MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

11
DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Judul : Penerapan Irigasi Kendi pada Budidaya Tanaman Melon ( Cucumis melo L. ) Organik Pemrasaran : Siska Srijayanti / 05071006013 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Edward Saleh, M.S 2. Prof. Dr. Ir. Daniel Saputra, M.S.A, Eng Hari / Tanggal : Waktu : Tempat : Ruang Seminar/Diskusi Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian di Indonesia membutuhkan lahan yang cukup untuk usaha pertanian, dimana kita tahu Indonesia adalah wilayah tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Terutama pada musim kemarau petani kesulitan untuk mendapatkan air untuk tanaman. Pawitan (1999) menyatakan bahwa, kondisi sumber daya air 1

Transcript of MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Page 1: MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIANFAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Judul : Penerapan Irigasi Kendi pada Budidaya Tanaman

Melon ( Cucumis melo L. ) Organik

Pemrasaran : Siska Srijayanti / 05071006013

Pembimbing : 1. Dr. Ir. Edward Saleh, M.S

2. Prof. Dr. Ir. Daniel Saputra, M.S.A, Eng

Hari / Tanggal :

Waktu :

Tempat : Ruang Seminar/Diskusi Jurusan Teknologi Pertanian,

Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian di Indonesia membutuhkan lahan yang cukup untuk usaha

pertanian, dimana kita tahu Indonesia adalah wilayah tropis yang memiliki dua

musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Terutama pada musim kemarau

petani kesulitan untuk mendapatkan air untuk tanaman. Pawitan (1999) menyatakan

bahwa, kondisi sumber daya air pada sebagian besar daerah di Indonesia telah berada

pada tingkat waspada sampai tingkat kritis, sedangkan kita tahu kebutuhan air di

bidang pertanian dan bidang lainnya terus meningkat. Dengan adanya keterbatasan

sumber daya air yang sangat berpengaruh terhadap pertanian di Indonesia, maka

salah satu kendala produksi tanaman di lahan kering adalah terbatasnya air untuk

tanaman, terutama pada saat musim kemarau.

Adanya permasalahan kebutuhan air di lahan kering, maka tanaman yang

cocok untuk dikembangkan di lahan kering yaitu tanaman yang tidak memerlukan

banyak air serta bernilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah tanaman melon.

Melon merupakan tanaman yang memiliki prospek yang menjanjikan bagi pertanian

1

Page 2: MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

di Indonesia, tetapi produksi buah melon di Indonesia sangat rendah, sehingga

potensinya harus dapat ditingkatkan dengan teknik irigasi yang tepat. Karena

keberhasilan peningkatan produksi tanaman di Indonesia tidak terlepas dari peran

irigasi yang merupakan salah satu fakor penting dari produksi tanaman. Oleh karena

itu berbagai teknik irigasi harus dikembangkan guna meningkatkan produktivitas

tanaman melon.

Untuk mendapatkan sistem irigasi yang hemat air sesuai untuk daerah lahan

kering yang ada di wilayah Indonesia maka Setiawan , et al., (1998) telah

mengembangkan sistem irigasi kendi di Indonesia sejak tahun 1996. Dimana

pengamatan tentang irigasi hemat air yang berbentuk kendi dengan menggunakan

campuran tanah liat, pasir, dan serbuk gergaji sebagai emiter telah dilakukan oleh

Setiawan dan Edwar (1997), Setiawan et al., (1998), Edward (2000), Idrus, Suprapto,

dan Maulana (2004), dan Idrus dkk.(2005). Sistem Irigasi Kendi ini adalah salah

satu cara pemberian air pada tanaman melalui dinding kendi secara langsung sampai

pada zona perakaran tanaman.

Mekanisme nya, kendi ditanam di bawah tanah dekat dengan zona perakaran

tanaman sampai leher kendi. Jumlah kendi yang ditanam tergantung pada jenis

tanaman, kebutuhan air tanaman, suplai air serta porositas tanah dan kendi. Pada

penelitian ini digunakan dua cara pengisian air ke dalam kendi yaitu dengan cara

menggunakan tabung mariotte dan dengan cara manual. Dimana kelebihan dan

kekurangan dari cara tersebut diatas dilihat dari ketersediaan air yang ada dalam

kendi, dengan menggunakan tabung marriote tinggi muka air akan selalu konstan

sehingga air selalu tersedia dan tidak perlu mengisi air setiap waktu sedangkan

dengan cara manual pada saat tertentu air akan habis dan harus dilakukan pengisian

ulang setiap waktu. Dengan sistem irigasi kendi, pemberian air pada tanaman tidak

perlu diberikan setiap hari tetapi cukup dengan memperhatikan ketersediaan jumlah

air di dalam kendi yang dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Pemberian

air menggunakan irigasi kendi lebih efisien dibandingkan dengan sistem irigasi

lainnya karena memberikan air langsung ke zona akar tanaman, bukan ke daerah

yang lebih luas yang dapat mengakibatkan pemborosan air.

2

Page 3: MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Untuk menunjang hasil pertanian yang baik dan sehat maka pertanian organik

menjadi salah satu alternative teknik pertanian untuk menghasilkan pangan organik.

Pertanian organik merupakan teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan –

bahan alami tanpa menggunakan bahan – bahan kimia sintetis (badan penelitian dan

pengembangan pertanian, 2005). Pertanian organik banyak memberikan manfaat

yang baik bagi lingkungan dan masa depan kehidupan manusia, serta menjamin

kelangsungan hidup bagi agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku

pertanian. Salah satu produk yang berperan dalam menunjang sistem pertanian

organik adalah pupuk organik dengan pestisida organik (MOL) yang terbuat dari

bahan organik seperti sampah sayuran rumah tangga. Pupuk buatan seperti kompos

dengan campuran mikroorganisme lokal (MOL) dan bahan alami lainnya merupakan

salah satu pupuk organik yang digunakan untuk budidaya tanaman melon. Dalam

penelitian ini akan diterapkan irigasi kendi pada tanaman melon organik dengan

variasi jumlah tanaman yang ada.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja irigasi kendi dalam

mendukung budidaya tanaman melon secara organik. Indikator kinerja dalam

penelitian ini adalah : Effisiensi irigasi, pertumbuhan tanaman, dan produksi.

C. Hipotesis

Irigasi kendi dapat mendukung budidaya melon secara organik dengan variasi

jumlah tanaman melon per kendi.

3

Page 4: MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

II. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan kebun Jurusan Teknologi Pertanian,

Universitas Sriwijaya Indralaya. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan

Desember 2010 sampai dengan selesai.

B. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan adalah benih melon, pupuk kompos (jerami, dedak,

daun – daunan, sekam), MOL (mikroorganisme lokal), tanah, mulsa, dan air.

Alat yang digunakan adalah kendi, tabung mariotte, ember, gunting pangkas,

meteran, timbangan, mistar, dan bambu.

C. Metode Penelitian

Rancang acak kelompok dengan dua faktor dan tiga kali pengulangan. Setiap

bedengan terdiri dari enam kendi dengan variasi tanaman 4, 3, dan 2 bibit tanaman

melon dan dua cara pengisian air ke dalam kendi.

a. Perlakuan pengisian air ke dalam secara Manual

2 tanaman melon/kendi

3 tanaman melon/kendi

4 tanaman melon/kendi

b. Perlakuan pengisian air ke dalam dengan tabung mariotte

2 tanaman melon/kendi

3 tanaman melon/kendi

4 tanaman melon/kendi

Tabel perlakuan

4

Page 5: MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Perlakuan A B

1

2

3

1A

2A

3A

1B

2B

3B

Ctt : Pengulangan sebanyak 3 kali, sehingga didapat 18 percobaan

Perlakuan

Jumlah tanaman

1. 1 = 2 tanaman per kendi

2. 2 = 3 tanaman per kendi

3. 3 = 4 tanaman per kendi

Cara pengisiaan air ke dalam kendi

1. A = tabung mariotte

2. B = manual

D. Cara Kerja

1. Terlebih dahulu kita menyiapkan bahan untuk pembuatan MOL

(mikroorganisme lokal) seperti molase, rebung, teri, sayuran, buah maja

beserta bahan tambahan lainnya. MOL tersebut kemudian di diamkan selama

14 hari, kemudian disaring ampasnya.

2. Pembuatan kompos dengan menggunakan jerami, dedak, rerumputan dan

bahan tambahan lainnya, didiamkan selama 21 hari.

3. Pembersihan dan penyiapan lahan, di sertai dengan penyiapan bibit dengan

cara perkecambahan benih.

4. Pembuatan tabung mariotte dan menyiapkan kendi untuk media pemberian air

dengan teknik irigasi kendi.

5. Penanaman kendi dan pemasangan turus yang dilakukan pada akhir persiapan

lahan satu minggu sebelum penanaman di lapangan.

6. Penanaman dilakukan pada pagi hari, agar tanaman tidak stress karena sinar

matahari

7. Pemupukan, pemberian pupuk organik yaitu kompos dengan campuran MOL

5

Page 6: MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

8. Pemeliharaan meliputi pemberian air, pemangkasan, pengikatan batang pada

ajir, pembungkusan buah, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan

penyakit tanaman.

9. Pemanenan dilakukan lebih kurang 70 hari setelah tanam.

E. Parameter yang diamati

a. Tinggi tanaman: Pengukuran dilakukan mulai dari leher akar hingga titik

tumbuh batang utama dengan menggunakan meteran, dilakukan sebelum

panen.

b. Jumlah daun: Dihitung dengan cara manual dengan membandingkan jumlah

daun pada umumnya.

c. Jumlah kinerja air irigasi per kendi: Dilakukan pengamatan berapa jumlah air

yang bertambah dan berapa jumlah air yang berkurang.

d. Berat buah: Ditimbang dengan menggunakan timbangan, dilakukan setelah

panen.

e. Kualitas buah: Ditinjau dari rasa dan tekstur buah itu sendiri.

f. Suhu udara dan evapotranspirasi: Diukur dengan menggunakan thermometer

bola basah bola kering.

DAFTAR PUSTAKA

6

Page 7: MAKALAH DISKUSI MAHASISWA JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005 . Prospek Pertanian Organik di Indonesia.

Idrus, M., Suprapto, dan E. Maulana. 2004. Penerapan Alat Irigasi Emiter Kendi Untuk Tanaman Budidaya Tomat. Jurnal Pertanian Terapan. Vol. IV No. 1, Januari 2004. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung. Bandar Lampung.

Idrus, M., Suprapto, dan E. Maulana. 2005. Rancang Bangun Alat Irigasi Emiter Kendi Dengan Berbagai Persentase Campuran Bahan Kendi Untuk Tanaman Semangka. Jurnal Pertanian Terapan. Vol. V No. 2, Mei 2005. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Lampung. Bandar Lampung.

Kurnia, U. dan A. Hidayat. 2001. Potensi, Peluang Dan Pemanfaatan Lahan Kering Untuk Peningkatan Produksi Pangan. Makalah disampaikan dalam Pertemuan Konsultatif Sumberdaya Lahan dan Air. Direktorat Perluasan Areal, Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan, Jakarta 11 Juni 2001.

Pawitan, H. 1999. Mengantisipasi krisis air nasional memasuki abad 21. Makalah utama pada seminar ”Kebutuhan Air Bersih dan Hak Azasi Manusia” Masyarakat Hidrologi Indonesia, di Bogor 25 Februari 1999. 15 hlm.

Rizkiana, D. 2005. Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L ) Dengan Sistem Irigasi Kendi Yang Dipupuk NPK Organik Dan Pupuk Hayati. Skripsi S1. Universitas Sriwijaya. (tidak dipublikasikan)

Saleh, E. 2000. Kinerja Sistem Irigasi Kendi Untuk Tanaman Di Daerah Kering. Disertasi Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. P. 1—123.

Setiawan, B.I. dan E. Saleh. 1997. Peluang aplikasi irigasi kendi di daerah kering. Makalah Pendukung pada Seminar Nasional “Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan Melalui Pemasyarakatan Gerakan Hemat Air” di Jakarta Tanggal 20 Maret 1997. Departemen Pekerjaan Umum, Ditjen Pengairan, Jakarta

Setiawan, et al., B.I. 1998. Sistem irigasi kendi untuk tanaman sayuran di daerah kering. Laporan Riset Unggulan Terpadu IV. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 125 hlm.

Maria, Y. 2002. Analisi Kelayakan System Irigasi Kendi Pada Budidaya Tanaman Semangka (Citrullus Vulganis L.). Skripsi S1. Universitas Sriwijaya. (tidak dipublikasikan)

Lampiran 1. Diagram alir tahap persiapan sampai dengan pengamatan

7Persiapan lahan serta sistem irigasi kendi

Tanah + pupuk organik + bibit melon

Tanah dalam bentuk bedengan

Percobaan perlakuan dengan variasi jumlah tanaman melon dan cara pengisian air ke

dalam kendi dengan manual dan menggunakan tabung mariotte

Pemeliharaan dan penyiraman

Analisa teknis dengan berbagai

parameter