makalah gaki

35
BAB I PENDAHAULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemiologi gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) kini sudah berada dalam fase transisi karena terjadinya kemajuan yang cukup besar selama tahun 1990-an di dalam peperangan melawan GAKI,terutama dalam bentuk program iodinisasi garam secara nasional. Pada tahun 1999, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengestimasikan bahwa dari 191 negara anggotanya, 130 negara menghadapi permasalahan GAKI yang signifikan dengan jumlah total penduduk yang terkena penyakit gondok sebanyak 740 juta jiwa atau 13% dari total populasi penduduk dunia. Pada tahun 1999, dari 130 negara dengan permasalahan GAKI terdapat 98 negara (75%)yang sudah memilki peraturan tentang iodinisasi garam setempat dan 12 negara berikutnya yang kini tengah menyusun draft peraturan tersebut. Sesudah dikeluarkannya peraturan tentang garam dan dengan adanya tanggapan industri garam terhadap paeraturan tersebut, terjadilah peningkatan yang luar biasa dalam pemakaian garam beriodium.keadaan ini menyebabkan penurunan angka prevalensi penyakit gondok. Data terakhir yang ada tentang besaran permasalahan GAKI ditunjukkan oleh angka penyakit gondok pada berbagai kawasan: 20% di Afrika,5% di Amerika,12% di asia tenggara,32%pada daerah Mediteranian bagian timur,15% di Eropa,dan 8% di daerah Pasifik bagian barat.pada tahun 1999,

Transcript of makalah gaki

Page 1: makalah gaki

BAB I

PENDAHAULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi  gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) kini sudah berada dalam fase

transisi karena terjadinya kemajuan yang cukup besar selama tahun 1990-an di dalam

peperangan melawan GAKI,terutama dalam bentuk program iodinisasi garam secara

nasional. Pada tahun 1999, Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengestimasikan bahwa

dari 191 negara anggotanya, 130 negara menghadapi permasalahan GAKI yang signifikan

dengan jumlah total penduduk yang terkena penyakit gondok sebanyak 740 juta jiwa atau

13% dari total populasi penduduk dunia.

            Pada tahun 1999, dari 130 negara dengan permasalahan GAKI terdapat 98 negara

(75%)yang sudah memilki peraturan tentang iodinisasi garam setempat dan 12 negara

berikutnya yang kini tengah menyusun draft peraturan tersebut. Sesudah dikeluarkannya

peraturan tentang  garam dan dengan adanya tanggapan industri garam terhadap paeraturan

tersebut, terjadilah peningkatan yang luar biasa dalam pemakaian garam beriodium.keadaan

ini menyebabkan penurunan angka prevalensi penyakit gondok.

            Data terakhir yang ada tentang besaran permasalahan GAKI ditunjukkan oleh angka

penyakit gondok pada berbagai  kawasan: 20% di Afrika,5% di Amerika,12% di asia

tenggara,32%pada daerah Mediteranian bagian timur,15% di Eropa,dan 8% di daerah Pasifik

bagian barat.pada tahun 1999, jumlah orang yang berisiko untuk mengalami defisiensi

iodium telah berkurang hingga angka lebih-kurang 500 juta.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi defisiensi iodium.

2. Untuk mengetahui gambaran klinis defisiensi iodium.

3. Mengetahui metabolisme iodium.

4. Mengetahui referensi asupan untuk iodium.

5. Mengetahui aspek defisiensi iodium pada kesehatan masyarakat.

6. Mengetahui manajemen defisiensi iodium.

7. Mengetahui pengkajian dan pemberantasan gangguan akibat kekurangan iodium.

  

Page 2: makalah gaki

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Defisiensi Iodium

Diagnosis defisiensi iodium harus lebih dilihat sebagai diagnosis kelompok, komunitas, atau

populasi ketimbang sebagai hasil penelitian di tingkat perorangan.  Meskipun pengukuran

yang relevan dilakukan pada sejumlah orang, namun data yang digunakan untuk

menginterpretasikan status GAKI adalah data yang dirangkum dari kelompok.

            Pada forum konsultasi yang diselenggarakan oleh WHO, UNICEF (the United

Nations Children’s  fund) dan ICCIDD (the International for Council for Control of Iodine

Deficiency Dissorder) pada bulan Mei 1999 di Jenewa, indikator outcome berikut ini

direkomendasikan bagi penilaian GAKI dan cara pemberantasannya.

Definisi status iodium pada suatu populasi yang berdasarkan kadar tengah iodium dalam urine

Status Iodium Kadar median (median concentration) iodium dalam urine

Defisiensi Iodium yang beratDefisiensi Iodium yang sedangDefisiensi Iodium yang ringanAsupan iodium yang idealLebih dari asupan iodium yangAdekuat: dapat meningkatkanRisiko hipertiroidisme karenaIodium (IIH; iodine-inducedHyperthyroidism)Asupan iodium yang berlebihan

< 2020 - 4950 - 99100 - 200201 – 299

>300

2.1.1 Ekskresi Iodium Dalam Urine

Ekskresi iodium dalam urine merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan asupan

iodium yang paling akhir dari makanan. Sampel urine sehari-hari atau spot urine sample

(sampel urine yang diambil saat penelitian) harus diambil dengan menggunakan wadah bebas

iodium yang kemudian disegel rapat dan disimpan sebelum dilakukan pemeriksaan analisis.

Kita harus berhati-hati agar tidak terjadi kontaminasi selama pengumpulan seluruh sampel

dan pelaksanaan pemeriksaan analisis.

            Kebanyakan laboratorium menggunakan reaksi Sandell-Kolthoff dalam pemeriksaan

analisis iodium urine, dan bagi laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan dianjurkan

untuk turut mengikuti program penjaminana mutu agar akurasi hasil pemeriksaannya dapat

Page 3: makalah gaki

terjamin. Kadar iodium dalam urine tidak selalu berkaitan dengan ekskresi kreatinin. Nilai cut

off untuk mendefinisikan status iodium pada suatu populasi menurut kadar median (median

consentration) iodium urine ditunjuk dalam tabel berikut.

            Karena nilai ioduim urine dari berbagai populasi biasanya tidak terdistribusi secara

normal, diperlukan distribusi frekuensi untuk mendapatkan hasil intrepretasi data yang benar,

dan nilai yang digunakan bukan nilai mean melainkan nilai tengah (median value)

            Untuk memeberantas defisiensi iodium, kadar median iodium dalam darah harus 100

g/l  atau lebih dan tidak lebih dari 20% sampel yang kadar iodium urinenya di bawah 50 g/l.

2.1.2 Ukuran Kelenjar Tiroid

Ukuran kelenjar tiroid akan mengalami perubahan secara terbalik sebagai respons

terhadap perubahan pada asupan iodium, dengan interval antarperiode yang bervariasi dalam

beberapa bulan hingga beberapa tahun, bergantung pada faktor-faktor seperti keparahan serta

durasi defisiensi iodium, efektifitas intervensi iodium , dan mungkin pula faktor-faktor

goitrogenik.

            Selama berpuluh tahun, ukuran kelenjar tiroid hanya ditentukan melalui inspeksi dan

palpasi (rabaan). Metode ini tampak menarik karena pemeriksa dapat melakukan

pemeriksaan pada sejumlah besar orang dalam waktu yang singkat tanpa menggunakan

peralatan yang mahal. Namun demikian, dengan metode ini terdapat kekhawatiran akan

keakuratan diagnosis yang ditegakkan. Pemeriksaan ultrasonografi merupakan metode yang

lebih akurat dan objektif untuk menentukan ukuran kelenjar tiroid, kendati diperlukan

peralatan mahal, pelatihan ang baik, dan pemeriksaan tersebut juga memerlukan waktu yang

lebih lama.

            Kelompok sasaran yang dipilih harus tepat untuk penentuan ukuran kelenjar tiroid

pada neonatus dan anak prasekolah berukuran kecil, pemeriksaan penyakit gondok pada

kelompok ini tidak mungkin atau tidak praktis untuk dilaksanakan sekalipun dengan alat

ultrasonografi.

2.1.2.1 Menentukan ukuran tiroid melalui palpasi (cobaan)

Menentukan ukuran tiroid melalui palpasi memerlukan pelatihan yang seksama dan

kolaborasi inisial dengan pemeriksa yang berpengalaman pada pemeriksaan pertama.

Sesudah dilakukan inspeksi secara visual,kelenjar tiroid dipalpasi dengan memakai jari

tangan untuk menelusuri secara hati-hati daerah di sepanjang tepi trakea (pipa suara) di antara

kartilago krikoideus (kartilago terbawah laring) dan puncak sternum (tulang dada). Kedua sisi

Page 4: makalah gaki

trakea juga harus dipalpasi.ukuran dan konsistensi kelenjar tersebut dicatat dengan cermat.

Jika perlu,pemeriksaan palpasi dapat sedikit di permudah dengan menyuruh orang yang

diperiksa itu untuk menelan sehingga menjadi gerakan tiroid ke atas. Kelenjar tiroid  dengan

kedua lobus lateral yang masing-masing berukuran lebih besar dari falang proksimal ibu jari

tangan orang yang diperiksa dapat dianggap sebagai suatu tanda yang menunjukkan penyakit

gondok.

            Ukuran kelenjar tiroid dapat dipilihkan menjadi salah satu dari beberapa kelenjar

berikut ini.

a) Derajat 0 : kelenjar tiroid tidak teraba atau tidak terlihat

b) Derajat 1 : ada massa pada bagian leher yang konsistan dengan kelenjar tiroid yang

membesar,massa tersebut dapat dipalpasi kendati tidak dapat dilihat ketika leher berada

dalam posisi normal serta bergerak ketika orang yang diperiksa melakukan gerakan

menelan;perubahan noduler dapat terjadi sekalipu kelenjar tiroid tidakl terlihat membesar

c) Derajat 2 : pembesaran pada bagian leher yang terlihat ketika leher berada dalam posisi

normal dan konsisten dengan kelenjar tiroid yang membesar ketika leher dipalpasi.

            Sistem klasifikasi yang berdasarkan pada derajat (grade) ini menggantikan system

klasifikasi yang berdasarkan stadium.pada system tersebut,derajat 1 dibagi lagi menjadi

stadium 1a (yang hanya dapat terdektesi dengan palpasi)dan stadium 1b (yang terlihat ketika

leher didongakkan secara penuh ; massa yang terlihat dapat meliputi kelenjar-kelenjar

noduler sekalipun bukan penyakit gondok); sementara itu, derajat 2 dibagi menjadi stadium

11 (yang terlihat ketika leher berada dalam posisis normal) dan stadium III (gondok yang

sangat besar dan sudah dapat dilihat pada gerak yang cukup jauh). Angka total penyakit

gondok dihitung berdasarkan penjumlahan derajat  I dan 2. Jika angka ini melampaui 5%

pada anak sekolah berusia 6-12 tahun, dikatakan bahwa populasi penduduk tersebut memiliki

permasalahan kesehatan masyarakat, kecuali jika hal  ini terjadi dalam singkat sesudah

pelaksanaan program iodinisasi. Biasanya keadaan defisiensi iodium dapat dikoreksi dengan

tepat melalui program ionisasi yang efektif, kendati angka gondok sendiri memerlukan waktu

yang lama sebelum kembali kepada tingkat yang  diterima.

 2.1.2.2 Menentukan ukuran tiroid melalui ultrasonografi

Ultrasonografi merupakan teknik pemeriksaan yang aman tidak invansif, dan bersifat

khusus. Pemeriksaan ini adalah cara yang lebih akurat untuk mengukur volume kelenjar

tiroid jika dibandingkan metode palpasi. Peningkatan akurasi pada pemeriksaan

ultrasonografi terutama berguna untuk membedakan penyakit gondok derajat 0 dengan

derajat 1 pada situasi ketika prevalensi gondok yang terlihat cukup kecil dan pada

Page 5: makalah gaki

pemantauan program pengendalian iodium sata volume kelenjar tiroid diharapkan akan

mengecil setelah beberapa waktu.

            Peralatan ultrasonografi portabel sudah tersedia dipasaran dan harus digunakan

dengan tranducer 7,5 Mhz oleh operator yang terlatih dengan ketrampilan yang sudah

terstandarisasi.tidak ada nilai normatif  universal untuk menentukan volume tiroid pada anak

yang mengalami replete iodium kecuali volume kelenjar tiroid  pada anak sekolah diEropa

yang berusia 6-15 tahun dapat menggambarkan usia, gender, dan luas permukaan tubuh. Nilai

normatif bagi populasi yang sedang diteliti harus ditetapkan dahulu.

2.1.3 Tyroid- stimulating hormone dan thyroglobulin

TSH (Tyroid- stimulating hormone) dan thyroglobulin dapat digunakan sebagai

indicator untuk menilai GAKY, atau sebagai indicator surveilens, dalam kondisi tertentu.

Bercak bercak darah pada kertas saring atau sampel serum dapat dipakai untuk mengukur

TSH dengan menggunakan pemeriksaan analisis yang sangat peka. Kadar PSH akan

meningkat pada keadaan defisiensi iodium sebagai bagian dari system umpan balik (feedback

system) yang melibatkan hormon-hormon yang terkait dengan kelenjar tiroid. Namun

demikian, peningkatan tersebut tidak begitu besar kecuali jika terjadi defisiensi yang sedang

atau berat. Oleh karena itu, kadar TSH pada anak usia sekolah dan orang dewasa buka

indicator yang baik untuk defisiensi iodium, dan pemakaian dalam survei berbasis sekolah

tidak direkomendasikan.      Pemeriksaan TSH  darah bercak darah pada neonatus merupakan

indicator yang berharga untuk menentukan keadaaan  defisiensi iodium karena kelenjar tiroid

neonatus memiliki simpanan iodium yang terbatas sehingga defisiensi yang ringan sekalipun

sudah dapat meningkatkan sekresi TSH. Sampel darah dapat diambil dari tali pusat pada saat

bayi dilahirkan atau dengan menusuk tumit sesudah bayi itu lahir (biasanya setelah 72 jam).

Biasanya pemeriksaan skrining TSH  pada neonatus memilki tujuan primer untuk mendeteksi

hipotiroidisme kongenital, kendati pemeriksaan ini dapat juga digunakan sebagai indikator

nutrisi iodium dalam masyarakat. Karena alasan inilah pemeriksaaan skrining tersebut harus

bersifat universal dan tidak boleh melupakan anak-anak yang lahir didaerah terpencil atau

didaerah dengan keadaan  sosioekonomi yang rendah.

            Ketika terjadi pembesaran kelenjar tiroid pada keadaan defisiensi iodium,

thyroglobulin akan dilepas dengan jumlah besar sehingga terjadi peningkatan kadar

thyroglobulin didalam sirkulasi darah. Teknik laboratorium untuk memeriksanya sama seperti

pada pemeriksaan TSH dan pemeriksaan immunoassay yang lain. Teknik tersebut

memberikan hasil yang baik ketika diaplikasikan pada bercak darah, kendati belum

dikembangkan secara komersial.

Page 6: makalah gaki

2.1.4 Indikator lain defisiensi iodium

Ketrinisme mengindikasikan besarnya permasalahan GAKY hanya jika kretinisme

tersebut cukup besar. Keadaan tersebut relatif jarang dijumpai dan sulit didiagnosis (khusus

pada kasus yang gejalanya tidak jelas), kasus sering tersembunyi dank arena usia harapan

hidup enderita kretinisme sangat bervariasi maka data insidens mungkin lebih cepat dari data

prevalensi.

            Menentukan kadar hormone tiroksin tiroid (T4) dan triiodotironim (T3) dalam serum

berbagai indikator defisiensi iodium biasanya jarang direkomendasikan karena tes ini sulit

dilaksankan, memerlukan biaya yang lebih besar serta tidak begitu sensitive jika

dibandingkan dengan indicator lainnya. Kadar T4 serum pada defisiensi iodium secara khas

lebih rendah, dan kadar T3 serum lebih tinggi jika dibandingkan dengan populasi penduduk

yang normal; namun, tumpang tindih keduanya mengurangi kegunaan hormon-hormon ini

dalam menilai GAKY.

2.2 Gambaran Klinis

Pasokan iodium yang suboptimal dari makanan mengakibatkan infusiensi sintesis

hormon tiroid dan pada hipotiroidisme, keadaan ini menyebabkan berbagai macam kelainan

yang secara kolektif dikenal dengan sebutan GAKI.

            Kelenjar tiroid, atau gondok yang membesar (penyakit gondok, goiter) merupakan

manifestasi defisiensi iodium yang paling nyata dan berfungsi sebagai penanda biologis yang

berpotensi untuk menunjukan keberadaan GAKI yang lain. Seseorang dianggap menderita

penyakit gondok jika kelenjar tiroidnya membesar hingga ukuran lobus lateral kelenjar

tersebut melebihi ukuran falang terminalis ibu jari tangan orang yang diperiksa itu, kelenjar

tiroid dengan ukuran tersebut masih belum terlihat tetapi dapat dipalpasi.

            Ketika ukurannya menjadi lebih besar lagi, kelenjar tiroid tersebut akan terlihat. Pada

tahun 1990 diestimasikan terdapat lebih dari 200 juta orang terutama tinggal di negara

berkembang, memiliki penyakit gondok yang dapat dilihat.

            Prevalensi serta keparahan penyakit gondok bertambah bersamaan dengan keparahan

defisiensi iodium, dan menjadi permasalahan yang hampir universal pada populasi dengan

asupan iodium dengan kurang dari 10 µg/hari. Pada umumnya, penyakit gondok bukanlah

gangguan yang serius. Jika terjadi pembesaran kelenjar tiroid, keadaan ini mungkin membuat

penampilan orang yang mengalaminya itu tidak menarik, dengan konsekuensi sulit mencari

suami atau istri.

Page 7: makalah gaki

2.3  Metabolisme Iodium

Satu–satunya fungsi iodium yang diketahui dalam tubuh adalah untuk sintesis hormon

tiroid yang berlangsung didalam kelenjar tiroid. Hormone ini memainkan peranan yag

penting dalam pengaturan metabolism. Iodium diabsorbsi dengan cepat dari dalam usus dan

kemudian diedarkan melalui sirkulasi darah dalam bentuk senyawa iodide anorganik plasma

(PII; plasma inorganic iodide). Dari sirkulasi ini sel – sel kelenjar tiroid mengambil senyawa

iodide tersebut melalui pompa iodium (sodium/iodine symporter) di bawah pengendalian

TSH yang dilepas oleh kelenjar hipofisis. Mekanisme ini merupakan mekanisme transportasi

aktif yang mempertahankan gradient 100:1 atara sel – sel kelenjar tiroid dan cairan ekstrasel.

Gradien ini dapat menigkat menjadi 400:1 pada keadaan dafisiensi iodium. Dari 15-20 mg

iodium didalam tubuh, 70-80% ditemukan dalam kelenjar tiroid.

            Setelah diambil oleh sel – sel kelenjar tiroid, iodium dilepaskan kedalam koloid

kelenjar tiroid dan ditempat ini, iodium dioksidasi oleh hydrogen peroksida yang berasal dari

system peroksidase tiroid. Kemudian senyawa iodida disatukan kedalam molekul tirosin dari

tiroglobulin untuk membentuk monoidotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) (Gambar 12.2).

jika sebuah molekul DIT terangkai dengan molekul DIT yang lain, terbentuklah

tetraiodotironin atau tiroksin (T4), dan jika yang dirangkaikan itu adalah MIT denga DIT,

terbentuklah triiodotironin (T3). Tiroglobulin kemudian diambil oleh sel – sel kelenjar tiroid

melalui sebuah proses yang dikenal sebagai pinositosis. Dalam sel – sel kelenjar tiroid,

hormo T3 dan T4 dilepas dari kelenjar tiroid tersaebut melalui proses proteolisis. Sekresi T3

dan T4 dari kelenjar tiroid berlangsung dibawah pengaruh TSH, yang sekresinya distimulasi

oleh thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus. Ada suatu mekanisme umpan

balik (feedback mechanism) ketika kadar T4 yang meningkat akan menghambat secara

langsung sekresi TSH dan melawan kerja TRH (Gambar 12.3).

            Jadi, ketika kadar T4 dalam darah menurun, sekresi TSH akan meningkat dan begitu

pula sebaliknya. Pada defisiensi iodium yang berat, hormon T4 tetap rendah dan TSH

meninggi; gambaran T4 yang rendah dan TSH yang tinggi mengindikasikan hipotiroidisme.

Kenaikan TSH dapat disebabkan oleh defisiensi iodium atau  terjadi karena kecacatan

congenital paa sintesis tiroksin dan insidensnya adalah 1:4000 kelahiran. Peningkatan kadar

TSH pada keadaan defisiensi iodium menstimulasi aktivitas sel – sel kelenjar tiroid sehingga

terjadi hipertrofi dan hiperplasia sel-sel tiroid dan menghasilkan pembesaran kelenjar tiroid.

Pembesaran kelenjar tiroid ini dinamakan goiter atau penyakit gondok.

            Jika pasokan iodium ke dalam kelenjar tiroid sangat terbatas, kelenjar tersebut akan

memproduksi lebih banyak T3 (yang bekerja lebih aktif dari pada T4) sementara produksi T4

Page 8: makalah gaki

menjadi lebih sedikit. Jika kadar T4 rendah, jaringan sasaran (target tissue) juga mengubah

T4 menjadi T3. Kendati demikian, perlu dicatat bahwa otak hanya dapat mengambil T4 dan

bukan T3 sehingga fungsi otak akan berpengaruh jika kadar T4 rendah sekalipun kadar T3

mungkin cukup untuk melaksanakan fungsi hormon tiroid pada organ serta jaringan tubuh

yang lain. Jika pasokan iodium pada kelenjar tiroid sangat terbatas, maka kelenjar tersebut

akan melepaskan tiroglobulin kedalam sirkulasi darah yang sebagian diantaranya tidak

mengandung hormon tiroid (T3 atau T4). Denga demikina kenaikan kadar tiroglobulin akan

menjadi calon indicator untuk menunjukan defisiensi iodium yang sudah berlangsung selama

berbulan – bulan atau bertahun – tahun.

            Sesudah usia kehamilan 12 minggu, terbentuk kelenjar tiroid dan hipofisis yang

masing-masing bertanggung jawab atas produksi T4 dan TSH. Hipotamalus yang

bertanggung jawab atas produksi TRH terbentuk pada usia kehamilan antara minggu ke-10

dan ke-30. Jadi, hingga usia kehamilan sekitar 20 minggu, janin akan bergantung pada ibu

untuk mendapat pasokan T4 . sesudah masa ini, janin akan memproduksi TSH-nya sendiri

yang dapat menstimulasi produksi T4 dalam tubuh janin. Kadar bentuk T3 yang normal

masih rendah karena keberadaan enzim 5-deiodinase (tipe III atau ID-III) mengakibatkan

pembentukan reserve T3. (reserve T3 kurang mengandung atom iodium pada cincin bagian

dalam molekul tersebut sehingga berbeda dengan bentuk T3 normal yang kekurangan atom

iodium pada cincin bagian luarnya; lihat Gambar 12.2 Reserve T3 merupakan hormon inaktif

sementara T3 yang normal bekerja lebih aktif daripada T4). Sesaat sebelum bayi lahir terjadi

perubahan system enzim yaitu dari ID-III menjadi 5’-deiodinase (deiodinase tipe I atau ID-I)

yang memproduksi bentuk T3 yang normal.

            Selenium merupakan komponen enzim 5’-deiodinase (ID-I serta ID-II) dan 5-

deiodinase (ID-III). Dari penelitian yang dilakukan di Republik Demokratik Kongo (dahulu

bernama Zaire) terdapat bukti bahwa defisiensi selenium dapat memicu GAKI di daerah yang

kekurangan iodium dan selenium.

Referensi Asupan Untuk Iodium

1..Kebutuhan iodium dan sumbernya

Asupan iodium yang dianjurkan dari makanan (atau AKG iodium) untuk berbagai

umur dan bagi ibu hamil serta menyusui terdapat dalam tabel 12.2.

Asupan iodium dari makanan yang direkomendasikan oleh WHO/UNICEF/ICCIDD (2001)

kategori Asupan (µg/hari)

Page 9: makalah gaki

Bayi,0-59 bulan

Anak sekolah, 6-12 tahun

Anak-anak > 12 tahun dan orang

dewasa

Ibu hamil dan menyusui

90

120

150

200

Direproduksi dengan izin dari WHO

            Laut merupakan sumber utama iodium, dengan demikian makanan laut seperti ikan,

kerang-kerangan serta rumput laut yang dapat dimakan merupakan sumber pangan yang kaya

akan iodium. Siklus ekologis iodium di alam dimulai dalam bentuk uap air laut (yang

mengandung iodium) yang dibawa oleh angin dan awan ke wilayah daratan. Uap air laut ini

akan jatuh sebagai air hujan yang sebagian akan menggantikan iodium yang hilang pada

lapisan permukaan tanah kendati salju, hujan, banjir, dan sungai melarutkan kembali iodium

dan membawanya ke laut. Sebagian iodium yang diperoleh dari tanah akan masuk kedalam

air minum serta sejumlah kecil iodium masuk ke dalam tanaman, hewan, dan produk yang

dihasilkan seperti sereal, kacang-kacangan, buah, sayuran, daging, susu, serta telur. Oleh

karena itu, didaerah tempat makanan laut tidak biasa dikonsumsi dan tidak terdapat garam

beriodium, asupan iodium didaerah tersebut terutama bergantung pada kandungan iodium

dalam lahan yang menjadi tempat tinggal penduduk.

            Defisiensi iodium merupakan keadaan yang prevalen di daerah pegunungan dan

wilayah lain tempat terjadinya penapisan tanah (leaching of the soil) dan tempat dengan

kandungan iodium yang rendah di dalam tanah serta air yang biasa dipakai untuk minum dan

irigasi tanaman pangan.

2.4.2 Sumber iodium dari makanan

Pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid dan pelepasan hormon tiroid dari kelenjar

tersebut dapat dihambat oleh tiga macam goitrogen.

            Goitrogen yang menghasilkan substansi yang bersaing dengan kelenjar tiroid dalam

mengambil iodium meliputi senyawa-senyawa glikosida sianogenik yang terdapat dalam

ketela(kasava, singkong), jagung, rebung, ubi jalar, lima beans, dan millet. Glikosida 

siagonik melepas sianida yang membentuk tiosianat dan senyawa tiosianat ini bersaing

dengan kelenjar tiroid didalam mengambil iodium. Substansi yang berasal dari bakteri

kaliformis juga bersaing dengan kelenjar tiroid di dalam pengambilan iodium dan penyatuaan

iodium kedalam hormon-hormon tiroid.

Page 10: makalah gaki

            Goitrogen penghasil substansi yang mencegah (secara non kompetitif) pengambilan

iodium oleh kelenjar tiroid adalah goitrin (5-vinil-2-tiooksazolidindion). Goitrogen tersebut

bukan hanya menghalangi penyatuan iodium kedalam hormon tiroid tetapi juga menghambat

proses perangkaian untuk menghasilkan hormon T₄. Karena bersifat nonkompetitif, proses 

penghambat tersebut tidak dapat diatasi dengan meningkatkan asupan iodium dari makanan.

Goitrin dihasilkan oleh tanaman genus Brasicca (kubis, bit, mustard) dari famili Crucifarae,

tanaman ini juga memproduksi tiosianat yang memiliki efek serupa dengan efek sianida

seperti yang disebutkan diatas.

            Goitrogen penghasil substansi yang mencegah proteolisis hormon tiroid dari

trioglobulin meliputi iodida  yang berlebihan dan substansi dari beberapa jenis rumput laut.

Jika ketersediaan hayati iodium sangat rendah karena adanya zat-zat goitrogenik dalam

makanan, asupan iodium sehari-hari harus ditingkatkan sebanyak 50-100 µg.

Aspek Defisiensi Iodium Pada Kesehatan Masyarakat

1.Implikasi defisiensi iodium pada kesehatan masyarakat

Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, manifestasi defisiensi iodium pada segala

usia dianggap sebagai permasalahan yang sanga penting karena keadaan ini dapat dicegah.

Periode defisiensi iodium yang paling kritis terjadi selam usia janin dan awal usia kanak-

kanak ketika otak yang sedang berkembang sangat rentan, terutam terhadap kekurangn

iodium dan konsekuensinya sebagai produksi hormon tiroid menjadi tidak cukup.

Spekrtum Gangguan Akibat Kekurang Iodium (GAKI) Pada Berbagai Tahap Kehidupan

Tahap kehidupan

Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)

Janin

Neonates

Anak dan remaja

Abortus, lahir mati, kelainan congenital peningkatan mortalitas perinatal danbayi kretinisme neurologi (defisiensi mental, mustime tuli, diplegia spastic, juling)Kreatinisme miksedema (dwarfisme, defisiensi mental)defek psikomotor

Penyakit gondok neonatesHipotiroidisme neonatesPeningkat kerentanan terhadap radiasi nuklir

Penyakit gondokHipotiroidisme juvenilisGangguan fungsi mentalRetardasi perkembangan fisikPeningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir

Penyakit gondok dengan komplikasi seperti gangguan bernapas dan menelan

Page 11: makalah gaki

Orang dewasa HipotiroidismeGangguan fungsi mentalHipertiroidisme karena iodium (IIH; iodine-induced hyperthyroidism)Peningkatan kerentanan terhadap radiasi nuklir

            Dampak semua kelainan ini pada kelompok masyarakat dapat disaksikan melalui

produktivitas kerja yang lebih rendah dan kebutuhan yang lebih tinggi akan pelayanan sosial.

            Meskipun perhatian terhadap defisiensi iodium dalam tahun-tahun sebelumnya

berfokus pada penyakit gondok endemik, namun perhatian tersebut kini sudah beralih kepada

efek yang ditimbulkan oleh hipotiroksinemia terhadap perkembangan otak dan sistem saraf

pusat dalam periode waktu dari usia kehamilan 15 minggu hingga usia bayi 3 tahun.

Perubahan ini bersifat permanen dan dapat menimbulkan cacat neurologis yang permanen,

serta penurunan kemampuan belajar. Akibat efek neurologis  pada anak-anak di daerah

kekurangan iodium dapat juga dilihat melalui intelegence quotient (IQ) yang rendah, yaitu IQ

antara 10-15 poin, pada nilai sekolah yang buruk. Lebih lanjut, beberapa penelitian

melaporkan perbaikan nilai tes IQ yang dilakukan diantara anak-anak yang mendapat

suplemen iodium. IIH (iodine-inducedhypertthyroidism, hipertiroidisme yang timbul karena

iodium) merupakan efek samping yang penting dan terjadi pada beberapa individu yang

rentan sebagi akibat dari peningkatan asupan iodium yang  cepat. Dengan demikian, IIH

dianggap sebagai salah satu bentuk GAKI. Setelah palaksanaan iodinisasi pada garam atau

roti, atau pemakaian minyak beriodium dalam tahun 1920-an, IIH telah terjadi pada banyak

negara, meliputi AS, Belanda, Austria. Brazil, Australia (Tasmania), Ekuador, dan paling

akhir Zimbabwe serta Republik Demokratik Kongo.

            Penambahan iodium pada asupan dasar atau asupan normal, bahkan dengan

konsentrasi fisiologi yang normal, membawa resiko terjadinya IIH pada orang rentan. Iodium

dari segala sumber, baik yang berasal dari garam beriodium, air minum, obat-obatan, minyak

beriodium, larutan Lugol , makanan yang mengandung iodium, maupun dari semua bentuk

bahan kimia yang mengandung iodium, akan membawa resiko terjadinya hipertiroidisme. IIH

endemik tampaknya merupakan fenomena temporeryang berhubungan dengan program

garam beriodium yang dimulai terlalu cepat pada GAKI berat. Karena manfaat program

iodinisasi garam bagi populasi secara keseluruhan jauh melebihi resiko timbulnya IIH pada

beberapa orang maka tindakan pendekatan yang yang terakhir adalah dengan melanjutkan

Page 12: makalah gaki

program iodinisasi dan diberitahu tentang diagnosis dan penanganan IIH. Berbeda dengan

keadaan kebalikannya pada hipotiroidisme terjadi ketika dalam sirkulasi darah terdapat

hormon T3 dan T4. Area fokal atau yang lebih sering nodul tunggal atau banyak, pada kelenjar

tiroid menjadi otonom dan menghasilkan hormon dalam jumlah yang berlebihan. Oleh karena

itu, peristiwa yang kritis dalam proses terjadinya IIH adalah otonomi fungsi kelenjar tiroid.

            Otonomi dapat diartikan sebagai keadaan bekerjanya sel-sel folikuler dalam kelenjar

tiroid tanpa adanya efek stimulasi fisiologis yang normal. Kendati efek inhibisi yang

ditimbulkan oleh kenaikan hormon tiroid pada kelenjar hipofisis menyebabkan penekana

sekresi TSH, namu sekresi hormon tiroid yang tidak terkontrol terus terjadi selama iodida

tersedia dalam jumlah yang cukup. IIH paling banyak terjadi, sekalipun demikian, pada

manula, khususnya wanita usia lanjut, dengan penyakit gondok multinoduler (toxic nodular

goiter) yang sudah ada sebelumnya, pada orang-orang yang menderita penyakit Grave dan

tinggal di daerah dengan defisiensi iodium berat ditangani melalui program fortifikasi atau

suplementasi iodium. Orang-orang yang menderita eutiroid dengan fokus fungsional tiroid

yang otonom dapat juga mengalami hipertiroidisme jika tersedia iodium dalam jumlah yang

cukup.

            Tirotoksitosis mengacu kepada efek klinis yang terjadi karena kelebihan hormon

tiroid tanpa memeperhitungkan penyebabnya. Efek ini dapat meliputi kegelisahan, ansietas,

penurunan berat badan, kelemahan otot, mudah lelah, berkeringat, dan alergi terhadap panas.

Manifestasi IIHyang paling berat terlihat pada jantung ketika palpitasi menjadi gejala

simptom kardiak yang paling sering ditemukan. Akibat IIH yang lain, meliputi takikardiak,

hipertensi sistolik, fibrilasi atrium, gagal jantung, dan kardiomiopati. Diagnosis klinis IIH

sering tidak jelas karena kesamaan keluhan karena dan gejala yang tedapat antara IIH dengan

beberpa penyakit infeksi lainnya atau dengan proses penuaan serta penyakit kronis. Jika efek

klinis tirotoksikosis terlihat pada penyakit gondok atau pada orang yang asupan iodiumnya

baru saja ditingkatkan, kita harus melanjutkan penemuan ini dengan tes biokimia, seperti

pengukuran kadar TSH yang sangat sensitif dan pemeriksaan keseluruhan T3dan T4 free T3

danT4 bebas. Pemeriksaan biokimia lainnya adalah tes pengambilan resin T3,pemeriksaan

kadar trioglobulin dan antibodi tiroid.Jika dapat dilakukan,pembuatan gambar kelenjar tiroid

(thyroid imaging) yang terdiri atas pemeriksaan USG  dengan tranduscer 5 MHz  (atau

frekuensi yang lebih tinggi) dan pengamatan dengan radioaktif (scintigraphy) sangat berguna

untuk membedakan tipe penyakit tiroid yang mendasari dan melihat struktur serta fungsi

kelenjar tiroid tersebut.

Page 13: makalah gaki

            Setelah diagnosis positif ditegakkan,biasanya pasien IHH ditangani dengan obat-

obatan antitiroid,terapi iodium radioktif pembedahan dengan tindakan berkelanjutan jangka

panjang.

Manajemen Defisiensi Iodium

Salah satu atau kombinasi dari sejumlah strategi dapat diputuskan untuk memberantas

defisiensi iodium pada sebuah negara tertentu.strategi yang diputuskan bergantung pada :

Keparahan GAKI

Aksesibilitasi target populasi

Sumber-sumber yang tersedia

Program dapat meliputi satu atau kedua strategiberikut ini,yaitu:

Pendekatan berbasis pangan

Penggunaan bahan pangan alami

Mengingat defisiensi iodium biasanya terjadi karena kekurangan iodium dalam air

minum,dalam tanah dan air yang menjadi tempat tumbuhnya tanaman pangan bagi konsumsi

manusia serta hewan ternak maka pemilihan bahan pangan yang alami untuk meningkatkan

asupan iodium atau untuk mengurangi konsumsi goitrogen umumnya tidak dianggap sebagai

cara mengatasi defisiensi iodium biasanya jauh lebih efektif.

Penggunaan garam beriodium

Selama bertahun-tahun, penggunaan garam beriodium sudah dianggap sebagai cara

yang paling efektif untuk memeberantas GAKI di sejumlah besar negara. Kebjakan bersama

yang dibuat WHO, UNICEF, dan ICCIDD merekomendasikan bahwa untuk memberikan

lebih kurang 120-140 g iodium/hari, kadar iodium dalam garam pada  saat diproduksi harus

berkisar 20-40 mg iodium per kilogram garam. Rekomendasi ini mengasumsikan bahwa 20%

iodium akan hilang dalam perjalanan dari tempat produksi hingga rumah tangga, sementara

20% lainnya hilang pada saat memasak, dan asupan garam rata-rata adalah 10 gram per orang

per hari.

            Kalim iodat atau iodida dapat dipakai untuk fortifikasi, tetapi garam iodat lebih cocok

pada iklim panas seta lembap karena stabilitas garam ini lebih besar. Kehilangan dan

kebutuhan  iodium sesuai dengan kondisi suatu daerah harus ditentukan, dan para pejabat

kesehatan harus memastikan dahulu pemantauan penggunaan garam beriodium yang benar

sudah dilaksanakan secara rutin. Garam yang dipilih bagi tujuan tertetntu dapat ditargetkan

untuk program iodinisasi.

Page 14: makalah gaki

Iodinisasi air minum

Pendekatan dengan menggunakan bebagai jenis alat iodinator ini terbukti memberikan

hasil memuaskan di sebagian daerah dengan syarat bahwa kadar iodiumnya tidak boleh

terlalu tinggi. Pada suatu daerah yang mengalami kekurangan iodium di Cina, program

iodinisasi air irigasi telah meningkatkan status iodium pada wanita dan menurunkan angka

mortalitas nonatus serta bayi

Fortifikasi susu formula bayi

Dari sudut informasi tentang fungsi kelenjar tiroid dan fisiologi bayi prematur,

kandungan iodium pada banyak susu formula bayi tampaknya kurang memadai. Karena bayi-

bayi prematur di banyak negara mengalami kekurangan iodium maka ICCIDD mengeluarkan

rekomendasi pada tahun 1992 bahwa tingkat fortifikasi pada susu formula untuk bayi

pematur dan formula pemula, dalam kaitannya dengan konsentrasi akhir di dalm formula

yang telah disiapkan, masing-masing harus sebesar 200 g/l dan 100 g/l.

Fortifikasi produk pangan lainnya

Pada sejumlah negara seperti misalnya Inggris (UK), pemberantasan defisiensi iodium

dilaksanakan bukan melalui perencanaan (jadi, dilaksanakan secara kebetulan) melalui

pemakaian bahan iodohores (bahan deterjen yang mengandung iodium) untuk membersihkan

mesin pengolahan susu dan melalui suplementasi pada iodium pada pakan ternak sapi perah.

Ketika penggunaan iodophores dibatasi keadaan defisiensi iodium dilaporkan telah muncul

kembali di Inggris. Bahan pangan lainnya juga sudah diselidiki untuk dijadikan sebagai

pembawa iodium seperti misalnya terasi (fish paste) di Thailand dan gula pasir di Sudan.

Fortifikasi pakan ternak

GAKI pada hewan sedang mendapat banyak perhatian karena peningkatan status

iodium pada hewan ternak ternyata memperbaiki kesehatan hewan tersebut dan produktivitas

ekonominya. Memperbaiki status iodium pada hewan juga akan meningkatkan status iodium

pada manusia yang mengkonsumsi produk hewan seperti daging, berbagai produk susu dan

telur. Jadi, program pengendalian defisiensi iodium bagi manusia juga harus mengatasi

persoalan kekurangan iodium pada hewan ternak. Kita harus berhati-hati untuk memastikan

apakah jumlah iodium yang digunakan, biasanya dengan ditambahkan pada garam, sudah

cukup untuk mengatasi keadaan defisiensi tanta menimbulkan pemberian yang berlebihan.

Pendekatan nutraseutikal (produk pangan dengan zat gizi tambahan)

1 .Penggunaan minyak beriodium

Page 15: makalah gaki

Pada sebagian negara berkembang dengan kondisi GAKI yang sedang atau berat tidak selalu

tersedia garam beriodium, atau garam itu tersedia, keberadaannya tidak menjangkau daerah-

daerah terpencil. Pada keadaan ketika strategi suplementasi iodium yang lain, gagal atau

bukan merupakan tindakan yang praktis, maka penanganan defisiensi iodium dengan minyak

beriodium menjadi sangat efektif. Iodium dengan takaran tinggi dapat disuntikkan secara

intramuskuler atau diberikan per oral dalam bentuk minyak beriodium dengan penyerapan

yang lambat. Efektifitas pengguanaan minyak beriodium yang diberikan per oral tampaknya

lebih bertambah ketika digunakan minyak tak jenuh tunggal, seperti minyak rapeseed dan

minyak kacang jika dibandingkan dengan minyak poppyseed seperti yang lazim dipakai.

Parasit intestinal ditemukan menghambat penyerapan minyak beriodium. Jadi, jika kita akan

menggunakan minyak beriodium untuk mengendalikan keadaan defisiensi iodium, pemberian

obat cacing harus dilakukan sebelum program tersebut, akan meningkatkan durasi efektifitas

minyak beriodium ini.

Penggunaan larutan kalium iodida

Larutan kalium iodida 10 % mudah dibuat, dapat segera tersedia, dan merupakan car

pendekatan alternatif yang sederhana serta murah ketika metode utama (pemberian garam

dan minyak beriodium) yang dipakai untuk mencegah dan mengendalikan defisiensi iodium

tidak dapat tersedia dengan segera. Iodida dengan takaran lebih kurang 30 mg yang diberikan

sebulan sekali atau dengan takaran 8 mg setiap 2 minggu sekali dapat diberikan dengan

mudah sebagai larutan biasa di dalam botol berpipet.

Pengakajian dan Pemberantasan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium

Indikator yang dipakai untuk menilai GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium)

dan pemberantasannya dapat dibagi lagi menjadi indikator proses dan indicator outcome.

Dalam rangkaian temporal kejadian, indikator proses mengukur faktor – faktor yang

memainkan peranan kausal dalam timbulnya respons indicator outcome. Idealnya, baik

indikator proses maupun outcome. Idealnya, baik indicator proses maupun outcome harus

diikutsertakan sebagai variable dalam mengkaji situasi GAKI pada sebuah komunitas atau

negara.

Indikator Proses

Beberapa strategi kesehatan masyarakat telah diimplementasikan secara global untuk

memberantas GAKI pada suatu komunitas atau basis populasi. Strategi yang paling universal

adalah iodinisasi garam dan karena itu, bagian ini akan berfokus pada indikator proses yang

menilai program iodinisasi garam nasional.

Page 16: makalah gaki

            Garam iodinisasi melalui penambahan kalium iodide atau kalium iodat dengan jumlah

yang tetap dalam bentuk preparat padat kering atau larutan cair pada saat produksi.

Ketersediaan iodium yang sebenarnya dari garam beriodium tersebut ditingkat konsumen

dapat bervariasi dalam kisaran yang luas sebagai akibat dari beberapa factor. Faktor – faktor

ini meliputi jumlah iodium yang ditambahkan selama proses iodinisasi, distribusi iodium

yang tidak merata dalam garam iodium pada masing – masing batch atau kantong (akibat

pencampuran yang tidak efisien), jumlah iodium yang hilang akibat garam yang

terkontaminasi, kondisi pengemasan dan lingkungan selama penyimpanan dan distribusi,

serta kehilangan iodium selama pemrosesan pangan dan pemasakan di rumah tangga.

Kehilangan iodium karena garam beriodium yang disimpan dalam kemasan berpori dapat

berkisar dari 30% hingga 80% untuk periode waktu 6 bulan dibawah kondisi iklim yang

panas dan lembab.

            Dengan demikian, didalam pengkajian situasi GAKI, kita harus mengukur kandungan

iodium dalam garam beriodium. Pengukuran kandungan iodium tersebut dapat dilaksanakan

pada satu atau lebih dari 3 tingkat ini, yaitu pada tempat produksi (atau pada tempat masuk

jika garam diimpor dari luar), pada tingkat pengencer dan pada tingkat rumah tangga.

            Faktor–faktor seperti tujuan pengkajian, logistic dan aksesibilitas akan menentukan

ditingkat manakah pengkajian harus dilakukan. Biasanya informasi yang paling berguna akan

diperoleh di tempat produksi dan di tingkat rumah tangga. Hasil–hasil yang paling akurat

didapat melalui iritasi, kendati untuk tujuan pemantauan di tingkat rumah tangga dapat

digunakan pula perangkat tes cepat (rapid test kid) untuk menunjukan secara kualitatif

apakah garam yang digunakan dalam rumah tangga sudah beriodium atau belum. Perangkat

tes yang digunakan baru – baru ini tidak memberikan ukuran kuantitatif yang akurat untuk

kadar iodium dalam garam.

Selain mengukur kadar iodium dalam garam, diperlukan pula cakupan garam

beriodium di tingkat rumah tangga sebagai sampel representatif suatu komunitas atau

populasi. Cakupan (coverage) mengacu kepada proporsi rumah tangga yang menggunakan

garam beriodium secara adekuat atau dengan kata lain, garam yang dipakai dalam rumah

tangga itu mengandung denga kadar lebih dari 15mg/kg garam. Idealnya, proporsi ini harus

melampaui 90%. Indicator proses memberikan ukuran seberapa jauh program iodinisasi

garam telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan dan menunjukan apakah akan

terdapat hasl pengamatan pada indicator outcome yang sesuai harapan atau tidak.

Hasil observasi terhadap kadar iodium dalam garam dan proporsi rumah tangga yang

mengonsumsi garam beriodium secara adekuat akan diinterpretasikan lebih akurat jika

Page 17: makalah gaki

jumlah garam yang dikonsumsi setiap orang diketahui. Secara umum, diasumsikan bahwa

konsumsi garam per hari berkisar antara 5 dan 10 ggram per orang pada sebagian besar

populasi. Namun asumsi ini mungkin tidak valid pada sebagian populasi yang mengonsumsi

garam dengan jumlah cukup banyak karena kebiasaan nutrisi kultural mereka, atau pada

sebagian populasi lainnya, yang karena tingkat sosioekonomi yang rendah, mengonsumsi

lebih sedikit garam. Meskipun sulit untuk menetapkan konsumsi garam per hari dalam

sebuah populasi, informasi ini bukan hanya membantu menginterpretasikan indicator proses,

tetapi juga berguna untuk menentukan tingkat iodinisasi secara tepat.

Indikator outcome

Sebelum memulai suatu program kesehatan masyarakat untuk mengatasi GAKI pada sebuah

negara, angka prevalensi dan distribusi GAKI harus sudah diketahui terlebih dahulu. Survei

nasional merupakan cara yang lazim dikerjakan untuk mendefinisikan besarnya permasalahan

GAKI pada sebuah negara.

            Jika tidak terdapat data survei nasional tentang GAKI, dapat digunakan informasi

berupa data yang menggambarkan keadaan keseluruhan seperti data nasional tentang GAKI

atau data dari beberapa daerah geografik yang menunjukkan keberadaan GAKI. Indikator

hasil akhir yang direkomendasikan melalui konsultasi WHO/UNICEF/ICCIDD bagi

pengkajian dan pemberantasan GAKI diuraikan secara rinci dalam subbab 12.2. Indikator ini,

meliputi:

Sekresi iodium dalam urine

Ukuran kelenjar tiroid, kadar TSH dan tiroglobulin

Kretinisme

Kadar T₃ dan T₄

Sumber data lainnya, seperti pengetahuan tentang bayi dengan kretinisme, informasi yang

didapat melalui sistem skrining nasional untuk TSH, data historis adanya GAKI pada daerah

tertentu, dan informasi tentang GAKI  pada negara tetangga, dapat juga menunjukkan

keberadaan GAKI.

Page 18: makalah gaki

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berbeda dengan situasi pada penyakit infeksi yang dapat diobati dan dapat diberantas secara

permanen, peperangan melawan GAKI harus terus berlangsung tanpa batas waktu yang pasti.

Begitu diagnosis difisiensi iodium ditegakkan disuatu daerah, program intervensi iodium

jelas akan dibutuhkan. Beberapa contoh kasus memperlihatkan timbulnya kembali persoalan

GAKI dalam  periode antar tindakan profilaktik iodium.

SARAN

Sustainabilitas program pemberantasn GAKI jelas sangat menentukan dan memerlukan

dukungan politik yang terus-menerus, dukungan administrasi, serta pembaruan data ilmiah

untuk mempertahankan peperangan melawan GAKI.

Page 19: makalah gaki

DAFTAR PUSTAKA

Gibney, Michael dkk. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

http://GAKI.com/2010/05/ gangguan akibat kekurangan iodium=feed%3A

http:// kesehatan.kompasiana.com/ makanan/2011/11/09/GAKI.

http://health.detik.com/read/2010/06/12/083608/193865/faktor-fakter GAKI.

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.Fajar, Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.Moehji, Sjahmien. 1999. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhratara.Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.www.liputan6.comwww.antara.co.idwww.groups.yahoo.comwww.emedicine.comwww.dinkes-dki.go.idwww.depkes.go.idwww.kompas.comwww.mercksource.comhttp://www.suarapembaruan.comwww.sinarharapan.co.idhttp://www.republika.co.idwww.kabblitar.go.idGizi.net –Sulung Prasetyo – sinarharapan.co.id

Page 20: makalah gaki

MAKALAH

DASAR- DASAR ILMU GIZI

GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

Oleh:

HARINI INDAH PRAWATI ROSMENA

1110331022

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Page 21: makalah gaki

UNIVERSITAS ANDALAS

2012-2013

Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan

petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.

Adapun masalah yang kami bahas dalam makalah ini mengenai Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium (GAKY) pada anak.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok dasar-dasar ilmu

gizi. Selain itu, kami berharap makalah ini juga dapat menambah pengetahuan pembaca

mengenai Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) .

Terima kasih kami ucapkan pada dosen pembimbing, teman-teman dan pihak-pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan makalah ini. Dengan Kerendahan hati segala

saran dan kritikan kami harapkan demi kesempurnaan penulisan pada makalah selanjutnya.

Padang, November 2012

Penulis

Page 22: makalah gaki

Daftar isi

Bab 1 pendahuluan

1.1 Latar belakang……………………………………………………………………………………………..

1.2 tujuan penulisan ………………………………………………………………………………………….

Bab 2 pembahasan

2.1 Definisi Defisiensi Iodium ……………………………………………………

1.2 Ukuran Kelenjar Tiroid ……………………………………………………….

2.1.1 Ekskresi Iodium Dalam Urine………………………………………

1.2.1 Menentukan ukuran tiroid melalui palpasi (cobaan)………………..

2.1.3 Tyroid- stimulating hormone dan thyroglobulin…………………....

2.1.4 Indikator lain defisiensi iodium ……………………………………..

2.1.2.2 Menentukan ukuran tiroid melalui ultrasonografi…………………

2.2 Gambaran Klinis…………………………………………………………………

2.3  Metabolisme Iodium…………………………………………………………….

2.4. Sumber iodium dari makanan…………………………………………………..

Bab 3 penutup

3.1 kesimpulan…………………………………………………………………………………………

Page 23: makalah gaki

3.2 saran………………………………………………………………………………………………….

3.3 daftar pustaka……………………………………………………………………………………