Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

14
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf Zakat Perdagangan Dosen : Dr. H. NAJAMUDDIN, Lc., MA Oleh : NASRUDDIN. ASN NIM : 601131010020 RICKY SYAFRIZAL NIM: 601131010009 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 1435 H/ 2014 M

Transcript of Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

Page 1: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 1

Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf

Zakat Perdagangan

Dosen : Dr. H. NAJAMUDDIN, Lc., MA

Oleh :

NASRUDDIN. ASN

NIM : 601131010020

RICKY SYAFRIZAL

NIM: 601131010009

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 1435 H/ 2014 M

Page 2: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa dihaturkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan

nikmatnya, saya dapat menyusun makalah Fiqh Zakat dan Wakaf dengan pokok pembahasan

“Zakat Perdagangan”. Shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW

sebagai pelopor pendidikan dan ilmu pengetahuan bagi umat manusia.

Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi serta

dukungan moral agar selalu belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Rekan-rekan

mahasiswa yang selalu memberi semangan dan dukungan. Sebagai bentuk kecintaan terhadap

bangsa dan upaya sebagai warga Negara yang baik untuk terus berupaya memajukan bangsa

dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sangat disadari banyak terdapat kekungan baik dari segi penulisan, pemahanan serta

keterbatasan literature sehingga diharapkan kritik serta saran sebagai bahan evaluasi bagi

penulis dan perbaikan pada masa yang akan datang.

Harapan saya makalah ini mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pola

pikir dan berkembangan sumber daya manusia untuk Indonesia yang lebih baik.

Tembilahan, 01 Oktober 2014

Penyusun,

Kelompok Zakat Perdagangan

Page 3: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4

A. Latar belakang ..................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5

D. Metode Penulisan ................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

A. Pengertian Zakar Perniagaan .............................................................................. 6

B. Dasar Hukum Zakat Perniagaan ......................................................................... 7

C. Nisab dan Kadar Zakar Perniagaan ..................................................................... 9

D. Ketentuan Zakar Perniagaan ............................................................................... 10

E. Saham dan Obligasi ............................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 13

B. Saran ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 14

Page 4: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam sangat memuliakan kalangan peniaga, orang yang mencari nafkah

hidupnya dengan perdagangan atau perniagaan. Oleh karena itu, untuk kesejahteraan

mereka, islam telah menyediakan suatu bentuk pensucian bagi mereka, yakni

membersihkan harta dan jiwa dengan berzakat.

Zakat pada hakikatnya membersihkan dari elemen haram (karena pencampuran

hak manusia lain di dalam harta tersebut) dan pada masa yang sama menyuburkan atau

membersihkan harta dan perniagaan. Zakat juga adalah pembersih jiwa dan rohani

untuk lebih dekat dengan Allah SWT.

Firman Allah SWT : Adapun orang yang memberikan apa yang ada padanya

pada jalan kebaikan dan bertakwa, serta dia mengakui dengan yakin akan perkara yang

baik, maka sesungguhnya Kami (Allah) akan memberikannya kemudahan untuk

mendapat kesenangan (syurga). Sebaliknya orang yang bakhil dan berasa cukup dengan

kekayaan dan kemewahannya, serta dia mendustakan perkara yang baik, maka

sesungguhnya Kami (Allah) akan memudahkannya untuk mendapat kesusahan dan

kesengsaraan. (QS. Al-Lail: 5-10)

Sahabat Nabi SAW menyatakan: “Dahulu Nabi Muhammad SAW

memerintahkan kepada kami untuk mengeluarkan zakat terhadap harta kekayaan yang

disiapkan untuk dijual”. (riwayat Abu Daud dan Baihaqi)

Oleh itu, zakat perniagaan adalah zakat yang diwajibkan baginya zakat atas

segala jenis barang-barang yang diniagakan bagi yang mendapat keuntungan. Barang-

barang yang diniagakan tersebut baik yang bersumber dari hasil pertanian, hewan

ternak, emas, perak, perikanan, perkebunan dll.

Zakat perniagan dikenakan untuk semua bentuk perniagaan baik secara inividual

atau instan dengan peniaga islam dan bukan islam, koperasi, perniagaan saham dan

lain-lain. Oleh karena itu, sangat luas ruang lingkup zakat perniagaan ini, yang perlu

kita pahami bahwa barang yang diperjualbelikan tersebut halal di sisi syariah dan

diniatkan untuk berniaga karna Allah SWT.

Misalnya, jika seseorang meniaga emas dan perak, maka ia dikenakan zakat

perniagaan dan bukannya zakat emas dan zakat perak. Jika seseorang menternak lembu

Page 5: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 5

dan kambing untuk diniagakan, maka ia dikenakan zakat perniagaan dan bukannya

zakat ternakan.

Berdasarkan hadist di atas juga, Rasulullah SAW berpesan kepada sahabat-

sahabatnya untuk menzakatkan harta perniagaan yang disiapkan untuk dijual, maka

zakat perniagaan tidak hanya dikenakan apabila sesebuah perniagaan itu menghasilkan

keuntungan. Apabila perniagaan itu rugi, tetapi harta atau modalnya masih mencapai

nisab, maka perniagaan itu masih wajib dizakatkan.

Oleh karena itu, apabila sebuah perniagaan sudah mencapai haul satu tahun,

maka si peniaga perlu menghitung jumlah asetnya ditambah dengan keuntungan dan

dikurangi dengan hutang-piutangnya dengan orang lain. Jika keseluruhan harta

perniagaan tersebut mencapai atau melebihi nisab, maka perlu dikeluarkan zakatnya

sebanyak 2.5%.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas berbagai masalah diantaranya :

1. Apa pengertian Zakat Perniagaan?

2. Adakah Dasar Hukum tentang Zakat Perniagaan?

3. Berapa Nisab dan Kadar Zakat Perniagaan?

4. Apa saja ketentuan Zakat Perniagaan?

5. Apakah Saham dan Obligasi juga wajib dizakati?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memahami pengertian Zakat Perniagaan.

2. Memahami Al-qur’an dan Hadist sebagai Dasar Hukum Zakat Perniagaan.

3. Memahami cara menghitung Nisab dan Kadar Zakat Perniagaan.

4. Memahami ketentuan-ketentuan dalam Zakat Perniagaan

5. Memahami Saham dan Obligasi.

D. Metodologi Penulisan

Adapun metode penulisan makalah ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif.

Penulis menggunakan sumber-sumber yang terdapat di perpustakaan, internet, blog dan

buku pribadi yang kemudian penulis bandingkan dengan teori-teori yang penulis

dapatkan

Page 6: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat Perniagaan

Secara etimologi, zakat merupakan kata dasar (lafadz mashdar) dari kata zaka

yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan terpuji yang semua arti itu sangat populer dalam

penerjemahan baik Al-Quran maupun Hadits. Sedangkan zakat secara termologi adalah

sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang

berhak. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang

dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan itu

dari kebinasaan. Terkadang kata zakat juga disebutkan dengan menggunakan kata lain,

seperti:

1. Infaq dalam firman Allah QS At-Taubah ayat 34:

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-

orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang

dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah.

dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya

pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan

mendapat) siksa yang pedih.”

2. Shodaqoh dalam firman Allah QS. At Taubah ayat 103:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”

3. Haq

“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak

berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,

zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama

(rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia

berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan

disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

Page 7: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 7

Sedangkan perniagaan menurut istilah fiqih adalah mentasarufkan (mengolah)

harta dengan cara tukar menukar (jual-beli) untuk memperoleh laba dan disertai dengan

niat berdagang. Istilah tijarah sebenarnya tidak hanya diidentikkan dengan istilah niaga

atau perdagangan atau jual beli saja, namun ia juga mencakup setiap transaksi (akad)

yang menggunakan system pertukaran dengan maksud mencari keuntungan dengan

disertai niat.

Harta yang menjadi sarana tijarah ini disebut dengan harta tijarah atau harta

perniagaan. Harta tijarah atau harta perniagaan adalah harta yang dimiliki dengan akad

tukar menukar dengan tujuan untuk memperoleh laba dan harta yang dimilikinya itu

harus merupakan hasil usaha sendiri. Dengan demikian termasuk kategori tijarah adalah

jual beli (barang atau jasa), sewa menyewa, akad bagi hasil, perseroan atau syirkah dan

setiap transaksi yang didalamnya terdapat tukar menukar.

B. Dasar Hukum Zakat Perniagaan

Hukum melaksanakan zakat perniagaan ini adalah wajib menurut imam empat

madzhab. Sedangkan menurut Imamiah adalah sunnah. Adapun dasar hukum zakat

perniagaan ini adalah terdapat dalam beberapa firman Allah SWT sebagai berikut:

QS. At Taubah ayat 103: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan

zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha

mendengar lagi Maha mengetahui.”

QS. Al-Baqarah ayat 267: “Hai orang-orang yang beriman, infakkanlah

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami

keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu

keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan

memincingkan mata (enggan) terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya

lagi Maha Terpuji.“

QS. Adz-Dzariyaat ayat 19: “Dan pada harta benda mereka ada hak untuk

orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.”

Page 8: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 8

Hukum wajib dalam melaksanakan zakat perniagaan ini tidak sampai pada

maqom atau tingkatan mengkafirkan seseorang apabila ditinggalkan, karena hukum

mengeluarkan zakat perniagaan ini masih terdapat khilaf fi wujubihi atau perselisihan

pendapat diantara ulama dalam mewajibkan zakat perniagaan ini. Bahkan terdapat

segolongan ulama yang sama sekali tidak mewajibkannya.

Setiap transaksi yang menggunakan sistem pertukaran dan diniatkan untuk

berdagang dan telah memenuhi syarat-syarat zakat perniagaan wajib dikeluarkan zakat

tijarahnya. Sedangkan untuk transaksi yang tidak menggunakan sistem pertukaran atau

tidak pula disertai niat untuk berdagang maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Seperti

harta warisan, hibah dan lain sebagainya.

1. Syarat-Syarat wajib Zakat

a) Muslim: Hanya bagian kepemilikan orang Islam saja yang wajib dizakatkan.

b) Harta Halal : Hanya harta yang diperoleh dengan halal saja yang diwajibkan

Zakat.

c) Cukup Haul : Haul artinya setahun dihitung mulai awal perniagaan sehingga

satu tahun mengikut kalendar Hijrah (355 hari).

d) Cukup Nisab : Nisab harta perniagaan dan dinilaikan berdasarkan harga

pasaran 85 gram emas atau 595 gram perak.

e) Milik Sempurna (al-Milk at-Tam) : Zakat diwajibkan terhadap harta

perniagaan yang mempunyai status milik sempurna dari segi pemilikan

fizikal (hiyazah) dan berkuasa mengurus tadbir (tasaruff) harta tersebut.

f) Harta Produktif (an-Nama’) : Harta yang diwajibkan Zakat mestilah yang

boleh berkembang atau berpotensi untuk berkembang.

g) Niat Perniagaan (urud at-tijarah) : Niat perniagaan mesti dilakukan apabila

harta tersebut bertujuan diperniagakan untuk memperolehi keuntungan

2. Bagaimana pedagang mengeluarkan zakatnya?

a) Seorang pedagang muslim menentukan waktu tahunan untuk membayar

zakat. Pada saat itu ia menghitung modal yang dipersiapkan untuk dagang,

yaitu barang-barang yang dipersiapkan untuk jualan, dengan harga jual itu

waktu mengeluarkan zakat, ditambah dengan uang cash yang ada, uang yang

masih ada di tangan orang lain. Kemudian dikurangi hutang yang menjadi

kewajibannya, lalu dari yang tersisa itu dikeluarkan 2,5%.

Page 9: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 9

b) Perlu ditegaskan di sini, bahwa bangunan, perabotan yang tidak disiapkan

untuk jualan tidak dimasukkan dalam perhitungan aset yang dikeluarkan

zakatnya. Sedangkan bungkus yang dijual beserta isinya, maka

dikategorikan sebagai dagangan dan dihitung nilainya.

c) Pedagang itu mengeluarkan dagangannya berupa uang. Demikian pendapat

Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad. Sedangkan madzhab Hanafi

memperbolehkan pengeluaran zakatnya berupa barang dagangan yang ada,

namun yang utama menurutnya jika dikeluarkan dalam bentuk uang, karena

dianggap lebih bermanfaat bagi fakir miskin.

C. Nisab dan Kadar Zakat Perniagaan

Aset perniagaan sebagaimana yang disebut oleh para ulama fiqh adalah aset

yang dipersiapkan untuk jual beli, mencari keuntungan seperti peralatan, perabotan,

pakaian, makanan, perhiasan, permata, hewan, tanaman, bangunan, dan sebagainya.

Dalil yang mewajibkannya Zakat perniagaan hukumnya wajib berdasarkan dalil-

dalil berikut :

Firman Allah swt., “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan

Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik.” (Al-Baqarah: 267).

Arti “kasb” di sini adalah perdagangan seperti yang diungkapkan oleh banyak

ahli tafsir, di antaranya Al-Hasan, Mujahid, Ath Thabariy, dan Ar Razi. Demikian juga

ayat-ayat yang mewajibkan zakat harta kekayaan secara umum, termasuk di dalamnya

harta perniagaan. Tidak ada satupun dalil yang mengecualikannya.

Dari Samurah bin Jundub berkata, “Rasulullah saw. menyuruh kita untuk

mengeluarkan zakat dari segala sesuatu yang kami persiapkan untuk dijual.” (Abu

Daud, Ad Daruquthniy, Ibnu Abdil Barr)

Umar bin Khaththab r.a. mengambil zakat dari harta perniagaan, dan tidak

seorangpun sahabat yang menolaknya. Pendapat seperti ini diriwayatkan pula dari Ibnu

Abbas, Ibnu Umar, Umar bin Abdul Aziz. Para ulama tabi’in juga telah bersepakat

dalam hal ini. Ibnul Mundzir dan Abu Ubaid menyatakan telah terjadi ijma’ dalam hal

ini. Kewajiban zakat perniagaan juga menjadi pendapat empat masdzhab, dan tidak ada

yang berbeda pendapat kecuali ulama Zhahiriyah, dan Syiah Imamiyah yang

menyatakan bahwa zakat perniagaan hukumnya sunnah.

“Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari semua

yang kami persiapkan untuk berdagang.” (HR. Abu Dawud).

Page 10: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 10

D. Ketentuan zakat perdagangan

Ada beberapa ketentuan Zakat Perdagangan yaitu :

1. Berjalan 1 tahun (haul), Pendapat Abu Hanifah lebih kuat dan realistis yaitu dengan

menggabungkan semua harta perdagangan pada awal dan akhir dalam satu tahun

kemudian dikeluarkan zakatnya.

2. Nisab zakat perdagangan sama dengan nisab emas yaitu senilai 85 gram emas atau

perak 595 gram.

3. Kadarnya zakat sebesar 2,5 %

4. Dapat dibayar dengan uang atau barang

5. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.

Rumus dalam menghitung Zakat Perniagaan :

Perhitungan : (Modal diputar + Keuntungan + piutang yang dapat dicairkan) -

(hutang + kerugian) x 2,5 %

Contoh : Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri,

agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti PT,

CV, Yayasan, Koperasi, Dll). Nisabnya adalah 20 dinar (setara dengan 85 gram emas

murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun (tutup buku) memiliki

kekayaan (modal kerja dan untung) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas

(asumsi jika per-gram Rp 500.000,- = Rp 42.500.000,-), maka ia wajib mengeluarkan

zakat sebesar 2,5 %

Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua anggota

syirkah beragama Islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-

pihak yang bersyirkah. Tetapi jika anggota syirkah terdapat orang yang non muslim,

maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja (apabila jumlahnya

lebih dari nishab)

Cara Menghitung Zakat :

Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih

dari tiga bentuk seperti : 1) Kekayaan dalam bentuk barang; 2) Uang tunai; dan 3)

Piutang.

Page 11: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 11

Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah yang

harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak.

Contoh : Sebuah clothing baju pada tutup buku per Januari tahun 2010 dengan

keadaan sbb :

Baju, celana aksesoris yang belum terjual : Rp 25.000.000

Uang tunai : Rp 35.000.000

Piutang : Rp 10.000.000

Jumlah : Rp 70.000.000

Utang & Pajak : (Rp 10.000.000)

Saldo : Rp 60.000.000

Besar zakat = 2,5 % x Rp 60.000.000,-

= Rp 1.500.000,-

Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau

lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk

kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang).

Untuk usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan

apartemen, taksi, renal mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian

dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua) cara:

1. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan

dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti taksi, kapal, hotel, dll,

kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.

2. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih yang

diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10%.

Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil pertanian, dimana perhitungan

zakatnya hanya didasarkan pada hasil pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.

E. Saham dan Obligasi

Pada hakekatnya baik saham maupun obligasi (juga sertifikat Bank) merupakan

suatu bentuk penyimpanan harta yang potensial berkembang. Oleh karenannya masuk

ke dalam kategori harta yang wajib dizakati, apabila telah mencapai nishabnya.

Page 12: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 12

Zakatnya sebesar 2.5% dari nilai kumulatif riil bukan nilai nominal yang tertulis pada

saham atau obligasi tersebut, dan zakat itu dibayarkan setiap tahun.

Contoh: Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI ILAHI,

harga nominal Rp.5.000/Lembar. Pada akhir tahun buku tiap lembar mendapat deviden

Rp.300,-

Total jumlah harta (saham) = 500.000 x Rp.5.300,-

= Rp.2.650.000.000,-

Zakat = 2.5% x Rp. 2.650.000.000,-

= Rp. 66.750.000

Page 13: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aset perniagaan ( عروض التجارة) sebagaimana yang disebut oleh para ulama fiqh

adalah aset yang dipersiapkan untuk jual beli, mencari keuntungan seperti peralatan,

perabotan, pakaian, makanan, perhiasan, permata, hewan, tanaman, bangunan, dan

sebagainya.

Terdapat dua unsur perdagangan secara bersamaan, yaitu jual beli dan niat

berdagang. Jika ada salah satu unsurnya tidak ada, maka tidak disebut perdagangan,

sehingga tidak wajib zakat. Seperti jika seseorang membeli sesuatu untuk konsumsi

pribadi, atau ia berniat untuk berdagang tetapi belum membeli barang, atau menjualnya,

maka belum disebut pedagang.

Jika telah mencapai satu nishab, artinya nilai harta perniagaan itu telah

mencapai nishab uang pada akhir tahun menurut Imam Malik dan Asy Syafi’i yaitu

setara dengan 85 gram emas tau 595 gram perak. Maka dia wajib mengeluarkan zakat

dari harta/asetnya tersebut. Dan adapun qadar zakat yang wajib dikeluarkan olehnya

adalah sebesar 2.5%.

B. Saran

Sebagai umat islam kita wajib menunaikan zakat yang merupakan rukun islam

yang ketiga. Sangatlah tidak mungkin kita dapat mengeluarkan zakat dengan baik dan

benar apabila kita tidak memahami tentang hal-hal yang menyangkut zakat itu sendiri.

Indonesia dengan mayoritas umat islam hari ini masih mengalami keterpurukan

terutama dalam bidang ekonomi. Apabila konsep zakat dipahami dan dilaksanakan

dengan baik kami menyakini permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat segera

diatasi.

Marilah kita lebih memahami lebih mendalam mengenai tentang zakat dan

system perekonomian islam pada umumnya sebagai wujud ibadah kita kepada yang

maha kuasa dan kepedulian kita untuk bangsa Indonesia yang lebih baik.

Page 14: Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 | 14

DAFTAR PUSTAKA

Ubu Zahrah, Muhammad. 2008. Ushul Fiqh. Jakarta. Pustaka Firdaus.

Qardawi, Yusuf. 1997. Hukum Zakat. Jakarta. Litera Antar Nusa.

http://alimuddinmakalah.blogspot.com/2009/04/zakat.html

http://hukumzone.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-dasar-hukum-zakat.html