Makalah Fiber Optik
-
Upload
satria-berkata -
Category
Documents
-
view
416 -
download
34
Transcript of Makalah Fiber Optik
MAKALAH
“FIBER OPTIK”
Di Susun Oleh :
Nama : Fitriani
NIM : 100411014
Kelas : G-3
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ““Fiber optik”.
Makalah ini berisikan tentang informasi sejarah dan kelebihan dan kekurangan
dari Fiber optik Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang Fiber Optik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
2
Bukit Rata, 8 Oktober 2012
Fitriani
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan
di bumi yang menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai
hamba Tuhan yang mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah
Tuhan Sang Pencipta dengan tulus.
Salain itu, dalam kehidupan sehari- hari manusia tidak dapat lepas dari
alat- alat teknologi yang pada setiap waktu teknologi- teknologi tersebut terus
bekembang. Serta umat manusia dituntut untuk mengembangkan dan mengikuti
perkembangan teknologi tersebut..
B. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan informasi bagi yang membacanya dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiber Optik
Fiber Optik (Serat optic) adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca
atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena
indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya
yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat
sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus
digunakan sebagai saluran komunikasi.
Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta dalam
pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah
selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core
akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi.
Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun
gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh
serat optik.
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil,
diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang
masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar
yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di
4
dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya
bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks
bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah
cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core
memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded
indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih
besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit
Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung
yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan
panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan.
Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan
diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan
panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.
B. Sejarah Fiber Optic
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak
digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman
mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang
bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena
hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui
perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya
adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe
serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang
dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis
5
terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat
optik yang mampu mentransmisikan gambar.
Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya
melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya.
Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi
pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali
frekuensi gelombang mikro.
Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan
merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat
rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun,
pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu,
sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak
titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.
Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat
tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat
yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya,
sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan
cukup kita dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap
pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak
efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama
kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya
masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik
mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti
atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Tahun 80-an, bendera lomba industri serat optik benar-benar sudah
berkibar. Nama-nama besar di dunia pengembangan serat optik bermunculan.
Charles K. Kao diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang
6
muncul Yasuharu Suematsu. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL
jelas punya banyak sekali peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.
C. Time Line Pengembangan Fiber Optik
1917 Theory of stimulated emission Albert Einstein mengajukanm sebuah
teori tentang emisi terangsang dimana jika ada atom dalam tingkatan energi
tinggi 1954 "Maser" developed Charles Townes, James Gordon, dan Herbert
Zeiger di Columbia University mengembangkankan "maser" yaitu microwave
amplification by stimulated emission of radiation, dimana molekul dari gas
amonia memperkuat dan menghasilkan gelombang. . Pekerjaan ini menghabiskan
waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat
dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan
penjang gelombang pendek pada gelombang radio. 1958 Pengenalan Konsep
Laser Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan paper yang
menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra
merah dan optik. .Paper ini menjelaskan tentang konsep laser (light amplification
by stimulated emission of radiation)
1960 ditemukannya Continuously operating helium-neon gas laser
Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan
Donald Herriott menemukan sebuah continuously operating helium-neon gas
laser. 1960 Ditemukannya Operable laser Theodore Maiman, seorang fisikawan
dan insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, menemukan operable laser
dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium. 1961
Glass fiber demonstration Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks
mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis. Inti
serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu
bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk
komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang
sangat jauh. 1961 Penggunaan ruby laser untuk keperluan medis Penggunaan
laser yang dihasilkan dari batu Rubi yang pertama, Charles Campbell of the
Institute of Ophthalmology at Columbia- Presbyterian Medical Center dan
7
Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe
ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien. 1962
Pengembangan Gallium arsenide laser Tiga group riset terkenal yaitu General
Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan
gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke
dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk
pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan laser printer. 1963
Heterostructures Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu
heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer
untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat
bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon
seluler dan peralatan elektronik lainnya.
1966 kertas Landmark pada optical fiber Charles Kao dan George
Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications
Laboratories Inggris mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan
bahwa fiber optik dapat mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-
ruginya jika gelas yang digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian
para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas. 1970
Fiber Optik yang memenuhi standar kemurnian. Ilmuwan Corning Glass Works
yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan
fiber optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan
Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika
dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20
decibels per kilometer. Pada 1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi
cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan
Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di
Leningrad, mendemontrasikan semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada
temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam
komersialisasi penggunaan fiber optik. 1973 Proses Chemical vapor deposition
John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan
proses chemical vapor deposition process yang memanaskan uap kimia dan
8
oksigen ke bentuk ultratransparent glass yang dapat diproduksi masal ke dalam
fiber optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil. 1975 Komersialisasi Pertama
dari semiconductor laser Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan
semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu
kamar. 1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic
Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas
telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang
menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan
yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah
yang menghubungkan 2 s switching station.
1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di Kota kota besar di Amerika
AT&T mengumumkan akan menginstal fiber-optic yang menghubungkan kota
kota antara Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI
mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. 1987 "Doped" fiber amplifiers
David Payne di University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers
yang dikotori oleh elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan
sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi
listrik. 1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic Kabel Translantic yang
pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya
dibutuhkanb ketika sudah mencapai 40mil. 1991 Optical Amplifiers Emmanuel
Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University
of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan
kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100
kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier. 1996 optic fiber cable yang
menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, sebuah optic
fiber merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel
ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam,
Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk
menangani 320,000 panggilan telepon. 1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh
dunia Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan abel
9
terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi
internet terbaru.
1. Generasi Perkembangan Serat Optik
Berdasarkan penggunaannya maka sistem komunikasi serat optik (SKSO)
dibagi menjadi 4 tahap generasi yaitu :
a. Generasi pertama (mulai 1975) Sistem masih sederhana dan menjadi
dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding :
mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter :
mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED
dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai
penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang
yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang
menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah
sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui
beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang
sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan
diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini
pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10
Gb.km/s.
2. Generasi kedua (mulai 1981)
Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar
menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan
indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser,
panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini
generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat
lebih besar daripada generasi pertama.
3. Generasi ketiga (mulai 1982)
10
Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser
berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga
transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai
1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa
ratus Gb.km/s.
4. Generasi keempat (mulai 1984)
Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai
bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang
sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat
ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984
kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang,
generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan
deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal
bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang
akan datang.
5. Generasi kelima (mulai 1989)
Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan
fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri
dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah
serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari
diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat
inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di
dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut
emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah
melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat.
Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan
terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi
listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya
penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal
11
pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian
kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.
6. Generasi keenam
Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi
soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen
panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang
yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang
soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang
saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan
informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division
multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa
5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah
saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan
multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang
berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.
Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang
panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam
suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian
digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar
pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat
kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak
bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu
menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang
memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan
yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatang tidak
dapat dihindari lagi akan dirajai oleh teknologi serat optik.
C. Keunggulan & Kelemahan Serat Optik
Ada beberapa keunggulan serat optik di banding media transmisi lainnya,
yaitu :
12
b. Lebar bidang yang luas, sehingga sanggup menampung informasi
yang besar.
c. Bentuk yang sangat kecil dan murah.
d. Tidak terpengaruh oleh medan elektris dan medan magnetis.
e. Isyarat dalam kabel terjamin keamanannya.
f. Karena di dalam serat tidak terdapat tenaga listrik, maka tidak akan
terjadi ledakan maupun percikan api. Di samping itu serat tahan
terhadap gas beracun, bahan kimia dan air, sehingga cocok ditanam
dalam tanah.
g. Substan sangat rendah, sehingga memperkecil jumlah sambungan
dan jumlah pengulang.
Teknologinya yang terbilang canggih dan mahal membuat media
komunikasi fiber optik menjadi pilihan utama bagi pengguna yang menginginkan
kualitas prima dalam berkomunikasi.
Media fiber optik, merupakan media yang memiliki banyak kelebihan,
terutama dari segi performa dan ketahanannya menghantarkan data. Media ini
tampaknya masih menjadi media yang terbaik saat ini dalam media komunikasi
kabel. Kelebihan yang dimiliki media ini memang membuat komunikasi data
menjadi lebih mudah dan cepat untuk dilakukan. Maka dari itulah, media ini
menjadi pilihan banyak orang untuk mendapatkan komunikasi yang berkualitas.
Media ini tidak cuma mampu menggelar komunikasi antargedung,
antarblok, antarkota, tetapi media ini juga sudah sejak lama dipercaya untuk
menghubungkan benua-benua dan pulau-pulau di dunia ini. Fiber optik juga telah
lama dipercaya untuk menjadi media komunikasi inti (backbone) dari Internet di
seluruh dunia. Untuk menghubungkan jaringan di negara satu dengan negara
seberangnya, atau benua satu dengan benua lainnya, fiber optic telah cukup lama
berperan dalam komunikasi dunia ini. Semua itu karena kualitas koneksinya, cara
13
kerjanya, dan kekebalan informasi yang dibawa dalam media inilah yang
membuatnya begitu dipercaya.
Kehebatan media ini akan coba dibahas satu per satu dalam artikel ini.
Meskipun tidak terlalu detail dan ilmiah, namun cukup untuk menunjukkan
betapa hebatnya teknologi ini hingga begitu dipercaya oleh masyarakat dunia.
Di samping kelebihan yang telah disebutkan di atas, serat optik juga mempunyai
beberapa kelemahan di antaranya, yaitu :
a. Sulit membuat terminal pada kabel serat
b. Penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang
tinggi.
Akan ada kemungkinan kehilangan sinyal, Pengiriman ke tujuan yang berbeda-
beda dapat mempengaruhi besarnya informasi yang dikirimkan, Fiber masih sulit untuk
disatukan dan ketika telah mencapai titik akhir maka fiber harus diterima secara akurat
untuk menghasilkan transmisi yang jernih, Komponen FO masih sangat mahal.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Serat_optik
http://yulian.firdaus.or.id/fiber-optic/
http://www.pcmedia.co.id
http://www.waena.org/
15