Makalah Bahasa Indonesia

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah- majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seseorang ahli itu perkenankan tidak berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan- kutipan. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya jangan dianggap sebagai suatu himpunan berbagai macam pendapat. Kutipan-kutipan berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu. Menurut lamuddin finoza. (2005), Dalam penulisan-penulisan ilmiah, baik penulisan artikel- artikel ilmiah, karya-karya tulis,maupun penulisan skripsi, dan disertasi-disertasi sering kali di pergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan . Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatakan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan, maka catatan atau keterangan semacam itu disebut

description

Pengutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.

Transcript of Makalah Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seseorang pengarang, atau

ucapan seseorang yang terkenal, baik yang terdapat dalam buku-buku

maupun majalah-majalah. Walaupun kutipan atas pendapat seseorang ahli

itu perkenankan tidak berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri

dari kutipan-kutipan. Penulis harus bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu

banyak mempergunakan kutipan supaya karangannya jangan dianggap

sebagai suatu himpunan berbagai macam pendapat. Kutipan-kutipan

berfungsi sebagai bahan bukti untuk menunjang pendapatnya itu.

Menurut lamuddin finoza. (2005), Dalam penulisan-penulisan ilmiah,

baik penulisan artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis,maupun penulisan

skripsi, dan disertasi-disertasi sering kali di pergunakan kutipan-kutipan

untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan .

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang

ditempatakan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila

keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan,

maka catatan atau keterangan semacam itu disebut saja keterangan.

Penjelasan mengenai sumber asal kutipan yang dimaksudkan dalam teks

dapat ditempatkan pada catatan kaki (kalau memang cara ini dimaksudkan

untuk menunjuk sumber tempat terdapatnya suatu kutipan, tetapi dapat juga

dipakai untuk memberi keterangan-keterangan lainya dari teks yang akan

diberi penjelasan itu terdapat suatu hubungan yang erat.

Daftar kepustakaan atau bibliografi adalah daftar yang berisi judul

buku-buku,artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang bertalian

dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang sementara

digarap .

B. MASALAH

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana perbedaan antara kutipan , catatan kaki serta daftar pustaka.

2. Bagaimana hubungan antara kutipan , catatan kaki serta daftar pustaka.

C. TUJUAN

Tujuan pembahasan ini adalah untuk :

1. Mengetahui prinsip-prinsip kutipan , jenis-jenis kutipan serta cara-cara

mengutip kutipan.

2. Mengetahui tujuan membuat catatan kaki ,prinsip pembuatannya dan

unsur-unsur referensi.

3. Mengetahui fungsi dan unsur-unsur pustaka.

BAB II

ISI

A. KUTIPAN

Dalam penulisan-penulisan ilmiah, baik penulisan artikel-artikel

ilmiah, karya-karya tulis,maupun penulisan skripsi, dan disertasi-disertasi

sering kali di pergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau

untuk membuktikan apa yang dikatakan.

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang

pengarang, atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-

buku maupun majalah-majalah, dan surat kabar. kutipan juga dapat diambil

dari sumber lisan yaitu dari ucapan lisan seperti pidato atau diskusi.

Walau kutipan atas pendapat seorang ahli itu diperkenankan, tidaklah

berarti bahwa sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan.

Sebaliknya kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai bahan untuk

menunjang pendapatnya itu.

1. Jenis Kutipan

a. Kutipan langsung

Kutipan langsung adalah kutipan yang diambil secara lengkap

kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks aslinya.

Contoh :

Arti deskripsi dapat kita lihat melalui batasan

berikut : Keraf (1981: 93) “ Deskripsi atau pemerian

merupakan bentuk tulisan yang bertalian dengan

usaha para penulis untuk memberikan perincian dari

objek yang sedang dibicarakan”.

b.      Kutipan tak langsung ( Kutipan isi )

Kutipan tak langsung adalah pinjaman pendapat seorang

pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisar dari

pendapat tersebut.

Contoh :

Apabila dikaji lebih jauh tentang penduduk asli

Indonesia yang tertua, kita harus kembali melihat

bukti-bukti peninggalan sejarah. Pada zaman

prehistoris, penduduk asli Indonesia yang tertua

mempunyai bentuk dan ciri-ciri fisik yang berbeda

dengan manusia sekarang. Hal ini dapat dilihat pada

posil-posil dan alat-alat yang ditemukan oleh para

ahli antropologi. Manusia pada zaman tersebut masih

hidup secara berkelompok dan hidup berpindah-

pindah. (Koentjaraningrat, 1982: 3).

2. Prinsip-prinsip Mengutip

a. Jangan mengadakan perubahan.

Pada waktu mengadakan kutipan langsung, pengarang tidak

boleh mengubah kata-kata atau teknik dari teks aslinya.

b. Bila ada kesalahan.

Bila dalam kutipan itu terdapat kesalahan atau

keganjilan, entah dalam persoalan atau dalam soal-

soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh

memperbaiki kesalahan-kesalahan itu.

c. Menghilangkan bagian kutipan.

Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan

bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa penglihatan bagian itu

tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna

keseluruhannya.

Contoh bagian kalimat yang dihilangkan :

a. Naskah asli

Demikian pula nilai sosial kata harus sesuai dengan nilai-

nilai yang berlaku dalam masyarakat. Antara lain apakah ada

kata-kata yang tabu, sakral, atau yang berkonotasi lain.

b. Kutipan

“demikian pula nilai sosial kata harus sesuai dengan nilai-

nilai yang berlaku dalam masyarakat. ….. .”

Contoh bagian alinea yang dihilangkan

a. Naskah asli

Kaidah sosial berhubungan erat dengan persyaratan

kesesuaian pemilihan kata. Kata yang digunakan harus sesuai

dengan kesempatan atau situasi yang dimasuki. Pada situasi

resmi (formal). Digunakan kata-kata baku, sedangkan pada

situasi tidak resmi (nonformal) dapat digunakan kata-kata

nonbaku. Situasi masyarakat pendengar dan pembaca yang

menjadi sasaran harus diperhatikan. baik umurnya,

golongannya, maupun pendidikannya.

b. Kutipan

“kaidah sosial berhubungan erat dengan persyaratan

kesesuaian pemilihan kata. Kata yang digunakan harus sesuai

dengan kesempatan atau situasi yang di masuki . . . . . . . . . . . . “

3. Cara-cara mengutip.

Agar tiap-tiap jenis kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas,

perhatikanlah cara-cara sebagai berikut :

a. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris

Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari

empat baris ketika, akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara

berikut :

1) Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks;

2) Kutipan itu diapit dengan tanda kutip;

3) Jarak antara baris dengan baris dua spasi ;

4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan

setengah spasi keatas, atau dalam tanda kurung ditempatkan

nama pengarang, tahun penerbit, dan nomor halaman tempat

terdapat kutipan itu.

b. Kutipan langsung yang lebih dari empat baris

Kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat baris

ketikan ditulis dengan cara-cara berikut :

1) Kutipan itu dipisahkan dari teks dengan jarak dua setengah

spasi;

2) Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi.

3) Kutipan itu dapat diapit atau tidak dengan tanda kutip.

4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah

spasi keatas, atau ditempatkan dalam tanda kurung nama singkat

pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat

kutipan itu.

5) Seluruh kutipan dimasukkan kedalam 5-7 ketikan; bila kutipan

itu dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama dari kutipan

itu dimasukkan kedalam lagi 5-7 ketikan.

c. Kutipan tak langsung

Dalam kutipan tak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu

yang dikemukakan. Sebab itu, kutipan tak langsung tidak boleh

mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan

unhtuk membuat ketipan tak langsung :

1) kutipan itu diintegrasikan dengan teks.

2) jarak antara baris dengan baris dua spasi.

3) kutipan tidak diapit dengan tanda kutip.

d. Kutipan pada catatan kaki

selain dari kutipan yang dimasukkan dalam teks seperti telah

diuraikan (baik kutipan langsung maupun kutipan tak langsung).

Ada pula kutipan yang ditempatkan pada catatan kaki. Bila cara

demikian yang dipergunakan, maka kutipan demikian selalu

ditempatkan dalam spasi rapat, biarpun kutipan itu singkat saja.

e. Kutipan atas ucapan lisan

dalam karya-karya ilmiah atau tulisan-tulisan lainnya, sering

pula dibuat kutipan-kutipan atas ucapan-ucapan lisan, entah yang

diberikan dalam ceramah-ceramah, kuliah-kuliah atau wawancara-

wawancara sebenarnya kutipan atas sumber semacam ini sulit

dipercaya, kecuali mungkin ucapan yang disampaikan seorang

tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang luar biasa, serta

dapat diikuti oleh masyarakat luas.

B. Catatan kaki

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang

ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Bila

keterangan semacam itu ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan,

maka catatan atau keterangan semacam itu disebut saja keterangan.

Hubungan antara catatan kaki dan teks yang dijelaskan itu biasanya

dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama, baik yang terdapat

dalam teks maupun yang terdapat dalam catan kaki itu sendiri. misalnya

nomor urut penunjukan (…1).selain mempergunakan nomor-nomor

penunjukan hubungan itu kadang-kadang dinyatakan pula dengan

mempergunakan tanda asterik atau tanda bintang (*) pada halaman yang

bersangkutan. Bila pada halaman yang sama terdapat dua catatan atau lebih,

maka diperguanakan satu tanda asterik untuk catatan pertama (…*), dan dua

tanda asterisk untuk catatan yang kedua (…**) dan seterusnya.

1. Tujuan Membuat Catatan Kaki

Pada dasarnya sebuah catatan kaki dibuat untuk maksud-maksud

sebagai berikut :

a. Menyusun pembuktian

Catatan kaki bertujuan untuk menyusun pembuktian terhadap

semua dalil atau pernyataan yang penting yang bukan merupakan

pengetahuan umum dalam hal ini penulis menunjuk tempat atau

sumber suatu kebenaran yang telah dibuktikan orang lain.

b. Menyatakan utang budi

Catatan kaki bertujuan untuk menyatakan utang budi terhadap

pengarang yang dikutip pendapatnya, yaitu secara jelas dan terus

terang penulis menyatakan sumber kutipan itu diambil. Dengan

menyebut nama pengarang yang dikutip pendapatnya itu, sekurang-

kurangnya kita telah menyatakan utang budi kepadanya

c. Menyampaikan keterangan tambahan

Catatan kaki dapat pula dimaksudkan untuk menyampaikan

keterangan tambahan untuk memperkuat uraian di luar persoalan

atau garis-garis yang diperkenankan oleh laju teks.

Prinsip yang umum untuk hal itu adalah bahwa gerak atau laju

dari teks karangan tidak boleh diganggu oleh referensi atau

keterangan tambahan. Selain itu, keterangan tambahan yang

dimaksud untuk memperkuat teks karangan dapat dibentuk :

1) menyampaikan inti sebuah fragmen yang dipinjam.

2) menyampaikan informasi tambahan terhadap topik yang

disebut dalam teks.

3) menyampaikan materi-materi penjelas yang kurang penting.

d. Merujuk bagian lain dari teks

catakan kaki dapat dipergunakan untuk menyediakan

referensi kepada bagian-bagian lain dari tulisan itu. Dalam hal

ini, penulis misalnya memberi catatan untuk melihat atau

memeriksa uraian pada halaman atau bab lain sebelumnya.

2. Prinsip Membuat Catatan Kaki

Untuk membuat catatan kaki, perlu diperhatikan beberapa prinsip

berikut :

a. Hubungan catatan kaki dan teks

Hubungan catatan kaki dan teks harus dinyatakan secara jelas

oleh nomor penunjuk, baik dalam teks maupun dalam catatan kaki.

Nomor penunjuk pada catatan kaki dan teks selalu ditempatkan

agak keatas setengah spasi dari baris teks yang bersangkutan, dan

pada catatan kaki setengah spasi dibawah garis untuk catatan kaki

tersebut .

b. Nomor urut penunjukan

Pemberian nomor urut penunjukan dapat dilakukan dengan 2

cara, yaitu pertama, nomor urut penunjukan berlaku untuk tiap bab;

dan kedua, nomor urut penunjukan berlaku untuk seluruh karangan.

Pemakaian nomor urut penunjukan tersebut masing-masing

mempunyai konsekuensi tersendiri.

3. Teknik pembuatan catatan kaki

Penempatan catatan kaki mengikuti syarat-syarat yaitu :

a. Harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman

tersebut, sehingga margin bawah tidak boleh sempit dari 3 cm

sesudah diketik baris terakhir dari catatan kaki.

b. Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak tiga spasi harus dibuat

sebuah garis mulai margin kiri sepanjang 15 ketikan

(_____________).

c. Dalam jarak kedua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5 – 7 ketikan

dari margin kiri diketik nomor penunjukan.

d. Langsung sesudah nomor penunjukan, setengah spasi ke bawah

mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.

e. Jarak antara baris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan

jarak antara catatan kaki pada halaman yang sama (kalau ada)

adalah dua spasi.

f. Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

Selain dari cara diatas terdapat teknik pembuatan catatan kaki

menggunakan MS.Word. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Arahkan pointer ke kalimat yang mau diberi footnote.

Contoh : Tutorial Software Gratis.

b. Kemudian arahkan pointer anda ke Menu Bar klik references,

setelah itu anda klik AB Insert footnote. Cara alternatif atau cara

cepatnya yaitu dengan tekan (Alt + Ctrl + F)

c. Silahkan ketik sumber referensi yang anda inginkan.

d. Untuk tahap akhir yaitu kembali ke mode pengetikan, silahkan klik

pada layar anda, terserah. Maka hasilnya footnote anda sudah jadi.

e. Untuk menambahkan footnote silahkan ulangi lagi cara yang

diatas.

4. Jenis catatan kaki

Jenis catatan kaki dapat dibagi atas tiga macam :

a. Penunjukan sumber (referensi)

Catatan kaki yang menunjuk sumber kutipan disebut referensi.

Referensi dibuat bila :

1) Mempergunakan sebuah kutipan langsung.

2) Mempergunakan sebuah kutipan tak langsung.

3) Menjelaskan dengan kata-kata sendiri apa yang telah dibaca.

4) Meminjam sebuah peta atau diagram dari suatu sumber.

5) Menyusun sebuah diagram berdasarkan data-data yang

diperoleh dari sumber,atau beberapa sumber tertentu.

6) Menyajikan sebuah evidensi khusus, yang tidak dianggap

sebagai pengetahuan umum.

7) Menunjuk kembali kepada bagian lain dari karangan itu.

b. Catatan penjelas

Catatan penjelasan adalah catatan kaki yang dibuat dengan

tujuan untuk membatasi suatu pengertian, atau menerangkan dan

memberi komentar terhadap suatu pernyataan atau pendapat yang

dimuat dalam teks. Catatan penjelasan hanya berfungsi memberikan

penjelasan tambahan.

c. Gabungan sumber dan penjelas .

Gabungan kedua macam catatan ini, pertama menunjuk sumber

dimana dapat diperoleh bahan-bahan dalam teks; dan kedua,

memberikan komentar atau penjelasan seperlunya tentang pendapat

atau pernyataan yang dikutip tersebut, atau keterangan tambahan

yang ada hubungan dengan sumber itu.

5. Unsur-unsur referensi

Unsur-unsur catatan kaki yang menyangkut referensi, disamping

itu, ada perbedaan yang cukup penting, yaitu referensi selalu

mencantumkan nomor halaman, dimana kutipan itu dapat diperoleh.

Unsur-unsur catatan kaki dimaksud adalah :

a. Pengarang

Nama pengarang dicantumkan sesuai dengan urutan biasa

yaitu : gelar (kalau ada), nama kecil, nama keluarga. Pada

penunjukan kedua, dan selanjutnya cukup dipergunakan nama

singkat saja.

b. Judul

Semua judul sebagai sumber referensi harus digaris bawahi,

kecuali judul artikel dimasukkan dalam tanda kutip. Penyebutan

sumber kedua dan seterusnya untuk sumber yang sama. Tidak perlu

disebut lagi cukup diganti dengan singkatan.

c. Data publikasi

Tempat dan tahun penerbitan sebuah buku dapat dicantumkan

pada referensi pertama ; referensi-referensi selanjutnya ditiadakan.

Dalam referensi pertama, tempat dan tahun terbit ditempatkan

dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan sebuah, misalnya :

(Jakarta, 1973).

d. Jilid dan nomor halaman

Untuk buku yang terdiri dari satu jilid. Maka singkatan

halaman (hal.) dipakai untuk menunjukkan nomor halaman,

misalnya : hal. 78. jika buku terdiri dari beberapa jilid, maka harus

dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman. Untuk nomor jilid

dipergunakan angka romawi, sedangkan untuk nomor halaman

dipergunakan angka arab.

6. Penulisan referensi pada catatan kaki

Cara membuat catatan kaki mempunyai hubungann

dengan teks pada halaman yang sama. Di bawah ini

akan diberikan beberapa contoh yang dianggap penting

mengenai cara membuat catatan kaki.

a. Referensi buku dengan seorang pengarang

Contoh :

_______________1 Dr. Gorys Keraf, Komposisi (Ende-Flores, 1980), hal. 201.

b. Referensi buku dengan dua sampai tiga pengarag

Contoh :

________________2 Drs. Rasjid Sartuni, Drs. Lamuddin Finoza, Dra. Siti Aisyah Sudari, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta, 1984), hal. 74.

c. Referensi buku dengan lebih dari tiga pengarang

Contoh :

________________3 Drs. Yulius S., et. al., Kamus Baru Bahasa Indonesia Surabaya, 1980), hal. 80.

d. Referensi buku terdiri atas dua jilid atau lebih

Contoh :

________________4 Dra. Kartini Kartono, Psychologi Wanita, jld. I (Bandung, 1977), hal. 88-89.

e. Referensi sebuah edisi dari karya seorang pengarang atau lebih

Contoh :

________________5 Lukman Ali, ed., Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai Tjerminan Manusia Indonesia Baru (Djakarta, 1967), hal. 84 -85.

f. Referensi sebuah terjemahan

Contoh :

________________6 Multatuli, Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, trj. H.B. Jassin (Djakarta, 1972), hal. 50.

g. Referensi pada artikel majalah

Ada tiga cara yang dapat dipergunakan untuk membuat catatan

kaki yang merujuk kepada artikel dalam sebuah majalah, yaitu :

Contoh :

1)________________7 Ny.H. Soebadio, “Penggunaan Bahasa sansekerta dalam Pembentukan Istilah Baru.” Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, I (April, 1963), hal. 47 – 58.2)________________8 Harimurti Kridalaksana, “Perhitungan Leksikostatistik atas Delapan Bahasa Nusantara Barat serta Penentuan Pusat Penyebaran Bahsa-bahasa itu berdasarkan Teori Migrasi,”  Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia, 2 : 319 – 352, Oktober, 1964.3)________________9 Samsuri, M.A. “Sistem Fonem Indonesia dan suatu Penyusunan Edjaan Baru,” Medan Ilmu Pengetahuan, Oktober, 1960, hal. 323 – 341.

h. Referensi pada artikel harian

Contoh :

________________10 Tajuk Rencana dalam kompas, 19 Januari, 1988, hal. 4.

i. Tesis dan disertasi yang belum diterbitkan

Contoh :

________________11 Jos Daniel Parera, “Fonologi Bahasa Gorontalo” (Skripsi Sarjana, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Djakarta, 1964), hal. 30.

Dalam catatan kaki biasanya dipergunakan pula singkatan-

singkatan. Singkatan-singkatan yang paling penting diketahui adalah :

a. Ibid.   

Dalam bahasa Latin ibedem yang berarti ‘pada tempat yang

sama’. Singkatan ini dipergunakan bila catatan kaki yang berikut

menunjuk kepada karya atau artikel yang telah disebutkan dalam

catatan nomor sebelumnya. Bila halamannya sama, maka hanya

dipergunakan singkatan ibid., bila halamannya berbeda, maka

sesudah singkatan ibid. dicantumkan pula nomor halamannya.

Singkatan ibid. selalu selalu digarisbawahi atau dicetak miring.

b. Op.Cit.

Dalam bahasa Latin Opere Citato, yang berarti ‘pada karya yang

telah dikutip’. Singkatan ini dipergunakan bila catatan itu menunjuk

kembali kepada sumber yang telah disebut lebih dahulu, tetapi

siselingi oleh sumber lain. Dalam hal ini, sesudah nama pengarang

terus dicantumkan singkatan op.cit. Bila penununjukkan kepada

halaman atau jilid dan halaman, maka nomor dan jilid serta halaman

ditempatkan sesudah singkatan op.cit.

c. Loc.Cit.

Dalam kata bahasa Latin Loco Citato yang berarti “pada tempat

yang telah dikutip’. Singkatan ini biasanya dipakai untuk menyebut

atau menunjuk kepada sebuah artikel majalah, harian atau

ensiklopedia yang telah disebut sebelumnya, tetapi diselingi oleh

sumber lainnya.

d. Ed.

Merupakan singkatan dari editor (penyunting) atau edisi

(editor).

e. Et.al.

Merupakan singkatan dari et alii yang berarti ‘dan lain-lain’.

Dipakai untuk menyatakan atau menggantikan pengarang-

pengarang yang tidak disebutkan namanya.

f. Vol.

Merupakan singkatan dari volume atau jilid.

Contoh penerapannya :

_______________1 Dr. Gorys Keraf, Komposisi, (Cet. 2, Ende-Flores; Airlangga, 1980), h. 211.2 Ibid. 3 Ibid. hal. 250.4 Drs. A. Hadi Nafiah, Anda Ingin Jadi Pengarang ? (Surabaya; Gramedia, 1981), hal. 9.

5 Dr. Gorys Keraf, op. cit., hal. 230.6 Amran Halim, ed., Bahasa dan Pembangunan Bangsa ,(Jakarta, 1981), hal. 55 – 72.7 Ibid. hal. 80.8 Nafiah, loc. cit.9 Ibid.

C. DAFTAR PUSTAKA

1. Pengertian daftar pustaka

Daftar kepustakaan atau bibliografi adalah daftar yang berisi

judul buku-buku,artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang

bertalian dengan sebuah karangan atau sebagian dari karangan yang

sementara digarap

2. Fungsi dan unsur-unsur daftar pustaka

Secara keseluruhan fungsi bibliografi ada dua, yaitu :

a. Memberikan deskripsi yang penting tentang buku, majalah

secara keseluruhan

b. Sebagai pelengkap dari sebuah catatan kaki; maksudnya

adalah apabila seorang pembaca ingin mengetahui lebih

lanjut tentang refrensi yang terdapat pada catatan kaki, maka

ia dapat mencarinya dalam daftar kepustakaan.

3. Ketentuan penulisan daftar pustaka

a. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut

b. Nama penulis

Jika nama lebih dari satu kata, maka penulisannya dibalik

(pembalikannya dipisah dengan tanda koma (,)

Contoh :

Gorys Kerap : Kerap, Gorys

Jos Daniel Parera : Parera, Jos Daniel

Gelar akademik tidak perlu ditulis.

Urutannya sesuai dengan abjad

c. Judul buku dicetak miring. Dan apabila tegak lurus harus digaris

bawah, kecuali judul artikel atau judul karya tulis yang tidak

dipublikasi, harus tegak tetapi diapit dengan tanda petik (”..........”)

d. Tanda titik digunakan sesudah nama pengarang, sesudah tahun

terbit, sesudah judul buku, dan nama penerbit

e. Penggunaan titik dua (:) digunakan sesudah kota penerbit.

f. Baris pertama ditulis dari garis tepi dan baris berikutnya tulisan

kedalam sebanyak tiga atau empat huruf.

g. Urutan penulisan daftar pustaka dari buku yaitu :

1) nama pengarang,

2) tahun terbit,

3) judul buku,

4) kota penerbit,

5) dan nama penerbit.

4. Contoh- contoh penulisan daftar pustaka

a. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari buku :

Judul : Komposisi Bahasa Indonesia

Pengarang : Lamuddin Finoza

Tahun : 2002

Kota penerbit : Jakarta

Nama Penerbit : Diksi Insan Mulia

Contoh penulisan :

Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta :

Diksi Insan Mulia.

b. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari koran atau surat kabar.

Contoh:

Ilenk, Rembulan. “Jadilah Perempuan yang Kuat Untukku.”

Kompas, Rabu, 27 Mei 2009.

Tanzil, Hernadi. 2009. “Sekaligus Menghibur Melawan Kejahatan

di Papua.” Tempo, 26 Juni 2009.

c. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari buku dan Jika penulisnya

lebih dari tiga orang.

Ketentuannya adalah hanya satu orang yang dituliskan,

kemudian ditambah keterangan dkk. (dan kawan-kawan). Contoh :

Sugono, Dendy dkk. 2003. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

d. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari artikel

Jika berupa artikel urutannya yaitu nama penulis (seperti pada

buku), tahun terbit, judul artikel (diapit tanda petik dua), nama

koran ditulis miring, tanggal terbit. Contoh :

Saptaatmaja, Tom S. 2005. "Imlek, Momentum Untuk Rekonsiliasi."

Koran Tempo, 11 Maret 2005.

e. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari Majalah

Sama dengan surat kabar, tetapi di belakang nama majalah

ditambahkan nomor edisi. Contoh:

Kleiden, Ignas. 2005. "Politik Perubahan Tanpa Perubahan Politik."

Tempo No. XX.

f. Penulisan daftar pustaka yang diambil dari makalah.

Contoh:

Haryadi, Lalu Alwan. 2010. “Eksistensi Musik/Lagu Pop Religi

Ungu ‘Surga-Mu’ ” Dalam Tinjauan Hegemoni Gramsci.

Yogyakarta : FIB-UGM.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada materi pengutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka dapat kami

simpulkan bahwa semua yang menyangkut tentang kutipan-kutipan serta

teknik catatan kaki, cara pembuatan catatan kaki, dan daftar pustaka yang

terbentuk dalam sebuah buku.

Pembuatan makalah bahasa Indonesia ini berjudul “

pengutipan/catatan kaki dan daftar pustaka” oleh kelompok 6 bisa

diselesaikan dengan baik, bila pun ada kesalahan atau kekeliruan dalam

pembuatan makalah ini mohon dimaklumi karena segala kekurangan yang

bisa dijadikan sebagai bahan kesempurnaaan makalah ini.

B. SARAN

Pembahasan ini diharapkan dapat diterapkan , sehingga lebih

memahami apa itu kutipan ,catatan kaki , serta daftar pustaka .

BAB 1V

DAFTAR PUSTAKA

Finoza,Lamuddin.2005.Komposisi Bahasa Indonesia.Jakarta:Diksi Insan Mulia.

Nurjanal,Daeng.2010.Penuntun Perkuliahan Bahasa Indonesia.Alfabet

Rahardi,kunjana.2008.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.Erlangga