Makalah Idk 2. Ok Nur

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Lat ar Belakang Semakin bertambahnya usia manusia dapat menimbulkan beberapa penyakit degen erasi, seperti mengalami gangg uan perg erakan . Berba gai peny akit kronik ya ng did eri ta orang tua , membua t mer eka men jadi IMMOBI LE ya itu suatu keadaan tidak dapat bergerak yang dikarenakan akibat – akibat yang ditimbulkan oleh kondisi berbari ng lama. adi bisa dikat akan bah!a immobilitas se"ara garis  besar merupakan sindrom kemunduran #isiologis yang disebabkan oleh penurunan akti$itas dan ketidakberdayaan. Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian  bagi seseorang. Imobilitas dide#inisikan se"ara luas sebagai tingkat akti$itas yang kurang dari mobilitas normal. Mobilisasimenga"u pada kemampuanseseoranguntukbergerakdengan bebas, dan imobilisasimenga"u pada ketid akmampuanse seoran guntu kber gerak dengan bebas. Imobilitas dan intol eran akt i$i tas seri ng sekali terj adi pad a lan sia. Sebagi an besa r lansia men gala mi imobilitas dengan berma"am%ma"am penyebab. Studi%studi tentang insidensi diagnosis kepera!atan yang digunakan untuk lansia mengungkapkan bah!a hambatan mobilitas #isik adalah diagnosis pertama atau kedua yang paling sering mun"ul. &re$alensi dari masalah ini meluas di luar institusi sampai melibatkan seluruh lansia. '!itan imobilitas atau intoleran akti$itas pada sebagian besar orang tidak terja di se"ara tib a% tib a. ' !it annya bert ahap dari mobi lit as pe nuh sampa i ketergantungan #isik total atau ketidak akti#an, tetapi berkembang se"ara perlahan dan tanpa disadari. Seor ang pera!at ha rus member ikan inter$ensi ya ng tepa t agar dapa t menghambat terjadinya ketergantungan #isik total. Inter$ensi yang diarahkan pada  pen"egahan kearah konsekuensi%konsekuensi imobilitas dan ketidak akti#an dapat menurunkan ke"epatan penurunannya. 1

Transcript of Makalah Idk 2. Ok Nur

Page 1: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 1/12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin bertambahnya usia manusia dapat menimbulkan beberapa penyakit

degenerasi, seperti mengalami gangguan pergerakan. Berbagai penyakit kronik 

yang diderita orang tua, membuat mereka menjadi IMMOBILE yaitu suatu

keadaan tidak dapat bergerak yang dikarenakan akibat – akibat yang ditimbulkan

oleh kondisi berbaring lama. adi bisa dikatakan bah!a immobilitas se"ara garis

 besar merupakan sindrom kemunduran #isiologis yang disebabkan oleh penurunan

akti$itas dan ketidakberdayaan.

Mobilitas adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian

 bagi seseorang. Imobilitas dide#inisikan se"ara luas sebagai tingkat akti$itas yang

kurang dari mobilitas normal. Mobilisasimenga"u pada

kemampuanseseoranguntukbergerakdengan bebas, dan imobilisasimenga"u pada

ketidakmampuanseseoranguntukbergerakdengan bebas. Imobilitas dan intoleran

akti$itas sering sekali terjadi pada lansia. Sebagian besar lansia mengalami

imobilitas dengan berma"am%ma"am penyebab.

Studi%studi tentang insidensi diagnosis kepera!atan yang digunakan untuk 

lansia mengungkapkan bah!a hambatan mobilitas #isik adalah diagnosis pertama

atau kedua yang paling sering mun"ul. &re$alensi dari masalah ini meluas di luar 

institusi sampai melibatkan seluruh lansia.

'!itan imobilitas atau intoleran akti$itas pada sebagian besar orang tidak 

terjadi se"ara tiba%tiba. '!itannya bertahap dari mobilitas penuh sampai

ketergantungan #isik total atau ketidak akti#an, tetapi berkembang se"ara perlahan

dan tanpa disadari.

Seorang pera!at harus memberikan inter$ensi yang tepat agar dapat

menghambat terjadinya ketergantungan #isik total. Inter$ensi yang diarahkan pada

 pen"egahan kearah konsekuensi%konsekuensi imobilitas dan ketidak akti#an dapat

menurunkan ke"epatan penurunannya.

1

Page 2: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 2/12

Mobilisasi dan imobilisasiberada pada

rentangdenganbanyaktingkatanimobilisasiparsialdiantaranya.

Beberapaklienmengalamikemunduran dan

selanjutnyaberadadiantararentangmobilisasi%imobilisasi, tetapi pada klienlain,

 berada pada kondisiimobilisasimutlak dan

 berlanjutsampaijangka!aktutidakterbatas (&erry dan &otter, 1))*+.

alammakalahiniakandibahastentangidenti#ikasi perubahan #ungsi #isiologis

dan psikososial yang berhubungan dengan imobilisasi.

1.-. umusan Masalah

Bagaimana mengetahui identi#ikasi perubahan #ungsi #isiologis dan

 psikososial yang berhubungan dengan imobilisasi

1./. 0ujuan&enulisan

ntuk mengetahui identi#ikasi dari perubahan #ungsi #isiologis dan

 psikososial yang berhubungan dengan imobilisasi

2

Page 3: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 3/12

BAB II

PEMBAHASAN

-.1. e#inisi

Imobilisasi adalah suatu keadaan dimana penderita harus istirahat di tempat

tidur,tidak bergerak se"ara akti# akibat berbagai penyakit atau gangguan pada

alat2organ tubuh yang bersi#at #isik atau mental. apat juga diartikan sebagai

suatu keadaan tidak bergerak 2 tirah baring yang terus – menerus selama 3 hari

atau lebih akibat perubahan #ungsi #isiologis (Bimoariotejo, -44)+.

Immobility (imobilisasi+ adalah keadaan tidak bergerak2 tirah baring (bed

rest+ selama / hari atau lebih ('di, -443+. Suatu keadaan keterbatasan

kemampuan pergerakan #isik se"ara mandiri yang dialami seseorang (&us$a,

-44)+.

idalam praktek medis imobilisasi digunakan untuk menggambarkan suatu

sindrom degenerasi #isiologis akibat dari menurunnya akti$itas dan

ketidakberdayaan.

Imobilisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan

tubuhnya sendiri. Imobilisasi dikatakan sebagai #aktor resiko utama pada

mun"ulnya luka dekubitus baik di rumah sakit maupun di komunitas. 5ondisi ini

dapat meningkatkan !aktu penekanan pada jaringan kulit, menurunkan sirkulasi

dan selanjutnya mengakibatkan luka dekubitus. Imobilisasi disamping

mempengaruhi kulit se"ara langsung, juga mempengaruhi beberapa organ tubuh.

Misalnya pada system kardio$askuler,gangguan sirkulasi darah peri#er, systemrespirasi, menurunkan pergerakan paru untuk mengambil oksigen dari udara

(ekspansi paru+ dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh.

(Lindgren et al. -44*+

Immobilisasi lama bisa terjadi pada semua orang tetapi kebanyakan terjadi

 pada orang – orang lanjut usia (lansia+, pas"a operasi yang membutuhkan tirah

 baring lama. ampak imobilisasi lama terutama dekubitus men"apai 116 dan

3

Page 4: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 4/12

Page 5: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 5/12

 Etiologi.5lien pas"a operasi dan immobilisasi beresiko tinggi mengalami

komplikasi paru%paru. 5omplikasi paru%paru yang paling umum adalah

atelektasis dan pneumonia hipostatik. &ada atelektasis, bronkiolus menjadi

tertutup oleh adanya sekresi dan kolaps al$eolus distal karena udara yang

diabsorpsi, sehingga menghasilkan hipo$entilasi. Bronkus utama atau

 beberapa bronkus ke"il dapat terkena. Luasnya atelektasis ditentukan oleh

 bagian yang tertutup. &neumonia hipostatik adalah peradangan paru%paru

akibat statisnya sekresi. 'telektasis dan pneumonia hipostatik, keduanya

sama%sama menurunkan oksigenasi, memperlama penyembuhan, dan

menambah ketidaknyamanan klien (Long et al, 1))/+.

 Intervensi. &engkajian sistem respiratori harus dilakukan minimal setiap -

 jam pada klien yang mengalami keterbatasan akti$itas. &era!at

menginspeksi mengalami keterbatasan akti$itas. &era!at menginspeksi

 pergerakan dinding dada selama siklus inspirasi%ekspirasi penuh. ika klien

mempunyai area atelektasis, gerakan dadanya menjadi asimetris. Selain itu,

 pera!at mengauskultasi seluruh area paru%paru untuk mengidenti#ikasi

gangguan suara napas, crackles, atau mengauskultasi harus ber#okus pada

area paru%paru yang tergantung karena sekresi paru "enderung menumpuk di

area bagian ba!ah. &engkajian sistem respiratori lengkap mengidenti#asi

adanya sekresi dan menentukan tindakan kepera!atan yang dibutuhkan

untuk mengoptimalkan #ungsi respiratori.

!. Perubahan Sistem "ar#io$askuler

'da tiga perubahan utama yaitu9

• Hiotensi ortostatik 

'dalah penurunan tekanan darah sistolik -3 mm:g dan diastolik 14

mm:g ketika klien bangun dari posisi berbaring atau duduk ke posisi

 berdiri. &ada klien imobilisasi, terjadi penurunan sirkulasi $olume "airan,

 pengumpulan darah pada ekstremitas ba!ah, dan penurunan respon otonom.

;aktor%#aktor tersebut mengakibatkan penurunan aliran listrik $ena, diikuti

oleh penurunan "urah jantung yangterlihat pada penurunan tekanan darah

(M"=an"e and :uether, 1))*+.

5

Page 6: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 6/12

• Beban ker%a %antun&

ika beban kerja jantung meningkat maka konsumsi oksigen jugameningkat. Oleh karena itu jantung bekerja lebih keras dan kurang e#isien

selama masa istirahat yang lama. ika imobilisasi meningkat maka "urah

 jantung menurun, penurunan e#isiensi jantung yang lebih lanjutdan

 peningkatan beban kerja.

• 'rombus

'dalah akumulasi trombosit, #ibrin, #aktor%#aktor pembekuan darah, dan

elemen sel%sel darah yang menempel pada dinding bagian anterior $ena atauarteri, kadang%kadang menutup lumen pembuluh darah. 'da tiga #aktor yang

menyebabkan pembentukan trombus9

% :ilangnya integritas dinding pembuluh darah (mis. 'rtherosklerosis+

% 5elainan aliran darah (mis. 'liran darah $ena yang lambat akibat tirah

 baring danimobilisasi+

% &erubahan unsur%unsur darah (mis. &erubahan dalam #aktor 

 pembekuan darah atau peningkatan akti$itas trombosit+(M"=an"e and

:uether, 1))*+.

Inter$ensi. &engakajian kepera!atan kardio$askuler pada klien imobilisasi

termasuk memantau tekanan darah, menge$aluasi nadi apeks maupun nadi

 peri#er, mengobser$asi tanda%tanda adanya statis $ena (mis. Edema dan

 penyembuhan luka yang buruk+. 0ekanan darah klien harus diukur, terutama

 jika berubah dari berbaring (rekumben+ ke duduk atau berdiri akibat resiko

terjadi hipotensi ortostatik. engan "ara ini, kemampuan klien

meninggalkan pengaman tempat tidur.&era!at juga mengkaji nadi apeks dan peri#er. &ada beberapa klien

terutama lansia, jantung tidak dapat mentoleransi beban kerja, dan

 berkembang menjadi gagal jantung. Memantau nadi peri#er memungkinkan

 pera!at menge$aluasi kemampuan jantung memompa darah. 0idak adanya

nadi peri#er di ekstrimitas ba!ah, terutama jika sebelumnya ada, harus

di"atat dan dilaporkan ke dokter. &era!at mengkaji sistem $ena karena

trombosit $ena pro#undan merupakan bahaya dari keterbatasan mobilisasi

6

Page 7: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 7/12

dengan "ara, pera!at melepas stoking elastis klien dan2atau  sequetial 

compression devices (S=s+ setiap > jam dan mengobser$asi betis terhadap

kemerahan, hangat, dan kelembekan. 0anda :oman (Homan’s sign)  atau

nyeri betis pada kaki dorsi#leksi, mengindikasikan adanya kemungkinan

adanya trombus, tetapi tanda ini tidak selalu ada (Beare dan Myers, 1))*+.

(. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

 Etiologi.&engaruh imobilisasi pada sistem muskuloskeletal meliputi

gangguan mobilisasi permanen. 5eterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot

klien melalui kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atro#i,

 penurunan stabilitas, dan gangguan metabolisme kalsium dan gangguan

mobilisasi sendi.

•  Pengaruh otot 

 'kibat peme"ahan protein, klien mengalami kehilangan massa tubuh,

yang membentuk sebagian otot. Massa otot menurun akibat metabolisme

dan otot tidak dilatih, maka akan terjadi penurunan massa yang

 berkelanjutan. =ontohnya akan terjadi atro#i, merupakan suatu keadaan

yang dipandang se"ara luas sebagai respon terhadap penyakit dan penurunan

akti$itas sehari%hari, seperti paada respons imobilisasi dan tirah baring

(5asper et al, 1))/+.

•  Pengaruh skelet 

Imobilisasi menyababkan dua perubahan terhadap skelet< gangguan

metabolisme kalsiumdan kelainan sendi. Imobilisasi berakibat pada resorpsi

tulang, sehingga jaringan tulang menjadi kurang padat, dan terjadi

osteoporosis (:olm, 1))>+.

5elainan sendi adalah kondisi abnormal dan biasa permanen yang

ditandai oleh sendi #leksi dan ter#iksasi. :al ini disebabkan tidak 

digunakannya, atro#i, dan pemendekan serat otot. Satu ma"am kontraktur 

umum dan lemah yang terjadi adalah foot droop.

 Intervensi. 5elianan muskuloskeletal utama dapat didenti#ikasi selama

 pengkajian kepera!atan meliputi penurunan tonus otot, kehilangan massa

otot, dan kontraktur. 7ambaran pengukuran antropometrik sebelumnya

7

Page 8: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 8/12

mengindikasikan kehilangan tonus dan massa otot. &engkajian rentan gerak 

adalah penting sebagai data dasar, yang mana hasil pengukuran nantinya

dibandingkan untuk menge$aluasi terjadi kehilangan mobilisasi sendi.

entang gerak diukur dengan menggunakan goniometer.

 Disuse Osteoporosis  tidak teridenti#ikasi oleh pemeriksaan #isik. &ada

!anita post menopause dan orang yang mengalami peningkatan kadar 

kalsium di darah dan di urine kemungkinan beresiko besar demineralisasi

tulang. esiko  Desuse Osteoporosis  harus dipertimbangkan ketika

meren"anakan tindakan kepera!atan. =ontohnya perkusi dan #ibrasi tulang

rusuk harus dilakukan hati%hati pada klien yang kemungkinan disuse

osteoporosis karena resiko terjadi #raktur tulang rusuk.

). Perubahan Sistem Inte&umen

 Etiologi. ekubitus adalah salah satu penyakit iatrogenik paling umum

dalam pera!atan kesehatan dimana berpengaruh terhadap populasi klien

khususnya?lansia dan yang imoblisasi ('lteres"u dan 'lteres"u, 1))-+.

ekubitus terjaid akibat iskemia dan anoksia jaringan. aringan yang

tertekan, darah membelok, dan kontriksi kuat pada pembuluh darah akibat

tekanan persisten pada kulit dan struktur diba!ah kulit sehingga respirasi

selular terganggu, dan sel menjadi mati (Ebersole dan :ose, 1))*+.

 Intervensi. &era!at harus terus%menerus mengkaji kulit klien terhadap

tanda%tanda kerusakan. 5ulit harus diobser$asi ketika klien bergerak,

diperhatikan higienisnya, atau dipenuhi kebutuhan eliminasinya. &engkajian

minimal harus dilakukan setiap - jam.

*. Perubahan Eliminasi Urine

 Etiologi. Eliminasi urine klien berubah oleh adanya imobilisasi. &ada

 posisi tegak lurus, urin mengalir keluar dari pel$is ginjal lalu masuk ke

dalam ureter dan kandug kemih akibat gaya gra$itasi. ika klien dalam

 posisi rekumben atau datar, ginjal dan ureter membentuk garis datar seperti

 pesa!at. 7injal yang membentuk urine harus masuk ke dalam kandung

kemih mela!an gaya gra$itasi. 'kibat kontraksi peristaltikureter yang tidak 

"ukup kuat mela!an gaya gra$itasi, pel$is ginjal menjadi terisi sebelum

8

Page 9: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 9/12

urine masuk ke dalam ureter. 5ondisi ini disebut statis urine  dan

meningkatkan resiko in#eksi saluran perkemihan dan batu ginjal.

Batu &in%al adalah batu yang kalsium yang terletak di dalam pel$is ginjal

dan mele!ati ureter. 5lien imobilisasi beresiko terjadi pembentukan batu

karena gangguan metabolisme kalsium dan akibat hiperkalsemia (:olm,

1)>)+.

Sejalan dengan masa imobilisasi yang berlanjut, asupan "airan yang

terbatas, dan penyebab lain, seperti demam, akan meningkatkan resiko

dehidrasi. 'kibatnya haluaran urine menurun sekitar pada hari kelima atau

keenam. &ada umumnya yang diproduksi berkonsentrasi tinggi.

rine yang pekat ini meningkatkan resiko terjadi batu dan in#eksi.

&era!atan perienal yang buruk setelah de#ekasi, terutama pada !anita,

meningkatkan resiko kontaminasi saluran perkemihan oleh bakteri

 Escherechia coli.  &enyebab lain in#eksi saluran perkemihan pada klien

imobilisasi adalah pemakaian kateter urine menetap.

 Intervensi. Status eliminasi klien harus die$aluasi setiap shi#t, dan total

asupan dan haluaran die$aluasi setiap -* jam. &era!at harus menentukan

 bah!a klien menerima jumlah dan jenis "airan melalui oral atau parenteral

dengan benar.

 . !EN"A#$H !%&'O%O%&A

 Etiologi. Imobilisasi menyebabkan respons emosional, intelektual, sensoris,

dan sosiokultural. &erubahan status emosional biasa terjadi bertahap.

Bagaimana juga lansia lebih rentan terhadap perubahan%perubahan tersebut,sehingga pera!at harus mengobser$asi lebih dini. &erubahan emosional

 paling umum adalah depresi, perubahan perilaku, perubahan siklus tidur 

 bangun, dan gangguan koping.

 Intervensi. &era!at harus mengkaji perubahan status emosional untuk itu,

 pera!at harus mengobser$asi selama beberapa hari sebelum menyimpulkan

 bah!a ia mempunyai masalah depresi. &era!at juga harus mengobser$asi

 perubahan perilaku, pera!at men"oba menentukan penyebab perubahan

9

Page 10: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 10/12

tersebut untuk mengidenti#ikasi terapi kepera!atan yang spesi#ik. &era!at

 juga mengobser$asi perubahan penggunaan mekanisme koping klien yang

normal dalam beradaptasi terhadap imobilisasi.

10

Page 11: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 11/12

BAB II

PENU'UP

/.1. 5esimpulan

Masalah yang berhubungan dengan immobilisasi dapat berpengaruh

terhadap sistem tubuh yang berupa pengaruh #isiologis dan psikososial.&era!at

mengkaji klien dari bahaya imobilisasi dengan melakukan pemeriksaan #isik dari

ujung kepala sampai ujung kaki. Selain itu, pengkajian kepera!atan harus

 ber#okus pada area #isiologis, sama seperti aspek psikososial dan perkembangan

klien.

/.-. Saran

alammengkajitentangmasalah yang

 berhubungandenganimobilisasiseorangpera!atharushati%hati dan

telitidimaksudkanuntukmenjagasupayatidakterjadi"ederabarukepadaklien.

Olehkarenaitu, seorangpera!atharusbenar%benarmenguasai dan

memahamitentangselukbelukmasalah%masalah yang

 berhubungandenganmobilisasi.

11

Page 12: Makalah Idk 2. Ok Nur

8/16/2019 Makalah Idk 2. Ok Nur

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-idk-2-ok-nur 12/12

DA+'AR PUS'A"A

http922nursing%a"ademy.blogspot."om2-41124)2gaya%berjalan%kelainan%postur%

dan.html

http922bimaariotejo.!ordpress."om2-44)24@24@2immobilisasi%lama2

http922a"kogtg.!ordpress."om2-41424*24@2imobilisasi2

12