Makalah Bahasa Indonesia
-
Upload
asnawati-asti -
Category
Documents
-
view
21 -
download
2
description
Transcript of Makalah Bahasa Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seseorang pengarang, atau
ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku
maupun majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seseorang ahli
itu perkenankan tidak berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri
dari kutipan-kutipan. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu
banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya jangan dianggap
sebagai suatu himpunan berbagai macam pendapat. Kutipan-kutipan
berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu.
Menurut lamuddin finoza. (2005), Dalam penulisan-penulisan ilmiah,
baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis,maupun penulisan
skripsi, dan disertasi-disertasi sering kali di pergunakan kutipan-kutipan
untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan .
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatakan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila
keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan,
maka catatan atau keterangan semacam itu disebut saja keterangan.
Penjelasan mengenai sumber asal kutipan yang dimaksudkan dalam teks
dapat ditempatkan pada catatan kaki (kalau memang cara ini dimaksudkan
untuk menunjuk sumber tempat terdapatnya suatu kutipan, tetapi dapat juga
dipakai untuk memberi keterangan-keterangan lainya dari teks yang akan
diberi penjelasan itu terdapat suatu hubungan yang erat.
Daftar kepustakaan atau bibliografi adalah daftar yang berisi judul
buku-buku,artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang bertalian
dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang sementara
digarap .
B. MASALAH
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana perbedaan antara kutipan , catatan kaki serta daftar pustaka.
2. Bagaimana hubungan antara kutipan , catatan kaki serta daftar pustaka.
C. TUJUAN
Tujuan pembahasan ini adalah untuk :
1. Mengetahui prinsip-prinsip kutipan , jenis-jenis kutipan serta cara-cara
mengutip kutipan.
2. Mengetahui tujuan membuat catatan kaki ,prinsip pembuatannya dan
unsur-unsur referensi.
3. Mengetahui fungsi dan unsur-unsur pustaka.
BAB II
ISI
A. KUTIPAN
Dalam penulisan-penulisan ilmiah, baik penulisan artikel-artikel
ilmiah, karya-karya tulis,maupun penulisan skripsi, dan disertasi-disertasi
sering kali di pergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau
untuk membuktikan apa yang dikatakan.
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang
pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-
buku maupun majalah-majalah, dan surat kabar. kutipan juga dapat diambil
dari sumber lisan yaitu dari ucapan lisan seperti pidato atau diskusi.
Walau kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan, tidaklah
berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan.
Sebaliknya kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan untuk
menunjang pendapatnya itu.
1. Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang diambil secara lengkap
kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks aslinya.
Contoh :
Arti deskripsi dapat kita lihat melalui batasan
berikut : Keraf (1981: 93) “ Deskripsi atau pemerian
merupakan bentuk tulisan yang bertalian dengan
usaha para penulis untuk memberikan perincian dari
objek yang sedang dibicarakan”.
b. Kutipan tak langsung ( Kutipan isi )
Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seorang
pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari
pendapat tersebut.
Contoh :
Apabila dikaji lebih jauh tentang penduduk asli
Indonesia yang tertua, kita harus kembali melihat
bukti-bukti peninggalan sejarah. Pada zaman
prehistoris, penduduk asli Indonesia yang tertua
mempunyai bentuk dan ciri-ciri fisik yang berbeda
dengan manusia sekarang. Hal ini dapat dilihat pada
posil-posil dan alat-alat yang ditemukan oleh para
ahli antropologi. Manusia pada zaman tersebut masih
hidup secara berkelompok dan hidup berpindah-
pindah. (Koentjaraningrat, 1982: 3).
2. Prinsip-prinsip Mengutip
a. Jangan mengadakan perubahan.
Pada waktu mengadakan kutipan langsung, pengarang tidak
boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya.
b. Bila ada kesalahan.
Bila dalam kutipan itu terdapat kesalahan atau
keganjilan, entah dalam persoalan atau dalam soal-
soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh
memperbaiki kesalahan-kesalahan itu.
c. Menghilangkan bagian kutipan.
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan
bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa penglihatan bagian itu
tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna
keseluruhannya.
Contoh bagian kalimat yang dihilangkan :
a. Naskah asli
Demikian pula nilai sosial kata harus sesuai dengan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Antara lain apakah ada
kata-kata yang tabu, sakral, atau yang berkonotasi lain.
b. Kutipan
“demikian pula nilai sosial kata harus sesuai dengan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat. ….. .”
Contoh bagian alinea yang dihilangkan
a. Naskah asli
Kaidah sosial berhubungan erat dengan persyaratan
kesesuaian pemilihan kata. Kata yang digunakan harus sesuai
dengan kesempatan atau situasi yang dimasuki. Pada situasi
resmi (formal). Digunakan kata-kata baku, sedangkan pada
situasi tidak resmi (nonformal) dapat digunakan kata-kata
nonbaku. Situasi masyarakat pendengar dan pembaca yang
menjadi sasaran harus diperhatikan. baik umurnya,
golongannya, maupun pendidikannya.
b. Kutipan
“kaidah sosial berhubungan erat dengan persyaratan
kesesuaian pemilihan kata. Kata yang digunakan harus sesuai
dengan kesempatan atau situasi yang di masuki . . . . . . . . . . . . “
3. Cara-cara mengutip.
Agar tiap-tiap jenis kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas,
perhatikanlah cara-cara sebagai berikut :
a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari
empat baris ketika, akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara
berikut :
1) Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks;
2) Kutipan itu diapit dengan tanda kutip;
3) Jarak antara baris dengan baris dua spasi ;
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan
setengah spasi keatas, atau dalam tanda kurung ditempatkan
nama pengarang, tahun penerbit, dan nomor halaman tempat
terdapat kutipan itu.
b. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris
Kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat baris
ketikan ditulis dengan cara-cara berikut :
1) Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak dua setengah
spasi;
2) Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi.
3) Kutipan itu dapat diapit atau tidak dengan tanda kutip.
4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah
spasi keatas, atau ditempatkan dalam tanda kurung nama singkat
pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat
kutipan itu.
5) Seluruh kutipan dimasukkan kedalam 5-7 ketikan; bila kutipan
itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan
itu dimasukkan kedalam lagi 5-7 ketikan.
c. Kutipan tak langsung
Dalam kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu
yang dikemukakan. Sebab itu, kutipan tak langsung tidak boleh
mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan
unhtuk membuat ketipan tak langsung :
1) kutipan itu diintegrasikan dengan teks.
2) jarak antara baris dengan baris dua spasi.
3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip.
d. Kutipan pada catatan kaki
selain dari kutipan yang dimasukkan dalam teks seperti telah
diuraikan (baik kutipan langsung maupun kutipan tak langsung).
Ada pula kutipan yang ditempatkan pada catatan kaki. Bila cara
demikian yang dipergunakan, maka kutipan demikian selalu
ditempatkan dalam spasi rapat, biarpun kutipan itu singkat saja.
e. Kutipan atas ucapan lisan
dalam karya-karya ilmiah atau tulisan-tulisan lainnya, sering
pula dibuat kutipan-kutipan atas ucapan-ucapan lisan, entah yang
diberikan dalam ceramah-ceramah, kuliah-kuliah atau wawancara-
wawancara sebenarnya kutipan atas sumber semacam ini sulit
dipercaya, kecuali mungkin ucapan yang disampaikan seorang
tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang luar biasa, serta
dapat diikuti oleh masyarakat luas.
B. Catatan kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila
keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan,
maka catatan atau keterangan semacam itu disebut saja keterangan.
Hubungan antara catatan kaki dan teks yang dijelaskan itu biasanya
dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama, baik yang terdapat
dalam teks maupun yang terdapat dalam catan kaki itu sendiri. misalnya
nomor urut penunjukan (…1).selain mempergunakan nomor-nomor
penunjukan hubungan itu kadang-kadang dinyatakan pula dengan
mempergunakan tanda asterik atau tanda bintang (*) pada halaman yang
bersangkutan. Bila pada halaman yang sama terdapat dua catatan atau lebih,
maka diperguanakan satu tanda asterik untuk catatan pertama (…*), dan dua
tanda asterisk untuk catatan yang kedua (…**) dan seterusnya.
1. Tujuan Membuat Catatan Kaki
Pada dasarnya sebuah catatan kaki dibuat untuk maksud-maksud
sebagai berikut :
a. Menyusun pembuktian
Catatan kaki bertujuan untuk menyusun pembuktian terhadap
semua dalil atau pernyataan yang penting yang bukan merupakan
pengetahuan umum dalam hal ini penulis menunjuk tempat atau
sumber suatu kebenaran yang telah dibuktikan orang lain.
b. Menyatakan utang budi
Catatan kaki bertujuan untuk menyatakan utang budi terhadap
pengarang yang dikutip pendapatnya, yaitu secara jelas dan terus
terang penulis menyatakan sumber kutipan itu diambil. Dengan
menyebut nama pengarang yang dikutip pendapatnya itu, sekurang-
kurangnya kita telah menyatakan utang budi kepadanya
c. Menyampaikan keterangan tambahan
Catatan kaki dapat pula dimaksudkan untuk menyampaikan
keterangan tambahan untuk memperkuat uraian di luar persoalan
atau garis-garis yang diperkenankan oleh laju teks.
Prinsip yang umum untuk hal itu adalah bahwa gerak atau laju
dari teks karangan tidak boleh diganggu oleh referensi atau
keterangan tambahan. Selain itu, keterangan tambahan yang
dimaksud untuk memperkuat teks karangan dapat dibentuk :
1) menyampaikan inti sebuah fragmen yang dipinjam.
2) menyampaikan informasi tambahan terhadap topik yang
disebut dalam teks.
3) menyampaikan materi-materi penjelas yang kurang penting.
d. Merujuk bagian lain dari teks
catakan kaki dapat dipergunakan untuk menyediakan
referensi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu. Dalam hal
ini, penulis misalnya memberi catatan untuk melihat atau
memeriksa uraian pada halaman atau bab lain sebelumnya.
2. Prinsip Membuat Catatan Kaki
Untuk membuat catatan kaki, perlu diperhatikan beberapa prinsip
berikut :
a. Hubungan catatan kaki dan teks
Hubungan catatan kaki dan teks harus dinyatakan secara jelas
oleh nomor penunjuk, baik dalam teks maupun dalam catatan kaki.
Nomor penunjuk pada catatan kaki dan teks selalu ditempatkan
agak keatas setengah spasi dari baris teks yang bersangkutan, dan
pada catatan kaki setengah spasi dibawah garis untuk catatan kaki
tersebut .
b. Nomor urut penunjukan
Pemberian nomor urut penunjukan dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu pertama, nomor urut penunjukan berlaku untuk tiap bab;
dan kedua, nomor urut penunjukan berlaku untuk seluruh karangan.
Pemakaian nomor urut penunjukan tersebut masing-masing
mempunyai konsekuensi tersendiri.
3. Teknik pembuatan catatan kaki
Penempatan catatan kaki mengikuti syarat-syarat yaitu :
a. Harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman
tersebut, sehingga margin bawah tidak boleh sempit dari 3 cm
sesudah diketik baris terakhir dari catatan kaki.
b. Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak tiga spasi harus dibuat
sebuah garis mulai margin kiri sepanjang 15 ketikan
(_____________).
c. Dalam jarak kedua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5 – 7 ketikan
dari margin kiri diketik nomor penunjukan.
d. Langsung sesudah nomor penunjukan, setengah spasi ke bawah
mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
e. Jarak antara baris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan
jarak antara catatan kaki pada halaman yang sama (kalau ada)
adalah dua spasi.
f. Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.
Selain dari cara diatas terdapat teknik pembuatan catatan kaki
menggunakan MS.Word. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Arahkan pointer ke kalimat yang mau diberi footnote.
Contoh : Tutorial Software Gratis.
b. Kemudian arahkan pointer anda ke Menu Bar klik references,
setelah itu anda klik AB Insert footnote. Cara alternatif atau cara
cepatnya yaitu dengan tekan (Alt + Ctrl + F)
c. Silahkan ketik sumber referensi yang anda inginkan.
d. Untuk tahap akhir yaitu kembali ke mode pengetikan, silahkan klik
pada layar anda, terserah. Maka hasilnya footnote anda sudah jadi.
e. Untuk menambahkan footnote silahkan ulangi lagi cara yang
diatas.
4. Jenis catatan kaki
Jenis catatan kaki dapat dibagi atas tiga macam :
a. Penunjukan sumber (referensi)
Catatan kaki yang menunjuk sumber kutipan disebut referensi.
Referensi dibuat bila :
1) Mempergunakan sebuah kutipan langsung.
2) Mempergunakan sebuah kutipan tak langsung.
3) Menjelaskan dengan kata-kata sendiri apa yang telah dibaca.
4) Meminjam sebuah peta atau diagram dari suatu sumber.
5) Menyusun sebuah diagram berdasarkan data-data yang
diperoleh dari sumber,atau beberapa sumber tertentu.
6) Menyajikan sebuah evidensi khusus, yang tidak dianggap
sebagai pengetahuan umum.
7) Menunjuk kembali kepada bagian lain dari karangan itu.
b. Catatan penjelas
Catatan penjelasan adalah catatan kaki yang dibuat dengan
tujuan untuk membatasi suatu pengertian, atau menerangkan dan
memberi komentar terhadap suatu pernyataan atau pendapat yang
dimuat dalam teks. Catatan penjelasan hanya berfungsi memberikan
penjelasan tambahan.
c. Gabungan sumber dan penjelas .
Gabungan kedua macam catatan ini, pertama menunjuk sumber
dimana dapat diperoleh bahan-bahan dalam teks; dan kedua,
memberikan komentar atau penjelasan seperlunya tentang pendapat
atau pernyataan yang dikutip tersebut, atau keterangan tambahan
yang ada hubungan dengan sumber itu.
5. Unsur-unsur referensi
Unsur-unsur catatan kaki yang menyangkut referensi, disamping
itu, ada perbedaan yang cukup penting, yaitu referensi selalu
mencantumkan nomor halaman, dimana kutipan itu dapat diperoleh.
Unsur-unsur catatan kaki dimaksud adalah :
a. Pengarang
Nama pengarang dicantumkan sesuai dengan urutan biasa
yaitu : gelar (kalau ada), nama kecil, nama keluarga. Pada
penunjukan kedua, dan selanjutnya cukup dipergunakan nama
singkat saja.
b. Judul
Semua judul sebagai sumber referensi harus digaris bawahi,
kecuali judul artikel dimasukkan dalam tanda kutip. Penyebutan
sumber kedua dan seterusnya untuk sumber yang sama. Tidak perlu
disebut lagi cukup diganti dengan singkatan.
c. Data publikasi
Tempat dan tahun penerbitan sebuah buku dapat dicantumkan
pada referensi pertama ; referensi-referensi selanjutnya ditiadakan.
Dalam referensi pertama, tempat dan tahun terbit ditempatkan
dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan sebuah, misalnya :
(Jakarta, 1973).
d. Jilid dan nomor halaman
Untuk buku yang terdiri dari satu jilid. Maka singkatan
halaman (hal.) dipakai untuk menunjukkan nomor halaman,
misalnya : hal. 78. jika buku terdiri dari beberapa jilid, maka harus
dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman. Untuk nomor jilid
dipergunakan angka romawi, sedangkan untuk nomor halaman
dipergunakan angka arab.
6. Penulisan referensi pada catatan kaki
Cara membuat catatan kaki mempunyai hubungann
dengan teks pada halaman yang sama. Di bawah ini
akan diberikan beberapa contoh yang dianggap penting
mengenai cara membuat catatan kaki.
a. Referensi buku dengan seorang pengarang
Contoh :
_______________1 Dr. Gorys Keraf, Komposisi (Ende-Flores, 1980), hal. 201.
b. Referensi buku dengan dua sampai tiga pengarag
Contoh :
________________2 Drs. Rasjid Sartuni, Drs. Lamuddin Finoza, Dra. Siti Aisyah Sudari, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta, 1984), hal. 74.
c. Referensi buku dengan lebih dari tiga pengarang
Contoh :
________________3 Drs. Yulius S., et. al., Kamus Baru Bahasa Indonesia Surabaya, 1980), hal. 80.
d. Referensi buku terdiri atas dua jilid atau lebih
Contoh :
________________4 Dra. Kartini Kartono, Psychologi Wanita, jld. I (Bandung, 1977), hal. 88-89.
e. Referensi sebuah edisi dari karya seorang pengarang atau lebih
Contoh :
________________5 Lukman Ali, ed., Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai Tjerminan Manusia Indonesia Baru (Djakarta, 1967), hal. 84 -85.
f. Referensi sebuah terjemahan
Contoh :
________________6 Multatuli, Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, trj. H.B. Jassin (Djakarta, 1972), hal. 50.
g. Referensi pada artikel majalah
Ada tiga cara yang dapat dipergunakan untuk membuat catatan
kaki yang merujuk kepada artikel dalam sebuah majalah, yaitu :
Contoh :
1)________________7 Ny.H. Soebadio, “Penggunaan Bahasa sansekerta dalam Pembentukan Istilah Baru.” Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, I (April, 1963), hal. 47 – 58.2)________________8 Harimurti Kridalaksana, “Perhitungan Leksikostatistik atas Delapan Bahasa Nusantara Barat serta Penentuan Pusat Penyebaran Bahsa-bahasa itu berdasarkan Teori Migrasi,” Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, 2 : 319 – 352, Oktober, 1964.3)________________9 Samsuri, M.A. “Sistem Fonem Indonesia dan suatu Penyusunan Edjaan Baru,” Medan Ilmu Pengetahuan, Oktober, 1960, hal. 323 – 341.
h. Referensi pada artikel harian
Contoh :
________________10 Tajuk Rencana dalam kompas, 19 Januari, 1988, hal. 4.
i. Tesis dan disertasi yang belum diterbitkan
Contoh :
________________11 Jos Daniel Parera, “Fonologi Bahasa Gorontalo” (Skripsi Sarjana, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Djakarta, 1964), hal. 30.
Dalam catatan kaki biasanya dipergunakan pula singkatan-
singkatan. Singkatan-singkatan yang paling penting diketahui adalah :
a. Ibid.
Dalam bahasa Latin ibedem yang berarti ‘pada tempat yang
sama’. Singkatan ini dipergunakan bila catatan kaki yang berikut
menunjuk kepada karya atau artikel yang telah disebutkan dalam
catatan nomor sebelumnya. Bila halamannya sama, maka hanya
dipergunakan singkatan ibid., bila halamannya berbeda, maka
sesudah singkatan ibid. dicantumkan pula nomor halamannya.
Singkatan ibid. selalu selalu digarisbawahi atau dicetak miring.
b. Op.Cit.
Dalam bahasa Latin Opere Citato, yang berarti ‘pada karya yang
telah dikutip’. Singkatan ini dipergunakan bila catatan itu menunjuk
kembali kepada sumber yang telah disebut lebih dahulu, tetapi
siselingi oleh sumber lain. Dalam hal ini, sesudah nama pengarang
terus dicantumkan singkatan op.cit. Bila penununjukkan kepada
halaman atau jilid dan halaman, maka nomor dan jilid serta halaman
ditempatkan sesudah singkatan op.cit.
c. Loc.Cit.
Dalam kata bahasa Latin Loco Citato yang berarti “pada tempat
yang telah dikutip’. Singkatan ini biasanya dipakai untuk menyebut
atau menunjuk kepada sebuah artikel majalah, harian atau
ensiklopedia yang telah disebut sebelumnya, tetapi diselingi oleh
sumber lainnya.
d. Ed.
Merupakan singkatan dari editor (penyunting) atau edisi
(editor).
e. Et.al.
Merupakan singkatan dari et alii yang berarti ‘dan lain-lain’.
Dipakai untuk menyatakan atau menggantikan pengarang-
pengarang yang tidak disebutkan namanya.
f. Vol.
Merupakan singkatan dari volume atau jilid.
Contoh penerapannya :
_______________1 Dr. Gorys Keraf, Komposisi, (Cet. 2, Ende-Flores; Airlangga, 1980), h. 211.2 Ibid. 3 Ibid. hal. 250.4 Drs. A. Hadi Nafiah, Anda Ingin Jadi Pengarang ? (Surabaya; Gramedia, 1981), hal. 9.
5 Dr. Gorys Keraf, op. cit., hal. 230.6 Amran Halim, ed., Bahasa dan Pembangunan Bangsa ,(Jakarta, 1981), hal. 55 – 72.7 Ibid. hal. 80.8 Nafiah, loc. cit.9 Ibid.
C. DAFTAR PUSTAKA
1. Pengertian daftar pustaka
Daftar kepustakaan atau bibliografi adalah daftar yang berisi
judul buku-buku,artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang
bertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang
sementara digarap
2. Fungsi dan unsur-unsur daftar pustaka
Secara keseluruhan fungsi bibliografi ada dua, yaitu :
a. Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah
secara keseluruhan
b. Sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki; maksudnya
adalah apabila seorang pembaca ingin mengetahui lebih
lanjut tentang refrensi yang terdapat pada catatan kaki, maka
ia dapat mencarinya dalam daftar kepustakaan.
3. Ketentuan penulisan daftar pustaka
a. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut
b. Nama penulis
Jika nama lebih dari satu kata, maka penulisannya dibalik
(pembalikannya dipisah dengan tanda koma (,)
Contoh :
Gorys Kerap : Kerap, Gorys
Jos Daniel Parera : Parera, Jos Daniel
Gelar akademik tidak perlu ditulis.
Urutannya sesuai dengan abjad
c. Judul buku dicetak miring. Dan apabila tegak lurus harus digaris
bawah, kecuali judul artikel atau judul karya tulis yang tidak
dipublikasi, harus tegak tetapi diapit dengan tanda petik (”..........”)
d. Tanda titik digunakan sesudah nama pengarang, sesudah tahun
terbit, sesudah judul buku, dan nama penerbit
e. Penggunaan titik dua (:) digunakan sesudah kota penerbit.
f. Baris pertama ditulis dari garis tepi dan baris berikutnya tulisan
kedalam sebanyak tiga atau empat huruf.
g. Urutan penulisan daftar pustaka dari buku yaitu :
1) nama pengarang,
2) tahun terbit,
3) judul buku,
4) kota penerbit,
5) dan nama penerbit.
4. Contoh- contoh penulisan daftar pustaka
a. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari buku :
Judul : Komposisi Bahasa Indonesia
Pengarang : Lamuddin Finoza
Tahun : 2002
Kota penerbit : Jakarta
Nama Penerbit : Diksi Insan Mulia
Contoh penulisan :
Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
Diksi Insan Mulia.
b. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari koran atau surat kabar.
Contoh:
Ilenk, Rembulan. “Jadilah Perempuan yang Kuat Untukku.”
Kompas, Rabu, 27 Mei 2009.
Tanzil, Hernadi. 2009. “Sekaligus Menghibur Melawan Kejahatan
di Papua.” Tempo, 26 Juni 2009.
c. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari buku dan Jika penulisnya
lebih dari tiga orang.
Ketentuannya adalah hanya satu orang yang dituliskan,
kemudian ditambah keterangan dkk. (dan kawan-kawan). Contoh :
Sugono, Dendy dkk. 2003. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
d. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari artikel
Jika berupa artikel urutannya yaitu nama penulis (seperti pada
buku), tahun terbit, judul artikel (diapit tanda petik dua), nama
koran ditulis miring, tanggal terbit. Contoh :
Saptaatmaja, Tom S. 2005. "Imlek, Momentum Untuk Rekonsiliasi."
Koran Tempo, 11 Maret 2005.
e. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari Majalah
Sama dengan surat kabar, tetapi di belakang nama majalah
ditambahkan nomor edisi. Contoh:
Kleiden, Ignas. 2005. "Politik Perubahan Tanpa Perubahan Politik."
Tempo No. XX.
f. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari makalah.
Contoh:
Haryadi, Lalu Alwan. 2010. “Eksistensi Musik/Lagu Pop Religi
Ungu ‘Surga-Mu’ ” Dalam Tinjauan Hegemoni Gramsci.
Yogyakarta : FIB-UGM.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada materi pengutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka dapat kami
simpulkan bahwa semua yang menyangkut tentang kutipan-kutipan serta
teknik catatan kaki, cara pembuatan catatan kaki, dan daftar pustaka yang
terbentuk dalam sebuah buku.
Pembuatan makalah bahasa Indonesia ini berjudul “
pengutipan/catatan kaki dan daftar pustaka” oleh kelompok 6 bisa
diselesaikan dengan baik, bila pun ada kesalahan atau kekeliruan dalam
pembuatan makalah ini mohon dimaklumi karena segala kekurangan yang
bisa dijadikan sebagai bahan kesempurnaaan makalah ini.
B. SARAN
Pembahasan ini diharapkan dapat diterapkan , sehingga lebih
memahami apa itu kutipan ,catatan kaki , serta daftar pustaka .