Makalah b.ind
-
Upload
sela-septiana-dewi -
Category
Documents
-
view
29 -
download
1
description
Transcript of Makalah b.ind
Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah
Dosen : Ninik Mardiana, M.Pd
Oleh Kelompok 2:
Dwi Aknes Prawesti (115070200131003)
Ardianta Gede P (115070200131004)
Carina Rega Utomo (115070200131005)
Fiqih Andrian Ilmansyah (115070201131013)
Icca Presilia Anggreyanti (115070207131013)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
bahasa Indonesia ini dengan judul “ Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia dalam
Forum Ilmiah “. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata
kuliah bahasa Inonesia Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya.
Makalah ini berisikan tentang
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Sidoarjo, 11 Oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat penting,
namun jika tidak digunakan sesuai dengan fungsinya, bahasa dapat
menjadi alat kekerasan verbal yang terwujud dalam tutur kata seperti
memaki, memfitnah, menghasut, menghina, dan lain sebagainya. Selain
itu dampak dari kekerasan verbal tersebut akan berlanjut pada
kekerasan fisik seperti permusuhan, perkelahian, aksi anarkisme, provokasi dan
sebagainya. Pentingnya berbahasa Indonesia santun yang beretika dan berestetika
sangatlah jelas, khususnya dalam forum ilmiah digunakan sebagai pencitraan
pribadi, jati diri bangsa, dan alat pemersatu. Oleh ka r ena i t u , d ip e r l u kan
pem bahasa n l eb ih l an ju t men gena i e t i ka dan e s t e t i k a be r baha sa
Indonesia khususnya dalam forum ilmiah sebagai upaya berbahasa yang santun
dan beradab.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Untuk memahami karakteristik forum ilmiah.
1.2.2 Untuk memahami etika peran dalam forum ilmiah.
1.2.3 Untuk memahami penggunan bahasa Indonesia secara etis dan estetis sesuai
dengan perannya dalam forum ilmiah.
1.3 MANFAAT
1.3.1 Mengerti dan memahami karakteristik forum ilmiah.
1.3.2 Mengerti dan memahami etika peran dalam forum ilmiah.
1.3.3 Mengerti dan memahami penggunan bahasa Indonesia secara etis dan estetis
sesuai dengan perannya dalam forum ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah
Pengertian etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban
moral.
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti adat
kebiasaan tetapi ada yang memakai istilah lain yaitu moral dari bahasa latin yakni
jamak dari kata nos yang berarti adat kebiasaan juga. Akan tetapi pengertian etika dan
moral ini memiliki perbedaan satu sama lainnya. Etika ini bersifat teori sedangkan
moral bersifat praktek. Etika mempersoalkan bagaimana semestinya manusia
bertindak sedangkan moral mempersoalkan bagaimana semestinya tindakan manusia
itu. Etika hanya mempertimbangkan tentang baik dan buruk suatu hal dan harus
berlaku umum. Secara singkat definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai
tingkah laku manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal. .
Hal ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku manusia itu tidaklah
sama ( relatif ) yaitu tidal terlepas dari alam masing-masing. Namun demikian etika
selalu mencapai tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima
secara umum atau dapat diterima oleh semua bangsa di dunia ini. Perbuatan tingkah
laku manusia itu tidaklah sama dalam arti pengambilan suatu sanksi etika karena
tidak semua tingkah laku manusia itu dapat dinilai oleh etika.
Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas masalah
tingkah laku perbuatan manusia ( baik dan buruk ). Sedangkan estetika membahas
tentang indah atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran
yang berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang jelas dalam hal
ini adalah karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini.
Seperti dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan ukuran itu
bahkan sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran perbuatan baik dan buruk
yang dilakukan oleh manusia. Estetika juga menghadapi hal yang sama, sebab sampai
sekarang belum dapat ditemukan ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran
indah itu. Dalam hal ini ternyata banyak sekali teori yang membahas mengenai
masalah ukuran indah itu. Zaman dahulu kala, orang berkata bahwa keindahan itu
bersifat metafisika ( abstrak ). Sedangkan dalam teori modern, orang menyatakan
bahwa keindahan itu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis dengan
hakikat yang sebenarnya bersifat tetap.
Jadi maksud dari etika dan estetika berbahasa dalam forum ilmiah adalah
bagaimana di dalam sebuah forum kita harus mentaati tatatertib yang berlaku, besifat
sopan, serta di dalam sebuah forum kita harus bisa menghargai pendapat orang lain.
Di sebuah forum juga kita harus menggunakan pakaian yang rapi maka timbulah nilai
keindahan, dan terwujudlah nilai etika dan estetika yang baik dan benar.
Jenis-jenis forum ilmiah meliputi sebagai berikut :
a. Seminar
Pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh sekelompok
mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan umumnya di
bawah bimbingan seorang dosen atau ahli. Tujuan diskusi jenis ini tidak
untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat bersifat tertutup atau terbuka.
Yang terakhir dapat dihadiri oleh umum, tetapi mereka tidak ikut
berdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai peninjau. Untuk
menyelenggarakan seminar harus dibentuk sebuah panitia. Pembicara yang
ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikan gagasan atau topiknya
dalam bentuk kertas kerja.
b. Lokakarya
Suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan
masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya adalah
pertemuan ilmiah yang kecil.
c. Diskusi Panel
Diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah peserta, dan
beberapa pendengar. Dalam jenis diskusi ini tempat duduk diatur
sedemikian rupa sehingga pendengar dapat mengikuti jalannya diskusi
dengan seksama. Setelah berlangsung tanya jawab antara pemimpin dan
peserta, peserta dan pendengar, pemimpin merangkum hasil tanya-jawab
atau pembicaraan, kemudian mengajak pendengar ikut mendiskusikan
masalah tersebut sekitar separuh dari waktu yang tersedia.
d. Informal debate
Diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro
dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata
tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya
tinggi.
e. Simposium
Pertemuan ilmiah untuk mengetengahkan atau membandingkan
berbagai pendapat atau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh
sebuah panitia. Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas
kerja yang dinamakan prasaran. Dan beberapa prasaran yang disampaikan
dalam simposioum harus berhubungan. Orang yang mengajukan prasaran,
yang dinamakan pemrasaran.
f. Konferensi
Pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan
resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensi hanya
bertujuan menyampaikan hasil keputusan suatu organisasi atau badan
pemerintah mengenai suatu masalah maka hal tersebut dinamakan dengar
pendapat atau jumpa pers.
g. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai
suatu masalah yang dihadapi bersama.
h. Diskusi kelompok
Diskusi dengan anggota kelompok dalam suatu organisasi.
i. Bedah buku
Kumpulan pakar-pakar ilmuwan untuk membicarakan hal-hal yg
menyangkut ilmu pengetahuan tertentu yg ada pada sebuah buku yg
dianggap sumber.
2.2 Etika Peran dalam Forum Ilmiah
Adapun etika yang harus dijaga oleh peserta antara lain adalah sebagai berikut:
1. Setiap peserta harus jujur pada diri sendiri
Ar t i nya , d i a memang be r t anya j i ka memang t i dak t ahu ,
akan menca r i k l a r i f i ka s i apab i l a mas ih b ingung a t au
be lum yak in , akan mengecek apakah pemahamannya sudah benar
ataukah belum.
2 .Setiap peserta wajib menghargai pendapat/gagasan orang lain dan
hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib menyimak apabila ada orang yang
berbicara (atau bertanya).
Misalnya, ketika orang lain telah mengusulkan gagasan, dia tidak akan
berbicara seolah-olah dialah pengusul pertama gagasan tersebut. Ketika
pertanyaan telah diajukan oleh peserta lain, dia tidak akan mengulangi
pertanyaan itu. Ketika peserta lain telah menyatakan sesuatu dan dia
menyetujuinya, dia dapat mengungkapkan dukungannya. Terkait dengan
perilaku bertanya untuk memperoleh klarifikasi atau informasi, satu
kewajiban penanya adalah menyimak jawaban dari penyaji. Akan lebih
bagus jika penanya menunjukkan apresiasi positif terhadap jawaban yang
telah diberikan. Apabila dengan terpaksa penanya meninggalkan ruangan
sebelum jawaban diberikan, dia wajib meminta maaf dan meminta izin
untuk meninggalkan ruangan.
Jalannya forum ilmiah banyak ditentukan oleh moderator sebagai
pemandu. Etika yang harus dijaganya antara lain :
1. Harus adil. Artinya, semua peserta sedapat-dapatnya memperoleh
kesempatan yang relatif sama dalam berpartisipasi aktif selama forum
berlangsung.
2. Kese imbangan t empa t duduk pe se r t a dan ke se t a r aan gende r
ha rus bena r - benar dijaga.
3. K e s e i m b a n g a n d a l a m h a l w a k t u a t a u j u m l a h
p e r t a n y a a n y a n g b o l e h diajukan oleh peserta.
4. Moderator seyogianya tidak terlalu banyak mengambil waktu
untuk berkomentar yang tidak fungsional.
5. Moderator harus mengatur waktu yang digunakan oleh semua
pihak, baik penyaji maupun peserta. Oleh sebab itu, moderator
harus punya keberanian untuk menginterupsi dengan santun
pembicaran seseorang agar taat waktu.
Semua hal yang terungkap selama forum, baik inti uraian penyaji, pertanyaan,
maupun jawaban perlu dicatat secara rapi oleh notulis. Hasil catatan yang telah ditata
ringkas sebaiknya dicetak dan dibagikan minimal kepada semua orang
yang terlibat da l am fo rum t e r s ebu t . Ha l i n i member i ke sempa t an
bag i pemi l i k gagasan /konsep untuk meluruskannya jika ada hal-hal yang
kurang tepat. Teknisi wajib memastikan bahwa peralatan teknologi yang digunakan
bekerja dengan baik. Notulis harus melakukan cek terakhir sebelum forum dimulai
dan secara teratur mengontrol jalannya persidangan dari segi teknologi.
Apabila terjadi sesuatu pada teknologi, harus secara cepat bertindak
menyelamatkan jalannya kegiatan.
2.3 Etika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah
Kualitas pemakaian bahasa Indonesia dalam forum ilmiah sejauh ini belum
memenuhi harapan. Penggunaan bahasa Indonesia dengan taat asas sering tidak
diimbangi dengan kesesuaian pemakainya. Sebaliknya, kesesuaian konteks
penggunaan bahasa Indonesia sering tidak disertai dengan kepatuhan kaidah.
Permasalahan kedualah yang lazim ditemukan dalam permasalahan dalam sebuah
forum ilmiah. Kebiasaan menggunakan bahasa secara tidak konsisten dianggap
sebagai salah satu “biang” permasalahan. Sistem bahasa gado-gado sudah terprogram
sedemikian rupa sehingga seolah-olah tidak ada sensor kesadaran berbahasa yang
berorientasi pada kaidah yang semestinya.
Ciri formal forum ilmiah menghendaki penggunaan bahasa Indonesia yang
taat kaidah dan tepat konteks. Hal yang demikian bukan berarti tidak menyisakan
permasalahan. Bagaimana kebosanan sering dialami peserta forum, tentunya hal ini
tidak dapat begitu saja dilepaskan dari faktor pemakaian bahasa. Barangkali terdapat
beberapa faktor lainnya yang menimbulkan kejenuhan, namun harus diingat bahwa
komunikasi interaktif tetap menjadi bagian utama dalam forum ilmiah. Dalam
komunikasi interaktif, penggunaan bahasa memegang peranan penting. Untuk itu
diperlukan pemakaian bahasa yang bercita rasa dan berjiwa.
2.4 Estetika Berbahasa Indonesia dalam forum ilmiah
Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam
membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut
mempengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di
Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada
masarealisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa
adanya. Dalam suatu forum ilmiah, kegiatan yang sangat ditonjolkan adalah
kemampuan berkomunikasi.
Keberhasilan suatu forum ilmiah adalah, jika pelaku ilmiah dapat
berkomunikasi secara baik dan benar, sehingga informasi ilmiah juga dapat
tersampaikan secara optimal pula. Kemampuan berkomunikasi yang baik bisa
menjadi keindahan tersendiri dalam jalannya suatu forum ilmiah. Berikut adalah
contoh teknik komunikasi yang baik dalam kehidupan sehari-hari :
Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah,
- Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
- Menatap mata lawan bicara dengan lembut
- Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
- Menggunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
- Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
- Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
- Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
- Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
- Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuaidengan
karakteristik lawan bicara
- Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik
- Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti
berjabat tangan, merunduk, hormat atau semacamnya
Dalam konteks bahasa Indonesia, contoh nilai keindahan dapat dicontohkan
dengan karya puisi. Puisi menggunakan kata-kata yang indah, pembawaannya lembut
dan berirama. Begitu halnya dalam berforum ilmiah, akan terlihat lebih indah jika
pelaku dalam forum tersebut, baik moderator, audience maupun penyaji menyajikan
karya ilmiahnya dengan komunikasi yang baik. Diantaranya adalah, pemilihan kata-
kata yang formal dan santun, penyusunan kalimat yang baik dan teratur, juga
penyajian kata-kata yang lembut namun tetap tegas dan jelas. Penambahan senyuman
dalam suatu forum ilmiah seperti halnya suatu aksen yang dapat memperindah
jalannya diskusi dalam forum ilmiah tersebut.
BAB III
3.1 Kesimpulan :
Estetika dan etika sebenarnya hampir sama. Etika membahas masalah tingkah
laku perbuatan manusia ( baik dan buruk ). Sedangkan estetika membahas tentang
indah atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang
berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Etika mempertimbangkan
tentang baik dan buruk suatu hal dan harus berlaku umum. Etika sangat sukar untuk
menemukan ukuran itu bahkan sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran
perbuatan baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia. Estetika juga menghadapi hal
yang sama, sebab sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran yang dapat berlaku
umum mengenai ukuran indah itu. Dalam hal ini ternyata banyak sekali teori yang
membahas mengenai masalah ukuran indah itu.
Jadi maksud dari etika dan estetika berbahasa dalam forum ilmiah adalah
bagaimana di dalam sebuah forum kita harus mentaati tatatertib yang berlaku, serta
besifat sopan, serta di dalam sebuah forum kita harus bisa menghargai pendapat
orang lain, dan di sebuah forum juga kita harus menggunakan pakaian yang rapi
maka timbulah nilai keindahan, dan terwujudlah nilai etika dan estetika yang baik dan
benar.
3.2 Saran
Kepada semua pembaca, makalah kami ini dikembangkan serta diterapkan bagi
seluruh Mahasiswa terutama Mahasiswa FKUB dan bisa menambah wawasan
pengetahuan bagi pembaca. Perlu adanya penerapan etika dan estetika dalam
berbahasa Indonesia khususnya dalam forum ilmiah agar terbiasa dan terbentuk
pencitraan diri yang baik.
Daftar Pustaka
Werner J. Severin, dkk. 2008. Teori Komunikasi (sejarah,metode dan terapan di
dalam media masa). Jakarta: Kencana Predana Media Grup.
Mc Quai, Denis. 1994. Teori Komunikasi masa. Jakarta: Erlangga.
Samsuri. 1987. Analisis bahasa. Jakarta :Erlangga.
Hasan Alwi,dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.