makalah blastulasi pada katak

28
1 Dede Yulham Y 11431031 A. Pengertian Blastula Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Blastulasi merupakan proses pembentukan blastula. Blastula dapat dibedakan dari morula, karena blastula terdapat suatu ruangan atau rongga yang disebut Blastosul yang didalamnya berisi cairan. Cairan tersebut bersifat zat putih telur yang timbul dari sel-sel di sekitarnya (Holtfreter, 1947). Pada katak pembelahan sel yang tidak setara (kuning telur tidak merata pada zigot katak ) menyebakan blastosol terletak didalam hemisfer animal (champbell, 2008 ). Berdasarkan ada atau tidaknya blastosul, maka blastula dapat dibedakan atas Blastula berongga (suloblastula) yang terdapat pada blastula katak dan amphioxus dan Blastula tidak berongga (strecoblastola) yang terdapat pada blastula ikan (champbell, 2008 ). Berdasarkan ada tidaknya sel tropoblas, blastula dapat dibedakan atas blastula bertropoblas yang terdapat pada blastula reptil, aves dan mamalia dan

description

tugas kuliahku

Transcript of makalah blastulasi pada katak

Page 1: makalah blastulasi pada katak

1

Dede Yulham Y

11431031

A. Pengertian Blastula

Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami

pembelahan. Blastulasi merupakan proses pembentukan blastula. Blastula

dapat dibedakan dari morula, karena blastula terdapat suatu ruangan atau

rongga yang disebut Blastosul yang didalamnya berisi cairan. Cairan tersebut

bersifat zat putih telur yang timbul dari sel-sel di sekitarnya (Holtfreter,

1947). Pada katak pembelahan sel yang tidak setara (kuning telur tidak merata

pada zigot katak ) menyebakan blastosol terletak didalam hemisfer animal

(champbell, 2008 ).

Berdasarkan ada atau tidaknya blastosul, maka blastula dapat dibedakan

atas Blastula berongga (suloblastula) yang terdapat pada blastula katak dan

amphioxus dan Blastula tidak berongga (strecoblastola) yang terdapat pada

blastula ikan (champbell, 2008 ).

Berdasarkan ada tidaknya sel tropoblas, blastula dapat dibedakan atas

blastula bertropoblas yang terdapat pada blastula reptil, aves dan mamalia dan

blastula tidak bertropoblas yang terdapat pada blastula katak dan amphioxus

(champbell, 2008 ).

Melihat pada bentuk dan susunan blastomernya blastula dibagi menjadi 3,

Pada blastula terdapat 2 daerah utama yaitu : Epiblast dan Hypoblast (Wildan.

1994)

Page 2: makalah blastulasi pada katak

2

DAFTAR PUSTAKA

Champbell, Neiil .A., J.B. Reece., L.A. Urry., dkk. 2008. Bilogi Edisi Kedelapan Jilid 3. Erlangga : Jakarta

Yatim, wildan. 1984. Embryologi. Tarsito : Bandung

Page 3: makalah blastulasi pada katak

3

Feri Ayu Novitasari

Feri ayu

11431035

B. Macam – macam Blastula

Melihat pada bentuk dan susunan blastomernya blastula dibagi menjadi 3

macam yaitu :

1. Coeloblastula

Bentuk bola, disebut juga dengan blastula bundar. Berasal dari telur

homolecithal dan mediolecithal. Homolecithal ialah yang mengalami

pembelahan secara holoblastik teratur. Contohnya katak dan amphioxus

(Wildan Yatim,1984). Dapat dilihat pada gambar 1.1

Gambar 1.1 Coeloblastula Sumber. Wildan yatim, 1984

2. Discoblastula

Bentuk cakram, disebut juga blastula gepeng. Berasal dari telur

homolecithal yang mengalami pembelahan holoblastiktak teratur,dan telur

megalechital yang membelah secara meroblastik. Blastula berada atas yolk

atau jaringan penyalur makan. Pada Pisces, Reptilia, Aves dan

Monotremata blastula disebut blastodisc (Wildan Yatim,1984). Dapat

dilihat pada gambar 1.2

Page 4: makalah blastulasi pada katak

4

Gambar 1.2 Discoblastula

Sumber. Wildan yatim,1984

3. Stereoblastula

Blastula bentuk bola seperti coeloblastula,tapi massif.kalau ada juga celah

antara sel bukan merupakan rongga yang lapang.Terdapat pada

Gymnophiona dan Ganoid (Wildan Yatim,1984). Dapat dilihat pada

gambar 1.3

Page 5: makalah blastulasi pada katak

5

Gambar 1.3 Stereoblastula

Sumber. Wildan yatim,1984

DAFTAR PUSTAKA

Yatim, wildan. 1984. Embryologi. Tarsito : Bandung

Page 6: makalah blastulasi pada katak

6

Mirna rismala

11431039

C. Struktur Blastula

Dalam blastula , para blastomers yang harus membentuk lapisan

germinal yang berbeda dan berbagai organ katak dewasa memiliki perwakilan

mereka di permukaan luar blastula . Nasib setiap jenis blastomere telah

diamati dengan metode pewarnaan buatan vital Voght dan daerah organ calon

peta atau peta nasib telah disiapkan untuk katak blastula. Peta-peta ini baru

saja dikonfirmasi oleh pemindaian mikroskop elektron dan pewarna teknik

injeksi. Seluruh area berpigmen di sekitar tiang hewan ektoderm calon terdiri

dari dua bidang epidermal, ektoderm yang menjadi epidermis kulit menempati

sisi antero ventral blastula, neural ektoderm bersama sisi dorsal masa embrio

berkembang menjadi sistem saraf pusat. Bahan untuk organ-organ indera juga

terkandung di kedua daerah. Di dalam area ectoderm saraf terjadi suatu

subarea kecil yang berkembang menjadi mata embrio. (K,V. sastry,1997)

Adapun gambar berikut menjelaskan tentang peta nasib pada blastulasi

katak:

Page 7: makalah blastulasi pada katak

7

Gambar 2.1 Fate maps of blastula of frog lateral side

Sumber. K.V. Sastry.1997

Dalam kondisi perkembangan normal , ektoderm katak yang berasal

dari bagian dalam sel-sel dari belahan hewan dan sebagian dari sel-sel plat

menengah atau khatulistiwa . Ini adalah daerah di peta nasib ditunjuk sebagai

ektoderm dugaan . Endoderm datang sebagian dari zona menengah tetapi

sebagian besar dari daerah belahan vegetal ( yaitu, endoderm dugaan di peta

nasib ) . Mesoderm dan notochord yang memiliki asal ganda , yang timbul

antara ektoderm dan endoderm , sebagian besar dari wilayah yang dikenal

sebagai bibir blastopori tersebut Area cerscent antara warna abu-abu adalah

zona marginal calon notochord dan mesoderm di sekitar ekuator blastula.

bahan untuk notochord menempati area yang luas di sisi dorsal blastula. di

bawah area notochordal dan lebih dekat ke kutub vegetal merupakan jalur

sempit pelat pra-chordal. (K.V.Sastry.1997)

Adapun gambar berikut membagi blastula pada katak menjadi 3 daerah,

yaitu:

Page 8: makalah blastulasi pada katak

8

Gambar 2.2 Pembagian blastula katak menjadi 3 daerah,

Sumber. www.google.com

Dari gambar 2.2 dapat dikatakan bahwa Blastula pada katak memiliki

tiga daerah yang berbeda (Adnan, 2008), yaitu :

1. Daerah di sekitar kutub anima, meliputi sel-sel yang membentuk atap

blastocoel. Sel-sel tersebut merupakan bakal lapisan ektoderem. Sel-sel ini

berukuran kecil dan disebut mikromer, mengandung banyak butir-butir

pigmen

2. Daerah di sekitar kutub vegetatif, meliputi sel-sel yolk yang berukuran besar

(makromer) yang merupakan bakal sel-sel endoderem. Mengandung banyak

butir-butir yolk.

3. Daerah sub ekuatorial berupa sel-sel cincin marginal, meliputi daerah kelabu

(gray crescent). Daerah ini secara normal akan membentuk sel-sel

mesoderem 

Page 9: makalah blastulasi pada katak

9

Adapun gambar berikut merupakan bakal pembentuk alat pada

blastula katak (Wildan yatim,1984) :

Gambar 2.2 daerah bakal pembentuk alat blastula katak

Sumber. Wildan yatim,1984

Epiblast akan meliputi daerah-daerah bakal ectoderm epidermis dan

saraf, mesoderm dan notochord. Sedangkan hypoblast akan menjadi daerah

bakal endoderm (Wildan Yatim,1984).

Bakal ectoderm epidermis mengisi sebagian besar daerah epiblast

berbentuk sabit yang luas. Bakal ectoderm saraf dan notocrod berbentuk sabit

juga , kleduanya berdempet; bakal ectoderm saraf terletak sebelah atas, bakal

mesoderm terletak di samping sabit notochord yang nanti akan menentukan

daerah kiri-kanan embryo. Bakal endoderm mengisi seluruh hypoblast di

paling bawah blastula dapat dilihat pada gambar 2.2 (Wildan Yatim,1984).

Page 10: makalah blastulasi pada katak

10

DAFTAR PUSTAKA

Yatim, wildan. 1984. Embryologi. Tarsito : Bandung

Adnan, 2008. Blastula. Biologi FPMIPA.UNM : Malang.

K. V., Sastry.1997. Embryogenesis of frog. Developmental biology

Page 11: makalah blastulasi pada katak

11

Ratrie Viyana Choyrunnisa

11.431.036

D. Proses Blastulasi Pada Ampibi

Proses Blastulasi pada ampibi umumnya berbeda dengan proses

blastulasi pada aves dan mamalia, perbedaannya terletak pada bentuk, tipe

dan susunan blastomernya, ampibi termasuk tipe coeloblastula ( Wildan

yatim , 1984 ).

Tahap blastulasi ini sel akan membentuk sebuah rongga, rongga ini makin

lama makin besar yang didalamnya berisi cairan, yang berasal dari

pemompaan Na dan air ke dalam rongga. Sebanyak 128 sel yang telah

memiliki rongga tersebut dinamakan blastula, dan rongganya disebut dengan

blastocoel ( Campbell, 2008 ).

Page 12: makalah blastulasi pada katak

12

Selama pembelahan pada organisme, bidang pembelahan mengikuti pola

spesifik yang relative terhadap kutub-kutub zigot. Polaritas ditentukan oleh

distribusi zat-zat yang tidak merata didalam sitoplasma, termasuk tidak hanya

determinan-determinan sitoplasmik, namun juga kuning telur. Pada katak,

distribusi kuning telur merupakan factor kunci yang mempengarui pola

pembelahan. ( Campbell, 2008 ).

Pemantapan tiga sumbu tubuh terjadi sejak dini pada perkembangan.

Proses ini telah dipelajari dengan baik pada spesies katak. Ketika hemisfer

animal dan vegetal zigot yang dinamai sesuai kutub-kutubnya yang

berkesesuaian dapat dibedakan berdaarkan warna. Hemisfer animal berwarna

abu-abu gelap, karena granula-granula melanin yang berwarna gelap tertanam

pada korteks diwilayah ini. Ketiadaan granula melanin pada hemisfer vegetal

memugkinkan warna kuning. Sumbu animal vegetal sel telur menentukan

sumbu anterior dan posterior. Kedua sumbu ini tidak equivalen (kepala tidak

terbentuk pada kutub animal berada) setelah peleburan sel telur dan sel

sperma penyusunan ulang sitoplasma sel telur ampibia memantapkan sumbu

dorsal ventral (punggung perut). Membrane plasma dan korteks yang terkait

berotasi menurut sitoplasma bagian dalam yang disebut gerakan rotasi

korteks. Korteks hemisfer animal bergerak kearah sitoplasma bagian dalam

vegetal disisi tempat di dalam hemisfer anima. Korteks hemisfer vegetal yang

terletak diseberang sisi masuknya nucleus sperma tadi bergerak ke arah

sitoplasma bagian dalam hemisfer animal. ( Campbell, 2008 ).

Proses pembentukan gray crescent dapat dilihat pada gambar 3.1

Page 13: makalah blastulasi pada katak

13

Gambar 3.1 Proses rotasi korteks pembentukan grey crescent

Sumber. Campbell, 2008

Gambar 3.1 menjelaskan mengenai proses terbentuknya grey crescent

yang dimulai dari masuknya sperma melalui suatu titik. Rotasi korteks

Page 14: makalah blastulasi pada katak

14

memungkinkan molekul-molekul di dalam korteks vegetal tak berpigman

disisi yang berseberangan dengan masuknya sperma di tempatkan disana saat

oogenesis, untuk berinteraksi dengan molekul-molekul didalam sitoplasma

bagian dalam dari hemisfer animal. Interaksi-interaksi ini mengaktivasi

protein-protein yang sebelumnya inaktif dari korteks vegetal. Kemudian

menyebabkan pembentukan determinan- determinan sitoplasmik yang

selanjutnya akan mempengarui ekspresi gen di dalam sel-sel yang mewarisi

determinan tersebut, sehingga menginisiasi perkembangan struktur-struktur

dorsal. Dengan cara ini rotasi korteks memantapkan sumbu dorsal ventral dari

zigot. Pada beberapa spesies rotasi ini juga memaparkan wilayah abu-abu

muda dari sitoplasma, bulan sabit abu abu (gray crescent) yang sebelumya

tertutup oleh korteks animal berpigmen di dekat equator sel telur. Terletak di

sisi yang bersebrangan dengan tempat masuknya sperma, bulan sabit abu-abu

berperan sebagai penanda sisi dorsal embrio yang nantinya akan terbentuk

( Campbell, 2008 ).

Adapun proses blastulasi pada ampibi bisa digambarkan sebagai

berikut :

Page 15: makalah blastulasi pada katak

15

Gambar 3.2 Proses blastulasi pada ampibi

Sumber. Janet heasman, 1997

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada katak pembelahan sel

awal menunjukkan bidang-bidang pembelahannya, Pembelahan pertama

pada katak adalah meridional (vertical), dimulai dari kutub animal membelah

“ Gray crescen” membentang dari kutub animal ke vegetal. Pada pembelahan

kedua daerah animal dengan bidang meridional tegak lurus dengan bidang

pembelahan pertama. Pada tingkat blastula awal antara micromer dan

macromer dapat dibedakan dengan jelas. Blastomer pada tahap blastula awal

relative masih besar. Pembelahan ketiga adalah ekuatorial (horizontal),

menghasilkan embrio bersel delapan. Akan tetapi dengan adanya sitokinesis

yang terjadi pada sel tersebut, mengakibatkan distribusi yolk yang sangat

tidak merata pada zigot katak yang akhirnya terjadi mengarah ke ujung

animal dari sel-sel yang sedang membelah dalam pembelahan ekuatorial.

Akibatnya keempat blastomer di dalam hemisfer animal lebih kecil daripada

di dalam hemisfer vegetal pada tahap delapan sel. Efek pemindahan yolk

tersebut bertahan pada pembelahan berikutnya yang menghasilkan blastula.

Pembelahan sel yang tidak setara ini menyebabkan blastosol terdapat dalam

hemisfer animal ( Campbell, 2008).

Menurut Nieuwkoop (dalam developmental biology,1997) fungsi rongga

blastula adalah membatasi interaksi antara bakal ektoderem dan sel-sel

endoderem pada cincin marginal yang mengelilingi tepi blastocoel.

Blastula awal memiliki sifat totipotent, yakni kemampuan menumbuhkan

segala macam bakal pembentuk alat. Oleh proses diferensiasi maka

Page 16: makalah blastulasi pada katak

16

kemampuan sekelompok sel bertotipotent akan menurun dan hanya mampu

menumbuhkan sejenis jaringan tertentu (Wildan yatim ,1984).

Akhir blastula atau awal gastrula terbentuklah sel-sel yang bersifat

determinant, yakni hanya mampu tumbuh menjadi sejenis jaringan tertentu

dan volume rongga semakin membesar (Wildan yatim ,1984).

Menurut Roberts Rought (dalam the blakiston company, 1951) blastulasi

pada katak yang dilakukan pada suhu 18 derajat C dimulai pada 16 jam

setelah fertilisasi dan grastulasi awal pada 26 jam setelah fertilisasi. Hal ini

membuktikan semakin rendah suhu makan semakin cepat pula proses

pembelahan pada katak.

DAFTAR PUSTAKA

Champbhell, neil. A, J.B reece, LA urry, dkk. 2008. Biologi edisi kedelapan jilid 3. Erlangga : Jakarta

Heasman, Janet. 1997. Patterning the Xenopus blastula. Development 124. 4179-4191.

K.V., Sastry. 1997. Embryogenesis of frog. Developmental biology

Roberts Rught. 1951. The Frog Its Reproduction and Development. The Blakiston Company

Yatim, wildan. 1984. Embryologi. untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran.Tarsito : Bandung

Page 17: makalah blastulasi pada katak

17

Puput Mufida

11.431.047

E. DNA Pada Proses Blastulasi

Oosit sepenuhnya dewasa mengalami serangkaian perubahan morfologi

utama dalam proses pematangan hormon diinduksi dan inseminasi berikutnya.

Pematangan membutuhkan 3-6 jam dari waktu paparan hormon dan disertai

dengan disintegrasi membran nuklir sebagai sel berlangsung melalui seluruh

siklus pertama meiosis dan penangkapan pada metafase siklus meiosis kedua.

Pemupukan eksternal yang terjadi di dalam air. Hanya satu sperma memasuki

sel telur melalui tiang hewan. Sperma menerobos membran telur dengan

Page 18: makalah blastulasi pada katak

18

bantuan sebuah hyluronidase enzim. Ovum membentuk tonjolan kecil, kerucut

dari penerimaan atau kerucut pembuahan. Melalui ini, sperma masuk ke sel

telur. Inti sperma kemudian bergerak menuju inti sel telur. Jalan inti sperma

ditunjukkan oleh beruntun dari pigmen hitam dalam sitoplasma jelas belahan

hewan. Jalur ini disebut jalur penetrasi (Sastry, K.V, 1997)

Siklus sel merupakan aktivasi dari pembelahan ke pembelahan

berikutnya.Siklus sel mencakup dua fase, yaitu tahap intervase (fase istirahat)

dan tahap pembelahan sel. Tahap interfase meliputi tahap Gap 1, sintesis, dan

Gap 2. Pembelahan sel terdiri atas dua tahap yaitu pembelahan ini

(kariokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Tahap pembelahan

sel disebut juga tahap mitosis (M). tahap pembelahan pada katak saat proses

blastulasi berbeda dengan proses pembelahan pada tahap pembentukan organ,

seringkali lebih cepat. (Champbell, 2008)

Adapun gambar berikut merupakan siklus sel dari pembelahan blastulasi :

Gambar Siklus Sel

Sumber. Russ Hodge. 2010

Page 19: makalah blastulasi pada katak

19

Setelah fertilisasi selesai, serangkaian pembelahan sel pada katak

berlangsung cepat. Sel-sel melaksanakan fase S (sintesis) dan fase M

(mitosis) siklus sel, akan tetapi sel-sel itu sering kali melewatkan fase Gap 1

dan Gap 2. Dan hanya ada sedikit sintesis protein, atau bahkan tidak sama

sekali. Akibatnya embrio tidak membesar secara signifikan selama periode

perkembangan ini. Pembelahan hanya membagi-bagi sitoplasma, dari satu sel

yang berukuran besar menjadi sel-sel kecil yang disebut blastomer dengan

masing-masing nukleusnya sendiri, Pada katak fase siklus sel terjadi selama

30 menit (Campbell, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Champbell, Neiil .A., J.B. Reece., L.A. Urry., dkk. 2008. Bilogi Edisi Kedelapan Jilid 3. Erlangga : Jakarta

Sastry, K,V.1997. Embryogenesis of frog. Developmental Biology.

Russ, Hodge.2010. Genetics and evolution. Publ.132 west street New York.

Page 20: makalah blastulasi pada katak

20

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, 2008. Blastula. Biologi FPMIPA.UNM : Malang.

Champbell, Neiil .A., J.B. Reece., L.A. Urry., dkk. 2008. Bilogi Edisi Kedelapan Jilid 3. Erlangga : Jakarta

Corebima, Duran,. 1997. Regulation of gene expression and development in eukaryotes. The company of biologist limited

Heasman, Janet. 1997. Patterning the Xenopus blastula. Development 124. 4179-4191.

K. V., Sastry. Embryogenesis of frog. Developmental biology

Roberts Rught. 1951. The Frog Its Reproduction and Development. The Blakiston Company

Russ, Hodge.2010. Genetics and evolution. Publ.132 west street New York.

Page 21: makalah blastulasi pada katak

21

Soedarwati. 1992. Reproduksi Dan Perkembangan Hewan. University Press IKIP: Surabaya

Yatim, wildan. 1984. Embryologi. Tarsito : Bandung