Makalah Bahasa Indonesia

21
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dipakai oleh masyarakat penuturnya untuk keperluan komunikasi sesuai keadaan atau keperluan yang mereka hadapi. Bahasa yang dipakai oleh masyarakat untuk setiap tempat berbeda beda, karena setiap tempat memiliki peran dan kebutuhan yang berbeda. Setiap tempat memiliki ragam bahasa yang berbeda. Perbedaan bahasa disebabkan karena masyarakat terbiasa menggunakan bahasa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di tempat umum tersebut. Keragaman bahasa yang ada di tempat umum inilah yang membuat masyarakat lebih mudah dalam berkomunikasi di tempat umum. Keragaman bahasa di tempat umum dapat di kategorikan dalam berbagai macam yaitu pencampuran bahasa, penggunaan bahasa daerah, dan penggunaan istilah. Pencampuran bahasa yaitu penggunaan bahasa menggunakan perpaduan antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah, biasanya di gunakan di tempat umum yang masyarakatnya berasal dari berbagai daerah. Penggunaan bahasa daerah yaitu penggunaan bahasa daerah dalam berkomunikasi di tempat umum, biasanya digunakan di tempat umum yang masyarakatnya berasal dari daerah tersebut. Sedangkan penggunaan istlah digunakan masyarakat 1

description

Bahasa Indonesia

Transcript of Makalah Bahasa Indonesia

Page 1: Makalah Bahasa Indonesia

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa dipakai oleh masyarakat penuturnya untuk keperluan

komunikasi sesuai keadaan atau keperluan yang mereka hadapi. Bahasa

yang dipakai oleh masyarakat untuk setiap tempat berbeda beda, karena

setiap tempat memiliki peran dan kebutuhan yang berbeda. Setiap tempat

memiliki ragam bahasa yang berbeda. Perbedaan bahasa disebabkan

karena masyarakat terbiasa menggunakan bahasa sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan di tempat umum tersebut. Keragaman bahasa yang ada di

tempat umum inilah yang membuat masyarakat lebih mudah dalam

berkomunikasi di tempat umum.

Keragaman bahasa di tempat umum dapat di kategorikan dalam

berbagai macam yaitu pencampuran bahasa, penggunaan bahasa daerah,

dan penggunaan istilah. Pencampuran bahasa yaitu penggunaan bahasa

menggunakan perpaduan antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah,

biasanya di gunakan di tempat umum yang masyarakatnya berasal dari

berbagai daerah. Penggunaan bahasa daerah yaitu penggunaan bahasa

daerah dalam berkomunikasi di tempat umum, biasanya digunakan di

tempat umum yang masyarakatnya berasal dari daerah tersebut. Sedangkan

penggunaan istlah digunakan masyarakat untuk menyesuaikan suatu

bahasa agar mudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini timbul karena

kebiasaan masyarakat yang sering menggunakan bahasa tersebut.

Ragam bahasa muncul karena interaksi social. Hal tersebut

sebagaimana terjadi di Pasar Projo Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan

Stasiun Tawan. Tempat umum tersebut memiliki bahasa yang berbeda.

B. Pembatasan Masalah

Mengingat kemampuan yang terbatas, penelitian ini akan dibatasi pada

pemakaian ragam bahasa di Pasar Projo, Terminal Banyumanik, dan Stasiun

Tawang.

1

Page 2: Makalah Bahasa Indonesia

C. Perumusan Masalah

a. Apa saja ragam kata yang digunakan pedagang di Pasar Projo?

b. Bagaimana ragam kata pada pedagang di Pasar Projo?

c. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi penggunaan bahasa

pedagang di Pasar Projo?

c. Apa saja ragam kata yang digunakan di Terminal Banyumanik?

d. Bagaimana ragam kata di Terminal Banyumanik?

e. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi penggunaan bahasa di

Terminal Banyumanik ?

f. Apa saja ragam kata yang digunakan di Stasiun Tawang?

g. Bagaimana ragam kata di Stasiun Tawang?

h. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi penggunaan bahasa di

Stasiun Tawang ?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bahasa yang digunakan di Pasar Projo, Terminal Banyumanik,

dan Stasiun Tawang.

2. Mengetahui ragam bahasa di Pasar Projo, Terminal Banyumanik, dan

Stasiun Tawang.

3. Mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi penggunaan bahasa di

Pasar Projo, Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang.

E. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian berguna untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan

dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan. Adapun metode penelitian

merupakan alat, prosedur, dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan

penelitian. Penulisan menggunakan metode observasi. Penulis melakukan

observasi dengan mengunjungi tempat umum yakni pasar, terminal, dan

stasiun.

2

Page 3: Makalah Bahasa Indonesia

F. Kajian Teori

a. Bahasa

a. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan salah satu alat yang sistematik untuk

menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda,

bunyi-bunyi, atau ciri-ciri yang konvensional dan memiliki arti yang

dimengerti.

b. Fungsi bahasa

Fungsi bahasa menurut Keraf (1999: 3-7), diantaranya yaitu:

1) Menyatakan ekspresi diri

2) Bahasa sebagai alat komunikasi

3) Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial.

4) Bahasa sebagai alat mengadakan kontrol sosial

Mustansyir, dalam (Keraf 2002) membagi fungsi bahasa menjadi 3

bagian, diantaranya yaitu:

1) Appel yaitu bahasa yang berisi perintah atau permintaan yang

diajukan kepada lawan bicara, supaya mengerjakan perintah atau

permintaan pembicara atau penulis.

2) Ausdruck yaitu bahasa untuk menyatakan suasana hati yang

ditujukan kepada dirinya sendiri.

3) Darstellung, yaitu bahasa yang bermaksud menunjukkan objek

tertentu untuk menunjuk dan menjelaskan sesuatu.

b. Semantik

a. Pengertian semantik

Semantik menurut Kridalaksana (2001: 193) yaitu:

1) bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna suatu

wicara,

2) sistem penyelidikan makna dan arti dalam suatu bahasa atau bahasa

3

Page 4: Makalah Bahasa Indonesia

pada umumnya.

b. Pengertian Makna

Untuk dapat memahami apa yang disebut makna, menurut

Saussure (dalam Chaer, 1995: 29) perlu mengingat teori tentang tanda

linguistik (Signe linguistique). Setiap tanda lingusitik terdiri dua

unsur, yaitu : (1) yang diartikan (Signifie, signifea), dan (2) yang

mengartikan (Signifiant, signifier). Yang diartikan konsep atau makna

dari tanda bunyi, sedangkan yang mengartikan adalah bunyi yang

terbentuk dari fonem yang bersangkutan. Jadi, dengan kata lain, setiap

tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan makna.

G. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan dan

mencari keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah di Pasar

Projo Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang.

Waktu pelaksanaan program adalah waktu yang dipilih untuk

mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh sehubungan dengan

penelitian ini. Pengumpulan data berupa ragam bahasa di Pasar Projo

Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang sudah

dilaksanakan pada bulan November 2015

2. Objek Penelitian, Data, dan Konteks Data

Objek penelitian ini adalah ragam bahasa. Data berupa kata, yang

mengandung suatu ungkapan yang terdapat pada percakapan Pasar Projo

Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang. Konteks data

disertakan karena keberadaannya sangat penting untuk keperluan

identifikasi data dan mengungkapkan alasan penggunaannya dan

mengklasifikasikan pemaknaan.

4

Page 5: Makalah Bahasa Indonesia

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah penggunaan kata sapaan

pada percakapan di Pasar Projo Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan

Stasiun Tawang.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Teknik simak

Data dikumpulkan dengan cara menyimak terlebih dahulu pada

kata sapaan pada percakapan di Pasar Projo Ambarawa, Terminal

Banyumanik, dan Stasiun Tawang.

b. Teknik Catat

Setelah data yang dikumpulkan di simak kemudian mencatatnya,

sesuai atau tidakkah bahasa sapaan tersebut digunakan.

c. Teknik Survey

Teknik Survey yaitu teknik untuk mencari data yang ada di

lapangan atau tempat sebagai sasaran penelitian. Metode ini dilakukan

dengan melalui wawancara yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan

pertanyaan-pertanyaan kepada para responden dan kegiatan dilakukan

secara lisan. Metode ini dilakukan dengan mengungkapkan pertanyaan-

pertanyaan pada setiap percakapan para pedagang atau dengan

menanyakan secara langsung kepada informan atau pihak yang

kompeten dalam suatu permasalahan.

5. Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode agih

dan metode padan. Metode agih merupakan metode yang oleh penentunya

bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15 ).

5

Page 6: Makalah Bahasa Indonesia

Adapun teknik yang digunakan adalah tehnik perluas yaitu teknik yang

digunakan untuk menentukan atau mencari segi-segi pemaknaan (aspek

semantik) satuan lingual tertentu. Teknik perluas ini digunakan dengan

tujuan untuk menentukan atau mencari segi pemaknaan yang terdapat pada

kata sapaan pada percakapan di Pasar Projo Ambarawa, Terminal

Banyumanik, dan Stasiun Tawang. Metode padan yaitu metode yang

dikaitkan dengan acuan di luar yang melingkupi kehidupan masyarakat.

6. Penyajian Hasil Penelitian

Metode penyajian hasil penelitian ini menggunakan metode

informal. Penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa

walaupun dengan terminologi yang tekniknya sama (Sudaryanto, 1993:

145). Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini berwujud laporan

tertulis dengan menggunakan kata-kata biasa yaitu informal.

H. Hasil Penelitian

Data ragam bahasa yang diperoleh dalam penelitian menghasilkan berbagai

ragam bahasa. Selengkapnya wujud kata sapaan yang digunakan masyarakat

di Pasar Projo Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang. adalah

sebagai berikut:

a. Pemakaian bahasa di Pasar Projo Ambarawa

Penjual : Badhe pados nopo mbak?

Pembeli : Mangga sekilo pinten bu?

Penjual : Sekilo Rp 12.000,- mbak, apik - apik

Pembeli : Kok Rp 12.000,-, Rp 8.000,- entuk?

Penjual : Tambahi sekedik lah mbak, saking gene

dereng angsal

Pembeli : Pase pinten bu?

Penjual : Rp 10.000,- mpun pas

Pembeli : Rp 9.000,- bu kula tumbas rong kilo

Penjual : Nggih mpun kula timbang kangge panglaris

6

Page 7: Makalah Bahasa Indonesia

b. Pemakaian bahasa di Terminal Banyumanik

Asongan 1 : Mase, mbak’e, bapak, ibu sprite fanta lontong

cangcimen mete tahu goreng aqua aqua

Asongan 2 : Sayang anak sayang anak dibeli dibeli sepuluh

ewunan pak bu murah – murah

Asongan 2 : Walah, sirahku mumet dek, mau tak templek’i

koyok. Ket mau durung enek sek payu.

Asongan 1 : Lah iki loh thekku yo sek akeh

Kernet : Jarene sekolah gratis, tapi sek kon mbayar seragam

Asongan 2 : Lah iki dagangan urung payu, anakku wes njaluk

duwit.

Kernet : Mosok toh?

Asongan 1 : Rasah tuku seragam.

Asongan 2 : Lah nek ra tuku seragam anakku arep sekolah

nggae opo? Budal sekolah arep ra seragaman, arep udo? Saiki ra

enek sekolah gratis.

Kernet : wes wes… urip digawe santai wae

c. Pemakaian bahasa di Stasiun Tawang

Penjual : Masnya di kursi 11A gerbong 3

Penumpang 1 : berangkat jam berapa yah keretanya ?

Penjual : Jam 17.30 mas

Penumpang 1 : Berarti saya sampai sini sebelum jam 17.30 ?

Penjual : Iya tho mas.

Penumpang 1 : Matursuwun.

Penumpang 2 : Bro, lali koe karo aku.

Penumpang 1 : Wehh, koe Bayu tho. piye kabare?

Penumpang 2 : Sehat waras bro, koe arep mulih nengdi?

Penumpang 1 : Aku mulih Jakarta.

7

Page 8: Makalah Bahasa Indonesia

Analisis Jenis Ragam bahasa di Pasar Projo Ambarawa, Terminal

Banyumanik, dan Stasiun Tawang.

Analisis penggunaan ragam bahasa di Pasar Projo Ambarawa, Terminal

Banyumanik, dan Stasiun Tawang meliputi jenis ragam bahasa dalam bahasa

keseharian. Selanjutnya analisis penggunaan ragam bahasa di Pasar Projo

Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang adalah sebagai

berikut:

1) Penggunaan Bahasa Jawa

Di Pasar Projo Ambarawa

Badhe pados nopo mbak? (Mau cari apa mbak?)

Mangga sekilo pinten bu? (Mangga sekilo berapa bu?)

Sekilo Rp 12.000,- apik - apik. (Sekilo Rp 12.000,- bagus

bagus).

Kok Rp 12.000,-, Rp 8.000,- entuk? (Kok Rp 12.000,-, Rp

8.000,- boleh?)

Tambah sekedik lah mbak, saking gene dereng angsal.

(Tambahi sedikit lah mbak, segitu belum dapat).

Rego pase pinten bu? (Harga pasnya berapa bu?)

Rp 10.000,- mpun pas. (Rp 10.000,- sudah pas).

Rp 9.000,- bu kula tumbas rong kilo. (Rp 9.000,- bu saya

beli dua kilo).

Nggih mpun kula timbang kangge panglaris. (Ya sudah

saya timbang sebagai penglaris).

Di Terminal Banyumanik

Mase, mbak’e, bapak, ibu sprite fanta lontong cangcimen

mete tahu goreng aqua aqua. (Masnya, mbaknya, bapak,

ibu sprite fanta lontong cangcimen mete tahu goreng aqua –

aqua. Cangcimen adalah singkatan dari kacang, kuaci,

permen).

8

Page 9: Makalah Bahasa Indonesia

Walah, sirahku mumet dek, mau tak templek’i koyok. Ket

mau durung enek sek payu. (Halah, kepalaku pusing dek,

tadi tak tempelin koyok. Dari tadi belum ada yang laku).

Lah iki loh thekku yo sek akeh. (Lah ini punyaku juga

masih banyak).

Jarene sekolah gratis, tapi sek kon mbayar seragam.

(Katanya sekolah gratis, tapi masih disuruh bayar seragam).

Lah iki dagangan urung payu, anakku wes njaluk duwit.

(Lah ini dagangan belum laku, anakku udah minta uang).

Rausah tuku seragam. (Tidak usah beli seragam).

Lah nek ra tuku seragam anakku arep sekolah nggae opo?

Budal sekolah arep ra seragaman, arep udo? Saiki ra enek

sekolah gratis. (Lah kalau tidak pakai seragam, ke sekolah

mau pakai apa, mau telanjang? Sekarang tidak ada sekolah

gratis).

wes wes… urip digawe santai wae. (sudah sudah… hidup

dibuat santai saja).

Di Stasiun Tawang

Matursuwun. (Terimakasih).

Wehh, koe Bayu tho. piye kabare? (Eh, kamu Bayu kan.

Bagaimana kabarnya?)

Aku mulih Jakarta. (Aku pulang Jakarta).

2) Penggunaan Bahasa Indonesia

Di Stasiun Tawang

Masnya di kursi 11A gerbong 3

Berangkat jam berapa yah keretanya ?

Jam 17.30 mas

Berarti saya sampai sini sebelum jam 17.30 ?

9

Page 10: Makalah Bahasa Indonesia

3) Penggunaan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Jawa

Di Terminal Banyumanik

Sayang anak sayang anak dibeli dibeli sepuluh ewunan

murah – murah. (Sayang anak sayang anak dibeli dibeli

sepuluh ribuan murah – murah).

Di Stasiun Tawang

Iya tho mas. (iya kan mas).

4) Penggunaan Bahasa Asing dengan Bahasa Jawa

Di Stasiun Tawang

Bro, lali koe karo aku. (Teman, kamu lupa sama saya).

Sehat waras bro, koe arep mulih nengdi? (Sehat teman,

kamu mau pulang kemana?)

5) Kata Sapaan

Kata Sapaan “Mas”

Masnya di kursi 11A gerbong 3

Jam 17.30 mas

Iya tho mas.

Kata Sapaan “Mbak”

Badhe pados nopo mbak?

Sekilo Rp 12.000,- mbak, apik - apik

Tambahi sekedik lah mbak, saking gene dereng angsal

Kata Sapaan “Bu”

Mangga sekilo pinten bu?

Pase pinten bu?

Rp 9.000,- bu kula tumbas rong kilo

10

Page 11: Makalah Bahasa Indonesia

Kata Sapaan “Dek”

Walah, sirahku mumet dek, mau tak templek’i koyok. Ket

mau durung enek sek payu.

Kata Sapaan “Bro”

Bro, lali koe karo aku.

Sehat waras bro, koe arep mulih nengdi?

Kata Sapaan “Nama diri”

Wehh, koe Bayu tho. piye kabare?

Faktor-faktor yang Melatar Belakangi Penggunaan Bahasa di Pasar

Projo Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang

Suhardi dan Sembiring (2007) menyatakan bahwa keberagaman

bahasa ditentukan oleh berbagai aspek luar bahasa, seperti kelas sosial, jenis

kelamin, etnisitas, dan umur. Sebagian besar aspek tersebut merupakan hal-hal

yang berkaitan dengan pemakai bahasa itu. Adanya perbedaan dialek dan

aksen dalam satu komunitas merupakan bukti keberagaman itu yang

keberadaannya dipengaruhi oleh aspek-aspek sosial, misalnya daerah asal

pembeli, lingkungan pasar, lingkungan bergaul dan sebagainya. Kesamaan

daerah asal memungkinkan munculnya dialek-dialek daerah yang tidak lazim

digunakan pada tempat tinggal mahasiswa saat ini. Kesamaan hobi antara

penghuni pedagang , misalnya pada olahraga, game, dan lain sebagainya

memunculkan dialek-dialek yang sering digunakan pada kegiatan hobi

tersebut.

Faktor-faktor pembentukan Ragam Bahasa meliputi:

a. Kelas Sosial

Faktor-faktor pembentukan ragam bahasa yang berdasarkan kelas

sosial ditunjukkan oleh penggunaan ragam bahasa pak dan bu.

Penggunaan kata sapaan tersebut digunakan pada kalangan-kalangan

tertentu yang memiliki pola pergaulan dan keeratan hubungan yang

11

Page 12: Makalah Bahasa Indonesia

berbeda dari pergaulan anak-anak pada umumnya.

b. Jenis kelamin

Faktor-faktor pembentukan ragam bahasa yang berdasarkan jenis

kelamin ditunjukkan oleh penggunaan kata sapaan mas, mbak, dan bu.

1) Kata sapaan mbak digunakan untuk menyapa seseorang perempuan

yang memiliki usia lebih tua, belum dikenal atau dihormati oleh

petutur.

2) Kata sapaan mas digunakan untuk menyapa seseorang laki-laki

yang memiliki usia lebih tua, belum dikenal atau dihormati oleh

petutur.

3) Kata sapaan bu digunakan untuk menyapa seseorang perempuan

yang memiliki usia lebih tua, belum dikenal atau dihormati oleh

petutur serta dianggap telah berkeluarga.

c. Umur

Faktor-faktor pembentukan ragam bahasa yang berdasarkan umur

ditunjukkan oleh penggunaan kata sapaan dek, yaitu kata sapaan

kepada seseorang baik laki-laki atau perempuan yang memiliki umur

lebih muda.

I. Pembahasan

Sistem ragam bahasa muncul akibat adanya interaksi sosial.

Sumampouw dalam Pratiwi (1985) menegaskan bahwa setiap tindak ujaran

yang dihasilkan dalam peristiwa ujaran yang tercipta karena adanya interaksi

sosial bersemuka, dengan ragam apapun, salah satu seginya yang penting

adalah sistem penyapaan. Sistem sapaan dalam interaksi sosial memiliki

sebutan lain yaitu tutur sapa. Interaksi diantara mereka yang disebabkan

adanya hubungan sekolah yang sama, tempa pedagang yang sama atau asal

daerah yang sama akan menimbulkan suatu sistem sapaan yang berbeda-beda.

12

Page 13: Makalah Bahasa Indonesia

Keterkaitan kesamaan masyarakat dan budaya, satu tempat kerja, satu

asal daerah menimbulkan adanya suatu sistem penggunaan bahasa lisan yang

berbeda-beda. Hal tersebut sebagaimana pendapat Kridalaksana (1982) yang

menjelaskan bahwa sistem tutur sapa yakni “sistem yang mempertautkan

seperangkat kata-kata atau ungkapan-ungkapan yang dipakai untuk menyebut

dan memanggil para pelaku dalam suatu peristiwa bahasa”. Lebih lanjut

Kartomiharjo dalam Subiyatningsih (2008) mengatakan bahwa sapaan

merupakan salah satu komponen bahasa yang penting karena dalam sapaan

tersebut dapat ditentukan suatu interaksi tertentu akan berlanjut. Walaupun

sebagian besar pembicara tidak menyadari betapa pentingnya penggunaan

sapaan, tetapi karena secara naluriah setiap pembicara akan berusaha

berkomunikasi secara jelas, maka dalam berkomunikasi, dengan bahasa

Keragaman penggunaan bahasa juga nampak pada penggunaan bahasa

di kalangan pedagang di wilayah Pasar Projo, Terminal Banyumanik, dan

Stasiun Tawang. Bahasa sapaan seperti mas, mbak, bu, bro, dek, dan nama

diri merupakan salah satu contoh-contoh bahasa sapaan yang sering muncul di

wilayah tersebut. Penggunaan bahasa sapaan di tempat – tempat tersebut

tersebut tentunya tidak hadir begitu sana, namun dipengaruhi oleh faktor-

faktor internal dan eksternal.

Bahasa sapaan bro merupakan dampak dari bahasa-bahasa sapaan

yang ditampilkan dari media-media elektronik. Pergaulan antar orang yang

memiliki budaya yang beragam berdasarkan latar belakang budaya asal

tempat tinggal, serta kelompok-kelompok bermain. Hal tersebut sebagaimana

dikemukakan oleh Sumampouw (2000) yang menyebutkan bahwa sistem

sapaan muncul akibat adanya interaksi sosial. Setiap tindak ujaran yang

dihasilkan dalam peristiwa ujaran yang tercipta karena adanya interaksi sosial

bersemuka dengan ragam apapun. Salah satu seginya yang penting adalah

sistem penyapaan.

13

Page 14: Makalah Bahasa Indonesia

J. Kesimpulan

1. Ragam bahasa yang digunakan dalam tuturan Pasar Projo Ambarawa,

Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang yaitu penggunaan Bahasa

Jawa, Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia dengan Bahasa Jawa, dan

Bahasa Asing dengan Bahasa Jawa.

2. Ragam bahasa sapaan di Pasar Projo Ambarawa, Terminal Banyumanik,

dan Stasiun Tawang meliputi ragam bahasa sapaan sebagai kata ganti dan

istilah kekerabatan.

3. Faktor-faktor yang melatar belakangi penggunaan keragaman bahasa di

Pasar Projo Ambarawa, Terminal Banyumanik, dan Stasiun Tawang

meliputi faktor kelas sosial, jenis kelamin, dan umur.

14