MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

14
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan harapan bagi perubahan menuju perbaikan di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk dalam hal ini adalah perubahan dalam bidang pemerintahan khususnya dari aspek pelayanan oleh Pemerintah. Pemerintah disini diartikan sebagai organisasi publik, yakni organisasi yang fungsi utamanya adalah memberikan pelayanan kepada warga masyarakat. Perubahan yang terjadi pada era reformasi ini merupakan tuntutan perkembangan dan dinamisasi kehidupan masyarakat. Sutiono dan Sulistiyani (2004) mengemukakan tiga alasan penting yang mendorong birokrasi di Indonesia sejak era reformasi pada tahun 1998 harus melakukan pembenahan. Ketiga factor dimaksud adalah factor reformasi politik, globalisasi ekonomi dan otonomi daerah. Khusus alasan terakhir yakni faktor otonomi daerah, disamping menimbulkan harapan sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi birokrasi pemerintahan. Tantangan terberat yang harus dihadapi adalah perubahan perilaku birokrasi itu sendiri, terutama perubahan dari pelaksana

description

Untuk Mendownload Silahkan kunjungi alamat URL ini atau untuk download versi Microsoft Word Kunjungi alamat berikut : http://www.ziddu.com/download/9297133/r-faktoryangmempengaruhiKinerjaOrganisasiBirokrasi.doc.html

Transcript of MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

Page 1: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Seiring dengan dimulainya era reformasi pada tahun 1998, telah memberikan

harapan bagi perubahan menuju perbaikan di segala bidang kehidupan berbangsa dan

bernegara. Termasuk dalam hal ini adalah perubahan dalam bidang pemerintahan

khususnya dari aspek pelayanan oleh Pemerintah. Pemerintah disini diartikan sebagai

organisasi publik, yakni organisasi yang fungsi utamanya adalah memberikan

pelayanan kepada warga masyarakat.

Perubahan yang terjadi pada era reformasi ini merupakan tuntutan

perkembangan dan dinamisasi kehidupan masyarakat. Sutiono dan Sulistiyani (2004)

mengemukakan tiga alasan penting yang mendorong birokrasi di Indonesia sejak era

reformasi pada tahun 1998 harus melakukan pembenahan. Ketiga factor dimaksud

adalah factor reformasi politik, globalisasi ekonomi dan otonomi daerah.

Khusus alasan terakhir yakni faktor otonomi daerah, disamping menimbulkan

harapan sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi birokrasi pemerintahan.

Tantangan terberat yang harus dihadapi adalah perubahan perilaku birokrasi itu

sendiri, terutama perubahan dari pelaksana menjadi pengambil inisiatif. Hal ini

menuntut kesiapan SDM di daerah-daerah yang lebih baik.

Tuntutan masyarakat pada saat ini menghendaki birokrasi lebih profesional,

netral dan menjadi abdi negara dan abdi masyarakat dengan mengutamakan pada

pelayanan umum dan pemberdayan masyarakat.

Pelayanan yang diberikan oleh aparat birokrasi hingga saat ini dirasakan oleh

masyarakat umumnya masih belum memuaskan. Penyebab dari keadaan ini seperti

disinyalir oleh Ariani (2004) sebagaimana dikemukakan oleh McCormick dan Tiffin

dikarenakan dua variable yang mempengaruhi kinerja birokrasi. Yang pertama adalah

variabel lingkungan jabatan, termasuk di dalamnya sarana dan prasarana kerja,

teknologi dan manajemen. Adapun yang kedua adalah variabel individual, termasuk

Page 2: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

di dalamnya gaya manajemen, motif prestasi kerja, dan keterampilan. Jika dilihat dari

masing-masing variabel tersebut, variabel pertama yang menyangkut sarana dan

prasarana kerja kondisinya jauh dari mencukupi, sementara varibel kedua

menyangkut individu pegawai negeri itu sendiri, maka kualitasnya belumlah

memuaskan.

Sementara Sutiono dan Sulistiyani (2004) melihat persoalan kurangnya

kinerja aparat dalam memberikan pelayanan, berdasarkan pendapat Darwin (1996)

disebabkan masih adanya inefisiensi pada tubuh birokrasi itu sendiri yang ditandai

dengan adanya beberapa kecenderungan. Kecenderungan tersebut antara lain (1)

tingginya tingkat birokrasi, terutama jika dilihat dari pertumbuhan pegawai dan

pemekaran struktur birokrasi; (2) berkembangnya red-tape dalam pelayanan public;

(3) rendahnya kualitas atau profesionalisme aparatur pemerintah; (4) produktivitas

dan disiplin kerja pegawai negeri yang masih rendah; (5) masih meluasnya berbagai

macam praktek maladministrasi di kalangan aparatur pemerintah.

Dalam rangka penataan pemerintahan daerah sekaligus untuk memperbaiki

kondisi birokrasi dan kualitas pelayanan, pemerintah telah menerapkan pemberlakuan

undang-undang otonomi daerah. Terakhir adalah revisi atas UU Nomor 22 Tahun

1999 menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.

Penerapan otonomi daerah telah pula membawa perubahan pada birokrasi

pemerintahan Daerah. Struktur pemerintahan mengalami perubahan yang cukup

mendasar. Di daerah-daerah dibentuk lembaga-lembaga perangkat daerah yang sesuai

dengan semangat otonomi daerah. Otonomi daerah dimaksudkan untuk mendekatkan

pelayanan birokrasi pemerintah kepada masyarakat, sehingga tercipta birokrasi yang

efektif dan efisien serta dapat menekan ekonomi biaya tinggi yang ditanggung

masyarakat.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik menjadi

paradigma baru penyelenggaraan pemerintahan dalam beberapa tahun terakhir. Hal

2

Page 3: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

ini terlihat dari langkah-langkah pemerintah dengan menerbitkan beberapa kebijakan

khusus serta perangkat lunak yang mendorong terciptanya kualitas pelayanan yang

lebih baik di daerah. Antara lain adalah PP Nomor 65 tahun 2005 tentang Standard

Pelayanan Minimal (SPM); PerMenpan Nomor 20 Tahun 2006 tentang pedoman

penyusunan standar pelayanan public; PerMendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Masih banyak lagi

kebijakan pemerintah dalam bidang-bidang lainnya termasuk investasi yang

dirancang dengan spirit untuk peningkatan kualitas pelayanan public yang lebih

mudah, lebih cepat dan lebih murah.

Dalam tulisannya, Purbokusumo (2005) menengarai masih tetap berjalannya

praktek buruk terhadap jalannya birokrasi pada saat desentralisasi atau otonomi

daerah. Ia menyimpulkan bahwa apapun bentuk desentralisasi, pelayanan di sektor

publik yang dilakukan oleh birokrasi publik tetap buruk. Kecenderungan sentralisasi

menjadikan pelayanan birokrasi publik berbelit-belit, korup di tingkat pusat

pemerintahan, dan boros. Sementara ketika desentralisasi dilakukan secara radikal

seperti di era reformasi, pelayanan birokrasi publik juga tidak semakin baik; korupsi

menyebar dan merajalela ke daerah (baik oleh eksekutif maupun legislatif), beban

semakin berat dengan variasi pajak dan retribusi daerah yang bertumpuk dan

tumpang tindih, serta birokrasi tetap berbelit-belit.

Disamping pendapat di atas, Wursanto (2003) menyatakan bahwa apabila

birokrasi itu baik maka segala urusan dapat berjalan dan diselesaikan dengan baik.

Akan tetapi dalam prakteknya banyak hal dan urusan tidak dapat berjalan seperti

yang diharapkan sehingga menimbulkan kemacetan dan hambatan. Yang perlu

diketahui ialah bahwa hambatan dan kemacetan itu bukan disebabkan karena

birokrasi, tetapi disebabkan birokrasi yang tidak baik. Hambatan dan kemacetan

dalam birokrasi inilah yang memberikan gambaran negatif terhadap birokrasi

sehingga masih banyak orang (khususnya di Indonesia) yang mempunyai pengertian

3

Page 4: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

dan pandangan yang keliru tentang birokrasi. Padahal birokrasi mempunyai peran

yang penting bagi setiap organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta.

Selama ini pandangan negatif selalu dilekatkan pada birokrasi organisasi

publik. Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa mengurus administrasi serta

perijinan pada instansi penyelenggara pelayanan public berbelit-belit, memakan

waktu lama dan mengeluarkan biaya tinggi. Dengan kata lain bahwa pelayanan yang

diterima tidak sesuai dengan harapan publik yakni cepat, mudah dan murah.

Dengan demikian maka pemerintah pada semua tingkatan mempunyai

kewajiban untuk menciptakan sebuah model pelayanan public yang lebih berkualitas

untuk memberikan pelayanan yang lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah secara

adil kepada segenap warga masyarakat atau warga negara.

---------------------------------------------------------------------------------------

4

Page 5: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

Dari hal-hal yang dikemukakan di atas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja

organisasi Kantor Camat dengan melakukan studi pada Kantor Camat Tenggarong

Seberang dalam rangka pelaksanaan tugas serta pelayanan kepada masyarakat.

Adapun judul yang dipilih penulis adalah “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja

Organisasi Birokrasi pada Kantor Camat Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai

Kartanegara”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka masalah pokok dalam

penelitian ini adalah : “ Bagaimana kinerja organisasi birokrasi Kantor Camat

Tenggarong Seberang dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja

organisasi birokrasi Kantor Camat Tenggarog Seberang dalam rangka pelaksanaan

tugas dan fungsi serta pelayanan kepada masyarakat?”

Selanjutnya masalah tersebut di atas dirumuskan dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

1). Bagaimana kinerja organisasi birokrasi Kantor Camat Tenggarong Seberang

dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat?

2). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi baik yang mendukung maupun yang

menghambat kinerja organisasi birokrasi Kantor Camat Tenggarong Seberang?

3. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan

menginterpretasikan aspek-aspek yang berhubungan dengan kinerja organisasi

birokrasi Kantor Camat Tenggarong Seberang, yaitu:

5

Page 6: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

1. Untuk mengetahui kinerja organisasi birokrasi Kantor Camat Tenggarong

Seberang.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung kinerja organisasi birokrasi

Kantor Camat Tenggarong Seberang.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat kinerja organisasi

birokrasi Kantor Camat Tenggarong Seberang.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis, sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan kajian-

kajian mengenai kinerja organisasi birokrasi pemerintahan.

2. Secara praktis, sebagai sumbangan serta bahan masukan bagi karyawan

Kantor Camat Tenggarong Seberang dalam rangka peningkatan kinerja

organisasi pada masa yang akan datang.

Sisa

Yang pertama adalah faktor Reformasi Politik yang telah menimbulkan

gelombang tuntutan yang dahsyat terhadap pemerintah untuk segera memperbaiki

kinerjanya. Isu reformasi yang paling populer sekaligus menunjuk paling tajam di ulu

hati para birokrat pemerintah adalah pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

6

Page 7: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

Kondisi demikian memunculkan sikap rasional untuk segera melakukan langkah-

langkah perbaikan.

Alasan kedua adalah sistem ekonomi dunia yang semakin nyata menuju ke

arah globalisasi ekonomi. Tekanan globalisasi ekonomi menuntut sistem birokrasi

yang lebih fleksibel, responsif terhadap tuntutan konsumen dan yang paling penting

adalah tidak menghambat arus pergerakan barang, modal dan manusia yang semakin

hari semakin cepat. Kenyataannya selama ini birokrasi justeru dilatih untuk

memperlambat segala macam urusan yang berhubungan dengan birokrasi dengan

alasan prosedur baku atau ketentuan yang berlaku.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Santoso (1997) bahwa birokrasi pada

dasarnya merupakan “alat pemerintah” yang bekerja untuk kepentingan rakyat

secara keseluruhan. Dalam posisi demikian, maka tugas birokrasi adalah merealisasi

setiap kebijaksanaan pemerintah dalam rangka pencapaian kepentingan masyarakat.

Birokrasi seharusnya menempatkan dirinya sebagai mediating agent, penjembatan

antara kepentingan-kepentingan masyarakat dengan kepentingan pemerintah.

Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(Menpan) Feisal Tamim yang menyatakan kondisi pegawai negeri saat ini 60% tidak

berkualitas (Suara Merdeka, 25 September 2002).

Kantor Camat sebagai salah satu organisasi birokrasi yang berada di bawah struktur

kabupaten juga merupakan organisasi birokrasi yang mempunyai misi yang sama

dalam rangka pemberdayaan serta pelayanan kepada masyarakat. Kantor Camat

cukup memegang peran yang strategis karena organisasi yang dipimpin oleh seorang

pejabat Camat ini merupakan jembatan dalam rangka menerapkan atau melaksanakan

kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah kabupaten kepada seluruh warga

masyarakat yang berada di desa/kelurahan.

Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Kecamatan merupakan salah

satu perangkat daerah. Tugas Camat diatur dalam pasal 126 (2) dan (3) Undang-

7

Page 8: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

Undang Nomor 32 Tahun 2004. Pasal 126 ayat (2) menyebutkann bahwa Kecamatan

dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati

atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Sementara pasal

126 ayat (3) menyebutkan tugas lainnya yaitu untuk menyelenggarakan tugas umum

pemerintahan yang meliputi mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;

mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan;

membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; melaksanakan

pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum

dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 di atas bahwa

seyogyanya sebagian kewenangan yang ditangani oleh Kabupaten diserahkan kepada

Kecamatan. Dengan semangat ini, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah

melaksanakan amanat undang-undang dimaksud. Hal ini ditegaskan dengan

dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 180.188/HK-

537/2001 tentang pelimpahan sebagian kewenangan bupati kepada camat dalam

wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam keputusan ini Bupati melimpahkan

beberapa bidang kewenangan dalam urusan perijinan yang selama ini menjadi

kewenangan kabupaten kepada kecamatan. Kewenangan yang dilimpahkan ini antara

lain adalah bidang kependudukan bidang pertanahan, bidang PU, bidang

perdagangan, bidang pertanian, bidang perhubungan, bidang tenaga kerja, bidang

pertambangan, bidang peternakan.

Dengan adanya beberapa kewenangan yang sebelumnya menjadi kewenangan

Pemerintah Kabupaten, berarti telah ada upaya untuk memberdayakan sekaligus

memfungsikan keberadaan kecamatan dalam rangka mendekatkan pelayanan kepada

8

Page 9: MAKALAH Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi Birokrasi

masyarakat. Hal ini telah memangkas jalur birokrasi dalam rangka pengurusan

administrasi perijinan bagi bidang-bidang usaha masyarakat di kecamatan. Dengan

memperpendek rentang birokrasi ini maka telah terjadi efisiensi baik dipandang dari

aspek waktu maupun biaya yang harus dikeluarkan masyarakat.

Berdasarkan tugas yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004, tugas organisasi Kantor Camat/kecamatan menjadi cukup luas. Oleh

karena itu, maka menjadi suatu kebutuhan bahwa Camat selaku Kepala Kecamatan

harus mendapat dukungan penuh dari staf pelaksana dalam struktur Kantor Camat

sebagai penyelenggara birokrasi pemerintahan di Kecamatan. Untuk melaksanakan

tugas-tugas yang telah diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka

kinerja aparat Pemerintah Kecamatan harus dapat menjawab kebutuhan masyarakat

di wilayah kecamatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan

sebaik-baiknya.

Sejalan dengan pelaksanaan tugasnya, maka dalam memimpin jalannya

Pemerintah Kecamatan, Camat dibantu staf yang terlihat dalam struktur organisasi

Kecamatan. Adapun struktur jabatan yang merupakan pembantu tugas Camat

adalah terdiri dari unsur staf dan unsur lini. Unsur staf terdiri dari Sekretaris yang

dibantu dua orang Kepala Urusan. Sementara pada unsur lini, terdiri dari 5 (lima)

Kepala Seksi yang masing-masing membawahi 2(dua) orang Kepala Subseksi.

Demikian pula halnya pandangan umum masyarakat terhadap keberadaan Kantor

Camat Tenggarong Seberang sebagai penyelenggara administrasi pemerintahan serta

pelayanan tentunya juga tidak lepas dari pandangan negatif dimaksud.

Dari pengamatan di beberapa Kecamatan,

9