Bubut Kayu secara garis besar
description
Transcript of Bubut Kayu secara garis besar
LAPORAN AKHIR PENGENALAN DAN ANALISA
MESIN BUBUT KAYU
Penyusun:
Nama :
NRP :
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA SELATAN
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa sehingga penyusun dapat
meyelesaikan laporan yang berjudul LAPORAN PENGENALAN DAN ANALISA
MESIN BUBUT KAYU yang disusun dalam rangka melengkapi nilai tugas mata
kuliah Praktikum Proses Manufaktur pada Semester Ganjil tahun ajaran
2013/2014
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, maka dari itu
penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Para asisten praktikum laboratorium teknik mesin yang telah membimbing
dalam pelaksanaan praktikum proses manufaktur.
2. Teman-teman yang telah banyak member masukan serta saran-saran yang
membangun.
3. Semua pihak yang telah membantu selesainya penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, atau sebagai
bahan acuan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
sempurnanya laporan ini. Penyusun berharap para pembaca membaca referensi
lain untuk bahan perbandingan.
Jakarta, 27-Oktober-2013
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1
B. Maksud Dan Tujuan …………………………………………………………………… 1
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………………………… 3
A. Teori Dasar ……………………………………………………………………………….. 3
1. Pengenalan Umum Dan Perlengkapan Mesian Bubut Kayu . 3
2. Spesifikasi Mesin Bubut Kayu ………………………………………….. 3
3. Keselamatan Kerja Pada Mesin Bubut Kayu …………………….. 5
4. Alat Dan Perlengkapan Mesin Bubut ……………………………….. 7
5. Kayu Benda Kerja ……………………………………………………………. 13
B. Teknik Pembubutan Kayu …………………………………………………………. 14
1. Pembubutan Poros/ Senter …………………………………………….. 14
2. Pembubutan Dalam ………………………………………………………… 15
3. Pembubutan Muka/ Lengkung/ Mangkuk ………………………. 16
4. Proses Penyelesaian Dan Pempolesan ……………………………. 18
5. Tip-tip Dalam Pengerjaan Pembubutan Kayu ………………….. 19
6. Ringkasan Pengerjaan Bubut Kayu …………………………………. 20
BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. iii
LAMPIRAN: LAPORAN AWAL MESIN BUBUT KAYU ………………………………. iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengenalan mesin bubut kayu adalah pengenalan alat dan teknik dasar
yang harus dikuasai dalam pengerjaan produk yang dibuat dengan
menggunakan mesin bubut kayu dalam dunia teknik produksi. Dengan
mengenal mesin bubut kayu, diharapkan pengetahuan tentang proses
manufaktur benda kerja memakai mesin bubut logam bisa mudah
dipahami. Maksud pekerjaan bubut kayu adalah membuat konstruksi atau
part benda kerja dari bahan kayu menggunakan mesin bubut kayu.
Perhitungan-perhitungan matematika yang sebelumnya hanya dalam teori
saja, juga bisa diaplikasikan dalam pengerjaan benda kerja, seperti saat
ujung pahat didekatkan pada permukaan yang berputar, disitu prinsip
matematika tentang titik singgung terilustrasikan. Keberhasilan dalam
pengerjaan bubut kayu tergantung pada:
1. Pemeliharaan mesin bubut, alat-alat, penyeleksian material benda kerja.
2. Pengetahuan tentang teknologi elemen dari benda kerja yang berputar,
titik singgung, pengamatan pada hasil pengerjaan dan alas an-alasannya.
3. Pengembangan teknik dan ketepatan.
4. Tertautnya sikap mental dan aktifitas benda kerja saat pengerjaan.
B. Maksud Dan Tujuan
1. Memberi pengalaman awal yang diperlukan tentang pembuatan benda
kerja pada permesinan logam.
2
2. Mahasiswa dapat memperagakan langkah-langkah menggunakan mesin
bubut kayu dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur.
3. Mahasiswa mempunyai pengetahuan tentang mesin bubut kayu
sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
pembentukan dan pemotongan kayu.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Dasar
1. Pengenalan Umum Dan Perlengkapan Mesin Bubut Kayu
Bagian-bagian utama mesin bubut kayu dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.1.: Mesin bubut kayu
2. Spesifikasi Mesin Bubut Kayu
Mesin bubut meja (bench lathe) sederhana pada umumnya digunakan
untuk latihan. Ketentuan ukuran panjang alas, sama dengan dua kali jarak
senter hidup terhadapalasnya. Umumnya 900 mm panjang alas dan 150
4
mm jarak senter terhadap alas. Dan tempat untuk pemasangan benda
kerja, biasanya mesin bubut kayu selalu dilengkapi pelat muka (face-plate),
gigi penggerak (spur-drive, kadang memakai spindel penggerak) dan
penyenter kepala lepas.
Gambar 2.2.: Peralatan standar untuk pemegangan benda kerja
Untuk benda kerja yang perlu pembubutan dalam, biasanya memakai chuk
pencengkeram (cup chuck) karena dalam kasus ini penyenteran tidak bisa
digunakan.
Gambar 2.3.: (Kiri) chuk pencengkeram; (kanan) chuk pencengkeram saat
digunakan bersama penahan 3 titik.
5
Pada umumnya konstruksi mesin bubut kayu terdiri dari:
a) Alas (bed) tempat bergerak kepala lepas.
b) Kepala lepas (tail stock) untuk memasang sumbu mati dan senter mati
dapat digerakkan sepanjang alas.
c) Kepala tetap (head stock) berada sebelah kiri dari alas untuk tempat
sumbu hidup.
d) Senter hidup untuk memutarkan kayu dipasang pada sumbu hidup.
e) Pelat pembawa (face plate) digunakan untuk membuat biasa atau
membubut piringan (pekerjaan-pekerjaan bubutan yang tidak bisa
menggunakan kedua senter), dan biasanya ada lubang-lubang untuk
pemasangan jig-jig penahan benda kerja.
f) Penahan pahat (tool rest), untuk menahan pahat waktu membubut dan
dapat digerakkan sepanjang alas.
g) Mesin bubut cetak (pattern maker's lathe) seperti mesin bubut meja
tapi ukuran besar 200 mm - 600 mm jarak senter terhadap alas, dan
2.400 mm- 3.600 mm feet/kaki panjang alasnya. Mesin ini bergerak
otomatis.
h) Mesin bubut piringan (face lathe) hanya khusus untuk mengerjakan
piringan.
i) Mesin bubut kayu produksi massal (production lathe) mempunyai pisau
dan kayu yang bergerak secara otomatis serta berukuran besar.
3. Keselamatan Kerja Pada Mesin Bubut Kayu
Pada prinsipnya keselamatan kerja dalam bubut kayu menitik-beratkan
kepada perlindungan mata dan saluran pernafasan. Oleh sebab itu, sangat
dianjurkan untuk menggunakan pelindung mata (safety glasses/ goggles/
6
face shield) dan pelindung pernafasan (masker hidung). Juga debu menjadi
permasahan utama dalam bubut kayu, jadi penyedot debu akan sangat
membantu kebersihan (house-keeping) saat pengerjaan bubut kayu
(gambar 2.4.).
Detail tentang keselamatan kerja dalam bubut kayu, dijabarkan dalam poin-
poin berikut:
a) Pergunakan pahat bubut yang tajam serta bentuk menurut aturan
sesuai dengan penggunaannya. Pahat yang tumpul berpotensi
menimbulkan gesekan dan panas yang berlebih. Asah pahat secara
berkala, dan diusahakan saat menggerinda warna pahat tidak berubah
(perlu pendinginan yang mencukupi).
b) Senter hidup memutarkan kayu, senter mati berputar bebas dengan
kepala lepas terkunci pada posisinya.
c) Putaran mesin sesuai dengan ukuran kayu dan bentuk pemotongan.
d) Bila menggunakan pelat pembawa, pekerjaan disekrup terhadap pelat
pembawa pemotongan bebas dari paku sekrup dan pelat pembawa.
e) Teliti agar kayu pekerjaan tidak akan pecah.
f) Jarak kayu pekerjaan terhadap penahan pahat 3 mm.
g) Penahan pahat dan pahatnya 3 mm di atas senter.
h) Kayu pekerjaan setelah dipasang pada kedua senternya harus diputar-
putar dengan tangan sehingga betul-betul bebas sebelum
menghidupkan mesin.
i) Kayu pekerjaan yang kecil dan panjang harus ditahan dengan penahan
pembantu.
j) Pakai lengan baju yang pendek dan rapi.
k) Jangan memegang kayu pekerjaan yang sedang berputar.
7
l) Pegang pahat dengan teguh, telapak tangan menghadap ke bawah.
m) Minyaki gesekan kayu pekerjaan dengan senter mati.
n) Jangan berdiri sejajar dengan putaran pekerjaan apabila membubut
dengan menggunakan plat pembawa.
o) Jauhkan penahan pahat atau buka penahan pahat apabila
mengampelas.
p) Jauhkan benda-benda yang mengganggu kelancaran bekerja.
q) Bekerjalah dengan pikiran yang tenang dan waspada.
Gambar 2.4.: Peralatan keselamatan (PPE: face-shield, masker, glasses), dan untuk
instalasi ada penyedot debu dilengkapi dengan filter.
4. Alat Dan Perlengkapan Mesin Bubut, adalah
a) Pemegang mata bor (drill chuck).
b) Universal chuck untuk memegang kayu yang tidak bisa dipegang oleh
senter atau piringan pembawa (face plate).
c) Penahan kayu untuk/waktu mengebor (drill-pad).
d) Penahan getaran (steady rest) untuk menahan getaran waktu membuat/
membubut yang kecil-kecil.
e) Gerinda khusus untuk mengasah/membentuk pahat bubut. Ketika pahat
bubut berhenti memotong dengan baik, maka itu pertanda pahat perlu
diasah kembali. Untuk pengasahan pahat dianjurkan memakai roda
8
gerinda warna putih atau berwarna batu rubi (aluminium oxide) atau
yang warna biru keramik untuk penggerindaan yang presisi (roda
gerinda abu-abu sering mengalami penumpulan ada roda gerinda).
Penggerindaan harus diusahakan untuk menjaga kandungan metalurgi
pahat (jangan overheat, pendinginan sangat diperlukan). Sangat
dianjurkan menggunakan jig terutama untuk pengasahan pahat jenis
gouge. Perhatian! Penggerindaan sangat berbahaya, gunakan alat
keselamatan (PPE) selalu.
Gambar 2.5.: Beberapa penggunaan jig untuk pengasahan pahat
f) Alat ukur, seperti penggaris, jangka ukur dan jangka sorong.
Karena pada prinsipnya ada 3 macam pengerjaan dalam pembubutan
kayu (pengerjaan senter/ poros, pengerjaan bubut dalam dan
pengerjaan lengkung/ mangkok), alat-alat ukur untuk tiap tipe
pengerjaan ada sedikit perbedaan.
9
Gambar 2.6.: Alat-alat ukur bubut kayu beserta contoh-contoh hasil kerja.
g) Pembagian alat-alat ukur bubut kayu berdasar tipe pengerjaan:
1) Pembubutan senter/poros, alat ukurnya meliputi: jangka luar
berpegas, penggaris, jangka sorong, dan jangka pembagi.
2) Pembubutan dalam, alat ukurnya meliputi: alat-alat ukur untuk
pembubutan senter (seperti di atas), mata bor panjang (untuk
mengukur kedalaman pengeboran) dan jangka dalam berpegas.
3) Pembubutan lengkung/ mangkok, alat ukurnya meliputi: jangka
dobel, jangka luar, jangka pembagi, mata bor panjang, penggaris dan
siku.
h) Alat-alat persiapan kayu, seperti gergaji portable, gergaji pita. Sebelum
kayu dilakukan pengerjaan bubut, tentu saja kayu dibentuk sesuai
10
ukuran awal (raw dimension), sehingga proses pembubutan akan lebih
efektif.
Gambar 2.7.: Mesin gergaji untuk persiapan benda kerja kayu
i) Mesin bor, digunakan untuk pengeboran senter pada raw material.
Gambar 2.8.: Mesin bor meja dan bor portable
j) Kadang untuk mesin bor portable bisa digunakan untuk proses
pengampelasan (sanding) yang ampuh.
k) Mesin pengamplas (sanding) dan penyelesaian (finishing). Bisa
menggunakan yang roll atau yang lembaran. Finishing yang terbaik
adalah menggunakan jenis lembaran dengan bantuan kain
dibelakangnya, karena akan mengikuti kontur dari benda kerja.
l) Pahat bubut kayu. Ada beberapa macam pahat bubut yang digunakan
dan dengan bahan yang berbeda juga. Sampai saat sekarang ini bahan
11
HSS (High Speed Steel) lebih diminati karena HSS kekerasannya terjaga
pada temperature yang tinggi sehingga lebih tahan terhadap kerusakan
akibat panas yang berlebih saat penajaman (penggerindaan). Untuk
mengetahui apakah pahatnya HSS apa tidak, bisa dilakukan grinding tes,
apabila warna bunga apinya putih, pastilah bukan HSS, tapi kalo warna
bunga apinya warna jingga seperti meteor, itu berarti HSS. Saat ini
sudah ada pahat yang terbuat dari carbide yang mempunyai kualitas
diatas HSS, seperti gambar dibawah.
Gambar 2.9.: Contoh pahat yang terbuat dari carbide (kiri), konstruksi pemasangan
insert pahat pada pahat holder (tengah) dan aplikasi pemakaian
pahat (dalam contoh adalah saat pengerjaan dalam).
Pahat bubut dari bentuk dan kegunaannya ada banyak macamnya,
namun untuk pemula, biasa menggunakan pahat sebagai berikut:
1) Pahat kuku (gouge) tiga buah, 25 mm; 12,5 mm; 30 mm.
Pahat kuku biasa digunakan untuk pembubutan muka karena pahat
memakan secara tegak lurus terhadap sumbu mesin bubut.
Gambar 2.10.: Contoh berbagai macam ujung mata pahat kuku (gouge)
12
2) Pahat miring (skew chisel) dua buah 25 mm; 12,5 mm.
Mudah dikontrol, karena mata pisaunya bisa selaras dengan sudut
benda kerja, dan perlu terlalu besar kontaknya dengan rest toolnya.
Gambar 2.11.: Contoh berbagai macam ujung mata pahat miring (skew)
3) Pahat pemotong (parting tool) sebuah. Digunakan untuk
pemotongan benda kerja.
Gambar 2.12.: Contoh berbagai macam ujung mata pahat pemotong
4) Pahat lancip (diamond point) sebuah. Berfungsi hamper sama
dengan pahat pemotong, juga untuk pengerjaan detail.
Gambar 2.13.: Contoh pahat lancip (diamond point)
5) Pahat hidung (round nouse chisel) sebuah. Biasa digunakan untuk
scrapping (pengerjaan pengkasaran), atau pengerjaan yang gouge
tidak bisa digunakan.
13
Gambar 2.14.: Ilustrasi pahat hidung dalam penggunaannya
5. Kayu Benda Kerja
Kayu yang dipilih untuk bubut kayu, disesuaikan dengan benda kerja yang
akan dibubut. Untuk tahap awal bagi yang belum berpengalaman,
sebaiknya menggunakan kayu yang lunak. Alur batangan kayunya
diusahakan yang lurus dan sedikit/ tidak ada sama sekali bagian
percabangan. Tidak boleh ada keretakan atau pecah pada kayunya karena
pada saat dibubut, bagian ini bisa terlepas dan melayang dengan kecepatan
yang cukup cepat. Pemeriksaan retakkan kayu ini juga perlu dilakukkan
saat pengerjaan bubut, dan dilakukan secara berkala, karena ada
kemungkinan retaknya tidak tampak saat kayu belum dibubut, dan baru
tampak setelah dilakukan proses pembubutan.
Untuk pembuatan poros kayu, setelah mendapatkan kayu yang bagus,
bahan dipotong secara persegi sama sisi yang memanjang (sesuai
kebutuhan), beri kelebihan bahan sekitar 10% - 20% untuk pemotongan,
pencengkraman dan penyenteran. Sebagai contoh: bila kayu yang tersedia
berukuran 2in x 4in memanjang, maka kayu bisa dipotong menjadi ukuran
2in x 2 in. Kemudian bisa dichamper (potong miring sisi-sisinya), sehingga
14
membentuk segi 8. Metoda ini bisa mengurangi volume kayu yang harus
dibubut untuk dibentuk sesuai yang diinginkan.
B. Teknik Pembubutan Kayu
Ada beberapa teknik dalam pembubutan kayu, yaitu:
1. Pembubutan Poros/ Senter, biasanya benda kerja dijepit kedua ujung.
Pahat-pahat yang digunakan dalam pengerjaan poros ini antara lain: pahat
kuku pengkasaran (gouge), pahat miring (skew), pahat kuku dangkal
(shallow gouge) dan pahat potong (parting).
Gambar 2.15.:Pahat-pahat untuk pembubutan poros (dari atas ke bawah): pahat kuku
detail, pahat miring, beading dan parting (pemotong) tool, pahat kuku
dangkal dan pahat kuku dalam untuk pengkasaran.
Gambar 2.16.:Pemotongan yang baik dan bersih bila pahat membentuk sudut 45° (kiri),
contoh pengerjaan poros dengan berbagai penggunaan pahat.
15
Kunci pembubutan yang terkontrol yaitu biarkan kayunya datang ke pahat,
jangan menekan pahat ke kayu yang sedang berputar, dan usahakan pahat
membentuk sudut 45° terhadap sumbu. Dan pengerjannya dimulai dari
diameter yang besar ke diameter yang kecil (lihat gambar 2.10. kiri).
Kecepatan putar mesin bubut tergantung dari diameternya (makin kecil
diameter makin cepat putarannya), juga tergantung jenis pengerjaannya.
Untuk pengerjaan dalam dan lengkung, menggunakan kecepatan setengah
atau kurang dari kecepatan yang digunakan di pengerjaan poros.
Tabel 2.1.: Daftar kecepatan putar mesin bubut untuk pengerjaan senter/ poros
2. Pembubutan Dalam, benda kerja dijepit disalah satu sisi dan pengerjaan
awalan untuk bagian dalam biasanya diawali dengan bor dengan kedalam
dari lubang yang dikehendaki, atau cara yang kedua dengan mendorong
pahat langsung ke kedalaman yang dibutuhkan.
16
Gambar 2.17.: Jenis pahat yang digunakan untuk pengerjaan dalam (pahat yang
di gambar kiri untuk pengerjaan lubang yang dangkal, sedang
pahat yang kanan untuk pengerjaan lubang yang dalam)
Gambar 2.18.: Pengerjaan awal dengan mengebor (kiri) dan dengan pahat kuku
Kecepatan putar untuk pengerjaan awal ini jangan sampai lebih dari 1000
rpm (rata-rata kecepatan putarnya adalah setengah/ kurang dari nilai yan
ada di tabel 2.1.). Dan untuk pengerjaan finishing, kecepatan mesin yang
biasa dipakai adalah di kisaran 300 rpm.
3. Pembubutan Muka/ Lengkung/ Mangkuk, benda kerja dijepit dengan
bantuan jig/ chuck. Pembubutan ini tingkat berbahayanya tinggi karena
ketebalan benda kerja yang lebih tipis dari pembubutan lainnya, sehingga
mudah pecah dan melayang saat pembubutan. Untuk pembubutan
pengkasaran gunakan pahat kuku flut.
17
Gambar 2.19.: Pahat dasar untuk pengerjaan muka/ lengkung.
Gambar 2.20.: Pengerjaan awal pengkasaran (kiri) menggunakan pahat kuku flut dengan
cara mengarahkan pahat ke arah pemakanan
Semua gerak pemotongan pada pembubutan muka, dimulai dari bagian
yang berdiameter kecil ke diameter yang besar, karena pengikisan/
pemakanan benda kerja dilakukan 90 derajat dari sumbu mesin bubut. Saat
membubut profil, rest (tool penahan) harus didekatkan sedekat mungkin ke
permukaan yang sedang dikerjakan.
18
Kecepatan putarnya juga tersendiri seperti table berikut:
Tabel 2.2.: Kecepatan putar mesin bubut untuk pengerjaan lengkung atau muka
4. Proses Penyelesaian Dan Pempolesan
Untuk mendapatkan pempolesan yang berkualitas tinggi dan tahan lama,
benda kerja harus diamplas sampai halus dengan sempurna. Jika pahatnya
diasah dengan baik, maka hanya diperlukan sedikit pengamplasan. Kertas
amplas tidak difungsikan sebagai alat untuk memotong/ mengurangi kayu
saat pengerjaan di dimensi bahan kerja. Jadi saat memakai kertas amplas
pada mesin bubut yang kecepatannya putarnya menengah, jangan sampai
mengamplas kayu terlalu banyak, khususnya untuk benda kerja yang kotak
(bersudut tajam). Saat memakai kertas amplas baru gunakan amplas halus
(gradenya 00 atau 0), dan gerakkan kertas amplas pelan-pelan dari ujung ke
ujung, sehingga tidak ada guratan dalam pada benda kerja.
Proses penyelesaian bisa memakai 2 metoda:
a) Saat benda kerja masih terpasang di mesin bubut, bisa dilakukan
pengikiran dengan kecepatan mesin yang paling rendah.
19
b) Menggunakan cara pempolesan Prancis (seperti proses pemplituran),
yaitu sebuah teknik yang menghasilkan permukaan yang mengkilap
dan warna yang dalam. Teknik pempolesan Prancis ini terdiri dari
memberi/ membuat lapisan-lapisan tipis pada kayu dengan
menggunakan campuran alkohol dan resin (shellac) memakai
batangan pempoles yang dilumasi dengan minyak. Batangan
pempoles ini terbuat dari kain katun/ wol yang dijahit pada kain
persegi yang tebal. Prosesnya lama dan berulang-ulang, dan dalam
interval waktu yang cenderung sama dengan teknik yang sama.
Proses finishing ini perlu latihan dan pengalaman yang cukup memadai
untuk menghasilkan hasil yang memuaskan.
5. Tip-Tip Dalam Pengerjaan Pembubutan Kayu
a) Selalu jaga agar pahat pembubut dalam keadaan tajam.
b) Pelihara tempat kerja selalu bersih dan rapi.
c) Gunakan alat pengukur (JIG) untuk pekerjaan yang berulang. Kaliper dan
templet dapat menghasilkan hasil yang relative sama.
d) Perlu banyak waktu untuk berlatih, karena alat/ pahat ini adalah hanya
sebagai alat bantu kerja tangan, hasil yang sempurna hanya dalam
waktu semalam.
e) Selalu perhatikan untuk kasus emerjensi.
f) Pilih kayu yang sesuai untuk kerjaan bubut.
g) Mulailah dengan membuat benda kerja yang kecil seperti yoyo, gasing.
20
6. Ringkasan Pengerjaan Bubut Kayu.
Pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mesin bubut kayu
Memasang kayu pada mesin bubut untuk
membuat bulat torak:
1. Buatlah kayu yang akan dibubut
balok yang berpenampang bujur
sangkar.
2. Buatlah tanda silang (diagonal)
pada kedua ujung kayu, dimana
yang satu ujung dengan gergaji dan
satu ujung lagi dengan potlot (lihat
gambar disamping).
3. Ambil senter hidup dan pukul
ditengah-tengah tanda silang
dengan gergaji tadi sehingga
senternya masuk + 5 mm.
4. Masukkan senter hidup pada
sumbu hidupnya, dan senter mati
pada sumbu mati.
5. Tempatkan kayu pada kedua
senter, bagian ujung yang disilang
dengan gergaji pada senter hidup.
Dan ujung yang ditusuk dengan
senter mati harus diberi minyak
pelumas.
6. Atur penahan pahat, dari sudut
kayu 3 mm bebas dan tingginya 3
mm di bawah senter.
Gambar persiapan mesin bubut
a) Gambar memasang senter hidup
pada kepala kayu
b) Gambar pemasangan kayu pada
mesin bubut
Membuat kasar bulat torak:
1. Ambillah pahat kuku yang
berukuran besar.
2. Jalankan mesin.
3. Simpanlah pahat di atas penahan
pahat. Bila akan membubut dengan
21
cara mengeruk pahat disimpan
mendatar.
4. Bila akan membubut dengan cara
mengiris pahat disimpan miring.
5. Untuk lebih cepat dan hasilnya baik,
ialah dengan cara mengiris (lihat
gambar disamping).
6. Di bagian kanan kayu pekerjaan
gerakkan pahat ke arah kepala
lepas.
7. Ulangi pembubutan arah ke kiri dan
tinggal sedikit pahat digerakkan ke
arah kepala tetap. (lihat gambar
disamping).
8. Pekerjaan membubut kasar harus
dibantu dengan mengukur besar
bulatan mempergunakan jangka
bengkok, dimana pada tiap-tiap
bagian ukurannya dilebihkan 3 mm
dan pahat untuk menentukan
ukuran ialah pahat pemotong (lihat
gambar disamping).
9. Ulangi pekerjaan tadi sehingga
hasilnya baik, lurus pada tiap-tiap
bagian yang dikerjakan dengan
pengukuran jangka bengkok.
10. Untuk menentukan diameter kayu
pekerjaan atau memotong,
dipergunakan pahat pemotong
(lihat gambar disamping).
11. Selanjutnya harus kita haluskan
dengan pahat bubut miring.
22
Gambar pembubutan bulat torak
a) Membubut kasar bulat torak dengan
cara mengiris kearah kanan
b) Membubut bulat torak dengan cara
mengiris
c) Memeriksa diameter hasil bubutan
dengan jangka bengkok
d) Pekerjaan memotong untuk
menentukan diameter kayu dengan
pahat pemotong
Menghaluskan :
1. Pahat yang digunakan ialah pahat
miring yang besar.
2. Untuk tarap belajar kerjakan cara
mengeruk untuk yang sudah agak
trampil kerjakan cara mengiris.
Dengan cara mengiris hasilnya lebih
baik tetapi mengerjakannya agak
sukar (lihat gambar disamping).
3. Bila dengan cara mengeruk simpan
pahat di atas penahan pahat
dengan kedudukan pahat miring
dan yang mengenai kayu pekerjaan
hanya tengah-tengah mata pahat.
Pahat digerakkan ke arah sudut
lebih kecil dari 900 antara sudut
letak pahat dan kayu pekerjaan.
Pekerjaan ini dilakukan berulang
kali hingga ukuran yang dibutuhkan
tercapai lurus dan licin.
4. Untuk memeriksa apakah lurus atau
tidak, digunakan kayu atau mistar
besi yang betul-betul lurus dan
diletakkan pada kayu pekerjaan
sebelum dibuka dari kedua senter
mesin bubut.
5. Bila akan dihaluskan lebih halus
Gambar pekerjaan penghalusan
a) Mengahaluskan dengan pahat miring
secara mengiris
b) Membuat bulat tirus dengan pahat
miring
23
lagi, kita gunakan ampelas, putaran
mesin dipercepat, mengenakan
ampelas mengampelas dalam
keadaan berputar.
Menyikukan dada kayu :
1. Pahat yang digunakan ialah pahat
pemotong dan pahat miring.
2. Letakkan potlot pada salah satu titik
yang akan dipotong disikukan.
3. Putarkan kayu pekerjaan dengan
tangan atau dengan mesin sehingga
terdapat garis sekeliling kayu yang
akan disikukan. Bisa juga
menggunakan ujung runcing dari
pahat miring.
4. Buatlah dada siku dengan pahat
pemotong dilebihkan kira-kira 1,6
mm dari keadaan sebenarnya ke
arah luar.
5. Haluskan dada tersebut dengan
ujung runcing pahat miring dengan
gerakan yang betul-betul siku
terhadap arah panjang kayu
pekerjaan (lihat gambar disamping)
Gambar pembuatan siku dada kayu
a) Menyikukan dada kayu dengan pahat
miring
b) Menghaluskan dada kayu dengan pahat
miring
Membuat cekung :
1. Pahat yang digunakan ialah pahat
kuku dengan ukuran lebih kecil dari
cekungan yang akan dibuat.
2. Caranya ada dua operasi yaitu cara
mengeruk dan cara mengiris.
24
3. Berilah tanda garis batas cekung
yang akan dibuat dengan potlot.
4. Cara mengeruk mudah dan aman
tetapi hasilnya agak kasar.
5. Pahat diletakkan rata dan didorong
tegak menuju kayu pekerjaan
sampai batas yang dikehendaki.
6. Cara mengiris membutuhkan
keahlian dan keterampilan yang
cukup.
7. Potong/buat alur di tengah-tengah
dengan pahat pemotong sampai
batas kira-kira lebih besar 1,6 mm
dari dalam cekung yang akan
dibuat.
8. Letakkan pahat dengan arah lebar
90° terhadap penahan pahat dan
ujung tajam 90° terhadap kayu
pekerjaan, pada jarak 0,8 mm
sampai dengan 1,6 mm dari sisi
luar.
9. Kalau sebelah kiri alur, pahat
diputar berlawanan dengan arah
putaran jarum jam sambil ditekan
terhadap kayu pekerjaan, titik
tajam, pahat menuju alur dan pada
waktu kedudukan pahat ada di
tengah (lihat gambar disamping).
10. Tengah lengkungan, pahat jadi
mendatar tegak terhadap kayu
pekerjaan. Kalau di sebelah kanan
alur maka pahat digerakkan
kebalikannya kecuali terhadap
penahan pahat dan kayu pekerjaan.
Jadi yang dibalikkan itu putaran dari
perut pahat.
11. Hasil dengan cara mengiris halus
sekali bisa sampai mengkilap.
Gambar pembuatan bulat cekung
a) Membuat cekung dengan pahat kuku
b) Mengukur diameter cekungan dengan
jangka bengkok
25
Membuat cembung :
1. Pahat yang dipakai ialah pahat
pemotong untuk batas cembung
dan untuk membuat cembungnya
digunakan pahat miring.
2. Yang dimakankan ialah sudut yang
tumpul dari pahat miring
dilaksanakan seperti pekerjaan
mengiris pada waktu membuat
cekung (lihat gambar disamping).
3. Dapat dengan cara mengeruk
menggunakan pahat miring yang
digunakan sisi tajam bagian tengah.
4. Umumnya dengan cara ini hasilnya
sedikit pecah-pecah.
Gambar membubut cembung dengan pahat
pemotong dan pahat miring
Membubut piringan :
1. Kayu yang akan dibubut
dipersiapkan dan telah dibuat bulat
atau segi banyak beraturan dengan
mesin gergaji pita.
2. Senter mati dan senter hidup pada
mesin bubut dibuka.
3. Kayu yang telah disiapkan dipasang
piringan pembawa (pace plate)
dengan sekrup paling sedikit 3 buah
sekrup dengan panjang
diperhitungkan sehingga nanti tidak
terkena oleh pahat sewaktu
membubut.
4. Umumnya didahulukan membubut
bagian belakang dari piringan (lihat
gambar disamping).
5. Membubut bisa dilakukan di bagian
dalam atau di ujung luar sumbu. Ini
tergantung dari besar kecilnya yang
kita bubut.
6. Lebih baik memakai penahan pahat
26
berbentuk siku pahat lancip dan
hanya bisa dengan cara mengeruk,
dapat juga dipakai pahat kuku.
7. Mulailah membubut bagian
belakang dari piringan.
8. Membubut bagian muka piringan,
maka kayu piringan dibuka dari
pace plate dan dipasang lagi pada
piringan pembawa bagian belakang
yang telah dibubut, memasangnya
boleh pakai sekrup apabila
kemungkinan nantinya akan
terbuang. Apabila bagian belakang
harus rapi usahakan memakai kayu
penolong untuk menyekrup kayu
itu, dilem pada piringan bagian
belakang dengan memakai
perantara kertas untuk
memudahkan membubut.
9. Sama seperti membubut bagian
belakang dilakukan dengan cara
mengeruk. Bila perlu
dipoles/dipelitur bisa langsung pada
waktu terpasang pada mesin bubut
dalam keadaan berputar.
10. Memisahkan piringan dengan kayu
pembantu harus dipahat dengan
pahat tusuk. Dengan demikian
selesailah pekerjaan membubut
piringan
Gambar pembubutan bulat piringan
a) Membubut piringan bagian belakang
b) Membubut piringan bagian muka
Membubut spiral tunggal :
1. Kayu pekerjaan disiapkan dengan
dua ujungnya dibuat garis silang
diagonal.
2. Kerjakan pembubutan sampai
terbentuk bulat torak dengan
ukuran yang dikehendaki.
27
3. Lukislah garis kisar dengan jarak
yang sama dengan diameter di
tempat itu dengan menggunakan
pensil mengelilingi kayu pekerjaan.
4. Dari kedua ujung garis
dihubunghubungkan sejajar sumbu
kayu sehingga akan berpotongan
dengan kisar.
5. Dengan menggunakan kertas kecil
atau plister titik pertemuan kisar
dan garis memanjang dihubungkan
melilit kayu pekerjaan dimana tiap
¼ keliling bergeser seperempat
kisar.
6. Mengikuti lilitan kertas digergaji
sedalam spiral yang dikehendaki.
7. Mengikuti garis gergaji dikikir bulat
dan dikikir ½ bulat sehingga
terbentuk lilitan spiral bulat
tunggal.
8. Dihaluskan memakai amplas dan
bila perlu dpoles/dipelitur langsung
pada mesin bubut keadan berputar.
9. Gambar disamping memperlihatkan
cara melukisnya.
Gambar membuat spiral tunggal
28
Membubut spiral berganda :
1. Pekerjaan ini sama halnya seperti
membuat spiral tunggal yaitu
melukis bentuk spiral sesuai dengan
ukuran yang dibutuhkan.
2. Dililit dengan kertas kecil/plister
dua buah lilitan dimulai dari dua
buah titik yang berlawanan satu
sama lain (lihat gambar disamping).
3. Pergeseran lilitan tiap-tiap ¼ keliling
naik setengah kisar.
4. Melalui kisar dibor dengan
perlengkapan lubang persegi
sedalam setengah diameter
ditambah kira-kira 2 mm dengan
menggunakan atas/meja yang
berbentuk huruf V.
5. Pasang kembali pada mesin bubut
dan bulatkan dengan kikir setengah
bulat sehingga membentuk spiral
bulat yang baik.
6. Haluskan dengan ampelas hingga
halus bila perlu langsung pelitur
pada waktu terpasang pada mesin
bubut.
Gambar membuat sprical ganda
Membubut bulat lonjong :
1. Cara pelaksanaannya sama seperti
bulat torak.
2. Tiap-tiap ujung kayu membutuhkan
tiga buah titik senter.
3. Pada ujung satu lagi titik senternya
harus betul-betul simetris dengan
ujung yang lain. Bila tidak demikian
mungkin terjadi tirus atau lonjong
tak beraturan.
4. Jadi pada kedua sisi lebar dan sisi
29
tebal harus ditarik garis lurus/atau
perusut untuk mendapatkan titik
yang dimaksud.
5. Selesaikan pekerjaan membubut
seperti membubut bulat torak, titik
senter tadi yang tengah untuk
membulatkan bagian tebal yang kiri
untuk sisi lebar yang kanan dan
yang kanan untuk sisi lebar yang
lain.
6. Untuk eksentris tinggal mengatur
tebal dari titik senter berapa
eksentris yang dibutuhkan.
Mengebor lubang pada mesin bubut :
Dua macam cara untuk mengebor pada mesin bubut ialah kayu yang berputar atau mata
bor yang berputar. Untuk membuat lmengebor yang paling baik ialah kayu yang berputar
dan mata bor dipasang pada kepala lepas.
Mengebor bila kayu yang berputar :
1. Kayu pekerjaan dipasang pada
kepala tetap dengan
dipegang/disekrup pada piringan
pembawa atau dipegang oleh
ragum khusus untuk mesin bubut.
2. Mata bor dipegang pada chucknya
dan chuck dimasukkan pada tempat
senter kepala lepas.
3. Mata bor undurkan pada posisi
yang bebas dari kayu pekerjaan,
kemudian kepala lepas majukan
hingga mata bor tepat mengenai
titik yang akan dibor.
4. Kepala lepas dikunci pada relnya,
dan untuk senter mati buka
kuncinya kemudian jalankan mesin.
Majukan senter lepas yang
Mengebor bila mata bor yang berputar :
1. Pelaksanaan hanya membalikkan mata
bor dan kayu pekerjaan.
2. Mata bor dengan chucknya dipasang
pada senter hidup.
3. Kayu pekerjaan dengan senter hidup
dipasang pada kepala lepas.
4. Pengaturan selanjutnya seperit pada
mengebor dengan kayunya yang
berputar.
5. Harus beda pemegang kayu agar tidak
berobah ke saming/bergerak oleng
waktu dibor tapi kayu dapat bergerak
bebas maju sejajar senter. Ini biasanya
ada spesial pemegang yang dipasang
pada rel bersama dengan kepala lepas
6. Pengeboran dilakukan seperti mengebor
tersebut di atas, tetapi sekarang kayu
yang dimajukan sampai lubang selesai.
30
memegang bor perlahan-lahan
hingga lubang selesai.
5. Bila lubang yang dibuat tembus
sedangkan bor tidak cukup, dapat
dilakukan dengan membalikkan
kayu. Ujung yang telah dibor selain
dipegang oleh pemegang khusus
dapat pula oleh piringan pembawa
yang telah dipasang pen yang dapat
masuk pada lubang kayu pekerjaan
yang telah dibor tadi dengan
keadaan seret tapi bebas berputar.
Maksudnya agar senter kayu yang
dibor betul-betul tepat pada senter
lubang yang telah dibor itu.
Kerjakan sel selanjutnya seperti
mengebor pertama.
Tabel 2.3.: Pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mesin bubut kayu
31
BAB III
KESIMPULAN
Mesin bubut kayu dapat digunakan untuk bermacam-macam pekerjaan
diantaranya adalah membuat bulat torak, tirus, membuat bulat lonjong,
membuat siku dada kayu, membuat cekung atau cekung, membuat bulat
piringan, membuat bulat spiral tunggal, membuat bulat spiral ganda dan
membuat lubang.
Secara ringkas dapat dikelompokkan lagi menjadi pekerjaan utama dalam
mesin bubut kayu yaitu membuat bulat torak, membuat bulat lonjong,
membuat bulat spiral dan membuat bulat piringan.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Conover, Ernie. The Lathe Book A Complete Guide to the Machine and Its
Accessories. Newton, CT: The Taunton Press, Inc, 2001.
Donovan, Mike, David Palmer, Clive Partridge, and David Pledge. An Introduction
to Woodturning.
Loni_lings, Salma W., and Qwaz. How to Use a Wood Lathe.
http://www.wikihow.com/Use-a-Wood-Lathe (accessed 10 24, 2013).
Raffan, Richard. Turning. Newton, CT: The Taunton Press, Inc, 2005.
Wikipedia. French Polish. Oct 18, 2013.
http://en.wikipedia.org/wiki/French_polish.
Yogyakarta, Tim Fakultas Teknik Universitas. Kode Modul M4.18A: Operasi Mesin
Kerja Kayu Secara Umum. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2004.
LAPORAN AWAL MESIN BUBUT KAYU
Penyusun:
Nama :
NRP :
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA SELATAN
MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan awal dibuat guna membekali mahasiswa tentang informasi sekilas tentang praktikum
yang hendak dilaksanakan.
Tujuan Utama:
1. Mahasiswa mencari informasi tentang alat-alat praktikum yang akan dilakukan, sebelum
mahasiswa melakukannya sendiri dibawah bimbingan tim laboratorium mesin
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan dan fungsi dari alat-alat praktikum
3. Mahasiswa aktif melakukan dokumentasi terhadap apa yang dikerjakannya.
TEORI SINGKAT MESIN BUBUT KAYU
Gambar mesin bubut kayu sederhana
Mesin bubut tersedia dalam berbagai ukuran semua dengan fasilitas yang berbeda . Namun,
konstruksi dasar adalah sama . Bubut terdiri dari headstock yang mana motor akan berlokasi
terhubung ke poros penggerak pusat atau poros oleh Pulleys atau langsung melalui motor
induksi ( jenis drive biasanya pada akhir lebih mahal dari pasar) . Spindle adalah threaded dan
ukuran benang umum adalah ¾ " x 16 TPI . 1 " x 8 TPI , dan M33 x 3,5 TPI ( TPI = Gigi per Inch ) .
Pada ujung mesin bubut adalah tailstock yang mendukung ujung kayu saat memutar spindle
atau " antara pusat " proyek . Tailstock mengandung pena yang bergerak untuk memungkinkan
spindle akan mencengkeram pusat menjadi-tween . Kepala dan ekor saham dipasang ke tempat
tidur bubut yang biasanya terdiri dari dua bar atau padat cor konstruksi besi . Bubut akan
dipasang pada beberapa bentuk berdiri , baik bangku atau struktur berdiri bebas khusus dibuat
untuk mesin bubut tersebut .
Di bagian bawah adalah bed/ landasan untuk mensupport semua komponen di atasnya
(headstock, tailstock dan toolrest), berfungsi juga mengantarkan tool rest sepanjang benda
kerja (kayu) saat pengerjaan kayu.
Toolrest digunakan untuk menahan alat potong yang digunakan ke benda kerja, bisa digerakkan
secara melintang atau searah dengan sumbu bed
Gambar penggunaan toolrest
MACAM-MACAM WOOD CHISELS
Wood chisels adalah pahat yang digunakan untuk pengerjaan kayu (seperti ditunjukkan dalam
gambar di halaman sebelumnya). Ada berbagai macam wood chisel yang tersedia di pasaran.
Wood chisels ini ada yang panjang, bulat, melengkung, tergantung kebutuhan dalam
pengerjaan bubut kayu.
Beberapa jenis wood chisels:
Gouges; ini biasanya untuk memotong bentukan cutting edges yang khusus, seperti untuk
pengerjaan bentuk mangkuk.
Gambar gauges chisels
Scrapers; bentuk pahat ini biasanya datar atau sedikit lengkung digunakan untuk
menghilangkan kayu yang datar atau berbentuk silinder atau untuk membentuk kayu secara
kasar.
Gambar scrapper
Parting tool; berbentuk tipis dan ujungnya berbentuk seperti huruf V, berfunsi untuk
pemotongan benda kerja.
Gambar contoh jenis parting tool
Spoon cutter; bagian alat potongnya berbentuk seperti sendok, digunakan untuk
pembentukkan mangkuk.
Bentuk-bentuk mata pisau yang lain juga dapat dijumpai seperti skew (miring), fluted (bentuk
seperti flute), spindle (berbentuk seperti spindel).
ALAT-ALAT KESELAMATAN KERJA
Beberapa alat keselamatan kerja (PPE; Protective Personal Equipment) minimum yang harus
digunakan saat melakukan bubut kayu adalah kata mata, masker dan sepatu dengan hard toe.
Dan alat keselamatan lainnya, yang memungkinkan untuk disediakan adalah alat pemadam
kebakaran, mengingat serpihan kayu dan gesekan yang bisa menimbulkan panas, bisa memicu
timbulnya api dengan mudah.
Kabel listriknya diusahakan tidak menggunakan extension cable. Dan listrik yang digunakan
harus ada pengaman short circuit.
PEMILIHAN BAHAN KERJA
Untuk permulaan, bahan kayu yang dipilih untuk pengerjaan bubut kayu ini, diusahakan yang
agak lunak. Lihat serat kayunya, dicari yang lurus, tidak ada mata kayunya. Jangan pernah
membubut kayu yang ada retak/ belah, atau ada alur kayu yang mulai memisah, karena bagian
ini akan terpisah saat pengerjaan bubut, dan bisa terbang saat proses bubut dengan kecepatan
tinggi.
Gambar pemeriksaan retakkan kayu saat pembubutan dilakukkan berkala
Pemeriksaan retakkan kayu ini juga perlu dilakukkan saat pengerjaan bubut, dilakukkan secara
berkala, karena ada kemungkinan retaknya tidak tampak saat kayu belum dibubut, dan baru
tampak setelah dilakukan proses pembubutan.
BEBERAPA TIP-TIP DALAM PENGERJAAN PEMBUBUTAN KAYU
• Selalu jaga agar pahat pembubut dalam keadaan tajam
• Pelihara tempat kerja selalu bersih dan rapi
• Gunakan alat pengukur (JIG) untuk pekerjaan yang berulang. Kaliper dan templet dapat
menghasilkan hasil yang relative sama.
• Perlu banyak waktu untuk berlatih, karena alat ini adalah hanya sebagai alat bantu kerja
tangan, hasil yang sempurna hanya dalam waktu semalam
• Selalu perhatikan untuk kasus emerjensi
• Pilih kayu yang sesuai untuk kerjaan bubut.
• Mulailah dengan membuat benda kerja yang kecil seperti yoyo, gasing.