Makalah Das

4
PENGERTIAN DAS Secara hidrologis DAS didefinisikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung topografi, sehingga air yang jatuh akan mengalir melalui satu titik pengamatan. Indikator terjadinya degradasi DAS : 1. Penurunan produksi dari DAS 2. Perubahan terhadap fungsi hidrologi DAS 3. Peningkatan laju erosi lapisan tanah 4. Perubahan terhadap keseimbangan ekosistem di dalam DAS Luas hutan yang ideal untuk menunjang keseimbangan ekosistem – seperti tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 41 tentang Kehutanan – minimal harus 30 persen dari luas wilayah. Dengan luasan tersebut diharapkan sebagian curah hujan yang turun pada musim hujan dapat disimpan dalam lapisan tanah, dan dialirkan sebagai aliran dasar (base flow) pada musim kemarau. Fluktuasi debit sungai pada sebagian besar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia cenderung meningkat, yaitu relatif besar pada musim hujan (seringkali menyebabkan banjir) dan relatif kecil pada musim kemarau (seringkali menyebabkan kekeringan). Kondisi ini memberikan gambaran tentang telah terjadinya kerusakan DAS yang berdampak terhadap permasalahan surplus/defisit neraca air sepanjang tahun. Sedimentasi merupakan dampak lanjutan dari terjadinya erosi di daerah hulu sungai, yang diakibatkan oleh limpasan. Hilangnya vegetasi (hutan) pada suatu daerah aliran sungai, selain menyebabkan limpasan juga sekaligus meningkatkan laju erosi. Erosi yang berlangsung secara terus menerus pada musim hujan dapat menyebabkan hilangnya

description

DAS

Transcript of Makalah Das

Page 1: Makalah Das

PENGERTIAN DAS

Secara hidrologis DAS didefinisikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung topografi, sehingga air yang jatuh akan mengalir melalui satu titik pengamatan.

Indikator terjadinya degradasi DAS :1. Penurunan produksi dari DAS2. Perubahan terhadap fungsi hidrologi DAS 3. Peningkatan laju erosi lapisan tanah4. Perubahan terhadap keseimbangan ekosistem di dalam DAS

• Luas hutan yang ideal untuk menunjang keseimbangan ekosistem – seperti tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 41 tentang Kehutanan – minimal harus 30 persen dari luas wilayah.  Dengan luasan tersebut diharapkan sebagian curah hujan yang turun pada musim hujan dapat disimpan dalam lapisan tanah, dan dialirkan sebagai aliran dasar (base flow) pada musim kemarau. Fluktuasi debit sungai pada sebagian besar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia cenderung meningkat, yaitu relatif besar pada musim hujan (seringkali menyebabkan banjir) dan relatif kecil pada musim kemarau (seringkali menyebabkan kekeringan).  Kondisi ini memberikan gambaran tentang telah terjadinya kerusakan DAS yang berdampak terhadap permasalahan surplus/defisit neraca air sepanjang tahun.

Sedimentasi merupakan dampak lanjutan dari terjadinya erosi di daerah hulu sungai, yang diakibatkan oleh limpasan.  Hilangnya vegetasi (hutan) pada suatu daerah aliran sungai, selain menyebabkan limpasan juga sekaligus meningkatkan laju erosi.  Erosi yang berlangsung secara terus menerus pada musim hujan dapat menyebabkan hilangnya lapisan tanah atas (top-soil),  yang kemudian terbawa aliran sungai dan seterusnya menyebabkan sedimentasi di sungai (pendangkalan sungai).  Disamping itu, erosi juga menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan tanah.

Pengelolaan DAS

• Pengelolaan DAS merupakan suatu kegiatan yang menggunakan dan atau memanfaatkan semua sumber daya alam/ biofisik untuk memberikan hasil yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat yang tinggal dalam DAS tersebut ( stake holder ) dalam waktu yang tidak terbatas ( sustainable ) dengan menekan seminimal mungkin kemungkinan terjadi kerusakan atau degradasi fungsi hidrologi DAS tersebut.

Page 2: Makalah Das

• Konsep dasar pengelolaan DAS yang baik bertujuan untuk mempertahan kan keberadaan sumber daya yang ada termasuk sumber daya air di DAS tersebut secara berkelanjutan. Tujuan tersebut pada umumnya di Indonesia belum dapat dicapai secara optimal mengingat berbagai masalah yang komplek dalam pengelolaan DAS.

Masalah komplek dalam pengelolaan DAS :

1.   Pertambahan penduduk yang meningkat tajam sehingga menurunkan daya tampung DAS tersebut;

2.  Kemiskinan atau pendapatan rendah yang mengakibatkan tidak terkontrolnya aktivitas masyarakat pengelolaan DAS yang umumnya lebih berorientasi pada tujuan jangka pendek;

3.  Perencanaan dan pengaturan tata ruang DAS yang kurang mempertimbangkan fungsi hidrologis DAS;

4.  Pengelolaan DAS yang bersifat manajerial maupun implementasi oleh masyarakat pengguna belum mengikuti pola pengelolaan DAS yang berkesinambungan;

5.  Koordinasi antar kelembagaan yang ada belum optimal untuk pengelolaan DAS secara terpadu;

6.  Perangkat hukum belum sepenuhnya memadai untuk menjaga kelestarian DAS.

Menekan Degradasi DAS• Untuk mencegah terjadi degradasi DAS perlu dilakukan upaya terpadu di daerah

hulu maupun hilir. Penanganan konservasi lahan di daerah hulu merupakan prioritas utama agar dapat mencegah terjadi degradasi DAS lebih lanjut. Teknologi konservasi lahan yang dapat diterapkan menurut WOCAT (World Overview of Conservation Approach & Technology ) dibedakan menjadi empat jenis teknologi yaitu agronomi, vegetasi, struktur dan manajemen.

Pemeliharaan DAS• Pemeliharaan sungai dibagi dalam dua bagian besar, yang pertama ialah

pemeliharaan terhadap bangunan pengendali banjir yaitu bangunan yang berfungsi untuk pengaturan aliran air. Pemeliharaan terhadap bangunan pengatur aliran seperti bendung, pintu air, pengarah arus, dan lain-lain dimaksudkan agar bangunan tersebut dapat berfungsi dengan baik pada saat diperlukan.

• Kedua, pemeliharaan saluran pengendali banjir atau saluran drainase untuk mempertahankan kapasitas alir dan tampung sungai-sungai dan atau saluran drainase sebagai satu kesatuan sistem dengan bangunan pengendali banjir. Seperti yang diuraikan di atas berkurangnya kapasitas alur dan tampung disebabkan oleh tumbuhnya pemukiman liar di bantaran sungai, pengendapan sampah, dan sedimen hasil erosi di hilir.

Page 3: Makalah Das

KESIMPULAN

• Degradasi DAS akan mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi hidrologi suatu DAS dan terjadi proses erosi yang cukup tinggi. Kedua dampak tersebut akan memberikan permasalahan terhadap sistem pengendali banjir yang ada di daerah hilirnya yaitu dengan terjadinya proses sedimentasi di sungai-sungai dan saluran drainase yang akan menurunkan kapasitas alir dan tampung.

• Untuk mengembalikan kapasitas alir sungai dapat dilakukan pengelontoran dan pengerukan secara rutin seiring dengan penangganan masalah sampah serta mengatasi sumber permasalahan sedimen di hulu dengan melakukan konservasi tanah dan air.