Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

download Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

of 7

Transcript of Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

  • 5/26/2018 Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

    1/7

    GARIS BESAR AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

    Salah satu agenda reformasi 1998 adalah reformasi hukum yang mana

    mencakup perubahan terhadap pasal-pasal dalam UUD 1945. Dalam sidang MPR

    1999 seluruh anggota dan pimpinan MPR sepakat mengamandemen UUD 1945

    dengan catatan:

    1. Amandemen tidak mengubah bentuk negara Kesatuan RI.

    2. Tidak mengubah pembukaan UUD 1945.

    3. Tetap mempertahankan sistem presidensial.

    4. Amandemen dilakukan secara adidum.

    5. Penjelasan UUS 1945 yang bernilai positif ditarik ke dalam batang tubuh.

    A. PENGERTIAN AMANDEMEN

    Arti amandemen secara umum adalah perubahan resmi dokumen resmi atau

    catatan tertentu, untuk memperbaikinya. Perubahan ini dapat berupa

    penambahan atau juga penghapusan catatan yang salah dan tidak sesuai lagi.

    Amandemen UUD adalah perubahan konstitusi yang mana perubahannya

    tidak banyak, bersifat teknis, prosedural yang tidak mempengaruhi paradigma

    pemikiran UUD.

    B. TUJUAN AMANDEMEN

    1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai

    tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, danmemperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan hak

    asasi manusia.

    3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan

    kewajiban negara terhadap warga negara.

    4. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara

    yang demokratis.

  • 5/26/2018 Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

    2/7

    5. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan

    berbangsa sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan dan

    kepentingan bangsa dan negara.

    C. GARIS BESAR AMANDEMEN UUD 1945

    Amandemen UUD 1945 dilakukan sebanyak 4 kali. Keempat tahap

    amandemen tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Amandemen pertama, dalam sidang umum MPR Oktober 1999

    Perubahan pertama terhadap UUD 1945 terjadi pada tanggal 19 Oktober

    1999 dalam sidang umum MPR yang berlangsung tanggal 14-21 Oktober

    1999. Secara garis besar amandemen ini ditujukan untuk mengurangi

    kewenangan presiden dan lebih memberdayakan peran DPR sebagai

    lembaga legislatif. Yang diamanademen pada kali ini adalah pasal 5, pasal 7,

    pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal 20 dan pasal 21.

    Amandemen pertama menyakut 5 persoalan pokok. Kelima persoalan itu

    meliputi:

    a. perubahan tentang lembaga pemegang kekuasaan membuat undang-

    undang,

    b. perubahan tentang masa jabatan presiden,

    c. perubahan tentang hak prerogatif presiden,

    d. perubahan tentang fungsi menteri,

    e. perubahan redaksional.

    2. Amandemen kedua, dalam sidang tahunan MPR tahun 2000

    Perubahan kedua ini dilakukan pada tanggal 7-18 Agustus 2000. Secara

    garis besar perubahan mengenai pemerintah daerah, wilayah negara, DPR,

    warga negara dan penduduk, hak azasi manusia, pertahanan dan keamanan

    negara, dan lambang negara serta lagu kebangsaan.

  • 5/26/2018 Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

    3/7

    Yang diamanademen antara lain pasal 18 A-B, pasal 19, pasal 20, pasal

    22, pasal 25, pasal 26, pasal 27, pasal 28 A-J, pasal 30 dan pasal 36 A-C.

    3. Amandemen ketiga, dalam sidang tahunan MPR Oktober 2001

    Ditetapkan pada 9 november 2001. Secara garis besar amandemen

    meliputi:

    a. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan menurut UUD (pasal 1 ayat 2)

    b. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal1 ayat 3)

    c. Tugas MPR mengubah dan menetapkan undang-undang (pasal 2 ayat 1)

    d. MPR melantik presiden dan wakil presiden (pasal 3 ayat 2)

    4. Amandemen keempat, dalam sidang tahunan MPR Agustus 2002

    Dilakukan dalam sidang umum MPR bulan agustus 2002, meliputi hal-hal

    berikut:

    a. Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung (pasal 6; pasal 8)

    b. Pengangkatan DPD (pasal 22)

    c. Pendidikan nasional (pasal 31)

    d. Kebudayaan nasional (pasal 32)

    e. Perekonomian nasioanl (pasal 33)

    f. Kesejahteraan sosial (pasal 34)

    Secara garis besar, UUD 1945 yang telah mengalami amandemen mulai dari

    yang pertama hingga keempat yaitu:

    1. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan diatur menurut undang-undang

    (pasal 1)

    2. MPR merupakan lembaga bikameral yang terdiri atas DPR dan DPD (pasal 2)

    3. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat (pasal 6A)

  • 5/26/2018 Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

    4/7

    4. Presiden memegang jabatan selama 5tahun dan sesudahnya dapat dipilih

    kembali hanya untuk satu kali masa jabatan (pasal 7)

    5. Pencantuman Hak Asazi Manusia (pasal 28 A-J)

    6. Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara, sebagai gantinya presiden

    dapat membentuk dewan pertimbangan (pasal 16)

    7. Presiden bukan mandataris MPR, dengan demikian MPR tidak lagi menyusun

    GBHN

    8. Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY) (Pasal

    24B dan 24C)

    9. Anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN (pasal 31)

    10. Negara kesatuan tidak boleh diubah (pasal 37)

    11. Penegasan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi

    keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan

    menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (pasal 33)

  • 5/26/2018 Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

    5/7

    Pertanyaanpertanyaan

    1. Apa yang dimaksud dengan hak prerogatif presiden?

    Mengapa dilakukan amandemen? Jelaskan! (Sutan)

    2. Mengapa GBHN diamandemen dan apa yang terjadi ketika GBHN dirubah

    atau ditiadakan? (Tubagus Singgih)

    3. Apa yang mendasari perubahan pasal 16? Mengapa DPA dihapuskan?

    (Tyastiti Soraya)

    Jawaban

    1. Prerogatif berasal dari bahasa latin praerogativa (dipilih sebagai yang paling

    dahulu memberi suara), praerogativus (diminta sebagai yang pertama

    memberi suara), praerogare ( diminta sebelum meminta yang lain).

    Dalam prakteknya kekuasaan Presiden RI sebagai kepala negara sering

    disebut dengan istilah hak prerogatif Presiden dan diartikan sebagai

    kekuasaan mutlak Presiden yang tidak dapat diganggu oleh pihak lain.

    Secara teoritis, hak prerogatif diterjemahkan sebagai hak istimewa yang

    dimiliki oleh lembaga-lembaga tertentu yang bersifat mandiri dan mutlak

    dalam arti tidak dapat digugat oleh lembaga negara yang lain.

    Mengapa dilakukan amandemen ?

    Dalam sistem pemerintahan negara-negara modern, hak ini dimiliki oleh

    kepala negara baik raja ataupun presiden dan kepala pemerintahan dalam

    bidang-bidang tertentu yang dinyatakan dalam konstitusi. Hak ini juga

    dipadankan dengan kewenangan penuh yang diberikan oleh konstitusi kepada

    lembaga eksekutif dalam ruang lingkup kekuasaan pemerintahannya seperti

    membuat kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi.

    Sistem pemerintahan negara-negara modern berusaha menempatkan

    segala model kekuasaan dalam kerangka pertanggungjawaban publik.

    Dengan demikian, kekuasaan yang tidak dapat dikontrol, digugat dan

    dipertanggungjawabkan, dalam prakteknya sulit mendapat tempat. Sehingga,

    dalam praktek ketatanegaraan negara-negara modern, hak prerogatif ini tidak

  • 5/26/2018 Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

    6/7

    lagi bersifat mutlak dan mandiri, kecuali dalam hal pengambilan kebijakan

    dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

    UUD 1945 maupun peraturan perundang-undangan di Indonesia yang

    mengatur tentang ketatanegaraan tidak pernah menyatakan istilah hak

    prerogatif Presiden. Namun dalam prakteknya, selama orde baru, hak ini

    dilakukan secara nyata, misalnya dalam hal pengangkatan menteri-menteri

    departemen. Hak ini juga dipadankan terutama dalam istilah Presiden sebagai

    kepala negara yang sering dinyatakan dalam pengangkatan pejabat negara.

    Dalam hal ini Padmo Wahjono menyatakan pendapatnya yang akhirnya

    memberikan kesimpulan bahwa hak prerogatif yang selama ini disalahpahamiadalah hak administratif Presiden yang merupakan pelaksanaan peraturan

    perundang-undangan dan tidak berarti lepas dari kontrol lembaga negara lain.

    2. Mengapa GBHN dirubah?

    Karena GBHN tidak memberikan kebebasan suatu daerah untuk

    membangun daerahnya, sehingga GBHN pada waktu itu dihapuskan dan

    digantikan dengan otonomi daerah yang membolehkan suatu daerah untuk

    membangun daerahnya agar menjadi lebih baik. Namun yang terjadi akibat

    GBHN dihapuskan adalah pembangunan menjadi tidak merata

    3. Dari Rancangan Perubahan Keempat UUD 1945 yang dibacakan oleh Ketua

    PAH I diketahui bahwa Bab IV tentang DPA dihapus, sehingga Pasal 16 yang

    semula mengatur tentang keberadaan DPA menjadi Bab III dan bunyi Pasal

    16 pun diubah. Adapun bunyi Pasal 16 adalah: Presiden membentuk suatu

    dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan

    kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang. Dengan

    demikian keberadaan DPA sebagai lembaga tinggi negara dihapus dan akan

    digantikan oleh suatu dewan pertimbangan yang dibentuk oleh Presiden. Di

    samping itu, dalam Rancangan Perubahan Keempat UUD 1945 khususnya

    dalam Aturan Peralihan ditetapkan bahwa Mahkamah Konstitusi harus

    dibentuk selambat-lambatnya pada tanggal 17 Agustus 2003. Dan selama

    belum dibentuk, fungsi Mahkamah Konstitusi dilakukan oleh Mahkamah

    Agung.

  • 5/26/2018 Makalah Garis-garis Besar Amandemen-1

    7/7

    MAKALAH PANCASILA

    GARIS BESAR AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

    NAMA KELOMPOK:

    1. Lutfia Nurindah Sari (12/331340/PA/14605)

    2. Alvan Luthfi Rinaldi (12/331349/PA/14613)

    3. Antonius Agung Nugroho (12/331350/PA/14614)

    4. Nur Intan Sari (12/331352/PA/14616)

    5. Anggit Fitria (12/331357/PA/14620)

    6. Faris Hermawan (12/331362/PA/14625)

    7. Zumrotun Nafiah (12/331366/PA/14627)

    8. Barokah Oni Hidayat (12/331367/PA/14628)

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Gadjah Mada

    Yogyakarta

    2013