Makalah Fisika
-
Upload
ilham-nururrohim -
Category
Documents
-
view
2 -
download
1
description
Transcript of Makalah Fisika
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata fisika berasal dari bahasa yunani “physic” yang artinya alam.
Sampai awal abad ke-19, fisika hanya diartikan dalam makna yang luas
sebagai “filsafat ilmiah” . Meskipun demikian, selama abad ke-19 sampai
baru-baru ini fisika dibatasi pada studi sekelompok fenomena yang lebih
terbatas. Sehingga fisika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
aspek-aspek alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian
terhadap prinsip-prinsip dan hukum-hukum elementemya1. Konsep konsep
dasar fisika sering digunakan dalam berbagai cabang ilmu lainnya. Semua
ilmu-ilmu yang sudah ada pada dasarnya semua mengacu pada ilmu fisika.
Oleh karena itu ilmu fisika dapat disebut sebagai induk dari cabang ilmu-ilmu
lainnya. Fisika memiliki ciri khas yaitu pelukisan segala sesuatu yang terjadi
di alam menurut aspek-aspek yang memungkinkan pencatatan atau
pengamatan indrawi secara langsung. Data-data indrawi haruslah dapat
dimengerti tepat menurut penampakan yang terjadi.
Teknik kimia (chemical engineering) adalah disiplin ilmu yang
mempelajari rekayasa untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang bisa
digunakan untuk keperluan manusia dan berlandaskan ilmu-ilmu kimia2.
Selain itu teknik kimia juga membahas tentang bagaimana cara untuk
menghasilkan suatu produk yang sangat berguna bagi manusia serta bernilai
ekonomis yang tinggi. Teknik kimia selalu berhubungan dengan proses kimia
di suatu pabrik untuk menghasilkan produk dalam skala yang besar.
1 Siregar, Harrys. Peranan Fisika Pada Disiplin Ilmu Teknik Kimia. Program Studi Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
2 Diakses dari http://www.ganesha-operation.com/berita-151-apa-sih-perbedaan-ilmu-kimia-mipa-dan-teknik-kimia.html, tanggal 07-11-2013
1
Dalam teknik kima, ilmu yang dipelajari salah satunya adalah konsep-
konsep dasar fisika yang diterapkan dalam proses kima. Dalam sebuah
perancangan alat-alat pabrik kimia pun dibutuhkan ilmu fisika. Sebenarnya,
dapat dikatakan bahwa fisikalah ilmu yang banyak dipelajari dalam teknik
kimia.
Misalnya saja di dalam teknik kimia sering dipelajari tentang gerakan
atom dalam perpindahan panas (termodinamika) dan besaran-besaran yang
ada dalam fisika juga selalu digunakan dalam disiplin ilmu teknik kimia yang
mana itu semua sangat berhubungan erat dengan konsep-konsep ilmu fisika.
Danau Natron merupakan salah satu contoh fenomena alam yang
memiliki hubungan ilmu fisika dan teknik kimia. Danau Natron berada di
Tanzania, Afrika Timur. Danau Natron adalah danau yang airnya memiliki
pH sampai 10,5 yang dapat membakar kulit dan mata bagi hewan yang tidak
dapat beradaptasi karena suhu airnya mencapai 60ᵒC.
Ketika bangkai hewan yang mati di danau Natron, bangkai hewan
tersebut tidak akan terurai dengan cepat tetapi akan membentuk lapisan kerak
karena garam yang terkandung di Danau Natron adalah kapur magmatic yang
berasal dari gunung berapi yaitu Ol Doinyo Lengai yang menyemburkan
natrocarbonatite yang kaya akan sodium, kalium karbonat, nyerereite dan
gregoryite yang terkumpul dalam material abu vulkanik dan turun menjadi air
hujan .
Spesies hewan yang dapat bertahan hidup di danau Natron hanya
alkaline tilapia (alcolapia alcalica), ikan sejenis nila dan bakteri yang tahan
pada suhu tinggi.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa hubungan fisika dan teknik kimia?
2. Apa itu danau Natron?
3. Apa yang menyebabkan suhu danau Natron dapat mencapai 60ᵒC?
4. Mengapa hewan yang tercebur di danau Natron dapat berubah menjadi
Batu?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan fisika dan teknik kimia
2. Mendeskripsikan tentang Danau Natron
3. Untuk mengetahui faktor penyebab suhu danau natron yang dapat
mencapai 60ᵒC
4. Untuk mengetahui penyebab bangkai hewan yang tercebur di danau
Natron berubah menjadi batu
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Suhu
Sejak masih kanak-kanak, untuk menyatakan panas atau dinginnya
sesuatu, kita sudah menggunakan kata sifat sejuk, dingin, hangat, panas dan
sebagainya. Bila kita menyentuh suatu benda, sifat yang disebut suhu atau
temperaturnya kita terangkan berdasarkan indera suhu kita. Suhu itu akan
menunjukan apakah benda itu akan terasa panas atau dingin. Semakin terasa
panas suatu benda yang kita sentuh, maka semakin tinggi pula suhu benda
tersebut. Dapat dikatakan bahwa suhu adalah indikator panas atau dinginnya
suatu benda baik itu berwujud gas, padat ataupun cair.
Suhu suatu sistem adalah suatu sifat fisis atau keadaan yang pada
suatu saat akan memperoleh harga yang sama dengan sifat atau keadaan
sistem-sistem lain apabila semua sistem ini saling dihubungkan atau saling
dipisahkan oleh dinding-dinding tipis dari logam di dalam sebuah ruangan
yang dikelilingi dinding tebal dari asbes3.
Dari penjelasan tentang suhu tersebut jelas bahwa konsep tentang
suhu ini sama dengan apa yang sering kita sebut dalam kehidupan sehari-hari
sebagai suhu untuk ukuran panas atau dinginnya suatu sistem, karena selama
penginderaan kita dapat digunakan, tingkat panas atau dinginnya setiap benda
akan menjadi sama apabila sudah cukup lama “berkumpul”.
Suhu semua sistem yang dalam keadaan setimbang termal dapat
dinyatakan dengan angka. Menetapkan skala suhu yaitu menentukan aturan-
aturan untuk memberikan harga dalam angka kepada suhu.
Jika kita ingin menentukan suhu sejumlah sistem, prosedur yang
pertama harus dilakukan adalah memilih salah satu sistem itu sebagai
indikator kesetimbangan termal antara sistem yang satu dengan sistem-sistem
lainnya.
3 Sears, Zemansky. 1982. Fisika untuk Universitas 1. terj. Amir Achmad, Rasjid. Bandung: Binacipta
4
Sistem yang digunakan sebagai indikator tersebut dinamakan
termometer. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
suatu sistem. Suhu yang ditunjukan termometer ialah suhu tiap sistem yang
berada dalam kesetimbangan termal dengannya.
2.2 Penguapan
Penguapan adalah proses berubahnya bentuk zat cair (air) menjadi gas
(uap air) dan masuk ke atmosfer4. Dalam hidrologi, penguapan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi adalah penguapan yang terjadi dari permukaan air (seperti
laut, danau, dan sungai), permukaan tanah (genangan air di atas tanah dan
penguapan dari permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah),
dan permukaan tanaman (intersepsi). Apabila permukaan air tanah cukup
dalam, evaporasi dari air tanah adalah kecil dan dapat diabaikan.
Transpirasi adalah penguapan melalui tanaman, dimana air tanah
diserap oleh akar tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke
permukaan daun dan menguap menuju atmosfer.
Pada nyatanya, sulit membedakan antara penguapan dari badan air,
tanah dan tanaman. Oleh karena itu, biasanya evaporasi dan transpirasi
dicakup menjadi satu yang disebutevapotranspirasi yaitu penguapan yang
terjadi di permukaan lahan, yang meliputi permukaan tanah dan tanaman
yang tumbuh dipermukaan tersebut.
Laju evaporasi, transpirasi dan evapotranspirasi dinyatakan dengan
volume air yang hilang oleh proses tersebut tiap satuan luas dalam satu satuan
waktu yang biasanya diberikan dalam mm/hari atau mm/bulan. Laju
evapotranspirasi tergantung pada ketersediaan air dan kemampuan atmosfer
mengevapotranspirasikan air dari permukaan.
4 Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta offset
5
Apabila ketersediaan air (lengas tanah) tak terbatas maka
evapotranspirasi yang terjadi disebut evapotranspirasi potensial (ETP). Pada
umumnya ketersediaan air di permukaan tidak tak terbatas, sehingga
evapotranspirasi terjadi dengan laju lebih kecil dari evapotranspirasi
potensial. Evapotranspirasi yang sebenarnya terjadi di suatu daerah disebut
evapotranspirasi nyata.
2.3
6