makalah ddpt

24
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang terbatas pula. Produk pasca panen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan berbagai tujuan terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen. Produk dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah organisme pengganggu tumbuhan terutama dari golongan serangga hama. Hama yang menyerang komoditas simpanan (hama gudang) mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di lapang (Anonim, 2009). Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera, misalnya Tribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus spp, dll. Pada beras, ditemukan Tribolium castaneum dan Sitophilus oryzae, pada komoditas kedelai ditemukan Tribolium castaneum, pada kopi ditemukan Callocobruchus spp, pada kacang tolo ditemukan Sitophilus oryzae dan Callocobruchus spp, dan pada komoditas kacang hijau ditemukan Tribolium castaneum (A.M. Anieska, 2009).

description

Makalah ddpt ini memmuat tentang berbagai hama dan cara pengendaliannya

Transcript of makalah ddpt

Page 1: makalah ddpt

I.  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama yang

menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas

yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang terbatas pula.

Produk pasca panen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan berbagai tujuan

terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen.

Produk dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah organisme pengganggu tumbuhan

terutama dari golongan serangga hama. Hama yang menyerang komoditas simpanan (hama

gudang) mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan hama yang menyerang tanaman

ketika di lapang  (Anonim, 2009).

Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera,

misalnya Tribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus spp, dll. Pada beras,

ditemukan Tribolium castaneum dan Sitophilus oryzae, pada komoditas kedelai ditemukan

Tribolium castaneum, pada kopi ditemukan Callocobruchus spp, pada kacang tolo ditemukan

Sitophilus oryzae dan Callocobruchus spp, dan pada komoditas kacang hijau ditemukan

Tribolium castaneum (A.M. Anieska, 2009).

1.2  Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui jenis-jenis hama serta morfologi dari hama

yang menyerang tempat-tempat penyimpanan hasil-hasil pertanian serta gejala serangannya.

Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui bagian-bagian

morfologi serta gejala serangan dari serangga yang menyerang hasil-hasil pertanian.

Page 2: makalah ddpt

II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis)

2.1.1  Ciri Morfologi

 Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala agak meruncing, pada elytra

terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan.

Ukuran tubuh sekitar 5-6 mm. imago betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan

pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari.

Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat

pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Lama stadia larva

adalah 4-6 hari. Produk yang diserang akan tampak berlubang (Anonim, 2008).

2.1.2  Sistematika

 Kumbang ini mempunyai klasifikasi sebagai berikut; Kingdom: Animalia, Filum :

Arthropoda, Kelas: Insecta, Ordo: Coleoptera, Famili: Bruchidae, Genus: Callosobruchus,

Spesies: Callosobruchus chinensis (Suharto, 2009).

2.1.3  Gejala Serangan

 Gejala serangan kumbang bruchus pada biji kacang hijau dikenali dengan adanya

lubang-lubang pada butiran kedelai. Biji kedelai yang terserang bruchus juga merupakan

tempat berlindung serangga. Kadang-kadang tampak serangga keluar dari dalam lubang

gerekan (Abumutsanna, 2008).

2.1.4  Pengendalian

 Pengendalian hama kumbang bruchus dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan

gudang dan dengan cara fumigasi, antara lain menggunakan methyl bromida sesuai petunjuk

teknis (Abumutsanna, 2008).

2.2  Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)

2.2.1  Ciri Morfologi

 Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru-biruan metalik dan mengkilap. Bagian

permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-merahan terang

atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna coklat tua

atau hitam (Anonim, 2008).

Page 3: makalah ddpt

2.2.2  Sistematika

Klasifikasi dari Kumbang Kopra adalah Kingdom: Animalia,  Filum: Arthropoda,

Kelas: Insecta, Ordo: Coleoptera, Famili: Cleridae, Genus: Necrobia,  Spesies: Necrobia

rufipes (Rentokil. 2009).

2.2.3  Gejala Serangan

 Telur diletakkan di celah-celah bahan yang tersembunyi.  Setelah menetas, larva

membuat liang gerek yang berkelok-kelok pada bahan.  Saat menjelang menjadi kepompong,

larva membuat rongga yang bentuknya oval dan dilapisi dengan campuran air liurnya dan

sisa gerekan. Mereka bersifat merusak, baik dalam tahap larva maupun dewasa, meski

demikian tahap larva adalah yang paling merusak (Rentokil. 2009).

2.2.4  Pengendalian

Pengendalian hama dilakukan dengan cara membersihkan tempat penyimpanan dari

berbagai macam kotoran yang dapat mengundang adanya serangan kumbang kopra (Necrobia

rufipes).  Selain itu, ruangan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan harus tertutup

rapat (Wikipedia, 2009).

2.3  Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)

2.3.1  Ciri Morfologi

 Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya

berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap

bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan.

Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila

kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm.

larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan

membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti

kumbang dewasa (Anonim, 2008).

2.3.2  Sistematika

 Klasifikasi dari kumbang ini adalah; Kingdom: Animalia, Filum: Arthropoda, Kelas:

Insecta, Ordo: Coleoptera, Family: Curculionidae, Genus: Sitophilus, Spesies: Sitophilus

oryzae (Wikipedia, 2008).

Page 4: makalah ddpt

2.3.3  Gejala Serangan

 Pada waktu akan bertelur serangga betina membuat liang kecil dengan moncongnya

sedalam kurang lebih 1 mm.  Setelah telur diletakkan liang ditutup dengan sisa gerekannya.

Pada biji yang kecil seperti beras hanya satu telur tetapi pada biji yang lebih besar seperti

jagung dapat diletakkan dua telur.  Setelah menetas larva menggerek ke dalam biji.  Larva

hidup dalam biji tersebut dengan memakan isi biji.  Fase larva merupakan fase yang merusak

biji (Suharto, 2009).

2.3.4  Pengendalian

 Penagendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penjemuran produk

simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus

oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan

fumigasi terhadap produk yang disimpan (Anonim, 2008)

2.4  Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)

2.4.1  Ciri Morfologi

Kumbang dewasa berukuran hingga 4 mm dan berwarna coklat kemerahan pudar

hingga mendekati hitam, dan biasanya memiliki bercak di bagian belakang dengan empat

bintik kemerah-merahan terang atau kekuning-kuningan.

2.4.2  Sistematika

Klasifikasi dari kumbang ini adalah; Kingdom: Animalia, Filum: Arthropoda, Kelas:

Insecta, Ordo: Coleoptera, Family: Curculionidae, Genus: Sitophilus, Spesies: Sitophilus

zeamays (Rentokil. 2009).

2.4.3  Gejala Serangan

 Kumbang jagung (Sitophilus zeamays) menyerang jagung yang disimpan.  Butir

jagung yang diserang berlubang-lubang hingga hancur menjadi bubuk. Serangga ini juga

menyerang bahan lain seperti kopra, gandum, beras, sorgum dan biji-bijian lain (Maulana B.,

2009).

2.4.4  Pengendalian

 Pengendalian serangga dapat dilakukan dengan zat kimia.  Penggunaan zat kimia harus

dilakukan secara hati-hati agar tidak mencemari bahan pakan. Fumigan dan insektisida

merupakan zat kimia yang dapat digunakan dalam pengendalian hama gudang yang telah

Page 5: makalah ddpt

menyerang bahan pakan.  Kandungan air bahan pakan yang disimpan diupayakan serendah

mungkin.  Proses penurunan kadar air dapat dilakukan dengan penjemuran ataupun dengan

meniupkan udara panas terhadap bahan pakan. Batas kadar air yang dinilai aman untuk

penyimpanan adalah 13-14% dan kelembaban kurang dari 70% (Maulana B., 2009).

2.5  Kumbang Tepung (Tribollium sp.)

2.5.1  Ciri Morfologi

 Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ± 4

mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. Larva berwarna cokelat

muda dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5 mm

(Blogspot, 2009).

2.5.2  Sistematika

Klasifikasi dari Kumbang Tepung ini adalah Kingdom:  Animalia, Filum: Arthropoda,

Kelas: Insecta, Ordo: Coleoptera, Famili : Tenebrionidae, Genus: Tribollium, Spesies:

Tribollium sp. (Rentokil, 2009).

2.5.3  Gejala Serangan

 Hama bubuk Tribolium bukan hama yang khusus menyerang beras atau tepungnya.

Pada kenyataannya, dimana pada komoditas beras ditemukan hama Sitophilus oryzae, pasti

akan ditemukan juga hama bubuk ini. Hama Tribolium hanya memakan sisa komoditas yang

telah terserang hama           Sitophilus oryzae sebelumnya yang berbentuk tepung (hama

sekunder) (Anonim, 2008).

2.5.4  Pengendalian

 Pengendalian dapat dilakukan dengan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada

waktu tertentu dengan pengeringan yang sempurna. Selain itu juga dapat dilakukan fumigasi

terhadap produk pasca panen dengan menggunakan fumigan yang tidak berbahaya bagi

kesehatan manusia (Anonim, 2008).

III.  METODOLOGI

3.1  Tempat dan Waktu

Page 6: makalah ddpt

Pelaksanaan praktikum tentang Pengenalan Serangga Hama Gudang ini dilaksanakan di

Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako,

Palu. Pada tanggal 28 Oktober 2009, pada pukul 14.00 Wita sampai 17.30 Wita.

3.2  Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan, toples, kain kasa, cat warna

hitam, alat tulis menulis, dan buku gambar.

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Kumbang Biji

(Callosobruchus chinensis) sebanyak 10 ekor serta Kacang Hijau seberat 100gr, Kumbang

Kopra (Necrobia rufipes) sebanyak 10 ekor serta Kopra seberat 100gr, Kumbang Beras

(Sitophilus oryzae) sebanyak 10 ekor serta Beras seberat 100gr, Kumbang Jagung (Sitophilus

zeamays) sebanyak 10 ekor serta Jagung seberat 100gr, dan Kumbang Tepung (Tribollium

sp.) sebanyak 10 ekor serta Tepung seberat 100gr.

3.3  Metode Praktek

Metode praktek dari praktikum ini adalah pertama-tama menyiapkan bahan-bahan yang

diperlukan, selanjutnya mengecat toples dengan cat yang berwarna hitam. Kemudian mengisi

bahan yang telah disiapkan kedalam toples yang telah dicat warna hitam. Setelah itu menutup

toples dengan menggunakan kain kasa.

Melakukan pengamatan setiap tiga hari sekali selama empat kali dengan cara menimbang

bahan-bahan dan mengamati perubahan berat bahan-bahan tersebut.

Setelah melakukan pengamatan terhadap berat bahan, selanjutnya yaitu menggambar

ciri-ciri morfologi dari kumbang-kumbang yang ada serta memberikan keterangan.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil

4.1.1  Tabel Hasil Pengamatan Kehilangan Berat Bahan Simpanan

Tabel 1.  Hasil pengamatan kehilangan berat Bahan Simpanan pada Kacang Hijau

No Hari/Tanggal Berat Awal Berat Akhir Susut

Page 7: makalah ddpt

1.

2.

3.

4.

Senin/19 Oktober 2009

Kamis/22 Oktober 200

Minggu/25 Oktober 2009

Rabu/28 Oktober 2009

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

0%

0%

0%

0%

Tabel 2.  Hasil pengamatan kehilangan berat Bahan Simpanan pada Kopra

No Hari/Tanggal Berat Awal Berat Akhir Susut

1.

2.

3.

4.

Senin/19 Oktober 2009

Kamis/22 Oktober 200

Minggu/25 Oktober 2009

Rabu/28 Oktober 2009

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

0%

0%

0%

0%

Tabel 3.  Hasil pengamatan kehilangan berat Bahan Simpanan pada Beras

No Hari/Tanggal Berat Awal Berat Akhir Susut

1.

2.

3.

4.

Senin/19 Oktober 2009

Kamis/22 Oktober 200

Minggu/25 Oktober 2009

Rabu/28 Oktober 2009

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

0%

0%

0%

0%

Page 8: makalah ddpt

Tabel 5.  Hasil pengamatan kehilangan berat Bahan Simpanan pada Tepung

No Hari/Tanggal Berat Awal Berat Akhir Susut

1.

2.

3.

4.

Senin/19 Oktober 2009

Kamis/22 Oktober 200

Minggu/25 Oktober 2009

Rabu/28 Oktober 2009

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

100gr

0%

0%

0%

0%

4.1.1  Morfologi Hama Gudang

                                                                                                     

                                                                                               Ket:

1.      Caput

2.      Antena

3.      Alat mulut

4.      Mata mejemuk

5.      Thorax

6.      Tungkai depan

7.      Tungkai tengah

8.      Tungkai belakang

9.      Abdomen

10.         Sayap

Gambar 13.  Morfologi Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis).

                                                                                                     

Ket:

Page 9: makalah ddpt

Lubang pada biji kacang hijau

Gambar 14. Gejala Serangan Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis) pada biji Kacang Hijau.

           

                                                                                               Ket:

1.      Caput

2.      Antena

3.      Alat mulut

4.      Mata mejemuk

5.      Thorax

6.      Tungkai depan

7.      Tungkai tengah

8.      Tungkai belakang

9.      Abdomen

10.         Sayap

Gambar 15.  Morfologi Kumbang Kopra (Necrobia rufipes).

                                                                                                     

                                                                                              

Ket:

Lubang pada kopra

Page 10: makalah ddpt

Gambar 16.  Gejala Serangan Kumbang Kopra (Necrobia rufipes) pada Kopra.

           

                                                                                               Ket:

1.      Caput

2.      Antena

3.      Alat mulut

4.      Mata mejemuk

5.      Thorax

6.      Tungkai depan

7.      Tungkai tengah

8.      Tungkai belakang

9.      Abdomen

10.         Sayap

Gambar 17.  Morfologi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae).

                                                                                                     

                                                                                              

Ket:

Lubang pada biji beras

Gambar 18.  Gejala Serangan Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) pada biji Beras.

Page 11: makalah ddpt

                                                                                                     

                                                                                               Ket:

1.      Caput

2.      Antena

3.      Alat mulut

4.      Mata mejemuk

5.      Thorax

6.      Tungkai depan

7.      Tungkai tengah

8.      Tungkai belakang

9.      Abdomen

10.         Sayap

Gambar 19.  Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays).

                                                                                                     

                                                                                              

Ket:

Lubang pada biji jagung

Gambar 20.  Gejala Serangan Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) pada Jagung.

Ket:

1.      Caput

Page 12: makalah ddpt

2.      Antena

3.      Alat mulut

4.      Mata mejemuk

5.      Thorax

6.      Tungkai depan

7.      Tungkai tengah

8.      Tungkai belakang

9.      Abdomen

10.         Sayap

Gambar 21.  Morfologi Kumbang Tepung (Tribollium sp.).

4.2  Pembahasan

Pada pengamatan pertama terhadap berat bahan yaitu Kacang Hijau, Kopra, Beras,

Jagung dan Tepung pada hari Senin tanggal 19 Oktober 2009 tidak terjadi penyusutan berat

bahan. Selanjutnya pengamatan kedua pada hari Kamis tanggal 22 Oktober 2009 juga tidak

terjadi penyusutan terhadap berat bahan. Pada pengamatan ketiga pada hari Minggu tanggal

25 Oktober 2009 tidak terjadi perubahan terhadap berat berat bahan. Pengamatan terakhir

terhadap berat bahan pada hari Rabu tanggal 28 Oktober 2009 juga tidak ada penyusutan

berat bahan.

Tidak terjadinya penyusutan berat bahan ini dikarenakan ada sebagian kumbang yang

mati. Selain itu karena kurangnya ketelitian terhadap penimbangan berat bahan yang akan di

amati pada saat bahan akan dimasukkan ke dalam toples.

Sedangkan menurut A.M. Anieska, 2009, Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari

sejak benih pembibitan, pemanenan, hingga di gudang penyimpanan selalu tidak luput dari

ganggguan hama, patogen, gulma, atau karena faktor-faktor lingkungan yang tidak sesuai

bagi tanaman. Akibat gangguan tersebut seorang peneliti dari India pernah menyatakan

bahwa kerugian tanaman akibat gangguan gulam 33%, pathogen 26%, serangan hama 20%,

tikus 6%, dan kerusakan akibat penyimpanan sekitar 75%. Jika pengganggu tanaman tersebut

menganggu secara serentak maka kerugfian tanaman dapat mencapai 92%. Hal ini belum

termasuk gangguan karena faktor lingkungan.

Page 13: makalah ddpt

Pada pengamatan pertama morfologi pada Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis),

kumbang ini  memiliki ciri-ciri morfologi yaitu caput, antena, alat mulut, mata mejemuk,

thorax, tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap. Gejala

serangan yang ditimbulkan oleh kumbang ini adalah lubang-lubang pada biji kacang hijau.

Imago berwarna coklat kemerahan dengan elitra coklat terang bercak gelap. Elitra

serangga lebih pendek dari panjang abdomen sehingga ujung abdomen kelihatan dari arah

dorsal. Ciri lain adalah femur tungkai belakang membesar dan dan pada ujung nampak dua

duri. Imago jantan dapat dibedakan dengan yang betina berdasarkan tipe sungut. Pada jantan

sungut pektinat, sedangkan yang betina tipe sungutnya serrata. Pada C. chinensis bentuknya

bulat telur, elitranya terdapat gambaran gelap yang menyerupai huruf U, pronotum halus,

ukuran tubuhnya sekitar 5-6 mm (Suharto, 2009).

Gejala serangan kumbang bruchus pada biji kacang hijau dikenali dengan adanya

lubang-lubang pada butiran kacang hijau. Biji kacang hijau yang terserang bruchus juga

merupakan tempat berlindung serangga. Kadang-kadang tampak serangga keluar dari dalam

lubang gerekan (Abumutsanna, 2008).

Pengamatan kedua morfologi yaitu pada Kumbang Kopra (Necrobia rufipes), ciri-ciri

morfologinya yaitu caput, antena, alat mulut, mata mejemuk, thorax, tungkai depan, tungkai

tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap. Sedangkan gejala serangan yang ditimbulkan

adalah terdapat lubang pada kopra.

Permukaan atas tubuh berwarna hijau kebiru-biruan metalik dan mengkilap. Bagian

permukaan bawah perut berwarna biru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-merahan terang

atau oranye. Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna coklat tua

atau hitam (Anonim, 2008).

Telur diletakkan di celah-celah bahan yang tersembunyi.  Setelah menetas, larva

membuat liang gerek yang berkelok-kelok pada bahan.  Saat menjelang menjadi kepompong,

larva membuat rongga yang bentuknya oval dan dilapisi dengan campuran air lirnya dan sisa

gerekan. Mereka bersifat merusak, baik dalam tahap larva maupun dewasa, meski demikian

tahap larva adalah yang paling merusak (Rentokil, 2009).

Pengamatan ketiga morfologi yaitu pada Kumbang Beras (Sitophilus oryzae), ciri-ciri

morfologinya yaitu caput, antena, alat mulut, mata mejemuk, thorax, tungkai depan, tungkai

tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap. Sedangkan gejala serangan yang ditimbulkan

kumbang ini adalah beras yang berlubang dan rapuh.

Kumbang ini memiliki rostrum yang sangat karakteristik dan antena yang menyiku.

Antena memiliki delapan ruas dan saat serangga ini berjalan, antenanya menjulur keluar.

Page 14: makalah ddpt

Pada elitra, biasanya terdapat empat buah tanda oval berwarna cokelat kemerahan atau

cokelat jingga (Zainalasyiq, 2009).

Setelah menetas, larva segera memakan bagian biji yang di sekitarnya dan membentuk

lubang-lubang gerekan. Larva terdiri dari empat instar. Periode pupa berlangsung di dalam

biji. Serangga dewasa baru yang muncul segera membuat jalan keluar dengan cara

mengunyah bagian biji tersebut sehingga membentuk lubang besar yang karakteristik

(Zainalasyiq, 2009).

Selanjutnya pengamatan pada morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) dengan

ciri-ciri morfologi caput, antena, alat mulut, mata mejemuk, thorax, tungkai depan, tungkai

tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap. Sedangkan gejala serangan yang ditimbulkan

kumbang ini adalah jagung yang berlubang.

Imago berwarna coklat terang sampai coklat gelap dengan empat bercak kuning yang

berukuran relatif besar pada elitranya. Ciri yang lain adalah sungut menyiku terdiri dari

delapan ruas dan kepala berbentuk moncong (Suharto, 2009.

Kumbang jagung (Sitophilus zeamayis) menyerang jagung yang disimpan.  Butir jagung

yang diserang berlubang-lubang hingga hancur menjadi bubuk. Serangga ini juga menyerang

bahan lain seperti kopra, gandum, beras, sorgum dan biji-bijian lain (Maulana B., 2009).

Pengamatan morfologi yang terkhir yaitu pada Kumbang Tepung (Tribollium sp.)

dengan ciri-ciri morfologi caput, antena, alat mulut, mata mejemuk, thorax, tungkai depan,

tungkai tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap. Gejala serangan yang ditimbulkan

kumbang ini adalah berat tepung yang berkurang dan warna tepung yang menjadi kuning.

Kumbang dewasa berbentuk pipih, berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ± 4

mm. Telur berwarna putih agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. Larva berwarna cokelat

muda dengan panjang ± 5-6 mm. Pupa berwarna putih kekuningan dengan panjang ± 3,5 mm

(Anonim, 2009).

Hama Tribolium sp. Ini tidak memiliki gejala serangan.  Akan tetapi, hanya memakan

sisa komoditas yang telah terserang hama Sitophilus oryzae sebelumnya yang berbentuk

tepung (hama sekunder) (Wordpress, 2008).

Pengendalian hama  gudang secara umum dapat dilakukan dengan zat kimia.

Penggunaan zat kimia harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mencemari bahan pakan.

Fumigan dan insektisida merupakan zat kimia yang dapat digunakan dalam pengendalian

hama gudang yang telah menyerang bahan pakan. Fumigan merupakan senyawa kimia yang

pada suhu dan tekanan tertentu terdapat dalam bentuk gas. Fumigan membunuh serangga dan

hama lain melalui sistem pernafasan. Tindakan membunuh serangga hama gudang dengan

Page 15: makalah ddpt

fumigan disebut fumigasi. Fumigasi bersifat kuratif, membunuh hama yang ada dalam

gudang, tidak dapat mencegah hama yang akan masuk kemudian (Maulana B., 2009).

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1.    Hama gudang adalah serangga hama yang menyerang tempat-tempat penyimpanan hasil-

hasil panen. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera.

2.    Pada umumnya morfologi Hama Kumbang terdiri dari Caput, Antena, Alat mulut, Mata

mejemuk, Thorax, Tungkai depan, Tungkai tengah, Tungkai belakang, Abdomen dan Sayap.

3.    Pengendalian hama gudang secara umum yaitu dengan menjemur melakukan serta fumigasi

terhadap bahan pangan yang akan di simpan dalam gudang.

5.2  Saran

Saran saya sebagai praktikan yaitu sebaiknya kebersihan laboratorium di jaga dengan

baik. Agar para praktikan dapat mengikuti praktek dengan nyaman.

 DAFTAR PUSTAKA

A.M. Anieska, 2009. Pengenalan  Species Penting Hama Pasca Panen Kelompok Coleoptera.

http://mayaoblogz.blogspot.com/2009/06/coleoptera.html

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

Abumutsanna,   2008.    Hama    Gudang.  http://abumutsanna.wordpress.com.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

Anonim, 2008. Pengenalan Hama-Hama Pascapanen.

http://naynienay.wordpress.com/2008/01/28/tentang-hama-tumbuhan/.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

. 2009.  Pengenalan  Ordo  dan  Beberapa Famili Hama  Tanaman Pangan.

http://www.pangan.com . Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

Maulana    B.,    2009.   Analisis   Mutu  Benih   1,   Pengujian   Kesehatan  Benih.

http://badaihxh.blogspot.com/2009/01/analisis-mutu-benih-1-pengujian.html

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

Page 16: makalah ddpt

Rentokil, 2009.  Kumbang Jagung.  http://www.rentokil.co.id/Techinical-A-Z-Pests-Maize-Weevil-

6.4.11.23.htm. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

, 2009. Kumbang Kopra/Kumbang  Babi Berkaki Merah. http://www.rentokil.co.id/Techinical-

A-Z-Pests-Copra-beetle-6.4.11.10.htm.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

    2009.  Kutu Beras. http://www.rentokil.co.id/Techinical-A-Z-Pests-Rice-Weevil-

6.4.11.26.htm.    Diakses  pada   tanggal   30   Oktober   2009.

Suharto, 2009.  Sitophilus Oryzae. http://plasmanutfah.unej.acid/ content/sitophilus-oryzae.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

  2009. Callosobruchus chinensis L.

http://plasmanutfah.unej.ac.id/content/callosobruchus-chinensis--l

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

Wikipedia. 2009. Sitophilus. http://en.wikipedia.org/wiki/ Sitophilus.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

,  2009. Kumbang. http://id.wikipedia.org/wiki/Kumbang.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 20.

2009. Kumbang Beras.http://id.wikipedia.org/wiki/Kumbangberas.

Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.

Zainalasyiq, 2009. Spesies Penting Hama Pasca Panen Kelompok OrdoColeoptera. 

http://zainalasyiq.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2009.