makalah berpikir kritis
-
Upload
thangkemargondatanduk -
Category
Documents
-
view
9 -
download
1
description
Transcript of makalah berpikir kritis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang
sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguaan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah
terapi penggantinya(alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan
kegagalan organnya. Walaupun transplantasi organ dan atau jaringan itu telah lama dikenal
dan hingga dewasa ini terus berkembang dalam dunia kedokteran, namun tindakan medik ini
tidak dapat dilakukan bagitu saja, karena masih harus dipertimbangkan dari segi nonmedik,
yaitu dari segi agama, hukum, budaya, etika, dan moral.
Skenario
Joe menderita kerusakan paru – paru yang parah. Setelah diadakan pemeriksaan dan
juga setelah dilakukan analisa atas oleh dokter. Dokter menyarankan supaya dilakukan
transplantasi lubusparu-paru. Hal in bisa dilakukan jika ada living donor atau cadeverik
donor. Setelah penantian yang cukup memakan waktu karena sulitnya pendonor oleh sebab
pandangn religious dan juga rasa takut masyarakat atas hal ini. Akhirnya ada living donor
yang bersedia setelah dilakukan pertimbangan religious dan etik, maka dilakukan
transplantasi tersebut walaupun dengan harga yang mahal. Transplantasi Isograf dan bukan
Xenotransplantasi itu berhasil. Joe sembuh namun akibat harga yang mahal kehidupan
ekonomi Joe dan keluarga tidaklah sebaik seperti sebelumnya.
Identifikasi Istilah yang tidak diketahui
Transplantasi isograft : Transplantasi jaringan atau organ dari dua individu yang
secara genetik identik atau sama.
Lobus paru-paru : Bagian dari paru-paru
Living donor : Donor yang dilakukan oleh orang yang masih hidup
Cadeveric donor : Donor yang dilakukan oleh orang yang baru saja
meninggal
Xenotransplantasi : Transplantasi jaringan atau organ dari satu spesies ke spesies
lain
1
Rumusan Masalah
Pasien menderita kerusakan paru – paru dan sulit mendapatkan donor oleh sebab
religius, rasa takut masyarakat, dan harga konsultasi yang mahal.
Analisis Masalah
2
Etika
Kerusakan Paru-
paru
PenyebabTransplantasi
Medis
Donor
Penerima
Hukum
Living
Cadeverik
Agama Negara
Pembahasan
Defenisi
Transplantasi adalah pengangkatan suatu organ atau jaringan dari suatu organisme,
kemudian diimplantasikan melalui pembedahan ke organisme lain untuk memberikan
struktur dan atau fungsi.1 Transplantasi merupakan terapi pengganti sebagai upaya terbaik
untuk menolong pasien dengan kegagalan organnya karena hasilnya lebih memuaskan
dibandingkan dengan terapi konservatif.2
Jenis-jenis Transplantasi
Hingga waktu ini, telah dikenal beberapa jenis transplantasi atau pencakokan baik
berupa sel, jaringan, maupun organ tubuh, yaitu sebagai berikut:
Autograft, yaitu pemindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam tubuh
itu sendiri.
Allograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang sama
spesiesnya.
Isograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang identik,
misalnya pada gambar identik.
Xenograft, yaitu pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lain yang tidak
sama spesiesnya.
Dalam skenario A, dikatakan bahwa dokter melakukan transplantasi isograft dan
bukan xenograft terhadap paru-paru Joe. Dokter melakukan transplantasi isograft karena
organ yang ditransplantasikan berasal dari donor yang secara genetik identik. Genetik antara
donor dan resipien adalah identik, maka tidak akan memicu kekebalan tubuh resipien. 3
Transplantasi allograft bisa saja dilakukan, namun perbedaan secara genetik seringkali
menimbulkan reaksi penolakan karena adanya sistem kekebalan tubuh sehingga organ atau
jaringan yang ditransplantasikan dianggap sebagai benda asing dan harus disingkirkan dari
tubuh. Dokter juga tidak melakukan xenograft terhadap paru-paru pasien karena dapat
menimbulkan ketidaksesuaian dan resiko yang lebih besar.
3
Transplantasi ditinjau dari segi Medis
Pendonor. Pendonor dapat dibagi menjadi dua jenis yakni:
o Living donor yakni pendonor merupakan orang yang masih hidup
o Cadeverik donor yakni pendonor merupakan orang yang baru saja meninggal.
Penerimaan:
Dalam skenario A diberitahukan bahwa pendonor sulit didapatkan. Hal ini disebabkan
karena ketidakmauan serta adanya rasa takut dalam diri masyarakat untuk mendonorkan
organ tubuhnya (paru-paru) kepada orang lain. Masyarakat merasa takut dan berpikir
tentang dampak negatif yang mungkin terjadi pada dirinya jika ia mendonorkan organ
tubuhnya kepada orang lain misalnya karena kehilangan satu organ tubuh, maka organ
lain yang ada di dalam tubuhnya tidak berfungsi secara baik bahkan sampai akibat terfatal
yakni kematian. Hal ini menyebabkan masyarakat enggan untuk melakukan transplantasi
organ tubuh. Namun diceritakan dalam kasus bahwa ada orang yang bersedia untuk
mendonorkan paru-parunya untuk Joe (living donor). Living donor tersebut bersedia
menjadi pendonor karena berbagai alasan salah satunya karena rasa kasih sayang terhadap
Joe.s
Transplantasi ditinjau dari segi Hukum
a. Menurut Agama
Berdasarkan Pandangan religious. Setiap agama memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang proses transplantasi. Bahkan dalam satu agama, pro dan kontra antar umatnyapun masih ditemukan.
Dalam agama islam ada alasan-alasan tertentu mengapa transplantasi organ diterima
atau ditolak. Transplantasi organ ditolak atau diterima oleh umat islam diperkuat oleh firman
Allah SWT dalam Al-Qur`an:
o Surat An-nisaa` ayat 29: “dan janganlah kamu membunuh dirimu
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”4
Jika surat di atas dikaitkan dengan skenario A, ada kemungkinan beberapa
umat Islam tidak mau melakukan transplantasi organ karena mereka turut akan
perintah Allah. Kemungkinan mereka menganggap bahwa jika melakukan
4
tranplantasi organ apalagi paru-paru kepada orang lain, maka mereka bisa
meninggal. Hal ini sama saja dengan tindakan bunuh diri. Oleh karena itu beberapa
umat Islam tidak mau melakukan transplantasi organ disebabkan pemahamannya
terhadap surat diatas.
o “Mematahkan tulang mayat seseorang adalah sama berdosa dan melanggarnya
dengan mematahkan tulang orang itu ketika ia masih hidup.” sama dengan
memecahkan tulang orang hidup.”4
Hadis (ucapan) diatas menguatkan bahwa cadeveric donorpun tidak boleh
dilakukan oleh umat islam karena hal tersebut melanggar perintah atau hadis
dari para nabi. Oleh karena itu beberapa umat islam juga tidak setuju dengan
transplantasi organ yang berasal dari cadaverik donor.
o Surat Al Maa-idah ayat 2 :”dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa”5
Dalam surat di atas dikatakan bahwa sesama manusia harus saling tolong
menolong. Maka beberapa umat islam menganggap bahwa transplantasi organ
diperbolehkan sebagai bentuk nyata dari tindakan saling membantu seperti
yang tertulis di Al-Qur`an.
Dalam agama kristen, tidak dijelaskan mengenai transplantasi organ. Namun selama
niat dari seseorang tulus untuk mendonorkan organ tubuhnya kepada orang lain, hal
tersebut dianggap sah-sah saja. Tulus dalam artian disini adalah memberikan tanpa
mengharapkan imbalan berupa materi dan sebagainya. Oleh karena itu pandangan umat
kristen terhadap transplantasi organ adalah menerima.
Dalam agama Katolik, transplantasi organ dianggap sebagai hal yang dapat diterima
secara etik dan moral bagi Vatikan. Donor organ adalah tindakan amal, cinta,
persaudaraan dan pengorbanan diri. Transplantasi organ dari donor hidup diperbolehkan
jika manfaat yang akan didapat oleh resipien akan seimbang dengan bahaya pada donor
(asalkan kehilangan organ tidak menghilangkan nyawa pendonor atau integritas
fungsional tubuhnya).6
Menurut kuil hindu di Amerika Utara, mereka tidak dilarang oleh hukum agama
untuk mendonorkan organ-organnya. Hal ini merupakan hasil keputusan individu.6
5
Dalam pandangan budha Amerika dijelaskan bahwa melakukan transplantasi organ
adalah suatu kata hati individu sehingga tidak ada resolusi tertulis tentang masalah ini.6
Oleh karena banyaknya berbagai pandangan religious terhadap transplantasi organ,
maka hal ini dikembalikan kepada masyarakat untuk menerima atau menolak
diadakannya transplantasi organ. Pandangan religious hanya menjadi pedoman bagi
masyarakat untuk memilih mana hal yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
b. Menurut Negara
Pelaksanaan transplantasi organ di Indonesia di atur dalam Peraturan Pemerintah
No.18 tahun 1981, tentang bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis atau transplantasi
alat dan atau jaringan tubuh, merupakan pemindahan alat atau jaringan tubuh yang masih
mempunyai daya hidup sehat untuk menggantikan alat atau jaringan tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik. Tindakan transplantasi tidak menyalahi semua agama dan
kepercayaan kepada tuhan YME, asalkan penentuan saat mati dan penyelenggaraan jenazah
terjamin dan tidak terjadi penyalahgunaan.7
Transplantasi ditinjau dari segi Etik
Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan
kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib
dilakukan jika ada indikasi,berlandasarkan dalam KODEKI,yaitu:
Pasal 2.
Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar
profesi yang tertinggi.8
Pasal 7d.
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup kami.8
6
Pasal 10.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan semua ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada
dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.8
Penyebab
Berdasarkan skenario ‘A’ Joe menderita kerusakan paru-paru yang parah, diakibatkan
karena joe tidak menerapkan perilaku sehat dalam kehidupannya sehari-hari dan itu
menyebabkan joe harus melakukan transplantasi lobus paru-paru yang disarankan oleh
dokter, dan untuk melakukan transplantasi lobus paru-paru itu membutuhkan biaya yang
mahal, sehingga itu menjadi beban ekonomi bagi joe dan keluarganya.
7
Daftar Pustaka
1. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Jakarta: Erlangga; 2006. h 185.
2. Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran dan hukum kesehatan.(4).Jakarta: EGC; 2007.
h.123.
3. httphttp://www.dudung.net/quran-online/indonesia/2
4. Ebrahim AFM. Kloning, eutanasia, transfusi darah, transparansi organ dan eksperimen
pada hewan. Leicester: The Islamic Foundation; 2007. h.84.
5. http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/02/07/transplantasi
6. Wong DL, Eaton MH, Wlilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. Buku ajar keperawatan
pediatrik. Jakarta: EGC; 2002. h.97.
7. Priharjo R. Pengantar etika keperawatan. Jakarta: Kanisius; 2007. H.28.
8. Ebrahim, Abdul FM. Fikih kesehatan. Jakarta: Serambi; 2007.
8