ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … fileANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...
Transcript of ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI … fileANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN INVESTOR DALAM BERINVESTASI SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Kasus Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Surakarta)
Skripsi
Dimaksudkan Untuk Melengkapi Tugas – tugas dan Memenuhi Syarat – syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
ARRY BUDHI SAPUTRO
F 1107035
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
“ kejujuran Adalah Batu Loncatan Menuju Kesuksesan”
(Mary Kay Ash)
“Fikiran Adalah Burung Angkasa Semesta Yang Dalam
Kurungan Bentuk Kalimat Dan Kata, Mesti Dapat
Membeberkan Sayapnya Namun Tak mungkin Terbang
Ke Angkasa Raya”
(Kahlil Gibran, Sang Nabi)
“Yang Paling Dekat Dengan Kita Adalah Hari Esok Dan
Ajal, Yang Paling Jauh Dari Kita Adalah Cita – cita,
Dan Orang Yang Terbaik Adalah
Mereka Yang Selalu Mencoba Untuk Terus Memperbaiki
Dirinya”
(Pepatah)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk :
♣ Allah SWT atas anugerah dan rahmatnya hingga saat ini, dan hanya kepadaMu hamba menyembah, berlindung serta memohon ampun
Dan dihadiahkan kepada :
♣ Ibunda dan ayahanda atas doa dan kasih sayangnya sepanjang masa
♣ Adikku atas doa dan dukungan tanpa henti-hentinya
♣ My Love atas doa, penuntun dan bantuannya selalu
♣ EP`07 atas kerjasama serta kerepotannya
♣ Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga hanya dengan bimbingan,
pertolongan, dan kasih saying-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul : “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN INVESTOR DALAM BERINVESTASI SAHAM DI
BURSA EFEK INDONESIA. (Studi Kasus Keberhasilan Investor Dalam
Berinvestasi Saham Di Surakarta)”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persiapan,perencanaan, dan pelaksanaan hingga terselesaikannya
penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak baik
secara moril maupun materiil. Tiada yang dapat melukiskan kebahagiaan penulis
selain rasa syukur yang mendalam. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dan
ketulusan yang mendalam penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Riwi Sumantyo, SE, ME, selaku pembimbing yang dengan arif dan
bijak telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan
memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara langsung maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
tidak langsung telah banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.si Selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan.
4. Ibu Dwi Prasetyani, SE, M.si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan pelayanan kepada penulis.
6. Seluruh petugas di perpustakaan MM Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan
data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.
7. Ayah dan Mamah yang senantiasa selalu mendoakan, member dorongan dan
bimbingan kepada ananda.
8. Adik laki-lakiku “Pras” makasih atas doanya…..tetap semangat ya…
9. Caesa S. Putri terimakasih atas waktu dan bantuannya, baik spirit dan religi.
10. Teman – temanku di Ekonomi Pembangunan 2007.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung
maupun tidak atas bantuannya kepada penulis hingga terselesaikannya
penelitian ini.
Demikian skripsi ini penulis susun dan tentunya masih banyak kekurangan
yang perlu di benahi. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat
bermanfaat bagi segenap pembaca.
Surakarta, Maret 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi ................................................................................... 8
1. Pengertian Investasi ........................................................... 8
2. Jenis-jenis Investasi ............................................................ 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
3. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi ........................... 13
B. Pasar Modal .............................................................................. 16
1. Pengertian Pasar Modal...................................................... 16
2. Peranan Pasar Modal Dalam Kegiatan Perekonomian....... 17
3. Instrument Pasar Modal ..................................................... 18
4. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal .............................. 21
C. Investor ..................................................................................... 25
1. Gambaran Investor ............................................................. 25
2. Penggolongan Investor Berdasarkan Waktu Berinvestasi . 26
3. Jenis Investor ...................................................................... 28
4. Penyebab Naik Turunnya Kepercayaan Investor ............... 34
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Pasar Modal ............................ 35
1. Horizon (jangka waktu investasi)....................................... 36
2. Ketersediaan dana .............................................................. 40
3. Sensitifitas terhadap risiko ................................................. 41
4. Waktu yang tercurah .......................................................... 41
5. Pengetahuan dan Pengalaman ............................................ 42
6. Intensitas kontak dengan industri investasi ........................ 43
7. Skill analisis ........................................................................ 44
E. Hasil Penelitian Terdahulu ....................................................... 46
F. Kerangka Pemikiran ................................................................. 48
G. Hipotesis ................................................................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian ..................................................................... 51
B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 51
C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 52
D. Teknik Pengambilan Sampel.................................................... 52
E. Definisi Operasional Variabel .................................................. 53
F. Analisis Data ............................................................................ 55
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta ..................................... 61
B. Gambaran Karakteristik Responden ........................................ 67
C. Analisis Data ............................................................................ 82
D. Interpretasi Secara Ekonomi .................................................... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 97
B. Saran ......................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel II.1 Perbedaan investor individu dan institusi ............................... 30 Tabel II.2 Pertemuan Investor rule dan invesment rule ............................ 39 Tabel IV.1 Gambaran Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis
Kelamin, Tingkat Kepadatan, dan Pembagian Administrasi di Kota Surakarta Tahun 2008 ..................................................... 62
Tabel IV.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin
Tahun 1995-2008 ..................................................................... 63 Tabel IV.3 Penduduk Kota Surakarta Menurut Dewasa, Anak dan Jenis
Kelamin Tahun 2008 ................................................................ 64 Tabel IV.4 Banyaknya Penduduk Usia 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat
Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2008 .............................. 65 Tabel IV.5 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota
Surakarta Tahun 2008 .............................................................. 66 Tabel IV.6 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kota Surakarta Tahun 2007-2008 (Jutaan Rupiah) ............................................................... 67
Tabel IV.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 68 Tabel IV.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................. 68 Tabel IV.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .................. 69 Tabel IV.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................... 70 Tabel IV.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ................. 71 Tabel IV.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Penghasilan ... 72 Tabel IV.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Ketika Mendengar
Kata “Saham” ........................................................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Tabel IV.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Mendapat Informasi Saham ....................................................................................... 74
Tabel IV.15 Karakteristik Responden Berdasarkan Bahwa Investasi
Saham Merupakan Pekerjaan Sampingan ................................ 74 Tabel IV.16 Karakteristik Responden Berdasarkan Kriteria Saham yang
Dipilih ...................................................................................... 75 Tabel IV.17 Karakteristik Responden Berdasarkan Komposisi Investasi
Jika Memiliki Dana Lebih ........................................................ 76 Tabel IV.18 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Investasi Pada
Saham ....................................................................................... 77 Tabel IV.19 Karakteristik Responden Berdasarkan Kendala Terbesar
Dalam Investasi Saham ............................................................ 77 Tabel IV.20 Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Pengambilan
Keputusan Pembelian dan Penjualan Saham ........................... 78 Tabel IV.21 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi
Investor Saham ......................................................................... 79 Tabel IV.22 Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Untuk Investasi
Saham ....................................................................................... 80 Tabel IV.23 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjual Saham
Kembali .................................................................................... 81 Tabel IV.24 Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Rata-rata
Keuntungan Satu Bulan ........................................................... 82 Tabel IV.25 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ................................... 83 Tabel IV.26 Peringkat Variabel .................................................................... 90 Tabel IV.27 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................... 91 Tabel IV.28 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................... 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar II.1 Karakteristik personalitas investor ........................................... 33
Gambar II.2 Kerangka Pemikiran ................................................................. 48
Gambar III.1 Uji t .......................................................................................... 56
Gambar III.2 Uji Durbin Watson ................................................................... 60
Gambar IV.1 Kurva Durbin-Watson .............................................................. 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner.
Lampiran 2. Data Operasional Variabel.
Lampiran 3. Hasil Pengelompokan Data Responden.
Lampiran 4. Hasil Analisis regresi Linier Berganda.
Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinearitas.
Lampiran 6. Hasil Uji Heteroskedastik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN INVESTOR DALAM BERINVESTASI SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Surakarta)
ARRY BUDHI SAPUTRO
F1107035
Tujuan penelitian ini adalah Pertama, untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia, kedua, Untuk mengetahui manakah dari faktor pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung, dengan sampel sebanyak 90 investor dengan teknik sampling classified proportional random sampling technique. Analisis data digunakan pengujian statistik dengan bantuan program Eviews 6.0. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang disertai dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi (R2)), serta uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, heteroskedastik, dan autokorelasi).
Hasil penelitian menunjukkan, pertama dengan α = 5% bahwa secara individu keempat variabel pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan, dan jumlah modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia, kecuali tingkat pendidikan tidak signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Dan secara bersama-sama keempat variabel tersebut positif dan signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Kedua dilihat dari koefisien regresinya, variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia adalah modal, berarti hal ini sesuai dengan hipotesis dalam penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: Pertama disarankan investor sebaiknya mengikuti pelatihan dalam menganalisa saham baik fundamental maupun teknikal agar dapat menekan resiko yang ada. Kedua disarankan investor tidak menempatkan 100% investasinya dalam portofolio saham yang sama agar dapat melakukan diversifikasi ke asset yang lainnya. Ketiga disarankan model regresi linier masih rendah sehingga kemungkinan penelitian lebih lanjut dapat memasukkan variabel baru yang lebih mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi saham. Keempat disarankan Perusahaan efek diharapkan dapat memberikan kenyamanan, pertimbangan akan resiko dan keuntungan, dan keamanan kepada dana investor sehingga keberhasilan berinvestasi saham akan dirasakan oleh investor. Kelima disarankan Pengawasan oleh Otoritas dan SRO’s harus diperketat sehingga investor tidak terbuai oleh kenaikan harga saham yang terlalu cepat atau penurunan harga saham yang drastis.
Kata Kunci : pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan,
jumlah modal, classified proportional random sampling technique, analisis regresi linier berganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia usaha yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk
mampu beradaptasi agar terhindar dari kebangkrutan dan unggul dalam
persaingan. Untuk mengantisipasi persaingan tersebut, perusahaan harus
mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya sebagai upaya menjaga
kelangsungan usahanya. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan
menerapkan berbagai kebijakan strategis yang menghasilkan efisiensi dan
efektifitas bagi perusahaan. Usaha tersebut memerlukan modal yang banyak,
yang meliputi usaha memperoleh dan mengalokasikan dana tersebut secara
optimal. Salah satu tempat untuk memperoleh dana tersebut adalah melalui
pasar modal.
Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan yang menjalankan
fungsi ekonomi dan keuangan. Fungsi ekonomi yang dijalankan pasar modal
melibatkan dua pihak, yaitu pihak yang kelebihan dana dan pihak yang
membutuhkan dana. Fungsi keuangan ditunjukkan dengan kemungkinan
memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik
yang dipilih. Bagi pihak yang membutuhkan dana, tersedianya dana dari pihak
luar memungkinkan perusahaan untuk melakukan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan (Husnan, 2003).
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk
mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dan jangka
panjang dari masyarakat yang disalurkan ke sektor-sektor yang produktif.
Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan
maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana
pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin lama makin dikurangi
(Eduarudus Tandelilin, 2001:13).
Di pasar modal, sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan
diperjualbelikan, perusahaan yang menerbitkan ini disebut emiten, sedangkan
pihak yang membeli sekuritas berarti menanamkan modalnya di perusahaan
yang menerbitkan sekuritas. Pembeli sekuritas tersebut dinamakan pemodal
atau investor, penerbitan sekuritas disebut emisi. Sekuritas dapat pula disebut
efek, sehingga pasar modal disebut juga bursa efek.
Pasar modal yang efisien di definisikan sebagai pasar modal yang
harga sekuritasnya telah mencerminkan informasi-informasi yang relefan
(Husnan, 2003). Jika didasarkan pada informasi yang relevan, terdapat tiga
bentuk pasar yang efisien (Jogiyanto, 2000), yaitu bentuk lemah, bentuk
setengah kuat, dan bentuk kuat. Pasar modal bentuk lemah merupakan suatu
bentuk pasar modal yang harganya mencerminkan semua informasi yang ada
pada catatan harga pada waktu lalu. Sedangkan pasar modal bentuk setengah
kuat merupakan bentuk pasar modal dimana harga sekuritas tidak hanya
mencerminkan harga-harga pada waktu lalu tetapi semua informasi yang
dipublikasikan. Pasar modal bentuk kuat merupakan bentuk pasar modal yang
harganya tidak hanya mencerminkan informasi yang dipublikasikan tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
juga informasi yang diperoleh dari analisis fundamental tentang perusahaan
dan perekonomian atau informasi yang tidak dipublikasikan.
Pasar modal Indonesia pada dekade terakhir mengalami perkembangan
yang cukup pesat. Hal terjadi karena peningkatan partisipasi investor, volume
perdagagan saham, dan kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia.
Perkembangan pasar modal ini antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut (Husnan, 1996):
1. Penawaran sekuritas (securities supply), faktor ini menunjukkan jumlah
sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal.
2. Permintaan akan sekuritas (securities demand), faktor ini menunjukkan
jumlah perusahaan atau masyarakat yang bersedia menanamkan modalnya
di pasar modal.
3. Kondisi politik dan ekonomi, dimana kondisi politik dan ekonomi yang
stabil akan membantu kemajuan pasar modal.
4. Masalah hukum dan peraturan, dimana hukum dan peraturan yang baik
akan membantu kelancaran transaksi di pasar modal.
5. Lembaga-lembaga terkait yang menunjang keberhasilan pasar modal.
Sekuritas yang di perdagangkan di bursa efek pada dasarnya dapat di
bagi menjadi dua, yaitu sekuritas yang menunjukkan bukti kepemilikan atas
suatu perusahaan yaitu dalam bentuk saham dan yang menunjukkan surat
tanda utang dari emiten yang menerbitkan sekuritas tersebut. Sekuritas yang
kedua disebut obligasi. Sekuritas yang di perdagangkan tersebut mempunyai
tingkat resiko berbeda-beda. Salah satu sekuritas yang mempunyai tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
resiko cukup tinggi (high risk) adalah saham. Resiko tinggi tercermin dari
ketidakpastian return yang akan diterima oleh investor di masa depan. Hal ini
disebabkan resiko saham berhubungan dengan keadaan perekonomian ,
politik, dan keadaaan perusahaan itu sendiri. Keadaan-keadaan tersebut pada
umumnya menjadi bahan pertimbangan investor untuk menanamkan dananya
di pasar modal.
Tingkat pendapatan yang diharapkan dari investasi saham tergantung
pada bagaimana prefensi sikap investor dalam menghadapi risiko. Pada
umumnya investor bersifat menghindari risiko, walaupun sebagian ada yang
berani mengambil risiko. Investor yang bersifat menghindari risiko akan lebih
suka memilih saham-saham yang memiliki risiko yang lebih kecil dengan
tingkat pendapatan tertentu. Sebaliknya investor yang berani mengambil risiko
akan cenderung memilih saham-saham yang mempunyai tingkat risiko yang
lebih tinggi dengan harapan dapat memperoleh hasil (pendapatan) yang lebih
besar. Dengan demikian prefensi investor terhadap risiko yang terkandung
pada masing-masing jenis saham akan mempengaruhi volumen perdagangan
saham yang bersangkutan.
Investor akan mempertimbangkan tingkat penghasilan yang
diharapkan (expected return) atas investasinya untuk suatu periode tertentu
dimasa yang akan datang. Namun setelah periode investasi berlalu, belum
tentu tingkat penghasilan yang terealisasi (realized return) seperti yang
diharapkan (expected return) dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
Ketidakpastian merupakan unsur inti dari investasi, sehingga investor harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mempertimbangkan ketidakpastian ini sebagai risiko investasi (Harianto,
1998). Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin tinggi
risiko maka return akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya (Jogiyanto,
2000).
Berangkat dari latar belakang tersebut, akan dilakukan suatu penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Bursa Efek Indonesia (Studi
Kasus Keberhasilan Investor Dalam Berinvestasi Saham Di Surakarta)”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini
dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah faktor pengalaman investor berpengaruh terhadap keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah faktor lama menjual sahamnya kembali berpengaruh terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah faktor tingkat pendidikan berpengaruh terhadap keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia ?
4. Apakah faktor jumlah modal berpengaruh terhadap keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia?
5. Faktor apakah yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan di atas maka
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh pengalaman investor terhadap keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh lama menjual sahamnya kembali terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
5. Faktor apa yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis terutama yang berkaitan
dengan pasar modal.
2. Bagi Perusahaan Sekuritas
Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi para broker untuk
mengetahui karakteristik nasabahnya (investor) dalam memberikan
masukan atau saran untuk berinvestasi pada tingkat resiko yang dimiliki
oleh investor yang ditanganinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Bagi Investor
Sebagai masukan dan ukuran bagi Investor untuk mengetahui
karakteristiknya dalam berinvestasi saham di Bursa efek Indonesia.
4. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan
Dapat menambah wacana bagi dunia akademisi terutama yang tertarik
dengan pasar modal.
5. Bagi Bapepam-LK
Dapat dijadikan sebagai alternatif agar lebih efektif dalam memberikan
edukasi dan pelatihan kepada masyarakat (calon investor) agar lebih
mengenal tentang pasar modal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi diartikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu
(Jogianto, 2000: 5). Menurut Eduarudus Tandelilin, investasi diartikan
sebagai komitmen atas sejumlah dana atau seumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah
keuntungan di masa mendatang. Investasi juga dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset
(asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Farid Harianto dan
Siswanto Sudomo, 1999: 2).
Berdasarkan definisi investasi yang telah dijelaskan diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari investasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan dalam
bentuk financial, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan
datang.
2. Jenis-jenis Investasi
Investasi dapat berbentuk aset nyata (real assets) dan aset
keuangan (financial assets). Aset nyata adalah aset yang dapat dilihat
wujutnya, missalnya rumah, tanah, emas dan lain sebagainya. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
aset keuangan merupakan klaim terhadap pihak tertentu dalam hal ini
adalah pihak penerbit surat klaim tersebut, misalnya adalah perusahaan.
Klaim ini biasanya dinyatakan dalam bentuk sertifikat atau kertas berharga
yang menunjukkan kepemilikan aset keuangan tersebut. Contoh dari aset
keuangan adalah surat berharga seperti saham, obligasi, dan kartu kredit
bank.
Investasi pada aset keuangan dapat dibedakan menjadi dua tipe
investasi yaitu (Jogiyanto, 2000:9):
a. Investasi langsung, yaitu investasi yang dilakukan dengan membeli
aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money
market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli
aktiva yang tidak dapat diperjualbelikan, biasanya diperoleh melalui
bank komersial. Jadi investasi langsung dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
1) Investasi langsung yang tidak diperjualbelikan, contohnya adalah
tabungan dan deposito.
2) Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan, dibagi dalam
beberapa jenis yaitu:
a) Investasi langsung di pasar uang, seperti T-bill dan deposito
yang dapat dinegosiasikan.
b) Investasi langsung di pasar modal, dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
(1) Surat–surat berharga pendapatan tetap (fixed-income
securities) seperti:
(a) T-bond, yaitu seberti T-bill tetapi jatuh tempo jangka
panjang berkisar 10 – 30 tahun.
(b) Federal agency securities, merupakan surat berharga
yang dikeluarkan oleh agen federal.
(c) Municipal bond, merupakan surat berharga yang
dikeluarkan oleh pemerintah kota.
(d) Corporate bond, merupakan surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan.
(e) Convertible bond, merupakan surat berharga yang dapat
dikonversikan ke saham.
(2) Saham – saham (equity securities), seperti:
(a) Saham preferen (preference stock), merupakan saham
yang menempatkan paling yunior atau akhir terhadap
pembagian deviden dan hak atas harta kekayaan
perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuiditas
(tidak memiliki hak istimewa).
(b) Saham biasa (common stock), merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan
saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan
tetap (seperti bunga obligasi).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
(3) Investasi langsung di pasar turunan, dibagi menjadi dua
yaitu:
(a) Opsi, ada tiga jenis yaitu:
i. Waran (warrant), adalah suatu hak yang diberikan
kepada pemegangnya untuk membeli saham dari
perusahaan yang bersangkutan dengan harga
tertentu dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.
ii. Opsi put (put options), adalah memberi hak kepada
pemegangnya untuk menjual sejumlah saham
perusahaan lain dalam kurun waktu tertentu dengan
harga yang sudah ditetapkan.
iii. Opsi call (call options), adalah memberi hak kepada
pemegangnnya untuk membeli sejumlah saham
perusahaan lain dalam kurun waktu tertentu dengan
harga yang sudah ditetapkan.
(b) Future contract merupakan persetujuan untuk
menyediakan aktiva di masa mendatang (futures)
dengan harga pasar yang sudah ditentukan di muka.
b. Investasi tidak langsung adalah investasi yang dilakukan dengan
membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio
aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan
investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan
cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Contoh
investasi tidak langsung adalah reksa dana (mutual funds), yang
merupakan suatu portofolio efek yang didiversifikasikan dan
dikeluarkan oleh perusahaan investasi. Perusahaan investasi seperti
yang telah dijelaskan diatas diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu:
1) Unit investment trust, merupakan trust yang menerbitkan
portofolio yang dibentuk dari surat-surat berharga berpenghasilan
tetap (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan yang
independen. Sertifikat portofolio itu dijual kepada investor sebesar
nilai bersih total aktiva yang tergabung didalam portofilio
ditambah dengan komisi. Investor dapat menjual balik sertifikat ini
kepada trust sebesar nilai bersih sertifikat tersebut (net asset value
atau NAV). Besarnya NAV persertifikat adalah total nilai pasar
dari sekuritas-sekuritas yang tergabung di portofolio dikurangi
dengan biaya-biaya yang terjadi dan dibagi dengan jumlah
sertifikat yang diedarkan.
2) Close-end investment companies, merupakan perusahaan investasi
yang hanya menjual sahamnya pada saat penawaran perdana
(initial public offering) saja dan selanjutnya tidak menawarkan lagi
tambahan lembar saham. Lembar saham yang sudah beredar dari
penawaran perdana diperdagangkan dipasar sekunder (stock
exchange) dengan harga pasar yang terjadi di pasar bursa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Open-end investment companies atau bisa dikenal dengan nama
perusahaan reksa dana (mutual funds). Perusahaan investasi ini
masih menjual saham baru kepada investor setelah menjual saham
perdananya. Pemegang saham juga dapat menjual kembali
sahamnya ke perusahaan reksa dana ini.
Keuntungan investasi tidak langsung dari pada investasi langsung
adalah bahwa dengan dana yang terbatas pemodal dapat memiliki satu
portofolio yang terdiversifikasi, karena portofolio tersebut terdiri dari
puluhan bahkan ratusan efek. Sedangkan apabila menggunakan investasi
langsung diversifikasi tidak dapat dilakukan jika mempunyai dana yang
terbatas. Diversifikasi menjadi sangat penting karena pemodal dapat
meningkatkan penghasilan atau return sesuai dengan yang diharapkan dan
pada saat yang sama tetap dapat dipertahankannya bahkan dapat
mengurangi resiko yang dihadapinya.
Manfaat lain dari investasi tidak langsung adalah pengelolaan
investasi dilakukan oleh manajer investasi yang professional sehingga
keputusan investasinya menjadi optimal. Sedangkan investasi langsung
pemodal sendirilah yang melakukan pengelolaan dana investasinya, jika
pemodal tidak mempunyai pengetahuan yang cukup maka keputusan
investasinya menjadi tidak optimal bahkan bisa merugikan diri sendiri.
3. Dasar Pengambilan Keputusan Investasi
Seorang investor dalam pencapaian tujuannya yaitu untuk
mencapai kesejahteraan (kesejahteraan keuangan), mendasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
keputusannya dalam berinvestasi dengan selalu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut (Eduarudus Tandelilin, 2001:6):
a. Tingkat Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh
keuntungan atau dalam bidang investasi keuntungan tersebut
diistilahkan dengan return. Return yang diharapkan investor dari
investasi yang dilakukan merupakan suatu kompensasi atas biaya
kesempatan (opportunity cost) dan resiko penurunan daya beli akibat
adanya pengaruh inflasi. Return investasi dibedakan menjadi dua yaitu
return yang diharapkan (expected return) dan return realisasi (realized
return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang
diantisipasi oleh investor di masa yang akan datang, sedangkan return
realisasi atau actual return adalah tingkat return yang telah diperoleh
investor di masa lalu.
Seorang investor dalam menginvestasikan dananya akan
mensyaratkan tingkat return tertentu dan jika periode investasi telah
berlalu maka investor akan dihadapkan pada return yang
sesungguhnya ia peroleh. Antara tingkat return yang diharapkan
perbedaan. Perbedaan tersebut merupakan resiko yang harus selalu
dipertimbangkan dalam proses investasi. Jadi selain tingkat return,
resiko merupakan suatu hal yang diperhatikan oleh investor dalam
menginvestasikan dana yang dimilikinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Resiko
Suatu hal yang wajar jika dalam investasinya seorang investor
mengharapkan return setinggi-tingginya, tetapi hal penting lainnya
yang harus selalu dipertimbangkan adalah seberapa besar resiko yang
harus ditanggung dari investasi tersebut. Resiko dapat diartikan
sebagai kemungkinan actual return yang berbeda dari return yang
diharapkan.
Seorang investor yang tidak suka terhadap resiko (risk averse
investors), tidak menyukai adanya resiko dan tidak mau mengambil
resiko. Jika investasi tersebut tidak memberikan return yang layak
sebagai suatu kompensasi dari resiko yang harus ditanggung maka
investor tidak akan menginvestasikan modalnya. Jika investor tersebut
rasional maka sikap dalam pengambilan keputusan investasinya sangat
tergantung dari preferensi investor terhadap resiko. Jika investor akan
berani berinvestasi pada investasi yang lebih besar resikonya tentunya
dengan harapan return yang akan diterimal ebih besar pula. Demikian
juga investor tidak akan mengharapkan return yang lebih tinggi jika ia
tidak berani untuk menanggung resiko yang lebih tinggi.
c. Hubungan Tingkat Resiko dan Return yang diharapkan
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa hubungan antara
resiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang bersifat
searah dan linier yang artinya bahwa semakin tinggi resiko investasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
yang harus ditanggung semakin besar pula return return yang
diharapkan, demikian sebaliknya.
B. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Menurut Jogiyanto (2000) pasar modal merupakan sarana
perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan
menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal didefinisikan
sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekurutas) jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities,
maupun perusahaan swasta (Suad Husnan, 1994:3). Pasar modal dapat
juga diartikan sebagai pertemuan pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
sekuritas (Eduarudus Tandelilin, 2001:3). Menurut Undang-Undang No. 8
tahun 1995 tentang pasar modal, dinyatakan bahwa pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
dan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pasar modal merupakan wahana untuk
mempertemukan pihak yang memerlukan dana jangka panjang dengan
pihak yang memiliki dana tersebut sesuai dengan aturan yang berkaitan
dengan efek dan sekuritas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2. Peranan Pasar Modal Dalam Kegiatan Perekonomian
Berdasarkan pengertian tentang pasar modal diatas dapat diambil
benang merah tentang pentingnya pasar modal bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal sangat bermanfaat bagi investor dan dunia
usaha pada umumnya. Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal
adalah menyediakan sumber dana jangka panjang bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal, alternatif investasi,
alat restrukturisasi modal perusahaan dan alat untuk melakukan divestasi.
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu
negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan mempunyai fungsi
ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana untuk
mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan
pihak yang membutuhkan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka
perusahaan publik dapat memperoleh dana segar masyarakat melalui
penjualan efek saham melalui prosedur IPO (initial Public Offering) atau
efek utang (obligasi). Pasar modal dikatakan mempunyai fungsi keuangan
karena pasar modal memberikan kemngkinan dan kesempatan untuk
memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih. Jadi dengan adanya pasar modal
diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal
merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
meningkatkan pendapatan perusahaan dan memberikan kemakmuran bagi
masyarakat luas.
Ada beberapa alasan mengapa pasar modal lebih menarik dari pada
lembaga penghimpunan dana lainnya. Pertama, pasar modal
memungkinkan para investor untuk mempunyai berbagai macam pilihan
investasi yang sesuai dengan preferensi mereka sehingga pasar modal bisa
memberikan alokasi dana yang lebih efisien. Kedua, dari sisi perusahaan,
pasar modal merupakan alternatif pendanaan ekstern dengan biaya lebih
rendah dari pada system lainnya seperti system perbankan. Ketiga, pasar
modal memngkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat
tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham), dengan
demikian perusahaan bisa menghindarkan diri dari kondisi debt to equity
ratio (perbandingan antara hutang dengan modal sendiri) yang cukup
tinggi.
3. Instrument Pasar Modal
Instrumen pasar modal adalah efek (surat berharga) yang jenisnya
adalah sebagai berikut:
a. Saham, adalah bukti kepemilikan seseorang atau badan atas
kepemilikan aset-aset suatu perusahaan yang menerbitkan saham dan
merupakan bukti turut serta dalam perusahaan. Wujud saham berupa
selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Akan tetapi,
pada saat ini sistem tanpa warkat sudah mulai dilakukan di pasar
modal Indonesia dimana bentuk kepemilikan tidak lagi berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
lembaran saham tetapi sudah berupa account atas nama pemilik atau
saham tanpa warkat, sehingga penyelesaian transaksi akan semakin
cepat dan mudah. Saham yang tercatat dalam Bursa Efek di Indonesia
adalah saham atas nama artinya pemilik saham akan tercantum dalam
daftar pemegang saham perusahaan tersebut. Saham dibagi menjadi
dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen
(preferrend stock). Perbedaan dari kedua jenis saham tersebut adalah
pada saham preferen memiliki kombinasi karakteristik antara obligasi
dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
obligasi). Saham preferen juga lebih aman dibandingkan dengan saham
biasa, karena memiliki hak klaim atas kekayaan perusahaan dan
pembagian deviden terlebih dahulu. Sedangkan pemilik saham biasa
memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (one share
one vote), pemilik saham biasa juga memiliki hak untuk mengalihkan
kepemilikan sahamnya kepada orang lain.
b. Obligasi, adalah surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan
oleh perusahaan ataupun pemerintah yang mengandung janji
pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman
yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya tiga
tahun sejak tanggal emisi.
c. Obligasi konversi, adalah jenis obligasi yang dapat ditukarkan
(dikonversikan) dengan saham biasa pada waktu tertentu atau
sesudahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d. Bukti right (right issue), adalah instrument derivatif dari saham. Right
issue memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru
tersebut yang akan diterbitkan oleh perusahaan sebelum saham baru
tersebut ditawarkan kepada pihak lain.
e. Waran (warrant), adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
yang memberikan hak kepada pemegang saham tersebut untuk
membeli saham langsung dari perusahaan tersebut dengan harga
tertentu pada waktu tertentu. Berinvestasi melalui waran memberikan
keuntungan yang tidak terbatas tetapi dengan potensi kerugian yang
terbatas yaitu hanya sebesar premi waran di awal investasi. Harga
waran sangat dipengaruhi oleh harga saham dasarnya, hal ini
dikarenakan waran merupakan call options. Jadi harga waran akan
memiliki harga tertinggi dan harga terendah. Batas harga tertinggi
sebuah waran adalah sama dengan harga saham yang menjadi aset
dasarnya. Sedangkan harga terendah sebuah waran adalah perbedaan
antara harga sahamnya di bursa dengan exercise price-nya, dengan
catatan perbedaan tersebut positif. Jika perbedaannya negative maka
harga sebuah waran sama dengan nol. Harga terendah inilah yang
disebut dengan nilai intrinsik sebuah waran. Semakin tinggi harga
saham di bursa dibandingkan dengan exercise price-nya akan semakin
tinggi harga sebuah waran karena semakin tinggi nilai intrinsiknya.
Tetapi pada kenyataannya harga waran akan lebih besar dari nilai
intrinsiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
f. Reksa dana (mutual funds), adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya telah menitipkan sejumlah uang kepada pengelola reksa
dana (manajer investasi) untuk digunakan sebagai modal berinvestasi
dipasar modal, pasar uang atau lainnya.
4. Mekanisme Perdagangan Pasar Modal
Mekanisme perdagangan di pasar modal mencakup dua tahap,
yaitu:
a. Pasar Perdana (Primary Market)
Pasar perdana adalah pasar dimana untuk pertama kalinya efek
baru dijual kepada publik atau pada saat IPO (Initial Publik Offering),
jadi pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual
sekuritasnya kepada para investor untuk pertama kalinya. Jika
perusahaan memutuskan utuk go public dan melemparkan saham
perdananya ke publik (initial publik offering), hal utama yang harus
diperhatikan adalah tipe saham apa yang akan dilempar (saham yang
memilki nilai nominal yang tinggi), berapa harga yang harus
ditetapkan untuk selembar sahamnya dan kapan waktunya yang paling
tepat. Pada umumnya, perusahaan menyerahkan permasalahan yang
berhubungan dengan IPO ke banker investasi (investment banker) yang
mempunyai keahlian di dalam penjualan sekuritas.
Banker investasi merupakan perantara antara perusahaan yang
menjual saham kepada investor. Banker investasi akan menyediakan
saran-saran yang penting yang dbutuhkan selama proses rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
pelemparan sekuritas ke publik. Saran-saran yang diberikan dapat
berupa tipe sekuritas apa saja yang akan dijual, harga dari sekuritas
dan waktu pelemparannya. Banker investasi selain berfungsi sebagai
pemberi saran (advisory function), banker investasi juga berfungsi
sebagai pembeli saham (underwriting function) dan berfungsi sebagai
pemasar saham ke investor (marketing function).
Penjualan sekuritas ke publik harus didukung dengan informasi
dan dokumen-dokumen yang diwajibkan oleh hukum dan peraturan-
peraturan yang berlaku. Salah satu dari dokumen ini adalah prospectus
yang berisi informasi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan
informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang dijual.
Proses perdagangan di pasar modal dimulai dari tersedianya
peran profesional dan lembaga pendukung pasar modal. Dalam proses
penjualan sekuritas di pasar perdana, penjamin (underwriter)
membantu perusahaan emiten dalam menentukan harga perdana saham
serta membantu memasarkan sekuritas tersebut kepada calon investor.
Selain penjamin, profesi lain yang berperan pada proses penawaran
umum adalah akuntan publik, notaries dan konsultan hukum.
Proses selanjutnya adalah emiten akan menyerahkan
pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam). Bapepam akan mempelajari dokumen tersebut dan akan
melakukan evaluasi terhadap tiga aspek yaitu kelengkapan dokumen,
kejelasan dan kecukupan informasi serta pengungkapan aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
manajemen, keuangan, akuntansi, dan legalitas. Setelah mendapat
pernyataan pendaftaran efektif dari Bapepam, maka emiten bersama
dengan banker investasi akan melakukan penawaran umum di pasar
perdana.
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Pasar sekunder merupakan pasar yang menunjukkan kegiatan
perdagangan efek setelah diterbitkan atau dijual untuk pertama kalinya
(emisi baru), jadi dilakukan setelah pasar perdana atau lebih dikenal
sebagai perdagangan di bursa efek. Setelah sekuritas emiten dijual di
pasar primer melalui banker investasi, tugas dari sindikat pembelian
sekuritas telah selesai dan biasanya disebut dengan istilah “broken
syndicate”. Sekuritas tersebut kemudian diperdagangkan untuk publik
di pasar sekunder bersama-sama dengan sekuritas-sekuritas perusahaan
lainnya. Pasar sekunder dapat dibedakan menjadi dua jenis pasar yaitu:
1) Pasar Bursa Saham (Stock Exchange)
Proses penjualan saham di stock exchange market (pasar
modal atau bursa efek) umumnya menggunakan sistem lelang
(auction) sehingga pasar sekunder ini juga sering disebut dengan
auction market (pasar lelang). Disebut pasar lelang karena
transaksi dilakukan secara terbuka dan harga ditentukan oleh
penawaran dan permintaan dari anggota bursa yang meneriakkan
ask bid (atau offer price atau harga penawaran terendah untuk jual)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dan bid ask (harga permintaan tertinggi untuk beli). Pada umumnya
pasar lelang memperdagangkan sekuritas dari perusahaan besar.
Transaksi antara penjual dan pembeli sekuritas di pasar
lelang menggunakan perantara broker yang mewakili masing-
masing pihak pembeli dan penjual. Dengan demikian investor tidak
secara langsung melakukan transaksi di lantai bursa, tetapi diwakili
oleh broker. Investor dapat memilih sendiri broker yang
diinginkan, seperti misalnya full servise broker atau discount
broker. Full servise broker menawarkan jasa yang lengkap
termasuk memberi laporan-laporan secara rutin mengenai tren
pasar dan prospek masa depan perusahaan kepada investor,
memberikan pinjaman dan mengelola dana tersebut, membeli dan
menjual sekuritas (order execution) serta mengurusi administrasi
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku (clearing). Sedang
discount broker hanya menawarkan jasa yang minimum dengan
komisi yang rendah. discount broker biasanya hanya menawarkan
jasa order execution dan clearing.
2) Over The Counter Market
Over The Counter (OTC) market merupakan pasar modal
untuk perusahaan yang lebih kecil dibandingkan dengan yang
terdaftar di stock exchange. OTC market menggunakan sistem
negosiasi, yaitu harga ditentukan dengan cara negosiasi (tawar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menawar) antara investor dan dealer. Oleh karena itu OTC market
sering disebut dengan pasar negosiasi (negotiated market).
Pasar negosiasi terdiri dari jaringan dealer yang
menciptakan pasar tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas,
dengan cara membeli dari dan menjual ke investor. Sekuritas yang
diperjualbelikan di pasar negosiasi adalah milik dealer sehingga
dealer mendapat laba dari perbedaan harga jual dan harga beli.
Dealer mendapat keuntungan karena dealer membeli sekuritas dan
menjualnya kembali. Jadi pasar negosiasi terjadi karena adanya
komunikasi langsung antara pembeli dan penjual sekuritas
sehingga harga yang terjadi adalah harga hasil negosiasi langsung
dari pihak-pihak yang bertransaksi tersebut.
C. Investor
1. Gambaran Investor
Menurut (Imron Rosyadi,2005:80) Sepanjang hidupnya manusia
akan berusaha untuk mendapatkan penghasilan (dalam hal ini uang) dan
akan mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhan primer dan
sekunder. Tidak mungkin penghasilan seseorang akan sesuai dengan
keinginan konsumsinya. Terkadang penghasilan lebih besar dari
konsumsinya, tetapi terkadang kita ingin mengkonsumsi barang yang
mungkin kita tidak mampu membayarnya. Ketidakseimbangan ini akan
mendorong kita untuk melakukan peminjaman uang atau membentuk
tabungan untuk dikonsumsi di masa datang. Ketika penghasilan seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
melebihi konsumsinya maka dia akan menyimpan kelebihannya. Banyak
kemungkinan yang dapat dilakukan manusia dalam memperlakukan
simpanan ini, yang paling sederhana adalah menyimpannya di bawah
bantal sampai suatu saat keinginan untuk mengkonsumsi timbul dan ia
menggunakan uang tersebut. Pada menabung jenis ini jumlah uang yang
dikumpulkan akan sama pada masa lampau dengan pada saat konsumsi
dilakukan. Kemungkinan lain adalah seseorang dapat menyerahkan
tabungannya untuk memperoleh lebih banyak uang di masa yang akan
datang yang otomatis dapat digunakan untuk konsumsi yang lebih besar.
Trade off antara konsumsi saat ini dan konsumsi yang lebih besar di masa
datang merupakan alasan utama seseorang menabung.
2. Penggolongan Investor berdasarkan waktu berinvestasi
Ketika seseorang menyerahkan tabungannya untuk investasi maka
ia berharap akan menerima lebih besar di masa yang akan datang,
sebaliknya jika seseorang meningkatkan konsumsinya dengan berhutang
maka ia akan membayar lebih besar daripada yang ia bayarkan pada saat
konsumsi dilakukan. Secara spesifik didefinisikan oleh (Reily dan Brown,
2009:21) bahwa :
Investasi adalah ”current commitment of dollars for a period of time in order to derive future payments that will compensate the investor for (1)the time funds are commited, (2) the expected rate of inflation, and (3)the uncertainty of the future payments”.
Dengan demikian investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam
berinvestasi, yaitu pada fixed asset, investasi langsung atau berwiraswasta,
investasi pada instrument keuangan atau pada Pasar Modal. Khusus pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pasar Modal penggolongan investor menurut jangka waktunya akan dibagi
menjadi short term investment (trader) dan long term Investment. Sebelum
membahas lebih jauh mengenai perbedaan time horizon kedua jenis
investor ini penulis akan membahas terlebih dahulu kelebihan dan
kekurangan masing-masing :
a. Long Term Investor
Kelebihan long term Investment:
1) Secara umum investor dengan long time horizon akan menikmati
gain yang lebih besar dibandingkan dengan para trader
2) Akan mendapat persentase pengembalian berkala dibandingkan
dengan trader
3) Tidak akan mengalami tekanan yang besar dalam mengamati
pergerakan saham sehingga secara psikologi tidak terlalu terbebani
4) Tidak terbebani oleh fee perdagangan
Kekurangannya berinvestasi dalam jangka panjang :
1) Akan memiliki return yang lebih rendah dalam jangka pendek
2) Akan sangat tergantung dari performa portofolio dan karena tidak
selalu mengikuti perkembangan pasar terkadang akan tertinggal.
b. Short Term Investor
Kelebihan berinvestasi dalam jangka pendek atau Trading :
1) Jika berhasil maka akan mengahasilkan gain lebih besar
dibandingkan investasi pada instrumen lain.
2) Selalu ada kesempatan menghasilkan uang setiap waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Kekurangan berinvestasi dalam jangka pendek
1) Selalu membayar broker fee setiap melakukan transaksi
2) Harus selalu memantau pasar dan harus lebih siap menghadapi
kerugian yang besar.
Perbedaan investor dan trader lebih jauh dibedakan dalam
keputusan awal dia mengambil keputusan dan bukan dari jangka waktu
seseorang melakukan investasi. Seorang investor akan memiliki target
(dalam persen) atas dana yang ditempatkannya, sedangkan seorang trader
selalu berfikir dari waktu ke waktu akan ditempatkan di mana dana saya
yang paling menguntungkan. Kedua hal ini terlihat sama, seorang
investorpun akan memiliki pemikiran yang sama dengan trader bahwa
dananya harus ditaruh ditempat yang paling menguntungkan.
Perbedaannya adalah seorang investor ketika telah menentukan targetnya
maka dia akan menunggu sampai target tersebut tercapai, tetapi sebaliknya
seorang trader selalu membanding-bandingkan dan tidak memiliki target
yang jelas, sehingga sering berganti-ganti portofolio dan berusaha
mendapatkan gain setiap harinya.
3. Jenis Investor
Investor dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu
investor individu dan investor institusi (Maginn and Tuttle, 1990).
a. Institusional Investor : Pihak dengan jumlah dana yang besar untuk
diinvestasikan, dengan contoh Investment Companies, Reksadana,
Perusahaan Efek, Dana Pensiun dan Investment Bank. Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
definisi pihak-pihak ini dalam berinvestasi tidak banyak diatur oleh
regulasi karena dengan pengetahuan yang mereka miliki dianggap
akan mampu memproteksi diri mereka sendiri. Hal ini tidak terjadi di
Indonesia, dimana aktivitas investasi Institusional Investor diberi
regulasi lebih banyak dari Individual Investor karena jika terjadi
Collaps maka efek domino dari kejatuhan Institusional Investor akan
lebih luas.
b. Retail Investor : Investor Individual yang melakukan transaksi jual
atau beli efek untuk dirinya sendiri dalam rangka mencari keuntungan
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Investor dalam kategori
ini memiliki informasi yang terbatas dan tidak memiliki riset sendiri.
Dalam pengambilan keputusan transaksinya lebih mengandalkan
perasaan dan informasi yang didapat dari perusahaan efek tempat
mereka bertransaksi.
Kedua investor tersebut mempunyai pandangan yang sedikit agak
berbeda dalam berinvestasi. Jika investor individu sendiri diperhatikan
berdasarkan jenis kelamin, perbedaan dalam memandang risiko dalam
berinvestasi akan terjadi. Beberapa penelitian yang dilakukan Bajtelsmit
dan Vanderhei (1996) serta Hinz dkk. (1996) menyatakan bahwa wanita
lebih konservatif dalam menginvestasikan dana pensiunnya dibandingkan
dengan laki-laki. Dalam mengklasifikasikan sikap terhadap risiko,
Jianakoplos dan Bernasek (1996) menyatakan bahwa wanita lebih risk
averse dibandingkan laki-laki. Selanjutnya, perbedaan antara investor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
individu dengan institusi diperlihatkan pada tabel II.1 berikut ini.
Perbedaan terletak pada pandangan terhadap risiko, kategori investasi,
tujuan asset, keputusan yang diambil dan pajak.
Investor individu itu sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok berdasarkan risiko yang ditolerir, yaitu risk seeker, risk averter
dan risk neutral. Investor risk seeker adalah investor yang menyukai risiko
dan bisa terjadi risiko lebih tinggi dari hasil yang diperolehnya. Investor
neutral adalah investor yang besaran risiko seimbang dengan besaran
tingkat pengembalian yang diperoleh. Biasanya, investor neutral ini
dianggap investor yang moderat.
Tabel II.1 Perbedaan Investor Individu dan Institusi
Karakteristik Individu Institusi Risiko
Kategori
Tujuan asset
Keputusan
Pajak
Kerugian uang
Psychigraaphics
Lofe-cycle
Keputusan sendiri
Pajak funal
Simpangan baku
Karakter investasi
Asset dan hutang
Keputusan tim
Bebas pajak
Sumber: Jianakoplos dan Bernasek (1996)
Selanjutnya, investor risk averse, yaitu investor yang masih bisa
mentolerir risiko yang kecil, bukan tidak mau menerima atau menghindari
risiko. Jika dilihat dari sudut instrumen investasi tidak satupun yang
memiliki risiko nol. Obligasi pemerintah pun masih mempunyai risiko
walaupun berbagai pihak menyatakan nol. Risiko yang dihadapi investor
dalam berinvestasi obligasi pemerintah, yaitu risiko daya beli, risiko
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
perubahan mata uang negara yang bersangkutan, risiko perubahan tingkat
bunga dan risiko likuiditas dari obligasi tersebut.
Investor juga dapat dikelompokkan berdasarkan umur investor
yang bersangkutan. Investor yang memiliki umur kurang dari 35 tahun
merupakan investor yang dapat dimasukkan dalam kelompok berisiko
tinggi. Pada kelompok ini investor masih bisa menerima risiko tinggi
sehingga jantungnya tidak berdenyut. Jika diperhatikan pada kehidupan
sehari-hari, kelompok umur ini yang masih mempertaruhkan segalanya
untuk mendapatkan keinginannya. Jika dihubungkan dengan instrumen
investasi, kelompok umur ini yang sangat layak ditawari saham dan
derivatif. Gejolak harga saham tidak menjadi persoalan pada kelompok
umur ini karena target yang diinginkan, yaitu tingkat pengembalian yang
tinggi dalam jangka panjang.
Kelompok umur kedua yaitu kempok umur diantara 35 tahun
sampai dengan 50 tahun. Kelompok ini dianggap mempunyai risiko
moderat. Pada kelompok ini risiko yang diolerir seimbang antara risiko
dan tingkat pengembalian. Jika diperhatikan dalam pekerjaannya,
kelompok ini merupakan kelompok pada posisi karir moderat dan
mendekati puncaknya. Investor kelompok ini akan mulai menurunkan
proporsi saham dan menaikkan proporsi instrumen berpendapatan tetap.
Jika investor kelompok ini berinvestasi pada Reksa Dana, Reksa Dana
Campuran yang paling cocok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Kelompok umur ketiga yaitu kelompok umur 50 tahun dan
selanjutnya. Pada kelompok ini investasi yang dilakukan sudah sangat
hati-hati karena takut akan kehilangan dana yang sudah dibangun selama
ini. Kelompok ini dapat disebut sebagai penganut risk averse dan
umumnya mendekati pensiun dan para pensiunan. Pada umumnya,
kelompok ini menginginkan pendapatan yang teratur untuk membiayai
hidup sehari-harinya. Oleh karena itu, kelompok ini tidak banyak
menginvestasikan dananya pada saham dan umumnya pada instrumen
yang secara reguler memberikan imbal hasil. Jika berinvestasi pada Reksa
Dana, Reksa Dana Pendapatan Tetap yang cocok dan sedikit (maksimum
15 persen) pada Reksa Dana Saham. Jika investor sudah pensiun,
sebaiknya berinvestasi pada instrumen berpendapatan tetap. Tindakan ini
untuk menghindari risiko dan memastikan pendapatan reguler untuk
kehidupan sehari-hari.
Gambar II.1 memperlihatkan lima karakteristik personalitas
investor. Karakteristik lima investor ini diperkenalkan oleh Bailard dkk.
(1986). Terdapat dua sumbu vertikal dan sumbu horizontal, sumbu vertikal
menunjukkan aspek psychology confident – anxious dan sumbu horizontal
menunjukkan aspek psychology careful – impetuous.
Ada empat karakteristik investor, yaitu individualist, adventurer,
guardian dan straight arrow. Individualist adalah seseorang yang
cenderung menghindari volatitas yang ekstrim, dan ia mempunyai
keinginan yang tinggi dan yakin serta tidak ingin terburu-buru. Investor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
jenis ini suka melakukan riset sendiri dan dapat disebut klien yang ideal
dan rasional sebagai investor.
Gambar II.1 Karakteristik Personalitas Investor
Confident Individualist Adventurer Straight Arrow Careful Impetuous Guardian Celebrity Anxious
Sumber: Bailard dkk. (1986)
Sedangkan adventurer adalah seseorang yang suka melakukan
pekerjaan sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain. Ia mempunyai
keyakinan yang tinggi dan biasanya berpenampilan seperti seorang
pengusaha. Investor yang bersifat adventurer sangat sulit menerima nasihat
orang lain. Ia merasa mempunyai pengetahuan yang cukup, pikiran serta
ide dalam berinvestasi tanpa harus minta pendapat orang lain. Di samping
itu, seorang adventurer sangat berani menanggung risiko, sehingga sangat
berkonsentrasi pada perjudiannya, sangat terdiversifikasi dan memiliki
banyak asset.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Guardian adalah kelompok yang sangat hati-hati berspekulasi dan
kurang yakin terhadap tawaran investasi dan lebih menyukai yang aman
saja untuk melindungi dan mengembangkan kekayaannya untuk masa
depan. Artinya, kelompok ini tidak suka volatilitas tinggi, tidak
mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada
masa mendatang sehingga membutuhkan arahan untuk berinvestasi.
Sementara itu straight arrow merupakan kelompok yang tidak
termasuk dalam keempat kelompok di atas. Kelompok ini merupakan
kelompok investor rata-rata dan dianggap relatif seimbang dari empat
karakteristik tadi. Kelompok ini biasanya memahami terjadinya risiko
investasi yang sedang dilakukannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
karakteristik investor sangat penting karena bermanfaat untuk membangun
portofolio.
Pemahaman atas karakteristik pribadi investor serta risiko yang
ditolerir akan memberikan penentuan alokasi aset investasi yang sesuai
dengan investor. Seringkali para investor tertipu karena tidak memahami
tujuan investasi, toleransi risiko dan karakteristik pribadi sehingga investor
melakukan investasi tanpa perhitungan, bahkan hanya mengekor.
4. Penyebab Naik Turunnya Kepercayaan Investor
Beberapa kali Pasar Modal Indonesia mendapat pukulan besar
yang terlihat dari pergerakan IHSG yang turun drastis pada beberapa
periode dan terakhir pada 2008 dengan kasus Sub Prime Mortgage di
Amerika yang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Pasar Modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Indonesia saat ini dapat dikatakan telah terintergrasi dengan dunia
internasional karena selain mayoritas investor yang ada saat ini dkuasai
oleh asing secara nilai. Investor asing tidak hanya mencari secara gain di
pasar modal Indonesia tetapi juga melihat di berbagai pasar modal dunia
dan dapat memindahkan investasinya kapanpun mereka inginkan. Resiko
yang perlu diperhatikan agar investor asing tetap bertahan di Indonesia
secara teori adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi nilai tukar
mata uang di suatu negara sehingga investor internasional menghitung
yield mana yang terbesar jika ditukarkan ke mata uang milik mereka.
Dengan dasar tersebut maka yang perlu diperhatikan atau mengubah
persepsi terhadap pasar modal Indonesia adalah:
1) Tingkat hutang dan surplus atau defisit perdangan nasional
2) Tingkat Inflasi domestik dan internasional dan ekspektasi investor
akan tingkat inflasi
3) Tingkat suku bunga domestik dan internasional dan ekspektasi investor
akan tingkat suku bunga yang ingin mereka terima
4) Keadaan politik dan keamanan baik global maupun regional baik yang
berhubungan langsung dengan financial instrumen maupun yang tidak
langsung.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Investor Dalam
Berinvestasi Saham Di Pasar Modal
Sebenarnya apa yang membuat investor tertentu berhasil melakukan
investasi, sementara investor lain gagal. Ada enam faktor yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
menunjukkan kepada Investor Berhasil atau tidaknya berinvestasi saham
dipasar modal. Keenam faktor tersebut akan membedakan antara investor satu
dengan yang lainnya, sebagai berikut (Sawidji Widoatmojo, 2008:64) :
1. Horizon
Horizon adalah jangka waktu keterikatan modal pada investasi.
Jelasnya seberapa lama investasi akan dilakukan pada suatu instrumen
investasi atau portofolio. Ada tiga horizon standar dalam investasi
keuangan, yaitu jangka pendek, jangka menengah atau sedang, dan jangka
panjang. Horizon investasi jangka pendek adalah investasi dilakukan
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Sedang untuk horizon
investasi jangka panjang adalah melakukan investasi lebih dari lima tahun.
Semakin lama investor menjual kembali saham, maka semakin besar
peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek
Indonesia.
Pada tabel II.2, dikolom Horizon terdapat tiga jenis horizon: bebas,
ringan dan panjang. Selain bebas, horizon lain memang sudah lazim
dikenal dalam dunia investasi keuangan. Yang dimaksud horizon bebas
pada kolom ini adalah investor bisa memilih ketiga horizon standar yang
ada, yaitu jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Dengan
demikian, pada horizon bebas ini investor tidak terikat pada salah satu
horizon standar. Yang dimaksud dengan horizon ringan adalah investor
dapat memilih jangka waktu pendek hingga menengah yang kurang dari 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
tahun. Yang dimaksud dengan horizon panjang adalah investor memilih
jangka waktu panjang yang lebih dari 1 tahun.
Mengetahui jangka waktu dalam berinvestasi belumlah cukup,
sehingga seorang investor harus mengetahui cara berinvestasi yang dapat
menimbulkan capital gain. Dengan adanya cara-cara tersebut membuat
aturan investasi harus ditaati. Ada 9 cara berinvestasi yang dapat diadopsi
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kesembilan cara berinvestasi itu
adalah:
a. Follow Rain Maker
Rain maker adalah investor yang sudah terbukti mempunyai rekam
jejak (track record) lebih sering mengantongi keuntungan daripada
merugi.
b. Backing Winner
Backing winner bukanlah berarti harus memenangkan seluruh
transaksi. Istilah ini memang tidak bisa diterjemahkan secara harafiah,
tapi bisa diceritakan seperti ini. Sebagian besar pendapat mengatakan
berinvestasi dipasar keuangan terutama saham hanya member imbalan
hasil sedikit di atas inflasi. Jadi cara ini akan membimbing semua
investor untuk mendapatkan keuntungan dan dianjurkan untuk investor
pemula.
c. Specialist
Meskipun cara ini bukan jaminan untuk meraup keuntungan yang
besar, membeli saham-saham tertentu saja bisa menjadi cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
berinvestasi yang baik. Dengan demikian cara Specialis ini hanya
dengan melakukan investasi pada instrument investasi yang dipahami
saja untuk mendapatkan keuntungan.
d. Earning Acceleration
Berinvestasi dengan cara keempat ini menuntut sedikit pengetahuan.
Paling tidak investor menguasai dasar-dasar akuntansi atau
mempunyai skil dalam bidang analisis kuantitatif. Selain itu investor
juga harus bersedia mengalokasikan waktu yang lebih banyak terutama
digunakan untuk melakukan analisis. Berinvestasi dengan cara ini juga
mengandung risiko yang lebih besar.
e. Outsider Information
Berinvestasi dengan cara ini adalah mengandalkan keputusan investasi
pada informasi dari outsider information. Yang dimaksud dengan
outsider information adalah informasi tentang perusahaan yang
diperoleh dari orang-orang diluar perusahaan. Cara ini beranggapan
bahwa pendapat atau analisis dari orang-orang diluar perusahaan lebih
objektif dibanding pandangan orang-orang di dalam perusahaan.
f. Backing Good Business
Cara ini mirip dengan backing winner, namun Backing Good Business
lebih canggih. Cara berinvestasi dengan Backing Good Business lebih
banyak membutuhkan energi dan lebih menuntut skil di bidang
akuntansi. Pada intinya cara seperti ini adalah berinvestasi dengan
memilih saham-saham perusahaan yang memiliki bisnis terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
g. Investment Company
Berinvestasi dengan cara ini adalah mempercayakan “nasib” investasi
kepada perusahaan investasi (Investment Company).yang dimaksud
dengan perusahaan investasi adalah perusahaan yang profesinya
mengelola investasi. Yang termasuk perusahaan investasi adalah
reksadana (mutual fund) dan kontrak investasi kolektif (trust).
h. Derivative
Berinvestasi dengan membeli produk-produk derivative lebih canggih
dari berinvestasi pada instrument investasi konvensional, seperti
saham. Yang dimaksud dengan produk derivative adalah instrument
investasi yang diturunkan dari instrumen konvesional (saham dan
obligasi). Pada prinsipnya, berinvestasi dengan cara ini adalah
melakukan investasi dengan cara yang lebih kompleks.
Tabel II.2 Pertemuan Investor Rule dan Investment Rule
Cara Horizon Dana Resiko Waktu Kontak Skill Tipe Investor
1 Bebas Bebas Sedang Bebas Bebas Bebas 3 2 Bebas Bebas Sedang Sedang Bebas Bebas 1,3 3 Sedang
Panjang Bebas Sedang Sedang
BanyakDisyaratkan Sedang
Tinggi 2,3
4 Sedang Panjang
Bebas Sedang Sedang Banyak
Bebas Sedang Tinggi
2,3
5 Sedang Panjang
Bebas Sedang Tinggi
Banyak Membantu Sedang 1,2
6 Panjang Bebas Sedang Sedang Membantu Sedang 2 (1,3) 7 Panjang Bebas Sedang Sedang Bebas Bebas 2 8 Bebas Bebas Rendah Sedikit Tinggi Rendah 2 9 Bebas Banyak Tinggi Sedang
BanyakBebas Sedang
Tinggi 1,2
Sumber : Sawidji Widoatmojo (2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Ketersediaan Dana
Untuk bisa melakukan investasi, semua investor tanpa terkecuali
harus memiliki modal. Modal ini berupa dana moneter berupa sejumlah
rupiah (boleh juga dolar) yang sudah dialokasikan secara khusus, yaitu
khusus untuk membiayai investasi. Jadi, dana dari anggaran operasional
rumah tangga (misalnya dana belaanja bulanan) tidak bisa digunakan
untuk berinvestasi. Dengan demikian Anda harus mengalokasikan dana
tersendiri untuk “belanja” investasi ini.
Sama dengan horizon, standar ketersediaan dana ada tiga kategori,
yaitu sedikit, sedang, dan banyak. Sayangnya tidak tersedia standar pasti
seperti pada horizon. Untuk modal sedikit, misalnya, tidak ada jumlah
rupiah yang pasti yang dapat digunakan sebagai tolak ukur, bahwa modal
tersebut sedikit. Jadi sedikit atau banyak ini relatif. Sedikit bagi investor
tertentu, mungkin sudah banyak bagi investor lain.
Pada tabel II.2 hanya tercantum kategori bebas dan banyak. Untuk
kategori bebas sebenarnya mencakup sedikit dan sedang (tapi bisa juga
banyak). Kategori ini sebenarnya tidak menentukan persyaratan nilai dana
yang tersedia. Berapa pun dana yang tersedia bisa melakukan investasi.
Untuk bisa melakukan investasi dengan cara 1, misalnya investor bebas
memiliki jumlah dana berapa pun. Tapi untuk bisa melakukan investasi
dengan cara 9, investor harus memiliki dana yang banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Sensitivitas Terhadap Resiko
Investasi tidak bisa dipisahkan dari risiko. Hubungan keduanya
adalah searah. Semakin tinggi imbal hasil yang ditawarkan suatu investasi,
semakin tinggi pula risiko yang harus diterima investor. Demikian pula
sebaliknya, semakin rendah imbal hasil yang diberikan suatu investasi,
semakin rendah pula risikonya.
Seperti pula pada ketersediaan dana, risiko juga terdiri tiga
kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Sayangnya, sama seperti
ketersediaan dana, tidak ada kata sepakat untuk menilai suatu investasi
berisiko tinggi atau rendah. Sebab risiko ini amat relatif bagi masing-
masing orang. Ada orang yang berani menghadapi risiko yang tinggi
(disebut risk taker), tapi ada pula yang orang kecil nyalinya bila harus
menanggung risiko (disebut risk overter).
4. Waktu yang Tercurah
Melakukan investasi tidak ubahnya menanam tanaman. Perlu waktu
untuk memeliharanya. Seperti menyiram dan memupuk serta memberi
vaksin. Jelasnya berinvestasi membutuhkan waktu untuk memerhatikan
perkembangan investasi. Kebutuhan waktu ini berbeda diantara cara
berinvestasi. Untuk berinvestasi dengan cara 1, waktu yang perlu
dicurahkan adalah sedang. Jika Anda memilih cara berinvestasi nomor 5,
maka waktu yang dibutuhkan banyak. Sebaliknya jika memilih cara
berinvestasi nomor 8, hanya sedikit waktu yang diperlukan. Karena pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
cara nomor 8 ini, proses investasi lebih banyak dilakukan oleh perusahaan
investasi.
Dengan demikian, mengenai waktu yang dicurahkan ini, ada tiga
kategori, yaitu sedikit, sedang dan banyak. Tetapi kuantitas waktu yang
tercurah ini belum ditemukan standar yang pasti. Kategori waktu sedikit
berarti bahwa investor mempunyai waktu yang sedikit untuk melakukan
monitoring terhadap investasinya, sedangkan waktu sedang bahwa
investor memiliki waktu yang cukup tetapi tidak terlalu banyak. sedangkan
waktu banyak bahwa investor memiliki waktu yang cukup untuk
memonitor investasinya atau dalam arti investor tidak memiliki pekerjaan
selain menjalankan investasinya. Barangkali untuk cara berinvestasi
nomor 9 diperlukan waktu yang relatif banyak, sebab investor perlu
memonitor investasinya dari waktu ke waktu.
5. Pengetahuan dan Pengalaman
Apakah mungkin orang yang baru masuk jadi karyawan langsung
bergaji tinggi? Apakah mungkin karyawan yang berpendidikan rendah
mendapatkan gaji yang tinggi? Apakah ada orang yang baru mulai
berbisnis langsung mengantongi keuntungan yang banyak? Jawabannya
tentu tidak mungkin. Demikian pula dengan pendapatan (income). Dia
tidak bisa datang dalam jumlah besar tanpa sebab. Pendapatan merupakan
fungsi dari pengetahuan dan pengalaman. Artinya, semakin tinggi
pengetahuan dan semakin banyak pengalaman maka semakin besar
kemungkinan mendapatkan pendapatan yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
6. Itensitas Kontak dengan Industri Investasi
Perbedaan paling penting dari berinvestasi di pasar keuangan
(financial market) dengan berinvestasi di sektor riil adalah diperlukannya
secara mutlak profesi-profesi yang ada pada industri investasi untuk
membantu proses transaksi. Jelasnya berinvestasi di pasar keuangan tidak
bisa dilakukan secara langsung oleh investor, melainkan harus
menggunakan jasa para profesional di industri investasi, seperti
perusahaan broker, manajer investasi, penasihat investasi dan yang
lainnya.
Itensitas kontak dengan industri investasi itu bebas, diisyaratkan,
membantu, dan tinggi. Bebas berarti bahwa investor bebas memilih apakah
akan menggunakan jasa broker atau tidak. Di isyaratkan bahwa investor
lebih baik untuk menggunakan jasa manajer untuk mengamankan investasi
dari kerugian. Membantu bahwa investor lebih baik menggunakan jasa
manajer untuk membantu dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi.
Tinggi bahwa investor harus menggunakan jasa manajer investasi
dikarenakan jenis investasi yang diambil oleh investor tergolong investasi
dengan tingkat resiko yang sangat tinggi, sehingga kerugian dapat
diminimalkan. Meskipun kehadiran profesional investasi mutlak
diperlukan, namun intensitasnya berbeda diantara cara berinvestasi. Untuk
cara berinvestasi nomor 1, misalnya, intensitas kontak antara investor
dengan profesional investasi bebas. Ini berarti, investor bisa melakukan
kontak dengan profesional investasi dengan intensitas rendah sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tinggi. Sementara itu untuk berinvestasi dengan cara nomor 8, intensitas
kontak yang diperlukan tinggi. Jelas saja, karena cara ini menyerahkan
semua aktivitas investasi kepada perusahaan investasi, sehingga investor
perlu sering berkomunikasi dengan perusahaan investasi.
7. Skill Analisa
Kemampuan melakukan analisis memang diperlukan dalam
investasi, namun tidak semua orang memiliki kemampuan untuk
melakukan analisis ini, apalagi untuk orang yang kebetulan tidak memilih
bidang ekonomi sebagai fokus studinya. Meskipun demikian bukan berarti
orang yang tidak mempunyai kemampuan melakukan analisis itu tertutup
kemungkinannya untuk melakukan investasi. Kesempatan masih terbuka
lebar bagi kelompok ini. Sebab kelompok ini bisa memanfaatkan jasa para
profesional di industri investasi.
Keahliah melakukan analisis ini memiliki tiga kategori, yaitu
rendah, sedang dan tinggi. Kategori rendah adalah mereka yang tidak
mengerti sama sekali mekanisme maupun perhitungan laporan keuangan
perusahaan dan juga tidak mampu memahami kaitan antara peristiwa
tertentu dengan perubahan harga sekuritas. Jika Anda termasuk kategori
ini lebih baik memilih cara berinvestasi nomor 8. Sedang yang termasuk
dalam kategori memiliki keahlian analisis sedang adalah mereka yang
sebenarnya mengerti mekanisme dan perhitungan laporan keuangan
perusahaan dan memiliki kemampuan pula untuk menginterpretasikan
hubungan peristiwa dengan harga-harga sekuritas, namun mereka ini tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
memiliki waktu untuk melakukan analisis. Bisa juga terjadi kelompok ini
terdiri mereka yang sudah memiliki ilmu yang berkaitan dengan ekonomi
dan bisnis tapi tidak memiliki akses data yang diperlukan. Jika Anda
termasuk dalam kategori ini bisa memilih cara berinvestasi nomor 5.
Kategori memiliki keahlian analisis tinggi adalah mereka yang
memiliki kemampuan memahami mekanisme dan perhitungan laporan
keuangan perusahaan, bahkan mampu membuat laporan itu sendiri. Selain
itu kelompok ini juga masih dikaruniai kemampuan untuk menafsirkan
hubungan peristiwa dengan pergerakan harga-harga sekuritas. Bahkan
tidak sedikit dari kelompok ini yang menguasai software-software analisis.
Jika Anda termasuk dalam kategori ini bisa memilih cara berinvestasi
nomor 3, 4 atau 9.
Setiap orang memiliki gaya masing-masing dalam berinvestasi
yang sesuai dengan karakteristik kepribadiannya. Kepribadian seseorang
adalah unik dan beragam sehingga tidak mungkin membahasnya satu per
satu. Namun secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga tipe
karakteristik atau yang disebut dengan tiga tipe investor yakni:
a. The Visionary
Meskipun tipe ini ditempatkan dinomor wahid bukan berarti tipe ini
yang terbaik. Mereka ini adalah orang-orang yang selalu mampu
menampilkan gagasan besar dan juga mampu memberikan gambaran
apa yang akan terjadi di masa depan. Orang seperti ini memliki ciri-ciri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
seperti ini: brilian, karismatik, non-kompromi, eksentrik, inovatif, dan
pemimpi.
b. The Analyst
Orang yang bertipe analis adalah mereka yang selalu mengambil
keputusan berdasarkan fakta dan angka, bukan atas dasar gagasan dan
ramalan seperti orang bertipe visionary. Orang seperti ini memiliki
ciri-ciri seperti berikut: brilian, rasional, bekerja dengan angka, berfikir
hitam-putih, yakin ada jawaban jika tersedia data dan fakta untuk
dianalisis.
c. The Doer
Tipe ketiga ini adalah the doer yang artinya pelaksana. Pelaksana pada
tipe investor adalah mereka yang memiliki kemampuan merealisasikan
apa yang sudah direncanakan. Orang seperti ini memiliki ciri-ciri
seperti berikut: terampil dalam aplikasi, implementasi konsep, dan
pragmatis.
E. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Tim study Badan Pengawas Pasar
Modal (2009) mengenai riil investor di pasar modal Indonesia. Hasil
penelitiannya adalah secara umum, Perkembangan Pasar Modal idealnya
diikuti oleh perkembangan jumlah investor yang memadai. Data mengenai
investor di Pasar Modal Indonesia saat ini tersebar di berbagai lembaga (Biro
Administrasi Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia, Perusahaan Efek,
Manajer Investasi dan Bank Kustodian) untuk kepentingan masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
lembaga tersebut. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data
melalui survey dan studi literatur. Populasi dalam penelitian ini adalah
investor retail lokal yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia. Dari
hasil analisa yang dilakukan maka dapat di ambil kesimpulan bahwa jumlah
investor di Pasar Modal Indonesia per 30 November 2009 masih sangat minim
yaitu 441.925 Investor dengan persepsi investor Indonesia yang masih positif
terhadap Pasar Modal Indonesia namun memiliki tingkat keyakinan yang
berlebihan pada Perusahaan Efek.
Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Fuad Rahman dan Alwan Sri
Kustono tentang hubungan harga teoritis saham right issue terhadap gain/loss
investor. Hasil penelitiannya adalah secara umum, emiten menerbitkan bukti
right dengan harga yang lebih rendah atau paling tidak sama dengan harga
pasar saham yang sedang berlak di bursa efek ketika penerbitan right tersebut.
Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memberikan daya tarik bagi investor
untuk membeli sertifikat bukti right, karena dengan demikian investor dapat
mengharapkan keuntungan (gain) pada masa yang akan datang.
Hasil pengujian korelasi antara harga teoritis saham right issue dengan
gain/loss investor menunjukkan adanya hubungan yang negative dan secara
statistic signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kebijakan
right issue oleh emiten, investor mengalami kerugian pada semua periode
penelitian yaitu 30, 60, 90, 120, 150 dan 180 hari setelah tanggal ex-right.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
F. Kerangka pemikiran
Gambar II.2 Kerangka Pemikiran
Investor pada umumnya menginvestasikan dananya melalui sarana
yang dapat memberikan return yang memadai, sehingga return merupakan
salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang
dilakukannya. (jogiyanto, 2000).
Keberhasilan suatu investor biasanya ditandai dengan adanya tingkat
keuntungan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan investor,
diantaranya seperti pengalaman investor, lama menjual sahamnya kembali,
tingkat pendidikan, dan jumlah modal.
Pengalaman investor dapat mempengaruhi keberhasilan investor dalam
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia karena semakin banyak pengalaman yang
dimiliki, maka semakin banyak pula peluang-peluang yang dimanfaatkan oleh
investor untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Untuk investasi di
pasar modal, terutama saham, cukup banyak faktor yang menentukan
Investor Saham Keberhasilan Investor
(Capital gain)
Pengalaman Investor
Lama Menjual Sahamnya Kembali
Tingkat Pendidikan
Tingkat Modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
keberhasilan investasi. Iklim investasi yang kondusif, yaitu: kondisi makro
ekonomi, stabilitas politik dan sosial selalu menjadi faktor penting.
Lama investor menjual kembali saham dapat mempengaruhi
keberhasilan investor dalam berinvestasi di Bursa Efek Indonesia Semakin
lama investor menjual kembali saham, maka semakin besar peluang
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
Misalnya investor tidak berani menjual sahamnya yang sedang rugi untuk
pindah ke saham yang sedang naik, atau investor terlalu cepat merealisasikan
keuntungan yang didapat dan memperlakukan saham yang merugi sebagai
investasi jangka panjang.
Pendidikan memberikan pengetahuan bukan saja yang langsung
dengan pelaksanaan kerja, tetapi juga landasan untuk mengembangkan diri
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada disekitar demi kelancaran
pekerjaan. Asumsi dari human capital adalah bahwa seseorang dapat
meningkatkan penghasilan dengan meningkatkan pendidikan (Payaman,
1987:59). Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan meningkat, maka
pengetahuan investor dapat juga meningkatkan keberhasilan dalam
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia.
Tingkat modal dapat mempengaruhi keberhasilan investor dalam
berinvestasi di Bursa Efek Indonesia karena semakin banyak pengalaman yang
dimiliki, maka Semakin besar investor menanamkan investasinya, maka
semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Bursa Efek Indonesia. Investor harus mampu memanajemen penggunaan
modal investasinya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
G. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan permasalahan dan tujuan
penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan beberapa hipotesis
sebagai berikut :
1. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel pengalaman investor
terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek
Indonesia.
2. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel lama menjual
sahamnya kembali terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi
saham di Bursa Efek Indonesia.
3. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan
saham terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa
Efek Indonesia.
4. Diduga ada pengaruh yang signifikan antara variabel jumlah modal
terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek
Indonesia.
5. Faktor jumlah modal saham diduga berpengaruh paling besar terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode diartikan sebagai suatu cara untuk mencari,
mengumpulkan dan menganalisa data guna mendapatkan kesimpulan yang sesuai
dengan tujuan penelitian.
Oleh karena itu suatu penelitian yang baik, pasti menggunakan langkah-
langkah metodelogis dalam pelaksanaannya. Ini dimaksudkan agar dapat
diperoleh data dan keterangan yang lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah kebenarannya.
Disamping itu, karena metodelogis berfungsi sebagai penuntun atau alat
dalam upaya unuk memahami suatu realitas sosial maka penggunaan metodelogis
penelitian disesuaikan dengan realitas sosial yang diteliti.
A. Bentuk Penelitian
Penelitian ini adalah bentuk penelitian lapangan, yang berarti data
utamanya adalah data primer yakni data yang diperoleh secara langsung dan
responden dengan media kuesioner. Sedangkan data sekunder yang diperoleh
dan beberapa instansi yang terkait adalah untuk mendukung data primer
tersebut.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di 7 perusahaan securities yang berada
di Kota Surakarta pada tahun 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
C. Tekhnik Pengumpulan data
1. Tekhnik Kuesioner
Yaitu mengumpulkan data dan informasi dengan cara menanyakan
secara langsung para investor saham guna melengkapi data yang
diperlukan dan telah tertulis dalam kuestioner.
2. Observasi atau pengamatan
Yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati secara
langsung keadaan umum cara melakukan transaksi (Trading) yang diteliti,
sehingga dapat diperoleh data seakurat mungkin.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka diarahkan untuk memperoleh landasan teori yang
berhubungan dengan penelitian ini. Dasar-dasar teori diperoleh dari
literature dan buku-buku lain yang mendukung penyelesaian masalah.
D. Tekhnik Pengambilan Sampel
Populasi atau Universe adalah jumlah dan keseluruhan objek yang
karakteristiknya hendak digunakan (Djarwanto, 1987: 107). Berdasarkan data
yang ada di seluruh Securities Saham di Surakarta per 30 September 2010
jumlah investor saham di Surakarta sebanyak 700 investor. Dengan demikian
jumlah populasi yang dalam penelitian ini adalah 700 investor.
Sampel adalah sebagai populasi yang berkarakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto,
1987: 108). Penentuan besar sampel pada penelitian ini didapatkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
menggunakan metode Slovin (Drs. Husain Umar, 1999: 78) dengan rumus
sebagai berikut :
η = 2Nε1N
+ ……………………………………………...(3.1)
Dimana :
η : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
ε2 : Tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang ditolerir
Dengan rumus di atas maka sampel yang didapat adalah sebagai
berikut :
η = 5 87, )10% x (7001
7002 =
+
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90 investor saham.
Tekhnik sampling adalah cara yang digunakan dalam pengambilan
sampel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik proporsional
random sampling, yakni pengambilan sampel secar acak dengan menggunakan
proporsi yang digunakan adalah jumlah investor saham di kota Surakarta.
E. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Definisi operasional masing-
masing variabel adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
1. Keberhasilan Investor
Dalam penelitian ini keberhasilan investor merupakan variabel
dependen. Keberhasilan investor didekati dengan pendekatan keuntungan
(capital gain) yang dihitung dari hasil penjualan kekayaan (asset) dalam
suatu portfolio. Variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah per bulan.
2. Pengalaman Investor
Pengalaman investor merupakan lamanya seorang investor dalam
menjalankan aktifitas investasinya sebagai investor saham diukur dalam
satuan tahun.
3. Lama Menjual Sahamnya Kembali
Lama menjual sahamnya kembali merupakan lamanya seorang
investor dalam memegang sahamnya dalam keadaan untuk mendapatkan
capital gain atau meminimalkan capital loss. Variabel ini diukur dalam
satuan hari.
4. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh
investor saham. Diukur dengan tahun sukses dalam satuan tahun.
5. Jumlah Modal
Jumlah modal adalah modal awal yang digunakan oleh investor
untuk memulai transaksinya di Bursa Efek Indonesia. Variabel ini di ukur
dalam satuan rupiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
F. Analisis Data
1. Metode analisis data
Di dalam penelitian ini akan digunakan analisis regresi berganda.
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
keberhasilan investor saham, maka digunakan model regresi berganda dan
dapat dirumuskan model fungsi sebagai berikut :
Y = f {X1, X2, X3, X4} Dimana :
Y : Keberhasilan investor/capital gain (dalam rupiah)
X1 : Pengalaman investor saham (dalam tahun)
X2 : lama menjual sahamnya kembali (dalam hari)
X3 : Tingkat Pendidikan (dalam tahun)
X4 : Jumlah Modal (dalam rupiah)
2. Alat Uji yang digunakan
Pada hipotesis tersebut kemudian dilakukan pengujian yang
meliputi uji statistik dan uji asumsi klasik.
a. Uji Statistik
1) Uji t
Uji t adalah pengujian untuk mengetahui signifikansi
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen,
dengan analisis sebagai berikut:
Hipotesis : Ho : b1 = 0
Ha : b1 ≠ 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Menentukan level of significant
Nilai of test
Daerah ditolak daerah ditolak
daerah diterima → t (α/2, N-k)
Gambar III.1 Uji t Sumber : Supriyanto dan Susilo, 2007
Ho diterima jika : -t(α/2, N-k) ≤ t (2/2, N-k)
Ho ditolak jika : t > t (α/2, N-k) atau t < -t (α/2, N-k)
Dimana: α : derajat signifikansi
N :jumlah sampel
K :banyaknya parameter
Jika H0 diterima, maka koefisien regresi tidak signifikan pada
tingkat α
Jika H0 ditolak, maka koefisien regresi signifikan pada tingkat α
Perhitungan nilai t :
Se
bi t (bi)
= ……………………….....(3.2)
Dimana bi : Koefisien regresi
Se(bi) : Standar error koefisien regresi
2) Analisis koefisiensi determinasi berganda (R2)
Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa jauh
variasi variabel bebas atau independent variabel dapat
menerangkan dengan baik variabel terkait atau dependen variabel.
Hal ini dapat dilihat dan nilai R2nya. Analisis koefisien determinasi
berganda mempunyai ketentuan sebagai berikut: Jika R2 mendekati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
0, maka variabel yang dipilih tidak dapat menerangkan variabel
terkaitnya dan jika R2 mendekati 1, maka variabel bebas yang
dipilih dapat menerangkan dengan baik variabel terkaitnya:
Formula penguji adalah sebagai berikut;
yiei-1
TR
-1 TE
2
2
SS
SS
SS
SS
ΣΣ
== ………………………..…...(3.3)
ESS : Explain Sum Of Square
RSS : Residual Sum Of Squre
TSS : Total Sum Of Square
3) Pengujian secara serentak ( Uji F-test)
Uji F ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel terkait.
Tahap Pengujiannya adalah sebagai berikut:
Hipotesa : Ho = b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0
Ha = b1, b2, b3, b4, b5, b6 ≠ 0
Fhitung : F = ( )( )( ) k-N R-1
1-K
R2
2 …………………………….(3.4)
R2 : Koefisien determinasi berganda
N : Banyaknya observasi
k : Banyaknya parameter total yang diperkirakan
F-tabel ditentukan level of signifikan (α = 0,05) dengan (N-k, k-1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dimana : F : F hitung
Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak (semua
koefisien regresi secara bersama-sama tidak signifikan pada tingkat
α)
Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima (semua
koefisien regresi secara bersama-sama signifikan pada tingkat α).
b. Uji asumsi klasik
1) Multikolinearitas
Untuk mengetahui hubungan antara beberapa atau semua
variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model
tersebut terdapat multikolinearitas maka model tersebut memiliki
kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat
ditaksir dengan ketepatan tinggi. Cara pengujiannya adalah dengan
menggunakan uji Variance Inflation Faktor (VIF) yang dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
VIF = 1 / Tolerance ………………………………………..(3.5)
Jika VIF lebih besar dari 5, maka antar variabel bebas (independent
variabel) terjadi persoalan multikolinearitas (Imam Ghozali, 2004).
2) Heteroskedastisitas
Untuk menguji apakah variabel pengganggu mempunyai
varian yang sama. Cara untuk mengujinya adalah dengan metode
Glejser, yaitu dengan meregresi nilai residual mutlak dengan
variabel independent, sehingga persamaannya sebagai berikut:
|Ut| = α + βXt + vt …………………………………….(3.6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Kemudian selanjutnya dilakukan uji t.
Jika signifikan, maka terjadi masalah Heteroskedastisitas.
Jika tidak signifikan, maka tidak terjadi masalah
Heteroskedastisitas.
3) Autokorelasi
Untuk mengetahui adanya autokorelasi antara variabel
gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien dalam sampel kecil
maupun sampel besar. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi
adalah dengan percobaan Durbin-Watson (d-test), dimana prosedur
Durbin Watson test adalah sebagai berikut:
Menghitung nilai d dengan menggunakan rumus:
d =
12
1-ci
ei
ei-12
Σ
Σ …………………………….(3.7)
Dengan R tertentu dan jumlah variabel tertentu mencari dl
dan du dalam tabel Durbin-Watson
Hipotesis :
D<dl : H0 ditolak
d>4-dl : H0 ditolak
du<d<4-du : H0 diterima
dl ≤ d ≤ du atau 4-du ≤ d ≤ 4-dl : pengujian tidak meyakinkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tidak ada
Auto korelasi Ragu korelasi Ragu Auto korelasi positif ragu ragu negatif 0 df du 4-du 4-dl 4
Gambar III.2 Uji Durbin Watson
Sumber : Djarwanto dan Pangestu, 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Surakarta
1. Aspek Geografis
Kota Surakarta merupakan sebuah daratan rendah yang terletak di
cekungan lereng Pegunungan Lawu dan Pegunungan Merapi dengan
ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Posisi Kota Surakarta
terletak diantara 110 45’ 15” – 110 45’ 35” Bujur Timur dan 70’ 36” – 70’
56” Lintang Selatan. Suhu udara maksimum adalah 32,5 derajat Celsius
sedangkan suhu udara minimum adalah 21,9 derajat Celsius. Rata-rata
tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara berkisar
antara 69% sampai dengan 86%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah
angin 240 derajat. Solo memiliki iklim tropis, musim hujan dan musim
kemarau bergantian sepanjang 6 bulan tiap tahunnya. Bulan Desember
adalah bulan dimana hari hujan terbanyak jatuh dengan jumlah hari hujan
sebanyak 27 hari sedangkan curah hujan sebesar 1.025,8 mm.
Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh tiga buah sungai besar,
yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan
Solo adalah sungai terbesar, dimana pada jaman dahulu dikenal sebagai
lalu lintas perdagangan. Kota Surakarta memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
Sebelah timur : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Sebelah barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar
Sebelah selatan : Kabupaten Sukoharjo.
Luas wilayah kota Surakarta adalah 130 km2, yang secara
administratif terbagi menjadi lima kecamatan. Kelima kecamatan tersebut
adalah Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan
Banjarsari yang terbagi atas 51 kelurahan. Jumlah RW yang tercatat
sebanyak 592 dan jumlah RT sebanyak 2.644, dengan jumlah kepala
keluarga (KK) sebesar 127.742 KK maka jumlah KK setiap RT rata-rata
sebesar 48 KK.
Gambaran luas wilayah, jumlah penduduk, rasio jenis kelamin,
tingkat kepadatan,dan pembagian administrasi di Kota Surakarta Tahun
2008, dapat dilihat pada tabel IV.1 berikut :
Tabel IV.1 Gambaran Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin, Tingkat
Kepadatan, dan Pembagian Administrasi di Kota Surakarta Tahun 2008
Kecamatan Luas wilayah (km2)
Jumlah penduduk Rasio jenis kelamin
Tingkat kepadatanLaki-laki Perempuan Jumlah
Laweyan 8,63 54.164 55.766 109.930 97,13 12.723 Serengan 3,19 31.263 63.558 63.558 96,80 19.899
Pasar Kliwon 4,82 43.172 44.808 87.980 96,35 18.272 Jebres 12,58 70.466 71.826 142.292 98,11 11.311
Banjarsari 14,81 80.259 81.834 162.093 98,08 10.945
JUMLAH 44,04 279.324 286.529 565.853 97,49 12.849
Sumber : BPS Kota Surakarta Menurut tabel diatas, Kecamatan Banjarsari memiliki luas wilayah
terbesar yaitu 14,81 km2 serta jumlah penduduk terbesar yaitu sebesar
162.093 orang, sedangkan yang memiliki luas wilayah dan jumlah
penduduk terkecil adalah Kecamatan Serengan masing-masing sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3,19 km2 dan 63.558 orang. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat
di kecamatan Serengan yaitu 19.899 jiwa/km.
2. Aspek Demografis
Penduduk adalah salah satu unsur penting dalam terbentuknya
suatu negara. Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah
penduduk sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif bagi
terwujutnya pembangunan.
Besar jumlah penduduk Kota Surakarta setiap tahunnya selalu
berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena adanya kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk. Berdasarkan data yang ada, maka perkembangan
penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.2 Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin
Tahun 1995-2008
Tahun Jenis Kelamin Jumlah Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
1995 249.084 267.510 516.594 93,11 2000 238.158 252.056 490.214 94,49 2003 242.591 254.056 497.234 95,27 2004 249.278 261.433 510.711 95,35 2005 250.868 283.672 523.540 88,44 2006 254.259 258.639 512.898 98,31 2007 246.132 269.240 515.372 91,42 2008 247.245 275.690 522.935 89,68
Sumber : BPS Kota Surakarta Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Surakrta
tidak selalu mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Misalnya pada tahun
2006, jumlah penduduk justru mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya yaitu sebesar 523.540 jiwa tahun 2005 menjadi 512.898 jiwa
pada tahun 2006. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
kematian dan perpindahan penduduk ke luar kota. Sedangkan kenaikan
jumlah penduduk biasanya disebabkan oleh kelahiran dan migrasi
penduduk ke dalam Kota Surakarta.
Selanjutnya jumlah penduduk menurut dewasa, anak-anak dan
jenis kelamin akan tersaji pada tabel berikut.
Tabel IV.3 Penduduk Kota Surakarta Menurut Dewasa, Anak dan Jenis Kelamin
Tahun 2008
Kecamatan Dewasa Anak
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laweyan 42.282 43.981 11.882 12.300 Serengan 14.283 15.120 10.701 10.743 Pasar Kliwon
31.204 34.566 11.968 10.242
Jebres 51.718 52.527 18.748 22.811 Banjarsari 41.731 44.203 38.528 37.631 Jumlah 181.218 190.397 91.827 93.727
Sumber : BPS Kota Surakarta
Penduduk Kota Surakarta berjenis kelamin perempuan lebih
banyak yaitu 284.142 jiwa dibanding laki-laki yaitu 273.045 jiwa.
Penduduk dewasa juga lebih banyak dari pada anak-anak.
3. Aspek Sosial ekonomi
a. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan
Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan yang sedang dan
telah ditempuh, yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pendidikan
formal.
Berdasarkan tabel IV.4 jumlah penduduk Kota Surakarta paling
banyak adalah tamat SMA yaitu 83.364 orang, sedangkan jumlah
terkecil adalah penduduk tidak sekolah yaitu 12.468 orang. Jadi dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Surakarta sudah
berpendidikan.
Tabel IV.4 Banyaknya Penduduk Usia 5 Tahun Ke atas Menurut Tingkat Pendidikan
di Kota Surakarta Tahun 2008 Tingkat
Pendidikan Kecamatan
Laweyan Serengan Pasar Kliwon Jebres Banjarsari JumlahTamat PT
9.311 3.113 6.970 5.756 10.489 35.639
Tamat SMA
23.280 10.205 19.199 18.455 12.225 83.364
Tamat SMP
20.772 11.493 18.565 23.095 27.426 101.351
Tamat SD
19.316 12.886 15.695 22.199 28.022 98.118
Tidak Tamat SD
7.663 2.813 6.354 16.182 11.039 44.051
Belum Tamat SD
10.481 4.297 11.174 16.810 24.037 66.799
Tidak Sekolah
4.135 1.278 1.084 18.858 6.837 32.192
Jumlah 91.849 46.085 79.041 121.451 138.064 476.490Sumber : BPS Kota Surakarta
b. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota
Surakarta tahun 2008 jumlah lapangan pekerjaan yang ditekuni
penduduk ada berbagai macam, diantaranya yakni; petani, buruh tani,
pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, angkutan, pns,
pensiunan dan lain sebagainya.
Mata pencaharian penduduk Kota Surakarta terbanyak sebagai
buruh industri karena banyaknya industri yang berdiri di Surakarta
sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di sektor tersebut. Selain
itu mata pencarian penduduk Surakarta yang banyak di tekuni seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
buruh bangunan, pedagang, dan pns sehingga masyarakat
berpenghasilan kecil dan menengah masih banyak terdapat di Kota
Surakarta, seperti yang disajikan pada tabel IV.5 sebagai berikut.
Tabel IV.5 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kota Surakarta
Tahun 2008 Mata
Pencaharian Kecamatan
Laweyan Serengan Pasar kliwon Jebres Banjarsari Kota
Petani Sendiri 38 - - 81 337 456 Buruh Tani 32 - - - 397 429 Pengusaha 964 1.124 2.237 1.119 2.810 8.254 Buruh Industri 16.421 5.264 8.894 17.653 21.802 70.034 Buruh Bangunan 12.648 4.372 7.589 16.534 21.616 62.759 Pedagang 5.387 3.713 7.751 4.478 11.045 32.374 Angkutan 2.154 1.726 4.051 1.627 6.218 15.776 PNS/POLRI/TNI 5.027 1.207 3.333 7.167 9.590 26.424 Pensiunan 3.711 647 1.826 8.637 73.862 22.683 Lain-lain 37.644 17.166 16.611 49.155 41.714 163.290Jumlah 83.726 35.319 52.292 106.451 123.391 401.179
Sumber : BPS Kota Surakarta
c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi
suatu daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukan dengan harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada tiap tahun.
Perkembangan PDRB Kota Surakarta tahun 2007 – 2008 atas
dasar harga berlaku dapat dilihat pada tabel PDRB menurut lapangan
usaha atas dasar harga berlaku yang diambil dari Surakarta Dalam
Angka 2008.
PDRB Kota Surakarta mengalami kenaikan dari tahun 2007
sebesar 6.909.094,57 menjadi 7.901.886,06 pada tahun 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Lapangan usaha yang mempunyai kontribusi besar dalam PDRB kota
Surakarta berasal dari sektor industri serta perdagangan, hotel dan
restoran, hal ini disebabkan karena Surakarta tergolong sebagai daerah
perkotaan yang sebagian besar perkonomiaannya didominasi oleh
sektor industri serta perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel IV.6 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan 2000 Kota Surakarta Tahun 2007-2008 (Jutaan Rupiah)
Lapangan Usaha Tahun 2007 2008
Pertanian 4.259,39 4.726,23 Penggalian 2.525,78 2.945,24 Industri pengolahan 1.681.790,25 1.838.499,70 Listrik, Gas, dan Air bersih
186.120,50 203.337,92
Bangunan 924.664,68 1.140.846,43 Perdagangan, Hotel, dan restoran
1.711.786,42 1.984.698,20
Pengangkutan dan Komunikasi
802.106,24 884.951,75
Keuangan, Persewaan, dan jasa Perusahaan
763.887,99 863.951,75
Jasa - jasa 831.953,32 977.959,30 PDRB 6.909.094,57 7.901.886,06 Penduduk Pertengahan Tahun (orang)
515.372 522.935
PDRB perkapita 13.406.034,03 15.110.646,75 Sumber : BPS Kota Surakarta
B. Karakteristik Sampel
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini berdasarkan
kriteria investor saham di Surakarta. Cara untuk mengumpulkan data dengan
mengadakan tatap muka secara langsung yakni dengan wawancara berstruktur
adalah wawancara yang jenis dan urutannya dari sejumlah pertanyaannya
sudah disusun sebelumnya. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh
hasil deskripsi responden sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel IV.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 65 72,2% 2 Perempuan 25 27,8%
Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari responden yang berjumlah 90 orang yang berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 65 orang atau 72,2% dari jumlah keseluruhan.
Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan berjumlah 25 orang atau 27,8%
dari jumlah responden. Hal ini menunjukkan laki-laki mendominasi dalam
berinvestasi saham dibandingkan dengan perempuan.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
kepada responden, maka klasifikasi responden menurut kelompok tingkat
usia dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Persentase (%)
1 ≤ 20 tahun 1 1,1 2 21 – 30 tahun 41 45,6 3 31 – 40 tahun 24 26,7 4 41 – 50 tahun 15 16,7 5 > 50 tahun 9 10,0
Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar dari
investor adalah mereka yang berumur antara 21 – 30 tahun yang
berjumlah 41 responden atau 45,6% dari jumlah keseluruhan. Sementara
itu pada posisi kedua diduduki oleh responden yang berusia antara 31 – 40
tahun sebanyak 24 orang atau 26,7%. Posisi ketiga adalah responden yang
berusia 41 – 50 tahun sebanyak 15 atau 21,88%. Posisi kempat adalah
responden yang berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 9 atau 10,0%. Posisi
kelima adalah responden yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 1
atau 1,1%.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden, maka
didapat komposisi responden menurut tingkat pendidikan, sebagai berikut:
Tabel IV.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1 SMP 2 2,2% 2 SMA 19 21,1% 3 Diploma 13 14,4% 4 Sarjana 52 57,8% 5 Pascasarjana 4 4,4%
Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang berada pada
tingkat pendidikan sarjana merupakan kelompok terbanyak yaitu
berjumlah 52 orang atau 57,8% dari keseluruhan jumlah responden.
Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang berada pada tingkat
pendidikan Diploma sebanyak 13 orang atau 14,4%. Posisi ketiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
ditempati oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebayak 19
orang atau 21,1%. Posisi keempat ditempati mereka yang berada pada
tingkat pendidikan Pascasarjana dan terakhir ditempati oleh tingkat
pendidikan SMP sebanyak 2 orang atau 2,2%.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel IV.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Dokter 1 1,1% 2 Guru 1 1,1% 3 Pegawai Negeri 3 3,3% 4 Pegawai BUMN 6 6,7% 5 Pegawai Swasta 48 53,3% 6 Wiraswasta 16 17,8% 7 Mahasiswa 6 6,7% 8 Ibu Rumah Tangga 7 7,8% 9 Lainnya 2 2,2%
Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar dari
investor adalah mereka yang bekerja pegawai swasta yang berjumlah 48
responden atau 53,3% dari jumlah keseluruhan. Sementara itu pada posisi
kedua diduduki oleh responden yang bekerja wiraswasta sebanyak 16
orang atau 17,8%. Posisi ketiga adalah responden ibu rumah tangga
sebanyak 7 atau 7,8%. Posisi selanjutnya adalah responden pegawai
BUMN dan mahasiswa masing-masing sebanyak 6 atau 6,7%. Kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
adalah responden yang bekerja pegawai negeri, guru, dokter dan lainnya
masing-masing sebanyak 3, 1, 1 dan 2 atau 3,3%, 1,1%, 1,1% dan 2,2%.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel IV.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
No Penghasilan Frekuensi Persentase (%) 1 < 5 juta 63 70,0% 2 6 - 10 juta 14 15,6% 3 11 - 15 juta 2 2,2% 4 > 20 juta 11 12,2%
Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang
berpenghasilan <5 juta merupakan kelompok terbanyak yaitu berjumlah 63
orang atau 70,0% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada
urutan kedua adalah mereka yang berpenghasilan 6-10 juta sebanyak 14
orang atau 15,6%. Posisi ketiga ditempati oleh mereka yang memiliki
penghasilan diatas 20 juta sebayak 11 orang atau 12,2%. Posisi keempat
ditempati mereka yang memiliki penghasilan 11-15 juta sebanyak 2 orang
atau 2,2%.
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Penghasilan
Deskripsi alokasi penghasilan responden dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tabel IV.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Alokasi Penghasilan
No Untuk Kebutuhan Sehari-hari (%)
Untuk Investasi
(%) Frekuensi Persentase
(%)
1 20,00 80,00 4 4,4% 2 25,00 75,00 1 1,1% 3 30,00 70,00 4 4,4% 4 40,00 60,00 1 1,1% 5 50,00 50,00 24 26,7% 6 60,00 40,00 6 6,7% 7 65,00 35,00 1 1,1% 8 70,00 30,00 20 22,2% 9 75,00 25,00 3 3,3% 10 80,00 20,00 17 18,9% 11 85,00 15,00 4 4,4%
Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah
mereka mengalokasikan 50% (kebutuhan sehari-hari) dan 50% (investasi)
yang berjumlah 24 responden atau 26,7% dari jumlah keseluruhan.
Sementara itu jumlah terkecil responden adalah mengalokasikan 25%
(kebutuhan sehari-hari) dengan 75% (investasi), 40% (kebutuhan sehari-
hari) dengan 60% (investasi) dan 65% (kebutuhan sehari-hari) dengan
35% (investasi) masing-masing sebanyak 1 orang atau 1,1%.
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Ketika Mendengar Kata
“Saham”
Deskripsi responden yang teringat ketika mendengar kata “saham”
dapat dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel IV.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Ketika Mendengar
Kata “Saham”
No Yang Teringat Ketika Mendengar Kata “Saham” Persentase (%)
1 Untung 15,1% 2 Rugi 6,4% 3 Susah 2,9% 4 Mudah 2,3% 5 Mahal 1,2% 6 Spekulatif 33,1% 7 Eksekutif 3,5% 8 Eksklusif 2,9% 9 Menarik 17,4% 10 Aman 5,8% 11 Modal Besar 8,7%
Total 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah
mereka yang teringat ”spekulatif” ketika mendengar kata ”saham” yaitu
sejumlah 33,1% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya mereka yang
teringat ”menarik” ketika mendengar kata ”saham” yaitu sejumlah 17,4%
dari jumlah keseluruhan. Sementara itu jumlah terkecil responden adalah
mereka yang teringat ”mahal” ketika mendengar kata ”saham” yaitu
sejumlah 1,2% dari jumlah keseluruhan.
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Mendapat Informasi Saham
Deskripsi responden berdasarkan asal informasi saham dapat dilihat
pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel IV.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Mendapat Informasi Saham
No Asal Mendapat Informasi Saham Persentase (%)
1 Pojok BEJ di Universitas 8,3% 2 Perusahaan Efek (Broker) 42,2% 3 Perusahaan Tercatat (Emiten) 0,9% 4 Media Masa 15,6% 5 Media Internet 17,4% 6 Dari Orang Lain 15,6%
Total 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah
mereka yang mendapat informasi saham dari perusahaan efek (broker)
yaitu sejumlah 42,2% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya mereka yang
mendapat informasi saham dari media internet yaitu sejumlah 17,4% dari
jumlah keseluruhan. Sementara itu jumlah terkecil responden adalah
mereka yang mendapat informasi saham dari perusahaan tercatat (emiten)
yaitu sejumlah 0,9% dari jumlah keseluruhan.
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Bahwa Investasi Saham
Merupakan Pekerjaan Sampingan
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai investasi saham
merupakan pekerjaan sampingan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.15 Karakteristik Responden Berdasarkan Bahwa Investasi Saham
Merupakan Pekerjaan Sampingan
No Investasi Saham Merupakan Pekerjaan Persentase (%)
1 Ya 94,5% 2 Tidak 5,5%
Total 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden sebagian besar
menganggap investasi saham merupakan pekerjaan sampingan yaitu
sejumlah 94,5% dari jumlah keseluruhan. Sedangkan hanya sedikit
responden yang menganggap investasi saham bukan merupakan pekerjaan
sampingan yaitu sejumlah 5,5% dari jumlah keseluruhan.
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Kriteria Saham yang
Menjadi Pilihan
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai investasi
saham merupakan pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.16 Karakteristik Responden Berdasarkan Saham yang Dipilih
No Kriteria Saham yang Dipilih Persentase (%) 1 Saham LQ 45 81,1% 2 Saham Non LQ 45 18,9%
Total 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden sebagian besar
saham jenis LQ 45 yaitu sejumlah 81,1% dari jumlah keseluruhan.
Selanjutnya mereka yang memilih jenis non LQ 45 yaitu sejumlah 18,9%
dari jumlah keseluruhan dan terlihat bahwa investor lebih suka memilih
saham jenis LQ 45 daripada menginvestasikan dananya ke jenis saham non
LQ 45.
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Komposisi Investasi Jika
Memiliki Dana Lebih
Deskripsi responden berdasarkan komposisi investasi jika memiliki
dana lebih dapat dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel IV.17 Karakteristik Responden Berdasarkan Komposisi Investasi Jika Memiliki Dana Lebih
No Komposisi (%)
Asset Fisik Finansial Tabungan Frekuensi
(orang) Persentase
(%) Frekuensi
(orang) Persentase
(%) Frekensi (orang)
Persentase(%)
1 5 % 2 2,2 % 3 3,3 % 1 1,1 % 2 10 % 6 6,7 % 4 4,4 % 6 6,7 % 3 15 % - - 3 3,3 % 3 3,3 % 4 20 % 5 5,6 % 16 17,8 % 18 20 % 5 25 % 6 6,7 % 19 21,1 % 20 22,2 % 6 30 % 14 15,6 % 29 32,2 % 14 15,6 % 7 35 % 3 3,3 % - - 2 2,2 % 8 40 % 11 12,2 % 7 7,8 % 5 5,6 % 9 45 % 1 1,1 % - - 1 1,1 % 10 50 % 37 41,1 % 7 7,8 % 14 15,6 % 11 60 % 2 2,2 % 1 1,1 % 1 1,1 % 12 70 % 2 2,2 % - - - - 13 80 % - - 1 1,1 % 3 3,3 % 14 85 % - - - - 2 2,2 % 15 90 % 1 1,1 % - - - -
Total 90 100 % 90 100 % 90 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden sebagian besar
yang memilih asset fisik terbanyak pada komposisi 50 yaitu sejumlah
41,1% dari jumlah keseluruhan. Selanjutnya mereka yang memilih asset
finansial terbanyak pada komposisi 30 yaitu sejumlah 32,2% dari jumlah
keseluruhan. dan terlihat bahwa investor yang memilih tabungan terbanyak
pada komposisi 25 yaitu sejumlah 22,2% dari jumlah keseluruhan.
12. Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Investasi Pada Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai alasan
investasi pada saham dapat dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Tabel IV.18 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Investasi Pada Saham
No Alasan Investasi Pada Saham Frekuensi Persentase(%)
1 Mengharapkan capital gain 69 51,1 % 2 Mengharapkan dividen sebagai tabungan 22 16,3 % 3 Untuk masa depan 44 32,6 %
Total 135 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang
mengharapkan capital gain merupakan kelompok terbanyak yaitu
berjumlah 69 orang atau 51,1% dari keseluruhan jumlah responden.
Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang memiliki alasan untuk
masa depan sebanyak 44 orang atau 32,6%. Posisi ketiga ditempati oleh
mereka yang mengharapkan dividen sebagai tabungan sebayak 22 orang
atau 16,3%.
13. Karakteristik Responden Berdasarkan Kendala Terbesar Dalam
Investasi Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai kendala
terbesar dalam investasi saham dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.19 Karakteristik Responden Berdasarkan Kendala Terbesar Dalam
Investasi Saham
No Kendala Frekuensi Persentase (%)
1 Investasi saham sulit dipahami 33 26,2 % 2 Tidak mengetahui cara untuk
berinvestasi saham 12 9,5 %
3 Tidak tahu cara mengelola resiko saham 60 47,6 % 4 Lokasi perusahaan efek sulit dijangkau 9 7,1 % 5 Investasi saham berkesan tidak
bersahabat 12 9,5 %
Total 126 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang tidak tahu
cara mengelola resiko saham merupakan kelompok terbanyak yaitu
berjumlah 60 orang atau 47,6% dari keseluruhan jumlah responden.
Sedangkan pada urutan kedua adalah mereka yang memiliki kendala
bahwa investasi saham sulit dipahami sebanyak 33 orang atau 26,2% dari
seluruh jumlah responden. Posisi ketiga ditempati oleh mereka yang tidak
mengetahui cara untuk berinvestasi saham sebanyak 12 orang atau 9,5%
dan mereka yang beranggapan bahwa investasi saham berkesan tidak
bersahabat sebanyak 12 orang atau 9,5%. Selanjutnya yang terakhir adalah
mereka yang mempunyai kendala lokasi perusahaan efek yang sulit
dijangkua sebanyak 9 orang atau 7,1% dari keseluruhan jumlah responden.
14. Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Pengambilan Keputusan
dalam Pembelian dan Penjualan Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai cara
pengambilan keputusan dalam pembelian dan penjualan saham dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel IV.20 Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Pengambilan Keputusan
Pembelian dan Penjualan Saham
No Kendala Frekuensi Persentase (%)
1 Murni keputusan sendiri 58 59,8 % 2 Mengikuti keputusan orang lain 3 3,1 % 3 Berdasarkan masukan dari sekuritas 36 37,1 %
Total 97 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang dalam
mengambil keputusan dalam pembelian dan penjualan saham murni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
keputusan sendiri merupakan kelompok terbanyak yaitu berjumlah 58
orang atau 59,8% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada
urutan kedua adalah mereka yang dalam mengambil keputusan dalam
pembelian dan penjualan saham berdasarkan masukan dari sekuritas
sebanyak 36 orang atau 37,1% dari seluruh jumlah responden. Posisi
ketiga ditempati oleh mereka yang dalam pembelian dan penjualan saham
mengikuti keputusan orang lain sebanyak 3 orang atau 3,1% dari
keseluruhan jumlah responden.
15. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Investor Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai lama menjadi
investor saham dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.21 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Investor Saham
No Lama menjadi investor saham Frekuensi Persentase (%)
1 < 1 tahun 33 36,7 % 2 1 - < 2 tahun 28 31,1 % 3 2 - < 3 tahun 9 10 % 4 3 - < 4 tahun 5 5,6 % 5 4 - < 5 tahun 5 5,6 % 6 ≥ 5 tahun 10 11,1 %
Total 90 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden responden terbesar
adalah mereka yang lama menjadi investor < 1 tahun sebanyak 33 orang
atau 36,7% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada urutan
kedua adalah mereka yang lama menjadi investor 1 - < 2 tahun sebanyak 28
orang atau 31,1 %. Urutan ketiga mereka yang lama menjadi investor > 5
tahun sebanyak 10 orang atau 11,1%. Selanjutnya mereka yang lama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
menjadi investor 3 - < 4 tahun dan 4 - < 5 tahun masing-masing sebanyak 5
orang atau 5,6 %. Dan ≥ 5 tahun sebanyak 10 orang atau 11,1%.
16. Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Untuk Investasi Saham
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai modal untuk
investasi saham dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.22 Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Untuk Investasi Saham
No Modal untuk investasi saham Frekuensi Persentase (%)
1 < 10 juta 25 27,8 % 2 10 - < 20 juta 32 35,6 % 3 20 - < 30 juta 10 11,1 % 4 30 - < 40 juta 5 5,6 % 5 ≥ 40 juta 18 20 %
Total 90 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah
mereka yang memiliki modal untuk investasi saham 10 - < 20 juta sebanyak
32 orang atau 56,6% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada
urutan kedua adalah mereka yang memiliki modal untuk investasi saham <
10 juta sebanyak 25 orang atau 27,8%. Urutan ketiga mereka yang memiliki
modal untuk investasi saham > 50 juta sebanyak 18 orang atau 20%.
Selanjutnya urutan keempat mereka yang memiliki modal untuk investasi
saham 20 - < 30 juta sebanyak 10 orang atau 11,1%. Dan urutan kelima
adalah mereka yang memiliki modal untuk investasi saham 30 - < 40 juta
sebanyak 5 orang atau 5,6%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
17. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjual Saham Kembali
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai lama menjual
saham kembali dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel IV.23 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjual Saham Kembali
No Lama menjual saham kembali Frekuensi Persentase (%)
1 1 hari 8 8,9 % 2 2 – 7 hari 37 41,1 % 3 8 – 30 hari 24 26,7 % 4 31 – 90 hari 16 17,8 % 5 > 90 hari 5 5,6 %
Total 90 100 % Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah
mereka yang lama menjual saham kembali dalam waktu 2-7 hari sebanyak
37 orang atau 41,1% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan pada
urutan kedua adalah mereka yang lama menjual saham kembali dalam
waktu 8-30 hari sebanyak 24 orang atau 26,7%. Urutan ketiga mereka yang
lama menjual saham kembali dalam waktu 30-90 hari sebanyak 16 orang
atau 17,8%. Selanjutnya urutan keempat mereka yang lama menjual saham
kembali dalam waktu 1 hari jebanyak 8 orang atau 8,9%. Dan urutan kelima
adalah mereka yang lama menjual saham kembali dalam waktu 91-365 hari
sebanyak 5 orang atau 5,6% dari jumlah keseluruhan responden.
18. Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Rata-rata Keuntungan
Satu Bulan
Deskripsi responden berdasarkan tanggapan mengenai besar rata-rata
keuntungan satu bulan dapat dilihat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Tabel IV.24 Karakteristik Responden Berdasarkan Besar Rata-rata Keuntungan
Satu Bulan
No Rata-rata keuntungan Frekuensi Persentase (%)
1 < 1 juta 32 35,6% 2 1 - < 5 juta 46 51,1% 3 5 - < 10 juta 10 11,1% 4 ≥ 10 juta 2 2,2%
Total 90 100% Sumber: Data primer diolah, 2010.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dengan keuntungan
rata-rata dalam satu bulan 1 - < 5 juta merupakan kelompok terbanyak
dengan jumlah 46 orang atau 51,1% dari keseluruhan jumlah responden.
Kemudian urutan kedua adalah mereka yang keuntungan rata-rata satu bulan
< 1 juta sebanyak 32 orang atau 35,6%. Urutan ketiga adalah mereka yang
keuntungan rata-rata satu bulan 5 - < 10 juta sebanyak 10 orang atau 11,1%.
Dan yang keempat adalah mereka yang keuntungan rata-rata satu bulan < 20
juta atau 2,2% dari jumlah keseluruhan.
C. Analisis Data
1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menjawab permasalahan dan pengujian hipotesis yang ada
pada penelitian ini perlu dilakukan analisis statistik terhadap data yang
telah diperoleh. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda
menggunakan bantuan komputer program Eviews 6 diperoleh hasil
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Tabel IV.25 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.343464 0.395164 0.869168 0.3872X1 0.121740 0.051929 2.344347 0.0214X2 0.168594 0.070381 2.395452 0.0188X3 0.075173 0.075684 0.993250 0.3234X4 0.154461 0.060920 2.535464 0.0131
R-squared 0.339681 Mean dependent var 1.822222Adjusted R-squared 0.308608 S.D. dependent var 0.801372S.E. of regression 0.666341 Akaike info criterion 2.079922Sum squared resid 37.74087 Schwarz criterion 2.218801Log likelihood -88.59650 Hannan-Quinn criter. 2.135926F-statistic 10.93144 Durbin-Watson stat 1.939484Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Data primer diolah, 2010.
Persamaan regresi yang diperoleh dari hasil pengujian tersebut adalah:
Y = 0.343 + 0,122 X1 + 0,168 X2 + 0,075 X3 + 0,154 X4 + Ut
Keterangan :
Y = Keberhasilan Investor
X1 = Pengalaman investor saham
X2 = Lama menjual sahamnya kembali
X3 = Tingkat pendidikan
X4 = Jumlah modal
2. Uji Statistik
a. Uji t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-
masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel dependen.
Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
pada tingkat 0,05 dengan nilai signifikan hasil uji t, jika nilai
signifikan uji t lebih kecil dari batas signifikan 0,05 maka nilai
koefisien regresi variabel mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
1) Variabel Pengalaman Investor
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai probabilitas t
statistik variabel pengalaman investor sebesar 0,0214 yang berarti
signifikan pada tingkat signifikan 5% ( 0,05 ). Oleh karena itu
variabel pengalaman investor dikatakan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham
di Bursa Efek Indonesia.
2) Variabel Lama Menjual Sahamnya Kembali
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai probabilitas t
statistik variabel lama menjual sahamnya kembali sebesar 0,0188
yang berarti signifikan pada tingkat signifikan 5% ( 0,05 ). Oleh
karena itu variabel lama menjual sahamnya kembali dikatakan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
3) Variabel Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai probabilitas t
statistik variabel tingkat pendidikan sebesar 0,3234 yang berarti
tidak signifikan pada tingkat signifikan 5% ( 0,05 ). Oleh karena
itu variabel tingkat pendidikan dikatakan tidak memiliki pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
yang signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi
saham di Bursa Efek Indonesia.
4) Variabel Jumlah Modal
Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai probabilitas t
statistik variabel tingkat pendidikan sebesar 0,0131 yang berarti
signifikan pada tingkat signifikan 5% ( 0,05 ). Oleh karena itu
variabel jumlah modal dikatakan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham
di Bursa Efek Indonesia.
b. Uji F
Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diketahui hasil uji F
(uji Fisher) digunakan untuk menguji signifikansi model regresi.
Tujuan dari uji F ini adalah untuk membuktikan secara statistik bahwa
keseluruhan koefisien regresi yang digunakan dalam analisis ini
signifikan. Apabila nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)
maka model regresi signifikan secara statistik. Dari hasil pengujian
diperoleh nilai F hitung sebesar 10,931 dengan signifikansi sebesar
0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), berarti
bahwa model regresi dengan variabel pengalaman investor, lama
menjual saham kembali, tingkat pendidikan, tingkat modal signifikan
secara statistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
c. Nilai Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien determinasi diperlukan untuk mengetahui berapa
persen variasi variabel-variabel bebas yang ada dalam model, dalam
hal ini pengalaman investor, lama menjual saham kembali, tingkat
pendidikan, dan tingkat modal dapat menjelaskan variabel dependen
yaitu keberhasilan investor dalam berinvestasi saham. Berdasarkan
tabel IV.25 diperoleh hasil bahwa nilai adjusted R Square sebesar
0,308 yang berarti 31% variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel-variabel bebas. sedangkan sisanya sebesar 69% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Besarnya variabel independen yang signifikan yaitu
pengalaman investor (0.0214), lama menjual sahamnya kembali
(0,0188), jumlah modal (0,0131), terhadap variabel dependennya yaitu
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham. Sedangkan Besarnya
variabel independen yang tidak signifikan yaitu tingkat pendidikan
(0,3234) terhadap variabel dependennya yaitu keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham.
Besarnya pengaruh variabel bebas yaitu pengalaman investor,
lama menjual sahamnya kembali, tingkat pendidikan dan jumlah
modal terhadap keberhasilan investor sebagai variabel dependen,
ditunjukkan oleh besarnya koefisien regresi dari masing-masing
variabel bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Jika X1, X2, X3, dan X4 nilainya = 0 maka nilai Y = 0,343464.
Koefisien regresi sebesar 0,122 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu skor atau nilai Pengalaman investor saham (X1)
dapat meningkatkan nilai atau skor keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham sebesar 0,122.
Koefisien regresi sebesar 0,168 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu skor atau nilai lama menjual sahamnya (X2) dapat
meningkatkan nilai atau skor keberhasilan investor dalam berinvestasi
saham sebesar 0,168.
Koefisien regresi sebesar 0,075 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu skor atau nilai tingkat pendidikan (X3) dapat
meningkatkan nilai atau skor keberhasilan investor dalam berinvestasi
saham sebesar 0,075.
Koefisien regresi sebesar 0,154 menyatakan bahwa setiap
penambahan satu skor atau nilai jumlah modal (X4) dapat
meningkatkan nilai atau skor keberhasilan investor dalam berinvestasi
saham sebesar 0,154.
3. Pengujian hipotesis
a. Hipotesis 1
Hipotesis pertama menyatakan bahwa ” Diduga ada pengaruh
yang signifikan antara variabel pengalaman investor saham terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek
Indonesia”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel pengalaman
investor diperoleh t statistik sebesar 2,344 dengan tingkat signifikansi
0,021. Oleh karena signifikansi kurang dari 5% (p<0,05), maka
hipotesis diterima. Dengan demikian hasil ini mendukung hipotesis
pertama yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
variabel pengalaman investor saham terhadap keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
b. Hipotesis 2
Hipotesis kedua menyatakan bahwa ” Diduga ada pengaruh yang
signifikan antara variabel lama menjual sahamnya kembali terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek
Indonesia “.
Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel lama
menjual sahamnya diperoleh t statistik sebesar 2,395 dengan tingkat
signifikansi 0,018. Oleh karena signifikansi kurang dari 5% (p<0,05),
maka hipotesis diterima. Dengan demikian hasil ini mendukung
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara variabel lama menjual sahamnya kembali terhadap keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
c. Hipotesis 3
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ”Diduga ada pengaruh yang
signifikan antara variabel tingkat pendidikan saham terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek
Indonesia”.
Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel tingkat
pendidikan saham diperoleh t statistik sebesar 0,993 dengan tingkat
signifikansi 0,323. Oleh karena signifikansi lebih dari 5% (p<0,05),
maka hipotesis ditolak. Dengan demikian hasil ini tidak mendukung
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara variabel tingkat pendidikan saham terhadap keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
d. Hipotesis 4
Hipotesis keempat menyatakan bahwa ”Diduga ada pengaruh
yang signifikan antara variabel jumlah modal terhadap keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia”.
Hasil statistik uji t untuk menguji pengaruh variabel jumlah
modal diperoleh t statistik sebesar 2,535 dengan tingkat signifikansi
0,013. Oleh karena signifikansi kurang dari 5% (p<0,05), maka
hipotesis diterima. Dengan demikian hasil ini mendukung hipotesis
keempat yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
variabel jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
e. Hipotesis 5
Hipotesis kelima menyatakan bahwa ”Faktor jumlah modal
saham diduga berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Untuk menjawab hipotesis kelima dapat dilihat dari urutan
variabel yang signifikan diantara keempat variabel independen berikut:
Tabel IV.26 Peringkat Variabel
Variabel P Peringkat Pengalaman investor 0.0214 3 Lama menjual saham kembali 0.0188 2 Tingkat pendidikan 0.3234 4 Jumlah Modal 0.0131 1 Sumber: Data primer diolah, 2010.
Berdasarkan analisis pada Tabel IV.26 diketahui bahwa urutan
faktor yang berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia adalah jumlah
modal, lama menjual saham kembali, dan terakhir adalah tingkat
pendidikan. Dengan demikian, maka hasil analisis ini mendukung
hipotesis kelima yang menyatakan bahwa faktor jumlah modal saham
diduga berpengaruh paling besar terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
4. Uji asumsi klasik
a. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah multikolinearitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat pada
nilai Variance Inflation Faktor (VIF) yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut, VIF = 1 / Tolerance. Jika VIF lebih besar dari 5, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
antar variabel bebas (independent variabel) terjadi persoalan
multikolinearitas (Imam Ghozali, 2004).
Tabel IV.27 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel r2 VIF Kesimpulan Pengalaman investor 0,337 1,508 Tidak terjadi multikolinearitas
Lama menjual saham kembali 0,075 1,081 Tidak terjadi multikolinearitas
Tingkat pendidikan 0,028 1,029 Tidak terjadi multikolinearitasJumlah Modal 0,371 1,591 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Data primer diolah, 2010.
Tabel IV.27 di atas menunjukkan bahwa semua variabel bebas
yaitu pengalaman investor, lama menjual saham kembali, tingkat
pendidikan, dan jumlah modal mempunyai nilai Variance Inflation
Faktor (VIF) ( < 5 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.
b. Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah bahwa
variansi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah
tidak sama. Apabila variansi tersebut tidak sama, maka berarti telah
terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas untuk
mengetahui adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji
Glejser. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik tidak
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Berikut ini adalah ringkasan hasil uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini.
Tabel IV.28 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig. Kesimpulan
Penalaman investor 0,1659 Tidak terjadi heteroskedastisitasLama menjual saham kembali 0,1028 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Tingkat pendidikan 0,0707 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Jumlah Modal 0,9716 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data primer diolah, 2010.
Tabel IV.28 di atas menunjukkan bahwa semua variabel bebas
yaitu pengalaman investor, lama menjual saham kembali, tingkat
pendidikan, dan jumlah modal mempunyai nilai signifikansi di atas
0,05 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada
penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi atau hubungan yang terjadi antara
anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu (data time series) maupun tersusun dalam rangkaian
ruang atau disebut data cross sectional. Salah satu pengujian yang
umum digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah uji
statistik Durbin Watson.
Untuk menentukan apakah persamaan regresi linier berganda
terdapat autokorelasi atau tidak maka dapat juga dilihat pada gambar
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Gambar 4. 1 Kurva Durbin-Watson Sumber : Djarwanto dan pangestu, 2005
Keterangan:
A = Menolak Ho, bukti autokorelasi positif
B = Daerah keragu-raguan
C = Menerima Ho, tidak ada autokorelasi
D = Daerah keragu-raguan
E = Menolak Ho, bukti autokorelasi negatif
Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan menggunakan
program Eviews 6.0, didapat nilai Durbin-Watson sebesar 1,939. Nilai
tersebut berada berada antara du dan 4-du berarti pada model tersebut
tidak terjadi autokorelasi.
D. Interpretasi Secara Ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek
Indonesia (studi kasus keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di
Surakarta). Faktor yang diteliti meliputi pengalaman investor, lama menjual
A B
C
D E
F(d)
0 dl 1,939du 44 ‐ du 4 ‐ dl 1,566 1,751 2,249 2,434
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
saham kembali, tingkat pendidikan, dan tingkat modal. Untuk menguji
pengaruh keempat faktor tersebut terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Surakarta digunakan analisis regresi linier.
1. Pengaruh Pengalaman Investor terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
Hasil analisis berhasil membuktikan bahwa pengalaman investor
saham berpengaruh positif terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari uji t
dengan p<0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin banyak
pengalaman investor, semakin besar peluang keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia. Tujuan investasi selalu
mengarah pada maksimalisasi keuntungan. Semakin besar tingkat
keuntungan atau imbal hasil yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat
keberhasilan investasi. Dalam kaitan ini, investor selalu berusaha untuk
mencari tahu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
investasi dan berusaha bagaimana faktor-faktor tersebut bekerja agar
mendukung keberhasilan investasi yang dilakukannya.
Semakin banyak pengalaman investor, semakin banyak pula
peluang-peluang yang dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal. Untuk investasi di pasar modal, terutama
saham, cukup banyak faktor yang menentukan keberhasilan investasi.
Iklim investasi yang kondusif, yaitu: kondisi makro ekonomi, stabilitas
politik dan sosial selalu menjadi faktor penting. Namun, investor tidak bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
berbuat apa-apa terhadap faktor ini. Faktor lain cukup banyak, misalnya:
strategi investasi, hingga peran broker dalam memberikan layanan kepada
investor. Sedikit banyak, peran perusahaan broker atau sekuritas ikut
menentukan keberhasilan investasi di pasar modal.
2. Pengaruh Lama Menjual Kembali Saham terhadap keberhasilan investor
dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
Hasil analisis memberikan bukti empiris bahwa lama menjual
kembali saham berpengaruh positif terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari uji t
dengan p<0,05. Semakin lama investor menjual kembali saham, maka
semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di
Bursa Efek Indonesia.
Salah satu kunci keberhasilan investasi adalah tersedianya dana
investasi yang secara teratur disisihkan dari penghasilan karena tanpa
adanya modal hampir tidak mungkin melakukan investasi. Pada umumnya
investor menerima penghasilan secara bulanan. Alangkah baiknya jika
sebagian penghasilan dapat disisihkan bagi kebutuhan masa depan sebagai
sumber dana bagi investasi.
3. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa tingkat pendidikan
tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari uji t
dengan p>0,05. Tinggi rendahnya pendidikan responden tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
berpengaruh terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di
Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dalam berinvestasi
saham tidak mutlak harus mempunyai pendidikan yang tinggi.
Keberhasilan investor dalam berinvestasi saham lebih dipengaruhi oleh
jiwa kewirausahaan dalam diri seorang investor. Pencapaian keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham diperluas melalui pengalaman-
pengalaman selanjutnya dalam berbisnis saham.
4. Pengaruh Jumlah Modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi
saham di Bursa Efek Indonesia.
Pengujian hipotesis membuktikan bahwa jumlah modal
berpengaruh positif terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi
saham di Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari uji t dengan p<0,05.
Semakin besar investor menanamkan investasinya, maka semakin besar
peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek
Indonesia. Investor harus mampu memanajemen penggunaan modal
investasinya untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Investor
yang terlalu berhati-hati dalam menggunakan modalnya juga akan
berdampak buruk, seperti investor tidak berani membeli saham yang sudah
naik terlalu banyak, investor mencari saham yang belum naik yang
kenyataannya tidak kunjung naik, investor mencintai saham tertentu,
investor tidak berani menjual sahamnya yang sedang rugi untuk pindah ke
saham yang sedang naik, atau investor terlalu cepat merealisasikan
keuntungan yang didapat dan memperlakukan saham yang merugi sebagai
investasi jangka panjang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya terhadap pengaruh faktor yang mempengaruhi keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengalaman investor saham berpengaruh positif terhadap keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang
ditunjukkan dari nilai t statistik sebesar 2,344 (p<0,05). Semakin banyak
pengalaman investor, semakin besar peluang keberhasilan investor dalam
berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
2. Lama menjual sahamnya kembali berpengaruh positif terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia
yang ditunjukkan dari nilai t statistik sebesar 2,395 (p<0,05). Semakin
lama investor menjual kembali saham, maka semakin besar peluang
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
3. Tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan
investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia yang
ditunjukkan dari nilai t statistik sebesar 0,993 (p>0,05). Dalam
berinvestasi saham tidak mutlak harus mempunyai pendidikan yang tinggi.
Keberhasilan investor dalam berinvestasi saham lebih dipengaruhi oleh
jiwa kewirausahaan dalam diri seorang investor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
4. Jumlah modal terhadap keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di
Bursa Efek Indonesia yang ditunjukkan dari nilai t statistik sebesar 2,535
(p<0,05). Semakin besar investor menanamkan investasinya, maka
semakin besar peluang keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di
Bursa Efek Indonesia
5. Faktor jumlah modal saham berpengaruh paling besar terhadap
keberhasilan investor dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka dapat diberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Investor saham sebaiknya mengikuti pelatihan di bidang perdagangan
saham terlebih dahulu, sehingga mereka dapat melakukan analisa saham
baik secara fundamental maupun teknikal dengan tujuan agar dapat
menekan faktor resiko yang ada. Trading saham tanpa pelatihan yang baik
hanya akan terjerumus dalam spekulasi dan bukan investasi.
2. Saran untuk yang melakukan investasi saham secara langsung sebaiknya
tidak serta merta menempatkan 100% porsi investasi tersebut kedalam
portfolio investasi saham, melainkan dapat dilakukan secara berkala dan
meningkat secara bertahap karena kesuksesan memerlukan pengalaman
dan pengalaman adalah pembelajaran.
3. Model regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan
Adjusted R2 yang masih rendah (31%), oleh karena itu terdapat
kemungkinan penelitian lebih lanjut dengan memasukkan variabel baru
yang lebih mempengaruhi keberhasilan investor dalam berinvestasi saham.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
4. Perusahaan efek diharapkan dapat memberikan kenyamanan dengan cara
memberikan informasi yang terbuka, memberikan pertimbangan akan
resiko dan keuntungan jika akan berinvestasi, serta keamanan kepada dana
investor seiring kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan efek
sehingga keberhasilan berinvestasi saham akan dirasakan oleh investor.
5. Pengawasan oleh Otoritas dan SRO’s harus diperketat mengingat sebagian
besar Investor terbuai oleh kenaikan harga saham yang terlalu cepat atau
penurunan harga saham yang drastis, dikhawatirkan dengan terjadinya
pergerakan tersebut di pasar modal maka investor dapat terlindungi dengan
cara melakukan suspensi terhadap saham persahaan tersebut.