MAKALAH FOLIKULITIS

73
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN PADA KASUS FOLIKULITIS DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 1. ASRIATUN 2. HUSNIAWATI 3. NOVAN CAHAYA SAPUTRA 4. SUDARMAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM i

description

kkakkakakakkakakakak

Transcript of MAKALAH FOLIKULITIS

Page 1: MAKALAH FOLIKULITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

INTEGUMEN PADA KASUS FOLIKULITIS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. ASRIATUN

2. HUSNIAWATI

3. NOVAN CAHAYA SAPUTRA

4. SUDARMAN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

i

Page 2: MAKALAH FOLIKULITIS

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat limpahan rahmat karunia dan hidayah Nya-lah penulis dapat  menyelesaikan  Tugas

Sistem Integumen tentang Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Folikulitis ini tepat pada

waktunya.

Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan

makalah yang berikutnya. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi

penyusun pada khususnya.

Mataram, Oktober 2015

Penulis

ii

Page 3: MAKALAH FOLIKULITIS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................... 2

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 2

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3

2.1 Konsep Dasar Penyakit ............................................................... 3

2.2 Konsep dasar Asuhan Keperawatan ............................................` 13

BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................... 23

3.1 Pengkajian ................................................................................... 23

3.2 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 28

3.3 Rencana Keperawatan ................................................................ 28

3.4 Tindakan Keperawatan ............................................................... 39

3.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................. 42

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 44

4.1 Simpulan ..................................................................................... 44

4.2 Saran ........................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: MAKALAH FOLIKULITIS

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut( folikel) yang umumnya di

sebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik – bintik kecil

di sekeliling folikel rambut. Sebagian besar infeksi hanya superfisial, yang hanya

mempengaruhi bagian atas folikelnya. Biasanya gatal dan jarang menimbulkan keluhan sakit.

Folikulitis dapat terjadi hampir pada seluruh tubuh dimana lebih sering terjadi pada kulit

kepala, dagu, ketiak dan extremitas. Folikulitis seringkali di awali dengan kerusakan folikel

rambut sebagai akibat dari penyumbatan folikel rambut, gesekan pakaian ataupun bercukur.

Sekali cedera folikel akan lebih mudah terinfeksi oleh bakteri, ragi, ataupun jamur.

Folikulitis dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering di jumpai pada anak-anak

dan folikulitis juga tidak di pengaruhi oleh jenis kelamin. Jadi pria dan wanita memiliki

angka resiko yang sama untuk terkena folikulitis, dan folkulitis lebih sering timbul pada

daerah panas atau beriklim tropis.

Folikulitis merupakan salah satu jenis dari pioderma. Prevalensi tertinggi pioderma di

sub Saharan Afrika diderita oleh anak-anak yaitu antara 0.2-35% dan 6.9-35% pada tahun

2005. Folikulitis dapat terjadi pada semua umur. Folikulitis bersifat self-limiting sehingga

pasien jarang datang ke dokter. Pasien yang menderita folikulitis yang mencari pertolongan

dapat disebabkan oleh folikulitis superfisial yang persiten atau rekuren serta folikulitis

profunda. Tidak ada insidensi folikulitis secara spesifik. Folikulitis banyak diderita pada

pasien dengan riwayat bercukur, imunosupresan, penggunaan antibiotik yang lama, diabetes

mellitus dan daerah yang lembab.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan

masalah “Bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

sistem integumen pada kasus Folikulitis di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Mataram”.

1

Page 5: MAKALAH FOLIKULITIS

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk dapat melakukan asuhan keperawatan pada Klien dengan kasus

Folikulitis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Penulis dapat melakukan pengkajian data yang benar dan tepat pada Klien

dengan kasus Folikulitis.

2. Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang benar dan tepat pada

Klien dengan kasus Folikulitis.

3. Agar dapat menyusun rencan keperawatan yang benar dan tepat pada Klien

dengan kasus Folikulitis.

4. Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan yang benar dan tepat pada Klien

dengan kasus Folikulitis.

5. Penulis dapat melakukan evaluasi pada Klien dengan kasus Folikulitis.

6. Penulis dapat melakukan pendokumentasian yang benar dan tepat pada Klien

dengan kasus Folikulitis.

2

Page 6: MAKALAH FOLIKULITIS

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit

2.1.1 Definisi

Folikulitis adalah respons peradangan pada folikel rambut akibat infeksi

folikel rambut atau satu folikel rambut.

Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut atau folikel rambut,

yang umumnya di sebabkan oleh bakteri gram positif staphylococcus aureus.

Folikulitis adalah peradangan dari satu atau lebih folikel rambut. Kondisi ini

dapat terjadi di kulit mana pun.

Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel) yang

umumnya disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai

bintik-bintik kecil disekeliling folikel rambut.

Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.

Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu

superficial atau hanya di permukaan saja dan yang letaknya lebih dalam lagi disebut

profunda (Rahayu, 2007).

2.1.2 Etiologi

Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil

di bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada

seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir.

3

Page 7: MAKALAH FOLIKULITIS

Menurut Kowalak, etiologi yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah

kuman staphylococcus aureus koagulase-positif. Penyebab lainnya dapat meliputi :

1. Klabsiella, Enterobacter, atau Proteus (mikroorganisme ini menyebabkan

folikulitis gram negatif pada pasien yang mendapat terapi antibiotik jangka

panjang).

2. Pseudomonas aeruginosa (mikroorganisme yang hidup dalam lingkungan hangat

dan memiliki PH tinggi serta kandungan klorin yang rendah).

Faktor resiko yang menjadi predisposisi infeksi ini adalah :

1. Luka yang terinfeksi

2. Higiene yang buruk

3. Keadaan umum yang jelek

4. Pakaian yang ketat

5. Gesekan

6. Pencukuran

7. Terapi imunosupresan

8. Pajanan pelarut tertentu

9. Diabetes

2.1.3 Anatomi dan Fisiologi

Bagian atau susunan dari anatomi Rambut terdiri dari beberapa bagian 

diantaranya ujung rambut,  batang rambut dan akar rambut. Berikut penjelasan

singkat bagian dari rambut :

1. Ujung Rambut yaitu yang berbentuk runcing terdapat pada  rambut yang baru

tumbuh & belum pernah dipotong.

2. Batang Rambut yaitu bagian rambut yang berada diluar kulit, berupa benang-

benang halus terdiri dari keratin / sel-sel tanduk. Batang Rambut mempunyai 3

lapisan, yaitu:

a. Cuticula / kulit ari / selaput rambut adalah lapisan –lapisan luar, terdiri dari

sel-sel tanduk yang pipih/gepeng dan bening (tembus cahaya) dan tersusun,

bagian bawah menutupi bagian diatasnya. Karena cuticula bening dan tembus

cahaya maka terlihatlah warna dari rambut tersebut. Susunan rambut yang

4

Page 8: MAKALAH FOLIKULITIS

saling menutupi memungkinkan hasil yang diinginkan dalam penyasakan dan

memudahkan cairan (Zat cair) lebih mudah masuk dalam rambut.

b. Cortex/Kulit rambut adalah bagian yang berada di tengah (antara cuticula &

medulla) disusun oleh kumpulan semacam benang-benang sangat halus sekali

(tidak dapat dilihat oleh mata hanya dengan mikroskop benda). Benang yang

sangat halus disebut fibril. Fibril terbentuk oleh molekul, molekul fibril

mengandung butiran pigmen melanin. Sel tanduk yang membentuk fibril

mengandung suatu zat belerang/sulfur mempunyai pengaruh reaksi terhadap

obat keriting/cold wave dan obat cat rambut. Molekul-molekul keratin berada

dalam bentuk spiral terdapat ikatan-ikatan yang mempertahankan bentuk

rambut secara tetap (Pengeritingan)

c. Medula / Sumsum rambut adalah berupa bagian tengah rambut yang dibentuk

oleh Zat tanduk yang berwujud anyaman dengan rongga-rongga yang

berisikan Udara. Penampang melintang rambut lurus berbentuk bundar /

lonjong berombak menebal disatu sisi. Rambut keriting penampang

melintangnya tidak menentu  (kadang berbentuk ginjal).

3. Akar Rambut yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di

dalam folikel/ kantong rambut. Bagian-bagian dari akar rambut ialah :

a. Folikel rambut / kantong rambut adalah suatu saluran yang menyerupai

kantong dan melindungi tunas rambut serta tertanam didalam dermis(lapisan

dalam kulit).

b. Umbi rambut adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya mulut

seperti corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada

lapisan epidermis. Gunanya  untuk menghisap / menyerap udara serta

penimbunan kotoran dan sebum.

c. Papil Rambut adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat

membuat sel-sel pigmen melanin ( Zat warna pada rambut).

d. Pembuluh darah adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang berisi

Zat makanan untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.

e. Kelenjar minyak adalah suatu saluran yang berguna untuk memberikan

kelembutan rambut.

5

Page 9: MAKALAH FOLIKULITIS

f. Kelenjar keringat adalah saluran bermuaranya sel-sel keringat.

g. Zat warna rambut adalah tempat untuk membuat warna pada rambut atau

disebut sebagai sel melanin.

2.1.4 Klasifiikasi

1. Folikulitis berdasarkan letaknya :

a. Folikulitis Superficial

1) Pseudomonas Folikulitis

Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan

sampai dengan adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian

tubuh yang tertutup pakaian renang dengan air yang terkontaminasi

dengan pseudomonas.

2) Tinea Barbae

Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau

Trychopyton mentagrophytes. Folikulitis tipe ini juga terjadi di daerah

dagu pria (jenggot). Tinea barbae menyebabkan timbulnya bintik-bintik

putih yang gatal.

3) Pseudofolikulitis Barbae

Pada inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis

barbae menyebabkan jenggot menjadi keriting.

4) Pityrosporum Folikulitis

Lebih sering terjadi pada dewasa muda. Folikulitis tipe ini

menimbulkan gejala kemerahan, pustul dan gatal pada daerah punggung,

dada dan kadang-kadang daerah bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan

oleh infeksi ragi, seperti malassezia furfur, sama halnya seperti jamur yang

menyebabkan ketombe.

b. Folikulitis Profunda

1) Folikulitis Gram negative

Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik

jangka panjang dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu

keseimbangan normal bakteri pada hidung, yang akan mempermudah

6

Page 10: MAKALAH FOLIKULITIS

berkembangnya bakteri yang berbahaya (Bakteri Gram-negatif). Pada

umumnya hal ini tidak membahayakan, karena flora di hidung akan

kembali normal apabila pemakaian antibiotik dihentikan.

2) Folikulitis Eosinofilik

Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif. Folikulitis

tipe ini memiliki gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang

bernanah (pus), terutama terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada

punggung dan lengan atas. Luka biasanya menyebar, sangat gatal dan

seringkali menimbulkan hipopigmentasi.

2. Folikulitis berdasarkan penyebabnya :

a. Folikulitis bakterial

Folikulitis bakterial terjadi ketika bakteri memasuki tubuh lewat luka,

goresan, sayatan bedah, atau berkembang biak pada kulit dekat folikel rambut.

Bakteri dapat terperangkap di folikel dan infeksi dapat menyebar dari folikel

rambut ke bagian lain dari tubuh. Folikulitis bakterial bisa dangkal atau

mendalam. Folikulitis dangkal, yang disebut juga impetigo, terdiri dari bintil

berisi nanah yang terangkat dari kulit. Bintil itu sering dikelilingi oleh

lingkaran kemerahan.

Folikulitis dalam terjadi ketika infeksi menyerang lebih dalam dan

melibatkan lebih banyak folikel untuk menghasilkan furunkel dan karbuncle.

Ini lebih serius daripada folikulitis dan dapat menyebabkan kerusakan

permanen dan menimbulkan luka yang membekas pada kulit. Folikulitis

bakterial biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Staphylococcus

aureus adalah penyebab folikulitis bakterial terbanyak. Ini juga menyebabkan

sikosis, yaitu infeksi kronis yang melibatkan seluruh folikel rambut. Selain itu

spesies streptococcus, pseudomonas, proteus dan bakteri coliform juga

menjadi penyebab folikulitis bakterial.

b. Folikulitis jamur

Seperti namanya folikulitis jamur ini disebabkan karena infeksi jamur.

Infeksi jamur dangkal ditemukan di lapisan atas kulit, infeksi jamur dalam

7

Page 11: MAKALAH FOLIKULITIS

menyerang lapisan kulit yang lebih dalam. Infeksi dari folikel rambut juga

dapat menyebar ke dalam darah atau organ dalam.

Jamur Dermatophytic, jamur Pityrosporum dan folikulitis ragi kandida

adalah penyebab utama folikulitis jamur. Folikulitis dermatophytic paling

sering disebabkan oleh spesies zoofilik, yaitu spesies jamur yang

menunjukkan daya tarik atau persamaan dengan hewan. Kondisi ini ditandai

dengan munculnya bintil folikuler di sekitar plak eritematosa berwarna merah

yang mengeras. Penetrasi jamur yang dalam menyebabkan peradangan yang

tinggi dan menentukan besarnya kerontokan rambut yang terjadi akibat

infeksi.

c. Folikulitis virus

Folikulitis Virus melibatkan berbagai infeksi virus pada folikel

rambut. Infeksi karena virus herpes sederhana (HSV) sering berubah menjadi

luka berbintil atau borok, dan akhirnya  menjadi kerak. Infeksi yang

disebabkan oleh kontagiosum moluskum mengindikasikan sebuah imunitas

tertahan yang bermanifestasi sebagai papula berwarna keputihan dan gatal

yang berada di daerah jenggot. Ada juga beberapa laporan tentang folikulitis

yang disebabkan oleh infeksi herpes zoster.

d. Folikulitis parasit

Parasit yang menyebabkan folikulitis biasanya adalah patogen kecil

yang bersembunyi di dalam folikel rambut untuk tinggal atau bertelur di sana.

Kutu rambut seperti demodex folliculorum dan demodex brevis adalah

penghuni alami pada folikel pilo-sebaceous manusia.

2.1.5 Manifestasi Klinis

Secara umum folikulitis menimmbulkan rasa gatal seperti terbakar pada

daerah rambut. Gejala konstitusional yang sedang juga dapat muncul pada folikulitis

seperti badan panas, malaise dan mual. Pada folikulitis superfisialis gambaran

klinisnya di tandai dengan timbulnya rasa gatal dan agak nyeri, tetapi biasanya tidak

terlalu menyakitkan hanya seperti gigitan serangga, tergores atau akibat garukan dan

trauma kulit lainnya. Kelainan di kulitnya dapat berupa papul atau pustul yang

8

Page 12: MAKALAH FOLIKULITIS

erimatosa yang dan di tengahnya terdapat rambut dan biasanya multiple serta adanya

krusta di sekitar daerah inflamasi. Tempat predileksi biasanya pada tungkai bawah.

Folikulitis superfisialis ini dapat sembuh sendiri setelah beberapa hari tanpa

meninggalkan jaringan parut. Pada folikulitis profunda gambaran klinisnya hampir

sama seperti folikulitis superfisialis. Folikulitis profunda ini terasa sangat gatal yang

di sertai rasa terbakar serta teraba infiltrat di subkutan yang akhirnya dapat

meninggalkan jaringan parut apabila taelah sembuh.

2.1.6 Prognosis

Insidensi folikulitis pada masyarakat luas sulit ditentukan karena banyak

individu yang terkena infeksi ini tidak pernah berobat ke dokter. Dengan penanganan

yang tepat, pasien folikulitis memiliki prognosis yang baik. Gangguan ini biasanya

menghilang dalam dua hingga tiga minggu. Prognosis pasien folikulitis tergantung

pada intensitas infeksi dan kondisi fisik pasien serta kemampuan tubuhnya untuk

menahan infeksi (Kowalak, 2011).

2.1.7 Patofisiologi

Folikulitis dimulai ketika folikel rambut rusak oleh gesekan dari pakaian,

penyumbatan folikel, atau bercukur. Dalam banyak kasus folikulitis, folikel yang

rusak tersebut kemudian terinfeksi dengan bakteri staphylococcus (Staph). Folikulitis

sering berhubungan dengan hygiene yang kurang baik, maserasi dan kulit yang

mengelupas sehingga memberikan indikasi masuknya kuman ke dalam folikel

rambut. Lesi bisa bersifat sufervisial atau dalam. Papula atau pustule yang tunggal

atau multiple muncul di dekat folikel rambut.

9

Page 13: MAKALAH FOLIKULITIS

2.1.8 Pathway

10

Page 14: MAKALAH FOLIKULITIS

11

Page 15: MAKALAH FOLIKULITIS

2.1.9 Penatalaksanaan

1. Kadang folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada

beberapa kasus yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.

2. Pengobatan dapat diberikan antibiotik sistemik, antibiotik topical seperti salep

mupirosin atau klindamisin atau larutan eritromisin serta penggunaan antiseptik

(contoh, chlorhexidine) dapat diberikan sebagai terapi tambahan, tetapi jangan

digunakan tanpa pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik

sistemik dengan harapan dapat mencegah terjadinya infeksi kronik.

3. Pembersihan daerah yang terinfeksi dengan sabun antiseptik dan air serta kompres

basah dan hangat untuk menimbulkan vasodilatasi serat pengaliran pus dari

daerah lesi dapat dilakukan pada penderita folikulitis (Kowalak, 2011)

2.1.10 Pemeriksaan Diagnostik Folikulitis

1. Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis sebelumnya sudah ada

2. Pemeriksaan fisik yang menunjukkan adanya lesi kulit untuk penegakan diagnosis

folikulitis

3. Pemeriksaan kultur luka pada tempat yang terinfeksi (biasanya memperlihatkan S.

aureus)

4. Kanaikan jumlah sel darah putih (leukositosis) yang mungkin terjadi (Kowalak,

2011).

2.1.11 Komplikasi

Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak menimbulkan komplikasi

meskipun infeksi dapat rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.

Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :

1. Selulitis

Sering terjadi pada kaki, lengan atau wajah. Meskipun infeksi awal hanya

superfisial, akhirnya akan mengenai jaringan dibawah kulit atau menyebar ke

nodus limfatikus dan aliran darah.

12

Page 16: MAKALAH FOLIKULITIS

2. Furunkulosis

Kondisi ini terjadi ketika furunkel berkembang ke jaringan dibawah kulit

(subkutan). Furunkel biasanya berawal sebagai papul berwarna kemerahan. Tetapi

beberapa hari kemudian dapat berisi pus, sehingga akan membesar dan lebih

sakit.

3. Skar

Folikulitis yang berat akan meninggalkan skar atau jaringan ikat

(hipertropik / skar keloid ) atau hipopigmentasi

4. Kerusakan folikel rambut

5. Hal ini akan mempermudah terjadinya kebotakan permanen.

2.1.12 Pencegahan

1. Perawatan hiegine perorangan serta keluarga yang baik

2. Untuk menghindari penularan bakteri kepada anggota keluarga lain, beri tahu

pasien agar menggunakan handuk dan lap mukanya sendiri. Beri tahu pula bahwa

barang-barang ini harus direndam dulu dalam air panas sebelum dicuci (atau cuci

dengan mesin cuci yang menggunakan air panas)

3. Pasien harus mengganti pakaian dan perlengkapan tidurnya (seperti sprei, selimut,

sarung bantal, dll) setiap hari dan semua barang ini harus dicuci memakai air

panas

4. Anjurkan pasien untuk mengganti perban dengan sering dan segera

membuangnya dalam kantung kertas ke tempat sampat (Kowalak, 2011).

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

1. Anamnesa

a. Tanyakan kepada pasien tentang berapa lama pasien mengalami perubahan

pada kulitnya.

b. Tanyakan kepada pasien apakah pernah mengalami kejadian seperti ini

sebelumnya.

13

Page 17: MAKALAH FOLIKULITIS

c. Tanyakan kepada pasien adakah orang dilingkungan sekitar yang mengalami

kejadian yang sama.

d. Amati adanya luka dan jaringan parut pada kulit pasien

e. Amati apakah ada pustula di daerah kulit.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi dan peningkatan tekanan local

akibat agen cidera biologis ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada daerah

benjolan, wajah pasien tampak meringis, skala nyeri 2-4, terdapat pustule sekitar

folikel rambut, tekanan darah >120/80 mmHg, denyut nadi >100kali/menit,

respirasi rate >20 kali/menit.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan mekanik (tekanan, gesekan,

garukan) ditandai dengan pasien tampak menggaruk-garuk benjolan tersebut,

tampak lesi pada daerah yang sering digaruk oleh klien.

3. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak

utuh).

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hiperemi dan pembengkakan sekunder

akibat penyakit ditandai dengan klien mengatakan malu dengan badannya yang

kemerahan, pasien tampak menutup bagian tubuhnya yang kemerahan, klien

menolak untuk bertemu dengan perawat, klien tidak ada kontak mata saat diajak

bicara.

2.2.3 Rencana Intervensi

DIAGNOSA 1

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil :

Pain level (level nyeri):

1. Klien tidak melaporkan adanya nyeri (skala 5 = none)

2. Klien tidak merintih ataupun menangis (skala 5 = none)

3. Klien tidak menunjukkan ekspresi wajah terhadap nyeri (skala 5 = none)

4. Klien tidak tampak berkeringat dingin (skala 5 = none)

14

Page 18: MAKALAH FOLIKULITIS

5. Klien tidak mengalami ketegangan otot (skala 5 = none)

6. RR dalam batas normal (16-20 x/mnt) (skala 5 = normal)

7. Nadi dalam batas normal (60-100x/mnt) (skala 5 = normal)

8. Tekanan darah dalam batas normal (120/80 mmHg) (skala 5 = normal)

Pain control (kontrol nyeri):

1. Klien dapat mengenali onset nyeri (skala 5 = consistently demonstrated)

2. Klien dapat mendeskripsikan faktor-faktor penyebab nyeri (skala 5 = consistently

demonstrated)

3. Klien dapat mengontrol nyerinya dengan menggunakan teknik manajemen nyeri

non farmakologis (skala 5 = consistently demonstrated)

4. Klien menggunakan analgesik sesuai rekomendasi. (skala 5 = consistently

demonstrated)

5. Klien melaporkan nyeri terkontrol. (skala 5 = consistently demonstrated)

Intervensi

Pain management (manajemen nyeri):

1. Lakukan pengkajian yang komprehensif terhadap nyeri, meliputi lokasi,

karasteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, serta faktor-faktor

yang dapat memicu nyeri.

Rasional: pengkajian berguna untuk mengidentifikasi nyeri yang dialami klien

meliputi lokasi, karasteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri serta

factor-faktor yang dapat memicu nyeri klien sehinggga dapat menentukan

intervensi yang tepat.

2. Observasi tanda-tanda non verbal atau isyarat dari ketidaknyamanan.

Rasional: dengan mengetahui rasa tidak nyaman klien secara non verbal maka

dapat membantu mengetahui tingkat dan perkembangan nyeri klien.

3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik dalam mengkaji pengalaman nyeri dan

menyampaikan penerimaan terhadap respon klien terhadap nyeri.

Rasional: membantu klien dalam menginterpretasikan nyerinya.

4. Kaji tanda-tanda vital klien.

Rasional: peningakatan tekanan darah, respirasi rate, dan denyut nadi umumnya

menandakan adanya peningkatan nyeri yang dirasakan.

15

Page 19: MAKALAH FOLIKULITIS

5. Kontrol faktor lingkungan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan, seperti

suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan.

Rasional: membantu memodifikasi dan menghindari faktor-faktor yang dapat

meningkatkan ketidaknyamanan klien.

6. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri non farmakologi, (mis: teknik terapi

musik, distraksi, guided imagery, masase dll).

Rasional: membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien, serta membantu

klien untuk mengontrol nyerinya.

7. Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi.

Rasional: membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien.

DIAGNOSA 2

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24jam diharapkan

integritas kulit pasien membaik dengan kriteria hasil :

Tissue Integrity: Skin & mucous membran (integritas jaringan: kulit dan membrane

mukosa)

1. Temperatur kulit (skala 5 = not compromised)

2. Sensasi kulit (skala 5 = not compromised)

3. Elastisitas kulit(skala 5 = not compromised)

4. Hidrasi kulit (skala 5 = not compromised)

5. Warna kulit (skala 5 = not compromised)

6. Tekstur kulit (skala 5 = not compromised)

7. Ketebalan kulit (skala 5 = not compromised)

8. Bebas lesi jaringan (skala 5 = none)

9. Kulit intak (tidak ada eritema dan nekrosis) (skala 5 = none)

Intervensi :

Skin care: Topical treatments (perawatan kulit: terapi topikal)

1. Pantau adanya kerusakan kulit klien setiap hari.

Rasional: mengevaluasi status kerusakan kulit sehingga dapat memberikan

intervensi yang tepat.

2. Cegah penggunaan linen bertekstur kasar dan jaga agar linen tetap bersih, tidak

lembab, dan tidak kusut.

16

Page 20: MAKALAH FOLIKULITIS

Rasional: keadaan yang lembab dapat meningkatkan perkembangbiakan

mikroorganisme dan untuk mencegah terjadinya lesi kulit akibat gesekan dengan

linen.

3. Lakukan perawatan kulit secara aseptik 2 kali sehari.

Rasional: untuk meningkatkan proses penyembuhan lesi kulit serta mencegah

terjadinya infeksi sekunder.

4. Kolaborasi pemberian antibiotic/antiinflamasi/antijamur topical sesuai indikasi.

Rasional: untuk mengatasi keluhan dan lesi pada kulit akibat infeksi jamur.

DIAGNOSA 3

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24jam diharapkan

integritas kulit pasien membaik dengan kriteria hasil :

Infection Severity (Keparahan infeksi)

1. Kemerahan (Skala 5 = None)

2. Hipertermia (Skala 5 = None)

3. Nyeri (Skala 5 = None)

Risk Control (Kontrol resiko)

1. Mampu menyebutkan factor-faktor resiko penyebab infeksi ( Skala 5 =

Consistenly demonstrated)

2. Monitor lingkungan penyebab infeksi (Skala 5 = Consistenly demonstrated)

3. Monitor tingkah laku pasien (Skala 5 = Consistenly demonstrated)

4. Dapat menghindari paparan saat tindakan keperawatan (Skala 5 = Consistenly

demonstrated).

Intervensi :

Kontrol Infeksi

1. Bersihkan lingkungan setelah digunakan oleh klien.

Rasional : Agar bakteri dan penyakit tidak menyebar dari lingkungan dan orang

lain.

2. Jaga agar barier kulit yang terbuka tidak terpapar lingkungan dengan cara

menutup dengan kasa streril.

Rasional : Mengurangi paparan dari lingkungan

17

Page 21: MAKALAH FOLIKULITIS

3. Batasi jumlah pengunjung

Rasional : Mengurangi organism pathogen masuk ke tubuh pasien.

4. Ajarkan pasien tekhnik mencuci tangan yang benar.

Rasional : Mencegah terjadinya infeksi dari mikroorganisme yang ada di tangan

5. Pergunakan sabun anti microbial untuk mencuci tangan

Rasional : Mencuci tangan menggunakan sabun lebih efektif untuk membunuh

bakteri.

6. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan

Rasional : Mencegah infeksi nosokomial

7. Terapkan Universal precaution

Rasional : Mencegah infeksi nosokomial

8. Pertahankan lingkungan aseptik selama perawatan

Rasional : untuk meminimalkan terkontaminasi mikroba atau bakteri.

9. Anjurkan klien untuk memenuhan asupan nutrisi dan cairan adekuat

Rasional : Menjaga ketahanan sistem imun.

10. Ajarkan klien dan keluarga untuk menghindari infeksi

Rasional : infeksi lebih lanjut dapat memperburuk resiko infeksi pada klien

11. Ajarkan pada klien dan keluarga tanda-tanda infeksi

Rasional : agar dapat melaporkan kepada petugas lebih cepat, sehingga penangan

lebih efisien

12. Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu

Rasional : untuk mempercepat perbaikan kondisi klien

Proteksi terhadap infeksi

1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

Rasional : agar memudahkan pengambilan intervensi

2. Monitor hitung granulosit, WBC

Rasional : sebagai monitor adanya reaksi infeksi.

3. Monitor kerentanan terhadap infeksi

Rasional : untuk mengetahui tinggi/rendahnya tingkat infeksi pada klien,

sehingga memudahkan pengambilan intervensi

4. Berikan perawatan kulit

18

Page 22: MAKALAH FOLIKULITIS

Rasional : kulit merupakan pertahanan pertama dari bakteri.

5. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase

Rasional : merupakan tanda-tanda terjadinya inspeksi.

6. Inspeksi kondisi luka

Rasional : untuk mempermudah pengambilan intervensi selanjutnya

7. Dorong masukan nutrisi yang cukup

Rasional : nutrisi yang adekuat dapat mempermudah penyembuhan luka.

8. Dorong masukan cairan dan istirahat

Rasional : untuk memperbaiki status cairan agar terbentuk turgor kulit yang

normal.

9. Ajarkan klien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi

Rasional : untuk mencegah terjadinya efek toksik pada obat.

DIAGNOSA 4

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pasien

tidak mengalami gangguan citra tubuh, dengan kriteria hasil:

Body image:

1. Gambaran dalam diri klien positif (skala :5).

2. Kesesuaian antara body reality dengan body ideal positif (skala :5).

3. Perilaku menggunakan strategi untuk meningkatkan penampilan positif

(skala : 5)

4. Kepuasan terhadap penampilan tubuh positif (skala:5)

Intervensi :

Body image enhancement :

1. Tentukan gambaran citra tubuh yang diharapkan klien berdasarkan

perkembangan penyakit.

Rasional : mengetahui realita dan keinginan dari citra tubuh klien.

2. Tentukan perasaan ketidaksukaan klien terhadap perubahan fisiknya yang

menyebabkan gangguan citra tubuh.

Rasional : perubahan fisik yang tidak disukai menyebabkan penurunan citra

tubuh.

19

Page 23: MAKALAH FOLIKULITIS

3. Bantu klien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat

penyakitnya.

Rasional : dengan berdiskusi dapat menentukan intervensi yang tepat untuk

meningkatkan citra tubuh klien.

4. Beri kesempatan berbagai rasa dengan individu yang mengalami pengalamna

yangg sama.

Rasional: Untuk memberikan motivasi pada klien dari orang-orang yang

memiliki penyakit yang sama sehingga dapat meningkatkan citra tubuh.

5. Bantu klien untuk mendiskusiskan stressor yang memepengaruhi citra tubuh

behubungan dengan penyakit.

Rasional : dengan berdiskusi dapat menentukan intervensi yang tepat untuk

meningkatkan citra tubuh klien.

6. Tentukan persepsi klien dengan keluarga mengenai perubahan citra tubuh

dengan kenyataan.

Rasional: menyesuaikan persepsi dari klien dan keluarga dengan realita dapat

meningkatkan citra tubuh.

7. Indetifikasi hal-hal yang dapat menutupi kekurangan bagian tubuh klien dengan

menggunakan pakaian, kosmetik jika memungkinkan.

Rasional: menutupi kekurangan bagian tubuh klien salah satu intervensi

meningkatkan citra tubuh.

8. Bantu orang terdekat untuk mengidentifikasi aspek positif dalam diri klien.

Rasional: Untuk meningkatkan citra tubuh.

9. Dorong kunjungan dari teman terdekat.

Rasional: kunjungan teman terdekat dapat memberikan persepsi pada klien

bahwa dirinya masih diterima dengan perubahan pada tubuhnya.

10. Anjurkan untuk berbagi dengan individu tentang nilai-nilai dan hal yang penting

untuk mereka.

Rasional: dengan berbagi dapat mengurangi beban klien.

11. Siapkan orang terdekat terhadap perubahan fisik dan emosional.

Rasional: dapat meningkatkan citra tubuh klien.

12. Dukung keluarga untuk beradaptasi.

20

Page 24: MAKALAH FOLIKULITIS

Rasional: keluarga orang terdekat pada klien, dengan keluarga dapat beradaptasi

dengan perubahan fisik klien dapat meningkatkan citra tubuh klien.

2.2.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat

sebelumnya berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan dalam kasus, dengan

menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.

Implementsi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana

keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan independent (mandiri), dan

kolaboorasi.

1. Tindakan mandiri adalah aktifitas keperawatan yang didasarkan pada kesimpulan

atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas

kesehatan lain.

2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama

seperti dokter dan petugas lain.

Implementasi juga merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh

perawat. Seperti tahap-tahap yang lain dalam proses keperawatan, fase pelaksanaan

terdiri dari beberapa kegiatan antara lain :

1. Validasi (pengesahan) rencana keperawatan

2. Menulis/mendokumentasikan rencana keperawatan

3. Memberikan asuhan keperawatan

4. Melanjutkan pengumpulan data

2.2.5 Evaluasi

Merupakan proses penilaian pencapaian tujuan dari tidakan yang telah

dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif serta pengkajian ulang terhadap

rencana keperawatan. Dalam evaluasi mengungkapkan empat keyakinan yaitu :

1. Masalah teratasi

Masalah teratasi jika klien mampu menunjukan prilaku sesuai dengan

pernyataan tujuan pada waktu atau tanggal yang telah di tentukan.

21

Page 25: MAKALAH FOLIKULITIS

2. Masalah teratasi sebagian

Masalah teratasi sebagian jika klien telah mampu menunjukan prilaku.

Tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah di tentukan.

3. Masalah belum teratasi

Masalah tidak teratasi jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sekali

menunjukan perilaku yang telah di tentukan

4. Muncul masalah baru

Masalah baru muncul jika di temukan adanya penyakit yang baru.

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk malengkapi proses keperawatan yang

menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan .Rencana tindakan dan

pelaksanaan sudah berhasil dicapai melalui evaluasi memungkinkan perawat

untuk memonitor keaqlapaan yang terjadi selama tahap pengkajian.Analisa

perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Ignatifikeus dan Buyne. 1994).

Tolak ukur yang di gunakan untuk penilaian pencapaian tujuan pada tahap dan

tahap kriteria yang sudah di buat pada tahap perencanaan sehingga akhirnya dapat di

simpulkan apakah masalah teratasi sebagian/seluruhnya, belum sama sekali atau

bahkan timbul masalah baru.

Selanjutnya perkembangan respon pasien di tuangkan perkembangan ke

dalam catatan perkembangan pasien yang di uraikan secara SOAP :

S : Keluhan-keluhan pasien (apa yang di katakan pasien/keluarga)

O: Apa yang di lihat ,di ukur dan di rasakan oleh perawat

A: Kesimpulan perawat tentang kondisi pasien

P: Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah pasien

22

Page 26: MAKALAH FOLIKULITIS

BAB 3

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN”N” DENGAN GANGGUAN

SISTEM INTEGUMEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS FOLIKULITIS

DI RUANG ANGGREK RSUP NTB

TANGGAL 25-28 JULI 20115

3.1 Pengkajian

1. Data Biografi

a. Identitas Klien

Nama : Tn “N”

Umur : 29 Tahun

Agama : Islam

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Suku/bangsa : Sasak/indonesia

Alamat : Jl. Cedana, Gg Manis No 5, Pajang Mataram

Tanggal Masuk : 25 Juli 2015

Tanggal Pengkajian : 25 Juli 2015

NO RM : 11038

Diagnosa Medis : Folikulitis

b. Identitas penanggung jawab:

Nama : Ny “D”

Umur : 25 tahun

Hub. Dengan Pasien : Istri

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Cedana, Gg Manis No 5, Pajang Mataram

23

Page 27: MAKALAH FOLIKULITIS

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Nyeri pada kepala

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien masuk melalui IGD pada tanggal 25 Juli 2015 pukul 09.30 Wita dengan

keluhan nyeri pada kepala. Nyeri dirasakan sejak 3 hari yang lalu, klien tidak

membeli obat karena tidak tahu penyakit yang dideritanya. Nyeri terasa terbakar

(panas) dan hilang timbul, dan akhirnya klien dibawa oleh keluarganya ke IGD

RSUP NTB dan dirawat di ruang Anggrek.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di RS dan sebelumnya klien

tidak pernah mengalami penyakit seperti sekarang ini.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit seperti

klien saat ini.

3. Pola Kebutuhan Dasar

a. Pola Persepsi dan Manajemen Keperawatan

Pasien mengatakan jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa tempat

pelayanan kesehatan terdekat baik itu poliklinik maupun dokter. Saat pasien sakit,

ia berusaha untuk mendatangi tempat pelayanan kesehatan guna kesembuhan

penyakitnya.

b. Pola Nutrisi dan Metabolik

Sebelum Sakit : Klien mengatakan makan 3x sehari dengan lauk pauk seadanya,

minum 7-8 gelas/hari.

Saat Sakit : Klien mengatakan selalu menghabiskan makanan yang disediakan

oleh RS, minum 3-4 gelas sehari.

c. Pola Eliminasi

Sebelum Sakit : klien mengatakan tidak ada gangguan saat BAB dan BAK. BAB

1x / hari dan BAK 4 x / hari.

Saat Sakit : klien mengatakan tidak ada gangguan saat BAB dan BAK. BAB

1x / hari dan BAK 4 x / hari, dengan dibantu oleh perawat dan keluarganya.

24

Page 28: MAKALAH FOLIKULITIS

d. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum Sakit : klien mengatakan melakukan aktivitas seperti biasa yaitu bekerja,

dan melakukan kegiatan yang lain sesuai dengan rutinitasnya.

Saat Sakit : klien tidak bisa melakukan aktivitas maupun latihan seperti biasa.

e. Pola Kognitif dan persepsi

Klien hanya seorang buruh, setiap hari klien bekerja. Klien mempunyai 2 anak.

Dan klien selalu menafkahi isrti dan anak-anaknya. Saat sakit klien tidak bias

bekerja karena kondisinya saat ini tidak memungkinkan sehingga pasien merasa

ingin sekali cepat sembuh agar dapat bekerja lagi.

f. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Klien bingung dengan keadaannya saat ini dan klien merasa malu dengan

kondisinya, namun setelah tahu tentang penyakitnya ia merasa bahwa dirinya

akan sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit.

g. Pola Tidur dan Istirahat

Sebelum sakit : klien mengatakan tidur dengan nyeyak dan tidak ada gangguan

pada saat tidur.

Saat Sakit : klien mengatakan susah tidur terutama pada malam hari.

h. Pola Peran dan Hubungan

Klien memiliki hubungan yang baik denagan tetangganya dan selalu mengikuti

kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Klien juga memiliki hubungan yang baik

dengan perawat di RS.

i. Pola Seksual dan Reproduksi

Sebelum sakit : klien masih melakukan hubungan seksual tanpa hambatan Namun

Saat sakit : klien merasakan ada hambatan dalam berhubungan karena

penyakitnya.

j. Pola Toleransi Stress dan Koping

Klien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah, termasuk

dengan penyakit yang dialami saat ini.

k. Pola Nilai dan Kepercayaan

Sebelum sakit : klien menjalankan ibadah rutin 5 x sehari sebagai seorang

muslim.

25

Page 29: MAKALAH FOLIKULITIS

Saat sakit : klien tidak menjalankan sholat tetapi terus berdoa untuk

kesembuhannya.

4. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 130/80 mmHg

N : 89 x/menit

RR : 18 x/menit

Pemeriksaan fisik fokus pada pemeriksaan daerah kepala, dimana didapatkan hasil

kepala tampak merah, tampak lesi pada daerah yang sering digaruk, terdapat pustule

di sekitar folikel rambut.

5. Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem

1 DS :

1. Klien mengeluh kulit terasa

gataL.

2. Klien mengeluh nyeri pada

benjolan tersebut.

DO :

1. Kulit klien tampak

kemerahan

2. Tampak lesi pada daerah

yang sering digaruk oleh

klien.

3. Skala nyeri

Respon inflamasi

Peningkatan permeabilitas

vaskuler

Peningkatan tekanan lokal

Nyeri Akut

2 DS :

1. Klien mengatakan sering

menggaruk-garuk benjolan

tersebut

2. Klien mengeluh kulit terasa

gatal.

Dilepaskan mediator kimiawi

Gatal

Kerusakan

integritas kulit

26

Page 30: MAKALAH FOLIKULITIS

DO :

1. Terdapat pustule di sekitar

folikel rambut

2. Kulit klien tampak

kemerahan.

Digaruk

3 DS :

1. Klien mengeluh kulit terasa

gatal

2. Klien mengatakan sering

menggaruk-garuk benjolan

tersebut.

DO :

1. Kulit klien tampak

kemerahan.

2. Tampak lesi pada daerah

yang sering digaruk oleh

klien.

3. Terdapat pustule di sekitar

folikel rambut.

Pencairan hasil proses inflamasi local

Pustula

Pecah

Resiko Infeksi

4 DS :

Klien mengatakan malu dengan

kulitnya yang kemerahan.

DO :

1. Klien menolak untuk

bertemu dengan perawat

2. Klien tidak ada kontak mata

saat diajak bicara.

Peningkatan permeabilitas

vaskuler

Pembengkakan

Gangguan Citra

Tubuh

27

Page 31: MAKALAH FOLIKULITIS

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan respon inflamasi dan peningkatan tekanan local akibat

agen cidera biologis ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada daerah benjolan, wajah

pasien tampak meringis, terdapat pustule sekitar folikel rambutز2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan mekanik (tekanan, gesekan, garukan)

ditandai dengan pasien tampak menggaruk-garuk benjolan tersebut, tampak lesi pada

daerah yang sering digaruk oleh klien.

3. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat (kulit tidak utuh).

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hiperemi dan pembengkakan sekunder akibat

penyakit ditandai dengan klien mengatakan malu dengan badannya yang kemerahan,

pasien tampak menutup bagian tubuhnya yang kemerahan, klien menolak untuk bertemu

dengan perawat, klien tidak ada kontak mata saat diajak bicara.

3.3 Rencana Keperawatan

Hari/TglNo

Dx

Rencana Keperawatan

Tujuan dan

Kriteria HasilIntervensi Rasional

Sabtu, 25

juli 2015

1 Setelah

dilakukan asuhan

keperawatan

selama 3 x 24

jam diharapkan

nyeri dapat

terkontrol dengan

kriteria hasil :

Pain level (level

nyeri):

1. Klien tidak

melaporkan

adanya nyeri

Pain management (manajemen

nyeri):

Mandiri

1. Lakukan pengkajian yang

komprehensif terhadap nyeri,

meliputi lokasi, karasteristik,

onset/durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri, serta

faktor-faktor yang dapat

memicu nyeri.

Pengkajian berguna

untuk

mengidentifikasi

nyeri yang dialami

klien meliputi

lokasi, karasteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas

nyeri serta factor-

faktor yang dapat

28

Page 32: MAKALAH FOLIKULITIS

(skala 5 =

none)

2. Klien tidak

merintih

ataupun

menangis

(skala 5 =

none)

3. Klien tidak

menunjukkan

ekspresi

wajah

terhadap

nyeri (skala 5

= none)

4. Klien tidak

tampak

berkeringat

dingin (skala

5 = none)

5. Klien tidak

mengalami

ketegangan

otot (skala 5

= none)

6. RR dalam

batas normal

(16-20 x/mnt)

(skala 5 =

normal)

7. Nadi dalam

2. Observasi tanda-tanda non

verbal atau isyarat dari

ketidaknyamanan.

3. Gunakan strategi komunikasi

terapeutik dalam mengkaji

pengalaman nyeri dan

menyampaikan penerimaan

terhadap respon klien

terhadap nyeri.

4. Kaji tanda-tanda vital klien.

5. Kontrol faktor lingkungan

yang dapat menyebabkan

ketidaknyamanan, seperti

suhu ruangan, pencahayaan,

memicu nyeri klien

sehinggga dapat

menentukan

intervensi yang

tepat.

Dengan mengetahui

rasa tidak nyaman

klien secara non

verbal maka dapat

membantu

mengetahui tingkat

dan perkembangan

nyeri klien.

Membantu klien

dalam

menginterpretasikan

nyerinya.

Peningakatan

tekanan darah,

respirasi rate, dan

denyut nadi

umumnya

menandakan adanya

peningkatan nyeri

yang dirasakan.

Membantu

memodifikasi dan

menghindari faktor-

faktor yang dapat

29

Page 33: MAKALAH FOLIKULITIS

batas normal

(60-100x/mnt

) (skala 5 =

normal)

8. Tekanan

darah dalam

batas normal

(120/80

mmHg)

(skala 5 =

normal).

Pain control

(kontrol nyeri):

1. Klien dapat

mengenali

onset nyeri

(skala 5 =

consistently

demonstrated

)

2. Klien dapat

mendeskripsi

kan faktor-

faktor

penyebab

nyeri (skala 5

=

consistently

demonstrated

)

3. Klien dapat

kebisingan.

6. Ajarkan prinsip-prinsip

manajemen nyeri non

farmakologi, (mis: teknik

terapi musik, distraksi, guided

imagery, masase dll).

Kolaborasi

1. Kolaborasi dalam pemberian

analgetik sesuai indikasi.

meningkatkan

ketidaknyamanan

klien.

Membantu

mengurangi nyeri

yang dirasakan

klien, serta

membantu klien

untuk mengontrol

nyerinya.

membantu

mengurangi nyeri

yang dirasakan

klien.

30

Page 34: MAKALAH FOLIKULITIS

mengontrol

nyerinya

dengan

menggunaka

n teknik

manajemen

nyeri non

farmakologis

(skala 5 =

consistently

demonstrated

)

4. Klien

menggunaka

n analgesik

sesuai

rekomendasi.

(skala 5 =

consistently

demonstrated

)

5. Klien

melaporkan

nyeri

terkontrol.

(skala 5 =

consistently

demonstrated

)

Sabtu, 25 2 Setelah dilakukan Skin care: Topical treatments Mengevaluasi

31

Page 35: MAKALAH FOLIKULITIS

juli 2015 asuhan

keperawatan

selama 3 x 24jam

diharapkan

integritas kulit

pasien membaik

dengan kriteria

hasil :

Tissue Integrity:

Skin & mucous

membran

(integritas

jaringan: kulit dan

membrane

mukosa)

1. Temperatur

kulit (skala 5 =

not

compromised)

2. Sensasi kulit

(skala 5 = not

compromised)

3. Elastisitas

kulit(skala 5 =

not

compromised)

4. Hidrasi kulit

(skala 5 = not

compromised)

5. Warna kulit

(skala 5 = not

(perawatan kulit: terapi topikal)

Mandiri

1. Pantau adanya kerusakan

kulit klien setiap hari.

2. Cegah penggunaan linen

bertekstur kasar dan jaga

agar linen tetap bersih, tidak

lembab, dan tidak kusut.

3. Lakukan perawatan kulit

secara aseptik 2 kali sehari.

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian

antibiotic/antiinflamasi/antija

mur topical sesuai indikasi.

status kerusakan

kulit sehingga

dapat memberikan

intervensi yang

tepat.

Keadaan yang

lembab dapat

meningkatkan

perkembangbiakan

mikroorganisme

dan untuk

mencegah

terjadinya lesi kulit

akibat gesekan

dengan linen.

Untuk

meningkatkan

proses

penyembuhan lesi

kulit serta

mencegah

terjadinya infeksi

sekunder.

Untuk mengatasi

keluhan dan lesi

pada kulit akibat

infeksi jamur.

32

Page 36: MAKALAH FOLIKULITIS

compromised)

6. Tekstur kulit

(skala 5 = not

compromised)

7. Ketebalan kulit

(skala 5 = not

compromised)

8. Bebas lesi

jaringan (skala

5 = none)

9. Kulit intak

(tidak ada

eritema dan

nekrosis)

(skala 5 =

none)

Sabtu, 25

juli 2015

3 Setelah dilakukan

asuhan

keperawatan

selama 2 x 24jam

diharapkan

integritas kulit

pasien membaik

dengan kriteria

hasil :

Infection Severity

(Keparahan

infeksi)

1. Kemerahan

(Skala 5 =

None)

Kontrol Infeksi

Mandiri

1. Bersihkan lingkungan

setelah digunakan oleh

klien.

2. Jaga agar barier kulit yang

terbuka tidak terpapar

lingkungan dengan cara

menutup dengan kasa streril.

3. Batasi jumlah pengunjung

Agar bakteri dan

penyakit tidak

menyebar dari

lingkungan dan

orang lain.

Mengurangi

paparan dari

lingkungan.

Mengurangi

organism pathogen

masuk ke tubuh

pasien.

33

Page 37: MAKALAH FOLIKULITIS

2. Hipertermia

(Skala 5 =

None)

3. Nyeri (Skala 5

= None)

Risk Control

(Kontrol resiko)

1. Mampu

menyebutkan

factor-faktor

resiko

penyebab

infeksi ( Skala

5 =

Consistenly

demonstrated)

2. Monitor

lingkungan

penyebab

infeksi (Skala

5 =

Consistenly

demonstrated)

3. Monitor

tingkah laku

pasien (Skala

5 =

Consistenly

demonstrated)

4. Dapat

menghindari

4. Ajarkan pasien tekhnik

mencuci tangan yang benar.

5. Pergunakan sabun anti

microbial untuk mencuci

tangan

6. Cuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan tindakan

keperawatan.

7. Terapkan Universal

precaution

8. Pertahankan lingkungan

aseptik selama perawatan

9. Anjurkan klien untuk

memenuhan asupan nutrisi

dan cairan adekuat.

10. Ajarkan klien dan keluarga

untuk menghindari infeksi.

11. Ajarkan pada klien dan

keluarga tanda-tanda

infeksi.

Mencegah

terjadinya infeksi

dari

mikroorganisme

yang ada di tangan

Mencuci tangan

menggunakan

sabun lebih efektif

untuk membunuh

bakteri.

Mencegah infeksi

nosokomial

Mencegah infeksi

nosokomial

Untuk

meminimalkan

terkontaminasi

mikroba atau

bakteri.

Menjaga ketahanan

sistem imun.

Infeksi lebih lanjut

dapat memperburuk

resiko infeksi pada

klien.

Agar dapat

melaporkan kepada

petugas lebih cepat,

sehingga penangan

34

Page 38: MAKALAH FOLIKULITIS

paparan saat

tindakan

keperawatan

(Skala 5 =

Consistenly

demonstrated)

12. Kolaborasi pemberian

antibiotik bila perlu.

Proteksi terhadap infeksi

1. Monitor tanda dan gejala

infeksi sistemik dan local.

2. Monitor hitung granulosit,

WBC.

3. Monitor kerentanan

terhadap infeksi

4. Berikan perawatan kulit

5. Inspeksi kulit dan membran

mukosa terhadap

kemerahan, panas dan

drainase

6. Inspeksi kondisi luka

lebih efisien

Untuk mempercepat

perbaikan kondisi

klien.

Agar memudahkan

pengambilan

intervensi

Sebagai monitor

adanya reaksi

infeksi.

Untuk mengetahui

tinggi/rendahnya

tingkat infeksi pada

klien, sehingga

memudahkan

pengambilan

intervensi

Kulit merupakan

pertahanan pertama

dari bakteri.

Merupakan tanda-

tanda terjadinya

inspeksi.

untuk

mempermudah

pengambilan

intervensi

selanjutnya.

35

Page 39: MAKALAH FOLIKULITIS

7. Dorong masukan nutrisi

yang cukup

8. Dorong masukan cairan dan

istirahat

9. Ajarkan klien dan keluarga

mengenai tanda dan gejala

infeksi

Nutrisi yang

adekuat dapat

mempermudah

penyembuhan luka

Untuk memperbaiki

status cairan agar

terbentuk turgor

kulit yang normal.

Untuk mencegah

terjadinya efek

toksik pada obat.

Sabtu, 25

juli 2015

4 Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 1 x 24 jam

diharapkan pasien

tidak mengalami

gangguan citra

tubuh, dengan

kriteria hasil:

Body image:

1. Gambaran

dalam diri

klien positif

(skala :5).

2. Kesesuaian

antara body

reality dengan

body ideal

Body image enhancement :

1. Tentukan gambaran citra

tubuh yang diharapkan

klien berdasarkan

perkembangan penyakit.

2. Tentukan perasaan

ketidaksukaan klien

terhadap perubahan fisiknya

yang menyebabkan

gangguan citra tubuh.

3. Bantu klien untuk

mendiskusikan perubahan

yang terjadi pada tubuhnya

akibat penyakitnya.

4. Beri kesempatan berbagai

mengetahui realita

dan keinginan dari

citra tubuh klien.

Perubahan fisik

yang tidak disukai

menyebabkan

penurunan citra

tubuh.

Dengan berdiskusi

dapat menentukan

intervensi yang

tepat untuk

meningkatkan citra

tubuh klien.

Untuk memberikan

36

Page 40: MAKALAH FOLIKULITIS

positif

(skala :5).

3. Perilaku

menggunakan

strategi untuk

meningkatkan

penampilan

positif (skala :

5)

4. Kepuasan

terhadap

penampilan

tubuh positif

(skala:5)

rasa dengan individu yang

mengalami pengalamna

yangg sama.

5. Bantu klien untuk

mendiskusiskan stressor

yang memepengaruhi citra

tubuh behubungan dengan

penyakit.

6. Tentukan persepsi klien

dengan keluarga mengenai

perubahan citra tubuh

dengan kenyataan.

7. Indetifikasi hal-hal yang

dapat menutupi kekurangan

bagian tubuh klien dengan

menggunakan pakaian,

kosmetik jika

memungkinkan.

8. Bantu orang terdekat untuk

mengidentifikasi aspek

positif dalam diri klien.

9. Dorong kunjungan dari

teman terdekat.

motivasi pada klien

dari orang-orang

yang memiliki

penyakit yang

sama sehingga

dapat

meningkatkan citra

tubuh.

dengan berdiskusi

dapat menentukan

intervensi yang

tepat untuk

meningkatkan citra

tubuh klien.

Menyesuaikan

persepsi dari klien

dan keluarga

dengan realita dapat

meningktkan citra

tubuh.

Menutupi

kekurangan bagian

tubuh klien salah

satu intervensi

meningkatkan citra

tubuh .

Untuk

meningkatkan citra

tubuh

Kunjungan teman

terdekat dapat

37

Page 41: MAKALAH FOLIKULITIS

10. Anjurkan untuk berbagi

dengan individu tentang

nilai-nilai dan hal yang

penting untuk mereka.

11. Siapkan orang terdekat

terhadap perubahan fisik

dan emosional.

12. Dukung keluarga untuk

beradaptasi.

memberikan

persepsi pada klien

bahwa dirinya

masih diterima

dengan perubahan

pada tubuhnya.

Dengan berbagi

dapat mengurangi

beban klien.

Dapat

meningkatkan citra

tubuh klien

Keluarga orang

terdekat pada klien,

dengan keluarga

dapat beradaptasi

dengan perubahan

fisik klien dapat

meningkatkan citra

tubuh klien

38

Page 42: MAKALAH FOLIKULITIS

3.4 Implementasi Keperawatan

Hari

/tgl/jam

No.DX Rencana keperawatan Evaluasi peruses TTD

sabtu, 25

juli 2015

10.00 wita

1. 1. Melakukan pengkajian yang

komprehensif terhadap

nyeri, meliputi lokasi,

karasteristik, onset/durasi,

frekuensi, kualitas, intensitas

nyeri, serta faktor-faktor

yang dapat memicu nyeri.

2. Mengobservasi tanda-tanda

non verbal atau isyarat dari

ketidaknyamanan

3. menggunakan strategi

komunikasi terapeutik dalam

mengkaji pengalaman nyeri

dan menyampaikan

penerimaan terhadap respon

klien terhadap nyeri.

4. Mengkaji tanda-tanda vital

klien.

5. Mengontrol faktor

lingkungan yang dapat

menyebabkan

ketidaknyamanan, seperti

suhu ruangan, pencahayaan,

kebisingan.

6. Mengajarkan prinsip-prinsip

manajemen nyeri non

farmakologi, (mis: teknik

Skala nyeri 5

Pasien tampak

meringis

TD : 130/80

mmHg.

39

Page 43: MAKALAH FOLIKULITIS

terapi musik, distraksi,

guided imagery, masase dll).

7. Kolaborasi dalam pemberian

analgetik sesuai indikasi.

Klien kooperatif

2. 1. Memantau adanya kerusakan

kulit klien setiap hari.

2. Mencegah penggunaan linen

bertekstur kasar dan jaga

agar linen tetap bersih, tidak

lembab, dan tidak kusut.

3. Melakukan perawatan kulit

secara aseptik 2 kali sehari.

4. Berkolaborasi pemberian

antibiotic/antiinflamasi/antija

mur topical sesuai indikasi.

Kulit klien

tampak

kemerahan

Klien kooperatif

Klien kooperatif

3. 1. Membersihkan lingkungan

setelah digunakan oleh klien.

2. Menjaga agar barier kulit

yang terbuka tidak terpapar

lingkungan dengan cara

menutup dengan kasa streril.

3. Membatasi jumlah

pengunjung.

4. Mengajarkan pasien tekhnik

mencuci tangan yang benar.

5. Mergunakan sabun anti

microbial untuk mencuci

tangan

Lingkungan

menjadi bersih

Jumlah

pengunjung

berkurang

40

Page 44: MAKALAH FOLIKULITIS

6. Mencuci tangan sebelum dan

sesudah melakukan tindakan

keperawatan.

7. Menerapkan Universal

precaution

8. Mempertahankan lingkungan

aseptik selama perawatan

9. Menganjurkan klien untuk

memenuhan asupan nutrisi

dan cairan adekuat.

10. Mengajarkan klien dan

keluarga untuk menghindari

infeksi.

11. Mengajarkan pada klien dan

keluarga tanda-tanda infeksi.

12. Berkolaborasi pemberian

antibiotik bila perlu.

13. Memonitor tanda dan gejala

infeksi sistemik dan local.

14. Memonitor hitung granulosit,

WBC.

15. Memonitor kerentanan

terhadap infeksi.

16. Memberikan perawatan kulit

17. Menginspeksi kulit dan

membran mukosa terhadap

kemerahan, panas dan

drainase

18. Menginspeksi kondisi luka

19. Mendorong masukan nutrisi

yang cukup

Klien kooperatif

41

Page 45: MAKALAH FOLIKULITIS

20. Mendorong masukan cairan

dan istirahat

21. Mengajarkan klien dan

keluarga mengenai tanda dan

gejala infeksi.

4. 1. Menentukan gambaran citra

tubuh yang diharapkan klien

berdasarkan perkembangan

penyakit.

2. Menentukan perasaan

ketidaksukaan klien terhadap

perubahan fisiknya yang

menyebabkan gangguan citra

tubuh.

3. Membantu klien untuk

mendiskusikan perubahan

Citra tubuh

menurun

Klien merasa

malu akan

keadaan

fisiknya.

Klien kooperatif

3.5 Evaluasi Keperawatan

Hari/tgl/

jam

No

DxCatatan Perkembangan Paraf

Rabu, 28

juli 2015

08.00 Wita

1 S :

1. Klien tidak mengeluh nyeri

2. Klien mengatakan dapat mengenali onset nyeri.

3. Klien dapat mendeskripsikan faktor-faktor penyebab nyeri.

4. Klien melaporkan nyeri terkontrol

O :

1. Klien tidak merintih kesakitan

2. Klien tidak gelisah

3. Wajah klien tampak relaks

4. Tekanan darah dalam batas normal (120/80mmHg).

42

Page 46: MAKALAH FOLIKULITIS

A : Masalah Nyeri Akut Teratasi

P : Intervensi dihentikan

Rabu, 28

Juli 2015

10.00 Wita

2 S :

1. Klien tidak mengeluh nyeri pada lesi kulit.

O :

1. Temperatur jaringan, sensasi, elastisitas, hidrasi,

pigmentasi, perspirasi, warna, tekstur, ketebalan kulit baik.

2. Bebas lesi jaringan

3. Kulit intak (tidak ada eritema dan nekrosis).

A : Masalah kerusakan integritas kulit teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

Selasa, 27

Juli 2015

08.00 Wita

3 S :

Klien dapat menyebutkan faktor resiko yang dapat

menyebabkan penyebaran infeksi.

O :

1. Klien tidak menunjukkan tanda dan gejala penyebaran

infeksi.

2. Klien mampu melakukan tekhnik mencuci tangan yang

benar dan menggunakan sabun antimikrobial.

A : Masalah Resiko Infeksi teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

Senin, 26

Juli 2015

10.00 Wita

4 S :

Klien mengatakan sudah tidak malu dengan keadaannya.

O :

1. Klien mau berinteraksi dengan perawat

2. Saat berinteraksi klien mau kontak mata dengan lawan

interaksinya.

3. Klien tampak tidak menutup bagian tubuhnya yang

kemerahan.

A : Masalah Gangguan Citra Tubuh teratasi.

P : Intervensi dihentikan.

43

Page 47: MAKALAH FOLIKULITIS

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Folikulitis merupakan infeksi bakteri pada folikel rambut yang menyebabkan

pembentukan pustula. Klasifikasi   Folikulitis berdasarkan letaknya :Folikulitis Superficial,

foliklitis profunda, dan berdasarkan penyebabnya.

Etiologinya Faktor resiko yang menjadi predisposisi infeksi ini adalah : Luka yang

terinfeksi, Higiene yang buruk,  Keadaan umum yang jelek, Pakaian yang ketat, Gesekan,

Pencukuran, Terapi imunosupresan, Pajanan pelarut tertentu

Patofisiologi Mikroorganisme penyebab ini memasuki tubuh dan biasanya lewat

retakan sawar kulit (serta tempat luka). Kemudian mikroorganisme tersebut menyebabkan

reaksi inflamasi dalam folikel rambut.

Pemeriksaan penunjang : Riwayat pasien yang memperlihatkan folikulitis

sebelumnya, Pemeriksaan fisik adanya lesi kulit, pemeriksaan kultur luka, peningkatan

eritrosit.

Komplikasi :Dapat terbentuk bisul bisa disebut furunkel, apabila folikel yang meradang

pecah dapat menyebarkan bakteri ke dermis, Nyeri hebat, Peradangan memburuk, Dapat

terjadi Pus dan selulitis

Penatalaksanaan :air dan sabun antibiotik(misal : pHisoHex), mungkin diperlukan

kompres hangat dan insisi lesi, antibiotik topikal dan sistemik.

4.2 Saran

Bagi perawat diharapkan dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan

prosedur yang ada dan bagi seluruh masyarakat agar dapat selalu menjaga kondisi tubuhnya

agar terhindar dari penyebaran mikroorganisme.

Mengerti dan memahami gejala dari Folikulitis sangat penting untuk menegakkan

diagnosis sedini mungkin. Diagnosis dan pengobatan dini mencegah terjadinya komplikasi

yang bersifat fatal. Mengetahui penyebab Folikulitis sangat penting untuk menentukan jenis

pengobatan yang diberikan.

44

Page 48: MAKALAH FOLIKULITIS

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, J. E. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Judith, M W (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

Kowalak, P. Jennifer. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta : EGC

M, D. A. (2006). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Price, S. A. (2005). Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. (2013). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika.

45