Makalah Efusi Pleura 1
-
Upload
yossi-permatasari-cristianto -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
description
Transcript of Makalah Efusi Pleura 1
KATA PENGANTAR
Kami memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT karena berkat hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Kimia Klinik yang berjudul Cairan
Pleura. Dalam makalah ini kami menguraikan tentang pengertian Cairan Pleura.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Kami menyadari bahwa makalah ini mempunyai kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran dari pembaca agar
dalam penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui tentang kimia klinik mengenai cairan pleura.
Tangerang, September 2014
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................................................... iDaftar Isi ................................................................................................. iiBAB I. Pendahuluan1.1 Latar Belakang .................................................................................. 3BAB II. Pembahasan2.1 Anatomi dan Fisiologi ....................................................................... 42.2 Etiologi .............................................................................................. 62.3 Manifestasi Klinis ............................................................................. 72.4 Patofisiologi ...................................................................................... 92.5 Pemeriksaan Diagnostik ................................................................... 102.6 Penatalaksanaan Medis .................................................................... 11BAB III. Penutup3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 12Daftar Pustaka ........................................................................................ iii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Efusi pleura adalah penimbunan cairan di dalam rongga pleura akibat
transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Menurut WHO
(2008), Efusi Pleura merupakan suatu gejala penyakit yang dapat mengancam
jiwa penderitanya.
Efusi pleura bukan merupakan suatu penyakit akan tetapi merupakan suatu
tanda adanya penyakit. Secara normal, ruang pleura mengandung sejumlah kecil
cairan (5 – 20 ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan
pleura bergerak tanpa adanya gesekan antara kedua pleura saat bernafas. Penyakit-
penyakit yang dapat menimbulkan efusi pleura adalah tubercolusis, infeksi paru
nontubercolusis, sirosis hati, gagal jantung kongesif.
Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi
problema utama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia.
Di negara-negara industri, diperkirakan terdapat 320 kasus Efusi Pleura per
100.000 orang. Amerika serikat melaporkan 1,3 juta orang setiap tahunnya
menderita Efusi Pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif dan
pneumonia bakteri. Sementara di Negara berkembang seperti Indonesia,
diakibatkan oleh infeksi tubercolusis.
Tingginya angka kejadian Efusi Pleura disebabkan keterlambatan penderita
untuk memeriksakan kesehatan sejak dini dan angka kematian akibat Efusi Pleura
masih sering ditemukan faktor resiko terjadinya Efusi Pleura karena lingkungan
yang tidak bersih, sanitasi yang kurang, lingkungan yang padat penduduk, kondisi
sosial ekonomi yang menurun, serta sarana dan prasarana kesehatan yang kurang
dan kurangnya masyarakat tentang pengetahuan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Pleura
1. Definisi Efusi Pleura
Efusi adalah koleksi cairan dalam rongga tubuh, biasanya antara dua
jaringan yang berdekatan. Sebagai contoh, efusi pleura adalah pengumpulan
cairan di antara dua lapisan dari pleura (selubung paru-paru). Pleura adalah
lapisan tisu tipis yang menutupi paru-paru dan melapisi dinding bagian dalam
rongga dada. Melindungi dan membantali paru-paru, jaringan ini mengeluarkan
sejumlah kecil cairan yang bertindak sebagai pelumas, yang memungkinkan paru-
paru untuk bergerak dengan lancar di rongga dada saat bernapas.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya penumpukan cairan
dalam rongga pleura. (Imran Sumantri, 2008).
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses
penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit
lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat,
eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi
tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara
normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml)
berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak
tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam
rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995).
2. Anatomi Pleura
Pleura adalah membrane serosa yang licin, mengkilat, tipis, dan transparan yang
membungkus paru (pulmo). Membran ini terdiri dari 2 lapis:
a. Pleura viseralis: terletak disebelah dalam, langsung menutupi permukaan paru.
b. Pleura parietalis: terletak disebelah luar, berhubungan dengan dinding dada.
Pleura parietal berdasarkan letaknya terbagi atas :
1) Cupula Pleura (Pleura Cervicalis)
Merupakan pleura parietalis yg terletak di atas costa I namun tdk melebihi dr
collum costae nya. Cupula pleura terletak setinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial
os. Clavicula
2) Pleura Parietalis pars Costalis
Pleura yg menghadap ke permukaan dalam costae, cartilage costae, SIC/ ICS,
pinggir corpus vertebrae, dan permukaan belakang os. Sternum.
3) Pleura Parietalis pars Diaphragmatica
Pleura yg menghadap ke diaphragm permukaan thoracal yg dipisakan oleh fascia
endothoracica.
4) Pleura Parietalis pars Mediastinalis (Medialis)
Pleura yg menghadap ke mediastinum / terletak di bagian medial dan membentuk
bagian lateral dr mediastinum.
Pleura parietalis dan viseralis terdiri atas selapis mesotel (yang
memproduksi cairan), membran basalis, jaringan elastik dan kolagen, pembuluh
darah dan limfe. Membran pleura bersifat semipermiabel. Sejumlah cairan terus
menerus merembes keluar dari pembuluh darah yang melalui pleura parietal.
Cairan ini diserap oleh pembuluh darah pleura viseralis, dialirkan ke pembuluh
limfe dan kembali kedarah.
Diantara kedua lapisan pleura ini terdapat sebuah rongga yg disebut dg
cavum pleura. Dimana di dalam cavum pleura ini terdapat sedikit cairan pleura yg
berfungsi agar tdk terjadi gesekan antar pleura ketika proses pernapasan. Rongga
pleura mempunyai ukuran tebal 10-20 mm, berisi sekitar 10 cc cairan jernih yang
tidak bewarna, mengandung protein < 1,5 gr/dl dan ± 1.500 sel/ml. Sel cairan
pleura didominasi oleh monosit, sejumlah kecil limfosit, makrofag dan sel
mesotel. Sel polimormonuklear dan sel darah merah dijumpai dalam jumlah yang
sangat kecil didalam cairan pleura. Keluar dan masuknya cairan dari dan ke pleura
harus berjalan seimbang agar nilai normal cairan pleura dapat dipertahankan.
3. Fisiologi Pleura
Fungsi mekanis pleura adalah meneruskan tekanan negatif thoraks
kedalam paru-paru, sehingga paru-paru yang elastis dapat mengembang. Tekanan
pleura pada waktu istirahat (resting pressure) dalam posisi tiduran pada adalah -2
sampai -5 cm H2O; sedikit bertambah negatif di apex sewaktu posisi berdiri.
Sewaktu inspirasi tekanan negatif meningkat menjadi -25 sampai -35 cm H2O.
Selain fungsi mekanis, rongga pleura steril karena mesothelial bekerja melakukan
fagositosis benda asing dan cairan yang diproduksinya bertindak sebagai
lubrikans. Cairan rongga pleura sangat sedikit, sekitar 0.3 ml/kg, bersifat
hipoonkotik dengan konsentrasi protein 1 g/dl. Gerakan pernapasan dan gravitasi
kemungkinan besar ikut mengatur jumlah produksi dan resorbsi cairan rongga
pleura. Resorbsi terjadi terutama pada pembuluh limfe pleura parietalis, dengan
kecepatan 0.1 sampai 0.15 ml/kg/jam. Bila terjadi gangguan produksi dan
reabsorbsi akan mengakibatkan terjadinya pleural effusion.
Volume cairan pleura selalu konstan,
akibat dari:
P. hidrostatik : 9 mmHg produksi oleh pleura parietalis
P. koloid osmotik : 10 mmHg absorbsi oleh pleura viseralis
2.2 Etiologi
Berdasarkan jenis cairan yang terbetuk, cairan pleura dibagi menjadi
transudat dan eksudat.
a. Transudat
Efusi pleura transudatif terjadi kalau faktor sistemik yang mempengaruhi
pembentukan dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan. Transudat ini
disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal jantung kiri), sindroma
nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis), syndroma vena cava superior, tumor,
sindroma meig, hipoalbumenia, dialysis peritoneal, Hidrothoraks hepatik .
b. Eksudat
Efusi pleura eksudatif terjadi jika faktor lokal yang mempengaruhi pembentukan
dan penyerapan cairan pleura mengalami perubahan.
Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, pneumonia dan sebagainya, tumor, ifark
paru, radiasi, penyakit kolagen.
Tabel 1 Perbedaan cairan transudat dan eksudat
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, effusi dibagi menjadi dua yaitu
a. Unilateral
Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit
penyebabnya
b. Bilateral
Effusi yang bilateral ditemukan pada penyakit-penyakit dibawah ini : Kegagalan
jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites, infark paru, lupus eritematosus
systemic, tumor dan tuberkolosis.
Kriteria transudat Eksudat
Warna Kuning pucat, dan
jernih
Jernih, keruh,
purulen, dan
hemoragik
Bekuan - -/+
Berat jernis < 1018 > 1018
Leukosit < 1000/ul Bervariasi >1000/ul
Eritrosit Sedikit Biasanya banyak
Hitung jenis MN (limfosit/mesotel) Terutama PMN
Protein total < 50 % serum > 50 % serum
LDH < 60 % serum >60 % serum
Glukosa - plasma -/< plasma
Fibrinogen 0.3-4 % 4-6 % atau lebih
Amylase - >50% serum
Bakteri - -/+
2.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang menurut ( Tierney, 2002 dan Tucker 1998 ) adalah
1. Sesak nafas
2. Nyeri dada
3. Kesulitan bernafas
4. Peningkatan suhu tubuh jika terjadi infeksi
5. Keletihan
6. Batuk
Manifestasi klinis menurut Suzanne & Brenda, 2002 yang dapat ditemukan pada
Efusi Pleura adalah
a. Demam
b. Menggigil
c. Nyeri dada pleuritis
d. Dispnea
e. Batuk Suara nafas ronchi
Manifestasi klinis menurut Irman Somantri, 2008 adalah
Kebanyakan efusi pleura bersifat asimpomatik, timbul gejala sesuai dengan
penyakit yang mendasarinya. Pneumonia akan menyebabkan demam, menggigil,
dan nyeri dada pleuritik. Ketika efusi sudah membesae dan menyebar
kemungkinan timbul dispenea dan batuk. Efusi pleura yang besar akan
mengakibatkan nafas sesak. Tanda fisik meliputi deviasi trakea menjauhi sisi yang
terkena, dullness pada perkusi dan penurunan bunyi pernafasan pada sisi yang
terkena.
2.4 Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya effusi pleura tergantung pada keseimbangan antara
cairan dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleura
dibentuk secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi
yangterjadi karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan
interstitialsubmesotelial kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga
pleura. Selainitu cairan pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar pleura.Pada
umumnya, efusi pleura terjadi karena pleura hampir mirip plasma (eksudat)
sedangkan yang timbul pada pleura normal merupakan ultrafiltrat plasma
(transudat). Efusi dalam hubungannya dengan pleuritis disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas pleura parientalis sekunder (efek samping dari)
peradangan atau keterlibatan neoplasma. Contoh bagi efusi pleura dengan pleura
Patofisiologi terjadinya effusi pleura tergantung pada keseimbangan antaracairan
dan protein dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal cairan pleuradibentuk
secara lambat sebagai filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi yangterjadi
karena perbedaan tekanan osmotic plasma dan jaringan interstitialsubmesotelial
kemudian melalui sel mesotelial masuk ke dalam rongga pleura. Selainitu cairan
pleura dapat melalui pembuluh limfe sekitar pleura.normal adalah payah jantung
kongesif. Pasien dengan pleura yang awalnya normal pun dapat mengalami efusi
pleura ketika terjadi payah/gagal jantung kongesif. Ketika jantung tidak dapat
memompakan darahnya secara maksimal ke seluruh tubuh terjadilah peningkatan
tekanan hidrostastik pada kapiler yang selanjutnya menyebabkan hipertensi
kapiler sistemik. Cairan yang berada dalam pembuluh darah pada area tersebut
selanjutnya menjadi bocor dan masuk ke dalam pleura. Peningkatan pembentukan
cairan dari pleura parientalis karena hipertensi kapiler sistemik dan penurunan
reabsorbsi menyebabkan pengumpulan abnormal cairan pleura.
Adanya hipoalbuminemia juga akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
pembentukan cairan pleura dan berkurangnya reabsorbsi, hal tersebut berdasarkan
adanya penurunan pada tekanan onkontik intravaskuler (tekanan osmotic yang
dilakukan oleh protein)
Luas efusi pleura yang mengancam volume paru-paru, sebagian akan tergantung
atas kekakuan relative paru-paru dan dinding dada. Dalam batas pernafasan
normal, dinding dada cenderung untuk recoil ke dalam (paru-paru tidak dapat
berkembang secara maksimal melainkan cenderung untuk mengempis.
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati
menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan
dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.
2. Ultrasonografi
3. Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan
tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan
posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak),
berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa
mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).
4. Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan
asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi
(glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi untuk
sel-sel malignan, dan pH.
2.6 Penatalaksanaan Medis
1. Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk
mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan
ketidaknyamanan serta dispneu. Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab
dasar (co; gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis).
2. Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan
specimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan disneu.
3. Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa
hari tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein
dan elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi
dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke system
drainase water-seal atau pengisapan untuk mengevaluasiruang pleura dan
pengembangan paru.
4. Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan
kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah
akumulasi cairan lebih lanjut.
5. Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding
dada, bedah plerektomi, dan terapi diuretic.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam
pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan karena terjadinya
ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis.
Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan suatu gejala penyakit
yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita.
Etiologi terhadap efusi pleura adalah pembentukan cairan dalam rongga pleura
dapat disebabkan oleh banyak keadaan yang dapat berasal dari kelainan paru
sendiri, misalnya infeksi baik oleh bekteri atau virus.
Gejala klinis efusi pleura yaitu nyeri pada pleuritik dan batuk kering dapat terjadi,
cairan pleura yang berhubungan dengan adanya nyeri dada biasanya eksudat.
Gejala fisik tidak dirasakan bila cairan kurang dari 200 – 300 ml. Tanda – tanda
yang sesuai dengan efusi pleura yang lebih besar adalah penurunan fremitus,
redup pada perkusi dan berkurangnya suara napas.
DAFTAR PUSTAKA
Nn.2012.”Jenis Cairan Pleura”,(Online),(http://worldhealth-
bokepzz.blogspot.no/2012/03/jenis-cairan-pleura.html, diakses 15
Oktober 2012)
Nn.2012.”Anatomi Fisiologi Pleura”,(Online),(http://medicina-islamica-
lg.blogspot.no/2012/02/anatomi-fisiologi-pleura.html, diakses 15
Oktober 2012)
Rasyid, Ahmad.2012.”ANATOMI FISIOLOGI PLEURA DAN MEKANISME
EFUSI”,(Online),
(http://edisampetondok.blogspot.no/2012/01/anatomi-fisiologi-
pleura-dan-mekanisme.html, diakses 15 Oktober 2012)