makalah farmakog

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman obat sudah banyak sekali digunakan oleh manusia sejak zaman dahulu. Bahkan dipercaya mempunyai khasiat yang lebih ampuh daripada obat- obat dokter. Namun, karena perkembangan jaman dan semakin meningkatnya pengetahuan manusia tentang farmakologi dan ilmu kedokteran, banyak masyarakat yang beralih ke obat-obatan dokter karena lebih mempercayai obat-obatan kimia yang telah teruji khasiatnya secara laboratorium, dibandingkan dengan obat tradisional yang banyak belum bisa dibuktikan secara laboratorium. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, semakin banyak tanaman obat tradisional yang telah bisa dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijamin aman untuk dikonsumsi dan bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek samping. Tanaman herbal yang digunakan untuk beberapa penyakit ringan namun sering terjangkit di dalam masyarakat sehingga menjadikan obat herbal tersebut sangat bermanfaat selain karena faktor mudah didapatkan di alam, harganya cenderung lebih 1

description

asad

Transcript of makalah farmakog

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTanaman obat sudah banyak sekali digunakan oleh manusia sejak zaman dahulu. Bahkan dipercaya mempunyai khasiat yang lebih ampuh daripada obat-obat dokter. Namun, karena perkembangan jaman dan semakin meningkatnya pengetahuan manusia tentang farmakologi dan ilmu kedokteran, banyak masyarakat yang beralih ke obat-obatan dokter karena lebih mempercayai obat-obatan kimia yang telah teruji khasiatnya secara laboratorium, dibandingkan dengan obat tradisional yang banyak belum bisa dibuktikan secara laboratorium.Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, semakin banyak tanaman obat tradisional yang telah bisa dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijamin aman untuk dikonsumsi dan bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek samping.Tanaman herbal yang digunakan untuk beberapa penyakit ringan namun sering terjangkit di dalam masyarakat sehingga menjadikan obat herbal tersebut sangat bermanfaat selain karena faktor mudah didapatkan di alam, harganya cenderung lebih terjangkau, dan tidak memiliki efek samping seperti halnya yang diakibatkan oleh obat-obat kimia.

B. Rumusan Masalah1. Apa saja tanaman yang memiliki manfaat dalam pengobatan?2. Bagaimana morfologi dari tanaman tersebut?3. Apa kandungan kimia dan efek farmakologis dari tanaman tersebut?4. Bagaimana cara pengolahan dari tanaman tersebut untuk tujuan pengobatan?

C. Tujuan1. Mengetahui tanaman-tanaman yang memiliki potensi pengobatan.2. Mengetahui morfologi dari tanaman tersebut.3. Mengetahui kandungan kimia dan efek farmakologis dari tanaman tersebut.4. Mengetahui cara pengolahan dari tanaman tersebut untuk tujuan pengobatan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Herba Bayam Duri 1. Klasifikasi Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Caryophyllales Famili: Amaranthaceae Genus: Amaranthus Spesies : Amaranthus spinosus L.2. Morfologi Tanaman Bayam Duri Bayam duri biasanya tumbuh liar di kebun-kebun yang ditinggalkan, tepi jalan dan tanah kosong yang terlantar dari dataran rendah sampai 1400 m dpl. Terna semusim, tumbuh tegak, tinggi 30-100 cm. Batang berwarna hijau atau kemerahan, bagian pangkal polos, bagian atas sedikit berambut, kerapkali bercabang banyak, berduri. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak berseling, bulat telur memanjang sampai lanset, ujung tumpul, pangkal runcing, tepi rata kadang beringgit, tulang daun di punggung menonjol, panjang 1,5- 6 cm, lebar 1-3 cm, hijau. Pada ketiak daun terdapat sepasang duri keras yang mudah lepas. Bunga berkelamin tunggal, bunga netina berkumpul dalam tukal yang rapat berbentuk bola di ketiak dan bunga jantan berbentuk bulir yang dapat bercabang pada pangkalnya, keluar di ketiak daun atau ujung batang, warnanya hijau keputihan. Buah bulat panjang, hijau. Biji bulat, kecil, hitam. Perbanyakan dengan biji.

3. Kandungan KimiaBayam duri mengandung amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin (A, C, K dan piridoksin = B6)4. Efek FarmakologisBayam duri masuk meridian jantung dan ginjal, penurun panas, menghilangkan racun. Berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, peluruh dahak (ekspektoran), penawar racun (antitoksik), menghilangkan bengkak (detumescent), dan pembersih darah. Herba bayam duri berkhasiat sebagai pembersih darah, pelancar ASI (laktagoga), dan diuretik.5. Cara Pemakaiana. TBC kelenjarSeluruh tumbuhan bayam duri (batang, daun dan akar) sebanyak 30-60 g dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 1,5 gelas air bersih dan 1,5 gelas arak putih, sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, diminum. Pagi dan sore hari, masing-masing gelas.b. EkzemaSeluruh tumbuhan bayam duri ssetelah dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Tambahkan air bersih sampai terendam seluruhnya. Rebus sampai mendidih selama 15 menit. Tambahkan sedikit garam, lalu diaduk merata. Air rebusannya yang hangat digunakan untuk mencuci dan mengompres bagian tubuh yang ekzema.c. Gusi bengkak berdarahTumbuhan bayam duri kering secukupnya dibakar dengan alas genteng, lalu digiling menjadi bubuk. Bahan ini dioleskan ke gusi yang sakit sesering mungkin, sampai sembuh.

d. Melancarkan pengeluaran ASISebatang bayam duri segar seutuhnya dicuci bersih lalu dipipis. Ramuan yang telah halus ini lalu dibalurkan pada payudara dan sekitarnya. Lakukan sehari 3-4 kali, sampai air susu mengalir lancar.

B. Rimpang Bangle1. Klasifikasi Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili: Zingiberaceae Genus: Zingiber Spesies : Zingiber purpureum Roxb.2. Morfologi Tanaman Bangle Bangle tumbuh di daerah Asia tropis, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m d.p.l. Pada tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang cepat membusuk.Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1 - 1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang di pinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23 - 35cm, lebar 20 - 40 mm, warna hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar diujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelondong, panjang 6 - 10 cm, lebar 4 - 5 cm. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang- kadang dengan parut daun, berwarna cokelat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecokelatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat. Masa panen dilakukan setelah tanaman berumur satu tahun. Perkembangbiakan dengan stek rimpang.3. Kandungan KimiaKandungan kimia dari rimpang bangle adalah minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati dan tanin. Rimpang bangle mengandung saponin, flavonoid dan minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri rimpang bangle berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gunardi (2002) antara lain Pinen, terpinen, ocimen, terpinen-4- ol-caren, Zingiberen dan trans fasnesen.4. Efek FarmakologisRasa rimpang agak pahit dan pedas, berbau khas aromatik. Berkhasiat menurunkan panas (antipiretik), meluruhkan kentut (karminatif), menurunkan dahak (ekspektoran), membersihkan darah, pencahar (laksatif), dan meluruhkan cacing di usus (vermifuge).5. Cara Pemakaiana. Demam, masuk anginParut 15 gram rimpang bangle segar, tambahkan 1/2 cangkir air panas dan 2 sdm madu. Aduk merata, peras, dan saring. Minum 2 kali sehari.b. Perut mulasIris tipis rimpang bangle, jahe, kencur, dan lempuyang wangi, masing-masing 1/2 jari tangan. Rebus dengan 1 gelas air sampai tersisa 1/2 gelas. Setelah dingin, saring, lalu minum.c. Sakit kepala karena demamParut rimpang segar secukupnya, tambahkan sedikit air sampaii menjadi adonan seperti bubur. Gunakan sebagai pilis pada dahi.d. Sakit kuningParut 1/2 jari rimpang bangle, tambahkan 1 sdm air masak dan 1 sdm madu. Peras, saring, minum 2 kali sehari.e. Pegal linu (rheumatism)Parut rimpang segar secukupnya, tambahkan arak sampai menjadii adonan seperti bubur. Borehkan ke bagian tubuh yang sakit.f. CacinganTumbuk 3 jari rimpang bangle, 2 jari temu hitam, 5 biji ketumbar, dan 5 tangkai daun sirih yang diiris, tambahkan 1/2 cangkir air masak, aduk rata. Peras, saring, lalu minum.g. Radang selaput lendir mataRebus masing-masing 1 buku jari tangan rimpang bangle dan kunyit yang diiris bersama 13 butir jintan hitam dan 1 gelas air bersih sampai tersisa separuhnya, saring dan diminum.

C. Daun Kemuning1. Klasifikasi Kemuning (Murraya paniculata L. Jack) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili: Rutaceae Genus: Murraya Spesies : Murraya paniculata L. Jack2. Morfologi Tanaman Kemuning Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam untuk memagari pekarangan, biaanya jenis yang berdaun kecil dan lebat.Semak atau pohon kecil, bercabang banyak, tinggi 3-8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3-9, letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2-7 cm, lebar 1-3 cm, permukaan licin, mengkilap, warnanya hijau, bila direas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1-8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8-12 mm, masih muda hijau setelah tua merah mengkilap, berbiji dua.3. Kandungan KimiaDaun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, -caryophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin.4. Efek FarmakologisKemuning bersifat pedas, pahit, hangat, masuk meridian jantung, hati dan paru. Berkhasiat sebagai pemati rasa (anestesi), penenang (sedatif), antiradang, anti-rematik, anti-tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit.5. Cara Pemakaiana. MemarKemuning dan daun piring, masing-masing daun segar, sama banyak dicuci lalu digiling halus. Tambahkan sedikit arak sambil diaduk diatas api. Hangat-hangat ditempelkan pada bagian tubuh yang memar.b. Melangsingkan badanDaun kemuning segar dan daun mengkudu masing-masing segenggam penuh dan temu giring sebanyak jari kelingking ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air masak sambil diaduk merata. Peras dengan sepotong kain. Air yang terkumpul diminum sekaligus pada pagi hari sebelum makan.c. Radang buah zakarDaun kemuning segar sebanyak 60 g dan herba sambiloto sebanyak 35 g dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing 1.2 gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.d. Infeksi saluran kencingDaun kemuning segar sebanyak 35 g dicuci lalu ditambahkan 3 gelas air bersih. Rebus samapai airnya tersisa separonya. Setelah dingin disaring dan diminum 3 kali sehari, masing-masing gelas.e. Datang haid tidak teraturDaun kemuning dan daun pacar masing-masing bahan segar sebanyak genggam, rimpang temulawak 1 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari, masing-masing gelas.f. Kulit kasarDaun kemuning segar sebanyak 30 g dicuci lalu ditumbuk sampai lumat. Tambahkan air bersih 1 gelas sambil diaduk rata. Bahan tersebut lalu dilulurkan pada kulit sebelum tidur.

D. Daun Kesumba Keling1. Klasifikasi Kesumba Keling (Bixa orellana L.) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Violales Famili: Bixaceae Genus: Bixa Spesies : Bixa orellana L.2. Morfologi Tanaman Kesumba KelingTumbuhan kesumba keling perdu tegak atau pohon kecil dengan tinggi 2-8 m. Daun tunggal bertangkai panjang dan besar. Helaian daun berbentuk bulat telur. Ujung runcing pangkal rataberbentuk jantung tepi rata. Pertulangan menyirip panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm berwarna hijau dan berbintik merah. Berbunga majemuk berwarna merah muda atau putih diameter 4-6 cm. Buah seperti rambutan, tertutup rambut singkat, berwarna hijau saat muda dan merah tua setelah masak, pipih, panjang 2-4 cm berisi biji kecil berwarna merah.3. Kandungan KimiaKandungan kimia tanaman kesumba keling, terutama batang dan daunnya mengandung tanin, kalsium oksalat, saponin, dan lemak. Daun dan akar mengandung orellin, glukosida, zat samak dan damar sedangkan biji kesumba keling mengandung tanin, steroid/terpenoid,flavonoid dan zat warna bixin/norbixin. Kulit biji juga mengandung karotenoid yang memberi warna merah.4. Efek FarmakologisDaun kesumba keling digunakan untuk pengobatan yaitu sebagai disentri, diare, bengkak air (udem), perut kembung, masuk angin, sakit kuning, perdarahan, dan kurang nafsu makan. Kulit batang dan kulit akar digunakan untuk mengatasi demam dan influenza. Daging buah digunakan untuk mengatasi nyeri lambung (gastritis). Dan bubuk dari kulit biji kesumba keling digunakan untuk pengobatan cacingan, antidote pada keracunan singkong dan jarak pagar.5. Cara Pemakaiana. DemamCuci bersih 10 g daun kesumba keling, lalu rebus dalam 600 ml air sampai airnya tersisa 300 ml. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu tambahkan air gula seperlunya. Untuk air rebusan diminum dua kali sehari. Sementara untuk pemakaian luar, remas-remas daun kesumba keling dengan air. Gunakan air remasan untuk membasahi kepala.b. DiareCuci bersih 10 g daun kesumba keling, lalu rebus dengan 400 ml air samapai tersisa 250 ml. Setelah dingin, saring air rebusannya dan tambahkan madu secukupnya. Minum air rebusan 2 kali sehari.c. Kurang nafsu makanCuci bersih 10 g daun kesumba keling, lalu rebus dengan 400 ml air sampai tersisa 250 ml. Setelah dingin, saring hasil rebusan, lalu minum dengan madu secukupnya.d. Perut kembungCuci bersih 3-10 g daun kesumba keling, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring air hasil rebusan lalu minum 2-3 kali sehari.e. Masuk anginCuci bersih 3-10 g daun kesumba keling lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring air rebusan lalu minum dua samapai tiga kali sehari. Cara lain, cuci bersih 10 g daun kesumba keling, 10 g daun poko, 3 buah cabe jawa, dan 3 jari gula enau. Rebus semua bahan dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu minum tiga kali sehari masing-masing gelas.f. Oedem (beri-beri)Cuci bersih 3-10 g daun kesumba keling, lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring air hasil rebusan, lalu minum 2-3 kali sehari.g. PendarahanRebus 3-10 g daun kesumba keling dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring air hasil rebusan, lalu minum 2-3 kali sehari.

E. Buah Anyang-Anyang1. Klasifikasi Anyang-Anyang (Elaeocarpus grandiflorus J.E Smith) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili: Elaeocarpaceae Genus: Elaeocarpus Spesies : Elaeocarpus grandiflorus J.E Smith2. Morfologi Tanaman Anyang-AnyangPohon ini mempunyai tinggi sekitar 6-26 meter. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting, bentuk lanset, beralih sedikit demi sedikit pada tangkai, bergerigi beringgit tidak dalam, yang tua merah api. Tandan bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun kelopak merah cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi dalam taju, panjang; 2-2,5 cm. Dasar bunga kuning, kemudian orange. Tonjolan dasar bunga berambut halus (seperti bulu anak ayam) dan rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah bentuk telur, berambut, kepala putik tidak melebar.Buah berbentuk spul, hijau pucat, panjang 3 cm. Ditemukan di hutan, di pinggir air, sebagai pohon hias di kebun dan taman.3. Kandungan KimiaAnyang-anyang memiliki rasa sangat pahit dan bersifat sejuk. Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam anyang-anyang di antaranya pada daun, buah, dan kulit batang mengandung saponin dan flavonoid. Disamping itu daun dan kulit batangnya juga mengandung polifenol dan daun serta buahnya mengandung tanin.4. Efek FarmakologisEfek farmakologis yang dimiliki anyang-anyang diantaranya penurun panas, antiinflamasi, dan sebagai anstringen.5. Cara Pemakaiana. Air kencing sedikit (anyang-anyang)Cuci bersih 2-5 g buah anyang-anyang kering, tumbuk, lalu rebus dengan 1 gelas air sampai tersisa gelas. Dinginkan, saring, lalu minum air rebusannya sekaligus secara rutin 1 gelas sehari.b. SariawanCuci bersih 250 g buang anyang-anyang lalu rebus dengan 2 gelas sampai tersisa 1 gelass. Dinginkan lalu gunakan untuk berkumur. Lakukan secara rutin 1 kali sehari.

F. Umbi Bambu Tali1. Klasifikasi Bambu Tali (Asparagus cochinchinensis (Lour.) Merr.) Kingdom : Plantae Divisi : Spermathopyta Kelas : Monocotyledonae Ordo : Liliales Famili: Liliaceae Genus: Asparagus Spesies : Asparagus cochinchinensis (Lour.) Merr.2. Morfologi Tanaman Bambu TaliTumbuhan ini banyak terdapat di Cina, Jepang, Korea, dan daerah-daerah di Indocina. Bambu tali biasanya tumbuh dengan tinggi sampai 1,5 meter. Daunnya berwarna hijau, berbentuk helai panjang, runcing, dan halus. Bunganya berwarna putih berbentuk tunggal. Tumbuhan ini membutuhkan cahaya yang cukup dan tanah yang berpasir halus. Buahnya berbentuk bulat-bulat kecil dan berbahaya bila dimakan.Tanaman bambu tali berbentuk terna tahunan dengan tinggi 20-50 cm. Batangnya berbentuk bulat, licin, berduri, dan berwarna hijau. Daunnya berbentuk jarum, persegi, panjang 5-9 mm, pertulangan daun sejajar, dan berwarna hijau. Bunganya tunggal, terletak di ketiak daun, benang sari berjumlah 6, kepala sari berbentuk bulat, berwarna kuning. Mahkota berjumlah 6 helai, kecil, dan berwarna putih. Buah buni, berbentuk bulat, pada saat masih muda berwarna hijau pucat setelah tua berwarna ungu. Bijinya bulat, keras, dan berwarna hitam. Akarnya serabut membentuk umbi dan berwarna putih.3. Kandungan KimiaBeberapa bahan kimia yang terkandung dalam bambu tali di antaranya saponin, misalnya aglycone dan proto-sarsapogenin. Selain itu, bambu tali mengandung asparagine, glukosa, fruktosa, 5-methoxymethylfurfural, dan -sitosterol.4. Efek FarmakologisBambu tali memiliki rasa manis, pahit, dan bersifat mendinginkan. Selain itu, mampu membersihkan paru-paru, menurunkan panas, merangsang produksi cairan tubuh, antitoksin, antineoplastik, dan antipiretik. Bambu tali juga dapat menambah daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan imunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwabambu tali dapat menghambat sarcoma-180 pada tikus dan berbagai jenis leukimia pada manusia.5. Cara Pemakaiana. Batuk darah, TBC, sakit kerongkongan, kencing manisCuci bersih 6-12 g umbi kering lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusannya saat hangat. Jika diperlukan, minum 2 kali sehari sampai sembuh.b. Kanker payudara, carcinoma, fibroadenoma, dan hyperplasia kelenjar payudaraCuci bersih 20-40 g umbi kering lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusannya sekaligus 1 gelas sehari.

G. Umbi Gadung1. Klasifikasi Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) Kingdom: Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Dioscoreales Famili :Dioscoreaceae Genus : Dioscorea Spesies :Dioscorea hispida Dennst.2. Morfologi Tanaman GadungTanaman gadung berasal dari India dan Cina Selatan kemudian menyebar ke Asia Tenggara sampai dengan New Guinea. Gadung memiliki batang berwarna hijau dan berbentuk bulat. Di sepanjang batangnya tumbuh duri yang besar, tajam, dan banyak. Daun gadung termasuk daun majemuk yang langsung menempel pada batang dan beranak daun tiga. Terdapatnya anak daun pada daun yang besar merupakan salah satu yang membedakan tanaman gadung dengan tanaman yang lainnya. Keunikan lain dari tanaman gadung adalah adanya umbi gantung yang berbentuk seperti bintang yang menempel pada batang. Bunga gadung termasuk bunga majemuk yang meuncul pada ketiak daunnya. Kelopak bunga berbentuk corong dan berwarna kuning. Umbi gadung berbentuk bulat dan ditumbuhi akar yang menempel pada permukaannya. Setelah beberapa lama, akar akan patah sehingga permukaan umbi gadung terlihat tidak rata. Jika dikupas, umbi gadung akan berwarna kuning.Gadung berbatang merambat dan memanjat, panjangnya mencapai 5-20 m. Arah rambatnya selalu berputar ke kiri (melawan arah jarum jam, jika dilihat dari atas). Batangnya kurus ramping, setebal 0,5-1 cm, ditumbuhi duri atau tidak, hijau keabu-abuan. Daun-daunnya terletak berseling, dengan tiga anak daun menjari, bentuk bulat telur atau bundar telur sungsang, tipis seperti kertas. Bunga jantan terkumpul dalam tandan di ketiak daun, bunga betina majemuk berbentuk bulir.Umbi gadung berbentuk bulat panjang dengan sisi yang hampir sejajar atau melebar terhadap puncak, luasnya semakin menyempit di sekeliling alas. Umbi yang sudah masak berwarna coklat atau kuning kecoklatan, berbulu halus dengan panjang 5-6 cm. Tebal satu gerombol umbi berkisar 7-15 cm dan diameter 15-25 cm, dengan serabut umbi yang sangat tajam.3. Kandungan KimiaBeberapa bahan kimia yang terdapat dalam gadung di antaranya alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan dioscorine (C13H19NO2). Dioscorine pada umbi merupakan racun yang menyebabkan kejang.4. Efek FarmakologisEfek farmakologis gadung di antaranya penurun panas, anti-rematik, peluruh kencing, pengencer dahak, dan menghilangkan nyeri haid.5. Cara Pemakaiana. Kencing manisCuci bersih 15 g umbi gadung segar dan 3 g biji alpukat. Rebus semua bahan dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusan sekaligus saat hangat 1 gelas sehari.b. KustaCuci bersih 15 g umbi gadung, 5 g buah cabe jawa, 5 g biji lada, kelapa parut, dan gula merah secukupnya. Rebus dengan 1 gelas air sampai mendidih, dinginkan, lalu saring. Minum air rebusannya sekaligus saat hangat 1 gelas sehari dan balurkan ampasnya ke bagian kusta.c. Nyeri haidCuci bersih 10 g umbi gadung segar dan 20 g temulawak. Rebus semua bahan dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusan sekaligus saat hangat 1 gelas sehari.

d. RematikCuci bersih 15 g umbi gadung segar dan 15 g jahe merah. Rebus bahan dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum air rebusan 3 kali sehari masing-masing gelas.

H. Akar Kembang Telang1. Klasifikasi Kembang Telang (Clitoria ternateaL.) Kingdom: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Fabales Famili:Fabaceae Genus:Clitoria Spesies:Clitoria ternateaL.2. Morfologi Tanaman Kembang TelangTerna memanjat, melata atau tak beraturan dengan rimpang berkayu. Batang lampai dengan panjang 0.5-3 m, berbulu atau gundul, kadang-kadang pangkalnya agak tegak. Daun menyirip dengan 5-7 helai, berbentuk menjorong, lonjong, lonjong-melanset atau hampir membundar, permukaan daun bagian atasnya gundul, sedangkan permukaan bawahnya berbulu. Bunga di ketiak, tunggal atau berpasangan, berwarna putih atau putih kehijauan seringkali dengan pinggiran biru atau seluruhnya biru seringkali daerah dasar tengah berwarna kuning atau kehijauan, berbulu tebal, tepinya kadang-kadang bersilia. Polong berbentuk memita-lonjong, gundul atau dengan campuran rambut panjang melekap dan rambut yang sangat pendek. Biji berjumlah 8-10, menjorong, lonjong atau lonjong-mengginjal, berwarna hijau zaitun, coklat muda atau coklat kemerahan tua dengan loreng gelap atau hampir gelap.Tumbuhan perdu, batang merambat, rambut halus, batang muda warna hijau, batang tua warna putih kusam, pangkal batang berkayu. Panjang tanaman ini dapat mencapai 5 m. Daun majemuk, menyirip ganjil. Anak daun berjumlah 3-9 lembar, warna hijau, tangkai pendek, bentuk oval atau elips, pangkal anak daun runcing, tupul di ujung. Pada ketiak daun, tunggal, menyerupai kupu-kupu. Kelopak bunga berwarna putih dengan warna kekuningan di bagian tengahnya. Panjang mahkota bunga 3,5-4 cm, buah polong, berbentuk pipih memanjang, panjang mencapai 10 cm, lebarnya 0,3-0,4 cm, di ujung buah terdapat kuncir. Polong muda warna hijau, polong matang warna kecoklatan, dalam 1 polong terdapat 5-10 biji, berbentuk pipih.3. Kandungan KimiaBeberapa bahan kimia yang terkandung pada kembang telang di antaranya saponin, alkaloid, ca-oksalat dan sulfur. Daun tumbuhan ini mengandung kaemferol 3-glucosida, dan triterperroid dan fenol.4. Efek FarmakologisEfek farmakologis yang dimiliki akar kembang telang diantarnya laxative (pencahar), diuretik, perangsang muntah, dan pembersih darah. Daun kembang telang dapat mempercepat pematangan bisul, sedangkan bijinya dapat digunakan untuk obat cacing dan pencahar ringan.5. Cara Pemakaiana. BronchitisAkar kembang telang segar 30-60 g dicuci bersih direbus dengan 4 gelas air hingga menjadi separuhnya. Setelah dingin, air rebusannya diminum pada pagi dan malam hari masing-masing 1 gelas.b. Obat untuk mencuci darahAkar kembang telang yang berwarna putih 20-30 g, dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas hingga menjadi 1 gelas. Air rebusan diminum 1 kali sehari pada pagi atau malam hari 1 gelas.c. Demam, iritasi kandung kemih, dan saluran kencingRebus 0,3 g akar kembang telang kering dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah dingin, saring air rebusan lalu minum 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:1. Tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai obat diantaranya ialah herba bayam duri, rimpang bangle, daun kemuning, daun kesumba keling, buah anyang-anyang, umbi bambu tali, umbi gadung, dan akar kembang telang.2. Kandungan kimia dari herba bayam duri yaitu amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin (A, C, K dan piridoksin = B6) dan memiliki efek farmakologis untuk pembersih darah, pelancar ASI (laktagoga), dan diuretik.3. Kandungan kimia dari rimpang bangle yaitu minyak atsiri (sineol, pinen), saponin, flavonoid, damar, pati dan tanin, serta memiliki efek farmakologis untuk menurunkan panas (antipiretik), meluruhkan kentut (karminatif), menurunkan dahak (ekspektoran), membersihkan darah, pencahar (laksatif), dan meluruhkan cacing di usus (vermifuge).4. Kandungan kimia dari daun kemuning yaitu cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, -caryophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin, serta memiliki efek farmakologis untuk pemati rasa (anestesi), penenang (sedatif), antiradang, anti-rematik, anti-tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit.5. Kandungan kimia daun kesumba keling yaitu orellin, glukosida, zat samak dan damar,serta memiliki efek farmakologis untuk disentri, diare, bengkak air (udem), perut kembung, masuk angin, sakit kuning, perdarahan, dan kurang nafsu makan.6. Kandungan kimia buah anyang-anyang yaitu saponin, tanin dan flavonoid, serta memiliki efek farmakologis untuk penurun panas, antiinflamasi, dan sebagai anstringen.7. Kandungan kimia umbi bambu tali yaitu saponin, asparagine, glukosa, fruktosa, 5-methoxymethylfurfural, dan -sitosterol, serta memiliki efek farmakologis untuk membersihkan paru-paru, menurunkan panas, merangsang produksi cairan tubuh, antitoksin, antineoplastik, antipiretik, dan meningkatkan imunitas.8. Kandungan kimia umbi gadung yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan dioscorine (C13H19NO2), serta memiliki efek farmakologis untuk penurun panas, anti-rematik, peluruh kencing, pengencer dahak, dan menghilangkan nyeri haid.9. Kandungan kimia akar kembang telang yaitu saponin, alkaloid, ca-oksalat dan sulfur, serta memiliki efek farmakologis untuk laxative (pencahar), diuretik, perangsang muntah, dan pembersih darah.

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya: JakartaHariana, A. 2004. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Penebar Swadaya: JakartaPermadi, A. 2008. Membuat Kebun Tanaman Obat. Pustaka Bunda: DepokRedaksi Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. PT Agromedia Pustaka: JakartaSteenis, Van dkk. 2006.Flora. PT Prandnya Paramita: JakartaThomas, A.N.S. 1989. Tanaman Obat Tradisional I. Kanisius: YogyakartaTjitrosoepomo, G. 1985.Morfologi Tumbuhan. UGM Press: YogyakartaWijayakusuma, H. 2000. Ensiklopedia Millenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia Jilid 1. Gema Insani: JakartaWijayakusuma, H. 2004. Atasi Kanker Dengan Tanaman Obat. Puspa Swara: JakartaWijayakusuma, H. 2008. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Puspa Swara: JakartaWijayakusuma, H. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit. Pustaka Bunda: Jakarta21