Makalah Hukum Komersial
-
Upload
haris-maulana -
Category
Documents
-
view
1.838 -
download
15
description
Transcript of Makalah Hukum Komersial
MAKALAH HUKUM KOMERSIAL
HUKUM ASURANSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial
Dosen Pembimbing : -------
Disusun oleh :
Kelompok 8
Dickxie Audiyanto (125020305111001)
Gatra Bagus Sanubari (125020302111010)
Haris Maulana (125020300111031)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013
A. PENGERTIAN PERTANGGUNGAN
Menurut Pasal 246 KUHD, pertanggungan adalah suatu perjanjian timbal balik ,
dimana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima premi sebagai pengganti karena karena kerugian yang dideritanya akibat suatu
perisriwa tak tentu.
B. RUANG LINGKUP HUKUM PERTANGGUNGAN
1. UNSUR-UNSUR PERTANGGUNGAN SESUAI PASAL 246 KUHP
1. Suatu perjanjian asuransi muncul karena adanya kata sepakat
2. Jika tidak ada kata sepakat maka perjanjian asuransi batal (Pasal 251 KUHD)
3. Adanya peralihan resiko dari seorang tertanggung kepada penanggung
4. Adanya premi dari tertanggung kepada penanggung
5. Adanya peristiwa tidak tertentu/belum pasti
6. Adanya ganti kerugian sebagai kewajiban penanggung kepada tertanggung
atas peristiwa yang terjadi.
2. ISTILAH DALAM HUKUM PERTANGGUNGAN
Tertanggung, adalah pihak yang berhak atas penggantian kerugian.
Penanggung, adalah pihak yang berkewajiban mengganti kerugian.
Premi, adalah pembayaran yang diterima pihak penanggung.
Polis, adalah kontrak asuransi.
Eksposur kerugian, adalah kerugian yang ditanggung.
Evenemen, adalah peristiwa yang tidak pasti.
3. BEBERAPA HAL PENTING MENGENAI ASURANSI :
1. Merupakan suatu perjanjian yang harus memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata.
2. Perjanjian tersebut bersifat adhesif artinya isi perjanjian tersebut sudah ditentukan oleh
Perusahaan Asuransi (kontrak standar). Namun demikian, hal ini tidak sejalan dengan
ketentuan dalam Undang-undang No.8 tahun 1999 tertanggal 20 April 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
3. Terdapat 2 (dua) pihak di dalamnya yaitu Penanggung dan Tertanggung, namun dapat
juga diperjanjikan bahwa Tertanggung berbeda pihak dengan yang akan menerima
tanggungan.
4. Adanya premi sebagai yang merupakan bukti bahwa Tertanggung setuju untuk
diadakan perjanjian asuransi.
5. Adanya perjanjian asuransi mengakibatkan kedua belah pihak terikat untuk
melaksanakan kewajibannya.
4. TUJUAN ASURANSI
a. Apabila perusahaan / perorangan menderita suatu musibah yang telah ditentukan
dalam persetujuan atau kejadian kerugian yang dideritanya maka ada yang
menanggung.
b. Tanggung jawab perusahaan / perorangan itu kepada pihak ketiga dengan demikian,
maka tujuan pokoknya ialah untuk memperkecil risiko yang harus dihadapi tertanggung
apabila terjadi peristiwa yang merugikan tertanggung (perusahaan/perorangan) atau
dengan lain perkataan, tujuan hukum dan tujuan ekonominya adalah membagikan risiko
atau pemindahan risiko.
5. SYARAT – SYARAT BATALNYA PERTANGGUNGAN
1. Pasal 249 KUHP jika barang yang dipertangguhkan mengalami kecacatan atau
kerusakan padahal barang masih tetap ada dalam tanggung jawab tertanggung.
2. Pasal 250 KUHP jika tertanggung tidak mempuyai kepentingan terhadap barang yang
diasuransikan.
3. Pasal 251 KUHP jika pihak tertanggung memberikan keterangan yang tidak benar
sehingga terdapat kesimpangsiuran antara yang tertulis dalam polis dengan
kenyataannya.
4. Pasal 254 KUHP jika menyimpang dari ketentuan UU.
5. Pasal 276 KUHP apabila terbukti kecelakaan atau peristiwa yang timbul karena
kesengajaan tertanggung.
6. PRINSIP-PRINSIP DALAM PERTANGGUNGAN
a. Prinsip kepentingan, yang dapat diasuransikan atau dipertanggungkan diatur dalam
pasal 250 KUHD, objek yang diasuransikan haruslah merupakan suatu kepentingan
yang dapat diasuransikan.
b. Prinsip keterbukaan, diatur dalam pasal 251 KUHD yang intinya menyatakan bahwa
penutupan asuransi baru sah apabila penutupannya didasari iktikat baik.
c. Prinsip indemnity, diatur dalam pasal 252 dan 253 KUHD penggantian kerugian dari
penanggung kepada tertanggung sebesar kerugian yang sesungguhnya dalam arti tidak
dibenarkan mencari keuntungan dari ganti rugi pertanggungan.
d. Prinsip Subrogasi, diatur dalam pasal 284 KUHD yang artinya apabila pihak
tertanggung sudah mendapatkan ganti rugi atas dasar prinsip indemnity, maka pihak
tertanggung tidak berhak memperoleh penggantian dari pihak lain.
7. RESIKO DALAM ASURANSI
a. Resiko Murni
Suatu peristiwa yang masih tidak pasti bahwa suatu kerugian akan timbul.
b. Resiko Spekulasi
Kejadian yang kemungkinan terjadi 2 hal, yaitu kemungkinan pertama adalah
mendapat keuntungan dan kemungkinan lainnya adalah menderita kerugian.
c. Resiko Khusus
Resiko yang muncul dari tindakan individu dengan dampak pada seorang tertentu
saja.
8. BENTUK DAN ISI PERJANJIAN ASURANSI
Menurut Pasal 255 KUHD, semua asuransi harus dibentuk secara tertulis dalam suatu akta
yang disebut polis.
Menurut ketentuan pasal 304 KUHD, polis asuransi jiwa memuat:
a. Hari diadakan asuransi;
b. Nama tertanggung;
c. Detail objek yang diasuransikan;
d. Saat mulai dan berakhirnya evenemen;
e. Jumlah asuransi;
f. Premi asuransi.
Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi sama
sekali bergantung pada persetujuan antara kedua pihak (Pasal 305 KUHD).
a. Hari diadakan asuransi
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting
untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui pula sejak hari
dan tanggal itu risiko menjadi beban penanggung.
b. Nama tertanggung
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar
premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau apabila jangka waktu
berlakunya asuransi berakhir, tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan
atau pengembalian dari penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa
dikenal pula penikmat (beneficiary). yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang
tertentu dan penanggung karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya,
dan tercantum dalam polis. Penikmat berkedudukan sebagai pihak ketiga yang
berkepentingan.
c. Polis harus memuat mengenai uraian benda pertanggungan
Ex : - tentang jenis bendanya- Ukurannya- Sifatnya- Letaknya- Jumlahnya
Gunanya : Para pihak dalam pertanggungan tidak keliru, kalau ternyata para pihak tidak memberitahukan secara detail maka perjanjian batal demi hukum
d. Saat mulai dan berakhirriya evenemen
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku asuransi.
artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung, misalnya mulai
tanggal 1 januari 1990 sampai tanggal 1 Januari 00, apabila dalam jangka waktu itu
terjadi evenemen, maka penanggung berkewajiban membayar santunan kepada
tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai penikmat (beneficiary).
8. REASURANSI
Reasuransi adalah suatu perjanjian antara satu penanggung dengan satu atau lebih
penanggung ulang/reasuradur.
Reasuransi memiliki bebrapa fungsi yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
(1) Memberi jaminan atau perlindungan kepada penanggung dari kerugian-kerugian
underwriting yang dapat sewaktu-waktu membahayakan likuiditas, solvabilitas, dan
kelestarian kegiatan usaha mereka.
(2) Menaikkan kapasitas akseptasi perusahaan asuransi atas risiko-risiko yang
melampaui batas kemampuannya karena kelebihan tanggung-gugat yang tidak
bisa mereka tampung sendiri akan dijamin oleh penanggung ulang yang telah
bersedia menampungnya.
(3) Sebagai alat penyebar resiko, baik dipasaran reasuransi dalam negeri maupun
dipasaran luar negeri.
(4) Bila kerjasama reasuransi atas sebagian resiko dilakukan antar sesama
perusahaan asuransi, akan terdapat dua fungsi didalamnya, yaitu sebagai
penyebaran risiko dan sebagai sarana pertukaran bisnis yang mampu
meningkatkan pendapatan premi yang dapat ditahan karena disamping adanya
pengeluaran terdapat pulapemasukan premi.
(5) Meningkatkan atau mendukung kestabilan hasil underwriting dan keadaan
keuangan perusahaan asuransi, termasuk menjaga stabilitas pendapatannya.
Dalam hal ini, reasuransi seolah-olah berfungsi menyediakan fasilitas bank kepada
perusahaan asuransi .
(6) Meningkatkan dan memperbesar keleluasaan dalam melakukan pemasaran
berbagai macam produk asuransi, baik yang konvensional maupun yang baru
dengan segala macam tingkat besar kecilnya resiko.
(7) Secara tidak langsung reasuransi dapat berfungsi membantu membiayai kegiatan
usaha perusahaan asuransi, khususnya disesikan berdasarkan kontrak reasuransi.
C. JENIS-JENIS ASURANSI
1. Pertanggungan kerugian (Schade Verzekering)
Pertanggungan yang bertujuan untuk mengganti kerugian artinya hal-hal yang dapat dinilai
dengan uang atau pertanggungan harta kekayaan.
Contoh :
- pertanggungan kebakaran
- pertanggungan pengangkutan
- pertanggungan pencurian, kemalingan
Asuransi Kebakaran
Pertanggungan bahaya kebakaran diatur dalam pasal 287-298 KUHD. Polis pertanggungan
kebakaran diatur dalam pasal 256-287, syarat-syaratnya adalah :
a. letak dan batas benda yg diasuransikan.
b. pemakainya.
c. sifat dan pemakain gedung yang berbatasan.
d. letak dan perbatasan gedung dan tempat bergerak yang diasuransikan.
2. Pertanggungan Jumlah ( Sommen Verzekering )
- pertanggungan yang tidak bertujuan untuk membayar ganti rugi, Jadi bertujuan untuk
memberikan sejulah uang kepada orang lain, Jadi dia tidak terletakpada harta kekayaan
Contoh : - pertanggungan jiwa
Cara orang menentukan jumlah pertanggungan adalah berdasarkan kepada kesepakatan
para pihak dan ini sangat berkaitan dengan premi.
3. Pertanggungan Premi (Pertanggungan Murni )
Premi itu dapat dibayarkan secara kelompok / sendiri-sendiri jadi yang murni disini adalah
pertanggungan yang preminya dibayar tetanggung sendiri-sendiri, pertanggungan ini dalam
praktek sangat banyak dipakai.
4. Pertanggungan saling tanggung menanggung
- Pertanggungan yang preminya itu sama dengan iuran dari anggota kumpulan jadi antara
pembayar premi yang satu berhubungan dengan yang lain.
Bentuk yang No. 4 diatas adalah cikal bakal lahirnya pertanggungan premi
II. Jenis pertanggungan berdasarkan UU Pasal 247 KUHD:
1. Pertanggungan kebakaran Bab 9 dan 10
2. Pertanggungan terhadap bahaya hasil panen
3. Pertanggungan terhadap kematian seseorang atau jiwa
4. Asuransi bahaya dilautan
5. Asuransi angkutan udara, laut, sungai dan perdalaman
1. Asuransi Kerugian terdiri dari:
a. Asuransi Kebakaran;
b. Asuransi Kehilangan dan Kerusakan;
c. Asuransi laut;
d. Asuransi Pengangkutan;
e. Asuransi Kredit.