Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

34
MAKALAH PUBLIK PENDIDIKAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : MANAJEMEN HUMAS PENDIDIKAN Dosen Pengampu : AHMAD FARIS UTSMAN M.Pd.i DISUSUN OLEH KELOMPOK I : 1. AGUS FAUZI 2. TEGUH ARIF FIRMANSYAH 3. SYAMSUDIN 4. AHMAD FAIQ FAZAUDIN 5. ABDUL AZIZ ALFI W 6. M. NURUL HUDA FAKULTAS TARBIYAH PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM ( IADA)

description

TUGAS KULIAH

Transcript of Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

Page 1: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

MAKALAH

PUBLIK PENDIDIKAN DAN IDENTIFIKASI MASALAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah :

MANAJEMEN HUMAS PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : AHMAD FARIS UTSMAN M.Pd.i

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :

1. AGUS FAUZI2. TEGUH ARIF FIRMANSYAH3. SYAMSUDIN4. AHMAD FAIQ FAZAUDIN5. ABDUL AZIZ ALFI W6. M. NURUL HUDA

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM ( IADA)

BLOKAGUNG – BANYUWANGI

2015

Page 2: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul PUBLIK PENDIDIKAN DAN

IDENTIFIKASI MASALAH.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami

menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan

kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki

makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan

manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banyuwangi, 16 Nopember 2015

Penulis

i

Page 3: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ...................................................................................

Kata Pengantar ...................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Publik Pendidikan ................................. 3

2.2 Macam Macam Pendidikan .................................... 6

2.3 Identifikasi Masalah Publik Pendidikan ............... 9

Bab III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................. 17

3.2 Saran ........................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

ii

Page 4: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

BAB I

PENDIDIKAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara

wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan umum dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik yang

dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dalam berbagai sektor pelayanan.

Yang pada dasarnya menyangkut berbagai aspek kehidupan yang sangat

luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi

memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan dan dibutuhkan

oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun

pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat

dalam bidang pendidikan, kesehatan, jasa, dan lainnya. Kinerjan pelayanan

publik masih belum seperti yang diharapkan, sehingga masih banyak

pelayanan-pelayanan pemerintah yang belum memuaskan dan masih

harus diperbaiki. Buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain

dikarenakan belum dilaksanakannya transparansi dan akuntabilitas dalam

penyelenggaraan pelayanan publik. Di Indonesia, upaya memperbaiki

pelayanan sebenarnya juga telah sejak lama dilaksanakan oleh pemerintah,

antara lain melalui Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang Pedoman

Penyederhanaan dan Pengendalian Perijinan di Bidang Usaha. Upaya ini

dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan

Umum. Namun pada kenyataannya masih banyak pelayanan yang belum

berjalan secara maksimal. Pelayanan publik didalam bidang pendidikan

masih belum terlaksana secara maksimal.

1

Page 5: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

Masih banyak masalah didalam bidang pendidikan. Jika kualitas

pendidikan suatu bangsa rendah, maka akan mengakibatkan kemiskinan

dari berbagai segi. Oleh karena itu membuat makalah ini dengan judul

“Publik Pendidikan Dan Identifikasi Masalah"

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pendidikan ?

2. Macam Macam Pendidikan ?

3. Masalah Masalah Yang Di Hadapi Pendidikan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen

Humas Pendidikan serta menambah wawasan pembaca untuk

mempelajari masalah kependidikan.

2

Page 6: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

BAB II

PEMABAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan

Pengertian pendidikan menjadi hal yang sebaiknya kita juga perlu

ketahui untuk menambah wawasan kita terhadal hal yang selalu berkaitan

dengan kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu melewati proses

pendidikan maka oleh sebab itulah kita sebagai pelaku harus paham juga

apa pengertian pendidikan itu sendiri.

Pengertian pendidikan bukan hanya untuk di ketahui belaka

melainkan dengan memahaminya lalu berusaha untuk menjalankan

perosesnya berdasarkan apa yang memang tertuang dalam pengertian

pendidikan tersebut. Kita terlalu sering melihat berbagai kejadian nyata

yang mencoreng nama baik dari pendidikan tersebut mungkin salah satu

penyebabnya adalah dikarenakan mereka tidak menguasai nilai – nilai apa

yang di artikan dalam kata pendidikan itu sendiri.

Berkaitan dengan Pengertian Pendidikan para Ahli telah

menyampaikan pendapat mereka masing – masing tentang apa itu

penertian pendidikan, namun sebelum kependapat para Ahli kita akan

bahas tentang kata Pendidikan itu sendiri :

Kata Pendidikan berdasarkan KBI berasal dari kata ‘didik’ dan

kemudian mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini

mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.

Kata Pendidikan Juga berasal dari Bahasa yunani kuno yaitu dari

kata “ Pedagogi “ kata dasarnya “ Paid “ yang berartikan “ Anak “ dan

Juga “ kata Ogogos “ artinya “ membimbing ”. dari beberapa kata tersebut

maka kita simpulkan kata pedagos dalam bahasa yunani adalah Ilmu yang

mempelajari tentang seni mendidik Anak .

Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap

dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

3

Page 7: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur

pendidikan itu sendiri.

Kemudian kita berlanjut pada UU tentang adanya pendidikan

tersebut, Menurut UU No. 20 tahun 2003 pengertian Pendidikan adalah

sebuah usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara. Undang – undang inilah yang menjadi

dasar berdidirinya proses pendidikan yang ada di Negara Indonesia.

Pengertian pendidikan menurut para Ahli, sebelum kita mengambil

pendapat para filosofi pendidikan dari orang barat, maka kita mengambil

pengertian pendidikan berdasarkan apa yang di sampaikan oleh bapak

pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara, beliau telah

menjelaskan tentang pengertian pendidikan sebagai berikut :

“ Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak,

adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat

yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai

anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan

setinggi-tingginya.” Ki Hajar Dewantara.

Pengertian pendidikan atau definisinya menurut pendapat para Ahli

lain yaitu :

Pengertian pendidikan menurut : Prof. Dr. M.J Langeveld :

“ Pendidikan ialah pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang

masih memerlukannya”.

Prof. Zaharai Idris seorang Ahli Epistimologi juga menyampaikan

pendapatnya tentang pengertian pendidikan ialah :

4

Page 8: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

“ Pendidikan ialah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan,

antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau

dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap

perkembangan anak seutuhnya” .

pengertian pendidikan menurut H. Horne :

“ Pendidikan adalah proses yang di lakukan terus menerus dari

penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah

berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan,

seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan

kemanusiaan dari manusia” .

Pengertan pendidikan menurut Ahmad D. Marimba :

Beliau juga berpendapat bahwa Pendidikan adalah ” bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani

dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama“.

Terakhir Pengertian Pendidikan Menurut John Dewey : “ Pendidikan

adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental

secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia” .

Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh para Ahli di

atas maka kita bisa mengambil kesimpulan bawah pengertian pendidikan

ialah proses melakukan bimbingan, pembinaan atau pertolongan yang

diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup mampu untuk

melaksanakan tugas hidupnya sendiri secara mandiri tidak terlalu

bergantung terhadap bantuan dari orang lain.

Pelaku pendidikan menurut saya selaku penulis artikel ini, bisa di

lakukan oleh siapa saja selama orang tersebut memiliki akal sehat, kita

tidak bisa membatasi hanya orang dewasa saja yang bisa memberikan

pendidikan kepada anak, karena seorang anakpun sejatinya juga bisa

memberikan pendidikan baik berupa ilmu atau pengalaman kepada orang

dewasa selama bisa di percaya secara valid.

5

Page 9: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

Sedikit mengarah pada Kata “ Pendidik ” itu sendiri para ahli juga

membagi beberapa kategori orang yang berperan pada dunia pendidikan

sebagai berikut : Pendidik adalah orang yang memikul

pertanggungjawaban untuk mendidik. Dwi Nugroho Hidayanto,

menginventarisasi bahwa pengertian pendidik meliputi: Orang Dewasa,

Orang Tua, guru, Pemimpin masyarakat, pemuka atau pemimpin agama.

Berdasarkan aturan yang berlaku untuk menjadi seorang pendidik

di perlukan karakter sebagai berikut : kematangan diri yang stabil,

memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan.

kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang

masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang

lain. kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh

perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan

perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara

mendidik.

Sementara di sisilain seorang pendidik yang juga sekaligus

berperan sebagai guru harus bisa memberikan hal – hal yang berkaitan

dengan pendidikan anak didiknya, diantara peran yang harus di jalankan

seorang guru atau pendidik : pemberi atau pengagas rencana, sebagai

penginisiasi, sebagai motivator bagi anak didiknya, sebagai pengamat,

pengantipasi, pengevaluasi, sebagai seorang teman sekaligus sebagai wali

orang tua anak didiknya.

2.2 Macam Macam Pendidikan

Pendidikan merupakan hak seluruh warga negara Indonesia.

Pelaksanaan pendidikan biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga

pendidikan, yang juga diatur oleh negara. Lembaga Pendidikan adalah

lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan

dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih

baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Di Indonesia terdapat

empat jenjang pendidikan yang diatur sesuai tingkat perkembangan peserta

6

Page 10: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

didik yaitu PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan

Pendidikan Tinggi.

Pendidikan anak usia dini atau disingkat (PAUD). PAUD bertujuan

untuk membina anak-anak yang baru lahir hingga usia enam tahun dengan

memberikan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangannya. Pendidikan dasar yang merupakan jenjang pendidikan

awal 9 tahun pertama masa sekolah. Jenjang pendidikan dasar dilakukan

untuk memberikan persiapan jenjang pendidikan menengah. Pendidikan

dasar dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun.

Pendidikan menengah, yang merupakan jenjang lanjutan dari

pendidikan dasar untuk mempersiapkan siswa menuju jenjang pendidikan

tinggi. Jenjang pendidikan tinggi merupakan jenjang yang mencakup

program–program pendidikan yang dilakukan oleh perguruan tinggi.

Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dengan menggunakan

beberapa jalur, yaitu jalur pendidikan formal atau sekolah, jalur

pendidikan luar sekolah, yaitu pendidikan non formal dan informal.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di

sekolah-sekolah. Jalur pendidikan formal mempunyai jenjang pendidikan

yang jelas, mulai pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi.

Pendidikan luar sekolah dikelompokan menjadi pendidikan non

formal dan informal. Pendidikan luar sekolah yang termasuk non formal,

adalah PAUD, TPA (Tempat Penitipan Anak), Taman Pendidikan atau

sekolah minggu. Selain itu berbagai kursus, bimbingan belajar juga

termasuk pendidikan luar sekolah non formal. Pendidikan informal adalah

jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar

mandiri.

Berikut macam macam pendidikan di Indonesia :

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan formal

7

Page 11: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal

berstatus swasta

2)      Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan

formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil

pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program

pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh

lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan

mengacu pada standar nasional pendidikan.

Sasaran

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat

yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,

penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka

mendukung pendidikan sepanjang hayat.

Fungsi

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta

didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

Jenis

Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,

pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan

meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang

ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembagakursus, lembaga pelatihan,

kelompok belajar, majelis taklim, sanggar, dan lain sebagainya,

serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan

peserta didik.

8

Page 12: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

3)      Pendidikan Informal

Pendidikan informal  adalah jalur pendidikan 

keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan

formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai

dengan standar nasional pendidikan.

2.3 Identikasi Masalah

Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak

Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan

sehingga secara umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih

baik. Namun dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih

ketinggallan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu

ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing di Negri sendiri

terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari diatas

irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia

yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan

berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di

sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah

internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih

menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang

pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada

jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat

berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah

internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.

1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya

peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak

melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik

dengan ciri-ciri kemiskinan.

2. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan

alam (IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal

9

Page 13: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan

mengembangkan iptek.

3. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui

waktu standart yang sudah ditentukan.

4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan

relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran

tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris

kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik

disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi

oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat

mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan

demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebuh kecil

dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.

5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang

menyebabkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial,

seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja.

Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi

landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan

kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi

landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke

masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala seperti

keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya jumlah

penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indinesia cukup luas.

Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan

erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem

pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen

pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga

menejemen pendidikan pada tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan

efektivitas pengolahan sistem pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan

masyarakat tidak kondusif yang turut menentukan rendahnya mutu sistem

pendidikan disekolah yang ada gilirannya menyebabkan rendahnya mutu

10

Page 14: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

peserta didik dan lulusannya. Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan

untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas, harus di rumuskan secara

spesifik karena fenomena dan penyebab timbulnya masalah juga berbeda-

beda di seluruh wilayah Indonesia.

Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan

sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembanguana sistem

pendidikan tidak mempunyai arti apa-apa jika tidak singkron dengan

pembanguanan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan

sebagai sistem dengan sistem sosial budaya sebagai supra sistem tersebut,

dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi

sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu

menjadi sangat kompleks. Artinya suatu permasalahan intern dalam sistem

pendidikan selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem

pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah

tidak dapat dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat

disekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih

banyak lagi faktor-faktor lainnya diluar sistem persekolahan yang

berkaitan dengan mutu hasil belajar tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah

pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen dan

melibatkan banyak pihak.

Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia

pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitui:

Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.

Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan

keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun kedalam kancah

kehidupan bermasyarakat.

Yang pertama mengenai masalah pemerataan, dan yang kedua

adalah masalah mutu, relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.

Seperti telah dikemukakan diatas, pada bagian ini akan

dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesempatan

11

Page 15: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang

dimaksud adalah:

1. Masalah Pemerataan Pendidikan

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk

memanjakan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional

diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi

seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.

Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaiman sistem

pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada

seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan

itu menjadi wahana bagi pembanguana sumber daya manusia untuk

menunjang pembangunan.

Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih

banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat di

tampung dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilita

pendidikan yang tersedia. Pada masa awalnya, di tanah air kita Undang-

Undang No 4 tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran

di sekolah. Pada bab XI pasal 17 berbunyi:

Tiap-tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak yang

sama diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang

ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaarn pada sekolah itu dipenuhi.[4]

Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI pasal 10

ayat 1 menyatakan: ”semua anak yang berumur 6 tahun berhak dan yang

sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di sekolah, sedikitnya 6 tahun “

ayat 2 menyatakan: “belajar di sekolah agama yang telah mendapat

pengakuan dari menteri agama yang dianggap telah memenuhi kewajiban

belajar.

Landasan yuridis pemerataan pendidika tersebut penting sekali

artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan guna

mengejar ketinggalan kita sebagai akibat penjajahan.

12

Page 16: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting

sebab jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada

SD, maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca,

menulis, dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan

kemajauan melalui berbagai media massa dan sumber belajar yang tersedia

baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen.

Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat

pembangunan.

Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam

upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu menyiapkan masyarakat untuk

dapat berpatisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pemerataan

pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan juga upaya pemerataan mutu

pendidikan. Hal ini akan dibicarakan pada butir tentang masalah mutu

pendidikan.

Khusus pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang

berjenjang dan tiap-tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing

maupun kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap

jenjang itu diatur dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan

kualitatif serta relevansi yang selalu ditentukan proyeksinya secara terus

menerus dengan saksama.

Pada jenjang pendidikan dasar, kebijaksanaan penyediaan

memperoleh kesempatan pendidikan didasarkan atas pertimbangan faktor

kuantitatif, karena kepada seluruh warga Negara perlu di berikan bekal

dasar yang sama. Pada jenjang pendidikan menengah dan terutama pada

jenjang pendidikan yang tinggi, kebijakan pemertaan didasarkan atas

pertimbangan kualitatif dan relevansi, yaitu minat dan kemampuan anak,

keperluan, tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat,

kebudayaan, ilmu, dan tekonologi. Agar tercapai keseimbangan antara

faktor minat dengan kesempatan memperoleh pendidikan, perlu diadakan

penerangan yang seluas-luasnya mengenai bidang-bidang pekerjaan dan

13

Page 17: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

keahlian dan persyaratannya yang dibutuhkan dalam pembangunan

utamanya bagi bidang-bidang yang baru dan langka.

Perkembangan upaya pemerataan pendidikan berlangsung terus

menerus dari pelita ke pelita. Didalam Undang-Undang No.2 tahun 1989

tengtang sistem pendidikan nasional III tentang hak warga Negara untuk

memperoleh pendidikan, pasal 5 menyatakan: ”setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan”. Bahkan

dalam pasal 7 mengenai hak telah di tegaskan sebagai berikut:

“penerimaan seorang peserta didik dalam suatu satuan pendidikan

diselenggarakan dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku,

ras, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi, dan dengan tetap

mengindahkan kekhususan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Perkembangan iptek menawarkan beraneka ragam alternatif model

pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar. Dilihat

dari segi waktu belajarnya bervariasi dari beberapa jam, hari, minggu,

bulan, sampai tahunan, melalui proses tatap muka sampai pada lingkungan

alam yang dapat mendung.

2. Masalah Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum

mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan

pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen tenagan

terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran

tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai

sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih

dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian

dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.

Jadi mutu pendidikan pada akhirnya dilihat pada kualitas

keluaranya. Jika tujuan pendidikan nasioanl dijadikan kriteria, maka

pertanyaanya adalah: apakah keluaran dari sistem pendidikan menjadikan

pribadi yang bertakwa, mandiri, anggota masyarakat yang sosial yang

bertanggung jawab. Dengan kata lain keluaran ini mewujudkan diri

14

Page 18: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

sebagai manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya

dan membangun lingkungannya. Kualitas luaran seperti tersebut adalah

nurturant effect. Meskipun disadari bahwa hakikatnya produk dengan ciri-

ciri seperti itu tidak semata-mata hasil dari sistem pendidikan itu sendiri.

Yang menjadi persoalan ialah bahwa cara pengukuran mutu produk

tersebut tidak mudah. Dan pada umumnya hanya dengan mengasosiasikan

dengan hasil belajar yang sering dikenal dengan EBTA atau hasil

sipenmaru.

Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui

proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit

diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar

secara optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir

dapat dipastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok

permasalahan mutu pendidikan lebih terletah pada masalah pemprosesan

pendidikan. Selanjutnya kelancara pemprosesan pendidikan ditunjang oleh

komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan,

kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.

Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan

mutu, didalam Tap MPR RI tentang GBHN dinyatakan bahwa titik berat

pembanguan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang

dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

khususnya untuk memacu untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu

pengetahuan alam dan matematika. Umumnya pendidikan di seluruh tanah

air pada umumnya menunjukkan daerah pedesaan lebih rendah dari daerah

perkotaan.

3. Masalah Efisiensi Pendidikan

Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan

pendidikan, terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia.

Efesiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya

dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang

15

Page 19: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

efesien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat di hasilkan

sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu,

keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur

dan unit, baik antar sekolah negeri maupun swasta, pendidikan sekolah

maupun luar sekolah, antara lembaga dan unit jajaran depertemen

pendidikan dan kebudayaan.

Para ahli banyak mengatakan bahwa sistem pendidiakn sekarang

ini masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak yang drop-

out, banyak anak yang belum dapat pelayanan pendidikan, banyak anak

yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi

anak-anak yang lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius.

16

Page 20: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Banyak sekali factor yang menjadikan rendahnya kualitas

pendidikan di Indonesia. Factor-faktor yang bersifat teknis diantaranya

adalah rendahnya kualitas guru, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya

pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan guru,

rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan

kesempatan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi masalah

mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di

Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga

manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap

untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap

zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan

mesyarakat untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia.

3.2 Saran

Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak

menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta

mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang

harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan

negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya

terlebih dahulu. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber

daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu

membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia

internasional.

17

Page 21: Makalah Iaida Blokagung Banyuwangi

DAFTAR PUSTAKA

http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-

pendidikan

http://www.kompasiana.com/elnihandayani/masalah-pendidikan-di-indonesia-

dan-solusinya.

https://abraham4544.wordpress.com/umum/problematika-pendidikan-di-

indonesia/