Makalah Ekonomi individu

19
Makalah Ilmu Pengantar Ekonomi “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Peternakan” Disusun oleh : Aristya Rahadyan 201410350311075 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG i

description

Pembuatan makalah ekonomi

Transcript of Makalah Ekonomi individu

Makalah Ilmu Pengantar Ekonomi

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Peternakan

Disusun oleh :

Aristya Rahadyan201410350311075UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

2014-2015

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulisan Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi yang berjudul Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Peternakan, dapat diselesaikan dengan baik.Dalam penulisan makalah ini, penulis mencoba memaparkan dalam perspektif sosiologi pedesaan bahwa lingkungan tidak terlepas dari manusia. Peternakan sebagai subyek dalam menyumbang kebutuhan manusia tidak terlepas dari masalah ekonomi. Pemanfaatan limbah menjadi gas bio dan pupuk organik sebagai alternatif dalam pemecahan masalah ekonomi memberikan peran dalam pembuktian bahwa peternakan berperan sebagai pemberdaya ekonomi masyarakat . Penulis merasa apabila tulisan ini jauh dari kesempurnaan. Namun demikian, semoga tulisan ini masih tetap bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan bagi mereka yang memerlukannya.

Malang, 7 Maret 2015PenulisDAFTAR ISIBAB

Halaman

KATA PENGANTAR ..i

DAFTAR ISI .ii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .1

1.2. Rumusan Masalah 21.3. Tujuan Penulisan .2II TINJAUAN PUSTAKA

.....3III PEMBAHASAN

3.1.Pengembangan komunitas miskin berbasis peternakan ..43.1.1. Cara pembuatan kandang multifungsi.53.1.2. Penerapan IPTEK dalam peternakan......5

3.2. temberdayaan masyarakat 6IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan ...9DAFTAR PUSTAKA ..10BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pemberdayaan ekonomi merupakan sebuah metode pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan orang atau masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya atau suatu usaha dalam membantu orang biasa untuk meningkatkan lingkungannya dengan melakukan aksi kolektif dalam bidang ekonomi, penguatan social atau pengembangan sector non profit. Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas. Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral yakni dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi kemasyarakatan yang meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non materiil; dimensi waktu dan kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat.Kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui peternakan dimaksud adalah upaya mengubah kesadaran, memperkuat keinginan dan perlakuan masyarakat peternak sebagai obyek atau pelaku yang berperan dalam peningkatan produk peternakan.1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui peternakan?1.3 Tujuan PenulisanMengetahui bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin daerah melalui peternakanBAB II

TINJUAN PUSTAKAPemberdayaan merupakan suatu kekuatan dalam diri manusia dan merupakan suatu sumber kreativitas yang ada dalam diri setiap orang secara luas tidak ditentukan oleh orang lain, bahwa pemberdayaan peternak merupakan sebuah metode pemberdayaan masyarakat yang memungkinkan orang atau masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya atau suatu usaha dalam membantu orang biasa untuk meningkatkan lingkungannya dengan melakukan aksi kolektif dalam bidang ekonomi, penguatan social atau pengembangan sector non profit. (Hikmat, 2001)Pemberdayaan bertujuan untuk : a) meningkatkan kemampuan kelompok kelompok masyarakat dalam berprakarsa untuk menangkap berbagai peluang ekonomi, b) mendorong tumbuhnya masyarakat swadaya yang siap berkembang sendiri dalam mengatasi berbagai kendala/ kelemahan yang dimilikinya, c) memperkuat dan mengoptimalkan lembaga-lembaga formal dan informal di tingkat perdesaan serta meningkatkan peran serta/pertisipasi masyarakat. (Hendayana, 2008)

Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka (Karsidi, 2008).

BAB III

PEMBAHASAN3.1. Pengembangan Komunitas Miskin Berbasis PeternakanEkonomi di daerah perdesaan masih kurang infrastrukur cenderung menjadi stagnan dan menimbulkan ketimpangan pertumbuhan ekonomi perkotaan dan perdesaan. Dalam masyarakat perdesaan ini, sebenarnya telah melembaga dan membudaya hubungan kerja produktivitas ekonomi antara pemilik modal (si kaya) dan pekerja (si miskin), dalam sistem sosial ekonomi tertentu sekalipun tanpa adanya landasan hukum formal yang jelas dan berlangsung sebagai social fabric yang potensial untuk dikembangkan secara lebih produktif.

Intensifikasi dan diversifikasi usaha peternakan, menunjukkan bahwa hubungan kemitraan antara orang kaya dan orang miskin, telah terjalin dalam suatu sistem produksi yang fair dalam pembagian hasil usaha berbasis peternakan. Sistem sosial ekonomi yang terbangun, adalah dimana keuntungan dari hasil usaha ternak tersebut dibagi dua secara rata antara pemilik modal dan pekerja. Namun demikian dalam sistem sosial ekonomi ini, ternyata membutuhkan perangkat nilai-nilai kejujuran, saling kepercayaan dan saling pengertian diantara kedua belah pihak, agar hubungan kemitraan ekonomi tersebut dapat berlangsung dengan baik. Budaya ini telah mengalami degradasi karena hubungan kekerabatan di daerah sudah mulai luntur, begitu pula dengan kejujuran yang dibutuhkan dalam hubungan kerja tersebut, sudah tidak mampu lagi menopang kinerja ekonomi berbasis budaya tersebut. Intensifikasi dan diversifikasi usaha petenakan sebagai ekonomi kreatif untuk masyarakat miskin.Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa sistem gaduh tetap diperlukan sebagai model hubungan kemitraan antara si kaya dengan si miskin di daerah, dalam peternakan.Namun demikian, intensifikasi dan diversifikasi usaha peternakan perlu dilakukan sebagai pengembangan peternakan agar upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin perdesaan, serta hubungan kemitraan antara pemilik modal dengan pekerja peternakan sebagai usaha ekonomi lebih menjanjikan. Peternakan sebagai basis usaha produktif pengembangan perekonomian masyarakat di daerah, sangat potensial untuk ketahanan pangan nasional khususnya kebutuhan daging, telur, susu mengingat dukungan lingkungan alam yang masih memungkinkan untuk usaha peternakan. Adapun upaya intensifikasi dan diversifikasi usaha tersebut, antara lain dapat dilakukan dengan :3.1.1 cara pembuatan kandang multifungsiCara pembuatan kandang multifungsi, untuk produksi biogas dari kotoran ternak dan produksi pupuk organik dari kotoran ternak. Sistem kandang produktif tersebut, dapat dikembangkan pada setiap keluarga miskin penggaduh ternak yang umumnya bekerja serabutan dibidang pertanian. Dengan demikian ada hasil ganda yang dapat dimanfaatkan oleh penggaduh ternak (pekerja ternak) berubah biogas, yang dapat digunakan untuk kebutuhan memasak dan penerangan rumahnya sehari-hariSelanjutnya dari ampas kotoran hewan tersebut, dapat dimanfaatkan untuk bahan dasar pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk dijual pada konsumen maupun untuk kepentingan usaha pertanian lainnya, sehingga mampu meningkatkan produksi pertanian lainnya yang dikerjakan selain beternak.

3.1.2 Penerapan iptek dalam peternakan

Usaha peternakan bagi masyarakat di Desa sebenarnya sudah lama dilakukan tetapi hanya sebatas pengusahaan sampingan. Bahkan ada yang menganggap hewan piaraan adalah klangenan. Beternak hanya sebagai hiburan. Kebiasaan seperti itu tidak memberikan manfaat ekonomis secara optimal. Jadi harus ada peningkatan produktivitas, antara lain melalui penerapan iptek. Dalam hal ini iptek yang diaplikasikan adalah teknologi fermentasi dengan EM-4.Teknologi fermentasi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kurang tersedianya pakan ternak beerkualitas. Pada musim kemarau, peternak selalu dihadapkan pada masalah kurangnya ketersediaan pakan. Bahkan harus mendatangkan dari kabupaten lain dengan biaya mahal. Padahal pada musim panen jagung, padi, kedelai, kacang tanah dan sebagainya bahan pakan hijauan melimpah, sehingga kadang-kadang hanya dibakar. Padahal bahan pakan hijauan itu dapat diawetkan dengan cara difermentasi sebagai cadangan pada musim kemarau Sedangkan fermentasi di musim kemarau, hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan yang selama ini dianggap sebagai sampah atau limbah dapat diproses menjadi pakan berkualitas.

Di kalangan masyarakat, terjadi salah persepsi seolah-olah pakan yang paling baik untuk ternak mereka adalah hijauan. Padahal kenyataannya efek buruk sering menyertai pemberian hijauan segar. Contohnya, rumput yang terlalu muda atau yang basah terkena air hujan sering membuat ternak mencret. Selain itu hijauan segar seperti rumput kolonjono yang dipanen langsung diberikan, membawa benih cacing, sehingga ternak kita bisa cacingan.

3.2 Pemberdayaan masyarakat

Permberdayaan peternak dapat dilakukan melalui pemberian pemahaman baik melalui penyuluhan maupun komunikasi antar-peternak agar mereka mampu memperbaiki sistem pengelolaan usaha peternakan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu contoh bentuk pemberdayaan ekonomi melalui peternakan ialah mengikutsertaka peternak dalam pengambilan keputusan mengenai program pemerintah yang akan dijalankan menyangkut masalah peningkatan produktivitas peternakan seperti, mengajarkan peternak proses insiminasi buatan (IB), pengolahan sumber daya lokal (sisa hasil pertanian) sebagai bahan pakan berkualitas, pelatihan pemanfaatan sisa hasil peternakan menjadi pupuk dan sebagainya. Pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin tersebut, menjadi penting agar kecemburuan sosial tidak berlanjut menjadi suatu proses yang kontrapoduktif bagi upaya memajukan kesejahteraan umum yang menjadi tugas utama pemerintah. Kestabilan sosial tidak mungkin dapat terjaga dengan baik, bila terjadi disparitas yang tinggi antara si kaya dengan si miskin. Begitu pula disparitas pertumbuhan ekonomi di perkotaan dengan pertumbuhan ekonomi di perdesaan, harus tetap terjaga keseimbangan yang simbiosa mutualistik, sehingga kesenjangan antara kota dan desa dapat diredam dan tidak menimbulkan ledakan urbanisasi yang akan menjadi beban bagi masyarakat perkotaan. Kontradiksi antara Penyediaan Pangan Murah dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin Berbasis PeternakanSecara teoritis bila mengikuti hukum pasar, seharusnya usaha peternakan sapi potong pada saat ini masih menjanjikan karena permintaan pasar akan daging sapi masih menunjukkan adanya peningkatan.

Selain pasar domestik, permintaan pasar luar negeri juga cukup tinggi. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan permintaan pasar yang meningkatkan karena pergeseran kebiasaan konsumsi dari daging kambing ke daging sapi atau kerbau. Khususnya pada saat perayaan hari besar maupun acara resepsi keluarga lainnya di kalangan masyarakat Asia Tenggara.

Sejauh ini peternakan domestik di Indonesia belum mampu memenuhi permintaan daging dalam negeri. Di sisi lain, infrastruktur alam sebagai basis usaha di bidang pertanian maupun peternakan, telah mengalami degradasi karena berkurangnya lahan dan berkurangnya tanaman untuk pakan sapi.

Kondisi ini telah menimbulkan biaya tinggi usaha pertanian pada umumnya dan ternak sapi pada khususnya. Sekalipun masih ada ketimpangan antara kebutuhan pasar (deman) dengan penawaran (supply) daging sapi masih tinggi, ketersediaan kebutuhan pangan yang murah sangat dibutuhkan oleh pemerintah untuk menjaga kestabilan harga murah pangan atau daging sapi.

Kondisi inilah yang menyebabkan kebijakan impor daging sapi di Indonesia masih terus berlangsung dari tahun ke tahun, demi ketahanan pangan nasional dan legitimasi pemerintah dalam upaya menunjukkan keefektifannya dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana pemerintahan demokrasi pada umumnya.

BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dalam pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin melalui peningkatan pemanfaatan ekonomi berbasis intensifikasi dan diversifikasi usaha peternakan tersebut, memiliki peluang besar untuk dapat dinikmati oleh kedua belah pihak secara lebih adil, baik pemilik peternakan maupun pekerja ternak yang umumnya berada di daerah.

Melalui intensifikasi pekerja ternak sapi dapat dimanfaatkan untuk biogas maupun pupuk kompos (organik) yang dihasilkan dari kotoran sapi, sehingga ternak sapi bisa memiliki efisiensi produktivitas yang tinggi bagi kebutuhan ekonomi masyarakat miskin di daerah. Selain itu diversifikasi usaha dapat pula dikembangkan oleh pemilik peternakan sapi dari berbagai hasil ternak daging sapi tersebut, baik dalam bentuk daging olahan maupun kulitnya pasca pemeliharaan s, bisa memberikan keuntungan lebih besar bagi diversifikasi usaha pemilik modal, untuk bergeser ke industri hilir.

Dengan demikian, sebenarnya ada berbagai manfaat ganda yang dapat diambil dari intensifikasi dan diversifikasi peternakan, sebagai teknologi tepat guna untuk masyarakat miskin, bila dikelola secara intensif dengan didukung hubungan kemitraan ekonomi yang dikembangkan dengan baik, untuk pemenuhan kepentingan usaha ekonomi lainnya.DAFTAR PUSTAKA Dwiko.2013.Peternakintelektual,(online),(http://www.lensaindonesia.com/2011/12/20/ternak-sapi-untuk-pemberdayaan-ekonomi-masyarakat-miskin-di-daerah.html) Diakses pada tanggal 7 Maret 2015Noviyanto.2011.IntensivikasidanDiversifikasi,(online),(http://dwikoseptiyadir.blogspot.com/2013/02/pemberdayaan-petani-peternak-melalui.html) Diakses pada tanggal 7 Maret 2015Suranto.2013.PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN DAN PRODUKTIVITAS USAHA PETERNAKAN BERBASIS IPTEK,(online),(http:// pemberdayaan-masyarakat-melalui-peningkatan-keterampilan-dan-produktivitas-usaha-peternakan-berbasis.pdf) Diakses pada tanggal 7 Maret 20154