Makalah Bahasa Indonesia.docx
-
Upload
citra-chairunnisa-aziz -
Category
Documents
-
view
113 -
download
10
Transcript of Makalah Bahasa Indonesia.docx
PENERAPAN KAIDAH EJAAN (KATA, FRASE, DAN KLAUSA)
Makalah ini di buat untuk memenuhi Tugas Terstuktur Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
Widya Kusumaningrum (1112016200005)
Nurul Mu’nisah Awaliyah (1112016200008)
Dewi Yuniati (1112016200019)
Citra Chairunnisa Aziz (1112016200023)
Putri Dewi Mailya Fatimah (11120162000)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMA
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan apa yang di harapkan.
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah
Bahasa Indonesia.
Terselesainya makalah ini tak lepas dari bantuan dan nasehat-nasehat dari berbagai
pihak, maka sudah menjadi kewajiban penulis untuk berterimakasih kepada Ibu Dra. Siti
Sahara, selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, teman-teman yang saya banggakan, dan
semua pihak yang telah memberikan motivasi dan berbagi pengetahuannya sehingga
terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini masih jau dari sempurna, baik dari
segi bahasa maupun segi ulasannya. Segala kritik dan saran dari pihak yang terkait, penulis
terima dengan lapang dada agar penulis dapat melakukan hal ini dengan lebih baik lagi.
Harapan penulis agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga pada masa-
masa yang akan datang penyusunan makalah ini dapat lebih baik lagi.
Jakarta, 17 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Kaidah kata ejaan
1.1 Pengertian Kaidah Kata Ejaan
1.2 Perbedaan Ejaan
1.2.1 Ejaan van Ophuijsen
1.2.2 Ejaan Soewandi
1.2.3 Ejaan Melindo
1.2.4 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
1.2.4.1 Pemakaian Huruf
1.2.4.2 Penulisan Huruf
1.2.4.3 Penulisan kata
1.2.4.4 Penulisan unsur serapan
1.2.4.5 Pemakaian tanda baca
2. Kata
3. Frasa
3.1 Pengertian Frasa
3.2 Pembagian Kelas Frasa
3.2.1 Frasa Nominal
3.2.2 Frasa Pronominal
3.2.3 Frasa Verbal
3.2.4 Frasa Adjectiva
3.2.5 Frasa Numeral
3.2.6 Frasa Interogativa
3.2.7 Frasa Demonstrativa
3.2.8 Frasa Preposisional
4. Klausa
4.1 Pengertian Klausa
4.2 Pembagian Klausa dalam Kalimat
4.2.1 Klausa pada kalimat majemuk setara
4.2.2 Klausa pada kalimat majemuk bertingkat
5. Kalimat
5.1 Pengertian Kalimat
5.2 Jenis Kalimat Berdasarkan Klausa
5.2.1 Kalimat Tunggal
5.2.2 Kalimat Gabung
5.2.3 Kalimat Majemuk
5.2.4 Macam-macam Kalimat Majemuk
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak permasalahan yang muncul dalam penguasaan tata bahasa Indonesia. Padahal,
penggunaannya begitu lekat dengan kehidupan sehari-hari, terutama sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa yang tidak baku lebih
dominan digunakan dalam masyarakat. Masalah ini pun menjadi masalah yang serius
karena penggunaan EYD kurang begitu diperhatikan.
Di dalam bahasa Indonesia sendiri memiliki aturan yang berlaku seperti berupa
struktur, gramatikal, intonasi dll. Sebelum membuat suatu kalimat, diperlukan
pemahaman tentang bagian-bagian dari kalimat serta dapat membedakan antara satu
unsur dengan unsur lainnya, seperti kata, frasa dan klausa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penerapan kaidah ejaan?
2. Bagaimanakah perbedaan dari penerapan kaidah ejaan?
3. Apakah yang dimaksud dengan kata?
4. Apakah yang dimaksud dengan frasa?
5. Bagaimanakah pembagian kelas frasa?
6. Apakah yang dimaksud dengan klausa?
7. Bagamanakah pembagian kelas klausa dalam kalimat?
C. Tujuan
1. Untuk memahami tentang penerapan kaidah ejaan dan pembagiannya.
2. Untuk memahami tentang kata, frasa dan klausa dalam kalimat.
3. Untuk mengetahuan penggunaan kaidah ejaan, kata, frasa, klausa dalam kalimat
dengan tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Penerapan kaidah ejaan
1.1 Pengertian ejaan
1.2 Perbedaan ejaan
1.2.1 Ejaan van Ophuijsen
1.2.2 Ejaan Soewandi
1.2.3 Ejaan Melindo
1.2.4 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
1.2.4.1 Pemakaian Huruf
1.2.4.2 Penulisan Huruf
1.2.4.3 Penulisan kata
1.2.4.4 Penulisan unsur serapan
1.2.4.5 Pemakaian tanda baca
2. Kata
2.1 Pengertian Kata
Kata adalah suatu bentuk terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri sehingga
memiliki makna. Kata terdiri atas beberapa fonem. Kata terdiri atas beberapa
kelas, yaitu nomina (kata benda), numeralia (kata bilangan), verba (kata kerja),
konjungsi (kata sambung), adjektiva (kata sifat), artikel (kata sandang),
pronomina (kata ganti), interjeksi (kata seru), adverbia (kata keterangan) dan
preposisi (kata depan).
3. Frasa
3.1 Pengertian Frasa
Frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak
melampaui batas fungsi unsur klausa[1]. Frasa berpotensi untuk menjadi kalimat
namun belum sempurna. Frasa paling sedikit harus terdiri dari dua kata dan tidak
memiliki subjek-predikat.
Contohnya :
rumah baru itu, akan datang, tadi malam, dll.
3.2 Pembagian Kelas Frasa
3.2.1 Frasa Nominal
Frasa nominal adalah frasa yang terdiri dari nomina sebagai induk atau
sebagai pusat dan unsur lain sebagai modifikator atau penjelasnya[2]. Frasa
nomina merupakan frasa yang dibentuk dengan memperluas kata benda.
Contoh :
sosok lelaki terpandang, mobil yang baru saja dibeli, penari lemah
gemulai.
3.2.2 Frasa Pronominal
Frasa yang menggunakan pronomina sebagai induknya, sedangkan unsur
lainnya menjadi penjelas atau modifikator.
Contoh :
saudara sekalian, mereka itu, saya sendiri, kalian semua.
3.2.3 Frasa Verbal
Frasa verbal meupakan gabungan antara verba dan verba, verba dengan
adverbia atau yang lainnya[3]. Dapat dikatakan, verba menjadi induk dari
frasa ini dan unsur lain merupakan modifikator atau penjelasnya.
Contoh :
berangkat ke sekolah, naik jabatan, pergi tanpa tujuan.
3.2.4 Frasa Adjectiva
Frasa yang merupakan antara unsur adjektival sebagai unsur utamaya dan
unsur lain sebagai penjelas atau modifikatornya.
Contoh :
sangat indah, gelap gulita, riang gembira, amat megah.
3.2.5 Frasa Numeral
Dalam frasa ini, numeralialah yang menjadi unsur utama sedangkan unsur
lain sebagai penjelas atau modifikator.
Contoh :
kesempatan kedua, dua-tiga kali, lima orang saudara.
3.2.6 Frasa Interogativa
Frasa interogativa menggunakan unsur-unsur introgativa sebagai unsur
utamanya.
Contoh :
mengapa dan bagaimana, siapa dan kenapa, kapan dan dimana.
3.2.7 Frasa Demonstrativa
Frasa ini menggunakan demonstrativa sebagai induknya.
Contoh : sana dan sini, ini dan itu.
3.2.8 Frasa Preposisional
Frasa yang induknya berupa unsur preposisi.
Contoh : di depan, dari oleh dan untuk.
4. Klausa
4.1 Pengertian Klausa
Klausa adalah kelompok kata satuan gramatikal berupa gabungan kata,
sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat[4]. Dapat juga dikatakan,
bahwa klausa adalah kalimat atau kalimat-kalimat yang menjadi bagian dari
kalimat majemuk[5]. Pada dasarnya, klausa merupakan unsur dasar pembentuk
kalimat. Penulisan klausa memiliki suatu ciri khas, yakni tidak diawali dengan
huruf besar melainkan diawali dengan huruf kecil dan tidak diakhiri tanda baca
seperti tanda titik, tanda seru maupun tanda tanya.
4.2 Pembagian Klausa dalam Kalimat
4.2.1 Klausa pada kalimat majemuk setara
Klausa-klausa pada kalimat majemuk setara memiliki kedudukan yang
sama sehingga bersifat koordinatif dan tidak saling menerangkan.
Hubungan yang sifatnya koordinatif demikian itu menghasilkan klausa-
klausa yang sama kedudukannya, tidak memiliki hierarki karena klausa
yang satu tidak lebih tinggi dari klausa lainnya[6]. Konjungsi yang terdapat
diantara klausa-klausaa tersebut hanya berfungsi sebagai penghubung
untuk menyatukan klausa-klausa yang ada.
Contoh :
Teman harus terus ditambah namun teman yang ada dilupakan jangan.
Dosen sedang mengajar dan mahasiswa memperhatikan.
4.2.2 Klausa pada kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yang dibangun secara subordinatif oleh
klausa yang berfungsi menerangkan klausa lainnya. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa hubungan antarklausa bersifat hierarkis, yaitu
klausa yang satu menjadi induk sedangkan klausa lainnya menjadi klausa
anak.
Contoh :
Dia tidak masuk kuliah hari ini karena dirawat di rumah sakit
Kecelakaan tersebut terjadi akibat pengemudi bus yang ugal-ugalan.
5. Kalimat
5.1 Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi akhir dan terdiri atas klausa[7]. Kalimat tidak ditentukan
dari banyak sedikitnya kata yang menjadi unsur pembentuknya, melainkan
intonasinya. Kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela
jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir[8]. Secara fisik, kalimat ditulis dengan
menguunakan awalan huruf kapital dan diakhiri tanda baca seperti tanda titik,
tanda seru maupun tanda tanya. Pada umumnya, kalimat dibangun atas beberapa
unsur pembentuk, yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan.
5.2 Jenis Kalimat Berdasarkan Klausa
5.2.1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal, atau kalimat dasar, atau kalimat sederhana adalah
kalimat yang hanya memiliki satu subjek dan satu predikat.
Contoh :
Sekawanan burung sedang terbang.
(Kunjana, halaman 87)
5.2.2 Kalimat Gabung
5.2.3 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang tediri atas dua klausa atau lebih
(Verhaar, 1996:275). Kalimat majemuk terdiri atas kalimat majemuk
setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk campuran.
5.2.3.1 Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah gabungan dari beberapa kalimat
tunggal yang unsur-unsurnya sama atau kedudukannya setara.
Contoh :
Matahari terbit di ufuk timur dan para petani pergi menuju
ladang.
Ayah sedang membaca koran sedangkan adik menyapu halaman.
5.2.3.2 Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis kalimat majemuk kedua ialah kalimat majemuk bertingkat
atau kalimat maejum tak setara. Di dalam kalimat majemuk
bertingkat atau tidak setara itu hubugan antara klausa yang satu
dengan klausa lainnya adalah sebagi induk dan anak[9].
Contoh :
Saya akan pergi jika ia tidak datang.
Mahasiswa itu lulus dengan nilai baik karena ia belajar keras.
5.2.3.3 Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang terjadi
dari penggabungan beberapa kalimat tunggal yang unsur-
unsurnya sama dirapatkan atau dituliskan sekali saja.
Contoh :
Benteng itu ditembaki, dibom bertubi-tubi, dan diratakan dengan
tanah.
(Prof.Dr.Ida Bagus Putrayasa, M.Pd, ANALISIS KALIMAT,
halaman 5)