
Perburuhan mempelajari upah, kepegawaian, dan dinamika pasar buruh. Finansial
publik (juga dikenal dengan ekonomi publik) mempelajari rancangan dari pajak
pemerintah dan kebijakan pengeluaran dan efek ekonomi dari kebijakan-kebijakan
tersebut (contohnya, program asuransi sosial). Ekonomi kesehatan mempelajari
organisasi dari sistem kesehatan, termasuk peran dari pegawai kesehatan dan program
asuransi kesehatan. Politik ekonomi mempelajari peran dari institusi politik dalam
menentukan keluarnya sebuah kebijakan. Ekonomi kependudukan, yang mempelajari
tantangan yang dihadapi oleh kota-kota, seperti gepeng, polusi air dan udara,
kemacetan lalu-lintas, dan kemiskinan, digambarkan dalam geografi kependudukan
dan sosiologi. Finansial Ekonomi mempelajari topik seperti struktur dari portofolio
yang optimal, rasio dari pengembalian ke modal, analisa ekonometri dari keamanan
pengembalian, dan kebiasaan finansial korporat. Bidang Sejarah ekonomi
mempelajari evolusi dari ekonomi dan institusi ekonomi, menggunakan metode dan
teknik dari bidang ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, psikologi dan ilmu
politik.ajak terhadap hal-hal tersebut.
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 6/32
B. PENGERTIAN DAN PENJELASAN SISTEM EKONOMI
Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi
dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor
produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh
pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim
tersebut.
Perekonomian terencana ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu
komunisme dan sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah
sistem yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor
produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi
tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah
matang, pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para
buruh.
Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur lainnya menggunakan sistemekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara,
Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-negara itu pun tidak
sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan
peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya
sendiri.
Perekonomian pasar perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan
perusahaan swasta untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dankonsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-
batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku
ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Perekonomian pasar campuran perekonomian pasar campuran atau mixed
market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana.
Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar
melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti
Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 7/32
mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya
larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur,
pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara
perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah
melakukan privatisasi pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan
swasta. Sistem Ekonomi Pancasila memiliki empat ciri yang menonjol, yaitu :
Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah.
Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak /
BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.
Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan
peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi.
Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem
ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup
beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi
dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh
anggota masyarakat.
Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari
atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.
Ciri ekonomi liberal
Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan
ekonomi.
Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber
daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari
keuntungan.
Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.
Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh semua negara di dunia,
hanya dapat diselesaikan berdasarkan sistem ekonomi yang dianut oleh masing-
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 8/32
masing negara. Perbedaan penerapan sistem ekonomi dapat terjadi karena perbedaan
pemilikan sumber daya maupun perbedaan sistem pemerintahan suatu negara. Sistem
ekonomi merupakan perpaduan dari atura-aturan atau cara-cara yang menjadi satu
kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 9/32
C. PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Tahun 1988, ditandai dengan perubahan besar di Indonesia. Ya, tentu saja
rejim orde baru yang telah berkuasa selama 32 tahun menjadi Presiden Republik
Indonesia akhirnya turun juga. Demokrasi arti sesungguhnya sudah menggantikan
Demokrasi Pancasila versi Orde Baru. Setelah Soeharto turun, bangsa ini masih
lemah, belum mempunyai kekuatan untuk membangun perubahan secara damai,
bertahap dan progresif. Bahkan bermunculan konflik – konflik baru serta terjadi
perubahan genetika sosial masyarakat Indonesia. Pada zaman itu, krisis moneter pun
melanda kepada krisi keuangan sehingga penurunan nilai rupiah sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi msyarakat Indonesia. Inflasi pun meningkat dan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pun meningkat. Hal ini sangat berpengaruh
kepada kualitas kehidupan masyarakat. Rakyat Indonesia sebagian besar masuk ke
dalam sebuah era demokrasi sesungguhnya dimana pada saat yang sama tingkat
kehidupan ekonomi mereka justru tidak lebih baik dibandingkan masa orde baru.
Indonesia sudah melalui 4 zaman demokrasi yaitu :
a) Demokrasi Liberal (1950 – 1959)
Pertama kali Indonesia menganut system demokrasi parlementer, yang
biasa disebut dengan demokrasi liberal. Masa demokrasi liberal membawa
dampak yang cukup besar, mempengaruhi keadaan, situasi dan kondisi politik
pada waktu itu. Di Indonesia demokrasi liberal yang berjalan dari tahun 1950 -
1959 mengalami perubahan-perubahan kabinet yang mengakibatkan pemerintahan
menjadi tidak stabil. Pada waktu itu, pemerintah berlandaskan UUD 1950
pengganti konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) tahun 1949.
Ciri-ciri demokrasi liberal adalah sebagai berikut :
1. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.
2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah.
3. Presiden bisa dan berhak membubarkan DPR.
4. Perdana Menteri diangkat oleh presiden.
Daftar kabinet yang ada di Indonesia selama masa semorasi liberal :
1. Kabinet Natsir (September 1950 – Maret 1951)
2. Kabinet Sukiman (April 1951 – April 1952)
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 10/32
3. Kabinet Wilopo (April 1952 – Juni 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (Juli 1953 – Agustus 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955 – Maret 1956
b) Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)
Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di
Indonesia, yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya
saja.
Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden
Soekarno :
1. Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasiliberal, menyebabkan ketidak stabilan di bidang keamanan.
2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa
demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh
kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan
ekonomi tersendat.
3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk
menggantikan UUDS 1950
Masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno
diawali oleh anjuran beliau agar Undang-Undang yang digunakan untuk
menggantikan UUDS 1950 adalah UUD'45. Namun usulan itu menimbulkan pro
dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya,
diadakan voting yang diikuti oleh seluruh anggota konstituante . Voting ini
dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan
usulan Presiden Soekarno tersebut.
Hasil voting menunjukan bahwa :
269 orang setuju untuk kembali ke UUD'45
119 orang tidak setuju untuk kembali ke UUD'45
Melihat dari hasil voting, usulan untuk kembali ke UUD'45 tidak dapat
direalisasikan. Hal ini disebabkan oleh jumlah anggota konstituante yang
menyetujui usulan tersebut tidak mencapai 2/3 bagian, seperti yang telah
ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950.
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 11/32
Bertolak dari hal tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah
dekrit yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli
1959 :
1. Tidak berlaku kembali UUDS 1950
2. Berlakunya kembali UUD 1945
3. Dibubarkannya konstituante
4. Pembentukan MPRS dan DPAS
c) Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan
rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan
konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan
UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945.
Ciri – cirri demokrasi pancasila :
· Kedaulatan ada di tangan rakyat.
· Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong.
· Cara pengambilan keputusan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
· Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi
· Diakui keselarasan antara hak dan kewajiban· Menghargai Hak Asasi Manusia
· Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui
wakil-wakil rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena
merugikan semua pihak
· Tidak menganut sistem monopartai
· Pemilu dilaksanakan secara luber
· Mengandung sistem mengambang
· Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas
· Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum
System pemerintahan Demokrasi Pancasila sebagai berikut
· Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
· Indonesia menganut sistem konstitusional
· Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang
tertinggi
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 12/32
· Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR)
· Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
· Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR
· Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas
d) Demokrasi yang saat ini masih dalam masa transisi
PEMBANGUNAN NASIONAL PADA MASA ORDE BARU
1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Instrumen dokumen perencanaan pembangunan nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai acuan utama dalam memformat dan menata sebuah bangsa, mengalami dinamika
sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Perubahan mendasar yang terjadi adalah
semenjak bergulirnya bola reformasi, seperti dilakukannya amandemen UUD 1945,
demokratisasi yang melahirkan penguatan desentralisasi dan otonomi daerah (UU Nomor
22/1999 dan UU Nomor 25/1999 yang telah diganti dengan UU Nomor 32/2004 dan UU
Nomor 33/2004), UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 23 tahun
2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, penguatan prinsip-prinsip Good
Governance : transparansi, akuntabilitas, partisipasi, bebas KKN, pelayanan publik yang
lebih baik. Disamping itu dokumen perencanaan pembangunan nasional juga dipengaruhi
oleh desakan gelombang globalisasi (AFTA, WTO, dsb) dan perubahan peta geopolitik dunia
pasca tragedi 11 September 2001.
Dokumen perencanaan periode 1968-1998
Landasan bagi perencanaan pembangunan nasional periode 1968-1998 adalah ketetapan
MPR dalam bentuk GBHN. GBHN menjadi landasan hukum perencanaan pembangunan bagi
presiden untuk menjabarkannya dalam bentuk Rencana Pembangunan Lima Tahunan
(Repelita), proses penyusunannya sangat sentralistik dan bersifat Top-Down, adapun lembaga
pembuat perencanaan sangat didominasi oleh pemerintah pusat dan bersifat ekslusif.
Pemerintah Daerah dan masyarakat sebagai subjek utama out-put perencanaan kurang
dilibatkan secara aktif. Perencanaan dibuat secara seragam, daerah harus mengacu kepada
perencanaan yang dibuat oleh pemerintah pusat walaupun banyak kebijakan tersebut tidak
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 13/32
bisa dilaksanakan di daerah. Akibatnya mematikan inovasi dan kreatifitas daerah dalam
memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya. Distribusi anggaran negara ibarat piramida
terbalik, sedangkan komposisi masyarakat sebagai penikmat anggaran adalah piramida
seutuhnya.
Sebenarnya pola perencanaan melalui pendekatan sentralistik/top-down diawal membangun
sebuah bangsa adalah sesuatu hal yang sangat baik, namun pola sentralistik tersebut terlambat
untuk direposisi walaupun semangat perubahan dan otonomi daerah telah ada jauh sebelum
dinamika reformasi terjadi.
Pembangunan Nasional pada masa ORDE BARU berpedoman pada TRILOGI
PEMBANGUNAN dan DELAPAN JALUR PEMERATAAN. Trilogy Pembangunan terdiri
dari :
• Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
• Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
2. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Sejak Oktober 1966 pemerintah Orde Baru melakukan penataan kembali kehidupan bangsa di
segala bidang, meletakkan dasar-dasar untuk kehidupan nasional yang konstitusional,
demokratis dan berdasarkan hukum. Di bidang ekonomi, upaya perbaikan dimulai dengan
program stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi. Program ini dilaksanakan dengan skala prio
ritas:
(1) pengendalian inflasi,
(2) pencukupan kebutuhan pangan,
(3) rehabilitasi prasarana ekonomi,
(4) peningkatan ekspor, dan
(5) pencukupan kebutuhan sandang
Pada permulaan orde baru, program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan
ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan
keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Pembangunan dilaksanakan dalam 2 tahap. Yakni :
• jangka panjang : jangka panjang mebcak up periode 25 sampai 30 tahun
• jangka pendek. : jangka pendek mancakup periode 5 tahun yang terkenal dengan sebutan
“pelita” ( Pembangunan Lima Tahun )
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 14/32
Pelita yang dimaksud adalah :
• Pelita I (1 April 69 – 31 Maret 74) : Menekankan pada pembangunan bidang pertanian.
• Pelita II (1 April 74– 31 Maret 79) : Tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana dan
prasarana, menyejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan kerja.
• Pelita III (1 April 79 – 31 Maret 84) : Menekankan pada Trilogi Pembangunan.
• Pelita IV (1 April 84 – 31 Maret 89) : Menitik beratkan sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri
sendiri.
• Pelita V ( 1 April 89 – 31 Maret 94) : Menitikberatkan pada sektor pertanian dan industri.
• Pelita VI (1 April 94 31 Maret 1999) : Masih menitikberatkan pembangunan pada sektor
bidang ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
3. HASIL PEMBANGUNAN NASIONAL
persen pada tahun 1994 dan 64,4 persen pada tahun 1995.
Dengan meningkatnya investasi dan pengeluaran konsumsi secara tajam dalam dua tahun
terakhir, defisit transaksi berjalan meningkat. Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar US$
3,5
miliar pada tahun 1994/95 atau 2,0 persen dari PDB dan US$ 6,9 miliar pada tahun 1995/96
atau 3,4
persen dari PDB terutama didorong oleh penanaman modal (asing) langsung. Upaya untuk
mengendalikan
terus dilakukan, agar defisit tersebut tetap dalam batas-batas yang aman.
Laju inflasi meskipun dapat dipertahankan “single digit”, selama dua tahun Repelita VI
masih
di atas rata-rata target Repelita VI (5 persen) yaitu sebesar 9,2 persen dan 8,4 persen dalam
tahun
1994 dan 1995. Dalam tahun 1996 ini diharapkan laju inflasi dapat ditekan lagi sehingga
tidak lebih
dari 7 persen.
B. Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pendidikan
Pembangunan nasional tidak saja menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi
juga menghasilkan kesejahteraan rakyat yang makin meningkat dan makin merata.
Kebutuhan pokok
rakyat telah tersedia secara meluas dengan harga yang mantap dan dalam jangkauan rakyat
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 15/32
banyak.
Dalam PJP I kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia mengalami peningkatan
yang sangat berarti. Pada awal PJP I, angka harapan hidup baru mencapai rata-rata 45,7 tahun
dan
telah meningkat menjadi 63,5 tahun pada tahun 1995/96. Dalam periode yang sama, angka
kematian
bayi telah menurun dari 145 menjadi 55 per seribu kelahiran hidup.
Peningkatan kesejahteraan rakyat ditunjukkan pula oleh meningkatnya ketersediaan jumlah
kalori makanan yang tersedia bagi penduduk Indonesia dari 2.035 kilokalori dalam tahun
1968
menjadi 3.055 kilokalori per kapita per hari pada tahun 1995. Penyediaan protein juga
mengalami
peningkatan yaitu dari 43,0 gram per kapita per hari pada tahun 1968 menjadi 69,2 gram per
kapita
per hari pada tahun 1995. Kedua indikator tersebut telah melampaui sasaran Repelita VI yang
sebesar
2.150 kilokalori dan 46,2 gram per kapita per hari. Peningkatan rata-rata kalori dan protein
ini juga
mencerminkan peningkatan pendapatan rakyat banyak serta pemerataan pembangunan.
Keberhasilan di bidang pangan yang antara lain tercermin dari tercapainya swasembada
beras pada tahun 1984 dan diakui oleh FAO pada tahun 1985, telah meningkatkan
kemampuan dalam
penyediaan pangan bagi penduduk Indonesia dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Swasembada pangan ini akan terus dipertahankan secara dinamis didukung oleh upaya
diversifikasi
pangan.
Pada awal PJP I sampai dengan tahun kedua Repelita VI, ketersediaan beras per kapita per
tahun meningkat dari 96,5 kg menjadi 150,9 kg; daging dari 2,7 kg menjadi 8,1 kg; telur dari
0,2 kg
menjadi 3,3 kg; ikan dari 8,9 kg menjadi 19,4 kg.
Program wajib belajar enam tahun yang dicanangkan sejak tahun 1984 telah mencapai
sasarannya sebelum PJP I berakhir. Angka partisipasi kasar (APK) pada tingkat sekolah dasar
meningkat dari 68,7 persen pada awal PJP I menjadi 111,9 persen pada tahun 1995/96; dari
16,9
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 16/32
persen menjadi 60,8 persen pada tingkat sekolah lanjutan pertama; dari 8,6 persen menjadi
35,9
persen untuk tingkat sekolah lanjutan atas; dan dari 1,6 persen menjadi 11,4 persen untuk
tingkat
pendidikan tinggi.
Keberhasilan program-program pendidikan ini juga ditunjukkan dengan menurunnya jumlah
penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta aksara dari 39,1 persen pada tahun 1971 menjadi
12,7
persen pada tahun 1995.
Hasil pendidikan ini bukan sekedar statistik. Peningkatan pendidikan akan meningkatkan
pendapatan, apresiasi terhadap sekitarnya, kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan
yang berubah, serta membangun kualitas kehidupan bagi generasi berikutnya. Dewasa ini kita
sedang
memetik hasil dari pendidikan dalam PJP I, sambil menyiapkan pendidikan untuk generasi
yang akan
datang.
Meningkatnya derajat pendidikan dan juga kesehatan mempunyai dampak terhadap
peningkatan kualitas peranan wanita dalam pembangunan. Derajat pendidikan wanita dari
tahun ke
tahun terus meningkat yang ditunjukkan oleh makin banyaknya wanita yang menempuh
pendidikan
pada setiap jenjang pendidikan. Pada tingkat SD jumlah murid wanita sudah hampir sama
dengan
murid laki-laki dengan rasio lebih dari 0.90. Pada tingkat SLTP, SLTA, dan PT rasio tersebut
telah
mencapai berturut-turut 0,89, 0,84, dan 0,63, dan terus meningkat. Demikian pula halnya
dalam
bidang kesehatan, mis alnya angka harapan hidup (AHH) wanita bahkan lebih tinggi dari
AHH lakilaki,
yaitu sebesar 65,3 tahhun pada tahun 1995/96 sedangkan AHH laki-laki yaitu sebesar 61,5
tahun.
Di bidang ekonomi, peningkatan peran wanita ditunjukkan dengan makin banyaknya pekerja
wanita yang pada tahun 1990 berjumlah 25,5 juta orang meningkat menjadi 28,5 juta orang
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 17/32
pada
tahun 1995. Dengan kemajuan tersebut, maka peranan wanita di segala bidang pembangunan
makin
nyata. Dalam pembangunan perdesaan, misalnya, peran wanita melalui PKK sangat besar
kontribusinya.
C. Bidang Agama
Agama mempunyai peran yang sangat penting terhadap pembentukan moral manusia
Indonesia sebagai dasar membentuk manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, dukungan
prasarana
dan sarana peribadatan yang memadai memang diperlukan dalam upaya menjalankan
kehidupan
ibadah yang tenteram dan damai.
Sejak awal PJP I sampai dengan tahun 1995/96 telah dibangun mesjid, gereja Kristen
Protestan, gereja Katolik, Pura, dan Wihara oleh berbagai kalangan baik pemerintah maupun
masyarakat masing- masing sebanyak 600,3 ribu mesjid, 31 ribu gereja Protestan, 14 ribu
gereja
Katolik, 23,7 ribu Pura dan 4 ribu Wihara.
Walaupun sekali waktu dapatg timbul ketegangan, namun secara umum dapat dikatakan
bahwa selama ini telah berhasil diciptakan suasana kehidupan antaragama yang rukun
sehingga para
pemeluk agama dapat menjalankan ibadahnya dengan tenteram, dan memperkuat persatuan
dan
kesatuan bangsa.
D. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu dasar utama untuk meningkatkan
produktivitas. Berbagai upaya peningkatan teknologi terutama di bidang pertanian dan
kesehatan telah
membuahkan hasil selama PJP I dan dua tahun pertama Repelita VI telah membuahkan hasil.
Keberhasilan lain yang dapat dicatat adalah meningkatnya kemampuan rekayasa dan rancang
bangun
dalam industri manufaktur, mulai dari industri dengan teknologi sederhana sampai industri
canggih
seperti pesawat terbang.
E. Bidang Hukum
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 18/32
Hukum merupakan dasar untuk menegakkan nilai-nilai kemanusian. Berbagai perbaikan di
bidang hukum telah dilakukan dan diarahkan menurut petunjuk UUD 1945. Dalam kaitan ini,
antara
lain telah ditetapkan Un dang-undang tentang KUHAP, Undang-undang tentang Hak Cipta,
Paten, dan
Merek, kompilasi hukum Islam, dan lain-lain.
Agar hukum dapat dijalankan berdasarkan peraturan- peraturan yang berla ku, telah pula
dilakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat luas maupun kepada aparat pemerintah.
Perbaikan aparatur hukum terus menerus dilakukan meskipun belum mencapai hasil yang
optimal, dan belum sepenuhnya dapat memenuhi tuntutan keadilan masyarakat.
F. Bidang Politik, Aparatur Negara, Penerangan, Komunikasi dan Media Massa
Pembangunan politik selama PJP I dan dua tahun Repelita VI telah dapat mewujudkan
tingkat stabilitas nasional yang mantap dan dinamis sehingga memungkinkan pelaksanaan
pembangunan nasional yang menghasilkan kesejahteraan rakyat yang makin baik.
Pembangunan politik juga telah mendorong terciptanya iklim keterbukaan yang bertanggung
jawab serta makin mantapnya pelaksanaan demokrasi Pancasila. Hal ini terutama dengan
telah
adanya pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila serta telah diterimanya Pancasila
sebagai
satu-satunya azas berbangsa dan bernegara oleh seluruh organisasi sosial politik dan
organisasi
kemasyarakatan. Selain itu, perlu dicatat pula perampingan organisasi peserta pemilu dari 10
peserta
pada pemilu tahun 1971 menjadi 3 peserta.
Dalam hubungannya dengan politik luar negeri, Indonesia telah memainkan peranan yang
cukup penting dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Antara lain patut dicatat peranan
Indonesia di PBB, ASEAN, Gerakan Non Blok, dan APEC.
Dalam upaya menciptakan efisiensi dan efektivitas pembangunan, kualitas dan kuantitas
aparatur negara terus ditingkatkan. Dalam kaitan ini juga dilakukan penataan organisasi
Departemen
dan lembaga Non Departemen.
Peningkatan kemampuan kegiatan penerangan, komunikasi, dan media massa (TV, radio,
majalah, dan surat kabar) telah meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan bangsa.
G. Bidang Pertahanan Keamanan
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 19/32
Stabilitas keamanan di dalam negeri merupakan tulang punggung upaya pembangunan
nasional. Dalam hal ini manunggalnya ABRI dengan rakyat dan mantapnya dwi fungsi ABRI
merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan selama PJP I sampai pertengahan
pelaksanaan Repelita VI sekarang ini.
Pembangunan pertahanan keamanan terus dilakukan sesuai dengan Sishankamrata, dan
dengan terus memperkuat kemampuan ABRI dalam melaksanakan kedua fungsinya.
II. Visi Pembangunan PJP II dan Repelita VII
Berdasarkan GBHN 1993, kata kunci dalam PJP II adalah kemajuan, kemandirian, dan
peningkatan kesejahteraan rakyat. Untuk mencapai kemajuan, kemandirian, dan
kesejahteraan
seperti yang diinginkan, berbagai kegiatan pembangunan harus tumbuh dan berkembang
cepat
dengan makin mengandalkan kemampuan sendiri. Titik berat pembangunan dalam PJP II
terletak
pada bidang ekonomi yang merupakan penggerak pembangunan, seiring dengan peningkatan
kualitas
sumber daya manusia.
Dalam PJP II, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan cukup tinggi, yaitu rata-rata di atas 7
persen per tahun sedangkan laju pertumbuhan penduduk akan menjadi di bawah 0,9 persen
per
tahun menjelang akhir PJP II. Jika kedua sasaran tersebut dapat dicapai maka pendapatan per
kapita
Indonesia diharapkan akan meningkat menjadi sekitar US$ 3.800 (berdasarkan US$ 1993).
Pada saat
itu ekonomi Indonesia telah menjadi salah satu ekonomi yang besar di dunia, dengan ukuran
Purchasing Power Parity (PPP) sekitar US$ 2,0 triliun.
Dalam Repelita VII, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk ditargetkan di atas 7
persen dan 1,4 persen rata-rata per tahun. Dengan kedua sasaran ini, pendapatan per kapita
pada
akhir Repelita VII diharapkan dapat mencapai sekitar US$ 1.400 (berdasarkan US$ 1993),
atau
sekitar US$ 2.000 pada harga yang berlaku. Pada saat itu ekonomi Indonesia telah dapat
digolongkan ke
dalam negara industri baru.
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 20/32
Sektor industri akan merupakan penggerak perekonomian. Sektor industri juga makin
diandalkan sebagai penyerap tenaga kerja, secara bertahap menggantikan peran sektor
pertanian.
Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan cukup tinggi tersebut, diupayakan makin
bersumber pada sumber daya manusia yaitu dari peningkatan produktivitas dan efisiensi, di
samping
pemanfaatan pertumbuhan tenaga kerja dan modal.
Peningkatan produktivitas dan efisiensi erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang tercermin antara lain pada peningkatan keterampilan, kreativitas,
kemampuan
teknologi, dan kemampuan manajemen serta kepimpinan yang efektif dan tepat di samping
penyempurnaan dan pembaharuan kelembagaan.
Unsur yang teramat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia ini adalah
pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja.
Di bidang pendidikan, program yang utama adalah Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun yang dimulai sejak awal Repelita VI dan diharapkan sudah tuntas pada akhir Repelita
VII,
selambat- lambatnya pada Repelita VIII.
Mutu pendidikan juga terus meningkat dan pendidikan sudah harus mengarah dan tanggap
terhadap kebutuhan dunia usaha setempat.
Pada akhir PJP II, seluruh angkatan kerja sudah berpendidikan sekurang-kurangnya 9 tahun
dan sebagian besar sudah berpendidikan sekurang-kurangnya 12 tahun. Angkatan kerja
sarjana akan
semakin banyak. Tingkat keterampilan sudah makin tinggi sehingga produktivitas tenaga
kerja tidak
akan berbeda jauh dari negara-negara yang saat ini termasuk kelompok industri baru.
Sasaran di bidang kesehatan adalah mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan dan
perbaikan gizi masyarakat sehingga dapat menaikkan usia harapan hidup menjadi 66,3 pada
akhir
Repelita VII dan 70,6 tahun pada akhir PJP II dari 62,7 tahun pada akhir PJP I. Tingkat
kematian
bayi per seribu kelahiran menjadi 43 pada akhir Repelita VII dan 26 pada akhir PJP II.
Seiring dengan proses transformasi produksi, struktur tenaga kerja akan berubah sangat
cepat yaitu dari tenaga kerja sektor pertanian ke sektor industri dan sektor jasa. Pada akhir
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 21/32
Repelita
VII tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian akan turun menjadi sekitar 39 persen dan
sisanya di luar sektor pertanian. Sedangkan pada akhir PJP II, tenaga kerja yang bekerja pada
sektor
pertanian diharapkan hanya tinggal sekitar 27 – 28 persen dan sisanya di luar sektor
pertanian. Hal ini
dimungkinkan dengan meningkatnya kemampuan tenaga kerja baik secara profesional
maupun
kualifikasi teknisnya. Proses ini akan mendorong terbentuknya kelas menengah yang makin
kuat dan
akan menjadi tulang punggung perekonomian yang handal.
Dalam PJP II, lapisan usaha menengah makin kuat yang akan saling mendukung dengan
lapisan usaha kecil yang kukuh, dan dengan usaha besar yang diharapkan juga makin luas
basisnya.
Di samping itu untuk mendukung kegiatan perekonomian, pembangunan di bidang prasarana
di dalam PJP II juga akan ditingkatkan melalui pembangunan prasarana dan sarana ekonomi
berupa
listrik, jalan, telepon, air, dan pelabuhan. Tersedianya berbagai prasarana ini secara memadai
tidak
saja akan mendukung kegiatan produksi tetapi juga memperlancar arus distribusi sehingga
dapat
menekan biaya-biaya ekonomi. Peranan swasta dalam penyediaan prasarana akan makin
membesar
terutama di daerah-daerah yang kelayakan ekonominya memungkinkan inves tasi swasta.
Dengan
demikian investasi pemerintah di bidang prasarana akan makin diarahkan untuk wilayah atau
kawasan yang tertinggal dan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat miskin.
Pembangunan nasional tidak saja mengejar pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, namun
lebih luas lagi yaitu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta stabilitas yang
mantap dan
dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan bermakna kalau disertai peningkatan
nyata
dalam kesejahteraan rakyat yang makin adil dan merata.
Masalah kemiskinan absolut diharapkan sebagian besar sudah teratasi pada akhir Repelita
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 22/32
VII dan sisanya yang terdapat di kantung-kantung kemiskinan harus diupayakan berakhir
tuntas
sebelum PJP II berakhir. Dengan demikian upaya pemerataan pembangunan akan merupakan
pekerjaan
besar dalam PJP II.
Kesenjangan pembangunan antardaerah secara sistematis dan konsisten akan terus
dikurangi. Meskipun dalam 25 tahun mendatang kesenjangan ini belum dapat dihilangkan
sama
sekali, yang dapat diupayakan adalah mencegah agar jurang kesenjangan tidak makin
melebar.
Sehubungan itu, kawasan terbelakang akan memperoleh perhatian khusus agar dapat
melepaskan diri
dari perangkap keterbelakangan dan dapat turut maju sebagaimana kawasan lainnya yang
telah lebih
dahulu berkembang.
Kualitas demokrasi pada akhir PJP II akan makin meningkat sebagai hasil dari peningkatan
kualitas lembaga-lembaga sosial politik dan pelakunya. Kehidupan yang makin transparan
diharapkan
tidak saja terlihat dalam bidang ekonomi namun juga dalam kehidupan masyarakat pada
umumnya
termasuk di bidang politik.
III. Tantangan-Tantangan Pembangunan
Untuk mencapai sasaran pembangunan dan wujud masa depan bangsa Indonesia dalam PJP
II dan Repelita VII seperti pokok-pokoknya diuraikan di atas bukanlah pekerjaan yang
mudah.
Banyak tantangan pembangunan harus dihadapi bangsa Indonesia. Tantangan-tantangan
tersebut
dapat berasal dari luar atau dari dalam dan dapat bersumber dari faktor ekonomi, sosial,
budaya, dan
politik.
Dalam Repelita VII mendatang, Indonesia akan memasuki abad ke-21 dimana globalisasi dan
proses perubahan akan berlangsung sangat cepat. Dalam era tersebut persaingan antarbangsa
akan
menjadi makin ketat sehingga peningkatan daya saing merupakan suatu keharusan.
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 23/32
Persiapan sejak dini perlu dilakukan dengan sebaik-baiknya. Segala modal yang telah
dimiliki, tantangan, peluang, dan kendala harus dapat diidentifikasi secara cermat dan
terperinci
sehingga strategi dan langkah-langkah kebijaksanaan yang harus dilakukan akan dapat
dirumuskan
sebaik-baiknya.
Tantangan yang pertama adalah di bidang ekonomi sehubungan dengan proses globalisasi.
Kurun waktu Repelita VII akan bersamaan dengan diberlakukannya kawasan perdagangan
bebas
ASEAN (AFTA) pada tahun 2003. Pada tahun 2020, dua tahun setelah berakhirnya PJP II,
Kawasan
Bebas Perdagangan Asia Pasifik juga akan berlaku.
Ekonomi Indonesia akan makin terintegrasi ke dalam ekonomi ASEAN dan Asia Pasifik
dalam jangka panjang. Dengan ditiadakannya perlindungan oleh setiap negara, persaingan
dalam
kawasan ini akan makin keras. Untuk itu efisiensi ekonomi dan produktivitas tenaga kerja
perlu
ditingkatkan. Terlebih lagi karena persaingan yang akan terjadi terutama adalah antarunit
produksi.
Untuk meningkatkan efisiensi perekonomian nasional, perlu dilanjutkan upaya deregulasi dan
debirokratisasi dalam rangka penyempurnaan lembaga-lembaga ekonomi kita. Dalam kaitan
ini,
berbagai pungutan yang tidak mempunyai dasar jelas dan akan meningkatkan biaya ekonomi
harus ditiadakan.
Produktivitas tenaga kerja sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Pada saat
ini kualitas SDM yang kita miliki masih berada di bawah negara-negara tetangga yang telah
lebih dulu
maju. Dengan demikian upaya mengejar ketertinggalan dalam pengembangan sumber daya
manusia
juga merupakan tantangan agar dapat menciptakan manusia yang produktif dan berdaya saing
tinggi.
Tantangan yang kedua adalah pengangguran dan lapangan kerja. Masalah pengangguran dan
masalah penyediaan lapangan kerja tetap akan dihadapi dalam kurun pembangunan yang
akan datang
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 24/32
dengan permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan Repelita-repelita
sebelumnya.
Walaupun laju pertumbuhan penduduk Indonesia sudah menurun, namun karena
penduduknya besar maka secara absolut tambahan penduduk setiap tahunnya masih besar dan
ini
akan berpengaruh terhadap jumlah angkatan kerja. Misalnya dalam tahun 1995 jumlah
pengangguran
terbuka telah meningkat menjadi 5,9 juta orang atau 7,0 persen dari angkatan kerja, dari 2,3
juta
orang atau 3,2 persen pada tahun 1990, walaupun pertumbuhan penduduk menurun dari 1,66
persen
pada tahun 1990 menjadi 1,60 persen pada tahun 1995. Sedangkan pengangguran terselubung
pada
periode 1990 – 1995 diperkirakan sekitar 36 persen dari angkatan kerja.
Sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, maka harapan tenaga kerja
terhadap pekerjaan yang diinginkan akan semakin tinggi. Ini mendorong angkatan kerja
untuk
menunggu jenis pekerjaan yang sesuai dengan taraf pendidikannya dan secara absolut ini
akan
mendorong meningkatnya pengangguran bagi angkatan kerja yang berpendidikan baik SLTA
maupun Universitas. Pada tahun 1990, jumlah pengangguran yang termasuk dalam kelompok
ini
adalah sebesar 117,4 ribu orang dan meningkat menjadi 404,6 ribu orang pada tahun 1995
atau dari
5,01 persen menjadi 6,85 persen dari pencari kerja.
Selain itu, transformasi ekonomi akan mengakibatkan terjadinya pergeseran angkatan kerja
dari sektor yang mempunyai upah yang rendah ke sektor yang mempunyai upah yang lebih
tinggi.
Salah satu akibatnya adalah adanya urbanisasi yang semakin besar dari angkatan kerja yang
ada di
perdesaan ke kota-kota besar. Berarti akan ada tantangan untuk penataan wilayah perkotaan,
baik
secara fisik maupun dari segi ekonomi dan sosial.
Tantangan yang berikutnya adalah masalah kemiskinan. Meskipun jumlahnya terus
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 25/32
berkurang, namun laju penurunan penduduk miskin semakin rendah dan lokasinya makin
terpusat
pada kantung-kantung kemiskinan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masalah kemiskinan
secara
mendasar masih merupakan tantangan yang harus dipecahkan. Masalah kemiskinan ini kita
harapkan
sudah dapat dituntaskan dalam Repelita VII.
Dalam Repelita VII, bangsa Indonesia sudah memasuki jaman dunia baru yang ditandai
dengan keterbukaan dan persaingan yang peluangnya belum tentu dapat dimanfaatkan dengan
baik
oleh golongan ekonomi lemah. Dalam keadaan demikian, besar sekali kemungkinan makin
melebarnya kesenjangan.
Oleh karena itu, apabila untuk menegakkan prinsip-prinsip ekonomi pasar dan
menggerakkan kegiatan ekonomi diperlukan deregulasi, maka untuk mengatasi kesenjangan
diperlukan intervensi, yakni melindungi dan memberikan kesempatan bagi yang lemah untuk
tumbuh.
Erat kaitannya dengan masalah kesenjangan adalah masalah kesempatan berusaha. Kegiatan
usaha di Indonesia sebagian besar didominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya sedikit
dengan
asset yang besar, sedangkan pengusaha kecil yang jumlahnya sangat besar hanya memiliki
asset
dalam jumlah yang kecil. Sementara itu, lapisan pengusaha menengah belum berkembang
secara
sehat dan mantap (Data BPS: dalam tahun 1993, jumlah industri kecil yaitu dengan jumlah
tenaga
kerja di bawah 20 orang sebanyak 2,5 juta pengusaha atau 99,27 persen dengan nilai tambah
bruto
sekitar Rp 4,0 triliun atau 7,48 persen. Sedangkan industri besar dan sedang berjumlah 18,2
ribu
pengusaha atau 0,73 persen dengan nilai tambah bruto sebesar Rp 49,8 triliun atau 92,52
persen dari
total nilai tambah bruto).
Struktur dunia usaha yang demikian tidak kukuh, di samping tidak mencerminkan cita-cita
demokrasi ekonomi seperti yang diamanatkan oleh konstitusi. Oleh karena itu sejalan dengan
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 26/32
upaya
deregulasi dan terbukanya pasar secara luas, harus dikembangkan langkah-langkah
membangun
usaha menengah dan kecil termasuk koperasi sehingga menjadi kuat. Dalam rangka itu,
kemitraan
perlu terus ditingkatkan dan diupayakan agar menjadi pola dalam kehidupan ekonomi kita.
Mewujudkan hal ini merupakan tantangan yang tidak mudah, tetapi mutlak harus dilakukan.
Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan akan sulit untuk dicapai tanpa
dukungan stabilitas nasional yang mantap dan dinamis. Hal-hal yang dengan susah payah
dibangun
melalui pertumbuhan dan pemerataan dapat dengan mudah hancur karena gangguan
stabilitas.
Dalam rangka stabilitas nasional salah satu sisinya adalah stabilitas ekonomi makro. Laju
inflasi harus senantiasa diusahakan cukup rendah dan neraca pembayaran harus terpelihara
dengan
aman. Oleh karena itu, memelihara stabilitas ekonomi tetap merupakan tantangan
pembangunan di
masa depan.
Erat kaitannya dengan stabilitas ekonomi adalah stabilitas politik. Dalam Repelita VII,
suasana kehidupan politik nasional akan semakin diwarnai oleh upaya untuk lebih
meningkatkan
kualitas berdemokrasi, iklim keterbukaan, partisipasi kearah perbaikan dan pembaharuan,
serta
kesadaran akan kemajemukan.
Dengan demikian menjaga stabilitas politik merupakan pekerjaan yang rumit dan
memerlukan pendekatan- pendekatan yang “canggih”. Oleh karena itu, merupakan tantangan
pula
untuk tetap memelihara persatuan dan kesatuan serta keutuhan bangsa, mengembangkan dan
memantapkan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
diselenggarakan secara sehat, dinamis, kreatif, dan efektif.
IV. Kesimpulan : Agenda Pembangunan
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut perlu dipikirkan langkah-langkah yang harus
diambil di masa depan, atau dengan kata lain diperlukan suatu agenda pembangunan.
Tantangan globalisasi adalah tantangan utama dalam Repelita VII. Untuk itu dalam bidang
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 27/32
ekonomi perlu terus diupayakan penyerasian strategi ekonomi Indonesia dengan keadaan
yang
sedang berkembang agar bangsa Indonesia diuntungkan. Kuncinya dari segi ekonomi tidak
lain
adalah membangun daya saing dan memeliharanya agar berkesinambungan.
Daya saing tidak dapat lagi semata-mata ditentukan oleh upah buruh yang rendah dan
sumber daya alam yang berlebih akan tetapi lebih ditentukan oleh penguasaan informasi,
teknologi,
dan keahlian manajerial.
Ini berarti peningkatan kualitas sumber daya manusia harus diprioritaskan dan ini terkait
dengan pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, dan ilmu
pengetahuan dan
teknologi yang kesemuanya akan bermuara pada peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Dunia usaha akan pertama kali bertarung di pasar bebas. Walaupun disadari bahwa struktur
dunia usaha telah kelihatan semakin maju terutama pada usaha-usaha berskala besar, namun
struktur
lapisan usaha nasional masih belum mantap dan kukuh. Hal ini terutama berkaitan dengan
lapisan
ekonomi usaha skala kecil (ekonomi rakyat) yang jumlahnya banyak tetapi memiliki aset
produktif
yang sangat terbatas.
Selama ini saja, lapisan usaha skala kecil sudah jauh tertinggal. Apalagi harus dihadapkan
pada persaingan dengan kekuatan-kekuatan ekonomi dari luar. Lapisan ekonomi menengah
juga
belum berkembang sebagaimana layaknya, yaitu menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Sehubungan itu, segenap kekuatan dan sumber daya yang dimiliki oleh negara harus
ditujukan kearah membangun pertumbuhan yang serasi dengan pemerataan dan keadilan.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi baik makro, sektoral, maupun regional harus secara
terpadu
mengupayakan agar ekonomi usaha skala kecil dapat secepatnya bangkit dan menjadi kukuh
dan
mantap.
Berkaitan dengan pengembangan usaha skala kecil, di samping melalui upaya tersebut di
atas, juga diperlukan upaya- upaya yang spesif ik. Upaya tersebut harus diarahkan langsung
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 28/32
pada
akar persoalannya, yaitu meningkatkan kemampuan rakyat melalui upaya-upaya
pemberdayaan.
Upaya khusus tersebut antara lain adalah: menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang; memperkuat potensi atau daya yang
dimiliki oleh
masyarakat; dan melindungi yang lemah sebagai akibat kekurangberdayaan dalam
menghadapi yang
kuat.
Peningkatan keuntungan bagi dunia usaha tidak saja melalui kemampuan produksi namun
juga kemampuan pemasaran. Dari pengalaman negara-negara yang sudah maju dan yang baru
masuk
dalam tahapan industri dapat ditarik pelajaran bahwa kemampuan berproduksi harus
merupakan
gerakan terpadu dengan kemampuan menembus pasar.
Oleh karena itu, sasaran pembangunan pada akhir PJP II tidak saja menjadikan bangsa
Indonesia menjadi bangsa industri yang kuat tapi juga menjadikan Indonesia menjadi bangsa
niaga.
Bangsa yang kuat harus dapat memanfaatkan semua potensi yang dimilikinya, yaitu potensi
yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Oleh karena itu, pembangunan daerah yang
merata,
bukan hanya mutlak untuk memenuhi rasa keadilan, tetapi juga merupakan kebutuhan untuk
menunjang pembangunan yang berkesinambungan berlandaskan kemandirian.
Kemajuan dan kemandirian yang menjadi sasaran pembangunan bangsa Indonesia selain
merupakan ukuran kemampuan adalah juga sikap budaya. Globalisasi akan mempengaruhi
sistim nilai
yang membentuk budaya bangsa. Materi sebagai ukuran keberhasilan dan sikap
individualisme yang
hidup dikalangan masyarakat barat dapat pula merasuk pula ke dalam budaya kita. Demikian
pula
nilai-nilai moral yang berbeda dapat menimbulkan benturan-benturan budaya. Oleh karena
itu
memperkuat ketahanan budaya harus menjadi agenda pembangunan yang pokok pula. Maka
masalah
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 29/32
budaya menduduki tempat yang tidak kalah pentingnya dibanding dengan semua bidang
lainnya
dalam seluruh konsep pembangunan bangsa kita, bahkan adalah yang paling mendasar. Kalau
kita
berbicara mengenai budaya, ia tidak hanya menyangkut aspek-aspek sosial, tetapi juga
budaya
ekonomi dan budaya politik.
Apabila berbagai langkah seperti diuraikan di atas berhasil kita laksanakan, maka Insya Allah
bangsa Indonesia akan berjalan dengan mantap menuju cita-citanya yaitu bangsa yang maju,
mandiri,sejahtera, dan berkeadilan.
PARADIGMA PERUBAHAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan landasan
konstitusional penyelenggaraan negara, dalam waktu relatif singkat (1999-2002), telah
mengalami 4 (empat) kali perubahan. Dengan berlakunya amandemen UUD 1945 tersebut,
telah terjadi perubahan dalam pengelolaan pembangunan, yaitu : (1) penguatan kedudukan
lembaga legislatif dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); (2)
ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan
rencana pembangunan nasional; dan (3) diperkuatnya otonomi daerah dan desentralisasi
pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengenai dokumen perencanaan pembangunan nasional yang selama ini dilaksanakan dalam
praktek ketatanegaraan adalah dalam bentuk GBHN yang ditetapkan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Ketetapan MPR ini menjadi
landasan hukum bagi Presiden untuk dijabarkan dalam bentuk Rencana Pembangunan Lima
Tahunan dengan memperhatikan saran DPR, sekarang tidak ada lagi.
Instrumen dokumen perencanaan pembangunan nasional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai acuan utama dalam memformat dan menata sebuah bangsa, mengalami dinamika
sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Perubahan mendasar yang terjadi adalah
semenjak bergulirnya bola reformasi, seperti dilakukannya amandemen UUD 1945,
demokratisasi yang melahirkan penguatan desentralisasi dan otonomi daerah (UU Nomor
22/1999 dan UU Nomor 25/1999 yang telah diganti dengan UU Nomor 32/2004 dan UU
Nomor 33/2004), UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 23 tahun
2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, penguatan prinsip-prinsip Good
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 30/32
Governance : transparansi, akuntabilitas, partisipasi, bebas KKN, pelayanan publik yang
lebih baik. Disamping itu dokumen perencanaan pembangunan nasional juga dipengaruhi
oleh desakan gelombang globalisasi (AFTA, WTO, dsb) dan perubahan peta geopolitik dunia
pasca tragedi 11 September 2001.
Perjalanan dokumen perencanaan pembangunan nasional sebagai kompas pembangunan
sebuah bangsa, perkembangannya secara garis besar dapat dilihat dalam beberapa periode
yakni :
Dokumen perencanaan periode 1958-1967
Pada masa pemerintahan presiden Soekarno (Orde Lama) antara tahun 1959-1967, MPR
Sementara (MPRS) menetapkan sedikitnya tiga ketetapan yang menjadi dasar perencanaan
nasional yaitu TAP MPRS No.I/MPRS/1960 tentang Manifesto Politik republik Indonesia
sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara, TAP MPRS No.II/MPRS/1960 tentang Garis-
Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana 1961-1969, dan Ketetapan
MPRS No.IV/MPRS/1963 tentang Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Garis-Garis Besar
Haluan Negara dan Haluan Pembangunan.
Dokumen perencanaan periode 1968-1998
Landasan bagi perencanaan pembangunan nasional periode 1968-1998 adalah ketetapan
MPR dalam bentuk GBHN. GBHN menjadi landasan hukum perencanaan pembangunan bagi
presiden untuk menjabarkannya dalam bentuk Rencana Pembangunan Lima Tahunan
(Repelita), proses penyusunannya sangat sentralistik dan bersifat Top-Down, adapun lembaga
pembuat perencanaan sangat didominasi oleh pemerintah pusat dan bersifat ekslusif.
Pemerintah Daerah dan masyarakat sebagai subjek utama out-put perencanaan kurang
dilibatkan secara aktif. Perencanaan dibuat secara seragam, daerah harus mengacu kepada
perencanaan yang dibuat oleh pemerintah pusat walaupun banyak kebijakan tersebut tidak
bisa dilaksanakan di daerah. Akibatnya mematikan inovasi dan kreatifitas daerah dalam
memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya. Distribusi anggaran negara ibarat piramida
terbalik, sedangkan komposisi masyarakat sebagai penikmat anggaran adalah piramida
seutuhnya.
Sebenarnya pola perencanaan melalui pendekatan sentralistik/top-down diawal membangun
sebuah bangsa adalah sesuatu hal yang sangat baik, namun pola sentralistik tersebut terlambat
untuk direposisi walaupun semangat perubahan dan otonomi daerah telah ada jauh sebelum
dinamika reformasi terjadi.
Dokumen perencanaan periode 1998-2000
Pada periode ini yang melahirkan perubahan dramatis dan strategis dalam perjalanan bagsa
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 31/32
Indonesia yang disebut dengan momentum reformasi, juga membawa konsekuensi besar
dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan nasional, sehingga di periode ini boleh
dikatakan tidak ada dokumen perencanaan pembangunan nasional yang dapat dijadikan
pegangan dalam pembangunan bangsa, bahkan sewaktu pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid terbersit wacana dan isu menyangkut pembubaran lembaga Perencanaan
Pembangunan Nasional, karena diasumsikan lembaga tersebut tidak efisien dan efektif lagi
dalam konteks reformasi.
Dokumen perencanaan periode 2000-2004
Pada sidang umum tahun 1999, MPR mengesahkan Ketetapan No.IV/MPR/1999 tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. Berbeda dengan GBHN-GBHN
sebelumnya, pada GBHN tahun 1999-2004 ini MPR menugaskan Presiden dan DPR untuk
bersama-sama menjabarkannya dalam bentuk Program Pembangunan Nasional (Propenas)
dan Rencana Pembangunan Tahunan (Repeta) yang memuat APBN, sebagai realisasi
ketetapan tersebut, Presiden dan DPR bersama-sama membentuk Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional 2000-2004. Propenas menjadi acuan
bagi penyusunan rencana pembangunan tahunan (Repeta), yang ditetapkan tiap tahunnya
sebagai bagian Undang-Undang tentang APBN. sedangkan Propeda menjadi acuan bagi
penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada).
Dokumen perencanaan terkini menurut UU Nomor 25 tahun 2004 tentang SPPN
Diujung pemerintahannya Presiden Megawati Soekarno Putri menandatangani suatu UU
yang cukup strategis dalam penataan perjalanan sebuah bangsa untuk menatap masa
depannya yakni UU nomor 25 tentang Sistem Perencanan Pembangunan Nasional. Dan
bagaimanapun UU ini akan menjadi landasan hukum dan acuan utama bagi pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memformulasi dan mengaplikasikan sesuai
dengan amanat UU tersebut. UU ini mencakup landasan hukum di bidang perencanaan
pembangunan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam UU ini pada
ruang lingkupnya disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan
dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur
penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat.
Intinya dokumen perencanaan pembangunan nasional yang terdiri dari atas perencanaan
pembangunan yang disusun secara terpadu oleh kementerian/lembaga dan perencanaan
pembangunan oleh pemerintah daerah sesuai dengan kewenanganya mencakup : (1) Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dengan periode 20 (dua puluh) tahun, (2) Rencana
5/12/2018 Makalah Iipee Es - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-iipee-es 32/32
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dengan periode 5 (lima) tahun, dan (3) Rencana
Pembangunan Tahunan yang disebut dengan Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKP dan RKPD) untuk periode 1 (satu) tahun.
Lahirnya UU tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ini, paling tidak
memperlihatkan kepada kita bahwa dengan UU ini dapat memberikan kejelasan hukum dan
arah tindak dalam proses perumusan perencanaan pembangunan nasional kedepan, karena
sejak bangsa ini merdeka, baru kali ini UU tentang perencanaan pembangunan nasional
ditetapkan lewat UU, padahal peran dan fungsi lembaga pembuat perencanaan pembangunan
selama ini baik di pusat maupun di daerah sangat besar.
Tapi pertanyaan kita, apakah UU nomor 25 tahun 2004 tentang SPPN ini tidak hanya
bertukar kulit saja ? apakah RPJP, RPJM, RKP itu secara model dan mekanisme
perumusannya sama saja halnya dengan program jangka panjang yang terkenal dengan motto
menuju Indonesia tinggal landas, Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dengan
berbagai periode dan APBN sebagai program satu tahunnya semasa pemerintahan Orde Baru
?
Apakah aspirasi, partisipasi dan pelibatan masyarakat dalam proses penjaringan, penyusunan,
pelaksanaan dan evaluasi dari perencanaan yang dibuat, masih dihadapkan pada balutan
sloganistis dan pemenuhan azas formalitas belaka ? mungkin substansi ini yang perlu kita
sikapi bersama dalam konteks perumusan kebijakan dokumen perencanaan pembangunan
nasional maupun daerah ini kedepan.