makalah entomologi

14
MAKALAH PRAKTIKUM ENTOMOLOGI PENGENDALIAN SERANGAN SERANGGA O L E H NAMA : RUDY SITOMPUL NIM : 1009000192 P. STUDY : AGROTEKNOLOGI

Transcript of makalah entomologi

Page 1: makalah entomologi

MAKALAH PRAKTIKUM

ENTOMOLOGI

PENGENDALIAN SERANGAN SERANGGA

O

L

E

H

NAMA : RUDY SITOMPUL

NIM : 1009000192

P. STUDY : AGROTEKNOLOGI

LABORATORIUM ENTOMOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

Page 2: makalah entomologi

EPENGENDALIAN SERANGGA

Kumbang akan meletakkan telur pada sisa-sisa bahan organik yang telah

melapuk. Misalnya batang kelapa sawit yang masih berdiri dan telah melapuk,

rumpukan batang kelapa sawit, batang kelapa sawit yang telah dicacah, serbuk

gergaji, tunggul-tunggul karet serta tumpukan tandan kosong kelapa sawit

(Dhileepan, 1988). Adanya tanaman kacangan penutup tanah akan menghalangi

pergerakan kumbang dalam menemukan tempat berkembang biak. Liew dan

Sulaiman (1993) mengamati bahwa tanaman penutup tanah setinggi 0,6-0,8 m

mengurangi perkembangbiakan kumbang tanduk.

Batang kelapa sawit yang diracun dan masih berdiri sampai pembusukan pada

sistem underplanting merupakan tempat berkembangbiak yang paling baik bagi

kumbang tanduk. Selama lebih dari 2 tahun masa dekomposisi, batang yang masih

berdiri memberikan perkembangbiakan 39.000 larva perhektar dibandingkan dengan

batang yang telah dicacah dan dibakar (500 larva perhektar) (Samsudin et al., 1993).

 

Kerusakan Dan Pengaruhnya Di Lapangan

Kumbang O. rhinoceros menyerang tanaman kelapa sawit yang baru ditanam

di lapangan sampai berumur 2,5 tahun. Kumbang ini jarang sekali dijumpai

menyerang kelapa sawit yang sudah menghasilkan (TM). Namun demikian, dengan

dilakukannya pemberian mulsa tandan kosong kelapa sawit (TKS) yang lebih dari

satu lapis, maka masalah hama ini sekarang juga dijumpai pada areal TM.

Page 3: makalah entomologi

Pada areal replanting kelapa sawit, serangan kumbang dapat mengakibatkan

tertundanya masa berproduksi sampai satu tahun, dan tanaman yang mati dapat

mencapai 25%. Masalah kumbang tanduk saat ini semakin bertambah dengan adanya

aplikasi tandan kosong kelapa sawit pada gawangan maupun pada sistem lubang

tanam besar. Aplikasi mulsa tandan kosong sawit (TKS) yang kurang tepat dapat

mengakibatkan timbulnya masalah kumbang tanduk di areal kelapa sawit tua.

Kumbang terbang dari tempat persembunyiannya menjelang senja sampai

agak malam (sampai dengan jam 21.00 WIB), dan jarang dijumpai pada waktu larut

malam. Dari pengalaman diketahui bahwa kumbang banyak menyerang kelapa pada

malam sebelum turun hujan.

Makanan kumbang dewasa adalah tajuk tanaman, dengan menggerek melalui

pangkal batang sampai pada titik tumbuh. Daun yang telah membuka memperlihatkan

bentuk seperti huruf V terbalik atau karakteristik potongan serrate (Sadakhatula dan

Ramachandran, 1990). Serangan yang berkali-kali pada tanaman dapat menyebabkan

kematian dan menjadi rentan masuknya kumbang Rhyncophorus bilineatus

(Coleoptera: Curculionidae) (Sivapragasam et al., 1990), juga bakteri ataupun jamur,

sehingga terjadi pembusukan yang berkelanjutan. Dalam keadaan seperti ini tanaman

mungkin menjadi mati atau terus hidup dengan gejala pertumbuhan yang tidak

normal. Tanaman dapat mengalami gerekan beberapa kali, sehingga walaupun dapat

bertahan hidup, pertumbuhannya terhambat dan mengakibatkan saat berproduksi

menjadi terlambat.

Page 4: makalah entomologi

Pengendalian Biologi

Pengendalian kumbang tanduk O. rhinoceros secara biologi menggunakan

beberapa agensia hayati diantaranya jamur Metarhizium anisopliae dan Baculovirus

oryctes. Jamur M. anisopliae merupakan jamur parasit yang telah lama digunakan

untuk mengendalikan hama O. rhinoceros. Jamur ini efektif menyebabkan kematian

pada stadia larva dengan gejala mumifikasi yang tampak 2-4 minggu setelah aplikasi.

Jamur diaplikasikan dengan menaburkan 20 g/m2 (dalam medium jagung) pada

tumpukan tandan kosong kelapa sawit dan 1 kg/batang kelapa sawit yang telah

ditumbang. Baculovirus oryctes juga efektif mengendalikan larva maupun kumbang

O. rhinoceros.

 

Pengendalian Kimia

Pengendalian menggunakan insektisida kimia masih banyak dilakukan.

Insektisida kimia yang dahulu efektif di lapangan adalah organoklorin. Karena

toksisisitas organoklorin yang tinggi, maka insektisida tersebut diganti dengan

karbofuran yang penggunaannya pada interval 4-6 minggu untuk mengendalikan

kumbang dewasa.

Chung et al. (1993) mencatat beberapa jenis insektisida yang digunakan untuk

mengendalikan kumbang di pembibitan maupun stadia TBM kelapa sawit. Insektisida

tersebut adalah lambda sihalothrin, sipermetrin, venvalerate, monocrotophos dan

chorphyrifos yang secara signifikan mengurangi kerusakan O. rhinoceros setelah 11

minggu. Insektisida kimia yang paling efektif untuk mengurangi kerusakan adalah

Page 5: makalah entomologi

lambda sihalothrin. Ho (1996) melaporkan bahwa dengan populasi hama yang tinggi,

karbofuran semakin lama semakin tidak efektif.

 

Perangkap Feromon.

Upaya terkini dalam mengendalikan kumbang tanduk adalah penggunaan

perangkap feromon. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) saat ini telah berhasil

mensintesa feromon agregat untuk menarik kumbang jantan maupun betina. Feromon

agregat iniberguna sebagai alat kendali populasi hama dan sebagai perangkap massal.

Rekomendasi untuk perangkap massal adalah meletakkan satu perangkap untuk 2

hektar (Chung, 1997). Pada harga komersial Rp. 60.000,- per sachet, penggunaan

feromon lebih menghemat dibanding dengan karbofuran dan manual sekitar Rp.

117.200,-/ha/tahun. Pada populasi kumbang yang tinggi, aplikasi feromon diterapkan

satu perangkap untuk satu hektar.

Pemerangkapan kumbang O. rhinoceros dengan menggunakan ferotrap terdiri

atas satu kantong feromon sintetik (Etil-4 metil oktanoate) yang digantungkan dalam

ember plastik kapasitas 12 l. Tutup ember plastik diletakkan terbalik dan dilubangi 5

buah dengan diameter 55 mm. Pada dasar ember plastik dibuat 5 lubang dengan

diameter 2 mm untuk pembuangan air hujan. Ferotrap tersebut kemudian

digantungkan pada tiang kayu setinggi 4 m dan dipasang di dalam areal kelapa sawit.

Selain ember plastik dapat juga digunakan perangkap PVC diameter 10 cm, panjang 2

m. Satu kantong feromon sintetik dapat digunakan selama 2-3 bulan. Setiap dua

minggu dilakukan pengumpulan kumbang yang terperangkap dan dibunuh.

Page 6: makalah entomologi

Keefektifannya dapat menjadi lebih tinggi apabila tindakan pengendalian juga

dilakukan seperti: Penanaman tanaman kacangan penutup tanah pada waktu

replanting. ·Pengumpulan kumbang secara manual dari lubang gerekan pada kelapa

sawit, dengan menggunakan alat kait dari kawat. Tindakan ini dilakukan tiap bulan

apabila populasi kumbang 3-5 ekor/ha, setiap 2 minggu jika populasi kumbang

mencapai 5-·Penghancuran tempat peletakkan telur secara manual dan dilanjutkan

dengan 10 ekor, dan setiap minggu pada populasi kumbang lebih dari 10 ekor

pengumpulan larva untuk dibunuh, apabila jumlahnya masih terbatas. Pemberantasan

secara kimiawi dengan menaburkan insektisida butiran Karbosulfan sebanyak (0,05-

0,10 g bahan aktif per pohon, setiap 1-2 minggu) atau 3 butir kapur barus/ pohon,

setiap 1-2 kali/bulan pada pucuk kelapa sawit.

· Larva O. rhinoceros pada mulsa TKS di areal TM dapat dikendalikan dengan menaburkan

biakan murni jamur Metarrhizium anisopliae sebanyak 20 g/m2.

Semut hitamama Penggerek Buah Kakao (PBK) dapat menurunkan

produksi lebih 80% bila tidak dilakukan pengendalian sama sekali. Hasil penelitian

Page 7: makalah entomologi

dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember melaporkan bahwa Semut Hitam

(Dolichoderus thoracicus) merupakan cara pengendalian biologi yang memiliki

prospek untuk dikembangkan dengan biaya murah, aman bagi lingkungan dan

berkesinambungan.

Semut hitam banyak dijumpai di pohon rambutan, sirsak, kelapa,

dan sebagainya. Semut ini tidak menggigit, hanya kadang-kadang mengeluarkan

asam semut yang terasa pedas apabila mengenai mata. Ciri khas spesies ini apabila

istirahat seolah-olah seperti duduk dengan bagian perut berada menempel pada

bagian batang. Semut hitam dewasa pekerja berukuran 4-5 mm dan biasanya

berasosiasi dengan kutu putih (Cataenococcus hispidus). Oleh karena itu jenis semut

ini kurang berbahaya bagi pekerja kebun. Hal yang perlu dicermati adalah bagaimana

cara pemapanan semut hitam di kebun kakao. Serangga ini termasuk serangga yang

hidup berkelompok sehingga mendominasi lingkungan perkembangbiakannya.

Biasanya bila ada kelompok serangga lain atau jenis semut lain yang mendiami

tempat yang sama, pasti akan diusir atau akan saling menyerang sehingga yang

bertahan hanya satu jenis semut saja. Untuk mempercepat pemapanan semut hitam

dan menjaga populasinya tetap tinggi, perlu dilakukan introduksi kutu putih pada

pertanaman kakao tempat pengembangbiakan agar terjamin makanannya dari embun

madu yang dikeluarkan kutu putih. Disamping itu juga perlu dibuatkan sarang dari

daun kelapa kering yang telah diikat atau daun kakao kering yang ditempatkan di

dalam kantong plastik.

Setelah pemapanan semut hitam berhasil dilakukan perlu dilakukan

pemeliharaannya dengan tidak menyemprotkan insektisida pada lokasi

Page 8: makalah entomologi

pengembangan semut hitam, menghilangkan koloni jenis semut lain selain semut

hitam, pembaharuan sarang setidaknya 6 bulan sekali, inokulasi kutu putih secara

terus menerus pada pohon kakao.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semut hitam disamping

dapat mengendalikan hama PBK, buah kakao yang diselimuti oleh semut hitam

ternyata tidak disukai oleh hama tikus dan tupai. Hal ini berdampak menaikkan nilai

jual biji kakao karena pengendalian hama tidak menggunakan pestisida.

Manusia memiliki berbagai jenis sel yang memiliki DNA yang sama. Namun,

hal itu dapat menjadi berbeda dikarenakan sel tersebut mensintesis dan membentuk

seperangkat RNA yang berbeda. Selain itu kadang-kadang gen dapat mengubah

ekspresinya sebagai respon signal dari luar seperti pada hormon

glucocorticoid.Hormon ini akan merangsang sel liver untuk menginduksi enzim

tyrosine aminotransferase. Enzim ini akan mengubah tyrosine menjadi glukosa.

Hormon ini hanya akan bekerja pada saat tubuh kekurangan glukosa. Kontrol

ekspresi gen terjadi baik pada eukariot dan prokariot, hanya kontrol ekspresi gen yang

terjadi pada eukariot bersifat lebih kompleks.

Page 9: makalah entomologi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Tanaman Budidaya yang baik. Serial Online http:// www.lembaga penelitian hortikultura.com. Diakses 24 Oktober 2011

Berdardinus. 2001. Pengolahan Lahan. Serial Online http:// www.anekaplanta.wordpress. com. Diakses 24 Oktober 2011.

Prajnanta. 2003. Tata Cara Penanaman Pada Lahan Miring. Agro Media Pustaka: Jakarta.

Rustam. 2001. Pembuatan Jarak Tanam. Serial Online http://www. genesa exad.com. Diakses 24 Oktober 2011.

Suseno. 2004.Cara Penanaman Yang Ideal. Serial Online http://www. Penanaman

dan Perawatan. com. Diakses 24 Oktober 2011.