Makalah Bahasa Indonesia
-
Upload
jayantikumalasari -
Category
Documents
-
view
30 -
download
0
description
Transcript of Makalah Bahasa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perekonomian suatu negara, terdapat beberapa masalah yang selalu di
hadapi suatu negara baik negara maju maupun negara berkembang, yaitu masalah
pertumbuhan ekonomi, masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi, masalah
pengangguran dan kemiskinan, masalah inflasi dan masalah dalam neraca
pembayaran dan perdagangan (Sukirno,2006:9). Dalam makalah ini akan di bahas
mengenai hubungan antara kemiskinan dan pengangguran terhadap pertumbuhan
perekonomian Indonesia 2010.
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang oleh karena
itu banyak masalah yang di hadapi oleh Indonesia sebagai salah satu negara
berkembang, yaitu pengangguran, kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia akibat
dari pengangguran juga bisa terhadap kemiskinan dan juga pertumbuhan ekonomi.
Pengganguran sering terjadi karena sedikitnya lapangan kerja di bandingkan dengan
pencari kerja. Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan
pengeluaran agregat. Akibat dari pengangguran adalah tingkat pendapatan
masyarakat menjadi kecil yang dapat menyebabkan seseorang di golongkan miskin
dan juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Jika pengangguran terlalu
banyak maka maka ini akan dapat menggangu jalanya perekonomian suatu negara
karena itu pemerintah dituntut untuk selalu membuka usaha baru atau
1
memperbaharui lapangan kerja yang ada dan masyarakat juga di tuntut untuk mampu
membuat lapangan pekerjaan.
Dampak dari pengangguran tadi bisa juga menyebabkan tingkat kemiskinan
suatu negara menjadi lebih banyak kalau tingkat penganggurannya tinggi, ini
disebabkan karena jika tingkat pengangguran tinggi maka masyarakat akan
mengurangi konsumsi jika masyarakat banyak mengurangi konsumsinya maka
kemiskinana akan meningkat. Kemiskinan kadang menjadi tolak ukur apakah suatu
negara berhasil mengayomi rakyatnya atau tidak. Semakin banyak orang miskin
dalam suatu negara maka negara tersebut belum bisa dikatakan sebagai negara maju.
Seperti yang kita ketahui bahwa kemiskinan merupakan masalah utama dalam
perekonomian Indonesia yang sulit untuk diatasi. Menurut data BPS pada bulan
Maret 2010, bahwa angka kemiskinan mencapai 13,33% atau sebanyaj 31,02 juta
orang di bandingkan dengan Maret 2009 jumlah penduduk miskin berkurang 1,51
juta jiwa. Sedangkan pengangguran di Indonesia pada tahun 2010 menunjukan
adanya sedikir perbaikan yang digambarkan dengan adanya peningkatan kelompok
penduduk yang bekerja serta penurunan tingkat pengangguran. Sedangkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 menunjukan adanya peningkatan dari tahun
sebelumnya. (BPS)
Makalah ini memiliki manfaat bagi mahasiswa yang sedang mempelajari
ekonomi untuk mengetahui masalah utama yang muncuk dalam perekonomian
Indonesia. Makalah ini berbeda dengan makalah yang lain juga karena makalah ini
menyinggung mengenai masalah pengangguran dan kemiskinan yang sering kali
dhadapi oleh suatu negara dalam melihat pertumbuhan ekonomi, makalah ini khusus
2
mengangkat masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia tahun 2010 dan
juga melihat apakah terdapat hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Makalah ini penulis akan membahas mengenai hubungan pengangguran dan
kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2010. Masalah utama
perekonomian Indonesia akibat dari pengangguran dan kemiskinan yang berdampak
pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan yang terakhir adalah bagaimana solusi
pemerintah atas masalah tersebut dan dampak positif jika masalah tersebut dapat
diatasi.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah utama yang dihadapi perekonomian di Indonesia cukup banyak dan
sulit untuk diatasi. Berdasarkan topik tentang “hubungan antara kemiskinan dan
pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia 2010”, beberapa hal
yang perlu diungkapkan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran, kemiskinan dan pertumbuhan
ekonomi?
2. Mengapa terjadi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia ?
3. Seberapa besar tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia 2010 ?
4. Seberapa jauh dampak yang ditimbulkan dengan adanya pengangguran dan
kemiskinan di Indonesia ?
5. Bagaimana dampak pengangguran dan kemiskinan terhadap pertumbuhan
ekonomi 2010 ?
3
6. Kebijakn pemerintah apa yang di buat untuk mengurangi pengangguran dan
kemiskinan di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Bekenaan dengan permasalahan 1.2 di atas, tujuan penelitian tentang
“hubungan antara kemiskinan dan pengangguran terhadap pertumbuhan ekonomi di
indonesia 2010” adalah
1. ingin menjelaskan masalah perekonomia Indonesia yaitu pengangguran,
kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.
2. ingin mengetahui apa penyebab terjadinya pengangguran dan kemiskinan.
3. Ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengangguran dan kemiskinan di
Indonesia 2010.
4. Ingin menggambarkan seberapa jauh dampak yang di timbulkan karena
pengangguran dan kemiskinan di Indonesia 2010.
5. Ingin menggambarkan apa saja dampak pengangguran dan kemiskinan
terhadap pertumbuhan Indonesia 2010.
6. Ingin mengetahui kebijakan apa saja yang di buat pemerintah untuk
mengurangi kemiskinan dan pengangguran Indonesia dan juga untuk
membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia bergerak naik dari tahun
sebelumya.
4
1.4 Kerangka Teori
Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya
(Sukirno, 2006:13). Pengangguran dibedakan kedalam dua golongan yaitu,
pengangguran berdasarkan sumber/penyebab yang mewujudkan pengangguran
tersebut dan pengangguran berdasarkan cirri penganggurannya. Jenis pengangguran
berdasarkan penyebabnya di bagi ke dalam empat jenis, yaitu pengangguran normal
atau friksional, pengangguran siklikal, penganggura structural dan pengangguran
teknologi. Pengangguran normal atau friksional adalah para penganggur yang tidak
ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh kerja tetapi karena sedang
mencari kerja lain yang lebih baik, seperti seseorang yang meninggalkan pekerjaan
lamanya karena ingin mendapatkan gaji yang lebih tinggi atau yang lebih sesuai
dengan keahliannya, dalam proses mencari kerja baru yang sementara inilah
seseorang disebut penganggur. Pengangguran siklikal adalah kemerosotan permintaan
agregat yang mengakibatkan perusahaan-perusaahn mengurangi pekerjanya atau
menutup perusahaannya, maka dapat menyebabkan pengangguran bertambah.
Pengangguran struktural adalah kemerosotan yang ditimbulkan oleh beberapa faktor
seperti: wujud barang baru yang lebih baik, kemajuan teknolgi mengurangi
permintaan barang tersebut, biaya penegeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu
bersaing dan ekspor produksi industri sangat menurun karena persaingan serius
dengan negara-negara lain yang menyebabkan kegiatan produksi dalam industry
menurun dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditibumbulkan oleh penggunaan
5
mesin dan kemajuan teknologi, seperti penggatian penggunaan robot dalam industry
yang menggantikan manusia. Pengangguran terjadi apabila orang-orang yang bekerja
di pabrik perusahaan-perusahaan dan sebgaiannya yang sesungguhnya masih tetap
ingin bekerja. Akan tetapi karena keadaan pasaran lesu dan keuntungan merosot
bahkan mengalami kerugian atau bangkrut maka terpaksa banyak buruh atau pekerja
dilepas. Buruh-buruh inilah yang dimaksud dengan pengangguran (Soetrisno,
1992:62).
Kemiskinan di bagi menjadi dua, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan
relatif. kemiskinan absolut adalah derajat dari kemiskinan dibawah, di mana
kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak terpenuhi, sedangkan
kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi
pendapatan yang biasanya dapat di definisikan didalama kaitannyadenngan tngkat
rata-rata dan distribusi yang dimaksud (Tambunan, 2003:84). Untuk mengukur
kemiskinan BPS menggunakan konsep garis kemiskinan, garis kemiskinan makanan
dan garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari
garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non makanan. Penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan
dikategorika sebagai penduduk miskin. Garis kemiskinan makanan (GKM)
merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disertakan dengan
2100 kilokalori perkapita perhari. Garis kemiskinan non makanan (GKNM) adalah
kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Selain itu
konsep presentase penduduk miskin atau Head Count Index (HCI-Po), adalah
persenatse penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan (GK). Indeks kedalaman
6
kemiskinan (Proverty Gap Index-P1), merupakan ukuran rata-rata kesenjangan
pengeluaran masing-masng penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata penegeluaran penduduk dari garis
kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran dianatara penduduk
miskin.
Dalam bukunya The Affluent Society, John Kenneth Galbraith (1984) melihat
kemiskinan terdiri dari tiga macam, yakni kemiskinan umum, kemiskinan kepulauan
dan kemiskinana kasus. Pakar ekonomi lainnya melihat secara global, yakni
kemiskinan massal/kolekitf, kemiskinan musiman (cyclical) dan kemiskinan individu.
Kemiskinan, menurut Sharp et al., dapat disebabkan oleh ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya, perbedaan kualitas sumber daya manusia dan disebabkan
oleh perbedaan akses dalam modal.
Jika dilihat dari masalah utama perekonomian, Sukirno(2006:9) menyatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi dapat didefiniskan sebagai perkembangan kegiatan
dalam perekonomian yang menyebakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah. Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk
meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali dengan pendapatan riil
perkapita (Suparmoko, 1997).
7
1.5 Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan sebagai acuan adalah BPS (Badan Pusat
Statistik), buku-buku teks bertema ekonomi, dan internet.
1.6 Metode dan Teknik
Dengan mengacu pada topik yang saya angkat pada makalah ini, metode
penelitian yang saya gunakan adalah metode bukan penelitian lapangan, yaitu
metode penelitian kepustakaan.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini berisi tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teori, sumber data, metode dan teknik
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN/MASALAH. Pada bagian ini berisi tentang sebab-
sebab terjadinya pengangguran dan kemiskinan, tingkat pengangguran dan
kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010, dampak yang
ditimbulkan dari pengangguran dan kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia 2010, dan kebiajakan pemerintah untuk mengurangi pengangguran dan
kemiskinan.
BAB III SIMPULAN dan SARAN. Pada bagian ini disampaikan simpulan
dan saran.
8
BAB II
PEMBAHASAN / MASALAH
2.1 Sebab-Sebab Terjadinya Penggangguran dan Kemiskinan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Amir Amri (2007) bahwa
peningkatan angkatan kerja di Indonesia tidak di barengi dengan perluasan lapangan
kerja, sehingga tingkat pengangguran pun bertambah seiring penambahan angkatan
kerja. Sebab-sebab terjadi pengangguran terutama disebabkan oleh beberapa hal:
a. Angkatan kerja yang terus meningkat jumlah dan pertumbuhan
kesempatan kerja tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja.
b. Angkatan kerja yang sedang mencari kerja tidak dapat memenuhi
persyaratan-persyaratan yang diminta didunia kerja.
c. Kurangnya media atau penyalur yang mempertemukan angkatan kerja
dengan kesempatan kerja.
Pada umumnya sebab-sebab terjadnya kemiskinan di Indonesia sebagai
berikut:
a. Laju pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan sensus penduduk 2010,
jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau
bertambah 32,5 juta jiwa sejak tahun 2000. Artinya setiap tahun
selama periode 1990-2000, jumlah penduduk bertambah 3,25 juta
jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka setiap bulannya
penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar
0,27 juta jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesia
9
semakin terpuruk dengan keadaan ekonomi yang belum mapan.
Jumlah penduduk yang bekerja tidak sebanding dengan jumlah beban
ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah dengan banyak
beban ketergantunganyang harus ditanggung yang membuat penduduk
hidup di bawah garis kemiskinan.
b. Angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran. Semakin
banyak orang yang tidak bekerja membuat kemiskinan meningkat.
c. Distribusi pendapatan dan pemerataan pembangunan. Distribusi
pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya
pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya.
Ketimpangan dan ketidakmerataan distribusi dinyatakan parah apabila
40% penduduk berpendapatan rendah menikmati kurang dari 12%
pendapatan nasional. Ketidak merataan dianggap sedang atau moderat
bila 40% penduduk berpendapatan rendah menikmati 12%-17%
penadapatan nasional, sedangkan jika 40% penduduk miskin
menikmati lebih dari 17% pendapatan nasional maka ketimpangan
atau kesenjangan dikaatakan lunak, distribusi pendapatan nasional
dikatakan cukup merata. (Dumairy, 1996)
d. Tingkat pendidikan yang rendah. Rendahnya kualitas pendidikan juga
merupakan salah satu penyebab kemiskinan suatu negara.
e. Kurangnya perhatian dari pemerintah. Pemerintah yang kurang peka
terhadap laju pertumbuhan masyarakat miskin di Indonesia juga
merupakan penyebab kemiskinan. Pemerintah tidak dapat memutuskan
10
kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di
Indonesia.
2.2 Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan III-2010 tumbuh 5,8 persen.
Produk Domestik Bruto (PDB) indonesia pada Triwulan III-2010 meningkat sebesar
3,5 persen terhadap triwulan II-2010. Peningkatan terjadi di semua sector ekonomi
dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pertanian 6,0 persen dan terndah di sektor
listrik, gas dan air bersih yaitu 0,1 persen. Bila dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun 2009 (y-on-y), PDB Indonesia Triwulan III-2010 tumbuh 5,8 persen
dimana semua sektor tumbuh positif dan yang tertinggi di sektor pengangkutan dan
komunikasi tumbuh sebesar 13,3 persen. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan
Triwulan III-2010 terhadap triwulan sebelumnya didorong oleh kenaikan konsumsi
pemerintah yang tumbuh sebesar 12,6 persen, pembentukan modal tetap bruto
(PMTB) sebesar 7,0 persen, ekspor sebesar 6,0 persen dan konsumsi rumah tangga
sebesar 2,0 persen, sementara impor tumbuh 2,2 persen dibandingkan triwulan
sebelumnya. Pertumbuhan PDB penggunaan Triwulan III-2010 dibandingkan dengan
triwulan yang ama tahun 2009 (5,8 persen) ditopang oleh pertumbuhan PMTB
sebesar 8,9 persen, komsumsi rumah tangga sebesar 5,2 persen, konsumsi pemerintah
sebesar 3,0 persen dan ekspor 11,3 persen. Sedangkan impor juga tumbuh 11,0 persen
di bandingkan triwulan yang sama tahun 2009.
11
Tabel 1
Laju Pertumbuhan PDB Menurut Penggunaan
(persen)
Jenis Penggunaan
Triw III-2010
Terhadap Triw I-2010
Triw III-2010
Terhadap Triw II-
2010
Triw III-2010
Terhadap Triw III-
2010
Triw III-2010 Terhadap Triw I s/d III-2009
Sumber Pertumbuhan
y-on-y
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tanga 1,2 2,0 5,2 4,7 2,92. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 23,6 12,6 3,0 (_4,6) 0,33. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2,2 7,0 8,9 8,2 2,14. Ekspor Barang dan Jasa 2,6 6,0 11,3 15,0 4,95. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 5,7 2,2 11,0 17,0 3,6
PDB 2,8 3,5 5,8 5,9 5,8Sumber: BPS
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2010 sebesar 31,02 juta
orang (13,33 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang
berjumlah 32,53 juta (14,15 persen). Berarti jumlah penduduk miskin berkurang 1,51
juta jiwa.
Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan turun lebih besar
daripada daerah pedesaan. Selama periode Maret 2009-Maret 2010. Pada Maret 2009,
sebagian besar (63,38 persen) penduduk miskin berada di daerah pedesaan begitu juga
pada Maret 2010. Yaitu sebesar 62,23 persen.
Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periode Maret
2009-Maret 2010 nampaknya berkaitan dengan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Selama periode Maret 2009-Maret2010 inflasi umum relatif rendah
yaitu sebesar 3,43 persen.
12
b. Rata-rata upah harian buruh tani dan buruh bangunan masing-masing
naik sebesar 3,27 persen dan 3,86 persen selama periode maret 2009-
Maret 2010.
c. Produksi padi tahun 2010 (hasil Angka Ramalan/ARAM II) mencapai
65,15 juta ton CKG, naik sekitar 1,17 persen dari produksi padi tahun
2009 yang sebesar 64,40 jutan ton CKG.
d. Sebagian besar penduduk miskin (64,65 persen pada tahun 2009)
bekerja di sektor pertanian. NTP (Nilai Tukar Petani) naik 2,45 persen
dari 98,78 persen pada Maret 2009 menjadi 101,20 pada maret 2010.
e. Perekonomian Indonesia Triwulan I 2010 tumbuh sekitar 5,57 persen
terhadap Triwulan I 2009, sedangkan pengeluaran konsumsi rumah
tangga meningkat sebesar 3,9 pesen pada periode yang sama.
Tabel 2
Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persenatse Penduduk Miskin di Indonesia
Menurut Daerah, Maret 2009- Maret 2010
Daerah/Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah Penduduk
Miskin (Juta)
Persentase Penduduk
MiskinMakanan Bukan Makanan Total
Perkotaan Maret 2009 155909 66214 222123 11,91 10,72maret 2010 163077 69912 232989 11,1 9,87
Pedesaan Maret 2009 139331 40503 179835 20,62 17,35maret 2010 148939 43415 192354 19,93 16,56
Kota+Desa Maret 2009 147339 52923 200262 32,53 14,15maret 2010 155615 56111 211726 31,02 13,33
13
Sumber: BPS
Jumlah pengangguran pada agustus 2010 mencapai 8,3 juta orang atau 7,14
persen dari total angkatan kerja. Secara umum tingkat pengangguran terbuka (TPT)
cenderung menurun, dimana TPT Agustus 2010 sebesar 7,14 persen turun dari TPT
Febuari 2010 sebesar 7,41 persen dan TPT Agustus 2009 sebesar 7,87 persen.
Jika dibandingkan keadaan Febuari 2010 TPT pada hampir semua tingkat
pendidikan cenderung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan SD kebawah yang
mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen. Pada semester ini, TPT untuk pendidikan
Diploma dan Sarjana masih tetap mendominasi, yaitu masing-masing sebesar 12,78
persen dan 11,92 persen.
Tabel 3
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2008-2010
(persen)
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan2008 2009 2010
Agustus Febuari Agustus Febuari AgustusSd Ke Bawah 4,57 4,51 3,78 3,71 3,81Sekolah Menengah Pertama 9,39 9,38 8,37 7,55 7,45Sekolah Menengah Atas 14,31 12,36 14,50 11,90 11,90Sekolah Menengah Kejuruan 17,26 15,69 14,59 13,81 11,87Diploma I/II/III 11,21 15,38 13,66 15,71 12,78Universitas 12,59 12,94 13,08 14,24 11,92Jumlah 8,39 8,14 7,87 7,41 7,14
Sumber: BPS
14
2.3 Dampak Yang Ditimbulkan Dari Pengangguran dan Kemiskinan Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Apabila pengangguran dibiarkan tentu akan banyak dampak negatif terhadap
kegiatan ekonomi masyarakat. Bila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan
tingkat kemakmuran menjadi rendah, bahkan dapat membahayakan stabilitas negara.
Ada beberapa dampak yang akan ditimbulkan oleh pengangguran diantaranya:
a. terjadinya bahaya kelaparan yang akan menyebabkan kemiskinan
meningkat,
b. tingkat pertumbuhan ekonomi rendah,
c. pendapatan perkapita masyarakat rendah,
d. angka krimnalitas meningkat.
Dampak yang ditibulkan juga hampir sama dengan pengangguran banyak
seklai dampak yang ditimbulkan karena kemiskinan seperti, pertama karena seorang
menjadi pengangguran maka pendapatan seseorang menjadi berkurang jika
pendapatannya berkurang dan sudah tidak mmapu membiayai hidupnya maka
seseorang itu tergolong miskin. Kedua, kemiskinan juga berdampak pada
kriminalitas atau pemicu konflik yang sering terjadi di Indonesia. Ketiga,
pendidikan. Tingkat penduduk yang putus sekolah menjadi meningkat karena
mereka tidak mapu membiayai sekolah dan ini dapat menyebabkan seseorang tidak
mampu bersaing di dunia kerja. Keempat, kesehatan. Semakin banyak orang miskin
yang tidak mampu untuk berobat karena biaya pengobatan mahal.
15
2.4 Kebijakan Pemerintah Untuk Mengurangi Pengangguran dan Kemiskinan
Pengangguran dan kemiskinan jika dibiarkan akan menyebabkan keadaan
ekonomi Indonesia menjadi tidak baik bahkan dapat menyebabkan ekonomi tumbuh
negatf. Jadi pemerintah harus mengambil kebijakan untuk mengurangi pengangguran
dan kemiskinan agar tidak menganggu stabilitas ekonomi. Banyak hal yang dapat
dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran.
Pertama, menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Keadaan politik dan ekonomi
yang stabil harus terus mempertahankan agar dunia usaha baik pengusaha dalam dan
luar negeri merasa nyaman dalam menjalankan usahanya. Lebih memperbanyak
dunia usaha (sektor riil) yang akan menyerap pengangguran yang ada.
Kedua, meningkatkan kemampuan kerja. Pengangguran di Indonesia salah
satunya disebabkan karena kurangnya skill yang dimiliki oleh para pencari kerja.
Untuk hal ini pemerintah perlu memperhatikan kualitas pendidikan dan pelatihan
yang baik agar tetap bisa bersaing di dunia kerja.
Sedangkan kemiskinan merupakan masalah kompleks yang tidak mudah
diatasi. Untuk itu pemerintah perlu membuat kebijakan untuk mengurangi kemiskinan
di Indonesia, antara lain:
Pertama, membangun sumber daya manusia. Perbaikan terhadap pelayanan
sosial seperti pendidikan, kesehatan dan gizi agar kehidupan masyarakt menjadi lebih
sehjahtera dan mengurangi kemiskinan.
Kedua, mengatur inflasi. Pemerintah harus membuat kebijakan untuk mengatur
laju inflasi di Indonesia agar tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, jika inflasi
meningkat maka akan menyebabkan penduduk miskin bertambah. Banyak cara
16
mengatasi inflasi yang terlalu tinggi yaitu dengan cara menaikan cash ratio, politik
pasar terbuka, menaikan tingkat bunga, penurunan pengeluaran pemerintah, menaikan
pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah.
Ketiga, peranan lembaga swadya masyarakat (LSM). Peranan LSM juga
sangata penting dalam mengurangi kemiskinan yaitu dengan cara
mengimplementasikan program pengurangan kemiskinan karena flexibilitas dan
pengetahuan tetntang komunitas yang dibina, LSM juga dapat menjangkau golongan
miskin secar lebih efektif.
17
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Dari sekian banyak masalah yang telah diuraikan bahwa ternyata terjadi
hubungan anatara pengangguran dan kemiskinan terhadap pertumbuuhan ekonomi
Indonesia. Banyak sekali masalah yang menjadi faktor-faktor penyebab
pengangguran dan kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah di tuntut
harus bisa menutaskan masalah pengangguran dan kemiskinan agar pertumbuhan di
Indonesia menjadi lebih postif. Negara yang ingin mengembangkan negaranya harus
membangun perekonomian yang dapat meningkatkan standar hidup masyarakatnya
yang diukur dari kenaikan penghasilan riil perkapita. Indonesia sebagai negara
berkembang banya sekali yang harus dibenahi agar dapat menjadi negara maju yaitu
meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, keahlian agar tidak banyak
pengangguran yang menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar perumbuhan ekonomi Indonesia tetap berkembang
dengan baik atau tumbuh positif maka pemerintah harus membuat prioritas utama.
pemerintah harus membuat kebijakan yang mampu meningkatakan pertumbuhan
ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan. Pemerintah juga harus lebih
berkonsentrasi kepada aspek riil mengenai kemiskinan dan pengangguran serta mutu
pedidikan, bukan hanya berfokus pada masalah politik dan perebutan kekuasaan
demi kepentingan pribadi ataupun golongan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Amri Amir. 2007. “Pengaruh Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengangguran di Indonesia”. Jurnal Inflasi dan Pengangguran Vol.1 no.1, 2007, Jambi.
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga
Galbraith, John Kenneth. 1984. The Affluent Society. Boston : Houghton Mifflin. USA.
M, Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE
Mankiw,N. George. 2000. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Mankiw,N. George. 2006. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
P.H, Soetrisno. 1992. Kapita Selekta Ekonomi Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Andi
Sadono,Sukirno. 2006. Teori Pengantar Ekonomi Edisi 3. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Tulus T.H, Tambunan. 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor. Ghalia Indonesia.
http://andippkd.blogspot.com/2012/05/sebab-sebab-terjadinya-pengangguran.html/02/12/2012
http://viepanda.student.umm.ac.id/2010/02/05/21/
Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, diakses 02 Desember 2012 (http://www.bps.go.id/brs_file/pdb-05nov10.pdf)
Badan Pusat Statistik, Profil Kemiskinana di Indonesia Maret 2010, diakses 02 Desember 2012 (http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01jul10.pdf)
Badan Pusat Statistik, Keadaan Ketenagkejaan di Indonesia Austus 2010, diakses 02 Desember 2012 ( http://www.bps.go.id/brs_file/naker-01des10.pdf)
19