Bubut Kayu secara garis besar

43
LAPORAN AKHIR PENGENALAN DAN ANALISA MESIN BUBUT KAYU Penyusun: Nama : NRP : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA SELATAN

description

Bukan buku panduan, hanya laporan akhir. Sebaiknya jangan dijadikan acuan.

Transcript of Bubut Kayu secara garis besar

LAPORAN AKHIR PENGENALAN DAN ANALISA

MESIN BUBUT KAYU

Penyusun:

Nama :

NRP :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA SELATAN

i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa sehingga penyusun dapat

meyelesaikan laporan yang berjudul LAPORAN PENGENALAN DAN ANALISA

MESIN BUBUT KAYU yang disusun dalam rangka melengkapi nilai tugas mata

kuliah Praktikum Proses Manufaktur pada Semester Ganjil tahun ajaran

2013/2014

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, maka dari itu

penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Para asisten praktikum laboratorium teknik mesin yang telah membimbing

dalam pelaksanaan praktikum proses manufaktur.

2. Teman-teman yang telah banyak member masukan serta saran-saran yang

membangun.

3. Semua pihak yang telah membantu selesainya penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, atau sebagai

bahan acuan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi

sempurnanya laporan ini. Penyusun berharap para pembaca membaca referensi

lain untuk bahan perbandingan.

Jakarta, 27-Oktober-2013

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1

B. Maksud Dan Tujuan …………………………………………………………………… 1

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………………………… 3

A. Teori Dasar ……………………………………………………………………………….. 3

1. Pengenalan Umum Dan Perlengkapan Mesian Bubut Kayu . 3

2. Spesifikasi Mesin Bubut Kayu ………………………………………….. 3

3. Keselamatan Kerja Pada Mesin Bubut Kayu …………………….. 5

4. Alat Dan Perlengkapan Mesin Bubut ……………………………….. 7

5. Kayu Benda Kerja ……………………………………………………………. 13

B. Teknik Pembubutan Kayu …………………………………………………………. 14

1. Pembubutan Poros/ Senter …………………………………………….. 14

2. Pembubutan Dalam ………………………………………………………… 15

3. Pembubutan Muka/ Lengkung/ Mangkuk ………………………. 16

4. Proses Penyelesaian Dan Pempolesan ……………………………. 18

5. Tip-tip Dalam Pengerjaan Pembubutan Kayu ………………….. 19

6. Ringkasan Pengerjaan Bubut Kayu …………………………………. 20

BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………………………… 31

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. iii

LAMPIRAN: LAPORAN AWAL MESIN BUBUT KAYU ………………………………. iv

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengenalan mesin bubut kayu adalah pengenalan alat dan teknik dasar

yang harus dikuasai dalam pengerjaan produk yang dibuat dengan

menggunakan mesin bubut kayu dalam dunia teknik produksi. Dengan

mengenal mesin bubut kayu, diharapkan pengetahuan tentang proses

manufaktur benda kerja memakai mesin bubut logam bisa mudah

dipahami. Maksud pekerjaan bubut kayu adalah membuat konstruksi atau

part benda kerja dari bahan kayu menggunakan mesin bubut kayu.

Perhitungan-perhitungan matematika yang sebelumnya hanya dalam teori

saja, juga bisa diaplikasikan dalam pengerjaan benda kerja, seperti saat

ujung pahat didekatkan pada permukaan yang berputar, disitu prinsip

matematika tentang titik singgung terilustrasikan. Keberhasilan dalam

pengerjaan bubut kayu tergantung pada:

1. Pemeliharaan mesin bubut, alat-alat, penyeleksian material benda kerja.

2. Pengetahuan tentang teknologi elemen dari benda kerja yang berputar,

titik singgung, pengamatan pada hasil pengerjaan dan alas an-alasannya.

3. Pengembangan teknik dan ketepatan.

4. Tertautnya sikap mental dan aktifitas benda kerja saat pengerjaan.

B. Maksud Dan Tujuan

1. Memberi pengalaman awal yang diperlukan tentang pembuatan benda

kerja pada permesinan logam.

2

2. Mahasiswa dapat memperagakan langkah-langkah menggunakan mesin

bubut kayu dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.

3. Mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang mesin bubut kayu

sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan

pembentukan dan pemotongan kayu.

3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Dasar

1. Pengenalan Umum Dan Perlengkapan Mesin Bubut Kayu

Bagian-bagian utama mesin bubut kayu dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1.: Mesin bubut kayu

2. Spesifikasi Mesin Bubut Kayu

Mesin bubut meja (bench lathe) sederhana pada umumnya digunakan

untuk latihan. Ketentuan ukuran panjang alas, sama dengan dua kali jarak

senter hidup terhadapalasnya. Umumnya 900 mm panjang alas dan 150

4

mm jarak senter terhadap alas. Dan tempat untuk pemasangan benda

kerja, biasanya mesin bubut kayu selalu dilengkapi pelat muka (face-plate),

gigi penggerak (spur-drive, kadang memakai spindel penggerak) dan

penyenter kepala lepas.

Gambar 2.2.: Peralatan standar untuk pemegangan benda kerja

Untuk benda kerja yang perlu pembubutan dalam, biasanya memakai chuk

pencengkeram (cup chuck) karena dalam kasus ini penyenteran tidak bisa

digunakan.

Gambar 2.3.: (Kiri) chuk pencengkeram; (kanan) chuk pencengkeram saat

digunakan bersama penahan 3 titik.

5

Pada umumnya konstruksi mesin bubut kayu terdiri dari:

a) Alas (bed) tempat bergerak kepala lepas.

b) Kepala lepas (tail stock) untuk memasang sumbu mati dan senter mati

dapat digerakkan sepanjang alas.

c) Kepala tetap (head stock) berada sebelah kiri dari alas untuk tempat

sumbu hidup.

d) Senter hidup untuk memutarkan kayu dipasang pada sumbu hidup.

e) Pelat pembawa (face plate) digunakan untuk membuat biasa atau

membubut piringan (pekerjaan-pekerjaan bubutan yang tidak bisa

menggunakan kedua senter), dan biasanya ada lubang-lubang untuk

pemasangan jig-jig penahan benda kerja.

f) Penahan pahat (tool rest), untuk menahan pahat waktu membubut dan

dapat digerakkan sepanjang alas.

g) Mesin bubut cetak (pattern maker's lathe) seperti mesin bubut meja

tapi ukuran besar 200 mm - 600 mm jarak senter terhadap alas, dan

2.400 mm- 3.600 mm feet/kaki panjang alasnya. Mesin ini bergerak

otomatis.

h) Mesin bubut piringan (face lathe) hanya khusus untuk mengerjakan

piringan.

i) Mesin bubut kayu produksi massal (production lathe) mempunyai pisau

dan kayu yang bergerak secara otomatis serta berukuran besar.

3. Keselamatan Kerja Pada Mesin Bubut Kayu

Pada prinsipnya keselamatan kerja dalam bubut kayu menitik-beratkan

kepada perlindungan mata dan saluran pernafasan. Oleh sebab itu, sangat

dianjurkan untuk menggunakan pelindung mata (safety glasses/ goggles/

6

face shield) dan pelindung pernafasan (masker hidung). Juga debu menjadi

permasahan utama dalam bubut kayu, jadi penyedot debu akan sangat

membantu kebersihan (house-keeping) saat pengerjaan bubut kayu

(gambar 2.4.).

Detail tentang keselamatan kerja dalam bubut kayu, dijabarkan dalam poin-

poin berikut:

a) Pergunakan pahat bubut yang tajam serta bentuk menurut aturan

sesuai dengan penggunaannya. Pahat yang tumpul berpotensi

menimbulkan gesekan dan panas yang berlebih. Asah pahat secara

berkala, dan diusahakan saat menggerinda warna pahat tidak berubah

(perlu pendinginan yang mencukupi).

b) Senter hidup memutarkan kayu, senter mati berputar bebas dengan

kepala lepas terkunci pada posisinya.

c) Putaran mesin sesuai dengan ukuran kayu dan bentuk pemotongan.

d) Bila menggunakan pelat pembawa, pekerjaan disekrup terhadap pelat

pembawa pemotongan bebas dari paku sekrup dan pelat pembawa.

e) Teliti agar kayu pekerjaan tidak akan pecah.

f) Jarak kayu pekerjaan terhadap penahan pahat 3 mm.

g) Penahan pahat dan pahatnya 3 mm di atas senter.

h) Kayu pekerjaan setelah dipasang pada kedua senternya harus diputar-

putar dengan tangan sehingga betul-betul bebas sebelum

menghidupkan mesin.

i) Kayu pekerjaan yang kecil dan panjang harus ditahan dengan penahan

pembantu.

j) Pakai lengan baju yang pendek dan rapi.

k) Jangan memegang kayu pekerjaan yang sedang berputar.

7

l) Pegang pahat dengan teguh, telapak tangan menghadap ke bawah.

m) Minyaki gesekan kayu pekerjaan dengan senter mati.

n) Jangan berdiri sejajar dengan putaran pekerjaan apabila membubut

dengan menggunakan plat pembawa.

o) Jauhkan penahan pahat atau buka penahan pahat apabila

mengampelas.

p) Jauhkan benda-benda yang mengganggu kelancaran bekerja.

q) Bekerjalah dengan pikiran yang tenang dan waspada.

Gambar 2.4.: Peralatan keselamatan (PPE: face-shield, masker, glasses), dan untuk

instalasi ada penyedot debu dilengkapi dengan filter.

4. Alat Dan Perlengkapan Mesin Bubut, adalah

a) Pemegang mata bor (drill chuck).

b) Universal chuck untuk memegang kayu yang tidak bisa dipegang oleh

senter atau piringan pembawa (face plate).

c) Penahan kayu untuk/waktu mengebor (drill-pad).

d) Penahan getaran (steady rest) untuk menahan getaran waktu membuat/

membubut yang kecil-kecil.

e) Gerinda khusus untuk mengasah/membentuk pahat bubut. Ketika pahat

bubut berhenti memotong dengan baik, maka itu pertanda pahat perlu

diasah kembali. Untuk pengasahan pahat dianjurkan memakai roda

8

gerinda warna putih atau berwarna batu rubi (aluminium oxide) atau

yang warna biru keramik untuk penggerindaan yang presisi (roda

gerinda abu-abu sering mengalami penumpulan ada roda gerinda).

Penggerindaan harus diusahakan untuk menjaga kandungan metalurgi

pahat (jangan overheat, pendinginan sangat diperlukan). Sangat

dianjurkan menggunakan jig terutama untuk pengasahan pahat jenis

gouge. Perhatian! Penggerindaan sangat berbahaya, gunakan alat

keselamatan (PPE) selalu.

Gambar 2.5.: Beberapa penggunaan jig untuk pengasahan pahat

f) Alat ukur, seperti penggaris, jangka ukur dan jangka sorong.

Karena pada prinsipnya ada 3 macam pengerjaan dalam pembubutan

kayu (pengerjaan senter/ poros, pengerjaan bubut dalam dan

pengerjaan lengkung/ mangkok), alat-alat ukur untuk tiap tipe

pengerjaan ada sedikit perbedaan.

9

Gambar 2.6.: Alat-alat ukur bubut kayu beserta contoh-contoh hasil kerja.

g) Pembagian alat-alat ukur bubut kayu berdasar tipe pengerjaan:

1) Pembubutan senter/poros, alat ukurnya meliputi: jangka luar

berpegas, penggaris, jangka sorong, dan jangka pembagi.

2) Pembubutan dalam, alat ukurnya meliputi: alat-alat ukur untuk

pembubutan senter (seperti di atas), mata bor panjang (untuk

mengukur kedalaman pengeboran) dan jangka dalam berpegas.

3) Pembubutan lengkung/ mangkok, alat ukurnya meliputi: jangka

dobel, jangka luar, jangka pembagi, mata bor panjang, penggaris dan

siku.

h) Alat-alat persiapan kayu, seperti gergaji portable, gergaji pita. Sebelum

kayu dilakukan pengerjaan bubut, tentu saja kayu dibentuk sesuai

10

ukuran awal (raw dimension), sehingga proses pembubutan akan lebih

efektif.

Gambar 2.7.: Mesin gergaji untuk persiapan benda kerja kayu

i) Mesin bor, digunakan untuk pengeboran senter pada raw material.

Gambar 2.8.: Mesin bor meja dan bor portable

j) Kadang untuk mesin bor portable bisa digunakan untuk proses

pengampelasan (sanding) yang ampuh.

k) Mesin pengamplas (sanding) dan penyelesaian (finishing). Bisa

menggunakan yang roll atau yang lembaran. Finishing yang terbaik

adalah menggunakan jenis lembaran dengan bantuan kain

dibelakangnya, karena akan mengikuti kontur dari benda kerja.

l) Pahat bubut kayu. Ada beberapa macam pahat bubut yang digunakan

dan dengan bahan yang berbeda juga. Sampai saat sekarang ini bahan

11

HSS (High Speed Steel) lebih diminati karena HSS kekerasannya terjaga

pada temperature yang tinggi sehingga lebih tahan terhadap kerusakan

akibat panas yang berlebih saat penajaman (penggerindaan). Untuk

mengetahui apakah pahatnya HSS apa tidak, bisa dilakukan grinding tes,

apabila warna bunga apinya putih, pastilah bukan HSS, tapi kalo warna

bunga apinya warna jingga seperti meteor, itu berarti HSS. Saat ini

sudah ada pahat yang terbuat dari carbide yang mempunyai kualitas

diatas HSS, seperti gambar dibawah.

Gambar 2.9.: Contoh pahat yang terbuat dari carbide (kiri), konstruksi pemasangan

insert pahat pada pahat holder (tengah) dan aplikasi pemakaian

pahat (dalam contoh adalah saat pengerjaan dalam).

Pahat bubut dari bentuk dan kegunaannya ada banyak macamnya,

namun untuk pemula, biasa menggunakan pahat sebagai berikut:

1) Pahat kuku (gouge) tiga buah, 25 mm; 12,5 mm; 30 mm.

Pahat kuku biasa digunakan untuk pembubutan muka karena pahat

memakan secara tegak lurus terhadap sumbu mesin bubut.

Gambar 2.10.: Contoh berbagai macam ujung mata pahat kuku (gouge)

12

2) Pahat miring (skew chisel) dua buah 25 mm; 12,5 mm.

Mudah dikontrol, karena mata pisaunya bisa selaras dengan sudut

benda kerja, dan perlu terlalu besar kontaknya dengan rest toolnya.

Gambar 2.11.: Contoh berbagai macam ujung mata pahat miring (skew)

3) Pahat pemotong (parting tool) sebuah. Digunakan untuk

pemotongan benda kerja.

Gambar 2.12.: Contoh berbagai macam ujung mata pahat pemotong

4) Pahat lancip (diamond point) sebuah. Berfungsi hamper sama

dengan pahat pemotong, juga untuk pengerjaan detail.

Gambar 2.13.: Contoh pahat lancip (diamond point)

5) Pahat hidung (round nouse chisel) sebuah. Biasa digunakan untuk

scrapping (pengerjaan pengkasaran), atau pengerjaan yang gouge

tidak bisa digunakan.

13

Gambar 2.14.: Ilustrasi pahat hidung dalam penggunaannya

5. Kayu Benda Kerja

Kayu yang dipilih untuk bubut kayu, disesuaikan dengan benda kerja yang

akan dibubut. Untuk tahap awal bagi yang belum berpengalaman,

sebaiknya menggunakan kayu yang lunak. Alur batangan kayunya

diusahakan yang lurus dan sedikit/ tidak ada sama sekali bagian

percabangan. Tidak boleh ada keretakan atau pecah pada kayunya karena

pada saat dibubut, bagian ini bisa terlepas dan melayang dengan kecepatan

yang cukup cepat. Pemeriksaan retakkan kayu ini juga perlu dilakukkan

saat pengerjaan bubut, dan dilakukan secara berkala, karena ada

kemungkinan retaknya tidak tampak saat kayu belum dibubut, dan baru

tampak setelah dilakukan proses pembubutan.

Untuk pembuatan poros kayu, setelah mendapatkan kayu yang bagus,

bahan dipotong secara persegi sama sisi yang memanjang (sesuai

kebutuhan), beri kelebihan bahan sekitar 10% - 20% untuk pemotongan,

pencengkraman dan penyenteran. Sebagai contoh: bila kayu yang tersedia

berukuran 2in x 4in memanjang, maka kayu bisa dipotong menjadi ukuran

2in x 2 in. Kemudian bisa dichamper (potong miring sisi-sisinya), sehingga

14

membentuk segi 8. Metoda ini bisa mengurangi volume kayu yang harus

dibubut untuk dibentuk sesuai yang diinginkan.

B. Teknik Pembubutan Kayu

Ada beberapa teknik dalam pembubutan kayu, yaitu:

1. Pembubutan Poros/ Senter, biasanya benda kerja dijepit kedua ujung.

Pahat-pahat yang digunakan dalam pengerjaan poros ini antara lain: pahat

kuku pengkasaran (gouge), pahat miring (skew), pahat kuku dangkal

(shallow gouge) dan pahat potong (parting).

Gambar 2.15.:Pahat-pahat untuk pembubutan poros (dari atas ke bawah): pahat kuku

detail, pahat miring, beading dan parting (pemotong) tool, pahat kuku

dangkal dan pahat kuku dalam untuk pengkasaran.

Gambar 2.16.:Pemotongan yang baik dan bersih bila pahat membentuk sudut 45° (kiri),

contoh pengerjaan poros dengan berbagai penggunaan pahat.

15

Kunci pembubutan yang terkontrol yaitu biarkan kayunya datang ke pahat,

jangan menekan pahat ke kayu yang sedang berputar, dan usahakan pahat

membentuk sudut 45° terhadap sumbu. Dan pengerjannya dimulai dari

diameter yang besar ke diameter yang kecil (lihat gambar 2.10. kiri).

Kecepatan putar mesin bubut tergantung dari diameternya (makin kecil

diameter makin cepat putarannya), juga tergantung jenis pengerjaannya.

Untuk pengerjaan dalam dan lengkung, menggunakan kecepatan setengah

atau kurang dari kecepatan yang digunakan di pengerjaan poros.

Tabel 2.1.: Daftar kecepatan putar mesin bubut untuk pengerjaan senter/ poros

2. Pembubutan Dalam, benda kerja dijepit disalah satu sisi dan pengerjaan

awalan untuk bagian dalam biasanya diawali dengan bor dengan kedalam

dari lubang yang dikehendaki, atau cara yang kedua dengan mendorong

pahat langsung ke kedalaman yang dibutuhkan.

16

Gambar 2.17.: Jenis pahat yang digunakan untuk pengerjaan dalam (pahat yang

di gambar kiri untuk pengerjaan lubang yang dangkal, sedang

pahat yang kanan untuk pengerjaan lubang yang dalam)

Gambar 2.18.: Pengerjaan awal dengan mengebor (kiri) dan dengan pahat kuku

Kecepatan putar untuk pengerjaan awal ini jangan sampai lebih dari 1000

rpm (rata-rata kecepatan putarnya adalah setengah/ kurang dari nilai yan

ada di tabel 2.1.). Dan untuk pengerjaan finishing, kecepatan mesin yang

biasa dipakai adalah di kisaran 300 rpm.

3. Pembubutan Muka/ Lengkung/ Mangkuk, benda kerja dijepit dengan

bantuan jig/ chuck. Pembubutan ini tingkat berbahayanya tinggi karena

ketebalan benda kerja yang lebih tipis dari pembubutan lainnya, sehingga

mudah pecah dan melayang saat pembubutan. Untuk pembubutan

pengkasaran gunakan pahat kuku flut.

17

Gambar 2.19.: Pahat dasar untuk pengerjaan muka/ lengkung.

Gambar 2.20.: Pengerjaan awal pengkasaran (kiri) menggunakan pahat kuku flut dengan

cara mengarahkan pahat ke arah pemakanan

Semua gerak pemotongan pada pembubutan muka, dimulai dari bagian

yang berdiameter kecil ke diameter yang besar, karena pengikisan/

pemakanan benda kerja dilakukan 90 derajat dari sumbu mesin bubut. Saat

membubut profil, rest (tool penahan) harus didekatkan sedekat mungkin ke

permukaan yang sedang dikerjakan.

18

Kecepatan putarnya juga tersendiri seperti table berikut:

Tabel 2.2.: Kecepatan putar mesin bubut untuk pengerjaan lengkung atau muka

4. Proses Penyelesaian Dan Pempolesan

Untuk mendapatkan pempolesan yang berkualitas tinggi dan tahan lama,

benda kerja harus diamplas sampai halus dengan sempurna. Jika pahatnya

diasah dengan baik, maka hanya diperlukan sedikit pengamplasan. Kertas

amplas tidak difungsikan sebagai alat untuk memotong/ mengurangi kayu

saat pengerjaan di dimensi bahan kerja. Jadi saat memakai kertas amplas

pada mesin bubut yang kecepatannya putarnya menengah, jangan sampai

mengamplas kayu terlalu banyak, khususnya untuk benda kerja yang kotak

(bersudut tajam). Saat memakai kertas amplas baru gunakan amplas halus

(gradenya 00 atau 0), dan gerakkan kertas amplas pelan-pelan dari ujung ke

ujung, sehingga tidak ada guratan dalam pada benda kerja.

Proses penyelesaian bisa memakai 2 metoda:

a) Saat benda kerja masih terpasang di mesin bubut, bisa dilakukan

pengikiran dengan kecepatan mesin yang paling rendah.

19

b) Menggunakan cara pempolesan Prancis (seperti proses pemplituran),

yaitu sebuah teknik yang menghasilkan permukaan yang mengkilap

dan warna yang dalam. Teknik pempolesan Prancis ini terdiri dari

memberi/ membuat lapisan-lapisan tipis pada kayu dengan

menggunakan campuran alkohol dan resin (shellac) memakai

batangan pempoles yang dilumasi dengan minyak. Batangan

pempoles ini terbuat dari kain katun/ wol yang dijahit pada kain

persegi yang tebal. Prosesnya lama dan berulang-ulang, dan dalam

interval waktu yang cenderung sama dengan teknik yang sama.

Proses finishing ini perlu latihan dan pengalaman yang cukup memadai

untuk menghasilkan hasil yang memuaskan.

5. Tip-Tip Dalam Pengerjaan Pembubutan Kayu

a) Selalu jaga agar pahat pembubut dalam keadaan tajam.

b) Pelihara tempat kerja selalu bersih dan rapi.

c) Gunakan alat pengukur (JIG) untuk pekerjaan yang berulang. Kaliper dan

templet dapat menghasilkan hasil yang relative sama.

d) Perlu banyak waktu untuk berlatih, karena alat/ pahat ini adalah hanya

sebagai alat bantu kerja tangan, hasil yang sempurna hanya dalam

waktu semalam.

e) Selalu perhatikan untuk kasus emerjensi.

f) Pilih kayu yang sesuai untuk kerjaan bubut.

g) Mulailah dengan membuat benda kerja yang kecil seperti yoyo, gasing.

20

6. Ringkasan Pengerjaan Bubut Kayu.

Pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mesin bubut kayu

Memasang kayu pada mesin bubut untuk

membuat bulat torak:

1. Buatlah kayu yang akan dibubut

balok yang berpenampang bujur

sangkar.

2. Buatlah tanda silang (diagonal)

pada kedua ujung kayu, dimana

yang satu ujung dengan gergaji dan

satu ujung lagi dengan potlot (lihat

gambar disamping).

3. Ambil senter hidup dan pukul

ditengah-tengah tanda silang

dengan gergaji tadi sehingga

senternya masuk + 5 mm.

4. Masukkan senter hidup pada

sumbu hidupnya, dan senter mati

pada sumbu mati.

5. Tempatkan kayu pada kedua

senter, bagian ujung yang disilang

dengan gergaji pada senter hidup.

Dan ujung yang ditusuk dengan

senter mati harus diberi minyak

pelumas.

6. Atur penahan pahat, dari sudut

kayu 3 mm bebas dan tingginya 3

mm di bawah senter.

Gambar persiapan mesin bubut

a) Gambar memasang senter hidup

pada kepala kayu

b) Gambar pemasangan kayu pada

mesin bubut

Membuat kasar bulat torak:

1. Ambillah pahat kuku yang

berukuran besar.

2. Jalankan mesin.

3. Simpanlah pahat di atas penahan

pahat. Bila akan membubut dengan

21

cara mengeruk pahat disimpan

mendatar.

4. Bila akan membubut dengan cara

mengiris pahat disimpan miring.

5. Untuk lebih cepat dan hasilnya baik,

ialah dengan cara mengiris (lihat

gambar disamping).

6. Di bagian kanan kayu pekerjaan

gerakkan pahat ke arah kepala

lepas.

7. Ulangi pembubutan arah ke kiri dan

tinggal sedikit pahat digerakkan ke

arah kepala tetap. (lihat gambar

disamping).

8. Pekerjaan membubut kasar harus

dibantu dengan mengukur besar

bulatan mempergunakan jangka

bengkok, dimana pada tiap-tiap

bagian ukurannya dilebihkan 3 mm

dan pahat untuk menentukan

ukuran ialah pahat pemotong (lihat

gambar disamping).

9. Ulangi pekerjaan tadi sehingga

hasilnya baik, lurus pada tiap-tiap

bagian yang dikerjakan dengan

pengukuran jangka bengkok.

10. Untuk menentukan diameter kayu

pekerjaan atau memotong,

dipergunakan pahat pemotong

(lihat gambar disamping).

11. Selanjutnya harus kita haluskan

dengan pahat bubut miring.

22

Gambar pembubutan bulat torak

a) Membubut kasar bulat torak dengan

cara mengiris kearah kanan

b) Membubut bulat torak dengan cara

mengiris

c) Memeriksa diameter hasil bubutan

dengan jangka bengkok

d) Pekerjaan memotong untuk

menentukan diameter kayu dengan

pahat pemotong

Menghaluskan :

1. Pahat yang digunakan ialah pahat

miring yang besar.

2. Untuk tarap belajar kerjakan cara

mengeruk untuk yang sudah agak

trampil kerjakan cara mengiris.

Dengan cara mengiris hasilnya lebih

baik tetapi mengerjakannya agak

sukar (lihat gambar disamping).

3. Bila dengan cara mengeruk simpan

pahat di atas penahan pahat

dengan kedudukan pahat miring

dan yang mengenai kayu pekerjaan

hanya tengah-tengah mata pahat.

Pahat digerakkan ke arah sudut

lebih kecil dari 900 antara sudut

letak pahat dan kayu pekerjaan.

Pekerjaan ini dilakukan berulang

kali hingga ukuran yang dibutuhkan

tercapai lurus dan licin.

4. Untuk memeriksa apakah lurus atau

tidak, digunakan kayu atau mistar

besi yang betul-betul lurus dan

diletakkan pada kayu pekerjaan

sebelum dibuka dari kedua senter

mesin bubut.

5. Bila akan dihaluskan lebih halus

Gambar pekerjaan penghalusan

a) Mengahaluskan dengan pahat miring

secara mengiris

b) Membuat bulat tirus dengan pahat

miring

23

lagi, kita gunakan ampelas, putaran

mesin dipercepat, mengenakan

ampelas mengampelas dalam

keadaan berputar.

Menyikukan dada kayu :

1. Pahat yang digunakan ialah pahat

pemotong dan pahat miring.

2. Letakkan potlot pada salah satu titik

yang akan dipotong disikukan.

3. Putarkan kayu pekerjaan dengan

tangan atau dengan mesin sehingga

terdapat garis sekeliling kayu yang

akan disikukan. Bisa juga

menggunakan ujung runcing dari

pahat miring.

4. Buatlah dada siku dengan pahat

pemotong dilebihkan kira-kira 1,6

mm dari keadaan sebenarnya ke

arah luar.

5. Haluskan dada tersebut dengan

ujung runcing pahat miring dengan

gerakan yang betul-betul siku

terhadap arah panjang kayu

pekerjaan (lihat gambar disamping)

Gambar pembuatan siku dada kayu

a) Menyikukan dada kayu dengan pahat

miring

b) Menghaluskan dada kayu dengan pahat

miring

Membuat cekung :

1. Pahat yang digunakan ialah pahat

kuku dengan ukuran lebih kecil dari

cekungan yang akan dibuat.

2. Caranya ada dua operasi yaitu cara

mengeruk dan cara mengiris.

24

3. Berilah tanda garis batas cekung

yang akan dibuat dengan potlot.

4. Cara mengeruk mudah dan aman

tetapi hasilnya agak kasar.

5. Pahat diletakkan rata dan didorong

tegak menuju kayu pekerjaan

sampai batas yang dikehendaki.

6. Cara mengiris membutuhkan

keahlian dan keterampilan yang

cukup.

7. Potong/buat alur di tengah-tengah

dengan pahat pemotong sampai

batas kira-kira lebih besar 1,6 mm

dari dalam cekung yang akan

dibuat.

8. Letakkan pahat dengan arah lebar

90° terhadap penahan pahat dan

ujung tajam 90° terhadap kayu

pekerjaan, pada jarak 0,8 mm

sampai dengan 1,6 mm dari sisi

luar.

9. Kalau sebelah kiri alur, pahat

diputar berlawanan dengan arah

putaran jarum jam sambil ditekan

terhadap kayu pekerjaan, titik

tajam, pahat menuju alur dan pada

waktu kedudukan pahat ada di

tengah (lihat gambar disamping).

10. Tengah lengkungan, pahat jadi

mendatar tegak terhadap kayu

pekerjaan. Kalau di sebelah kanan

alur maka pahat digerakkan

kebalikannya kecuali terhadap

penahan pahat dan kayu pekerjaan.

Jadi yang dibalikkan itu putaran dari

perut pahat.

11. Hasil dengan cara mengiris halus

sekali bisa sampai mengkilap.

Gambar pembuatan bulat cekung

a) Membuat cekung dengan pahat kuku

b) Mengukur diameter cekungan dengan

jangka bengkok

25

Membuat cembung :

1. Pahat yang dipakai ialah pahat

pemotong untuk batas cembung

dan untuk membuat cembungnya

digunakan pahat miring.

2. Yang dimakankan ialah sudut yang

tumpul dari pahat miring

dilaksanakan seperti pekerjaan

mengiris pada waktu membuat

cekung (lihat gambar disamping).

3. Dapat dengan cara mengeruk

menggunakan pahat miring yang

digunakan sisi tajam bagian tengah.

4. Umumnya dengan cara ini hasilnya

sedikit pecah-pecah.

Gambar membubut cembung dengan pahat

pemotong dan pahat miring

Membubut piringan :

1. Kayu yang akan dibubut

dipersiapkan dan telah dibuat bulat

atau segi banyak beraturan dengan

mesin gergaji pita.

2. Senter mati dan senter hidup pada

mesin bubut dibuka.

3. Kayu yang telah disiapkan dipasang

piringan pembawa (pace plate)

dengan sekrup paling sedikit 3 buah

sekrup dengan panjang

diperhitungkan sehingga nanti tidak

terkena oleh pahat sewaktu

membubut.

4. Umumnya didahulukan membubut

bagian belakang dari piringan (lihat

gambar disamping).

5. Membubut bisa dilakukan di bagian

dalam atau di ujung luar sumbu. Ini

tergantung dari besar kecilnya yang

kita bubut.

6. Lebih baik memakai penahan pahat

26

berbentuk siku pahat lancip dan

hanya bisa dengan cara mengeruk,

dapat juga dipakai pahat kuku.

7. Mulailah membubut bagian

belakang dari piringan.

8. Membubut bagian muka piringan,

maka kayu piringan dibuka dari

pace plate dan dipasang lagi pada

piringan pembawa bagian belakang

yang telah dibubut, memasangnya

boleh pakai sekrup apabila

kemungkinan nantinya akan

terbuang. Apabila bagian belakang

harus rapi usahakan memakai kayu

penolong untuk menyekrup kayu

itu, dilem pada piringan bagian

belakang dengan memakai

perantara kertas untuk

memudahkan membubut.

9. Sama seperti membubut bagian

belakang dilakukan dengan cara

mengeruk. Bila perlu

dipoles/dipelitur bisa langsung pada

waktu terpasang pada mesin bubut

dalam keadaan berputar.

10. Memisahkan piringan dengan kayu

pembantu harus dipahat dengan

pahat tusuk. Dengan demikian

selesailah pekerjaan membubut

piringan

Gambar pembubutan bulat piringan

a) Membubut piringan bagian belakang

b) Membubut piringan bagian muka

Membubut spiral tunggal :

1. Kayu pekerjaan disiapkan dengan

dua ujungnya dibuat garis silang

diagonal.

2. Kerjakan pembubutan sampai

terbentuk bulat torak dengan

ukuran yang dikehendaki.

27

3. Lukislah garis kisar dengan jarak

yang sama dengan diameter di

tempat itu dengan menggunakan

pensil mengelilingi kayu pekerjaan.

4. Dari kedua ujung garis

dihubunghubungkan sejajar sumbu

kayu sehingga akan berpotongan

dengan kisar.

5. Dengan menggunakan kertas kecil

atau plister titik pertemuan kisar

dan garis memanjang dihubungkan

melilit kayu pekerjaan dimana tiap

¼ keliling bergeser seperempat

kisar.

6. Mengikuti lilitan kertas digergaji

sedalam spiral yang dikehendaki.

7. Mengikuti garis gergaji dikikir bulat

dan dikikir ½ bulat sehingga

terbentuk lilitan spiral bulat

tunggal.

8. Dihaluskan memakai amplas dan

bila perlu dpoles/dipelitur langsung

pada mesin bubut keadan berputar.

9. Gambar disamping memperlihatkan

cara melukisnya.

Gambar membuat spiral tunggal

28

Membubut spiral berganda :

1. Pekerjaan ini sama halnya seperti

membuat spiral tunggal yaitu

melukis bentuk spiral sesuai dengan

ukuran yang dibutuhkan.

2. Dililit dengan kertas kecil/plister

dua buah lilitan dimulai dari dua

buah titik yang berlawanan satu

sama lain (lihat gambar disamping).

3. Pergeseran lilitan tiap-tiap ¼ keliling

naik setengah kisar.

4. Melalui kisar dibor dengan

perlengkapan lubang persegi

sedalam setengah diameter

ditambah kira-kira 2 mm dengan

menggunakan atas/meja yang

berbentuk huruf V.

5. Pasang kembali pada mesin bubut

dan bulatkan dengan kikir setengah

bulat sehingga membentuk spiral

bulat yang baik.

6. Haluskan dengan ampelas hingga

halus bila perlu langsung pelitur

pada waktu terpasang pada mesin

bubut.

Gambar membuat sprical ganda

Membubut bulat lonjong :

1. Cara pelaksanaannya sama seperti

bulat torak.

2. Tiap-tiap ujung kayu membutuhkan

tiga buah titik senter.

3. Pada ujung satu lagi titik senternya

harus betul-betul simetris dengan

ujung yang lain. Bila tidak demikian

mungkin terjadi tirus atau lonjong

tak beraturan.

4. Jadi pada kedua sisi lebar dan sisi

29

tebal harus ditarik garis lurus/atau

perusut untuk mendapatkan titik

yang dimaksud.

5. Selesaikan pekerjaan membubut

seperti membubut bulat torak, titik

senter tadi yang tengah untuk

membulatkan bagian tebal yang kiri

untuk sisi lebar yang kanan dan

yang kanan untuk sisi lebar yang

lain.

6. Untuk eksentris tinggal mengatur

tebal dari titik senter berapa

eksentris yang dibutuhkan.

Mengebor lubang pada mesin bubut :

Dua macam cara untuk mengebor pada mesin bubut ialah kayu yang berputar atau mata

bor yang berputar. Untuk membuat lmengebor yang paling baik ialah kayu yang berputar

dan mata bor dipasang pada kepala lepas.

Mengebor bila kayu yang berputar :

1. Kayu pekerjaan dipasang pada

kepala tetap dengan

dipegang/disekrup pada piringan

pembawa atau dipegang oleh

ragum khusus untuk mesin bubut.

2. Mata bor dipegang pada chucknya

dan chuck dimasukkan pada tempat

senter kepala lepas.

3. Mata bor undurkan pada posisi

yang bebas dari kayu pekerjaan,

kemudian kepala lepas majukan

hingga mata bor tepat mengenai

titik yang akan dibor.

4. Kepala lepas dikunci pada relnya,

dan untuk senter mati buka

kuncinya kemudian jalankan mesin.

Majukan senter lepas yang

Mengebor bila mata bor yang berputar :

1. Pelaksanaan hanya membalikkan mata

bor dan kayu pekerjaan.

2. Mata bor dengan chucknya dipasang

pada senter hidup.

3. Kayu pekerjaan dengan senter hidup

dipasang pada kepala lepas.

4. Pengaturan selanjutnya seperit pada

mengebor dengan kayunya yang

berputar.

5. Harus beda pemegang kayu agar tidak

berobah ke saming/bergerak oleng

waktu dibor tapi kayu dapat bergerak

bebas maju sejajar senter. Ini biasanya

ada spesial pemegang yang dipasang

pada rel bersama dengan kepala lepas

6. Pengeboran dilakukan seperti mengebor

tersebut di atas, tetapi sekarang kayu

yang dimajukan sampai lubang selesai.

30

memegang bor perlahan-lahan

hingga lubang selesai.

5. Bila lubang yang dibuat tembus

sedangkan bor tidak cukup, dapat

dilakukan dengan membalikkan

kayu. Ujung yang telah dibor selain

dipegang oleh pemegang khusus

dapat pula oleh piringan pembawa

yang telah dipasang pen yang dapat

masuk pada lubang kayu pekerjaan

yang telah dibor tadi dengan

keadaan seret tapi bebas berputar.

Maksudnya agar senter kayu yang

dibor betul-betul tepat pada senter

lubang yang telah dibor itu.

Kerjakan sel selanjutnya seperti

mengebor pertama.

Tabel 2.3.: Pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mesin bubut kayu

31

BAB III

KESIMPULAN

Mesin bubut kayu dapat digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan

diantaranya adalah membuat bulat torak, tirus, membuat bulat lonjong,

membuat siku dada kayu, membuat cekung atau cekung, membuat bulat

piringan, membuat bulat spiral tunggal, membuat bulat spiral ganda dan

membuat lubang.

Secara ringkas dapat dikelompokkan lagi menjadi pekerjaan utama dalam

mesin bubut kayu yaitu membuat bulat torak, membuat bulat lonjong,

membuat bulat spiral dan membuat bulat piringan.

iii

DAFTAR PUSTAKA

Conover, Ernie. The Lathe Book A Complete Guide to the Machine and Its

Accessories. Newton, CT: The Taunton Press, Inc, 2001.

Donovan, Mike, David Palmer, Clive Partridge, and David Pledge. An Introduction

to Woodturning.

Loni_lings, Salma W., and Qwaz. How to Use a Wood Lathe.

http://www.wikihow.com/Use-a-Wood-Lathe (accessed 10 24, 2013).

Raffan, Richard. Turning. Newton, CT: The Taunton Press, Inc, 2005.

Wikipedia. French Polish. Oct 18, 2013.

http://en.wikipedia.org/wiki/French_polish.

Yogyakarta, Tim Fakultas Teknik Universitas. Kode Modul M4.18A: Operasi Mesin

Kerja Kayu Secara Umum. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2004.

iv

LAMPIRAN

- LAPORAN AWAL MESIN BUBUT KAYU

LAPORAN AWAL MESIN BUBUT KAYU

Penyusun:

Nama :

NRP :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA SELATAN

MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan awal dibuat guna membekali mahasiswa tentang informasi sekilas tentang praktikum

yang hendak dilaksanakan.

Tujuan Utama:

1. Mahasiswa mencari informasi tentang alat-alat praktikum yang akan dilakukan, sebelum

mahasiswa melakukannya sendiri dibawah bimbingan tim laboratorium mesin

2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan dan fungsi dari alat-alat praktikum

3. Mahasiswa aktif melakukan dokumentasi terhadap apa yang dikerjakannya.

TEORI SINGKAT MESIN BUBUT KAYU

Gambar mesin bubut kayu sederhana

Mesin bubut tersedia dalam berbagai ukuran semua dengan fasilitas yang berbeda . Namun,

konstruksi dasar adalah sama . Bubut terdiri dari headstock yang mana motor akan berlokasi

terhubung ke poros penggerak pusat atau poros oleh Pulleys atau langsung melalui motor

induksi ( jenis drive biasanya pada akhir lebih mahal dari pasar) . Spindle adalah threaded dan

ukuran benang umum adalah ¾ " x 16 TPI . 1 " x 8 TPI , dan M33 x 3,5 TPI ( TPI = Gigi per Inch ) .

Pada ujung mesin bubut adalah tailstock yang mendukung ujung kayu saat memutar spindle

atau " antara pusat " proyek . Tailstock mengandung pena yang bergerak untuk memungkinkan

spindle akan mencengkeram pusat menjadi-tween . Kepala dan ekor saham dipasang ke tempat

tidur bubut yang biasanya terdiri dari dua bar atau padat cor konstruksi besi . Bubut akan

dipasang pada beberapa bentuk berdiri , baik bangku atau struktur berdiri bebas khusus dibuat

untuk mesin bubut tersebut .

Di bagian bawah adalah bed/ landasan untuk mensupport semua komponen di atasnya

(headstock, tailstock dan toolrest), berfungsi juga mengantarkan tool rest sepanjang benda

kerja (kayu) saat pengerjaan kayu.

Toolrest digunakan untuk menahan alat potong yang digunakan ke benda kerja, bisa digerakkan

secara melintang atau searah dengan sumbu bed

Gambar penggunaan toolrest

MACAM-MACAM WOOD CHISELS

Wood chisels adalah pahat yang digunakan untuk pengerjaan kayu (seperti ditunjukkan dalam

gambar di halaman sebelumnya). Ada berbagai macam wood chisel yang tersedia di pasaran.

Wood chisels ini ada yang panjang, bulat, melengkung, tergantung kebutuhan dalam

pengerjaan bubut kayu.

Beberapa jenis wood chisels:

Gouges; ini biasanya untuk memotong bentukan cutting edges yang khusus, seperti untuk

pengerjaan bentuk mangkuk.

Gambar gauges chisels

Scrapers; bentuk pahat ini biasanya datar atau sedikit lengkung digunakan untuk

menghilangkan kayu yang datar atau berbentuk silinder atau untuk membentuk kayu secara

kasar.

Gambar scrapper

Parting tool; berbentuk tipis dan ujungnya berbentuk seperti huruf V, berfunsi untuk

pemotongan benda kerja.

Gambar contoh jenis parting tool

Spoon cutter; bagian alat potongnya berbentuk seperti sendok, digunakan untuk

pembentukkan mangkuk.

Bentuk-bentuk mata pisau yang lain juga dapat dijumpai seperti skew (miring), fluted (bentuk

seperti flute), spindle (berbentuk seperti spindel).

ALAT-ALAT KESELAMATAN KERJA

Beberapa alat keselamatan kerja (PPE; Protective Personal Equipment) minimum yang harus

digunakan saat melakukan bubut kayu adalah kata mata, masker dan sepatu dengan hard toe.

Dan alat keselamatan lainnya, yang memungkinkan untuk disediakan adalah alat pemadam

kebakaran, mengingat serpihan kayu dan gesekan yang bisa menimbulkan panas, bisa memicu

timbulnya api dengan mudah.

Kabel listriknya diusahakan tidak menggunakan extension cable. Dan listrik yang digunakan

harus ada pengaman short circuit.

PEMILIHAN BAHAN KERJA

Untuk permulaan, bahan kayu yang dipilih untuk pengerjaan bubut kayu ini, diusahakan yang

agak lunak. Lihat serat kayunya, dicari yang lurus, tidak ada mata kayunya. Jangan pernah

membubut kayu yang ada retak/ belah, atau ada alur kayu yang mulai memisah, karena bagian

ini akan terpisah saat pengerjaan bubut, dan bisa terbang saat proses bubut dengan kecepatan

tinggi.

Gambar pemeriksaan retakkan kayu saat pembubutan dilakukkan berkala

Pemeriksaan retakkan kayu ini juga perlu dilakukkan saat pengerjaan bubut, dilakukkan secara

berkala, karena ada kemungkinan retaknya tidak tampak saat kayu belum dibubut, dan baru

tampak setelah dilakukan proses pembubutan.

BEBERAPA TIP-TIP DALAM PENGERJAAN PEMBUBUTAN KAYU

• Selalu jaga agar pahat pembubut dalam keadaan tajam

• Pelihara tempat kerja selalu bersih dan rapi

• Gunakan alat pengukur (JIG) untuk pekerjaan yang berulang. Kaliper dan templet dapat

menghasilkan hasil yang relative sama.

• Perlu banyak waktu untuk berlatih, karena alat ini adalah hanya sebagai alat bantu kerja

tangan, hasil yang sempurna hanya dalam waktu semalam

• Selalu perhatikan untuk kasus emerjensi

• Pilih kayu yang sesuai untuk kerjaan bubut.

• Mulailah dengan membuat benda kerja yang kecil seperti yoyo, gasing.