MAKALAH GAMELAN

17

Click here to load reader

Transcript of MAKALAH GAMELAN

Page 1: MAKALAH GAMELAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan

metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada

instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang

diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari

bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang

menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau

Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran

dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad

ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang

mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga

mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya

sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam

perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam

musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa,

gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang

menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di

Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama

menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih

spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set

gamelan.

Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi

Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat

musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran,

kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief

tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya.

Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula

gamelan.

Page 2: MAKALAH GAMELAN

2

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang

kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog,

"Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga

dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di

Eropa.

Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang

beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia

Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah

Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik

tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.

Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara

mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini

menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan

musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan

1. Mengetahui tentang gamelan

2. Mengetahui tentang sejarah dan asal gamelan

3. Mengetahui tentang macam-macam gamelan

Page 3: MAKALAH GAMELAN

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gamelan

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan

metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada

instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang

diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari

bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang

menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau

Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran

dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad

ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Gamelan adalah seperangkat alat musik dengan nada pentatonis, yang

terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus, Demung, Saron, Peking

(Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender, Gong, Gambang, Rebab,,

Siter, Suling.

Komponen utama alat musik gamelan adalah : bambu, logam, dan

kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik

gamelan

Page 4: MAKALAH GAMELAN

4

Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa “gamel” yang berarti

memukul / menabuh, diikuti akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata

benda. Sedangkan istilah gamelan mempunyai arti sebagai satu kesatuan alat

musik yang dimainkan bersama.

Tidak ada kejelasan tentang sejarah terciptanya alat musik ini. Tetapi,

gamelan diperkirakan lahir pada saat budaya luar dari Hindu –

Budha mendominasi Indonesia. Walaupun pada perkembangannya ada

perbedaan dengan musik India, tetap ada beberapa ciri yang tidak hilang, salah

satunya adalah cara “menyanyikan” lagunya. Penyanyi pria biasa disebut

sebagai wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana.

Menurut mitologi Jawa, gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru

pada Era Saka. Beliau adalah dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa,

dengan istana yang berada di gunung Mahendra di daerah Medangkamulan

(sekarang Gunung Lawu).

Musik gamelan biasanya dimainkan dalam majlis formal dan tidak

formal di istana dan untuk mengiringi joget Pahang. Pemuzik gamelan terdiri

daripada lelaki seramai sembilan orang dan penarinya adalah wanita seramai

enam orang. Alatan muzik yang digunakan ialah Gong Agong, Gong

Sawokan, Gendang Ibu, Gendang Anak, Saron Pekin, Saron Baron I dan

Saron Baron II, Gambang serta Kenong.

Page 5: MAKALAH GAMELAN

5

Tuning dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang

kompleks. Gamelan menggunakan empat sistem tuning, iaitu sléndro, pélog,

"Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga

dikenali sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di

Eropah.

B. Sejarah Singkat Gamelan

Alat musik gamelan yang pertama kali diciptakan adalah “gong”, yang

digunakan untuk memanggil para dewa. Setelah itu, untuk menyampaikan

pesan khusus, Sang Hyang Guru kembali menciptakan beberapa peralatan lain

seperti dua gong, sampai akhirnya terbentuklah seperangkat gamelan.

Pada jaman Majapahit, alat musik gamelan mengalami perkembangan

yang sangat baik hingga mencapai bentuk seperti sekarang ini dan tersebar di

beberapa daerah seperti Bali, dan Sunda (Jawa Barat).

Bukti otentik pertama tentang keberadaan gamelan ditemukan di Candi

Borobudur, Magelang Jawa Tengah yang berdiri sejak abad ke-8. Pada relief-

nya terlihat beberapa peralatan seperti suling bambu, lonceng, kendhang

dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik,

termasuk sedikit gambaran tentang elemen alat musik logam. Perkembangan

selanjutnya, gamelan dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang dan tarian.

Sampai akhirnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara

para sinden.

Gamelan yang berkembang di Jawa Tengah, sedikit berbeda dengan

Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang

lebih lembut apabila dibandingkan dengan Gamelan Bali yang rancak serta

Gamelan Sunda yang mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Menurut

beberapa penelitian, perbedaan itu adalah akibat dari pengungkapan terhadap

pandangan hidup “orang jawa” pada umumnya.

Pandangan yang dimaksud adalah : sebagai orang jawa harus selalu

“memelihara keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, serta keselarasan

dalam berbicara dan bertindak”. Oleh sebab itu, “orang jawa” selalu

menghindari ekspresi yang meledak-ledak serta selalu berusaha mewujudkan

Page 6: MAKALAH GAMELAN

6

toleransi antar sesama. Wujud paling nyata dalam musik gamelan adalah

tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang

dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang

sangat kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu

“sléndro”, “pélog”, ”Degung” (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan

“madenda” (juga dikenal sebagai diatonis), sama seperti skala minor asli yang

banyak dipakai di Eropa.

Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu : 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A]

dengan perbedaan interval kecil.

Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu : 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A

B] dengan perbedaan interval yang besar.

Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yang

terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta

melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

Asal-Usul dan Sejarah Gamelan Gambang di Banjar Jeroan Desa

Tumbak Bayuh

Secara umum gamelan Gambang di Bali diperkirakan muncul pada

abad IX-X Masehi, dimana hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya data-data

sejarah dan Prasasti yang memiliki angka tahun pada abad tersebut. Namun

demikian, prihal keberadaan gamelan Gambang di Desa Tumbak Bayuh

hingga kini belum dapat dipastikan keberadaannya yang mana hal ini

disebabkan oleh kurangnya data-data tertulis maupun fakta atau bukti fisik

Page 7: MAKALAH GAMELAN

7

lainnya seperti, prasasti, lontar, maupun tulisan-tulisan lainnya yang dapat

dijadikan bukti otentik tentang keberadaannya.

Menurut penuturan I Made Langsih (wawancara tanggal, 26 Juli 2009)

selaku klian Gambang di Banjar Gunung Jeroan Desa Tumbak Bayuh,

diceritakan bahwa, pada jaman dahulu ada seorang petani miskin yang sangat

tekun mengerjakan tanahnya di wilayah Pesawahan Mengening. Sawahnya ini

terletak dipinggir hutan yang luasnya sekitar 2 hektar. Pada saat menggarap

lahan pertaniannya tersebut setiap akan istirahat untuk makan siang atau

sekedar melepaskan lelahnya, petani itu pergi ke hutan tersebut.

Pada suatu hari, ketika ia sedang berteduh di hutan tersebut, ia

dijumpai oleh seorang wanita yang belum pernah dikenalnya. Wanita itu

menawarkan seperangkat gambelan bambu dengan harga dua ratus dua puluh

lima kepeng (satak selae kepeng). Dengan uang sebanyak itu, kembalilah

petani itu menemui wanita tadi. Setelah tawar-menawar, wanita penjual

gambelan tersebut tidak mau melepaskan gambelannya kalau tidak seharga

yang diberitahukan tadi, yaitu seharga dua ratus dua puluh lima kepeng.

Teringatlah petani bahwa pada tempat kapur sirihnya (selepa) ada tersimpan

uang lima kepeng lagi. Sekarang genaplah seharga yang diminta oleh wanita

tadi. Setelah gambelan tersebut diperiksa dan dicoba memasangnya petani itu

menjadi ragu melihat ukuran bilah-bilahnya tak rata panjang pendeknya.

Melihat keraguan dari pembelinya, wanita itu lalu memberi penjelasan dan

memasang serta menyusun bilah-bilahnya. Setelah tersusun disuruh mencoba

memukulnya. Kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa susunan bilah-bilah

gambelan tersebut adalah sama dengan Palih Wadah. Karena gambelan ini

hanya boleh dipakai mengiringi upacara ngaben saja, Gambelan tersebut

diberitahu namanya adalah Gambang. Setelah memperoleh penjelasan, dengan

rasa puas petani itu pulang membawa gambelan itu. Tiada berapa jauh

berjalan lalu dia menoleh wanita penjual gambelan tadi, tapi di tempat itu

seolah-olah gaib saja. Setelah sampai di rumah timbulah rasa kesal kenapa

membeli gambelan yang tidak bisa kita memainkan dan sama sekali tidak tahu

gending atau tabuh apa yang dipakai dalam gambelan itu.

Page 8: MAKALAH GAMELAN

8

C. Macam-macam Gamelan

Macam Gamelan terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus,

Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender,

Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling.

Penjelasan beberapa macam gamelan yaitu :

1. Kolintang

Satu set kolintang

Bermain kolintang

Kolintang atau kulintangadalah alat musik khas daerah Minahasa,

Sulawesi Utara. Kolintang dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat

seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang

mempunyai konstruksi fiber paralel.

Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting

(nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari

kita lakukan

TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan

tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.

Beberapa group terkenal seperti Kadoodan, Tamporok, Mawenang

yang sudah eksis lebih dari 35 tahun.Pembuat kolintang tersebar di

Page 9: MAKALAH GAMELAN

9

Minahasa dan di pulau Jawa,salah satu pembuat kolintang yang terkenal

Petrus Kaseke

2. Suling

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Berbagai macam suling Jerman (block flauto)dan ukurannya.

Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu. Suara

suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya

dengan baik.

Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas

atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya

terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.

Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan

nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling

untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah

middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang

tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah

suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser

standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.

Page 10: MAKALAH GAMELAN

10

Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat

(diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi,

adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.

Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana

beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus

menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun

beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para

ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya

menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai

mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.

Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu

menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada

rendah.

Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling

Blok (seperti gambar atas), sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era

Klasik 1750-1820) pakai Suling Albert (kayu hitam berlubang dan

dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling Boehm

(kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling

Boehm, sistem Carl Boehm), atau suling saja.

Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-

1920) memakai suling Albert, dan pada Era Keroncong Abadi (1920-

1960) telah memakai suling Bohm.

3. Kendang

Kendang

Page 11: MAKALAH GAMELAN

11

Kendang koleksi KBRI Canberra, Australia.

Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam

gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama.

Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang

yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang

ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe

biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau

gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih,

dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu

jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi

kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.

Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan

profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang

kebanyakan dimainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan

oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.

4. Rebana

Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai

berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk

ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia

dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang

pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.

Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana

sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai

Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-

indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain

rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama

Page 12: MAKALAH GAMELAN

12

Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan

bunyi dan irama.

5. Gendang Karo

Gendang karo atau gendang lima si dalinen terdiri dari lima

perangkat alat musik tabuh (perkusi) yang dimainkan oleh lima orang

pemusik. Kelima perangkat tersebut adalah satu penaruné, dua penggual,

dan dua si malu gong. Gendang Lima sedalanen disebut karena ensambel

musik tersebut terdiri dari lima instrumen musik, yaitu Sarune (aerofon),

gendang indung (membranofon), gendang anak (mebranofon, gung, dan

penganak. Namun biasa juga disebut dengan gendang lima sedalanen,

ranggutna sepulu dua, yaitu angka dua belas untuk hitung-hitungan

perangkat yang dipergunakan seluruhnya, termasuk stik atau alat memukul

instrumen musik tersebut.

Jika diklasifikasi berdasarkan ensambel musik, sebenarnya

gendang Karo terdiri dari gendang lima sedalanen dan gendang telu

sedalanen. Gendang telu sedalanen adalah terdiri dari tiga instrumen musik

yang dimainkan secara bersamaan, yang terdiri dari kulcapi (long neck

lute) sebagai pembawa melodi, keteng-keteng (idiokordofon, tube-zhyter)

sebagai pembawa ritmis, dan mangkuk mbentar (idiofon) sebagai

pembawa tempo.

D. Gamelan, Orkestra a la Jawa

Gamelan jelas bukan musik yang asing. Popularitasnya telah

merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-

gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik

gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik

gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta

adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota

inilah anda bisa menikmati versi aslinya.

Gamelan yang berkembang di Yogyakarta adalah Gamelan Jawa,

sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan

Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda

Page 13: MAKALAH GAMELAN

13

dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-

dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa

memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik

gamelannya.

Pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya

adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara

dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta

mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah

tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang

dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

Tidak ada kejelasan tentang sejarah munculnya gamelan.

Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan,

rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya

alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan,

musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah

pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi

dengan suara para sinden.

Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu

set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung,

gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-

alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat

memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong

berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi

keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan

gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro

memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan

interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E-

F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan

diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan

pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang

terdiri dari 4 nada.

Page 14: MAKALAH GAMELAN

14

Anda bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik

tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti

wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik

gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria

disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana). Pertunjukan

musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun

kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan

yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis.

Salah satu tempat di Yogyakarta dimana anda bisa melihat pertunjukan

gamelan adalah Kraton Yogyakarta. Pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00

WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu

pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit,

sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai

pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, anda bisa

menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua,

anda bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.

Page 15: MAKALAH GAMELAN

15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan

metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada

instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang

diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari

bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang

menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau

Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran

dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad

ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang

mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga

mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya

sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam

perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam

musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa,

gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang

menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di

Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama

menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih

spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set

gamelan.

Macam Gamelan terdiri dari : Kendang, Bonang, Bonang Penerus,

Demung, Saron, Peking (Gamelan), Kenong & Kethuk, Slenthem, Gender,

Gong, Gambang, Rebab,, Siter, Suling.

Page 16: MAKALAH GAMELAN

16

B. Saran

1. Gamelan sebagai salah satu budaya dan ciri khas Indonesia yang sudah

berkembang sejak dahulu, sudah sewajarnyalah bagi kita penerus bangsa

menjaga dan terus membudayakannya.

2. Sebagai seorang belajar, mencari tahu tentang sesuatu baik itu merupakan

hal baru maupun lama merupakan kewajiban.

Mengetahui hal baru untuk terus mengikuti jaman, dan mencari tahu

tentang sesuatu yang terjadi dulu adalah sebagai suatu pelajaran dan

pengetahuan.

3. Semangatlah, dan jangan pernah berhenti untuk berusaha mencari apa

yang belum kita ketahui!

Page 17: MAKALAH GAMELAN

17

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/

http://rockapak.org/forum/index.php?topic=7040.0

http://wonojoyo.com/sejarah-gamelan-jawa/

http://www.isi-dps.ac.id/berita/asal-usul-dan-sejarah-gamelan-gambang-di-banjar-

jeroan-desa-tumbak-bayuh

http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/performance/gamelan-

show/