Makalah Fm

19
PENDAHULUAN Pengobatan tradisional dan alternatif semakin mendapat perhatian belakangan ini. Di negara maju, minat dan biaya yang ditujukan kepada pengobatan tradisional dan alternatif semakin lama semakin meningkat. Di Indonesia sendiri, pengobatan tradisional dan alternatif merupakan suatu warisan budaya dari nenek moyang dan tetap dipegang sampai saat ini. Obat tradisional dan alternatif yang bersifat alami sering dianggap lebih aman dan dapat ditoleransi oleh tubuh. Obat tradisional dan alternatif pun sering dianggap lebih berkhasiat dalam mengobati suatu penyakit dibanddingkan dengan obat konvensional. Namun sayangnya, belum ada bukti ilmiah yang kuat mengenai efek dari obat tersebut, baik efek positif maupun negatif. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa yang merupakan calon dokter umum dan dokter keluarga untuk memperdalam pengetahuan mengenai obat tradisional dan alternatif sehingga dapat memberikan saran yang teepat kepada pasien yang berminat menggunakannya. Olahraga merupakan salah satu aktivitas yang bermanfaat, selain berfungsi menjaga kesehatan juga berperan dalam penyembuhan berbagai penyakit. Banyak orang awam yang melakukan olahraga tanpa mengerti batasan-batasan olahraga yang baik bagi kesehatan. Sebagai calon dokter umum dan dokter keluarga, mahasiswa harus memiliki pengetahuan mengenai fisiologi olahraga 1

Transcript of Makalah Fm

Page 1: Makalah Fm

PENDAHULUAN

Pengobatan tradisional dan alternatif semakin mendapat perhatian belakangan

ini. Di negara maju, minat dan biaya yang ditujukan kepada pengobatan tradisional

dan alternatif semakin lama semakin meningkat. Di Indonesia sendiri, pengobatan

tradisional dan alternatif merupakan suatu warisan budaya dari nenek moyang dan

tetap dipegang sampai saat ini. Obat tradisional dan alternatif yang bersifat alami

sering dianggap lebih aman dan dapat ditoleransi oleh tubuh. Obat tradisional dan

alternatif pun sering dianggap lebih berkhasiat dalam mengobati suatu penyakit

dibanddingkan dengan obat konvensional. Namun sayangnya, belum ada bukti ilmiah

yang kuat mengenai efek dari obat tersebut, baik efek positif maupun negatif. Oleh

karena itu, penting bagi mahasiswa yang merupakan calon dokter umum dan dokter

keluarga untuk memperdalam pengetahuan mengenai obat tradisional dan alternatif

sehingga dapat memberikan saran yang teepat kepada pasien yang berminat

menggunakannya.

Olahraga merupakan salah satu aktivitas yang bermanfaat, selain berfungsi

menjaga kesehatan juga berperan dalam penyembuhan berbagai penyakit. Banyak

orang awam yang melakukan olahraga tanpa mengerti batasan-batasan olahraga yang

baik bagi kesehatan. Sebagai calon dokter umum dan dokter keluarga, mahasiswa

harus memiliki pengetahuan mengenai fisiologi olahraga dan “peresepan” olahraga

bagi penderita penyakit tertentu sehingga nantinya dapat memberikan petunjuk

berolahraga yang tepat untuk pemeliharaan kesehatan.

Pemicu keempat dalam Blok Family Medicine ini akan membahas lebih dalam

mengenai pengobatan tradisional, olahraga dan manfaatnya terhadap penyembuhan

penyakit, dalam hal ini diabetes melitus.

1

Page 2: Makalah Fm

ISI

1. Nama atau tema blok : Obat tradisional dan olahraga untuk diabetes melitus

2. Fasilitator/tutor : dr. O. K. Muhammad Syahputra, M. Kes

3. Data pelaksanaan :

a. Tanggal tutorial : 18 Oktober 2010 dan 21 Oktober 2010

b. Pemicu ke-4

c. Pukul : 10.30-13.00 WIB

d. Ruangan : Ruang diskusi kimia 4

4. Pemicu

Tn A, 45 tahun, datang ke praktek dokter K, untuk mendapat kejelasan tentang

obat tradisional. Tuan A mengatakan bahwa dia menderita diabetes dan sudah

diresepkan obat antidiabetik oral oleh dokter sebelumnya, namun belum juga

sembuh. Tuan A mengatakan bahwa tetangganya pernah mengalami hal yang

serupa seperti yang dialaminya dan berhasil sembuh dengan mengkonsumsi

tanaman obat. Tuan A mengatakan bahwa dia hendak menggunakan obat

tradisional tersebut.

More info :

Dokter K menjelaskan kepada Tuan A tentang obat tradisional dan tentang

penyakit diabetes. Berdasarkan penjelasan dokter K, Tuan A menjadi lebih

paham bahwa salah satu bagian dari penatalaksanaan diabetes yaitu exercise

(olahraga) yang benar.

5. Tujuan pembelajaran

a. Mengetahui pengertian complementary and alternative medicine beserta

domainnya.

b. Mengetahui pengertian obat tradisional, jamu, ekstrak dan fitofarmaka.

c. Mengetahui perbedaan antara obat tradisional dan obat konvensional..

d. Mengetahui pengobatan tradisional yang digunakan untuk mengobati

diabetes melitus.

e. Mengetahui jenis olahraga untuk penatalaksanaan diabetes melitus.

2

Page 3: Makalah Fm

f. Mengetahui efek olahraga terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes

melitus.

g. Mengetahui fisiologi berbagai sistem organ selama berolahraga.

h. Mengetahui peran dokter keluarga dalam penggunaan obat tradisional

untuk mengobati suatu penyakit.

6. Pertanyaan yang timbul dalam curah pendapat

a. Apakah pengertian dari complementary and alternative medicine (CAM)

dan apa saja domain dari CAM? Apakah pengertian dari obat tradisional,

jamu, ekstrak dan fitofarmaka?

b. Apakah perbedaan antara obat tradisional dan obat konvensional?

c. Apa sajakah obat tradisional yang digunakan pada penyakit diabetes

melitus dan bagaimana mekanisme kerjanya?

d. Apakah jenis olahraga yang dianjurkan untuk pasien diabetes melitus dan

bagaimana mekanisme olahraga dapat menurunkan kadar gula darah?

e. Bagaimanakah fisiologi sistem-sistem organ dalam tubuh selama

berolahraga?

f. Bagaimanakah peran dokter keluarga dalam penggunaan obat tradisional

untuk mengobati suatu penyakit?

7. Jawaban atas pertanyaan

a. Complementary and alternative medicine (CAM)

CAM adalah suatu kelompok sistem perawatan kesehatan, praktek dan

produk kesehatan yang berbeda dan tidak dianggap sebagai suatu bagian

dari pengobatan konvensional. CAM terdiri dari complementary medicine

dan alternative medicine. Complementary medicine adalah teknik

pengobatan yang digunakan bersamaan dengan pengobatan konvensional

sedangkan alternative medicine adalah teknik pengobatan yang digunakan

sebagai pengganti pengobatan konvensional.

Terdapat 5 domain dari CAM, yaitu:

1. Alternative medical systems

Mencakup sistem yang kompleks terdiri dari teori dan praktek yang

berkembang diluar dan sering sebelum adanya pengobatan

3

Page 4: Makalah Fm

konvensional. Contohnya homeopatik dan naturopatik di kebudayaan

barat serta pengobatan tradisional Cina dan Ayurveda.

2. Mind and body interventions

Memfokuskan pada interaksi tubuh dan jiwa dan adanya hubungan

antara emosi, mental, sosial dan spiritual terhadap kesehatan.

Contohnya meditasi, berdoa, hipnosis, musik, tarian dan kesenian.

3. Biologically based therapies

Mencakup penerapan, intervensi dan penggunaan produk biologis.

Contohnya suplemen makanan, produk herbal dan diet khusus.

4. Manipulative and body-based method

Mencakup metode yang berbasis manipulasi dan/ atau gerakan dari

tubuh. Contohnya chiropatik, osteopatik dan terapi pijat.

5. Energy therapy

Memfokuskan pada penggunaan medan energy yang berasal dari

dalam (biofields) atau luar tubuh (elektromagnetik). Contohnya qi

gong, reiki dan terapi biomagnetik.

Obat tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari

tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari

bahan-bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

Obat tradisional terdiri dari:

1. Jamu

Bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan

tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara

tradisional. Mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari

berbagai tanaman obat yang jumlahnya banyak (± 5-10 macam). Tidak

memerlukan pembuktian ilmiah, cukup bukti empiris. Penggunaan

secara turun-temurun membuktikan keamanan dan khasiat dari jamu

tersebut.

2. Ekstrak (Obat herbal terstandar)

Disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa

tanaman obat, binatang maupun mineral. Membutuhkan peralatan

kompleks, biaya yang mahal dan tenaga kerja yang mendukung

4

Page 5: Makalah Fm

pengetahuan serta keterampilan pembuatan ekstrak. Pembuktian ilmiah

berupa penelitian pre klinik seperti standar kandungan bahan

berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standar

pembuatan obat tradisional yang higienis dan uji toksisitas akut

maupun kronis telah dilakukan.

3. Fitofarmaka

Dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena

proses pembuatannya telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah

sampai dengan uji klinik pada manusia.

b. Perbedaan obat tradisional dan obat konvensional

Obat tradisional Obat konvensional

Bahan aktif lebih dari 1 Bahan aktif hanya 1

Belum terbukti secara ilmiah Ada bukti ilmiah

Diperoleh secara turun-temurun Diperoleh dari peresepan oleh

dokter

Biasanya tidak berkembang Selalu dikembangkan

Efek berasal dari sinergisme

kombinasi bahan aktif

Efek dari bahan aktif utama

Efek yang diharapkan muncul lebih

lama

Efek yang diharapkan segera

muncul

Spektrum pengobatan luas Spektrum pengobatan spesifik

Efek samping belum pasti Efek samping diketahui

c. Obat tradisional untuk diabetes melitus

1. Bawang putih

Efek pada homeostasis glukosa masih kontroversi. Konstituen

organosulfur pada bawang putih menunjukkan efek hipoglikemik pada

model hewan nondiabetes namun efeknya pada hewan atau manusia

diabetes belum terbukti. Tidak ada interaksi antara bawang putih dan

obat antidiabetes yang pernah dilaporkan.

2. Ginseng

Pada sebuah percobaan dilaporkan ada efek signifikan oleh

ginsenoside terhadap penurunan HbA1c dan glukosa darah yang cepat

5

Page 6: Makalah Fm

dibandingkan dengan plasebo. Namun masih terdapat kekurangan pada

penelitian tersebut seperti kegagalan melaporkan nilai HbA1c yang

mutlak dan glukosa darah pada kelompok eksperimen dan control serta

sampel yang terlalu kecil. Ginseng hendaknya digunakan secara hati-

hati pada pasien yang menjalani pengobatan antidiabetes karena dapat

memperburuk hipoglikemia.

3. Pare

Beberapa mekanisme diajukan untuk menjelaskan efek hipoglikemik

dari konsumsi pare. Setelah diteliti dengan elektroforesis dan analisis

spektrum inframerah, dijumpai bahwa komponen dari ekstrak pare

memiliki kesamaan struktural dengan insulin binatang. Penelitian lain

menyebutkan bahwa pare dapat menurunkan glukoneogenesis hati,

meningkatkan sintesis glikogen hati dan meningkatkan oksidasi

glukosa perifer di eritrosit dan adiposit. Pare juga dilaporkan memiliki

efektivitas yang sama dengan glibenklamid. Pasien yang sedang

menggunakan obat antidiabetes harus hati-hati dalam mengkonsumsi

pare untuk menghindari efek hipoglikemik.

4. Kayu manis

Memiliki beberapa bahan aktif yang bersifat hipoglikemik.

Methylhydroxychalcone polymer memiliki efek serupa dengan insulin,

hydroxychalcone dapat meningkatkan efektivitas dari insulin dan

proanthrocyanidin berfungsi mengaktifkan reseptor insulin di

permukaan sel. Kayu manis jika diberikan bersamaan dengan obat

antidiabetes dapat memperburuk risiko hipoglikemik.

d. Olahraga untuk pasien diabetes melitus

Latihan jasmani untuk pasien diabetes melitus dilakukan 3-4 kali

seminggu selama lebih kurang 30 menit. Latihan jasmani yang dilakukan

bersifat aerobik dengan intensitas yang disesuaikan dengan umur dan

status kesegaran jasmani serta ada tidaknya komplikasi dari diabetes

melitus. Latihan aerobik dengan intensitas sedang (50-70% denyut janrung

maksimum) sebaiknya dilakukan minimal 150 menit setiap minggu.

Latihan aerobik berat (>70% denyut jantung maksimum) sebaiknya

dilakukan minimal 90 menit setiap minggu. Bentuk olahraga dapat berupa

6

Page 7: Makalah Fm

jalan kaki, bersepeda santai, jogging dan berenang. Selain berolahraga,

kegiatan sehari-hari harus tetap dilakukan seperti berjalan kaki ke pasar,

menggunakan tangga dan berkebun.

Mekanisme penurunan kadar gula darah akibat olahraga

e. Fisiologi olahraga

1. Sistem kardiorespirasi

7

olahraga

Peningkatan sensitivitas reseptor insulin

Peningkatan aktivitas 5AMP-activated kinase

Peningkatan ikatan insulin-reseptor

Peningkatan fosforilasi tirosin&pengaktifan insulin receptor substrate

Peningkatan fosfoinositid-3 kinase

Peningkatan aktivasi jalur tergantung fosfoinositid (protein kinase B dan protein kinase C atipikal)

Peningkatan translokasi vesikel yang berisi GLUT 4 (yang bergantung insulin)

Peningkatan GLUT 4 di membran sel

Peningkatan transportasi glukosa dari sirkulasi ke dalam sel

Penurunan glukosa darah

Peningkatan translokasi vesikel yang berisi GLUT 4 (tidak bergantung insulin)

Page 8: Makalah Fm

- Respon akut

- Adaptasi kronik

8

Kontraksi otot

Peningkatan respirasi seluler

Peningkatan venous return

Peningkatan end diastolic volume

Peningkatan stroke volume

Peningkatan cardiac output

Peningkatan a-v O2Δ

Peningkatan aliran darah ke otot

Penurunan resistensi vaskular otot

Peningkatan ekstraksi O2

Peningkatan konsumsi O2

Mekanisme pompa paru

Peningkatan respirasi

Peningkatan aktivitas korteks motorik, peningkatan aktivitas simpatetik, pengaktifan pusat pernafasan oleh perubahan suhu dan kimia

Latihan jangka panjang

Peningkatan volume darah

Peningkatan volume plasma

Peningkatan eritrosit

Peningkatan venous return

Peningkatan volume ventrikel

Page 9: Makalah Fm

2. Sistem otot

9

Peningkatan end diastolic volume

Peningkatan stroke volume maksimal

Peningkatan cardiac output maksimal

Peningkatan densitas kapiler otot

Peningkatan aliran darah otot maksimal

Peningkatan penghantaran O2

Peningkatan VO2max

Penurunan stimulasi simpatis

Penurunan heart rate

olahraga

Intensitas rendah (slow twitch)

Intensitas tinggi (fast twitch b)

Intensitas sedang (fast twitch a)

Penggunaan ATP

Aktivasi sistem keratin fosfat

kontraksi

kontraksi

Aktivasi sistem glekogen-asam laktat

kontraksi

Perubahan slow twitch menjadi fast twitch, peningkatan kapiler otot, mioglobin, fungsi mitokondria, enzim oksidatif, sistem energi fosfagen, simpanan glikogen, simpanan lemak.

Peningkatan kemampuan metabolism aerobik dan anaerobik otot

Page 10: Makalah Fm

3. Sistem urinaria

10

Aktivasi sistem aerobik

Kehabisan sumber energi

Peningkatan asam laktat

kontraksi

Peningkatan PCO2, peningkatan temperatur, peningkatan aktivitas simpatik, penurunan PO2

kelelahan

Mekanisme proteksi SSP

Peningkatan aliran darah otot

Peningkatan O2 dan nutrisi

olahraga

Peningkatan produksi keringat

Hemokonsentrasi dan peningkatan osmolaritas darah

Penurunan volume plasma dan penurunan aliran darah ke ginjal

Merangsang hipotalamus dan diteruskan ke hipofisis posterior

Peningkatan produksi renin oleh ginjal

Perubahan angiotensinogen menjadi angiotensin I

Peningkatan ADH Perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II

Page 11: Makalah Fm

f. Peran dokter keluarga dalam penggunaan obat tradisional untuk mengobati

suatu penyakit

Ketika pasien meminta saran mengenai pengobatan tradisional, maka

peran dokter keluarga adalah:

1. Diskusi dengan pasien mengenai alasan pemakaian obat tradisional,

sumber informasi dan pengobatan jenis apa yang mereka inginkan.

2. Edukasi pasien mengenai segala hal yang diketahui tentang pengobatan

tradisional tersebut. Pasien harus tahu bahwa pengobatan tradisional

banyak yang tidak didukung oleh data yang akurat sehingga tingkat

keamanannya masih belum pasti.

3. Menyediakan saran mengenai pemilihan terapi. Dokter memberikan

saran mengenai pemilihan pengobatan tradisional yang disesuaikan

dengan kondisi pasien.

Pertimbangan dokter keluarga dalam penggunaan obat tradisional antara

lain:

1. Tingkat keamanan obat tradisional berdasarkan data yang terpercaya

(dosis, efek farmakologik, toksisitas dan interaksi dengan pengobatan

konvensional).

2. Pertimbangkan manfaat obat tradisional dalam memfasilitasi

kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri tanpa

intervensi pengobatan konvensional.

3. Pertimbangkan aspek lain dari pasien seperti pikiran, jiwa dan

lingkungan tempat pasien tinggal.

11

Peningkatan permeabilitas air pada tubulus dan duktus pengumpul

Peningkatan produksi aldosteron dari korteks adrenal

Peningkatan reabsorbsi air

Peningkatan absorbsi natrium dan air dari tubulus

Peningkatan volume plasma, penurunan produksi urin

Page 12: Makalah Fm

4. Gunakan intervensi yang alami dan minimalkan tindakan invasif.

5. Lakukan tindakan promosi dan pencegahan penyakit selain dari

tindakan pengobatan.

8. Ulasan

- Pada pleno pakar dijelaskan mengenai tata cara menganjurkan latihan

jasmani pada pasien dengan diabetes mellitus. Sebelum menganjurkan

latihan jasmani, terlebih dahulu pastikan tidak ada kontraindikasi pada

pasien tersebut melalui pemeriksaan fisik yang komplit. Selanjutnya

tentukan intensitas latihan jasmani yang sesuai dengan pasien melalui

pengukuran heart rate maksimal atau melalui penilaian VO2max.

- Pada kasus ini, intensitas latihan jasmani yang diberikan adalah moderat dan

perlahan-lahan ditingkatkan. Frekuensi latihan jasmani sebaiknya setiap hari

selama 30 menit yang dapat dibagi menjadi 3 bagian (masing-masing 10

menit). Perlu diberitahukan pada pasien bahwa efek dari latihan jasmani

akan mulai dirasakan setelah 8 minggu latihan secara teratur. Jenis latihan

jasmani yang dianjurkan adalah aerobik karena dapat meningkatkan fungsi

kardiorespirasi.

- Untuk orang dewasa yang normal, dianjurkan melakukan latihan jasmani

dengan intensitas moderat (60-70% heart rate maksimal) dengan frekuensi

setiap hari.

9. Kesimpulan

Dokter K harus member informasi tentang pengobatan tradisional tetapi tidak

menganjurkan atau melarang penggunaannya. Jenis olahraga yang tepat untuk

kasus ini adalah aerobik dengan intensitas moderat.

10. Daftar pustaka

12

Page 13: Makalah Fm

Dennehy, Cathi E. dan Candy Tsourounis. Suplemen Botani (“Medikasi

Herbal”) dan Suplemen Nutrisi. Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar

dan Klinik buku 3 edisi 8. Jakarta: Salemba Medika. 2004; 577 – 603.

Ganong, William F. Cardiovascular Homeostasis in Health & Disease. Foltin,

Janet, et. al. Review of Medical Physiology 20th ed. New York: Lange

Medical Books. 2001; 607 – 622.

Guyton and Hall. Sports Physiology. Guyton and Hall. Textbook of Medical

Physiology 11th ed. New York: Elsevier. 2006; 1055 – 1066.

Juckett, Gregory. Herbal Medicine.Craig, Charles R. and Robert E. Stitzel.

Modern Pharmacology with Clinical Applications 5thed; 785 – 796.

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2di Indonesia.

Jakarta: Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006.

Powers, Alvin C.Diabetes Mellitus. Kasper, Dennis L., et. al. Harrison’s

Principles of Internal Medicine 16th ed. New York: McGraw-Hill. 2005;

2152 – 2180.

13